PENGARUH KOMPOS LIMBAH BUBUK KOPI DAN PU

PENGARUH DOSIS KOMPOS LIMBAH BUBUK KOPI DAN PUPUK
NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
CABAI MERAH (Capsicum annum L.)

SKRIPSI

Oleh

Jauhar Fuadi
NIM. 1005101060007

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2015

PENGARUH DOSIS KOMPOS LIMBAH BUBUK KOPI DAN PUPUK
NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
CABAI MERAH (Capsicum annum L.)

SKRIPSI


Oleh:
JAUHAR FUADI
NIM : 1005101060007

Skripsi Merupakan Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2015

LEMBARAN PENGESAHAN
Judul Skripsi
Nama Mahasiswa

: Pengaruh Dosis Kompos Limbah Bubuk Kopi dan
Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil

Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.)
: Jauhar Fuadi

Nomor Mahasiswa : 1005101060007
Program Studi

: Agroteknologi

Menyetujui
Pembimbing Utama

Pembimbing Anggota

Dr. Ir. Elly Kesumawati, M.Agric. Sc Ir. Hj. Erita Hayati, MP.
NIP. 196603111993032002 NIP. 196608101993032002

Mengetahui
Ketua Program Studi Agroteknologi

Dr. Ir. Ashabul Anhar, M.Sc

NIP. 196606291990031002
Tanggal Lulus : 15
Desember 2015

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Jauhar Fuadi
Tempat/Tanggal Lahir : Banda Aceh, 22 Juni 1992
NIM : 1005101060007
Program Studi : Agroteknologi
Judul Skripsi

: Pengaruh Dosis Kompos Limbah Bubuk Kopi
dan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum, L.)

Dengan penuh kesadaran saya telah memahami sebaik-baiknya dan
menyatakan bahwa karya ilmiah Skripsi ini bebas dari segala bentuk plagiat.
Apabila dikemudian hari terbukti adanya indikasi plagiat dalam karya ilmiah ini,

maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.

Darussalam,
Yang Membuat Pernyataan,

(Jauhar Fuadi)
Nim: 1005101060007

RINGKASAN
JAUHAR FUADI. Pengaruh Dosis Kompos Limbah Bubuk Kopi dan
Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah (Capsicum
annum L.) di bawah bimbingan Elly Kesumawati selaku pembimbing utama dan
Erita Hayati selaku pembimbing anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis kompos limbah
bubuk kopi dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai
merah, serta interaksi diantara kedua perlakuan tersebut. Penelitian ini
dilaksanakan di Kebun Percobaan University Farm Sektor Timur Fakultas
Pertanian Universitas Syiah Kuala, yang


berlangsung dari bulan Desember

sampai dengan Mei 2015. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 4 dengan tiga ulangan dan setiap satuan
percobaan diwakili oleh 2 tanaman. Faktor yang diteliti terdiri atas dosis kompos
limbah bubuk kopi yang terdiri dari 3 taraf, yaitu 10, 20 dan 30 ton/ha. Faktor
kedua adalah dosis pupuk NPK yang terdiri atas 4 taraf, yaitu 100, 150, 200 dan
250 kg/ha. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman dan diameter batang
pada umur 14, 21, 37, 44 dan 67 hari setelah tanam (HST), jumlah cabang pada
umur 37 dan 67 HST, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, berat per
buah, panjang buah dan diameter buah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompos limbah bubuk kopi
berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter yang diamati, yaitu tinggi
tanaman, diameter batang, jumlah cabang, jumlah buah per tanaman, berat buah
per tanaman, berat per buah, panjang buah dan diameter buah. Pertumbuhan dan

hasil cabai merah yang cenderung lebih baik dijumpai pada perlakuan dosis
kompos limbah bubuk kopi 10 ton/ha.
Perlakuan pupuk NPK berpengaruh sangat nyata terhadap diameter batang

umur 67 HST, jumlah cabang umur 37 dan 67 HST , jumlah buah dan berat buah
per tanaman serta berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 67 HST, namun
berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter batang umur 14,
21, 37 dan 44 HST, berat per buah, panjang buah serta diameter buah.
Pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah terbaik terdapat pada dosis pupuk
NPK 200 dan 250 kg/ha. Terdapat interaksi yang tidak nyata antara perlakuan
kompos limbah bubuk kopi dengan perlakuan pupuk NPK terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman cabai merah.

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis telah dapat menyelesaikan penelitian dan
penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Dosis Kompos Limbah Bubuk Kopi
dan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah
(Capsicum annum L.)“.
Penyelesaian penelitian dan penyusunan skripsi ini telah banyak mendapat
bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, untuk itu penulis

menyampaikan


terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Elly Kesumawati, M. Agric. Sc. sebagai pembimbing utama dan
ibu Ir. Hj. Erita Hayati, MP. sebagai pembimbing anggota, yang dari awal
sampai

akhir

telah

membimbing

dan

memberi

pengarahan

dalam

menyelesaikan penelitian dan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Ir. Ashabul Anhar, M.Sc. sebagai dosen wali dan ketua Prodi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala.
3. Bapak Ir. Fuadi Harun, MS. dan ibu Ir. Hj. Nurhayati, MP. sebagai dosen
penguji.
4. Dekan, Sekretaris Jurusan, Staf Pengajar, Staf Tata Usaha dan Staf
Laboratorium atas penyediaan sarana dan prasarana selama penulis menuntut
ilmu di Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala.
5. Ayahanda Drs. H. Jailani Sulaiman, Ibunda Azizah dan kakak-kakak saya
(Nora Sorgawati, S.TP, Eva Nirwanasari dan Suri Hasnawati, S.HI.) atas doa,
motivasi

dan pengorbanan yang tak terhingga, sehingga penulis dapat

menyelesaikan pendidikan di Universitas Syiah Kuala ini.

