Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sosialisasi adalah suatu kemampuan individu untuk dapat berinteraksi secara baik dengan
lingkungan dan memperoleh nilai-nilai yang sesuai dengan lingkungannya. Sosialisasi ini dipengaruhi oleh lingkungan dimana seseorang itu tinggal.
2.2.2 Pola Sosialisasi
Menurut Hurlock 2006 salah satu tugas perkembangan remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus
menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa di lingkungan keluarga
dan sekolah. Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat
penyesuaian baru. Yang terpenting dan tersulit penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam pola perilaku sosial,
pengelompokan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial, dan nilai-nilai baru dalam
seleksi peminpin. Hal tersebut adalah sebagai berikut: a
Kuatnya pengaruh kelompok sebaya Karena remaja lebih banyak di luar rumah bersama dengan teman-teman
sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti bahwa pengaruh teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan
perilaku lebih besar dari pada pengaruh keluarga.
Universitas Sumatera Utara
b Perubahan dalam pola perilaku sosial
Dari semua perubahan yang terjadi dalam sikap dan perilaku sosial, yang paling menonjol terjadi di bidang hubungan heteroseksual. Dalam waktu
yang singkat remaja mengadakan perubahan radikal, yaitu: tidak menyukai lawan jenis sebagai teman menjadi lebih menyukai teman dari lawan
jenisnya dari pada teman sejenisnya. c
Pengelompokan sosial baru Geng pada masa kanak-kanak berangsur-angsur bubar pada masa puber
dan awal masa remaja ketika minat individu beralih dari kegiatan bermain yang melelahkan menjadi minat pada kegiatan sosial yang lebih formal
dan kurang melelahkan. Maka terjadi pengelompokan sosial baru. Pengelompokan sosial remaja, antara lain: teman dekat, kelompok kecil,
kelompok besar, kelompok yang terorganisir, kelompok geng. d
Nilai baru dalam memilih teman Remaja menginginkan teman yang mempunyai minat dan nilai-nilai yang
sama, yang dapat mengerti dan membuatnya merasa aman, dan yang kepadanya ia dapat mempercayakan masalah-masalah dan membahas hal-
hal yang dibicarakan dengan orang tua maupun guru. e
Nilai baru dalam penerimaan sosial Seperti halnya adanya nilai baru mengenai teman-temannya, remaja juga
mempunyai nilai baru dalam menerima atau tidak menerima anggota- anggota berbagai kelompok sebaya. Nilai ini terutama didasarkan pada
nilai kelompok sebaya yang digunakan untuk menilai anggota-anggota
Universitas Sumatera Utara
kelompok. Remaja segera mengerti bahwa ia dinilai dengan standar yang sama yang digunakan untuk menilai orang lain. Penerimaan bergatung
pada sekumpulan sifat dan pola perilaku yaitu sindrom penerimaan yang disenangi remaja dan dapat menambah gengsi dari kelompok besar yang
diidentifikasinya. f
Nilai baru dalam memilih peminpin Karena remaja merasa bahwa kelompok sebaya mewakili mereka dalam
masyarakat, mereka menginginkan peminpin yang berkemampuan tinggi yang akan dikagumi dan dihormati oleh orang-orang lain dan dengan
demikian akan menguntungkan mereka. Faktor utama yang terpenting dalam kepeminpinan adalah kepribadian. Peminpin harus lebih
bertanggung jawab, lebih ekstrovert, lebih bersemangat, lebih banyak akal, dan lebih dapat mengambil inisiatif dengan yang bukan peminpin.
Emosinya stabil, penyesuaian dirinya baik, orang yang berbahagia dan hanya mempunyai sedikit kecenderungan neurotik.
2.2.3 Ciri Individu yang Memiliki Kemampuan Bersosialisasi