Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

(1)

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

TAHUN 2016

BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

JL. Gondosuli No. 6 Yogyakarta

Telp. (0274) 540 897; 540 798 Fax (0274) 523 882

Website: http://bkpp.jogjaprov.go.id


(2)

Kata Pengantar

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2016, serta Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dan merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada BKPP atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi sebagai jabaran dari visi, misi, dan strategi instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Diharapkan penyajian LKj IP ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk lebih meningkatkan kinerja yang berorientasi pada hasil, baik berupa output maupun outcomes di masa mendatang.

Yogyakarta, 28 Februari 2017 Kepala Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan DIY

Ir. Arofa Noor Indriani,M.Si NIP 19600729 198603 2 006


(3)

Ikhtisar Eksekutif

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas perjanjian kinerja BKPP yang memuat rencana, capaian, dan realisasi indikator kinerja dari sasaran strategis. Sasaran dan indikator kinerja termuat dalam Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Tahun 2012-2017. Untuk mencapai sasaran tersebut, ditempuh dengan melaksanakan strategi, kebijakan, program dan kegiatan seperti telah dirumuskan dalam rencana strategis.

Ringkasan prestasi kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan yang dihasilkan di tahun 2016, dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Sasaran 1: pemantapan ketersediaan dan pola konsumsi masyarakat dengan indikatornya Skor Pola Pangan Harapan (PPH). Capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2016 adalah 88,50.

b. Sasaran 2: peningkatan kualitas penyuluh dan peningkatan kualitas kelembagaan pelaku utama/pelaku usaha dengan indikatornya persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya. Capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2016 adalah 87,22%.

Di luar IKU, pencapaian kinerja BKPP ditunjukkan oleh pencapaian target terkait dengan sasaran pendukung yaitu: meningkatkan capaian pelaksanaan program pendukung sasaran SKPDdengan indikatornya persentase rata-rata hasil ketercapaian pelaksanaan program dukungan sasaran SKPD. Capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2016 adalah 100%. Kinerja BKPP DIY lainnya adalah pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan. Dari 4 jenis pelayanan dasar dengan 4 indikator kinerjanya, tahun 2016 ini capaian indikator SPM telah melebihi target maupun capaian SPM tahun 2015 (tahun 2016 target SPM Bidang Ketahanan Pangan sudah tidak ditetapkan, sebagai pembanding tingkat capaian adalah target akhir SPM tahun 2015 sesuai Permentan Nomor: 65/PERMENTAN/OT.140/12/2010).


(4)

Evaluasi atas pencapaian kinerja dan permasalahan yang ditemui pada setiap sasaran menunjukkan beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian bagi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan ke depan. Pertama, belum semua masyarakat DIY memiliki kesadaran untuk menyediakan dan mengkonsumsi pangan sesuai kaidah pola pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) sehingga edukasi tentang pola pangan B2SA masih perlu ditingkatkan. Kedua, berlakunya pasar bebas ASEAN (MEA) membuat pengawasan keamanan pangan yang beredar di DIY perlu mendapat perhatian ekstra. Ketiga, berkurangnya jumlah penyuluh PNS yang perlu diantisipasi dengan optimalisasi peran penyuluh kontrak dan penyuluh swadaya/swasta.

Hasil evaluasi yang disampaikan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini penting dipergunakan sebagai pijakan bagi BKPP DIY dalam perbaikan kinerja di tahun yang akan datang.


(5)

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ... ii

IKHTISAR EKSEKUTIF ... iii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN...ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Struktur Organisasi ... ...2

I.2 Tugas dan Fungsi... 3

I.3 Keadaan Pegawai ... 4

I.4 Keadaan Sarana dan Prasarana ... 7

I.5 Keuangan ... 9

I.6 Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ... 10

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 12

II.1 Perencanaan Strategis ... 12

II.1.1 Visi dan Misi ... 13

II.1.2 Tujuan dan Sasaran ... 15

II.1.3 Strategi ... 18

II.1.3.1 Misi 1 ... ………..……….18

II.1.3.2 Misi 2 ... ………..19

II.1.3.3 Misi 3 ... 20

II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ... ………...22

II.3 Rencana Anggaran Tahun 2016 ...………22

II.3.1 Target Belanja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan ……23

II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis……….…………...23

II.4 Instrumen Pendukung ………...24

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 26

III.1 Capaian Kinerja Tahun 2016 ... ………26

III.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis ... 27


(6)

III.2.1 Sasaran Pertama: Pemantapan Ketersediaan dan Pola

Konsumsi Masyarakat...28

III.2.2 Sasaran Kedua: Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha...38

III.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya ... 43

III.4 Realisasi Anggaran ... 47

BAB IV PENUTUP ... 51 LAMPIRAN


(7)

Daftar Tabel

Tabel I.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan dan Golongan ... 4

Tabel I.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin ... 5

Tabel I.3 Keadaan Sarana dan Prasarana ... 7

Tabel II.1 Sasaran Strategis BKPP DIY Tahun 2012-2017 ... 17

Tabel II.2 Perjanjian Kinerja 2016 ... 22

Tabel II.3 Target Belanja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan ... 23

Tabel II.4 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis... 23

Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja ... 26

Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2016 ... 27

Tabel III.3 Target dan Realisasi Kinerja ... 29

Tabel III.4 Target dan Realisasi Kinerja Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha... ... 38

Tabel III.5 Keragaan Penyuluh Pertanian dan Perikanan DIY Tahun 2016 ... 40

Tabel III.6 Keragaan Kelembagaan Petani di DIY Tahun 2016 ... 41

Tabel III.7 SPM Bidang Ketahanan Pangan ... 44

Tabel III.8 Capaian SPM Bidang Ketahanan Pangan Tahun 2016... ... 45

Tabel III.9 Hasil Uji Lab. Sampel Buah dan Sayur ... 46

Tabel III.10 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran 2016 ... 48

Tabel III.11 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Program 2016 ... 49


(8)

Daftar Gambar

Gambar I.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 4

Gambar I.2 Jumlah Ideal Pegawai Berdasarkan Beban Kerja ... 6

Gambar II.1 Aplikasi e-Laporan Penyuluh ... 24


(9)

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Struktur Organisasi ... 53

Lampiran 2 Perencanaan Strategis (matriks Renstra lima tahun) ... 54

Lampiran 3 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ... 55

Lampiran 4 Tanggapan/Tindak Lanjut Evaluasi LKj IP Tahun 2015 ... 58

Lampiran 5 Penghargaan yang diperoleh Tahun 2016 ... 59

Lampiran 6 Capaian Anggaran Pendukung Sasaran Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Periode III (2016) Tahun Anggaran 2016 ... 61

Lampiran 7 Pengukuran Kinerja... ... 63


(10)

BAB 1

Pendahuluan

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Tahun 2016 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PAN dan RB RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 94 Tahun 2016 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Hal ini merupakan bagian dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah kepemerintahan yang baik (good governance) di Indonesia.

Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan) Tahun 2016 diharapkan dapat:

1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.

2. Mendorong Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan perundangan, kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

3. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan untuk meningkatkan kinerjanya.

4. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan di dalam pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka

Bab 1 Berisi:

1. Struktur Organisasi 2. Fungsi dan Tugas 3. Keadaan Pegawai 4. Keadaan Sarana dan

Prasarana 5. Keuangan 6. Sistematika LKj IP


(11)

I.1 Struktur Organisasi

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor DIY 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan berlakunya Undang-Undang Keistimewaan maka kelembagaan pemerintah daerah DIY juga mengalami penyesuaian sesuai dengan Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan merupakan unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan susunan organisasi sebagai berikut:

1. Unsur Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, terdiri dari: a. Pimpinan : Kepala Badan

b. Pembantu Pimpinan : Sekretariat, terdiri dari Sub Bagian-Sub Bagian

c. Pelaksana : - Bidang-bidang, terdiri dari Sub Bidang- Sub Bidang

-UPTLTD

-Kelompok Jabatan Fungsional 2. Susunan Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY

a. Sekretariat, terdiri dari:

1). Sub bagian Program, Data dan Teknologi Informasi 2). Sub bagian Keuangan

3). Sub bagian Umum

b. Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan, terdiri dari: 1). Sub bidang Ketersediaan Pangan

2). Sub bidang Distribusi Pangan

c. Bidang Konsumsi dan Kewaspadaan Pangan, terdiri dari: 1). Subbidang Pengembangan Mutu Konsumsi Pangan 2). Subbidang Keamanan dan Kewaspadaan Pangan d. Bidang Koordinasi Penyuluhan, terdiri dari:

1). Sub bidang Penyelenggaraan Penyuluhan 2). Sub bidang Pengembangan Kapasitas e. UPTLTD


(12)

f. Kelompok Jabatan Fungsional I.2 Tugas dan Fungsi

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 76 Tahun 2015 Tentang Rincian Tugas Dan Fungsi Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan Tanggal 2 September 2015 menetapkan bahwa Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan mempunyai tugas: penyusunan kebijakan dan koordinasi bidang ketahanan pangan dan koordinasi penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan perkebunan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan mempunyai fungsi:

1. penyusunan program kerja urusan ketahanan pangan dan koordinasi penyuluhan;

2. perumusan kebijakan teknis urusan ketahanan pangan dan koordinasi penyuluhan;

3. pengelolaan, pengoordinasian, pemberian fasilitasi dan pengendalian ketersediaan pangan;

4. pengelolaan, pengoordinasian, pemberian fasilitasi dan pengendalian distribusi pangan

5. pengoordinasian, pemberian fasilitasi dan pengendalian konsumsi dan kewaspadaan pangan;

6. pengoordinasian dan pemberian fasilitasi penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan perkebunan;

7. pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan pangan khas DIY untuk ketahanan pangan;

8. pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja urusan ketahanan pangan dan penyuluhan;

9. penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan; dan

10. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(13)

I.3 Keadaan Pegawai

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta didukung oleh 78 (tujuh puluh delapan) personil PNS. Uraian komposisinya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.