6. Sahabat seperjuangan (Erma, Laila, Yusnidar, Fitri, Lia, Bunga, Lilis, Vini,
Dewi, Iswadi, Syarfianda, Septianda, Khairunnas, Aidil, Reza, Joko, Manca,
Isnaidi, Ari, Fidul, Maulidin) dan sahabat-sahabat Agroteknologi angkatan
2010 lainnya serta kepada pihak lainnya yang telah memberi motivasi dan
membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian dan skripsi ini.

Menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, sangat diharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
semoga Allah SWT memberikan ridha dan rahmat-Nya bagi kita semua. Amin ya
Rabbal Alamin.

Banda Aceh, Agustus 2015

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ............................................................................................

i

KATA PENGANTAR ................................................................................

iii

DAFTAR TABEL ......................................................................................


vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

viii

I. PENDAHULUAN...................................................................................

1

1.1 Latar Belakang.................................................................................

1

1.2 Tujuan Penelitian..............................................................................


3

1.3 Hipotesis...........................................................................................

3

II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................

4

2.1 Taksonomi Tanaman Cabai ............................................................

4

2.2 Morfologi Tanaman Cabai .............................................................

4

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Cabai .....................................................

6

2.4 Kompos Limbah Bubuk Kopi ........................................................

7

2.5 Peranan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Cabai...............................................................................................

9

III. METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................

10

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................

10

3.2 Alat dan Bahan..................................................................................

10

3.3 Rancangan Percobaan ........................................................................

10

3.4 Pelaksanaan .....................................................................................

13

3.5 Pengamatan .....................................................................................

16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................

18

4.1 Hasil.................................................................................................

18

4.2 Pembahasan..........................................................................................

31

V. KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................

35

5.1 Kesimpulan......................................................................................

35

5.2 Saran ................................................................................................

35

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

36

LAMPIRAN ..............................................................................................

39

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL
Nomor
1. Susunan Kombinasi Perlakuan antara Dosis Kompos Limbah
Bubuk Kopi dan NPK Mutiara pada Tanaman Cabai Merah
............................................................................................................
............................................................................................................
11
2. Rata-rata Tinggi Tanaman Cabai Umur 14, 21, 37, 44 dan 67 HST
Pada berbagai Perlakuan Dosis Kompos Limbah Bubuk Kopi
............................................................................................................
............................................................................................................
18
3. Rata-rata Diameter Batang Cabai Umur 14, 21, 37, 44 dan 67 HST
Pada berbagai Perlakuan Dosis Kompos Limbah Bubuk Kopi
............................................................................................................
............................................................................................................
19
4. Rata-rata Jumlah Cabang Cabai Umur 37dan 67 HST Pada
berbagai Perlakuan Dosis Kompos Limbah Bubuk Kopi
.............................................................................................................
.............................................................................................................
20
5. Rata-rata Jumlah Buah Cabai per Tanaman
Pada berbagai
Perlakuan
Dosis
Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
.............................................................................................................
.............................................................................................................
20
6. Rata-rata Berat Buah Cabai per Tanaman Pada berbagai Perlakuan
Dosis
Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
............................................................................................................
............................................................................................................
21
7. Rata-rata Berat Buah per Buah Pada berbagai Perlakuan Dosis
Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
............................................................................................................
............................................................................................................
21
8. Rata-rata Panjang Buah Cabai per Tanaman Pada berbagai
Perlakuan
Dosis
Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
............................................................................................................
............................................................................................................
22
9. Rata-rata Diameter Buah Cabai per Tanaman Pada berbagai
Perlakuan
Dosis
Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi

Halaman

............................................................................................................
............................................................................................................
22
10. Rata-rata Tinggi Tanaman Cabai Umur 14, 21, 37, 44 dan 67 HST
Pada
berbagai
Perlakuan
Dosis
Pupuk
NPK
............................................................................................................
............................................................................................................
23
11. Rata-rata Diameter Batang Cabai Umur 14, 21, 37, 44 dan 67 HST
Pada
berbagai
Perlakuan
Dosis
Pupuk
NPK
............................................................................................................
............................................................................................................
25
12. Rata-rata Jumlah Cabang Cabai Umur 37 dan 67 HST Pada
berbagai
Perlakuan
Dosis
Pupuk
NPK
............................................................................................................
............................................................................................................
26
13. Rata-rata Jumlah Buah Cabai Merah per Tanaman Pada berbagai
Perlakuan
Dosis
Pupuk
NPK
............................................................................................................
............................................................................................................
27
14. Rata-rata Berat Buah Cabai Merah per Tanaman Pada berbagai
Perlakuan
Dosis
Pupuk
NPK
............................................................................................................
............................................................................................................
28
15. Rata-rata Berat per Buah Cabai Merah Pada berbagai Perlakuan
Dosis
Pupuk
NPK
............................................................................................................
............................................................................................................
29
16. Rata-rata Panjang Buah Cabai Merah per Tanaman Pada berbagai
Perlakuan
Dosis
Pupuk
NPK
............................................................................................................
............................................................................................................
30
17. Rata-rata Diameter Buah Cabai Merah per Tanaman pada berbagai
Perlakuan
Dosis
Pupuk
NPK
............................................................................................................
............................................................................................................
30

DAFTAR GAMBAR
Nomor
1. Rata-rata Tinggi Tanaman Cabai Pada berbagai Perlakuan Dosis
Pupuk NPK..........................................................................................
.......................................................................................................... 24

