11 Asam salisilat merupakan turunan dari senyawa aldehid. Senyawa ini juga
biasa disebut o-hidroksibensaldehid, o-formilfenol atau 2-formilfenol. Senyawa ini stabil, mudah terbakar dan tidak cocok dengan basa kuat, pereduksi kuat, asam
kuat, dan pengoksidasi kuat. Sifat-sifat lain yang dimiliki oleh asam salisilat adalah sebagai berikutAnonim, 2014:
• Panas jika dihirup, di telan dan apabila terjadi kontak dengan kulit. • Iritasi pada mata
• Iritasi pada sauran pernafasan • Iritasi pada kulit.
Asam salisilat mempunyai aktivitas analgesik-antipiretik dan antirematik, tetapi tidak digunakan secara oral karena terlalu toksik. Yang banyak digunakan
sebagai analgesik-antipiretik adalah senyawa turunannya. Turunan asam salisilat digunakan untuk mengurangirasa sakit pada nyeri kepala, sakit otot dan sakit yang
berhubungan dengan rematik. Kurang efektif untuk mengurangi sakit gigi, sakit pada waktu menstruasi dan sakit karenan kanker. Tidak efektif untuk mengurangi
sakit karena kram, kolik dan migrain Anonim, 2011.
2.2.4. Efek Asam Salisilat Terhadap Kesehatan
Efek terhadap kesehatan dari asam salisilat bersifat iritatif sekali, sehingga hanya digunakan sebagai obat luar. Asam salisilat untuk pemakaian luar biasanya
1-5 bentuk serbuk dan lotion. Turunan asam salisilat dapat dipakai secara sistemik adalah ester asam salisilatyang substitusinya pada gugus karboksilat dan
ester salisilat dari asam organic dengan substitusi pada gugus organik. Pada pemberian peroral, asam salisilat dapat menimbulkan gangguan epigastrik, pusing,
12 berkeringat, mual dan muntah. Karena asam salisilat mempunyai daya korosif dan
merusak jaringan yang merusak jaringan yang berkontak, misalnya dengan kulit, mulut, lambung, dan daya korosif itu bergantung pada konsentrasi pemakaian
secara kronis dan dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan perdarahan lambung. Bila pemakaian terus-menerus maka dapat mengakibatkan anemia
defisiensi besi, tetapi jarang terjadi pada dosis kecil. Gejala toksisitas yang serius terjadinya perubahan keseimbangan asam basa dan komposisi elektrolit, yaitu
hiperventilasi, demam ketosis, respirasi alkalosis, dan asidosis metabolik. Absorpsi asam salisilat secara peroral berlangsung cepat, biasanya dilambung dan
sebgaian di usus halus bagian atas. Kecepatan absorpsi tergantung beberapa factor, terutama kecepatan desintegrasi dan disolusi, pH pada permukaan mukosa
dan waktu pengosongan lambung. Salisilat juga menimbulkan kelainan kulit berupa eritema dan pruritis radang pada kulit Anonim,2011.
2.3Penetapan Kadar
Penetapan kadar asam salisilat dapat dilakukan dengan beberapa metode, misalnya dengan metode Spektrofotometri UV,titrasi, Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi. Namun, metode KCKT memiliki kelebihan dibanding dari metode titrasi, Spektrofotometri UV. Beberapa kelebihan kromatografi cair kinerja tinggi antara
lain: Waktu analisis yang cepat, daya pisahnya baik, kepekaan yang tinggi ,kolom dapat dipergunakan kembali, ideal untuk molekul besar dan ion, mudah
memperoleh kembari cuplikanGandjar dan Rohman, 2007.
13
2.3.1 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi