Dinas Pendidikan Provinsi Dinas Pendidikan KabupatenKota Sekolah Menengah Kejuruan
27
Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan
Untuk pelaksanaan monitoring dan evaluasi, setiap pemangku kepentingan dapat merumuskan instrumen berdasarkan pada indikator Indikator Kinerja
Pencapaian Fokus Kegiatan dalam Pengembangan Literasi Sekolah di SMK, untuk mengukur apakah SMK telah memfokuskan kegiatan Literasi Sekolah pada
tahap pembiasaan, pengembangan, atau pembelajaran, seperti tertuang dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Indikator Kinerja Pencapaian Fokus Kegiatan dalam Pengembangan Literasi Sekolah di SMK
TAHAPAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA DI SMK
PEMBIASAAN belum ada
tagihan 1. Membangun
ekosistem literasi sekolah dengan
fokus pada lingkungan isik.
a. Tersedia Perpustakaan SMK. b. Tersedia Area baca di SMK.
c. Tersedia Sudut Buku Kelas. d. Dibentuknya TLS.
e. Tersedia Materi Bacaan dengan berbagai jenis buku komersial,
majalah, komik, koran, dan materi bacaan lain di ruang kelas.
f. Tersedia akses internet 24 jam. g. Tersedia peralatan yang
menunjang e-literasi dalam jumlah yang cukup bagi peserta didik.
h. Pembimbingan e-literasi secara bertanggung jawab
i. Memperkenalkan etika perilaku dan hukum dalam menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi.
2. Limabelas menit membaca setiap
hari sebelum jam pelajaran
melalui kegiatan membaca
nyaring
read aloud, membaca
mandiri sustained silent
reading, dan peta cerita
story mapping.
Untuk SMK, penekanan pada kegiatan membaca mandiri dan peta cerita:
a. Tersedia program kerja sekolah untuk membaca 15 menit.
b. Peserta didik dapat menginformasikan jenis bacaan
yang diminati dalam kegiatan membaca di sekolah.
c. Peserta didik mampu menjelaskan apa yang dibaca.
d. Tersedia dokumentasi ketersediaan bahan bacaan.
28
Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan
TAHAPAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA DI SMK
PENGEMBANGAN ada tagihan
sederhana untuk penilaian non-
akademik
1. Mengembangkan ekosistem
literasi sekolah yang mencakup
lingkungan isik, sosial afektif, dan
akademik. a. Tersedia Perpustakaan SMK yang
menyediakan koleksi materi literasi dengan berbagai jenis.
b. Tersedia area baca yang nyaman di SMK.
c. Tersedia Sudut Buku Kelas yang ditata di beberapa kelas.
d. Tersedia Program kerja TLS beserta evaluasinya.
e. Tersedia Materi Bacaan dengan berbagai jenis buku komersil,
majalah, komik, koran, dan materi bacaan lain di ruang kelas, dan
area baca lainnya.
f. Tersedia akses internet 24 Jam. g. Tersedia mekanisme tagihan non
akademik. h. Tersedia arearuang untuk
memajang peta cerita dan karya peserta didik.
i. Tersedia Peralatan yang menunjang e-literasi dalam jumlah
yang cukup bagi peserta didik. 2. Limabelas menit
membaca setiap hari sebelum
jam pelajaran melalui kegiatan
membaca nyaring
read aloud, membaca
mandiri sustained silent
reading, dan peta cerita
story mapping.
Untuk SMK, penekanan pada pengembangan kegiatan membaca
mandiri dan peta cerita: a. Ada evaluasi dan pengembangan
program 15 menit membaca sebelum jam pelajaran.
b. Tersedia instrumen untuk membuat peta cerita.
c. Peserta didik mampu menjelaskan apa yang dibaca dalam bentuk
peta cerita. d. Terdapat dokumentasi
pengembangan cerita. e. Terdapat dokumentasi pembuatan
peta cerita.