Halaman

2. Rata-rata Diameter Batang Cabai Umur 14, 21, 37, 44 dan 67 HST
Pada berbagai Perlakuan Dosis Pupuk NPK........................................
...........................................................................................................25
3. Rata-rata Jumlah Cabang Cabai Umur 37dan 67 HST Pada berbagai
Perlakuan Dosis Pupuk NPK................................................................
...........................................................................................................27
4. Rata-rata Jumlah Buah per Tanaman Pada berbagai Perlakuan Dosis
Pupuk NPK...........................................................................................
...........................................................................................................28
5. Rata-rata Berat Buah per Tanaman Pada berbagai Perlakuan Dosis
Pupuk NPK...........................................................................................
...........................................................................................................29

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1. Rata-rata Tinggi Tanaman Umur 14 HST pada perlakuan Kompos
Limbah Bubuk Kopi dan Pupuk NPK .......................................
39

Halaman

2. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Umur 14 HST pada perlakuan
Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................
39
3. Rata-rata Tinggi Tanaman Umur 21 HST pada perlakuan Kompos
Limbah Bubuk Kopi dan Pupuk NPK ........................................
40
4. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Umur 21 HST pada perlakuan
Kompos Limbah Bubuk Kopi dan Pupuk NPK ........................
40
5. Rata-rata Tinggi Tanaman Umur 37 HST pada perlakuan Kompos
Limbah Bubuk Kopi dan Pupuk NPK .......................................... 41
6. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Umur 37 HST pada perlakuan
Kompos Limbah Bubuk Kopi dan Pupuk NPK....................................
7. Rata-rata Tinggi Tanaman Umur 44 HST pada perlakuan Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

41
42

8. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Umur 44 HST pada perlakuan
Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

42

9. Rata-rata Tinggi Tanaman Umur 67 HST pada perlakuan Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

43

10. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Umur 67 HST pada perlakuan
Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

43

11. Rata-rata Diameter Batang Umur 14 HST pada perlakuan Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

44

12. Analisis Ragam Diameter Batang Umur 14 HST pada perlakuan
Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

44

13. Rata-rata Diameter Batang Umur 21 HST pada perlakuan Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

45

14. Analisis Ragam Diameter Batang Umur 21 HST pada perlakuan
Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

45

15. Rata-rata Diameter Batang Umur 37 HST pada perlakuan Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

46

16. Analisis Ragam Diameter Batang Umur 37 HST pada perlakuan
Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK

46

...............................................................................................................
17. Rata-rata Diameter Batang Umur 44 HST pada perlakuan Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

47

18. Analisis Ragam Diameter Batang Umur 44 HST pada perlakuan
Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

47

19. Rata-rata Diameter Batang Umur 67 HST pada perlakuan Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

48

20. Analisis Ragam Diameter Batang Umur 67 HST pada perlakuan
Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

48

21. Rata-rata Jumlah Cabang Umur 37 HST pada perlakuan Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

49

22. Analisis Ragam Jumlah Cabang Umur 37 HST pada perlakuan
Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

49

23. Rata-rata Jumlah Cabang Umur 67 HST pada perlakuan Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

50

24. Analisis Ragam Jumlah Cabang Umur 637 HST pada perlakuan
Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

50

25. Rata-rata Jumlah Buah Cabai per Tanaman pada perlakuan Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

51

26. Analisis Ragam Jumlah Buah Cabai per Tanaman pada perlakuan
Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

51

27. Rata-rata Berat Buah Cabai per Tanaman pada perlakuan Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

52

28. Analisis Ragam Berat Buah Cabai per Tanaman pada perlakuan
Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

52

29. Rata-rata Berat per Buah Cabai pada perlakuan Kompos Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

53

30. Analisis Ragam Berat per Buah Cabai pada perlakuan Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

53

31. Rata-rata Panjang Buah Cabai pada perlakuan Kompos Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

54

32. Analisis Ragam Panjang Buah Cabai pada perlakuan Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

54

33. Rata-rata Diameter Buah Cabai pada perlakuan Kompos Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

55

34. Analisis Ragam Diameter Buah Cabai pada perlakuan Kompos
Limbah
Bubuk
Kopi
dan
Pupuk
NPK
...............................................................................................................

55

35. Deskriptif
Cabai
Merah
Varietas
Lado
F1
...............................................................................................................
36. Bagan
Percobaan
...............................................................................................................
37. Dokumentasi
Penelitian
...............................................................................................................

56
57
58

l. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan tanaman perdu dari famili
Solanaceae. Cabai merah berasal dari benua Amerika tepatnya di daerah Peru.
Penyebaran cabai merah ke seluruh dunia termasuk negara-negara di Asia, seperti
Indonesia dilakukan oleh pedagang Spanyol dan Portugis (Harpenas dan
Dermawan, 2010).
Cabai merah merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomis
yang tinggi untuk konsumsi Nasional maupun komoditas ekspor. Produksi cabai
merah di tingkat Nasional pada tahun 2012 sebanyak 954,36 ribu ton,
dibandingkan tahun 2011 terjadi kenaikan produksi sebanyak 65,51 ribu ton

