RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI (Capsicum frutescens L.) TERHADAP CEKAMAN AIR UNTUK PEMANFAATANNYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN | Laise | EJIP BIOL 9373 30595 1 SM
e-JIP BIOL Vol.5 (1):109-118, Desember
ISSN 2338-1795
2017
RESPONPERTUMBUHANTANAMANCABAI(CapsicumfrutescensL.)TERHADAPCEKAMANAIR
UNTUK PEMANFAATANNYASEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Rabiatul Adawiah Laise1, Mestawaty As.A2, Lilies Tangge2
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNTAD
2
Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNTAD
Email: rabhialaise@yahoo.co.id
1
ABSTRAK
Penelitian tentang pertumbuhan tanaman cabai telah banyakdilakukan, namun tentang
pertumbuhan yang dipengaruhi oleh kadar air dalam tanah masih sedikit diteliti. Oleh karena
itu penelitian ini bertujuan untuk menentukan persentase kadar air dalam tanah yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai (Capsicum frutescensL.), persentase kadar air
yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman cabai (Capsicum frutescensL.), serta menghasilkan
poster yang layak dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Metode yang
digunakanadalaheksperimen denganmenggunakanRancanganAcakLengkap (RAL) yang
terdiri dari 4 perlakuan yaitu kadar air dari 100% kapasitas lapang, kadar air dari 75%
kapasitas lapang, kadar air dari 50% kapasitas lapang dan kadar air dari 25% kapasitas
lapang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kadar air dalam tanah dari 25%
kapasitas lapang memberikan pengaruh yang tidak baik terhadappertumbuhan tanaman cabai.
Persentase kadar air terbaik untuk pertumbuhan tanaman cabai pada100% kapasitas
lapang.Hasil penelitian ini dijadikan sebagai poster untuk media pembelajaran dengan ratarata persentase 83,28% dari penilaian ke empat ahli yaitu ahli isi, ahli media, ahli desain dan
kelompok mahasiswa, sehingga poster layak digunakan sebagai media pembelajaran.
Kata kunci: Pertumbuhan, Tanaman cabai, Cekaman Air, Kapasitas Lapang
e-JIP BIOL Vol.5 (1):109-118, Desember
2017
1
e-JIP BIOL Vol.5 (1):109-118, Desember
ISSN 2338-1795
2017
A. PENDAHULUAN
tubuh dari serangan radikal bebas. Cabai juga
Pertumbuhanadalah pertambahan ukuran
mengandung Lasparaginase dan Capsaicin
(massa dan panjang) secara kuantitatif yang
yang berperan sebagai zat antikanker (Kilham
dihasilkan dari pembelahan jumlah sel dan
2006;
bersifat irreversibel (tidak dapat kembali).
1980).Tanaman cabai rawit termasuk tanaman
Pertambahan ukuran sering ditentukan dengan
perdu setahun.Percabangannya banyak dan
cara mengukur perbesaran ke satu atau dua
tingginyamencapai
arah, seperti panjang (misalnya tinggi batang),
2009). Tanaman cabai cocok ditanam pada
diameter (misalnya, diameter batang), atau
tanah yang kaya humus, gembur, serta tidak
luas (misalnya, luas daun)(Lakitan, 2004).
tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5-6.
Pertumbuhan
tanaman
salah
satunya
Bano
dan
Sivaramakrishnan
50-100
cm
(Prahasta,
Tanaman cabai termasuk dalam familia
Menurut
Sumarna
(1998),
dapat dipenuhi oleh air yang cukup. Saat fase
Solanaceae.
vegetatif tanaman membutuhkan air dalam
tanaman cabai merupakan tanaman yang
jumlah besar (Lestari, 2003).Pemberian air
sangat sensitif terhadap kelebihan maupun
pada dasarnya untuk mencukupi kebutuhan
kekurangan
air tanaman (Jumin, 1992). Kebutuhan air
mengemukakan
bagi tanaman dapat dipenuhi melalui tanah
familiaSolaneceae sangat rentan terhadap
dengan jalan penyerapan lewat akar, besar
kekurangan dan kelebihan air selama masa
kecilnya volume air yang diserap oleh akar
pertumbuhan.Kelebihan atau kekurangan air
tanaman tergantung air yang dikandung oleh
dapat menyebabkan tanaman mengalami titik
tanah, distribusi akar dan kondisi lingkungan
kritis,
di atas tanah. Air tanah yang berada diantara
penurunan proses fisiologi dan fotosintesis
kapasitas lapang dan titik layu permanen
yang akhirnya mempengaruhi produksi dan
merupakan air yang dapat digunakan oleh
kualitas buahnya. Pertumbuhan tanaman akan
tanaman atau disebut air tersedia bagi
semakin baik dengan pertambahan jumlah air,
tanaman (Islami dan Utomo, 1995).
namun ini memiliki batasan maksimum dan
air.
yaitu
Lestari
(2003)
bahwa
tanaman
akan
tanaman
mengalami
Tanaman cabai (Capsicum frutescens L.)
minimum tertentu dalam jumah air (Gould,
merupakan salah satu jenis sayuran yang
1974). Seberapa banyak kadar air yang cukup
memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai
yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal
mengandung berbagai macam senyawa yang
oleh suatu tanaman khususnya tanaman cabai
berguna bagi kesehatan manusia. Sun et al.,
masih belum diketahui, oleh karena itu
(2007)
penelitian
melaporkan
cabai
mengandung
antioksidan yang berfungsi untuk menjaga
e-JIP BIOL Vol.5 (1):109-118, Desember
2017
2
tentang
pertumbuhan
yang
dipengaruhi oleh kadar air dalam tanah perlu
dilakukan penelitan yang bertujuan untuk
untuk
melihat adanya respon pertumbuhan tanaman
mendapatkan air yang terisi dalam polybag
cabai (Capsicum frutescens L.) terhadap
maka, berat tanah akhir dikurangi berat tanah
cekaman air. Hasil penelitian ini akan
awal sehingga didapatkan nilai kapasitas
dijadikan sebagai informasi ilmiah yang
lapang.Setelah kapasitas lapang dilakukan
dimanfaatkan
media
langkah berikut adalah penyemaian biji,
pembelajaran berupa poster. Manfaat dari
langkahnya yaitu dengan cara menyiapkan
poster ini sebagai informasi bagi peserta didik
talenan (wadah penyemaian biji benih) yang
dalam pembelajaran biologi.
akan digunakan, memasukan tanah kedalam
dalam
bentuk
mendapatkan
berat
akhir.
Untuk
talenan (wadah penyamaian biji benih),
B. METODE PENELITIAN
merendam benih cabai didalam air hangat
dengan
kurang lebih selama 10-15 menit agar
menggunakan metode eksperimen dengan
memudahkan penyortiran, mengambil biji
menggunakan
Lengkap
benih cabai yang telah direndam kemudian
(RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu
menaburkan biji benih didalam talenan yang
cekaman air 100%, 75%, 50%, 25%. Setiap
telah berisi tanah, menyiram benih agar media
perlakuan masing-masing diulang sebanyak 3
selalu lembab. Setelah benih tumbuh selama 2
kali.
minggu
Penelitian
ini
dilaksanakan
Rancangan
Tahap
Acak
penelitianini
dimulai
dilanjutkan
dengan
penanaman,
denganpenentuan kapasitas lapang dengan
langkahnya yaitu memberi label pada setiap
caramengambil tanah menggunakan sekop di
polybag
daerah sekitar penelitian, mengayak dan
membandingkannya, membuat lubang di atas
menghancurkan tanah sampai terurai menjadi
media tanam menggunakan
partikel-partikel tanah, mengeringkan tanah di
dengan kedalaman 5 cm, mengambil masing-
bawah sinar matahari dengan menggunakan
masing 1 bibit tanaman cabai dari talenan
karung dan sesekali di bolak balik agar
(wadah
keringnya merata. Setelah itu memasukkan
memasukkan bibit tersebut ke dalam lubang
tanah ke dalam polybag sebanyak 8 kg
tanam lalu menutup kembali dengan tanah,
sebagai berat awal, kemudian memasukkan
menata polybag dengan jarak 30 cm antar
polybag tersebut ke dalam ember yang berisi
polybag.
air
menutupi
pemeliharaan, langkahnya yaitu menyiram
permukaan tanah pada polybag tersebut,
tanaman cabai dengan kadar air yang berbeda-
polybag diangkat dan disimpan di dalam
beda. Untuk P0 (kontrol) penyiraman dengan
ruangantertutup untuk menghindaripenguapan,
kadar air 1200 ml per polybag, P1 dengan
penyimpanan dilakukan selama 4 hari sampai
kadar air 900 ml, P2 dengan kadar air 600 ml
air tidak lagi bergerak kebawah, ditimbang
dan P3 dengan kadar air 300 ml, melakukan
dan
biarkan
sampai
air
untuk
penyemaian
Selama
mempermudah
patok kayu
benih),
pertumbuhan
kemudian
dilakukan
penyiraman dalam jangka waktu 4 hari sekali
dikurangi dengan berat tanah awal 8 kg sama
yang dilakukan pada sore hari, melakukan
dengan 1,2 kg atau 1,2 L/1200 ml yang
penyiangan untuk membersihkan gulma agar
merupakan nilai kapasitas lapang. Selanjutnya
pertumbuhan
terganggu,
menentukan persentase cekaman air untuk
melakukan penyulaman untuk menggantikan
penyiraman 4 hari sekali pada tanaman untuk
tanaman cabai yang mati dengan tanaman
kadar air 75% dikali nilai kapasitas lapang
cabai pada umur yang sama. Kemudian
yaitu 1.200 ml sama dengan 900 ml, untuk
dilanjutkan pengamatan, parameter yang di
kadar air 50%dikali nilai kapasitas lapang
ukur meliputi : Pengukuran tinggi tanaman
1.200 ml dikali 50% sama dengan 600 ml,
dilakukan pada tanaman setelah tanaman
untuk kadar air 25% dikalikapasitas lapang
berumur 20 dan 40 hari setelah tanam (HST).
1.200 ml dikali 25% sama dengan 300 ml.
Pengukuran dilakukan dengan meletakan
Penelitian ini telah dilakukan dalam waktu 40
mistar dan diukur mulai dari permukaan tanah
hari. Dalam penelitian ini ada beberapa
hingga ujung batang tanaman yang tertinggi,
parameter yang diukur yaitu tinggi tanaman,
jumlah daun dihitung secara manual dengan
jumlah daun dan luas daun. Semua parameter
alat counter setelah tanaman berumur 20 dan
yang diukur maupun yang dihitung akan
40 hari setelah tanam (HST). Pengukuran luas
diuraikan sebagai berikut :
daun dilakukan pada saat tanaman berumur
1. Tinggi Tanaman cabai (cm)
tomat
tidak
20 dan 40 hari setelah tanam (HST).
Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman
Mengukur luas daun dengan menggunakan
cabai pada 20 HST (hari setelah tanam) dan
alat
40
Portable
Pengamatan
Laser
Leaf
memperoleh
kemudian
akan
menggunakan
Area
Meter.
data,
yang
dianalisis
analisis
varian
dengan
HST
(hari
setelah
tanam)
dengan
perlakuan yang berbeda ditunjukkan pada
Gambar 1.
(ANAVA)
(Gomez dan Gomez, 1995).
C. HASIL PENELITIAN
Dari hasil penentuan kapasitas lapang
yang telah dilakukan didapatkan hasil seberat
8 kg. Hasil ini dikatakan sebagai berat awal
tanah sebelum digenangi air, selanjutnya
tanah digenangi kemudian ditimbang kembali
sehingga didapatkan nilai 9,2 kg yang
merupakan
berat
tanah
akhir
kemudian
Gambar 1. Tinggi tanaman cabai berumur 40
HST diperlakukan dengan perlakuan
yang berbeda(P0, P1, P2, P3).
Tanaman yang diperlakukan dengan
pemberian cekaman air P1=75% dari
kapasitas
lapang
memiliki
pertumbuhan tinggi tanaman yang
lebih baik dibandingkan dengan
tanaman yang diperlakukan dengan
cekaman air P3=25% dari kapasitas
lapang. Akan tetapi tanaman cabai
berumur 20 HST tidak menunjukkan
pengaruh yang signifikan
Berikut keterangan dari setiap perlakuan :
P0: Tanah+100% kadar air kapasitas lapang
P1: Tanah + 75% kadar air dari kapasitas
lapang
P2: Tanah +
50% kadar air dari kapasitas
lapang
P3: Tanah +
P2 (kadar air 50% dari kapasitas lapang) dan
P3 (kadar air 25% dari kapasitas lapang).
2. Jumlah Daun Tanaman cabai
Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun
tanaman cabai pada 20 HST (hari setelah
tanam) dan 40 HST (hari setelah tanam)
dengan perlakuan yang berbeda ditunjukkan
pada Gambar 2.
25% kadar air dari kapasitas
lapang
Berdasarkan Gambar diatas menunjukkan
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
pertumbuhan tinggi tanaman cabai berumur
40 HST. Hasil diatas menunjukkan bahwa
pertumbuhan
tinggi
tanaman
Gambar
cabai
dipengaruhi oleh cekaman air. Hasil uji sidik
ragam
menunjukkan
bahwa
perlakuan
cekaman air tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan tinggi tanamancabai berumur 20
HST dengan nilai Fhitung1,04tn lebih kecil dari
pada nilai Ftabel 4.07. Hal ini berarti H0
diterima/H1 ditolak artinya tidak ada pengaruh
yang signifikan, maka tidak dilakukan uji
BNT.Sedangkan,
hasil
uji
sidik
ragam
menunjukkan bahwa perlakuan cekaman air
berpengaruh
sangat
nyata
terhadap
pertumbuhan tinggi tanaman cabai berumur
40 HST dengan nilai Fhitung11,77** lebih besar
dari pada nilai Ftabel 7,59. Hal ini berarti H0
ditolak/H1 diterima. Selanjutnya hasil uji BNT
tinggi tanaman cabai berumur 40 HST yang
menunjukkan perlakuan yang berpengaruh
terhadap cekaman air diperoleh dari perlakuan
2. Jumlah daun tanamancabai
diperlakukan dengan perlakuan yang
berbeda(P0, P1, P2, P3). Pengukuran
selama 40 HST dengan perlakuan
cekaman air 100% kapasitas lapang
dan 75% dari kapasitas lapang (P0
dan P1) memperlihatkan jumlah daun
yang banyak dibandingkan dengan
tanaman yang diperlakukan dengan
cekaman air 50% dari kapasitas
lapang dan 25% dari kapasitas
lapang (P2 dan P3). Hal serupa
terjadi pada pengukuran selama 20
HST
namun
tanaman
yang
diperlakukan dengan pemberian
cekaman air 25% dari kapasitas
lapang (P3) memiliki jumlah daun
sangat sedikit.
Berdasarkan Gambar diatas menunjukkan
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
pertumbuhan jumlah daun tanaman cabai
berumur 20 HST dan 40 HST. Hasil diatas
menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah
daun
tanaman
cekaman
air.
cabai
Hasil
dipengaruhi
uji
sidik
oleh
ragam
menunjukkan bahwa perlakuan cekaman air
berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah
kapasitas lapang dan 25% dari
kapasitas lapang (P2 dan P3). Hal
serupa terjadi pada pengukuran
selama 40 HST namun tanaman yang
diperlakukan dengan pemberian
cekaman air 25% dari kapasitas
lapang (P3) memiliki jumlah luas
daun sedikit dibandingkan pada umur
20 HST.
daun tanaman cabai berumur 20 HST dengan
nilai Fhitung39,58** lebih besar dari pada nilai
Ftabel 7,59. Hal ini berarti H0 ditolak/H1
diterima.
Hasil
uji
sidik
ragam
juga
menunjukkan bahwa perlakuan cekaman air
berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah
daun tanaman cabai berumur 40 HST dengan
nilai Fhitung15,68** lebih besar dari pada nilai
Ftabel 7,59. Hal ini berarti H0 ditolak/H1
diterima. Selanjutnya hasil uji BNT jumlah
daun tanaman cabai berumur 20 HST dan 40
HST yang menunjukkan perlakuan yang
berpengaruh terhadap cekaman air diperoleh
dari perlakuan P2 (kadar air 50% dari
kapasitas lapang) dan P3 (kadar air 25% dari
kapasitas lapang).
3.
Jumlah Luas Daun (cm2) Tanaman
cabai
Hasil pengamatan rata-rata luas daun
tanaman cabai pada 20 HST (hari setelah
tanam) dan 40 HST (hari setelah tanam)
dengan perlakuan yang berbeda ditunjukkan
pada Gambar 3.
Berdasarkan Gambar diatas menunjukkan
pengaruh
yang
pertumbuhan
luas
signifikan
daun
terhadap
tanaman
cabai
berumur 20 HST dan 40 HST. Hasil diatas
menunjukkan bahwa pertumbuhan luas daun
tanaman cabai dipengaruhi oleh cekaman air.
Hasil uji sidik ragam menunjukkan bahwa
perlakuan cekaman air berpengaruh sangat
nyata terhadap luas daun tanaman cabai
berumur 20 HST dengan nilai Fhitung4,76*
lebih besar dari pada nilai Ftabel 4,07. Hal ini
berarti H0 ditolak/H1 diterima. Hasil uji sidik
ragam juga menunjukkan bahwa perlakuan
cekaman
air
berpengaruh
sangat
nyata
terhadap luas daun tanaman cabai berumur 40
HST dengan nilai Fhitung9,45** lebih besar dari
pada nilai Ftabel 7,59. Hal ini berarti H0
ditolak/H1 diterima. Selanjutnya hasi uji BNT
luas daun tanaman cabai berumur 20 HST
yang
menunjukkan
perlakuan
yang
berpengaruh terhadap cekaman air diperoleh
Gambar
3. Luas daun tanamancabai
diperlakukan dengan perlakuan yang
berbeda(P0, P1, P2, P3). Pengukuran
selama 20 HST dengan perlakuan
cekaman air 100% kapasitas lapang
dan 75% dari kapasitas lapang (P0
dan P1) memperlihatkan jumlah
luasdaun yang banyak dibandingkan
dengan tanaman yang diperlakukan
dengan cekaman air 50% dari
dari perlakuan P3 (kadar air 25% dari
kapasitas lapang), sedangkan uji BNT luas
daun tanaman cabai berumur 40 HST yang
menunjukkan perlakuan yang terbaik terhadap
cekaman air diperoleh dari perlakuan P2
(kadar air 50% dari kapasitas lapang) dan P3
(kadar air 25% dari kapasitas lapang)
pertumbuhan dan hasil tanaman kacang
D.
PEMBAHASAN
tanah yang lebih baik bila dibandingkan
Hasil penelitian yang telah dilakukan
dengan 25% dan 50% air pada kondisi
menunjukkan bahwa perlakuan cekaman air
kapasitas lapang. Penelitian ini didukung
terhadap
cabai
oleh teori yang dikemukakan oleh Islami
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
dan Utomo (1995) yang menyatakan
baik itu tinggi tanaman, jumlah daun dan luas
bahwa
daun.
efek
tanaman mempunyai ukuran yang lebih
cekaman terhadap parameter-parameter yang
kecil dibandingkan dengan tanaman yang
diukur dari pertumbuhan tanaman diuraikan
tumbuh normal. Doorenbos et al. (1998),
sebagai berikut :
juga mengatakan bahwa kekurangan air
1. Tinggi Tanaman cabai
(cekaman air) yang terjadi pada saat fase
pertumbuhan
Untuk
jelasnya
tanaman
bagaimana
jika
mengalami
cekaman
air,
Hasil penelitian ini berbeda dari penelitian
kritis
terdahulu, karena pada penelitian terdahulu
penurunan pertumbuhan. Whigham dan
yang dilaporkan oleh Mapegau (2006)
Minor, (1978) juga melaporkan bahwa
menjelaskan bahwa cekaman air pada
cekaman kekurangan air yang terjadi pada
tingkat 60% KATT, tinggi tanaman kedelai
fase
kultivar Willis secara nyata menunjukkan
berkurangnya
penurunan, pada kultivar Tidar penurunan
tanaman menjadi lebih pendek. Doorenbos
itu baru terjadi pada tingkat cekaman air
dan Kassam (1979) menambahkan bahwa
40%
hasil
umumnya pada fase vegetatif tanaman
dilakukan
memerlukan air dalam jumlah besar. Akan
pertumbuhan tinggi tanaman cabai terjadi
tetapi penelitian ini bertentangan dengan
penurunan pada tingkat cekaman air 50%
teori tersebut, pada hasil penelitian uji
dan 25% dari kapasitas lapang dan
sidik
pertumbuhan
cabai
cekaman air tidak berpengaruh terhadap
meningkat pada tingkat cekaman air 75%
tinggi tanaman cabai berumur 20 HST
dari kapasitas lapang dan 100% kapasitas
dengan nilai Fhitung lebih kecil dari nilai
lapang. Akan tetapi penelitian ini
sama
Ftabel. Hasil penelitian ini didukung oleh
dengan penelitian yang dilakukan oleh
teori yang dikemukakan oleh Rudich and
Evita (2012), yang menjelaskan bahwa
Luchinsky (1986) yang menyatakan bahwa
tanaman kacang tanah memberikan respon
pada tanaman tomat yang masih muda
terhadap beberapa tingkat pemberian air.
kebutuhan airnya masih sedikit, meningkat
Pemberian air pada kondisi 75%, 100%,
sedikit pada waktu berbunga, kemudian
dan 125% kapasitas lapang memberikan
bertambah
KATT.
penelitian
Sedangkan,
yang
tinggi
telah
dari
tanaman
tanaman
akan
vegetatif
ragam
diameter
mengakibatkan
mengakibatkan
batang
menunjukkan
banyak
dan
dan
perlakuan
mencapai
maksimum pada waktu mulai kematangan
Fisher (1992) juga menambahkan bahwa
buah, karena pada saat itu luas daunnya
cekaman air mengakibatkan peningkatan
maksimum, dan konsumsi air stabil selama
penuaan dan perontokan daun. Selanjutnya
pematangan buah tomat dan sesudah itu
dikatakan bahwa peningkatan penuaan
menurun lagi.
daun akibat cekaman air cenderung terjadi
2. Jumlah Daun Tanaman cabai
pada daun-daun yang lebih bawah, yang
Hasil penelitian ini baru dari penelitian
paling kurang aktif dalam fotosintesis.
terdahulu, karena penelitian terdahulu oleh
Mapegau
(2006)
tidak
melakukan
3. Luas Daun Tanaman cabai
pengamatan jumlah daun pada tanaman
Hasil penelitian ini berbeda dari penelitian
kedelai terhadap cekaman air dan Evita
terdahulu, karena pada penelitian terdahulu
(2012) juga tidak melakukan pengamatan
oleh Mapegau (2006), menjelaskan bahwa
jumlah daun pada tanaman kacang tanah
cekaman air pada tingkat 60% KATT, luas
terhadap beberapa tingkat pemberian air.
daun tanaman kedelai kultivar Willis
Hasil penelitian yang saya peroleh, jumlah
secara nyata menunjukkan penurunan,
daun tanaman cabai mengalami penurunan
sedangkan kultivar Tidar penurunan itu
pada tingkat cekaman air 50% dan 25%
baru terjadi pada tingkat cekaman air 40%
dari kapasitas lapang dan pertumbuhan
KATT. Sedangkan, penelitian yang saya
jumlah daun tanaman cabai meningkat
lakukan berbeda, karena pertumbuhan luas
pada tingkat cekaman air 75% dari
daun
kapasitas lapang dan 100% kapasitas
penurunan pada tingkat cekaman air 50%
lapang. Maka penelitian ini penting, karena
dan 25% dari kapasitas lapang dan
didukung
dan
pertumbuhan luas daun tanaman cabai
Setiamihardja (2000), perubahan morfologi
meningkat pada tingkat cekaman air 75%
pada tanaman yang mengalami cekaman
dari kapasitas lapang dan 100% kapasitas
air
yaitu
lapang. Penelitian yang saya lakukan juga
oleh
meliputi
teori
(1)
Herawati
gugur
daun,
tanaman
cabai
baru
terjadi
fenomena
umum
sebagai
mekanisme
berbeda dengan penelitian terdahulu oleh
tanaman
dalam
usaha
mengurangi
Evita
(2012)
yang
tidak
mengamati
cekaman terutama dalam bagian bawah
pertumbuhan luas daun pada tanaman
dengan
kacang tanah terhadap beberapa tingkat
mengurangi
daun
maka
luas
permukaan transpirasi juga menurun, (2)
pemberian
mengubah sudut daun pada posisi sejajar
lakukan ini penting, karena didukung oleh
dengan berkas cahaya sehingga suhu daun
teori
tidak segera meningkat. Dengan demikian
menyatakan bahwa selama perkembangan
transpirasi dapat ditekan. Goldsworthy dan
vegetatif kekurangan air dapat mengurangi
air.
Gardner
Penelitian
et
al.
yang
(1991)
saya
yang
laju pelebaran daun dan perpanjangan
didapatkan diharapkan mampu memenuhi
batang. Sebelumnya Whigham dan Minor
peran
(1978), telah melaporkan bahwa pengaruh
pembelajaran bagi peserta didik. Hai ini
cekaman air pada pertumbuhan tanaman
sebagaimana yang diungkapkan Suhardi
dicerminkan oleh daun-daun yang lebih
(2012) bahwa peran media belajar (1)
kecil. Goldsworthy dan Fisher (1992) juga
dapat membangkitkan semangat peserta
menambahkan bahwa indeks luas daun
didik dengan
yang merupakan ukuran perkembangan
belajar dan menggunakan waktu secara
tajuk sangat peka terhadap cekaman air,
lebih baik, mengembangkan gairah belajar,
yang mengakibatkan penurunan dalam
memberikan
pembentukan dan perluasan daun.
individual dan memberikan kesempatan
4. Pemanfaatan Hasil Penelitian Kedalam
Bentuk Media Belajar
Pemanfaatan
bentuk
hasil
media
untuk
belajar
dalam
proses
cara mempercepat
kegiatan
berkembang
lebih
laju
ke
sesuai
arah
dengan
kemampuannya, (2) memberikan dasar
penelitian
belajar.
media
Media
kedalam
yang lebih ilmiah terhadap pengajaran
belajar
dengan cara perencanaan secara lebih
tercetak berupa poster memuat informasi
sistematik
dan
pengembangan
mengenai respon pertumbuhan tanaman
pengajaran
cabai (Capsicum frutescens L.) terhadap
berdasarkan fakta yang ada di lingkungan,
cekaman air. Pembuatan poster tersebut
(3) lebih memantapkan pengajaran dengan
melalui serangkaian tahapan yaitu proses
cara meningkatkan kemampuan dengan
mengambil foto penelitian, mendesain dan
fasilitas
mencetak. Setelah media belajar berupa
penyajian informasi dan data lebih konkrit
poster selesai dibuat dilanjutkan dengan
dan mengurangi sifat verbalistik dan
validasi oleh tim ahli, yaitu ahli isi, ahli
abstrak dengan kenyataan yang nyata.
yang
berbagai
dilandasi
media
bahan
penelitian
komunikasi,
desain dan ahli media untuk mengetahui
kelemahan–kelemahan dari poster tersebut
E. KESIMPULAN
dan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
selanjutnya
diperbaiki.
Secara
keseluruhan media pembelajaran yang
disimpulkan
dibuat berupa poster telah layak digunakan
tanaman, jumlah daun, dan luas daun tanaman
sebagai
cabai (Capsicum frutescens L.) dipengaruhi
media
pemebelajaran.
Layak
bahwa
cekaman
Pertumbuhan
air.Pertumbuhan
tinggi
artinya bahwa poster tersebut sudah baik
oleh
tampilannya yaitu dapat dibaca dengan
tanaman, jumlah daun, dan luas daun tanaman
jelas, warna sudah menarik, maknanya
cabai (Capsicum frutescens L.) yang terbaik
mudah dipahami, muatannya jelas dan
yaitu pada
bersifat ilmiah. Persentase kelayakan yang
kapasitas lapang dan 75% dari kapasitas
persentase kadar
tinggi
air 100%
lapang. Hasil penelitian ini layak digunakan
pemuliaan.Diktat. Bandung. Fakultas
Pertanian Universitas Padjajaran
sebagai media pembelajaran berupa poster.
Islami, T dan W.H Utomo. 1995. Hubungan
Tanah, Air dan Tanaman. Semarang:
F. SARAN
IKIP Semarang Press.
Jumin, H.B. 1992. Ekologi Tanaman Suatu
Berdasarkan hasil penelitian dapat
Pendekatan
Fisiologis.
Jakarta.
dikemukakan saran bahwa perlu dilakukan
Rajawali
Lakitan,
B 2004. Dasar-dasar Fisiologi
penelitian selanjutnya mengenai pengaruh
Tumbuhan. Jakarta.PT. Raja Grafindo
cekaman air terhadap produksi hasil tanaman
Persada
Lestari,
E. 2003. Simulasi Potensi Hasil dan
cabai atau penelitian mengenai respon
Pengaruh Cekaman Air Pada Tanaman
pertumbuhan tanaman cabai terhadap
Kentang (Solanum Tuberrosum L.) Di
Kecamatan
Lembang
Kapubaten
frekuensi dan taraf pemberian air.
Bandung. Skripsi. IPB. Bogor. 26 Hal.
Mapegau. 2006. “Pengaruh Cekaman Air
terhadap Pertumbuhan dan Hasil
G.................................................................................................................................D
Tanaman Kedelai (Glycine max L.
AFTAR PUSTAKA
Merr)”.
JurnalIlmiah
Pertanian
Kultura.
41/1.
1-9.
Doorenbos, J. and A. H. Kassam. 1979. Yield
Prahasta Arief. 2009. Agribisnis Tomat.
Response to Water. FAO Irrigation and
Bandung: Pustaka Grafika.
Drainage Paper 33. FAO, Rome
Rudich, J. And U. Luchinsky. 1986. The
Doorenbos, J. and A. H. Kassam. 1998. Crop
Tomato Crop. In: Atherton, J. G. and J.
evapotranspiration: Guidelines for
Rudich (Eds.). Water economy. New
computing crop water requirements.
York. Chapman and Hall
FAO Irrigation and Drainage Paper No
Suhardi, 2012. Pengembangan Sumber
56. FAO, Rome
Belajar. Yogyakarta : Jurdik Biologi
Evita. 2012. Pertumbuhan dan Hasil Kacang
FMIPA UNY.
Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada
Sumarna,
A. 1998. Irigasi Tetes Pada
Perbedaan Tingkatan Kandungan Air.
Budidaya
Tanaman Cabai. Balai
JurnalAgroekoteknologi. 1/1. 1-7.
Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung
Gardner, F.B., R.B. Pearce dan R.L. Mitchell.
Whigham,
D. K, and H.C. Minor, 1978.
1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Agronomic
Characteristic
and
Susilo, H dan Subiyanto (Penerjemah).
Environment
Stress.
Academic
UI Press: Jakarta
Tomatoes. Scientia. Hort. 27-11.
Goldsworthy, P. R. dan N.M. Fisher . 1992.
Fisiologi Budidaya Tanaman Tropik.
Yogyakarta. Gadjah Mada University
Press.
Gomez, K.A. dan Gomez, A.A. 1995.
Prosedur Statistik Untuk Penelitian
Pertanian.
Jakarta
Universitas
Indonesia.
Gould W. A. 1974. Tomato Production,
Processing and Quality Evaluation.
The Avi Publ. Co., Inc. Amerika. 445p.
Herawati,
T dan
R. Setiamihardja.
2000.Kuliah
Pemuliaan
Tanaman
Lanjutan. Program Pengembangan
Kemampuan Peneliti Tingkat S1 non
pemuliaan dan ilmudan teknologi
ISSN 2338-1795
2017
RESPONPERTUMBUHANTANAMANCABAI(CapsicumfrutescensL.)TERHADAPCEKAMANAIR
UNTUK PEMANFAATANNYASEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Rabiatul Adawiah Laise1, Mestawaty As.A2, Lilies Tangge2
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNTAD
2
Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNTAD
Email: rabhialaise@yahoo.co.id
1
ABSTRAK
Penelitian tentang pertumbuhan tanaman cabai telah banyakdilakukan, namun tentang
pertumbuhan yang dipengaruhi oleh kadar air dalam tanah masih sedikit diteliti. Oleh karena
itu penelitian ini bertujuan untuk menentukan persentase kadar air dalam tanah yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai (Capsicum frutescensL.), persentase kadar air
yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman cabai (Capsicum frutescensL.), serta menghasilkan
poster yang layak dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Metode yang
digunakanadalaheksperimen denganmenggunakanRancanganAcakLengkap (RAL) yang
terdiri dari 4 perlakuan yaitu kadar air dari 100% kapasitas lapang, kadar air dari 75%
kapasitas lapang, kadar air dari 50% kapasitas lapang dan kadar air dari 25% kapasitas
lapang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kadar air dalam tanah dari 25%
kapasitas lapang memberikan pengaruh yang tidak baik terhadappertumbuhan tanaman cabai.
Persentase kadar air terbaik untuk pertumbuhan tanaman cabai pada100% kapasitas
lapang.Hasil penelitian ini dijadikan sebagai poster untuk media pembelajaran dengan ratarata persentase 83,28% dari penilaian ke empat ahli yaitu ahli isi, ahli media, ahli desain dan
kelompok mahasiswa, sehingga poster layak digunakan sebagai media pembelajaran.
Kata kunci: Pertumbuhan, Tanaman cabai, Cekaman Air, Kapasitas Lapang
e-JIP BIOL Vol.5 (1):109-118, Desember
2017
1
e-JIP BIOL Vol.5 (1):109-118, Desember
ISSN 2338-1795
2017
A. PENDAHULUAN
tubuh dari serangan radikal bebas. Cabai juga
Pertumbuhanadalah pertambahan ukuran
mengandung Lasparaginase dan Capsaicin
(massa dan panjang) secara kuantitatif yang
yang berperan sebagai zat antikanker (Kilham
dihasilkan dari pembelahan jumlah sel dan
2006;
bersifat irreversibel (tidak dapat kembali).
1980).Tanaman cabai rawit termasuk tanaman
Pertambahan ukuran sering ditentukan dengan
perdu setahun.Percabangannya banyak dan
cara mengukur perbesaran ke satu atau dua
tingginyamencapai
arah, seperti panjang (misalnya tinggi batang),
2009). Tanaman cabai cocok ditanam pada
diameter (misalnya, diameter batang), atau
tanah yang kaya humus, gembur, serta tidak
luas (misalnya, luas daun)(Lakitan, 2004).
tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5-6.
Pertumbuhan
tanaman
salah
satunya
Bano
dan
Sivaramakrishnan
50-100
cm
(Prahasta,
Tanaman cabai termasuk dalam familia
Menurut
Sumarna
(1998),
dapat dipenuhi oleh air yang cukup. Saat fase
Solanaceae.
vegetatif tanaman membutuhkan air dalam
tanaman cabai merupakan tanaman yang
jumlah besar (Lestari, 2003).Pemberian air
sangat sensitif terhadap kelebihan maupun
pada dasarnya untuk mencukupi kebutuhan
kekurangan
air tanaman (Jumin, 1992). Kebutuhan air
mengemukakan
bagi tanaman dapat dipenuhi melalui tanah
familiaSolaneceae sangat rentan terhadap
dengan jalan penyerapan lewat akar, besar
kekurangan dan kelebihan air selama masa
kecilnya volume air yang diserap oleh akar
pertumbuhan.Kelebihan atau kekurangan air
tanaman tergantung air yang dikandung oleh
dapat menyebabkan tanaman mengalami titik
tanah, distribusi akar dan kondisi lingkungan
kritis,
di atas tanah. Air tanah yang berada diantara
penurunan proses fisiologi dan fotosintesis
kapasitas lapang dan titik layu permanen
yang akhirnya mempengaruhi produksi dan
merupakan air yang dapat digunakan oleh
kualitas buahnya. Pertumbuhan tanaman akan
tanaman atau disebut air tersedia bagi
semakin baik dengan pertambahan jumlah air,
tanaman (Islami dan Utomo, 1995).
namun ini memiliki batasan maksimum dan
air.
yaitu
Lestari
(2003)
bahwa
tanaman
akan
tanaman
mengalami
Tanaman cabai (Capsicum frutescens L.)
minimum tertentu dalam jumah air (Gould,
merupakan salah satu jenis sayuran yang
1974). Seberapa banyak kadar air yang cukup
memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai
yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal
mengandung berbagai macam senyawa yang
oleh suatu tanaman khususnya tanaman cabai
berguna bagi kesehatan manusia. Sun et al.,
masih belum diketahui, oleh karena itu
(2007)
penelitian
melaporkan
cabai
mengandung
antioksidan yang berfungsi untuk menjaga
e-JIP BIOL Vol.5 (1):109-118, Desember
2017
2
tentang
pertumbuhan
yang
dipengaruhi oleh kadar air dalam tanah perlu
dilakukan penelitan yang bertujuan untuk
untuk
melihat adanya respon pertumbuhan tanaman
mendapatkan air yang terisi dalam polybag
cabai (Capsicum frutescens L.) terhadap
maka, berat tanah akhir dikurangi berat tanah
cekaman air. Hasil penelitian ini akan
awal sehingga didapatkan nilai kapasitas
dijadikan sebagai informasi ilmiah yang
lapang.Setelah kapasitas lapang dilakukan
dimanfaatkan
media
langkah berikut adalah penyemaian biji,
pembelajaran berupa poster. Manfaat dari
langkahnya yaitu dengan cara menyiapkan
poster ini sebagai informasi bagi peserta didik
talenan (wadah penyemaian biji benih) yang
dalam pembelajaran biologi.
akan digunakan, memasukan tanah kedalam
dalam
bentuk
mendapatkan
berat
akhir.
Untuk
talenan (wadah penyamaian biji benih),
B. METODE PENELITIAN
merendam benih cabai didalam air hangat
dengan
kurang lebih selama 10-15 menit agar
menggunakan metode eksperimen dengan
memudahkan penyortiran, mengambil biji
menggunakan
Lengkap
benih cabai yang telah direndam kemudian
(RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu
menaburkan biji benih didalam talenan yang
cekaman air 100%, 75%, 50%, 25%. Setiap
telah berisi tanah, menyiram benih agar media
perlakuan masing-masing diulang sebanyak 3
selalu lembab. Setelah benih tumbuh selama 2
kali.
minggu
Penelitian
ini
dilaksanakan
Rancangan
Tahap
Acak
penelitianini
dimulai
dilanjutkan
dengan
penanaman,
denganpenentuan kapasitas lapang dengan
langkahnya yaitu memberi label pada setiap
caramengambil tanah menggunakan sekop di
polybag
daerah sekitar penelitian, mengayak dan
membandingkannya, membuat lubang di atas
menghancurkan tanah sampai terurai menjadi
media tanam menggunakan
partikel-partikel tanah, mengeringkan tanah di
dengan kedalaman 5 cm, mengambil masing-
bawah sinar matahari dengan menggunakan
masing 1 bibit tanaman cabai dari talenan
karung dan sesekali di bolak balik agar
(wadah
keringnya merata. Setelah itu memasukkan
memasukkan bibit tersebut ke dalam lubang
tanah ke dalam polybag sebanyak 8 kg
tanam lalu menutup kembali dengan tanah,
sebagai berat awal, kemudian memasukkan
menata polybag dengan jarak 30 cm antar
polybag tersebut ke dalam ember yang berisi
polybag.
air
menutupi
pemeliharaan, langkahnya yaitu menyiram
permukaan tanah pada polybag tersebut,
tanaman cabai dengan kadar air yang berbeda-
polybag diangkat dan disimpan di dalam
beda. Untuk P0 (kontrol) penyiraman dengan
ruangantertutup untuk menghindaripenguapan,
kadar air 1200 ml per polybag, P1 dengan
penyimpanan dilakukan selama 4 hari sampai
kadar air 900 ml, P2 dengan kadar air 600 ml
air tidak lagi bergerak kebawah, ditimbang
dan P3 dengan kadar air 300 ml, melakukan
dan
biarkan
sampai
air
untuk
penyemaian
Selama
mempermudah
patok kayu
benih),
pertumbuhan
kemudian
dilakukan
penyiraman dalam jangka waktu 4 hari sekali
dikurangi dengan berat tanah awal 8 kg sama
yang dilakukan pada sore hari, melakukan
dengan 1,2 kg atau 1,2 L/1200 ml yang
penyiangan untuk membersihkan gulma agar
merupakan nilai kapasitas lapang. Selanjutnya
pertumbuhan
terganggu,
menentukan persentase cekaman air untuk
melakukan penyulaman untuk menggantikan
penyiraman 4 hari sekali pada tanaman untuk
tanaman cabai yang mati dengan tanaman
kadar air 75% dikali nilai kapasitas lapang
cabai pada umur yang sama. Kemudian
yaitu 1.200 ml sama dengan 900 ml, untuk
dilanjutkan pengamatan, parameter yang di
kadar air 50%dikali nilai kapasitas lapang
ukur meliputi : Pengukuran tinggi tanaman
1.200 ml dikali 50% sama dengan 600 ml,
dilakukan pada tanaman setelah tanaman
untuk kadar air 25% dikalikapasitas lapang
berumur 20 dan 40 hari setelah tanam (HST).
1.200 ml dikali 25% sama dengan 300 ml.
Pengukuran dilakukan dengan meletakan
Penelitian ini telah dilakukan dalam waktu 40
mistar dan diukur mulai dari permukaan tanah
hari. Dalam penelitian ini ada beberapa
hingga ujung batang tanaman yang tertinggi,
parameter yang diukur yaitu tinggi tanaman,
jumlah daun dihitung secara manual dengan
jumlah daun dan luas daun. Semua parameter
alat counter setelah tanaman berumur 20 dan
yang diukur maupun yang dihitung akan
40 hari setelah tanam (HST). Pengukuran luas
diuraikan sebagai berikut :
daun dilakukan pada saat tanaman berumur
1. Tinggi Tanaman cabai (cm)
tomat
tidak
20 dan 40 hari setelah tanam (HST).
Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman
Mengukur luas daun dengan menggunakan
cabai pada 20 HST (hari setelah tanam) dan
alat
40
Portable
Pengamatan
Laser
Leaf
memperoleh
kemudian
akan
menggunakan
Area
Meter.
data,
yang
dianalisis
analisis
varian
dengan
HST
(hari
setelah
tanam)
dengan
perlakuan yang berbeda ditunjukkan pada
Gambar 1.
(ANAVA)
(Gomez dan Gomez, 1995).
C. HASIL PENELITIAN
Dari hasil penentuan kapasitas lapang
yang telah dilakukan didapatkan hasil seberat
8 kg. Hasil ini dikatakan sebagai berat awal
tanah sebelum digenangi air, selanjutnya
tanah digenangi kemudian ditimbang kembali
sehingga didapatkan nilai 9,2 kg yang
merupakan
berat
tanah
akhir
kemudian
Gambar 1. Tinggi tanaman cabai berumur 40
HST diperlakukan dengan perlakuan
yang berbeda(P0, P1, P2, P3).
Tanaman yang diperlakukan dengan
pemberian cekaman air P1=75% dari
kapasitas
lapang
memiliki
pertumbuhan tinggi tanaman yang
lebih baik dibandingkan dengan
tanaman yang diperlakukan dengan
cekaman air P3=25% dari kapasitas
lapang. Akan tetapi tanaman cabai
berumur 20 HST tidak menunjukkan
pengaruh yang signifikan
Berikut keterangan dari setiap perlakuan :
P0: Tanah+100% kadar air kapasitas lapang
P1: Tanah + 75% kadar air dari kapasitas
lapang
P2: Tanah +
50% kadar air dari kapasitas
lapang
P3: Tanah +
P2 (kadar air 50% dari kapasitas lapang) dan
P3 (kadar air 25% dari kapasitas lapang).
2. Jumlah Daun Tanaman cabai
Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun
tanaman cabai pada 20 HST (hari setelah
tanam) dan 40 HST (hari setelah tanam)
dengan perlakuan yang berbeda ditunjukkan
pada Gambar 2.
25% kadar air dari kapasitas
lapang
Berdasarkan Gambar diatas menunjukkan
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
pertumbuhan tinggi tanaman cabai berumur
40 HST. Hasil diatas menunjukkan bahwa
pertumbuhan
tinggi
tanaman
Gambar
cabai
dipengaruhi oleh cekaman air. Hasil uji sidik
ragam
menunjukkan
bahwa
perlakuan
cekaman air tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan tinggi tanamancabai berumur 20
HST dengan nilai Fhitung1,04tn lebih kecil dari
pada nilai Ftabel 4.07. Hal ini berarti H0
diterima/H1 ditolak artinya tidak ada pengaruh
yang signifikan, maka tidak dilakukan uji
BNT.Sedangkan,
hasil
uji
sidik
ragam
menunjukkan bahwa perlakuan cekaman air
berpengaruh
sangat
nyata
terhadap
pertumbuhan tinggi tanaman cabai berumur
40 HST dengan nilai Fhitung11,77** lebih besar
dari pada nilai Ftabel 7,59. Hal ini berarti H0
ditolak/H1 diterima. Selanjutnya hasil uji BNT
tinggi tanaman cabai berumur 40 HST yang
menunjukkan perlakuan yang berpengaruh
terhadap cekaman air diperoleh dari perlakuan
2. Jumlah daun tanamancabai
diperlakukan dengan perlakuan yang
berbeda(P0, P1, P2, P3). Pengukuran
selama 40 HST dengan perlakuan
cekaman air 100% kapasitas lapang
dan 75% dari kapasitas lapang (P0
dan P1) memperlihatkan jumlah daun
yang banyak dibandingkan dengan
tanaman yang diperlakukan dengan
cekaman air 50% dari kapasitas
lapang dan 25% dari kapasitas
lapang (P2 dan P3). Hal serupa
terjadi pada pengukuran selama 20
HST
namun
tanaman
yang
diperlakukan dengan pemberian
cekaman air 25% dari kapasitas
lapang (P3) memiliki jumlah daun
sangat sedikit.
Berdasarkan Gambar diatas menunjukkan
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
pertumbuhan jumlah daun tanaman cabai
berumur 20 HST dan 40 HST. Hasil diatas
menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah
daun
tanaman
cekaman
air.
cabai
Hasil
dipengaruhi
uji
sidik
oleh
ragam
menunjukkan bahwa perlakuan cekaman air
berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah
kapasitas lapang dan 25% dari
kapasitas lapang (P2 dan P3). Hal
serupa terjadi pada pengukuran
selama 40 HST namun tanaman yang
diperlakukan dengan pemberian
cekaman air 25% dari kapasitas
lapang (P3) memiliki jumlah luas
daun sedikit dibandingkan pada umur
20 HST.
daun tanaman cabai berumur 20 HST dengan
nilai Fhitung39,58** lebih besar dari pada nilai
Ftabel 7,59. Hal ini berarti H0 ditolak/H1
diterima.
Hasil
uji
sidik
ragam
juga
menunjukkan bahwa perlakuan cekaman air
berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah
daun tanaman cabai berumur 40 HST dengan
nilai Fhitung15,68** lebih besar dari pada nilai
Ftabel 7,59. Hal ini berarti H0 ditolak/H1
diterima. Selanjutnya hasil uji BNT jumlah
daun tanaman cabai berumur 20 HST dan 40
HST yang menunjukkan perlakuan yang
berpengaruh terhadap cekaman air diperoleh
dari perlakuan P2 (kadar air 50% dari
kapasitas lapang) dan P3 (kadar air 25% dari
kapasitas lapang).
3.
Jumlah Luas Daun (cm2) Tanaman
cabai
Hasil pengamatan rata-rata luas daun
tanaman cabai pada 20 HST (hari setelah
tanam) dan 40 HST (hari setelah tanam)
dengan perlakuan yang berbeda ditunjukkan
pada Gambar 3.
Berdasarkan Gambar diatas menunjukkan
pengaruh
yang
pertumbuhan
luas
signifikan
daun
terhadap
tanaman
cabai
berumur 20 HST dan 40 HST. Hasil diatas
menunjukkan bahwa pertumbuhan luas daun
tanaman cabai dipengaruhi oleh cekaman air.
Hasil uji sidik ragam menunjukkan bahwa
perlakuan cekaman air berpengaruh sangat
nyata terhadap luas daun tanaman cabai
berumur 20 HST dengan nilai Fhitung4,76*
lebih besar dari pada nilai Ftabel 4,07. Hal ini
berarti H0 ditolak/H1 diterima. Hasil uji sidik
ragam juga menunjukkan bahwa perlakuan
cekaman
air
berpengaruh
sangat
nyata
terhadap luas daun tanaman cabai berumur 40
HST dengan nilai Fhitung9,45** lebih besar dari
pada nilai Ftabel 7,59. Hal ini berarti H0
ditolak/H1 diterima. Selanjutnya hasi uji BNT
luas daun tanaman cabai berumur 20 HST
yang
menunjukkan
perlakuan
yang
berpengaruh terhadap cekaman air diperoleh
Gambar
3. Luas daun tanamancabai
diperlakukan dengan perlakuan yang
berbeda(P0, P1, P2, P3). Pengukuran
selama 20 HST dengan perlakuan
cekaman air 100% kapasitas lapang
dan 75% dari kapasitas lapang (P0
dan P1) memperlihatkan jumlah
luasdaun yang banyak dibandingkan
dengan tanaman yang diperlakukan
dengan cekaman air 50% dari
dari perlakuan P3 (kadar air 25% dari
kapasitas lapang), sedangkan uji BNT luas
daun tanaman cabai berumur 40 HST yang
menunjukkan perlakuan yang terbaik terhadap
cekaman air diperoleh dari perlakuan P2
(kadar air 50% dari kapasitas lapang) dan P3
(kadar air 25% dari kapasitas lapang)
pertumbuhan dan hasil tanaman kacang
D.
PEMBAHASAN
tanah yang lebih baik bila dibandingkan
Hasil penelitian yang telah dilakukan
dengan 25% dan 50% air pada kondisi
menunjukkan bahwa perlakuan cekaman air
kapasitas lapang. Penelitian ini didukung
terhadap
cabai
oleh teori yang dikemukakan oleh Islami
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
dan Utomo (1995) yang menyatakan
baik itu tinggi tanaman, jumlah daun dan luas
bahwa
daun.
efek
tanaman mempunyai ukuran yang lebih
cekaman terhadap parameter-parameter yang
kecil dibandingkan dengan tanaman yang
diukur dari pertumbuhan tanaman diuraikan
tumbuh normal. Doorenbos et al. (1998),
sebagai berikut :
juga mengatakan bahwa kekurangan air
1. Tinggi Tanaman cabai
(cekaman air) yang terjadi pada saat fase
pertumbuhan
Untuk
jelasnya
tanaman
bagaimana
jika
mengalami
cekaman
air,
Hasil penelitian ini berbeda dari penelitian
kritis
terdahulu, karena pada penelitian terdahulu
penurunan pertumbuhan. Whigham dan
yang dilaporkan oleh Mapegau (2006)
Minor, (1978) juga melaporkan bahwa
menjelaskan bahwa cekaman air pada
cekaman kekurangan air yang terjadi pada
tingkat 60% KATT, tinggi tanaman kedelai
fase
kultivar Willis secara nyata menunjukkan
berkurangnya
penurunan, pada kultivar Tidar penurunan
tanaman menjadi lebih pendek. Doorenbos
itu baru terjadi pada tingkat cekaman air
dan Kassam (1979) menambahkan bahwa
40%
hasil
umumnya pada fase vegetatif tanaman
dilakukan
memerlukan air dalam jumlah besar. Akan
pertumbuhan tinggi tanaman cabai terjadi
tetapi penelitian ini bertentangan dengan
penurunan pada tingkat cekaman air 50%
teori tersebut, pada hasil penelitian uji
dan 25% dari kapasitas lapang dan
sidik
pertumbuhan
cabai
cekaman air tidak berpengaruh terhadap
meningkat pada tingkat cekaman air 75%
tinggi tanaman cabai berumur 20 HST
dari kapasitas lapang dan 100% kapasitas
dengan nilai Fhitung lebih kecil dari nilai
lapang. Akan tetapi penelitian ini
sama
Ftabel. Hasil penelitian ini didukung oleh
dengan penelitian yang dilakukan oleh
teori yang dikemukakan oleh Rudich and
Evita (2012), yang menjelaskan bahwa
Luchinsky (1986) yang menyatakan bahwa
tanaman kacang tanah memberikan respon
pada tanaman tomat yang masih muda
terhadap beberapa tingkat pemberian air.
kebutuhan airnya masih sedikit, meningkat
Pemberian air pada kondisi 75%, 100%,
sedikit pada waktu berbunga, kemudian
dan 125% kapasitas lapang memberikan
bertambah
KATT.
penelitian
Sedangkan,
yang
tinggi
telah
dari
tanaman
tanaman
akan
vegetatif
ragam
diameter
mengakibatkan
mengakibatkan
batang
menunjukkan
banyak
dan
dan
perlakuan
mencapai
maksimum pada waktu mulai kematangan
Fisher (1992) juga menambahkan bahwa
buah, karena pada saat itu luas daunnya
cekaman air mengakibatkan peningkatan
maksimum, dan konsumsi air stabil selama
penuaan dan perontokan daun. Selanjutnya
pematangan buah tomat dan sesudah itu
dikatakan bahwa peningkatan penuaan
menurun lagi.
daun akibat cekaman air cenderung terjadi
2. Jumlah Daun Tanaman cabai
pada daun-daun yang lebih bawah, yang
Hasil penelitian ini baru dari penelitian
paling kurang aktif dalam fotosintesis.
terdahulu, karena penelitian terdahulu oleh
Mapegau
(2006)
tidak
melakukan
3. Luas Daun Tanaman cabai
pengamatan jumlah daun pada tanaman
Hasil penelitian ini berbeda dari penelitian
kedelai terhadap cekaman air dan Evita
terdahulu, karena pada penelitian terdahulu
(2012) juga tidak melakukan pengamatan
oleh Mapegau (2006), menjelaskan bahwa
jumlah daun pada tanaman kacang tanah
cekaman air pada tingkat 60% KATT, luas
terhadap beberapa tingkat pemberian air.
daun tanaman kedelai kultivar Willis
Hasil penelitian yang saya peroleh, jumlah
secara nyata menunjukkan penurunan,
daun tanaman cabai mengalami penurunan
sedangkan kultivar Tidar penurunan itu
pada tingkat cekaman air 50% dan 25%
baru terjadi pada tingkat cekaman air 40%
dari kapasitas lapang dan pertumbuhan
KATT. Sedangkan, penelitian yang saya
jumlah daun tanaman cabai meningkat
lakukan berbeda, karena pertumbuhan luas
pada tingkat cekaman air 75% dari
daun
kapasitas lapang dan 100% kapasitas
penurunan pada tingkat cekaman air 50%
lapang. Maka penelitian ini penting, karena
dan 25% dari kapasitas lapang dan
didukung
dan
pertumbuhan luas daun tanaman cabai
Setiamihardja (2000), perubahan morfologi
meningkat pada tingkat cekaman air 75%
pada tanaman yang mengalami cekaman
dari kapasitas lapang dan 100% kapasitas
air
yaitu
lapang. Penelitian yang saya lakukan juga
oleh
meliputi
teori
(1)
Herawati
gugur
daun,
tanaman
cabai
baru
terjadi
fenomena
umum
sebagai
mekanisme
berbeda dengan penelitian terdahulu oleh
tanaman
dalam
usaha
mengurangi
Evita
(2012)
yang
tidak
mengamati
cekaman terutama dalam bagian bawah
pertumbuhan luas daun pada tanaman
dengan
kacang tanah terhadap beberapa tingkat
mengurangi
daun
maka
luas
permukaan transpirasi juga menurun, (2)
pemberian
mengubah sudut daun pada posisi sejajar
lakukan ini penting, karena didukung oleh
dengan berkas cahaya sehingga suhu daun
teori
tidak segera meningkat. Dengan demikian
menyatakan bahwa selama perkembangan
transpirasi dapat ditekan. Goldsworthy dan
vegetatif kekurangan air dapat mengurangi
air.
Gardner
Penelitian
et
al.
yang
(1991)
saya
yang
laju pelebaran daun dan perpanjangan
didapatkan diharapkan mampu memenuhi
batang. Sebelumnya Whigham dan Minor
peran
(1978), telah melaporkan bahwa pengaruh
pembelajaran bagi peserta didik. Hai ini
cekaman air pada pertumbuhan tanaman
sebagaimana yang diungkapkan Suhardi
dicerminkan oleh daun-daun yang lebih
(2012) bahwa peran media belajar (1)
kecil. Goldsworthy dan Fisher (1992) juga
dapat membangkitkan semangat peserta
menambahkan bahwa indeks luas daun
didik dengan
yang merupakan ukuran perkembangan
belajar dan menggunakan waktu secara
tajuk sangat peka terhadap cekaman air,
lebih baik, mengembangkan gairah belajar,
yang mengakibatkan penurunan dalam
memberikan
pembentukan dan perluasan daun.
individual dan memberikan kesempatan
4. Pemanfaatan Hasil Penelitian Kedalam
Bentuk Media Belajar
Pemanfaatan
bentuk
hasil
media
untuk
belajar
dalam
proses
cara mempercepat
kegiatan
berkembang
lebih
laju
ke
sesuai
arah
dengan
kemampuannya, (2) memberikan dasar
penelitian
belajar.
media
Media
kedalam
yang lebih ilmiah terhadap pengajaran
belajar
dengan cara perencanaan secara lebih
tercetak berupa poster memuat informasi
sistematik
dan
pengembangan
mengenai respon pertumbuhan tanaman
pengajaran
cabai (Capsicum frutescens L.) terhadap
berdasarkan fakta yang ada di lingkungan,
cekaman air. Pembuatan poster tersebut
(3) lebih memantapkan pengajaran dengan
melalui serangkaian tahapan yaitu proses
cara meningkatkan kemampuan dengan
mengambil foto penelitian, mendesain dan
fasilitas
mencetak. Setelah media belajar berupa
penyajian informasi dan data lebih konkrit
poster selesai dibuat dilanjutkan dengan
dan mengurangi sifat verbalistik dan
validasi oleh tim ahli, yaitu ahli isi, ahli
abstrak dengan kenyataan yang nyata.
yang
berbagai
dilandasi
media
bahan
penelitian
komunikasi,
desain dan ahli media untuk mengetahui
kelemahan–kelemahan dari poster tersebut
E. KESIMPULAN
dan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
selanjutnya
diperbaiki.
Secara
keseluruhan media pembelajaran yang
disimpulkan
dibuat berupa poster telah layak digunakan
tanaman, jumlah daun, dan luas daun tanaman
sebagai
cabai (Capsicum frutescens L.) dipengaruhi
media
pemebelajaran.
Layak
bahwa
cekaman
Pertumbuhan
air.Pertumbuhan
tinggi
artinya bahwa poster tersebut sudah baik
oleh
tampilannya yaitu dapat dibaca dengan
tanaman, jumlah daun, dan luas daun tanaman
jelas, warna sudah menarik, maknanya
cabai (Capsicum frutescens L.) yang terbaik
mudah dipahami, muatannya jelas dan
yaitu pada
bersifat ilmiah. Persentase kelayakan yang
kapasitas lapang dan 75% dari kapasitas
persentase kadar
tinggi
air 100%
lapang. Hasil penelitian ini layak digunakan
pemuliaan.Diktat. Bandung. Fakultas
Pertanian Universitas Padjajaran
sebagai media pembelajaran berupa poster.
Islami, T dan W.H Utomo. 1995. Hubungan
Tanah, Air dan Tanaman. Semarang:
F. SARAN
IKIP Semarang Press.
Jumin, H.B. 1992. Ekologi Tanaman Suatu
Berdasarkan hasil penelitian dapat
Pendekatan
Fisiologis.
Jakarta.
dikemukakan saran bahwa perlu dilakukan
Rajawali
Lakitan,
B 2004. Dasar-dasar Fisiologi
penelitian selanjutnya mengenai pengaruh
Tumbuhan. Jakarta.PT. Raja Grafindo
cekaman air terhadap produksi hasil tanaman
Persada
Lestari,
E. 2003. Simulasi Potensi Hasil dan
cabai atau penelitian mengenai respon
Pengaruh Cekaman Air Pada Tanaman
pertumbuhan tanaman cabai terhadap
Kentang (Solanum Tuberrosum L.) Di
Kecamatan
Lembang
Kapubaten
frekuensi dan taraf pemberian air.
Bandung. Skripsi. IPB. Bogor. 26 Hal.
Mapegau. 2006. “Pengaruh Cekaman Air
terhadap Pertumbuhan dan Hasil
G.................................................................................................................................D
Tanaman Kedelai (Glycine max L.
AFTAR PUSTAKA
Merr)”.
JurnalIlmiah
Pertanian
Kultura.
41/1.
1-9.
Doorenbos, J. and A. H. Kassam. 1979. Yield
Prahasta Arief. 2009. Agribisnis Tomat.
Response to Water. FAO Irrigation and
Bandung: Pustaka Grafika.
Drainage Paper 33. FAO, Rome
Rudich, J. And U. Luchinsky. 1986. The
Doorenbos, J. and A. H. Kassam. 1998. Crop
Tomato Crop. In: Atherton, J. G. and J.
evapotranspiration: Guidelines for
Rudich (Eds.). Water economy. New
computing crop water requirements.
York. Chapman and Hall
FAO Irrigation and Drainage Paper No
Suhardi, 2012. Pengembangan Sumber
56. FAO, Rome
Belajar. Yogyakarta : Jurdik Biologi
Evita. 2012. Pertumbuhan dan Hasil Kacang
FMIPA UNY.
Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada
Sumarna,
A. 1998. Irigasi Tetes Pada
Perbedaan Tingkatan Kandungan Air.
Budidaya
Tanaman Cabai. Balai
JurnalAgroekoteknologi. 1/1. 1-7.
Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung
Gardner, F.B., R.B. Pearce dan R.L. Mitchell.
Whigham,
D. K, and H.C. Minor, 1978.
1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Agronomic
Characteristic
and
Susilo, H dan Subiyanto (Penerjemah).
Environment
Stress.
Academic
UI Press: Jakarta
Tomatoes. Scientia. Hort. 27-11.
Goldsworthy, P. R. dan N.M. Fisher . 1992.
Fisiologi Budidaya Tanaman Tropik.
Yogyakarta. Gadjah Mada University
Press.
Gomez, K.A. dan Gomez, A.A. 1995.
Prosedur Statistik Untuk Penelitian
Pertanian.
Jakarta
Universitas
Indonesia.
Gould W. A. 1974. Tomato Production,
Processing and Quality Evaluation.
The Avi Publ. Co., Inc. Amerika. 445p.
Herawati,
T dan
R. Setiamihardja.
2000.Kuliah
Pemuliaan
Tanaman
Lanjutan. Program Pengembangan
Kemampuan Peneliti Tingkat S1 non
pemuliaan dan ilmudan teknologi