Kegiatan Pengambilan Data di Lapangan Pemetaan Penggunaan Lahan

Tabel 3. Data primer dan data sekonder NO DATA JENIS SUMBER SKALA TAHUN 1 Citra Landsat Path Row 12958 Sekonder www.glovis.usgs.gov 1 :1.500.000 2012 2 Peta Administrasi Kabupaten Humbang Hasundutan Sekonder BPKH 1 : 500.000 2012 3 4 Peta Kawasan Lahan Gambut Kabupaten Humbang Hasundutan Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Humbang Hasundutan Sekonder Sekonder BPKH BPKH 1 : 500.000 1 : 500.000 2012 2011 5 Hasil Pengukuran Lapangan Primer Pengukuran - 2012 6 7 Hasil Ground Check Sampel Tanah Primer Primer Pengukuran Pengukuran - - 2012 2012

2. Kegiatan Pengambilan Data di Lapangan

Kegiatan-kegiatan pengambilan data di lapangan, antara lain kegiatan ground check dan pengambilan sampel tanah. Kegiatan ground check bertujuan untuk pengecekan klasifikasi penggunaan lahan gambut di Kabupaten Humbang Hasundutan. Metode yang digunakan adalah dengan pengecekan ke lapangan pada beberapa titik dan dilakukan dengan bantuan Global Position System GPS. Pengambilan sampel tanah merupakan salah satu kegiatan pengambilan contoh tanah gambut dari lapangan. Sampel tanah diambil berdasarkan jenis tutupan lahan yang terdapat pada areal tersebut. Pada setiap tutupan lahan, sampel tanah diambil pada 3 titik, pada ketiga titik tersebut juga dilakukan pengambilan tanah sebanyak 4 titik pada keliling 1 meter dari titik pusatnya. Contoh tanah yang diambil seberat 1-1,5 kg, contoh tanah diambil secara komposit yaitu dari campuran tanah gambut yang berasal dari berbagai titik keliling sampel dengan kriteria tanah berasal dari semua lapisan kedalaman dari titik bor yang sama. Universitas Sumatera Utara Simpan contoh tanah gambut pada kantong plastik dan diberi label nama. Contoh tanah ini akan digunakan untuk mengetahui nilai kandungan karbon gambut. Titik ground check didapat dari koordinat titik yang diambil secara acak pada beberapa tipe tutupan lahan, setiap klasifikasi penutupan lahan diambil satu titik untuk memastikan kebenaran koordinat titik tersebut apakah sesuai dengan keadaan di lapangan dengan keadaan di peta, selanjutnya titik tersebut direkam ke GPS yang akan digunakan. Setelah didapatkan koordinat di GPS dilakukan pengecekan ke lapangan dengan mengecek setiap titik koordinat tersebut. Tingkat akurasi data hasil pengolahan citra satelit diukur dengan membandingkannya dengan kondisi sebenarnya pada beberapa titik yang menjadi pengamatan dilapangan. Analisis yang dipergunakan untuk menghitung nilai akurasi: Jumlah waypoint yang benar di lapangan Jumlah semua waypoint X 100