(Badan Pusat Statistik, 2013). Kebutuhan akan cabai merah terus meningkat setiap
tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya
teknologi obat-obatan, kosmetik, zat warna, pencampuran minuman dan lainnya.
Produksi cabai merah dapat ditingkatkan dengan teknik budidaya yang tepat,
seperti memilih media tanam yang sesuai, pemupukan, dan pengendalian hama
penyakit.
Pertumbuhan dan produksi tanaman cabai dipengaruhi oleh ketersediaan
unsur hara. Unsur hara dapat ditingkatkan ketersediaannya dalam tanah dengan
pemberian pupuk kompos yang berfungsi sebagai penyedia hara organik bagi
tanaman, memperbaiki struktur tanah, dan menahan air dalam tanah. Pupuk
kompos juga mempunyai fungsi yang penting untuk menggemburkan lapisan
tanah permukaan, meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap
dan simpan air yang keseluruhannya dapat meningkatkan kesuburan tanah
(Sunardjono, 2005).
Kompos merupakan hasil dekomposisi bahan organik dari tumbuhtumbuhan, hewan atau limbah organik. Kompos dapat dibuat dari bahan yang
tidak terpakai seperti sampah rumah tangga, dedaunan, jerami, alang-alang,
rerumputan, sekam, batang jagung dan kotoran hewan (Djuarnani et al., 2010).
Limbah bubuk kopi dapat juga dijadikan kompos. Limbah bubuk kopi telah lama
digunakan sebagai media tanam, dan nutrisi yang terkandung di dalamnya
memerlukan waktu untuk dirombak agar bisa dimanfaatkan tanaman dengan
bantuan mikroorganisme (Shanegenziuk, 2012).
Menurut Suwardi (2004) limbah bubuk kopi mengandung N = 4-10%,
P = 0.14% dan K = 0.2%. Sedangkan menurut Mussatto et al. (2011) kompos

limbah bubuk kopi mengandung N = 1.2-2.3%, P = 0.02-0.5% dan K = 0.35% K.
Hasil uji laboratorium penelitian tanah dan tanaman Universitas Syiah Kuala
diketahui kandungan unsur N = 1.96 %, P = 1.82 % dan K = 1.36 %.
Kompos limbah bubuk kopi memiliki manfaat bagi tanaman dan juga
lingkungan. Manfaat bagi tanaman adalah dapat memperbaiki sifat fisik, kimia
dan biologi tanah, sehingga dapat meningkatkan unsur hara bagi tanaman, dan
meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang dapat meningkatkan kesuburan
tanah. Sedangkan manfaat bagi lingkungan dapat mengurangi pencemaran
lingkungan dari limbah bubuk kopi yang dihasilkan oleh warung-warung kopi,
sehingga limbah tersebut dapat dimanfaatkan. Hasil penelitian Gomes et al.
(2013) menyatakan bahwa penggunaan kompos limbah bubuk kopi dapat
meningkatkan unsur

hara N dan K, sehingga mempengaruhi pertumbuhan

tanaman selada.
Selain penggunaan pupuk kompos, pupuk yang digunakan untuk budidaya
tanaman cabai merah adalah pupuk NPK majemuk yang mengandung unsur hara
utama nitrogen, fosfor dan kalium yang diberikan secara bertahap, sehingga dapat
diserap sesuai kebutuhan tanaman. Pengaplikasian pupuk ini diharapkan bisa
menjadi solusi yang efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan hara utama
bagi tanaman (Rosliani et al., 2001). Menurut Hamid dan Haryanto (2012),
tanaman cabai merah membutuhkan pupuk NPK 16:16:16 sebanyak 130 kg/ha,
sedangkan menurut Prajnanta (2005), tanaman cabai merah membutuhkan pupuk
NPK Mutiara 16:16:16 sebanyak 200-250 kg/ha yang diberikan pada minggu
pertama setelah tanam dengan cara ditugal.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai
pengaruh dosis kompos limbah bubuk kopi dan pupuk NPK Mutiara terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah.
1.2. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis kompos limbah bubuk
kopi dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah
(Capsicum annum L.) serta interaksi di antara kedua faktor tersebut.
1.3. Hipotesis
1.3.1. Dosis kompos limbah bubuk kopi berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman cabai merah.
1.3.1. Dosis pupuk NPK berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
cabai merah.
1.3.1. Terdapat interaksi antara dosis kompos limbah bubuk kopi serta dosis pupuk
NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah.

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Taksonomi Tanaman Cabai
Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman cabai merah diklasifikasikan sebagai
berikut (Wiryanta, 2002) :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L

Cabai merah atau lombok termasuk dalam suku terong-terongan
(Solanaceae) dan merupakan tanaman yang dapat ditanam di dataran rendah
ataupun di dataran tinggi. Tanaman cabai merah mengandung vitamin A dan
vitamin C serta minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan
memberikan kehangatan panas bila digunakan sebagai rempah rempah (bumbu
dapur) (Harpenas dan Dermawan, 2010).
2.2. Morfologi Tanaman Cabai
2.2.1. Akar
Cabai merah adalah tanaman semusim yang berbentuk perdu dengan
perakaran akar tunggang. Sistem perakaran tanaman cabai agak menyebar,
panjangnya berkisar 25-35 cm. Akar ini berfungsi antara lain menyerap air dan zat
makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman
(Harpenas dan Dermawan, 2010). Akar tanaman cabai tumbuh tegak lurus ke
dalam tanah berfungsi sebagai penegak pohon yang memiliki kedalaman ± 200
cm serta berwarna coklat. Akar tunggang pada tanaman cabai merah tumbuh akarakar cabang, akar cabang tersebut tumbuh horisontal di dalam tanah, dari akar
cabang tumbuh akar serabut yang berbentuk kecil- kecil dan membentuk masa
yang rapat (Tjahjadi, 1991).
2.2.2. Batang
Batang utama cabai merah tegak dan pangkalnya berkayu dengan panjang
20-28 cm dengan diameter 1,5-2,5 cm. Batang percabangan berwarna hijau
dengan panjang mencapai 5-7 cm, diameter batang percabangan mencapai 1 cm.
Percabangan bersifat dikotomi atau menggarpu, tumbuhnya cabang beraturan
secara berkesinambungan (Hewindati, 2006). Tanaman cabai berbatang tegak