1. Berdasarkan Jabatan dan Golongan Tabel I.1

Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan dan Golongan

Jml

E D C B A Jml D C B A Jml Semua

1 Struktural - - 1 3 2 6 7 - - - 7 13 2 Fungsional - - - 2 - 2 - 3 9 1 13 15 3 Staf/F. Umum - - - - 1 1 11 5 19 8 43 44

4 CPNS - - - - - - - - -

-Jumlah - - 1 5 3 9 18 8 28 9 63 72

No Uraian Golongan IV Golongan III

Jml

E D C B A Jml D C B A Jml Semua

1 Struktural - - - - - - - -2 Fungsional - - - - - - - - - -3 Staf/ F. Umum - - 5 - 1 6 - - - - - 6

Jumlah - - 5 - 1 6 - - - 6

No Uraian Golongan II Golongan I

Sumber: BKPP DIY

2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Gambar I.1

Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

1 8

45 1

22 1

S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP


(14)

Tabel I.2

Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: BKPP DIY

S3 S2 S1 D4 D3 D2 D1 SLTA SLTP SD Jml

1 IV/e - - -

-IV/d - - - -

-IV/c - - - - -

-IV/b - 2 - - - 2

IV/a - 1 - - - 1

Jumlah - 3 - - - - - 3

2 III/d - - 11 - - - 11

III/c - - - - 2 - - 1 - - 3

III/b - - 6 - - - - 5 - - 11

III/a - - 2 - - - - 2 - - 4

Jumlah - - 19 - 2 - - 8 - - 29

3 II/d - - - - - - -II/c - - - 3 1 - 4

II/b - - - - - - -II/a - - - 1 - - 1

Jumlah - - - - - 4 1 - 5

4 I/d - - - -I/c - - - -I/b - - - -I/a - - - -Jumlah - - - - - - - -Jml. Total - 3 19 - 2 - - 12 1 - 37

Laki-laki No Golongan S3 S2 S1 D4 D3 D2 D1 SLTA SLTP SD Jml 1 IV/e - - - -IV/d - - - -IV/c - 1 - - - 1

IV/b - 1 2 - - - 3

IV/a - 1 1 - - - 2

Jumlah - 3 3 - - - - - - - 6

2 III/d - 1 6 - - - 7

III/c 1 1 2 - - - - - 4

III/b - - 9 - - - - 9 - - 18

III/a - - 5 - - - - - - - 5

Jumlah 1 2 22 - - - - 9 - - 34

3 II/d - - - - - - - - - - -II/c - - - - - - - 1 - - 1

II/b - - - - - - - - - - -II/a - - - - - - - - - - -Jumlah - - - - - 1 - - 1

4 I/d - - - -I/c - - - -I/b - - - -I/a - - - -Jumlah - - - - - - - - -Jml. Total 1 5 25 - - - - 10 - 41

Perempuan


(15)

3. Jumlah Ideal Pegawai Berdasarkan Beban Pekerjaan

Gambar I.2

Jumlah Ideal Pegawai Berdasarkan Beban Kerja

Tahun 2016 ini BKPP DIY mengalami defisit pegawai karena tidak ada tambahan pegawai yang masuk di sisi lain ada pegawai yang pensiun sebanyak 8 orang dan pindah tugas 1 orang sehingga dibanding tahun 2015 jumlah pegawai yang semula 87 orang hanya tinggal 78 orang di tahun 2016. Berdasarkan beban pekerjaan, dibutuhkan 108 pegawai agar tugas dan fungsi BKPP DIY dapat terlaksana dengan baik. Kondisi saat ini hanya ada 78 pegawai sehingga masih kekurangan 30 pegawai.

Formasi jabatan struktural, mulai eselon II sampai dengan eselon IV sudah terisi semua sedangkan untuk formasi fungsional umum masih kekurangan 44 pegawai. Jabatan fungsional tertentu di BKPP ada empat, yaitu Penyuluh Pertanian yang masih kekurangan 4 pegawai dari 8 formasi yang ada, Penyuluh Perikanan dari 1 formasi belum terisi, Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) yang masih kekurangan 2 pegawai dari 16 formasi yang tersedia, dan Analis Ketahanan Pangan yang masih kekurangan 6 pegawai dari 8 formasi yang tersedia.

Struktural

Fungsional

Umum Fungsional Tertentu

14

87

33 14

44

20 0

43

13

Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja

Pegawai Saat Ini kekurangan Pegawai


(16)

I.4 Keadaan Sarana dan Prasarana

Dari tahun ketahun keadaan sarana prasarana Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta terus mengalami perubahan karena adanya penghapusan sarana dan prasaran yang sudah tidak berfungsi maupun penambahan–penambahan hingga terwujud peningkatan sarana dan prasarana dalam rangka mendukung kelancaran operasionalnya. Adapun kondisi sarana prasarana tahun anggaran 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel I.3

Kondisi Sarana dan Prasarana

No. Jenis Barang Jumlah

Aset 2016

Kondisi Aset 2016 Layak Tidak Layak A. Peralatan Kantor

1 Camera digital 4 4

2 Faximile 2 1 1

3 Handycam 1 1

4 Komputer desktop 44 35 9

5 Komputer desktop touchscreen

1

1

6 Komputer note book 20 19 1

7 Komputer note book (pengurus barang/APBDP)

1 1

8 Kelengkapan computer 5 5

9 LCD dan perlengkapan 3 3

10 Monitor LCD 3 3

11 Mesin ketik manual 8 8

12 Printer 28 24 4

13 UPS 25 25

14 Spliter VGA 1 1

15 OHP 5 4 1

16 Router 2 2

17 CCTV 5 5

18 Switcher/patch panel 2 2

B. Perlengkapan Kantor

1 Almari arsip 13 13

2 Almari barang 8 3 5

3 Almari buffet 6 6

4 Air conditioner 35 35

5 Brankas 5 5

6 Filling kabinet 43 28 15

7 Gordyn/vitrage 286 286


(17)

No. Jenis Barang Jumlah Aset 2016

Kondisi Aset 2016 Layak Tidak Layak

10 Kipas angin 10 8 2

11 Kursi kerja:

- Esselon II 1 1

- Esselon III/ fungsional 9 9 - Esselon IV/ fungsional 13 13

12 Kursi komputer/ kerja staf 165 85 80

13 Kursi rapat 187 163 24

14 Meja kerja:

- Esselon II 2 2

- Esselon III 5 5

- Esselon IV 27 16 11

15 Meja kerja staf 89 46 43

16 Meja rapat 101 76 25

17 Meja-kursi tamu/sofa 8 8

18 Meja kerja lobi 1 1

19 Meja computer 3 3

20 Mic dynamic + kabel mic 2 2 21 Papan nama organisasi 1 1

22 Papan nama gerai 1 1

23 Rak besi gerai 2 2

24 Rak kayu 1 1

25 Rak besi 5 5

26 Sound system rapat/ mic conference set

25 25

27 Mixer portabel 6 chanel 1 1 28 Limeter compressor DBX 1 1 29 Mixer power 16 chanel 1 1

30 “peaker pasif t o ay 4 4

31 Speaker aktif two ay 2 2

32 Kabel speaker + spikon 2 2

33 Stand speaker 4 4

34 Stand mic panjang 3 3

35 Stand mic meja/ duduk 2 2

36 Mic ruang rapat 8 8

37 Tangga 1 1

38 Tabung pemadam kebakaran 14 14 39 Wireless portabel dan

perlengkapan

2 2

40 White board 10 10

41 Kendaraan dinas operasional:

- Roda 4 ( empat) 6 6

- Roda 2 ( dua) 20 18 2

42 Bagan struktur organisasi 1 1 43 Papan data elektronik 1 1 44 Coolbox/box pendingin 2 2

45 Tele isi 2 2

46 Tele isi LCD 1 1


(18)

No. Jenis Barang Jumlah Aset 2016

Kondisi Aset 2016 Layak Tidak Layak

48 DVD home teather 1 1

49 DVD blue ray 1 1

50 Lemari pendingin 1 1

51 Dispencer 1 1

52 Timbangan digital 2 2

53 Gazebo gerai 2 2

54 Sign out box gerai 1 1

55 Sign in box gerai 3 3

56 Sand blasting gerai 25 25 57 Buku pengetahuan tentang

penyuluhan

142 142

58 Genzet 1 1

59 Lemari kaca 3 3

60 Papan visual 1 1

61 Teralis 254 254

C. Prasarana

1 Bangunan gedung kantor 4 4

2 Ruang rapat 2 2

3 Jaringan telephon 4 4

4 PABX 2 2

5 Jaringan listrik/tambah daya 5 5 6 Tempat parkir sepeda motor 1 1 7 Gedung semi permanen gerai 1 1

8 Jaringan internet 2 2

Sumber: BKPP DIY

Sarana dan prasarana di BKPP DIY terus ditingkatkan melalui pengadaan, renovasi, maupun pembangunan yang disesuaikan dengan skala prioritas kebutuhan.

I.5 Keuangan

Pada Tahun Anggaran 2016 BKPP DIY melaksanakan kegiatan dengan anggaran murni APBD sebesar Rp. 13.651.615.310,-. Melalui mekanisme Perubahan APBD 2016 menjadi Rp. 12.183.847.837,- dengan rincian Belanja Tidak Langsung Rp. 5.252.476.031,- dan Belanja Langsung Rp. 6.931.371.806,-. Selain anggaran APBD, BKPP juga mengelola Anggaran APBN pada tahun 2016 melalui Satuan Kerja/Satker Ketahanan Pangan (11) sebesar


(19)

Rp. 9.628.868.000,-, dan Satker Penyuluhan Perikanan (12) sebesar Rp. 2.254.210.000,-.