3. Pemetaan Penggunaan Lahan

Pemetaan tutupan lahan dilakukan dengan membedakan kenampakan vegetasi dan penggunaan ruang yang dimiliki oleh suatu kawasan tersebut. Penentuan klasifikasi penutupan lahan dilakukan dengan memadukan data peta dasar yaitu data peta kawasan gambut dari BPKH tahun 2011 dengan hasil survei lapangan di lokasi penelitian dan membandingkan data monogram sumatera untuk menentukan kenampakan vegetasi dan penggunaan ruang pada lokasi tersebut. Tahapan pemetaan penutupan lahan dapat dilihat pada Gambar 2. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.Tahapan pemetaan tutupan lahan Menurut Lo 1995 salah satu faktor penting untuk menentukan kesuksesan pemetaan penggunaan dan penutupan lahan terletak pada skema pemilihan klasifikasi yang tepat dirancang untuk suatu tujuan tertentu. Klasifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah klasifikasi terbimbing supervised classification. Klasifikasi terbimbing adalah proses klasifikasi dengan memilih training area untuk tiap kriteria penutupan lahan yang mewakili sebagai kunci interpretasi. Untuk memperoleh peta tutupan lahan dari kawasan yang diteliti, analisis citra yang dilakukan mencakup beberapa hal sebagai berikut : a. Koreksi citra merupakan prosedur operasi agar diperoleh data sesuai dengan aslinya. Koreksi citra dalam penelitian ini terdiri dari : Citra Satelit Koreksi geometrik Koreksi radiometrik Peta administrasi dan batas kawasan Pemotongan citra Citra kawasan penelitian Survei lapangan Klasifikasi terbimbing Areal contoh Citra terklasifikasi Peta tutupan lahan Universitas Sumatera Utara - Perbaikan citra koreksi stripping yaitu perbaikan citra yang dilakukan karena citra landsat sejak tahun 2003 mengalami kerusakan rekaman sehingga muncul garis-garis hitam strip pada hasil pemotretannya. Garis-garis hitam ini merupakan kawasan atau area yang tidak terpotret oleh satelit Landsat. Oleh karena itu citra tersebut perlu diperbaiki. Proses ini menggunakan program Frame and fill for win. 32. Tahapan pengerjaannya adalah sebagai berikut: 1. Siapkan citra tahun 2012 sebanyak 2 buah dengan waktu perekaman yang berbeda, tidak memiliki daerah bergaris yang sama dan kondisi awan paling sedikit. 2. Dipilih citra dengan kondisi awan dan jumlah garis strip paling sedikit sebagai citra acuan dan sisanya sebagai citra pengisi. 3. Jalankan program Frame and fill for win. 32, kemudian lakukan proses pengisian citra acuan dengan menggunakan citra pengisi. 4. Didapatkan citra yang telah terkoreksi stripping. - Koreksi radiometik adalah proses untuk meniadakan gangguan noise yang terjadi akibat pengaruh atmosferik maupun karena pengaruh sistematik perekaman citra. - Koreksi geometeris yaitu proses transformasi data dari satu sistem grid menggunakan transformasi geometric maupun proses resampling untuk melakukan ekstrapolasi nilai data untuk piksel- piksel sistem grid yang baru dari nilai piksel citraa slinya. Koreksi ini dilakukan dengan menggunakan software Erdas Imagineversi Universitas Sumatera Utara 8.5. untuk mengoreksinya diperlukan citra acuan atau citra yang sudah terkoreksi sebelumnya. b. Subset image Subset image adalah memotong citra untuk menentukan daerah kawasan yang diteliti dari citra tersebut. Pemotongan citra ini menggunakan peta digital Kabupaten Humbang Hasundutan yang berbentuk polygon dan peta kawasan gambut di Kabupaten Humbang Hasundutan yang diperoleh dari data kawasan gambut di Sumatera Utara yang dikeluarkan oleh BPKH tahun 2011. Pemotongan citra ini dilakukan dengan software ArcView GIS 3.3. c. Klasifikasi citra Klasifikasi citra bertujuan untuk mengelompokkan kenampakan- kenampakan yang homogen pada citra. Klasifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah klasifikasi terbimbing supervised classification. Klasifikasi terbimbing adalah proses klasifikasi dengan memilih training area untuk tiap kriteria penutupan lahan yang mewakili sebagai kunci interpretasi. Proses pengklasifikasian citra menggunakan program Erdas Imagine 8.5. Tahapan pengerjaannya, antara lain; 1. Buka citra tahun 2012 dengan kombinasi band 5,4,3 untuk warna sebenarnya, kemudian ditentukan sampel tutupan lahan training area. 2. Diambil data dengan memilih sampel yang akan memberikan informasi yang terdapat pada training area ke dalam signature editor. 3. Diuji akurasi untuk melihat keakuratan klasifikasi hasil interpretasi yang diperoleh dengan menghitung nilai yang terdapat pada matriks akurasi. Universitas Sumatera Utara Menurut Jaya 2002 nilai uji akurasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Overall Accuracy = 100 N r k kk X ∑ Producer’s Accuracy = 100 X X k kk + User’s Accuracy = 100 X X k kk + Kappa Accuracy K = 100 2 ∑ ∑ ∑ + + + + − − X X N X X X k k r k r k k k kk N Nilai overall accuracy, producer’s accuracy, user’s accuracy dan kappa accuracy dihitung agar diketahui apakah citra yang diklasifikasi telah memenuhi syarat ketelitian dan memiliki tingkat kesalahan lebih kecil dari syarat yang ditetapkan. Badan survei geologi Amerika Serikat menetapkan nilai akurasi diatas 85 sebagai kriteria utama bagi sistem klasifikasi penutupan lahan. Pendugaan Cadangan Karbon

1. Perhitungan simpanan karbon