yang bentuknya bulat. Tanaman cabai merah merupakan tanaman perdu yang
dapat tumbuh setinggi 50-150 cm, warna batangnya hijau dan beruas-ruas serta
dibatasi dengan buku-buku yang panjang tiap ruas 5-10 cm dengan diameter
batang 2 cm (Tjahjadi, 1991).
2.2.3. Daun Daun cabai merah berbentuk memanjang oval dengan ujung
meruncing atau diistilahkan dengan oblongus acutus, tulang daun berbentuk
menyirip dilengkapi urat daun. Bagian permukaan daun bagian atas berwarna
hijau tua, sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda atau hijau
terang. Panjang daun berkisar 9-15 cm dengan lebar 3,5-5 cm. Selain itu daun
cabai merah merupakan daun tunggal, bertangkai (panjangnya 0,5-2,5 cm), letak
tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal
meruncing, tepi rata, petulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm,
berwarna hijau (Hewindati, 2006).
2.2.4. Bunga
Bunga tanaman cabai merah berbentuk terompet kecil, umumnya bunga
cabai merah berwarna putih, tetapi ada juga yang berwarna ungu. Bunga cabai
merah dapat dikatakan dengan benang sari yang lepas tidak berlekatan. Disebut
berbunga sempurna karena terdiri atas tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga,
mahkota bunga, alat kelamin jantan dan alat kelamin betina. Bunga cabai merah
disebut juga berkelamin dua atau hermaphrodite karena alat kelamin jantan dan
betina dalam satu bunga (Hewindati, 2006). Posisi bunga cabai merah
menggantung. Warna mahkota putih, memiliki kuping sebanyak 5-6 helai,
panjangnya 1- 1,5 cm, lebar 0,5 cm, warna kepala putik kuning (Tjahjadi, 1991).
2.2.5. Buah dan Biji

Buah cabai merah berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok,
meruncing pada bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin mengkilap,
diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm, bertangkai pendek. Buah yang muda berwarna
hijau tua, dan setelah masak menjadi merah cerah (Wiryanta, 2002). Sedangkan
biji yang masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi cokelat, berbentuk
pipih, berdiameter sekitar 4 mm. Buah cabai merah memiliki rasa yang pedas.
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
2.3.1. Iklim
Tjahjadi (1991) mengatakan bahwa tanaman cabai merah dapat tumbuh
pada musim kemarau apabila dengan pengairan yang cukup dan teratur.
Penyinaran yang dibutuhkan adalah penyinaran secara penuh, bila penyinaran
tidak penuh pertumbuhan tanaman tidak akan normal. Walaupun tanaman cabai
merah tumbuh baik di musim kemarau tetapi juga memerlukan pengairan yang
cukup. Adapun curah hujan yang dikehendaki yaitu 800-2000 mm/tahun. Tinggi
rendahnya suhu sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Adapun suhu yang
cocok untuk pertumbuhan tanaman cabai merah adalah siang hari 21-28 o C,
malam hari 13-16o C, untuk kelembaban tanaman 80%.
2.3.2. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat untuk penanaman cabai merah adalah dibawah 1400
meter diatas permukaan laut (m dpl). Cabai merah dapat ditanam pada dataran
rendah sampai dataran tinggi 1400 m dpl. Di daerah dataran tinggi tanaman cabai
merah dapat tumbuh, tetapi tidak mampu berproduksi secara maksimal.
2.3.3. Tanah

Cabai merah sangat sesuai ditanam pada tanah yang datar. Dapat juga
ditanam pada lereng-lereng gunung atau bukit. Tetapi kelerengan lahan tanah
untuk cabai merah adalah antara 0-100. Tanaman cabai merah juga dapat tumbuh
dan beradaptasi dengan baik pada berbagai jenis tanah, mulai dari tanah berpasir
hingga tanah liat (Harpenas dan Dermawan, 2010).
Pertumbuhan tanaman cabai merah akan optimum jika ditanam pada tanah
dengan pH 6-7. Tanah yang gembur, subur, dan banyak mengandung humus
(bahan organik) sangat disukai (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). Tanaman
cabai merah dapat tumbuh disegala macam tanah, akan tetapi tanah yang cocok
adalah tanah yang mengandung unsur-unsur pokok yaitu unsur N dan K, tanaman
cabai merah tidak menginginkan air yang menggenang (Tjahjadi, 1991).

2.4. Kompos Limbah Bubuk Kopi
Kompos merupakan pupuk yang terbuat dari bahan organik yang penting
dan banyak dibutuhkan tanaman. Kompos terbuat dari bagian-bagian tanaman
yang telah mengalami penguraian oleh mikroorganisme (Redaksi Agromedia,
2007).
Kompos memiliki peranan sangat penting bagi tanah karena dapat
mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat
kimia, fisik dan biologinya. Penambahan kompos ke dalam tanah dapat
memperbaiki struktur, tekstur dan lapisan tanah sehingga akan memperbaiki
keadaan aerasi, drainase, absorbsi panas, kemampuan daya serap tanah terhadap
air, serta berguna untuk mengendalikan erosi tanah. Kompos juga dapat

menggantikan unsur hara tanah yang hilang akibat terbawa oleh tanaman ketika
dipanen atau terbawa aliran air permukaan (Djuarnani et al., 2010).
Menurut Quoriana (2012), limbah bubuk kopi mengandung nitrogen yang tinggi,
tetapi juga memiliki kadar keasaman yang tinggi. Limbah bubuk kopi sangat baik
digunakan pada tanaman tomat dan lada. Selain itu limbah bubuk kopi akan
menciptakan suatu bentuk asam alami dari bakteri dalam tanah, yang akan
meningkatkan pertumbuhan tanaman, tidak hanya pada tanaman tomat dan
tanaman lada saja, tetapi juga bisa berguna bagi tanaman lainya seperti mawar,
blueberry, selada, dan tanaman lainnya.
Hasil penelitian Affriadi (2014) menunjukkan komposisi media tanam
tanah + kompos limbah bubuk kopi (perbandingan berdasarkan volume 1:2)
cenderung lebih baik untuk pertumbuhan dan pembungaan tanaman mawar.
Penelitian Mahbub (2013) menyatakan perlakuan pupuk kompos 15 ton/ha
memberikan pengaruh lebih baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat.