I.6 Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY tahun 2016 adalah sebagai berikut: Ringkasan Eksekutif memuat:

1. Pada bagian ini disajikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis serta sejauh mana instansi pemerintah mencapai tujuan dan sasaran utama tersebut serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaiannya;

2. Disebutkan pula langkah-langkah apa yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dan langkah antisipatif untuk menanggulangi kendala yang mungkin akan terjadi pada tahun mendatang

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini memuat tentang alasan disusun LKj IP/manfaat LKj IP, Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, Potensi yang menjadi ruang lingkup Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dan Sistematika penulisan LKj IP

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Pada bagian ini disajikan gambaran singkat mengenai rencana strategis, rencana kinerja tahunan dan perjanjian kinerja. Pada awal bab disajikan gambaran secara singkat sasaran utama yang ingin diraih instansi pada tahun yang bersangkutan serta bagaimana kaitannya dengan capaian visi dan misi instansi

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Pada bagian ini disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi, dan analisis akuntabilitas kinerja. Termasuk didalamnya menguraikan secara sistematis pembandingan data kinerja secara memadai, keberhasilan/kegagalan, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil


(20)

Disajikan pula akuntabilitas keuangan dengan cara menyajikan rencana dan realisasi anggaran bagi pelaksanaan tupoksi atau tugas-tugas lainnya dalam rangka mencapai sasaran/tujuan organisasi yang telah ditetapkan, termasuk analisis tentang capaian indikator kinerja dan efisiensi

BAB IV PENUTUP

Pada bagian ini dikemukakan simpulan secara umum tentang keberhasilan/kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja instansi yang bersangkutan serta strategi pemecahan masalah LAMPIRAN


(21)

BAB 2

Perencanaan dan

Perjanjian Kinerja

II.1 Perencanaan Strategis

Pembangunan yang telah dilaksanakan Pemerintah Daerah DIY selama empat tahun terakhir menunjukkan tingkat keberhasilan yang baik. Evaluasi Pembangunan yang dilakukan pada tahun 2014 menunjukkan adanya beberapa indikator target sasaran yang capaiannya telah melampaui target yang ditetapkan pada akhir RPJMD.

Hasil evaluasi tersebut ditindaklanjuti dengan dilakukannya perubahan terhadap RPJMD 2012-2017 berdasarkan amanat Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 dan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Perubahan Target Pencapaian Sasaran Tahunan Rencana Jangka Menengah, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Serta Indikator Kinerja Utama Gubernur Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012-2017.

Selaras dengan perubahan RPJMD 2012-2017 menimbulkan konsekuensi logis adanya tindak lanjut dalam Perubahan Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Tahun 2012-2017, yang telah ditetapkan dalam SK Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Nomor 188/0588/I tanggal 26 Januari 2015 tentang Perubahan Rencana Strategis. Perubahan perlu dilakukan untuk melakukan rasionalisasi terkait target kinerja sasaran, program, dan kegiatan pendukung sasaran Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan sebagai penjabaran sasaran dan indikator Gubernur dalam perubahan RPJMD. Hasil perubahan RPJMD DIY Tahun 2012-2017 akan digunakan sebagai panduan dalam menentukan program kegiatan

Bab 2 Berisi: 1. Perencanaan

Strategis

2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 3. Rencana Anggaran

Tahun 2016 4. Instrumen


(22)

dalam rencana kerja sampai dengan tahun akhir RPJMD. Perubahan yang dilakukan tercantum dalam Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.

II.1.1 Visi dan Misi

Sesuai dengan tugas dan fungsi dalam reviu rencana strategis yang telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala BKPP DIY Nomor 188/0588/I tanggal 26 Januari 2015, visi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut:

Mewujudkan ketahanan pangan yang kuat, berkarakter dan berbudaya secara berkelanjutan melalui tercapainya kemandirian dan kedaulatan pangan didukung oleh sistem penyuluhan yang efektif dan efisien.͟

Adapun penjelasan visi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan air baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.

2. Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.

3. Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.


(23)

4. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan. 5. Ketahanan Pangan yang Kuat adalah kondisi dari suatu keterkaitan

yang padu disepanjang sistem ketahanan pangan, mulai dari sub sistem ketersediaan dan kewaspadaan pangan, sub sistem distribusi dan akses pangan hingga sub sistem konsumsi dan keamanan pangan.

6. Ketahanan Pangan yang berkarakter adalah ketahanan pangan yang mempunyai kualitas tertentu yang positif, sehingga mampu membangun kehidupan yang bermanfaat bagi masyarakat.

7. Ketahanan Pangan yang berbudaya adalah ketahanan pangan dengan budaya lokal yang mampu menyerap unsur-unsur budaya asing untuk memperkokoh budaya lokal dan dapat mengembangkan identitas budaya masyarakat setempat dengan kearifan dan keunggulan lokal.

8. Berkelanjutan adalah kondisi terpenuhinya pangan yang terus menerus atau berkesinambungan dari waktu ke waktu.

9. Penyuluhan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya penyuluhan lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

10. Sistem penyuluhan adalah seluruh rangkaian pengembangan kemampuan, pengetahuan ketrampilan serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha melalui penyuluhan.


(24)

11. Efektif adalah suatu kegiatan yang dapat membawa hasil atau berhasil guna.

12. Efisien adalah ketepatan dan kesesuaian kegiatan untuk menghasilkan sesuatu dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya.

Untuk dapat mencapai visi tersebut di atas, misi yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Misi 1. Peningkatan ketahanan pangan dengan peningkatan subsistem ketersediaan, distribusi, konsumsi dan keamanan pangan

Misi 2. Pengembangan sistem penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan sesuai karakter, budaya lokal dan kebutuhan petani, nelayan dan masyarakat sekitar kawasan hutan

Misi 3. Pengembangan sistem pengelolaan ketahanan pangan dan penyuluhan yang sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan benar (good governance)

II.1.2 Tujuan dan Sasaran Tujuan

Mengacu pada Visi dan Misi yang telah ditetapkan, maka Tujuan Jangka menengah salama 5 tahun anggaran adalah:

1. Meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) minimal 90 di tahun 2017;

2. Meningkatkan kinerja tenaga penyuluh dalam pengawalan dan pendampingan masyarakat petani dan nelayan serta masyarakat sekitar kawasan hutan sampai dengan 100% di tahun 2017; 3. Mewujudkan pengelolaan pemerintahan secara efisien dan


(25)

Sasaran Strategis

Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran-sasaran strategis yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu lima tahun dapat dilihat pada tabel II.1.


(26)

Tabel II.1 Sasaran Strategis BKPP DIY Tahun 2012-2017

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Kondisi Awal 2012

Target

Keterangan 2013 2014 2015 2016 2017

1 Pemantapan

ketersediaan dan pola konsumsi masyarakat

Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

- 78,7 80,2 81,9 84,6 86,3 89,3 Sebelum reviu 80,2 81,9 84,6 88,5 90 Setelah reviu 2 Peningkatan kualitas

penyuluh dan peningkatan kualitas kelembangaan pelaku utama/pelaku usaha

Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya

% 35 48 61 74 87 100 Sebelum reviu


(27)

II.1.3 Strategi

Setelah menentukan tujuan dan sasaran, maka langkah selanjutnya perlu ditentukan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Cara mencapai tujuan dan sasaran merupakan strategi organisasi untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, meliputi penetapan strategi, kebijakan, program dan kegiatan.

II.1.3.1 Misi 1 A. Strategi

1. Pemantapan ketersediaan dan pola konsumsi masyarakat.

B. Kebijakan

1. Pemantapan ketersediaan pangan, kewaspadaan pangan dan pengembangan cadangan pangan daerah (masyarakat dan pemerintah).

2. Penurunan Desa Rawan Pangan.

3. Peningkatan diversifikasi pangan berbasis pangan lokal, penanganan keamanan pangan, dan pengawasan pangan beredar/bersertifikat.

4. Pengembangan distribusi pangan yang merata dan terjangkau, pemantapan stabilitas harga pangan strategis, peningkatan aksesibilitas pangan masyarakat, dan pemantauan distribusi, harga, akses pangan.

C. Program

1. Peningkatan Penanganan Daerah Rawan Pangan. 2. Peningkatan Ketersediaan dan Cadangan Pangan. 3. Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan

Pangan.

4. Peningkatan Distribusi dan Akses Pangan. D. Kegiatan

 Peningkatan Penanganan Daerah Rawan Pangan: 1. Pemantauan Desa Rawan Pangan.


(28)

2. Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan.

3. Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerawanan Pangan Berbasis FSVA.

4. Penyusunan SKPG.

 Peningkatkan Ketersediaan dan Cadangan Pangan: 1. Penyusunan Neraca Bahan Makanan.

2. Penguatan Cadangan Pangan. 3. Analisis Ketersediaan Pangan.

4. Penyusunan Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan.  Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan:

1. Gerakan Pola Pangan Beragam Bergizi Berimbang dan Aman

2. Penyebaran Informasi Produk Pangan Lokal. 3. Pengembangan Diversifikasi Produk Antara. 4. Penanganan Keamanan Pangan.

5. Pengembangan Kelembagaan OKKPD.

6. Pengembangan Kelembagaan Sertifikasi Pangan Segar.

7. Pengembangan Produk Pangan Bersertifikat. 8. Penyusunan PPH.

9. Pengembangan Kapasitas Petugas Pembinaan dan Pengawasan Keamanan Pangan.

 Peningkatan Distribusi dan Akses Pangan: 1. Peningkatan Kelembagaan Akses Pangan. 2. Analisis Distribusi dan Harga Pangan.

3. Pemberdayaan dan Pengembangan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM).

4. Analisis Pasokan dan Akses Pangan.

II.1.3.2 Misi 2 A. Strategi


(29)

B. Kebijakan

1. Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh dan pelaku utama/pelaku usaha, pemantapan kelembagaan penyuluhan, dan peningkatan koordinasi penyelenggaraan penyuluhan.

C. Program

1. Pemberdayaan Penyuluhan. D. Kegiatan

1. Peningkatan Kompetensi dan Keprofesian Tenaga Penyuluh.

2. Penyelenggaraan Temu Teknis Penyuluh Swadaya/Swasta.

3. Penyusunan Program Penyuluhan.

4. Pengembangan dan Penguatan Kelembagaan Penyuluhan.

II.1.3.3 Misi 3 A. Strategi

1. Meningkatkan capaian pelaksanaan program pendukung sasaran SKPD.

B. Kebijakan

1. Pemantapan dukungan administrasi dan manajemen pemerintahan.

C. Program

1. Pelayanan Administrasi Perkantoran.

2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. 3. Peningkatan kapasitas Sumberdaya Aparatur.

4. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

D. Kegiatan


(30)

2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air, dan Listrik.

3. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional.

4. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan. 5. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor. 6. Penyediaan Alat Tulis Kantor.

7. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan.

8. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor.

9. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan.

10. Penyediaan Makanan dan Minuman.

11. Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah.

12. Penyediaan Retribusi Sampah.

13. Penyediaan Jasa Keamanan Kantor/Gedung/Tempat Kerja.

14. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor. 15. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor. 16. Pengadaan Mebeleur.

17. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/ Operasional.

18. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor.

19. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor.

20. Pembinaan, Pengembangan Kualitasi Profesi dan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Tertentu. 21. Penyusunan Laporan Kinerja SKPD.

22. Penyediaan Laporan Keuangan SKPD.

23. Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta Pengembangan Data dan Informasi.


(31)

II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Dokumen tersebut memuat sasaran strategis, indikator kinerja, beserta target kinerja dan anggaran.

Dalam penyusunan perjanjian kinerja instansi mengacu pada Reviu Renstra Pertama, RKT, IKU, dan anggaran atau DPA. Perjanjian Kinerja pada tabel berikut merupakan Perjanjian Kinerja tahun 2016:

Tabel II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target

Tahunan Triwulan Target

1 Pemantapan

Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat

Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

- 88,5 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 85,3 85,3 85,3 88,5 2 Peningkatan Kualitas

Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya

% 87 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 74 78 82 87

Sumber: BKPP DIY

II.3 Rencana Anggaran Tahun 2016

Pada Tahun Anggaran 2016 BKPP DIY melaksanakan kegiatan dengan anggaran murni sebesar Rp. 13.651.615.310,-. Melalui mekanisme Perubahan APBD 2016 menjadi Rp. 12.183.847.837,- dengan rincian Belanja Tidak Langsung Rp. 5.252.476.031,- dan Belanja Langsung Rp. 6.931.371.806,-. Adapun realisasi anggaran sebesar Rp. 11.484.296.499,- (94,26%) dengan


(32)

rincian untuk Belanja Tidak Langsung Rp. 5.050.437.742,- (96,15%) dan Belanja Langsung sebesar Rp. 6.433.858.757,- (92,82%).

II.3.1 Target Belanja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Tabel II.3Target Belanja Badan Ketahanan Pangan dan PenyuluhanTahun 2016

Uraian Target (Rp) Persentase

Belanja Tidak Langsung 5.252.476.031,- 43,11

Belanja Langsung 6.931.371.806,- 56,89

Jumlah 12.183.847.837,- 100,00

II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis

Anggaran Belanja Langsung tahun 2016 yang dialokasikan untuk pencapaian sasaran strategis BKPP DIY sebesar Rp. 5.094.963.256,-. Rincian anggaran Belanja Langsung per sasaran strategis yang akan dicapai BKPP DIY pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel II.4. Dari tabel tersebut terlihat bahwa BKPP pada tahun 2016 ini melaksanakan 25 kegiatan untuk mencapai 2 sasaran strategis yang sudah ditetapkan.

Tabel II.4 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis

No. Sasaran Anggaran Persentase Keterangan

1 Pemantapan

Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat

3.522.815.356 69,14 21 kegiatan

2 Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha

1.572.147.900 30,86 4 kegiatan


(33)

II.4 Instrumen Pendukung

Instrumen pendukung Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sudah terintegrasi dalam sistem online monitoring dan evaluasi yang dikembangkan oleh Bidang Pengendalian Bappeda DIY. Aksesnya melalui website http://monevapbd.jogjaprov.go.id dengan memilih menu e-SAKIP. Instrumen e-SAKIP ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010. Hasil perencanaan, pelaksanaan program/kegiatan, dan laporan pencapaian kinerja yang di-entry di menu e-SAKIP sudah dapat digunakan untuk mendukung penerapan SAKIP di BKPP DIY.

Website BKPP DIY di http://bkpp.jogjaprov.go.id/ memuat segala informasi program kegiatan yang dilaksanakan oleh BKPP. Menu yang menjadi unggulan antara lain informasi harga pangan strategis di pasar utama yang diperbarui seminggu sekali setiap hari Senin, peta rawan pangan dan gizi, data terkait pelaksanaan upaya khusus (upsus) peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai, dan video informasi terkait pangan dan penyuluhan.

Selain website, setiap tahun BKPP DIY menyusun database ketahanan pangan yang dapat menjadi referensi data terkait urusan pangan di DIY. Database tersebut selain diterbitkan dalam bentuk buku juga dalam database online yang melekat pada website BKPP. Database online ini baru dapat diakses oleh internal BKPP dan menunya akan terus dikembangkan sesuai kebutuhan.

Gambar II.1

Aplikasi e-Laporan Penyuluh

Tahun 2016 ini BKPP DIY juga mengembangkan Sistem Pelaporan Penyuluh secara online yang dinamakan e-Laporan Penyuluh DIY, sistem ini


(34)

juga melekat di website BKPP. Dengan sistem ini proses pelaporan kegiatan penyuluh yang semula dilakukan secara manual dengan menggunakan print out kertas yang banyak dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat serta menghemat penggunaan kertas dan tinta (eco friendly) sehingga lebih efektif dan efisien.


(35)

BAB 3

Akuntabilitas Kinerja

III.1. Capaian Kinerja Tahun 2016

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan telah melaksanakan penilaian kinerja dengan mengacu pada Perjanjian Kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan tahun 2016 yang telah disepakati. Penilaian ini dilakukan oleh tim pengelola kinerja untuk mengevaluasi dan mengukur dalam rangka pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan kategorisasi kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat capaian kinerja yaitu:

Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja

 Berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010

Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Badan No. Interval Nilai Realisasi

Kinerja

Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja

Kode

1. 9 Sangat Baik Hijau Tua

2. 9 Tinggi Hijau Muda

3. Sedang Kuning Tua

4. Rendah Kuning Muda

5. Sangat Rendah Merah

Bab 3 Berisi: 1. Capaian Kinerja

Tahun 2016 2. Evaluasi dan

Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3. Evaluasi dan

Analisis Capaian Kinerja Lainnya 4. Akuntabilitas


(36)

Ketahanan Pangan dan Penyuluhan beserta target dan capaian realisasinya dirinci sebagai berikut:

Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2016

NO. SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA SATUAN TARGET REALISASI PERSENTASE KRITERIA/ KODE

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Skor 88,5 88,5 100% Sangat

Baik

2 Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya Persen (%)

87 87,22 100,25% Sangat

Baik

Dari tabel di atas, terdapat dua indikator yang terbagi ke dalam dua sasaran strategis. Pada tahun 2016, dua indikator tersebut telah memenuhi target yang ditetapkan atau sebesar 100% dari total indikator. Capaian tertinggi pada indikator persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya dengan persentase 100,25% sementara indikator Skor Pola Pangan Harapan (PPH) capaiannya tepat 100% sesuai target yang ditetapkan.

III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis

Dalam sub bab ini akan disajikan pencapaian sasaran strategis Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan yang dicerminkan dalam capaian


(37)

Indikator Kinerja. Adapun evaluasi dan analisis secara rinci indikator kinerja menurut sasaran stategis diuraikan sebagai berikut:

III.2.1. Sasaran Pertama: Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat

Tolok ukur capaian sasaran Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat terdiri dari satu indikator yaitu indikator Peningkatan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Sasaran Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat dipilih menjadi sasaran strategis BKPP karena merupakan tujuan akhir dari penyelenggaraan pangan di DIY yaitu kondisi konsumsi masyarakat yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman untuk mendukung hidup yang sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Tolok ukur capaian sasaran strategis ini terdiri dari 1 indikator kinerja utama (IKU) yaitu Skor Pola Pangan Harapan (PPH).

Perhitungan Skor PPH adalah sebagai berikut: Persentase AKE* = kalori x 100 AKE

Skor AKE = Persentase AKE x bobot

Jika Skor AKE > skor maksimal maka PPH = skor maksimal, selain itu skor PPH = skor AKE.

* AKE: Angka Kecukupan Energi

Sumber: aplikasi analisis PPH dengan data Susenas BPS dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI. Pola Pangan Harapan (PPH) adalah jenis dan jumlah kelompok pangan utama yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi berdasarkan kontribusi zat gizi energi masing-masing kelompok pangan. Melalui pendekatan Pola Pangan Harapan dapat dinilai mutu pangan penduduk berdasarkan skor pangan (dietary score). Semakin tinggi skor mutu pangan, menunjukkan situasi pangan yang semakin beragam, semakin baik komposisi dan mutu gizinya, sehingga pola konsumsi pangan penduduk


(38)

semakin mendekati pola konsumsi pangan yang ideal yakni pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA). Beberapa kegunaan analisis ini adalah:

a. Menilai jumlah dan komposisi konsumsi atau ketersediaan pangan; b. Indikator mutu gizi dan keragaman konsumsi atau ketersediaan

pangan;

c. Sebagai baseline data untuk mengestimasi kebutuhan pangan ideal di suatu wilayah;

d. Sebagai baseline data untuk menghitung proyeksi penyediaan pangan ideal untuk suatu wilayah;

e. Perencanaan konsumsi, kebutuhan dan penyediaan pangan wilayah.

Tabel III.3 Target dan Realisasi Kinerja

No Indikator Capaian 2015

2016 Target

Akhir Renstra

(2017)

Capaian s/d 2016 terhadap 2017 (%) Target Realisasi %

Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Peningkatan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

85,3 88,5 88,5 100 90 98,33

Sumber: BKPP DIY

Capaian skor PPH pada tahun 2016 adalah 88,5 lebih tinggi dari capaian pada tahun 2015 (85,3), dengan persentase capaian 100 % dari target tahun 2016. Realisasi tahun 2016 mencapai 98,33 % dari target akhir RPJMD DIY Tahun 2017. Jika dibandingkan dengan capaian PPH Konsumsi Nasional tahun 2016 sebesar 85,2 maka capaian PPH DIY 2016 masih lebih baik. Capaian Skor PPH dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 secara umum terus meningkat, seperti yang terlihat pada gambar III.1.


(39)

Gambar III.1

Grafik Capaian Skor PPH Tahun 2011-2016

Keberhasilan tercapainya sasaran Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat dengan indikator skor PPH ini disebabkan pola konsumsi pangan masyarakat yang semakin Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA). Hal ini didorong oleh perubahan perilaku konsumsi pangan masyarakat sebagai akibat kondisi perekonomian masyarakat yang semakin membaik dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi pangan yang memenuhi kaidah B2SA.

Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat didukung oleh keberhasilan 3 sub sistem pendukungnya, yaitu dari sisi ketersediaan pangan, distribusi pangan, dan konsumsi pangan yang memenuhi kaidah B2SA. Ketersediaan pangan di DIY telah tercukupi baik dari hasil produksi dalam daerah maupun dari impor. Untuk ketersediaan energi dan protein tahun 2015 berturut-turut sebesar 3.701 kal/kapita/hari dan 111,71 gr/kapita/hari. Untuk ketersediaan energi tahun 2016 sebesar 3.666 kal/kapita/hari dan ketersediaan protein sebesar 111,09 gr/kapita/hari. Ketersediaan energi dan protein tahun 2016 lebih rendah dari tahun sebelumnya dikarenakan beberapa komoditi bahan pangan mengalami penurunan produksi serta turunnya impor. Akan tetapi apabila dibandingkan dengan standar Angka Ketersediaan Energi dan Protein menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi Tahun 2012, ketersediaan energi dan protein ini telah melebihi angka kecukupan gizi yang dianjurkan yaitu sebesar 2.400 kkal/kapita/hari dan 63 gr/kapita/hari. Cadangan pangan (pemerintah dan masyarakat) juga cukup banyak, tahun 2016 mencapai 517,161 ton.

79,1 78,7

83,1 85,3

85,3

88,5

70 75 80 85 90

2011 2012 2013 2014 2015 2016

S

K

O

R

P

P

H


(40)

Cadangan pangan ini dapat dimanfaatkan sewaktu-waktu jika terjadi kerawanan maupun krisis pangan maupun bencana alam.

Distribusi dan akses pangan telah tertangani dengan baik. Fasilitasi diberikan kepada gapoktan di daerah rawan pangan dengan tujuan mendekatkan pangan ke masyarakat sehingga tersedia pangan sesuai kebutuhan masyarakat setempat dengan harga terjangkau secara kontinyu. Gapoktan di daerah sentra produksi pangan juga difasilitasi agar dapat menampung dan mengelola hasil panen masyarakat setempat sehingga harga pangan terjaga, tidak merugikan petani saat panen raya dan tidak memberatkan konsumen saat musim paceklik. Harga pangan pokok strategis yang berpengaruh terhadap inflasi juga dipantau secara rutin dan bila perlu dilakukan pengendalian melalui operasi pasar oleh instansi terkait. Harga pangan pokok di DIY selama tahun 2016 relatif terkendali. Hal ini sangat didukung oleh keberadaan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Inflasi di DIY pada tahun 2016 year on year (Desember 2016 terhadap Desember 2015) sebesar 2,29% (BPS,2017) jika dibanding rata rata nasional inflasi DIY lebih rendah sampai bulan Desember 2016.

Dalam upaya mengatasi gejolak harga pangan, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian melakukan terobosan sebagai solusi yaitu melalui kegiatan Toko Tani Indonesia (TTI) yang merupakan bagian dari program Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM). Kegiatan ini dilaksanakan di beberapa daerah sebagai pilot project nasional, salah satunya di D.I.Yogyakarta. Kegiatan TTI merupakan upaya Pemerintah untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok strategis, rantai distribusi pemasaran yang terintegrasi agar lebih efisien, harga konsumen dapat ditransmisikan dengan baik kepada harga petani (produsen), informasi pasar antar wilayah berjalan dengan baik. Kegiatan PUPM secara tidak langsung akan berperan dalam mengatasi anjloknya harga pada masa panen raya dan tingginya harga pada saat paceklik dan menjadi instrumen yang dibuat pemerintah untuk menahan gejolak harga dalam situasi tertentu, merupakan mekanisme yang berkelanjutan baik pada saat situasi suplai melimpah dan kurang atau sebagai stabilisator, dalam menjaga pasokan pangan pemerintah bersama masyarakat. Toko Tani Indonesia dirancang untuk menjual


(41)

konsumen. Pasokan bahan pangan diperoleh dari Gapoktan/Lembaga Usaha Pangan Masyarakat, dan/atau BULOG. Tahun 2016 komoditasnya baru beras, di tahun-tahun selanjutnya diharapkan dapat bertambah jenisnya seperti jagung, bawang merah, cabai merah, daging, gula, dan minyak goreng.

Dari sisi konsumsi, selain pelaksanaan Gerakan Pola Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA), pencapaian target skor PPH juga didukung melalui pengembangan diversifikasi produk antara, dan peningkatan sosialisasi maupun promosi penganekaragaman konsumsi pangan lokal. Angka konsumsi energi di DIY tahun 2015 adalah 1.946,4 kkal/kapita/hari dan angka konsumsi protein 60 gr/kapita/hari. Kemudian pada tahun 2016 angka konsumsi energi DIY adalah 2.133,8 kkal/kapita/hari dan konsumsi protein 63,9 gr/kapita/hari. Jika dibandingkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan 2.150 kkal/kapita/hari dan 52 gr/kapita/hari maka tingkat konsumsi energi di DIY masih perlu ditingkatkan, terutama konsumsi dari kelompok pangan umbi-umbian, kacang-kacangan, serta sayur dan buah. Pengembangan dan pemanfaatan pangan lokal terutama umbi-umbian menjadi alternatif terbaik dalam memenuhi kebutuhan energi sekaligus menjaga kesehatan masyarakat dari ancaman penyakit degeneratif seperti diabetes, kanker, dan serangan jantung karena umbi-umbian dapat dikembangkan menjadi makanan fungsional yang memiliki indeks glisemik rendah, kaya kandungan prebiotik dan antioksidan.

Selain mutu/kualitas konsumsi, aspek keamanan pangan sangat penting belakangan ini. Dengan terbukanya pasar terhadap masuknya produk pangan dari luar daerah maupun dari luar negeri, masalah dan tantangan keamanan pangan semakin kompleks. Tim Jejaring Keamanan Pangan Daerah (JKPD) telah berperan aktif di DIY dalam mengamankan pangan yang diproduksi maupun pangan yang beredar, baik segar maupun olahan, sehingga pangan yang dikonsumsi masyarakat DIY aman dari berbagai cemaran fisik, biologis, kimiawi, maupun mikrobiologis. Pembinaan terhadap produsen pangan juga terus dilaksanakan agar produsen pangan di DIY dapat menyediakan pangan yang bermutu dan aman, sekaligus dapat bersaing menghadapi pasar bebas ASEAN (MEA).

Keberhasilan pencapaian ketiga sub sistem ketahanan pangan tersebut secara sinergis telah mendukung upaya penurunan kemiskinan dan


(42)

kerawanan pangan di DIY. Desa rawan pangan di DIY turun dari 26 desa di tahun 2014 menjadi 20 desa di tahun 2015 dan turun lagi menjadi 16 desa di tahun 2016. Desa rawan pangan tersebut tersebar di Kabupaten Bantul 3 desa, Kabupaten Kulonprogo 6 desa, dan Kabupaten Gunungkidul 7 desa.

Capaian Skor PPH konsumsi 88,5 telah mencapai target tahun 2016 dengan persentase 100 %, menggunakan 69,14 % dari anggaran yang tersedia sebesar Rp 3.522.815.356,-. Kondisi ini mampu mempertahankan kualitas konsumsi pangan masyarakat sehingga dapat disimpulkan capaian sasaran tersebut efisien untuk mencapai dampak yang luas bagi masyarakat. Konsumsi pangan yang berkualitas akan meningkatkan kesehatan masyarakat, dengan masyarakat yang sehat akan mampu berkarya secara optimal menghasilkan produktivitas yang tinggi, meningkatkan kesejahteraan, dan pada akhirnya dapat berpengaruh pada peningkatan Angka Harapan Hidup yang merupakan sasaran Pemerintah Daerah DIY.

Keberhasilan pencapaian sasaran ketersediaan dan pola konsumsi masyarakat didukung oleh 4 program dengan 21 kegiatan utama. Dukungan dari masing-masing program/kegiatan adalah sebagai berikut:

1. Program Peningkatan Penanganan Daerah Rawan Pangan Program dengan Pagu Anggaran Rp. 869.161.175 dan terealisasi Rp. 831.443.859,- atau 95,66%, dijabarkan dalam 4 kegiatan dan telah berhasil menurunkan jumlah Desa Rawan Pangan di DIY dari 20 desa di tahun 2015 menjadi 16 desa di tahun 2016. Capaian anggaran untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut:

a. Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan dengan anggaran Rp. 436.705.525,-, dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 431.570.606,- atau 94,85%.

b. Pemantauan Desa Rawan Pangan Rp. 269.980.650,- dengan realisasi Rp. 256.247.453,- atau 94,50%.

c. Penyusunan Peta Ketaanan Pangan dan Kerawanan

Pangan berbasis FSVA dengan pagu anggaran Rp. 72.475.000,- dengan realisasi Rp. 62.289.00,- atau


(43)

85,95%. Deviasi keuangan > 10% karena ada kebijakan anggaran dan efisiensi pelaksanaan kegiatan.

d. Penyusunan SKPG dengan pagu anggaran Rp. 90.000.000,- dengan realisasi anggaran sebesar

Rp. 81.336.800,- atau 90,37%.

2. Program Peningkatan Ketersediaan dan Cadangan Pangan Tahun 2016 cadangan pangan meningkat dan mencapai 517,161 ton beras. Sementara itu dilihat dari angka ketersediaan energi dan protein turun dari 3.701 kkal/kapita/hari dan 111,71 gr/kapita/hari di tahun 2015 menjadi 3.666 kkal/kapita/hari dan 111,09 gr/kapita/hari di tahun 2016, tetapi capaian ini masih lebih tinggi dibanding Angka Kecukupan Gizi standar yang dianjurkan. Capaian anggaran untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut:

a. Capaian anggaran kegiatan Penyusunan Neraca Bahan Makanan sebesar Rp. 81.372.500,- (99,98%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 81.390.000,-.

b. Capaian anggaran kegiatan Penguatan Cadangan Pangan sebesar Rp. 318.574.675,- (90,38 %) dari pagu anggaran sebesar Rp. 320.147.175,-.

c. Capaian anggaran kegiatan Analisis Ketersediaan Pangan sebesar Rp. 147.063.306,- (96,44 %) dari pagu anggaran sebesar Rp. 144.283.306,-.

d. Capaian anggaran kegiatan Penyusunan Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan sebesar Rp. 87.780.000,- (100%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 87.780.000,-.

3. Program Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan dengan 9 kegiatan telah berhasil meningkatkan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) pada level 88,5. Capaian dari segi keamanan pangan, hasil pengawasan dan pembinaan keamanan pangan oleh BKPP DIY bersama dengan Jejaring Keamanan Pangan Daerah (JKPD) dinyatakan berdasarkan layanan dasar SPM yaitu persentase pembinaan dan pengawasan keamanan pangan


(44)

dengan capaian sebesar 86,76% dari sampel pangan yang diperiksa dinyatakan aman. Capaian anggaran untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut:

a. Capaian anggaran kegiatan Gerakan Pola Pangan Beragam,

bergizi, Berimbang dan Aman (B2SA) sebesar Rp. 300.994.500,- (91,14%) dari pagu anggaran sebesar

Rp. 330.265.000,-.

b. Capaian anggaran kegiatan Penyebaran Informasi Produk Pangan Lokal sebesar Rp. 267.685.100,- (97,99 %) dari pagu anggaran sebesar Rp. 273.175.000,-.

c. Capaian anggaran kegiatan Pengembangan Diversifikasi Produk Antara sebesar Rp. 18.003.625,- (90,00%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 20.003.750,-.

d. Capaian anggaran kegiatan Penanganan Keamanan Pangan sebesar Rp. 418.241.408,- (94,86%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 440.910.500,-

e. Capaian anggaran kegiatan Pengembangan Kelembagaan OKKP-D sebesar Rp. 59.580.000,- (95,21%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 62.580.000,-.

f. Capaian anggaran kegiatan Pengembangan Kelembagaan Sertifikasi Pangan Segar sebesar Rp. 369.946.160,- (90,69%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 407.916.000,-.

g. Capaian anggaran kegiatan Dukungan Pengembangan Produk Pangan Bersertifikat sebesar Rp. 39.660.000,- (80,28%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 49.400.000,-. Deviasi keuangan > 10% dikarenakan efisiensi pelaksanaan kegiatan.

h. Capaian anggaran kegiatan Penyusunan PPH sebesar Rp. 20.498.450,- (58,99%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 34.750.000,-. Deviasi keuangan > 10% dikarenakan ada kebijakan anggaran, efisiensi pelaksanaan kegiatan, dan penyesuaian dengan agenda kegiatan Pusat.

i. Capaian Pengembangan Kapasitas Petugas Pembinaan dan Pengawasan Keamanan Pangan sebesar Rp. 54.363.700,- (97,17%) dari pagu anggaran Rp. 55.947.200.-.


(45)

4. Program Peningkatan Distribusi dan Akses Pangan dengan 4 kegiatan telah berhasil mendukung kelancaran distibusi dan akses pangan di DIY, menjaga stabilitas harga pangan pokok strategis, dan menyediakan informasi yang update terkait pasokan, harga, dan akses pangan. Capaian anggaran untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut:

a. Capaian anggaran kegiatan Peningkatan Kelembagaan Akses Pangan sebesar Rp 128.732.700.,- (84,80%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 151.810.000,-. Deviasi keuangan > 10% dikarenakan ada kebijakan anggaran, efisiensi pelaksanaan kegiatan, dan penyesuaian dengan agenda kegiatan Pusat.. b. Capaian anggaran kegiatan Analisis Distribusi dan Harga

Pangan sebesar Rp. 48.540.000,- (88,00%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 55.160.000,-. Deviasi keuangan > 10% dikarenakan ada kebijakan anggaran dan efisiensi pelaksanaan kegiatan.

c. Capaian anggaran kegiatan Pemberdayaan dan Pengembangan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) sebesar Rp. 30.251.750,- (80,10%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 37.766.250,-. Deviasi keuangan > 10% karena ada efisiensi pelaksanaan kegiatan dan tidak dilaksanakannya temu kemitraan gapoktan kemandirian karena waktu yang tidak memungkinkan (APBD Perubahan baru mulai bisa dilaksanakan akhir bulan Nopember 2016). d. Capaian anggaran kegiatan Analisis Pasokan dan Akses

Pangan sebesar Rp. 95.665.450,- (98,03%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 97.590.000,-.

Permasalahan yang masih dihadapi dalam pencapaian sasaran ketersediaan dan pola konsumsi masyarakat adalah:

1. Pola konsumsi rumah tangga masih kurang beragam dan tergantung pada sumber energi dari satu jenis bahan pangan, yaitu beras dan/atau tepung terigu.


(46)

2. Perkembangan usaha/industri pangan berbasis sumberdaya lokal berjalan relatif lambat.

3. Kesadaran masyarakat dan pelaku usaha dalam mengkonsumsi dan memproduksi pangan yang aman masih rendah.

4. Masih terdapat 16 Desa Rawan Pangan di DIY.

Rencana yang akan dilakukan sebagai solusi penyelesaian masalah adalah:

1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pentingnya konsumsi pangan lokal, sehingga dapat menekan atau mengurangi konsumsi beras dan/atau terigu. Usaha tersebut dilakukan melalui sosialisasi dan edukasi pola makan Bergizi, Beragam, Seimbang dan Aman (B2SA) kepada masyarakat.

2. Meningkatkan nilai pangan spesifik lokasi (pangan lokal) menjadi olahan pangan yang menarik dan bergizi bagi konsumen serta meningkatkan pemahaman dan pengetahuan atau keterampilan para pelaku usaha agroindustri pangan berbasis sumber daya lokal melalui berbagai kegiatan seperti pertemuan, sosialisasi, dan pameran inovatif.

3. Memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan para pelaku usaha pengolahan tentang pangan yang bermutu dan aman, serta proses pengolahan pangan yang benar dan aman. Selain itu dilakukan pengawasan peredaran makanan terutama di sekolah akan lebih diintensifkan melalui kerja sama dengan instansi terkait, termasuk instansi vertikal di daerah yang mempunyai fungsi pengawasan terhadap peredaran bahan makanan.

4. Meningkatkan kerjasama dan sinergitas antar stakeholder yang menangani urusan pangan dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan pangan yang ada di DIY, khususnya dalam mengentaskan kerawanan pangan dan kemiskinan di Desa Rawan Pangan yang masih tersisa. Salah satunya melalui Program Replikasi Model Desa Percontohan Pengurangan


(47)

12 desa rawan pangan (terletak di Kecamatan kantong kemiskinan di Kabupaten Kulonprogo, Gunungkidul, dan Bantul) mulai tahun 2017.

III.2.2. Sasaran Kedua: Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha

Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha dipilih menjadi sasaran strategis karena pembangunan ketahanan pangan membutuhkan kelembagaan yang mantap dengan didukung oleh sumber daya manusia penyuluh yang handal.

Tolok ukur capaian sasaran Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha terdiri dari 1 indikator yaitu Persentase Jumlah Penyuluh yang Meningkat Kapasitasnya. Cara penghitungan indikator ini adalah sebagai berikut:

Sumber data dari BKPP DIY

Tabel III.4 Target dan Realisasi Kinerja Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha

No Indikator Capaian 2015

2016 Target

Akhir Renstra

(2017)

Capaian s/d 2016 terhadap

2017 (%) Target Realisasi %

Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya

74 87 87,22 100,25 100 87,22


(48)

Tahun 2015 capaian indikator ini adalah 74%, dan tahun 2016 meningkat menjadi 87,22%. Dari tabel III.4 terlihat bahwa pada tahun 2016 BKPP DIY berhasil mencapai target kinerja persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya, dari target 87% dapat direalisasikan 87,22% sehingga persentase capaian sebesar 100,25%. Sedangkan hasil kinerja tahun ini dibandingkan target tahun 2017 baru mencapai 87,22%.

Penyuluh pertanian mempunyai kedudukan strategis dalam pembangunan pertanian khususnya dalam pengembangan kualitas pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mau dan mampu menolong mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, modal dan sumber daya lainnya.

Penyuluhan di DIY diarahkan kepada penyuluhan yang mendukung upaya khusus (UPSUS) swasembada padi, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi; penyuluhan yang mendukung diversifikasi pangan; penyuluhan yang mendukung peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; serta penyuluhan yang mendukung kesejahteraan petani.

Setiap tahun para penyuluh menyusun program penyuluhun. Program penyuluhan menjadi kunci keberhasilan pembangunan pertanian ke depannya. Program disusun dengan mengakomodir keperluan masyarakat yang dibuat berjenjang dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi dengan tetap berpegang pada rambu-rambu perundangan kebijakan pemerintah, RPJMD maupun Renstra SKPD. Program yang disusun secara partisipatif ini diharapkan mampu menjadi pedoman dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan.

Kompetensi penyuluh harus ditingkatkan secara kontinyu mengingat permasalahan yang dihadapi di lapangan semakin kompleks. Peningkatan kapasitas penyuluh yang merupakan pendamping langsung bagi para pelaku utama/pelaku usaha akan membantu peningkatan kemampuan pelaku utama/pelaku usaha dalam mengelola usahanya mulai dari kegiatan budi daya, pasca panen, pengolahan, sampai dengan pemasaran. Kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan akan meningkat dan berdampak pada peningkatan kesejahteran pelaku utama/pelaku usaha.


(49)

Dengan pendekatan penyuluh polivalen yang harus mampu mendampingi pelaku usaha di berbagai sektor pertanian, ditambah beban kerja penyuluh yang semakin meningkat terkait pelaksanaan UPSUS, maka BKPP DIY berupaya mempermudah pekerjaan para penyuluh dalam pelaporan kegiatannya melalui pembuatan aplikasi e-Laporan Penyuluh. Dengan adanya aplikasi ini, pelaporan kegiatan yang menjadi dasar pemberian BOP bagi penyuluh pertanian dan THL-TB PP dapat dilakukan secara online, sehingga lebih efektif dan efisien (lebih cepat, lebih murah: hemat kertas, tinta, dan listrik serta ramah lingkungan ͞eco friendly͟).

Tabel III.5 Keragaan Penyuluh Pertanian dan Perikanan DIY Tahun 2016

No Kabupaten/ Kota

Penyuluh PNS THL

TBPP PPB

Penyuluh Swadaya Pertanian Perikanan Pertanian Perikanan

1 SLEMAN 65 16 53 5 81 43

2 BANTUL 49 11 65 3 86 89

3 KULONPROGO 48 13 61 3 116 80

4 GUNUNGKIDUL 67 6 41 6 144 89

5 KOTA 7 0 8 3 7 3

6 PROVINSI 8 0 0 0 0 0

7 BPTP 16 0 0 0 0 0

JUMLAH 260 46 228 20 434 304

Sumber: BKPP DIY Keterangan:

THL TBPP: Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (Kementan RI) PPB : Penyuluh Perikanan Bantu (Kementarian KP RI)

Keragaan sumber daya manusia dan aktivitas penyelenggaraan penyuluhan dapat dilihat pada tabel III.5. Secara keseluruhan jumlah penyuluh di DIY sebenarnya kurang ideal jika dibandingkan perkembangan jumlah kelembagaan petani yang keragaannya dapat dilihat pada tabel III.6. Idealnya 1 penyuluh PNS mendampingi 8-16 kelompok tani, sedangkan


(50)

penyuluh swadaya/swasta idealnya mendampingi 4 kelompok tani. Namun dibalik keterbatasan tersebut ada faktor pendorong yang menunjang keberhasilan pencapaian sasaran kinerja, yaitu semangat dari para penyuluh PNS, penyuluh kontrak, dan swadaya dalam memberikan pendampingan pada para pelaku utama/pelaku usaha serta kesadaran untuk terus meningkatkan kompetensinya guna menjawab tuntutan perkembangan zaman.

Tabel III.6 Keragaan Kelembagaan Petani di DIY Tahun 2016 KELEMBAGAAN

PELAKU UTAMA SLEMAN

GUNUNG

KIDUL BANTUL

KULON PROGO

KOTA

YOGYA JUMLAH

Kelompok Tani 2.518 2.819 982 1.791 187 8.297 GAPOKTAN 86 145 75 88 42 436 Pokdakan 569 427 379 359 39 1.773 Kelembagaan

Ekonomi Petani

17 186 134 143 8 488

Asosiasi 16 8 3 12 4 43

Sumber: BKPP DIY

Capaian sasaran Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha 87% telah berhasil melampaui target tahun 2016 dengan persentase 100,25%, menggunakan dana sebesar Rp 1.474.665.766,- dari anggaran sebesar Rp 1.572.147.900,- atau terealisasi sebesar 93,80%.

Program dan kegiatan yang dilaksanakan telah dapat meningkatkan kualitas penyuluh melalui peningkatan kompetensi dan profesionalitas penyuluh sehingga dapat memberikan pendampingan yang optimal bagi para pelaku utama/pelaku usaha.

Sasaran Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha didukung oleh satu program yaitu Pemberdayaan Penyuluhan dengan 4 kegiatan. Dukungan masing-masing kegiatan terhadap pencapaian target sasaran tersebut adalah sebagai berikut:


(1)

61

Lampiran 6. Capaian Anggaran Pendukung Sasaran Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Periode III (2016) Tahun

Anggaran 2016

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Program Anggaran Kegiatan Anggaran

Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4

Rp % Rp % Rp % Rp %

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

1

Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat

Skor Pola Pangan

Harapan (PPH) skor 88,5

PROGRAM PENINGKATAN PENANGANAN DAERAH RAWAN PANGAN

906.844.550

Pemantauan Desa Rawan Pangan 270.155.650 84.305.400 17.329.700 31.21 6.41 125.585.400 67.354.150 46.49 24.93 193.655.650 135.582.150 71.68 50.19 269.980.650 256.247.453 99.94 94.85

Pemberdayaan Daerah Rawan

Pangan 456.688.900 38.440.775 8.451.700 8.42 1.85 194.039.400 186.063.025 42.49 40.74 413.845.775 256.238.025 90.62 56.11 436.705.525 431.570.606 95.62 94.50 Penyusunan Peta Ketahanan dan

Kerawanan Pangan Berbasis FSVA 90.000.000 2.525.000 625.000 2.81 0.69 41.967.500 34.452.500 46.63 38.28 59.862.500 41.586.500 66.51 46.21 72.475.000 62.289.000 80.53 69.21 Penyusunan SKPG 90.000.000 13.249.000 9.400.300 14.72 10.44 38.241.000 30.796.100 42.49 34.22 52.028.000 42.161.100 57.81 46.85 90.000.000 81.336.800 100.00 90.37

PROGRAM PENINGKATAN KETERSEDIAAN DAN CADANGAN PANGAN

685.765.000

Penyusunan Neraca Bahan Makanan 95.880.000 20.862.500 11.150.000 21.76 11.63 41.560.000 40.677.500 43.35 42.43 63.192.500 40.952.500 65.91 42.71 81.390.000 81.372.500 84.89 84.87

Penguatan Cadangan Pangan 352.500.000 10.596.300 9.700.300 3.01 2.75 303.049.500 300.179.675 85.97 85.16 314.652.000 302.959.675 89.26 85.95 320.147.175 318.574.675 90.82 90.38

Analisis Ketersediaan Pangan 149.605.000 14.105.000 4.105.000 9.43 2.74 51.580.000 45.093.306 34.48 30.14 112.930.000 108.838.306 75.49 72.75 147.063.306 144.283.306 98.30 96.44

Penyusunan Ketersediaan dan

Kebutuhan Pangan 87.780.000 86.405.000 86.032.500 98.43 98.01 86.955.000 86.680.000 99.06 98.75 86.955.000 86.955.000 99.06 99.06 87.780.000 87.780.000 100.00 100.00

PROGRAM PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI DAN KEAMANAN PANGAN

2.025.902.700

Pengembangan Kapasitas Petugas Pembinaan dan Pengawasan Keamanan Pangan

139.397.200 0 0 0.00 0.00 5.175.000 4.898.700 3.71 3.51 64.747.200 49.383.700 46.45 35.43 55.947.200 54.363.700 40.14 39.00

Gerakan Pola Pangan Beragam

Bergizi Berimbang dan Aman 428.000.000 32.092.500 28.464.500 7.50 6.65 170.950.000 141.881.000 39.94 33.15 322.710.000 236.488.000 75.40 55.25 330.265.000 300.994.500 77.16 70.33 Penyebaran Informasi Produk Pangan

Lokal 285.450.000 4.067.500 4.067.500 1.42 1.42 4.067.500 4.067.500 1.42 1.42 255.952.500 210.309.500 89.67 73.68 273.175.000 267.685.100 95.70 93.78 Pengembangan Diversifikasi Produk

Antara 100.000.000 4.757.500 757.500 4.76 0.76 21.532.500 15.047.500 21.53 15.05 21.603.750 16.422.500 21.60 16.42 20.003.750 18.003.625 20.00 18.00 Penanganan Keamanan Pangan 452.945.500 86.985.000 51.190.200 19.20 11.30 343.072.500 318.016.700 75.74 70.21 401.698.000 372.941.200 88.69 82.34 440.910.500 418.241.408 97.34 92.34

Pengembangan Kelembagaan

OKKPD 70.000.000 5.307.500 507.500 7.58 0.73 22.990.625 18.350.625 32.84 26.22 40.273.750 28.413.750 57.53 40.59 62.580.000 59.580.000 89.40 85.11 Pengembangan Kelembagaan

Sertifikasi Pangan Segar 465.360.000 56.081.000 36.125.000 12.05 7.76 119.361.000 92.306.000 25.65 19.84 225.906.000 117.391.000 48.54 25.23 407.916.000 369.946.160 87.66 79.50 Pengembangan Produk Pangan

Bersertifikat 50.000.000 0 0 0.00 0.00 7.045.000 6.595.000 14.09 13.19 7.045.000 6.595.000 14.09 13.19 49.400.000 39.660.000 98.80 79.32

Penyusunan PPH 34.750.000 2.651.250 998.600 7.63 2.87 11.901.250 3.848.600 34.25 11.08 20.916.250 3.848.600 60.19 11.08 34.750.000 20.498.450 100.00 58.99

PROGRAM PENINGKATAN

DISTRIBUSI DAN AKSES PANGAN 465.250.000

Pengembangan/Pengadaan Software Simulasi Supply-Chain Ketahanan Pangan

80.000.000 0 0 0.00 0.00 0 0 0.00 0.00 0 0 0.00 0.00 0 0 0.00 0.00

Peningkatan Kelembagaan Akses

Pangan 174.000.000 33.985.000 18.900.000 19.53 10.86 101.912.500 82.488.150 58.57 47.41 140.447.500 102.704.150 80.72 59.03 151.810.000 128.732.700 87.25 73.98 Analisis Distribusi dan Harga Pangan 60.360.000 2.242.500 2.242.500 3.72 3.72 22.270.000 20.105.000 36.90 33.31 47.875.000 40.805.000 79.32 67.60 55.160.000 48.540.000 91.39 80.42 Pemberdayaan dan Pengembangan

Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)

50.000.000 6.527.050 6.523.750 13.05 13.05 21.986.250 17.656.750 43.97 35.31 37.595.000 26.260.500 75.19 52.52 37.766.250 30.251.750 75.53 60.50 Analisis Pasokan dan Akses Pangan 100.890.000 14.022.000 6.499.000 13.90 6.44 55.674.500 52.989.450 55.18 52.52 83.270.000 76.790.450 82.54 76.11 97.590.000 95.665.450 96.73 94.82

2

Peningkatan kualitas penyuluh dan peningkatan kualitas kelembagaan pelaku utama/pelaku usaha Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya

% 87 PROGRAM PEMBERDAYAAN PENYULUHAN 1.703.446.000

Peningkatan Kompetensi dan

Keprofesian Tenaga Penyuluh 1.084.000.000 77.823.300 77.778.700 7.18 7.18 218.717.800 186.831.400 20.18 17.24 542.936.200 478.387.621 50.09 44.13 1.054.050.000 995.891.421 97.24 91.87 Penyelenggaraan Temu Teknis

Penyuluh Swadaya/ Swasta 143.046.000 52.993.400 52.993.400 37.05 37.05 65.672.400 52.993.400 45.91 37.05 137.146.000 57.203.400 95.88 39.99 67.072.400 57.203.400 46.89 39.99 Penyusunan Program Penyuluhan 40.700.000 0 0 0.00 0.00 2.675.000 0 6.57 0.00 8.380.000 2.685.000 20.59 6.60 27.942.300 22.267.300 68.65 54.71 Pengembangan dan Penguatan

Kelembagaan Penyuluhan 435.700.000 10.950.000 3.460.000 2.51 0.79 291.758.200 195.484.900 66.96 44.87 430.350.000 328.924.800 98.77 75.49 423.083.200 399.303.645 97.10 91.65

3

Meningkatkan Capaian Pelaksanaan Program Pendukung Sasaran SKPD

Persentase rata-rata hasil ketercapaian pelaksanaan program dukungan sasaran SKPD

% 100 PROGRAM PELAYANAN

ADMINISTRASI PERKANTORAN 810.024.000

Penyediaan Alat Tulis Kantor 33.000.000 5.500.000 3.446.000 16.67 10.44 17.500.000 17.447.900 53.03 52.87 30.000.000 29.946.400 90.91 90.75 33.000.000 32.446.400 100.00 98.32

Penyediaan Barang Cetakan Dan

Penggandaan 25.000.000 9.369.000 0 37.48 0.00 18.861.750 14.721.250 75.45 58.89 21.930.750 15.238.375 87.72 60.95 25.000.000 18.033.000 100.00 72.13 Penyediaan Komponen Instalasi

Listrik/Penerangan Bangunan Kantor 19.000.000 4.750.000 2.493.100 25.00 13.12 11.250.000 7.490.600 59.21 39.42 16.500.000 12.880.600 86.84 67.79 19.000.000 16.493.400 100.00 86.81 Penyediaan Bahan Bacaan Dan

Peraturan Perundang-Undangan 17.500.000 6.295.000 1.839.000 35.97 10.51 10.030.000 6.160.400 57.31 35.20 13.765.000 8.174.400 78.66 46.71 17.500.000 10.028.400 100.00 57.31 Penyediaan Makanan Dan Minuman 38.170.000 11.550.000 0 30.26 0.00 22.170.000 3.960.000 58.08 10.37 32.730.000 3.960.000 85.75 10.37 28.160.000 6.050.000 73.78 15.85 Rapat-Rapat Koordinasi Dan

Konsultasi Ke Luar Daerah 175.000.000 26.500.000 6.688.925 15.14 3.82 68.500.000 46.035.975 39.14 26.31 112.500.000 60.260.775 64.29 34.43 170.000.000 127.402.496 97.14 72.80 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 750.000 250.000 0 33.33 0.00 400.000 440.000 53.33 58.67 550.000 440.000 73.33 58.67 750.000 748.885 100.00 99.85


(2)

62

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Program Anggaran Kegiatan Anggaran

Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4

Rp % Rp % Rp % Rp %

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Kantor/Gedung/Tempat Kerja

Penyediaan Retribusi Sampah 12.000.000 4.350.000 3.140.000 36.25 26.17 6.900.000 6.540.000 57.50 54.50 9.450.000 8.240.000 78.75 68.67 12.000.000 11.640.000 100.00 97.00

Penyediaan Jasa Komunikasi,

Sumber Daya Air Dan Listrik 215.000.000 56.683.000 39.773.585 26.36 18.50 109.491.000 86.051.150 50.93 40.02 162.224.000 108.610.517 75.45 50.52 209.000.000 158.604.108 97.21 73.77 Penyediaan Jasa Pemeliharaan Dan

Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional

9.750.000 1.450.000 0 14.87 0.00 1.450.000 1.218.000 14.87 12.49 4.100.000 2.154.000 42.05 22.09 9.750.000 7.967.000 100.00 81.71 Penyediaan Jasa Administrasi

Keuangan 24.010.000 6.055.000 0 25.22 0.00 12.040.000 10.195.000 50.15 42.46 18.025.000 12.735.000 75.07 53.04 21.010.000 20.365.000 87.51 84.82 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 133.350.000 32.993.688 21.995.792 24.74 16.49 65.987.376 66.837.376 49.48 50.12 99.831.064 88.833.168 74.86 66.62 133.350.000 132.824.752 100.00 99.61

PROGRAM PENINGKATAN SARANA

DAN PRASARANA APARATUR 817.770.550

Pengadaan Perlengkapan Gedung

Kantor 74.000.000 74.000.000 40.805.000 100.00 55.14 74.000.000 72.275.000 100.00 97.67 74.000.000 72.275.000 100.00 97.67 74.000.000 72.275.000 100.00 97.67 Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 143.050.000 4.339.200 0 3.03 0.00 143.050.000 135.656.578 100.00 94.83 143.050.000 135.656.578 100.00 94.83 143.050.000 135.656.578 100.00 94.83

Pengadaan Mebeleur 33.000.000 33.000.000 32.400.000 100.00 98.18 33.000.000 32.400.000 100.00 98.18 33.000.000 32.400.000 100.00 98.18 33.000.000 32.400.000 100.00 98.18

Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung

Kantor 50.000.000 50.000.000 48.965.000 100.00 97.93 50.000.000 48.965.000 100.00 97.93 50.000.000 48.965.000 100.00 97.93 50.000.000 48.965.000 100.00 97.93 Pemeliharaan Rutin/Berkala

Kendaraan Dinas/Operasional 207.750.000 54.397.500 36.771.600 26.18 17.70 113.630.000 106.717.568 54.70 51.37 165.465.800 157.977.068 79.65 76.04 200.250.000 192.077.068 96.39 92.46 Pemeliharaan Rutin/Berkala

Perlengkapan Gedung Kantor 61.000.000 24.554.000 17.005.000 40.25 27.88 40.950.000 37.762.150 67.13 61.91 61.000.000 54.762.150 100.00 89.77 61.000.000 58.500.000 100.00 95.90 Pemeliharaan Rutin/Berkala

Peralatan Gedung Kantor 42.500.000 13.500.000 1.578.000 31.76 3.71 30.500.000 17.388.000 71.76 40.91 37.500.000 26.538.000 88.24 62.44 42.500.000 37.488.000 100.00 88.21 Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung

Kantor 206.470.550 1.935.000 0 0.94 0.00 206.470.550 205.655.000 100.00 99.61 206.470.550 205.655.000 100.00 99.61 206.470.550 205.655.000 100.00 99.61 PROGRAM PENINGKATAN

KAPASITAS SUMBERDAYA APARATUR

43.025.000

Bimbingan Teknis Implementasi

Peraturan Perundang-Undangan 15.200.000 0 0 0.00 0.00 9.000.000 0 59.21 0.00 9.000.000 100 59.21 0.00 0 0 0.00 0.00

Pembinaan, Pengembangan Kualitas Profesi Dan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Tertentu

27.825.000 650.000 0 2.34 0.00 650.000 320.000 2.34 1.15 27.825.000 16.189.996 100.00 58.19 22.550.000 16.189.996 81.04 58.19

PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN

278.827.000

Penyusunan Laporan Kinerja SKPD 5.500.000 5.500.000 4.807.200 100.00 87.40 5.500.000 5.357.200 100.00 97.40 5.500.000 5.357.200 100.00 97.40 5.500.000 5.357.200 100.00 97.40

Penyusunan Laporan Keuangan

SKPD 9.000.000 480.000 0 5.33 0.00 3.392.000 440.000 37.69 4.89 5.424.000 2.652.000 60.27 29.47 9.000.000 7.668.000 100.00 85.20

Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta Pengembangan Data dan Informasi

226.303.000 31.184.800 16.880.000 13.78 7.46 54.023.000 49.285.100 23.87 21.78 119.774.875 57.304.200 52.93 25.32 165.533.000 146.191.525 73.15 64.60 Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan


(3)

63

Lampiran 7. Pengukuran Kinerja

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Periode III (2016) Tahun Anggaran 2016

No

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Satuan Target Realisasi Persentase

1

Pemantapan Ketersediaan dan

Pola Konsumsi Masyarakat

Skor Pola Pangan Harapan

(PPH)

skor

88,5

88,5

100.00

2

Peningkatan kualitas penyuluh

dan peningkatan kualitas

kelembagaan pelaku

utama/pelaku usaha

Persentase jumlah penyuluh

yang meningkat

kapasitasnya

%

87

87,22

100.25

3

Meningkatkan Capaian

Pelaksanaan Program

Pendukung Sasaran SKPD

Persentase rata-rata hasil

ketercapaian pelaksanaan

program dukungan sasaran

SKPD

%

100

100

100.00

Keterangan Warna

Warna

Prosentase

Keterangan

0 s/d 50

Sangat Rendah

50.1 s/d 65

Rendah

65.1 s/d 75

Sedang

75.1 s/d 90

Tinggi

90.1 lebih

Sangat Tinggi


(4)

64

Lampiran 8. Foto-Foto Pendukung

Pemanfaatan pekarangan untuk penyediaan pangan keluarga


(5)

65

Pembukaan Peringatan Hari Pangan Sedunia ke XXXVI Tingkat DIY oleh Wakil

Gubernur di halaman kantor Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan


(6)

66

Penerimaan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tingkat Nasional oleh

Presiden RI kepada salah satu pemenang dari DIY yaitu Kelompok Progress Jogja