2.5. Peranan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai
Tanaman membutuhkan 16 unsur hara untuk kelangsungan.hidupnya. Unsur hara
primer, yaitu N, P dan K yang merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah yang banyak jika dibandingkan dengan unsur hara lainnya. Unsur
hara sekunder yaitu kalsium, magnesium dan sulfur merupakan unsur hara yang
relatif lebih sedikit diperlukan oleh tanaman dibandingkan dengan unsur hara
utama. Bedasarkan kandungannya pupuk dibagi dua yaitu pupuk tunggal dan
pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah jenis pupuk yang mengandung satu

macam unsur hara saja. Sedangkan pupuk majemuk adalah jenis pupuk yang
mengandung lebih dari satu macam unsur hara (Novizan, 2007).
Pupuk majemuk mengandung persentase kandungan unsur hara makro yang
berimbang yaitu NPK Mutiara 16:16:16 (Novizan, 2007). Pupuk ini berbentuk
padat mempunyai sifat lambat larut sehingga diharapkan dapat mengurangi
kehilangan hara melalui pencucian, penguapan dan pengikatan menjadi senyawa
yang tidak tersedia bagi tanaman. Pupuk majemuk memenuhi kebutuhan hara N,
P, K, Mg dan Ca bagi tanaman, warnanya kebiru-biruan dengan butiran mengkilap
seperti mutiara (Marsono, 2007).

III.

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember sampai Mei 2015 di
University Farm Sektor Timur Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda
Aceh.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, sekop, polibag
persemaian volume 100 gram, polibag untuk penelitian volume 10 kg, paranet,
gembor, penggaris, terpal, jangka sorong, timbangan, kamera dan alat tulis.
3.2.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tanaman cabai merah
varietas Lado sebanyak 1 bungkus, pupuk NPK Mutiara 16:16:16 sebanyak 540 g,
ampas kopi 100 kg, kotoran sapi 100 kg, EM4 1 botol, gula aren 900 g, tanah,
insektisida Curacron 500 EC, Confidor 5 WP dan Lannate 25 WP.
3.3. Rancangan Percobaan
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) pola faktorial. Adapun faktor yang diteliti adalah dosis kompos
limbah bubuk kopi dengan 3 taraf, serta dosis pupuk NPK dengan 4 taraf dan
dengan 3 kali ulangan, sehingga diperoleh 36 satuan percobaan. Setiap satuan
percobaan diwakili 2 tanaman, jumlah semuanya 72 tanaman.

Faktor dosis kompos limbah bubuk kopi (K) terdiri dari 3 taraf yaitu:
K1 = 10 ton/ha (50 g/polibag)
K2 = 20 ton/ha (100 g/polibag)
K3 = 30 ton/ha (150 g/polibag)
Faktor dosis pupuk NPK Mutiara (P) terdiri dari 4 taraf yaitu:
P1 = 100 kg/ha (5.5 g/polibag)
P2 = 150 kg/ha (7.5 g/polibag)
P3 = 200 kg/ha (10.5 g/polibag)
P4 = 250 kg/ha (12.5 g/polibag)
Tabel 1. Susunan kombinasi perlakuan antara dosis kompos limbah bubuk kopi
dan NPK Mutiara pada tanaman cabai merah
Kombinasi

Dosis Kompos

Perlakuan

Limbah Bubuk Kopi

Dosis Pupuk NPK

K1P1

ton/ha
10

g/polibag
50

kg/ha
100

g/polibag
5,5

K1P2

10

50

150

7,5

K1P3

10

50

200

10,5

K1P4

10

50

250

12,5

K2P1

20

100

100

5,5

K2P2

20

100

150

7,5

K2P3

20

100

200

10,5

K2P4

20

100

250

12,5

K3P1

30

150

100

5,5

K3P2

30

150

150

7,5

K3P3

30

150

200

10,5

K3P4

30

150

250

12,5

Model Matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Yijk = µ + βi + Kj + Pk + (KP)jk + εijk
Keterangan:
Yijk

= Hasil pengamatan untuk faktor dosis kompos limbah bubuk kopi (K)
pada taraf ke-j dan faktor dosis pemberian NPK Mutiara (P) pada taraf
ke-k pada ulangan ke-i.

µ

= Nilai tengah umum.

βi

= Pengaruh ulangan ke –i (1,2,3)

Kj

= Pengaruh dosis kompos limbah bubuk kopi (K) pada taraf ke-j
(j= 1,2,3)

Pk

= Pengaruh faktor dosis pupuk NPK Mutiara (P) pada taraf ke-k
(k= 1,2,3,4).

(KP)jk = Pengaruh interaksi antara faktor dosis kompos limbah bubuk kopi (K)
pada taraf ke-j dengan faktor dosis pupuk NPK Mutiara (P) pada taraf
ke-k.

εijk

= Galat percobaan untuk ulangan ke –i, faktor dosis kompos limbah
bubuk kopi (K) pada taraf ke-j, faktor pupuk NPK Mutiara (P) pada
taraf ke-k.
Apabila uji F menunjukkan pengaruh yang nyata, maka akan dilanjutkan

dengan uji Beda Nyata Terkecil pada taraf 5% (BNT 0.05) untuk membandingkan
rata-rata antara perlakuan, adapun rumus BNT adalah sebagai berikut:

BNT 0.05 = q 0.05 (p ; dbA)



2 KTA
r

Keterangan :
BNT 0.05

=Beda nyata terkecil pada taraf 5%

q 0.05 (p ; dbA)

=

Nilai baku q pada taraf 5% jumlah perlakuan p dan derajat
acak bebas

KTA

=

r

Kuadrat tengah acak
= Jumlah ulangan

3.4. Pelaksanaan
3.4.1.Pembuatan Kompos Limbah Bubuk Kopi
Komposisi kompos limbah bubuk kopi dibuat dengan perbandingan
berdasarkan volume (1:1). Teknik pembuatan kompos asal limbah bubuk kopi
dimulai dengan pembuatan tempat penyimpanan kompos berbahan papan kayu
yang berukuran 1,5x1,5 meter dengan tinggi 60 cm, alas yang digunakan terpal
yang tebal agar tidak mudah rusak. Pada lapisan pertama dimasukkan kotoran sapi

sebanyak 10 kg, pada lapisan kedua masukkan limbah bubuk kopi sebanyak 10 kg
dan kemudian disiram dengan Effective Microorganisme (EM4) sebanyak 300 ml,
yang sebelumnya telah dicampurkan dengan 5 liter air dan 900 g gula merah yang
telah diencerkan. Kemudian diulangi pencampuran kotoran sapi, limbah bubuk
kopi dan penyiraman EM4 dengan takaran yang sama sehingga terdapat sepuluh
lapisan kotoran sapi dan limbah bubuk kopi. Selanjutnya kompos ditutup dengan
terpal yang tebal dibagian permukaan dengan rapat. Kompos limbah bubuk kopi
diaduk setiap minggu dan siram dengan air sebanyak 5 liter. Proses pengomposan
dilakukan selama 2 bulan.

3.4.2. Pembuatan Media Tanam
Media tanam yang digunakan adalah tanah dan kompos limbah bubuk
kopi. Tanah yang digunakan diayak dengan menggunakan ayakan. Kemudian
tanah tersebut dimasukkan ke dalam polibag masing-masing sebanyak 10 kg
sesuai perlakuan. Kompos limbah bubuk kopi yang digunakan adalah kompos
limbah bubuk kopi yang telah didekomposisikan. Kemudian dicampurkan dengan
media tanah pada masing-masing polibag sesuai dengan perlakuan, K1=50 g,
K2=100 g, K3= 150 g.
3.4.3. Pembibitan
Benih cabai merah direndam dalam air hangat (50ºC) selama 2 jam sebelum
disemai untuk mempercepat perkecambahan. Benih disemai didalam polibag
berukuran 5 cm x 10 cm, ditanam satu benih per polibag. Setiap polibag telah diisi
media tanam campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan

berdasarkan volume (1:1). Kemudian polibag penyemaian diletakkan ditempat
yang teduh, disiram setiap pagi dan sore untuk menjaga kelembabannya dan
secara perlahan-lahan polibag pembibitan diberikan sinar matahari langsung agar
tanaman mudah beradaptasi di lapangan pada waktu dipindahkan.
3.4.4. Penanaman
Penanaman bibit dalam polibag penelitian dilakukan pada sore hari (pukul
17:00 WIB). Bibit yang digunakan berumur 24 hari setelah semai. Bibit dipilih
yang pertumbuhannya baik, sudah mempunyai 6 helai daun dan tinggi 5-10 cm.
Bibit ditanam di bagian tengah polibag dengan satu bibit tanaman per polibag.
Semua polibag diletakkan pada tempat yang teduh selama seminggu dan
kemudian dipindahkan ke tempat yang lebih terbuka, siram dengan air setiap hari.
3.4.5. Pemupukan
Pupuk NPK diberikan pada saat tanaman berumur 7, 30 dan 60 hari
setelah dipindah ke polibag penelitian dan diberikan sesuai dengan dosis yang
dicobakan yaitu P1 = 5,5 g/polibag, P2 = 7,5 g/polibag, P3 = 10,5 g/polibag, P4 =
12,5 g/polibag. Pemupukan pertama sebanyak 40% diberikan pada 7 hari setelah
tanam (HST), (P1 = 2,2 g/polibag, P2 = 3 g/polibag, P3 = 4,2 g/polibag dan P4 = 5
g/polibag). Pemupukan kedua dan ketiga masing-masing 30% diberikan pada
umur 30 dan 60 HST yang diberikan secara larikan (P 1 = 1,6 g/polibag, P2 = 2,2
g/polibag, P3 = 3,1 g/polibag dan P4 = 3,7 g/polibag).
3.4.6. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, pengendalian organisme
penggangu tanaman (OPT), pemasangan ajir dan pembuangan tunas air.
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore), apabila media masih lembab

penyiraman tidak dilakukan. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan
gembor.
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai dilakukan dengan
menggunakan Insektisida Curacron 500 EC pada saat tanaman berumur 21 HST
dengan dosis 1 cc/liter air, dan penyemprotan dengan menggunakan campuran
insektisida Confidor 5 WP dan Lannate 25 WP dengan takaran masing-masing 2,5
gram/liter air pada saat tanaman memasuki fase generatif.
Pemasangan ajir dilakukan pada saat tanaman berumur 14 HST
menggunakan bahan dari bambu dengan tinggi 100 cm. Ajir dipasang pada setiap
tanaman,

batang tanaman diikat ke ajir dengan menggunakan tali rafia.

Pemasangan ajir bertujuan agar tanaman tetap tegak dan untuk menyangga
tanaman agar tidak roboh pada saat tanaman berbuah lebat. Pembuangan tunas air
bertujuan agar tanaman dapat tumbuh dan memperoleh hasil yang optimal,
pembuangan tunas air dilakukan pada saat tanaman berumur 14 sampai 30 HST.
3.4.7. Pemanenan
Pemanenan cabai mulai dilakukan pada saat tanaman cabai berumur 80
HST yang ditandai dengan buahnya yang padat dan warna merah menyala. Panen
dilakukan sebanyak 10 kali dengan interval 5 hari sekali. Pemanenan dilakukan
dengan cara memetik buah beserta tangkainya yang bertujuan agar cabai dapat
disimpan lebih lama. Waktu panen dilakukan pada pagi hari karena bobot buah
dalam keadaan optimal akibat penimbunan zat pada malam hari dan belum terjadi
penguapan (Piay et al., 2010).
3.5. Pengamatan
3.5.1. Tinggi Tanaman (cm)

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 14, 21,
37, 44 dan 67 HST. Pengukuran dilakukan dari pangkal batang yang diberi tanda
sampai ujung daun tertinggi dengan menggunakan meteran.
3.5.2. Diameter Batang (cm)
Pengukuran diameter batang dilakukan pada saat tanaman berumur 14, 21,
37, 44 dan 67 HST dengan mengukur diameter batang yang telah diberi tanda
pada ajir bambu dengan jarak 2 cm dari permukaan tanah. Pengukuran ini
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong.
3.5.3. Jumlah Cabang (cabang)
Jumlah cabang primer dan skunder dihitung pada saat tanaman berumur 37
dan 67 HST, dengan menghitung jumlah cabang pada setiap tanaman.
3.5.4. Jumlah Buah Per Tanaman (buah)
Perhitungan jumlah buah dilakukan setelah buah cabai dipanen. Perhitungan ini
dilakukan sejak panen pertama pada umur 80 HST hingga panen ke-10 dengan
interval waktu panen 5 hari.
3.5.5. Berat Buah per Tanaman (g)
Perhitungan berat buah per tanaman dilakukan setelah buah cabai di
panen, yaitu dengan menimbang buah cabai menggunakan timbangan analitik.
Penimbangan dilakukan sejak panen pertama pada umur 80 HST hingga panen ke10 dengan interval waktu panen 5 hari.
3.5.6. Berat per Buah (g)
Perhitungan berat per buah dilakukan setelah buah cabai dipanen, setiap tanaman
diwakili 5 buah sampel, yaitu dengan menimbang buah cabai menggunakan

timbangan analitik. Penimbangan dilakukan sejak panen pertama pada umur 80
HST hingga panen ke-10 dengan interval waktu panen 5 hari.
3.5.7. Panjang Buah (cm)
Pengukuran panjang buah dilakukan dari hasil tanaman yang dipanen, setiap
tanaman diwakili 5 buah sampel dengan mengukur panjang buah yang diawali
dari pangkal buah sampai ujung buah. Perhitungan ini dilakukan sejak panen
pertama hingga panen ke-10 dengan interval waktu panen 5 hari.
3.5.8.Diameter Buah (cm)
Pengukuran diameter buah dilakukan pada setiap tanaman setelah hasil
dari tanaman dipanen, setiap tanaman diwakili 5 buah sampel dengan mengukur
diameter buah pada bagian tengahnya dengan menggunakan jangka sorong.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1. Pengaruh Kompos Limbah Bubuk Kopi terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Cabai Merah
Hasil analisis ragam (Lampiran 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 28,
30, 32 dan 34) menunjukkan bahwa kompos limbah bubuk kopi berpengaruh
tidak nyata terhadap semua parameter yang diamati, yaitu tinggi tanaman dan
diameter batang pada umur 14, 21, 37, 44 dan 67 HST, jumlah cabang umur 37
dan 67 HST, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, berat per buah,
panjang buah dan diameter buah.
4.1.1.1.Tinggi Tanaman (cm)

Hasil analisis ragam (Lampiran 2, 4, 6, 8 dan 10) menunjukkan bahwa
perlakuan dosis kompos limbah bubuk kopi berpengaruh tidak nyata pada tinggi
tanaman umur 14, 21, 37, 44 dan 67 HST. Rata-rata tinggi tanaman cabai merah
pada perlakuan dosis kompos limbah bubuk kopi dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman cabai umur 14, 21, 37, 44 dan 67 HST pada
berbagai perlakuan dosis kompos limbah bubuk kopi
Tinggi Tanaman (cm)
Dosis Kompos Limbah
Bubuk Kopi
14 HST 21 HST 37 HST 44 HST 67 HST
10 ton/ha (K1)
11,15
20,81
50,18
62,50
86,10
20 ton/ha (K2)
11,09
21,29
50,89
63,83
85,90
30 ton/ha (K3)
11,02
20,75
49,91
61,56
84,42
Tabel 2 menunjukkan tinggi tanaman cabai pada umur 14 dan 67 HST
yang cenderung lebih tinggi dijumpai pada dosis kompos limbah bubuk kopi 10
ton/ha. Pada umur 21, 37 dan 44 HST tinggi tanaman cabai yang cenderung lebih
tinggi dijumpai pada dosis kompos limbah bubuk kopi 20 ton/ha, walaupun secara
statistik berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.
4.1.1.2. Diameter Batang (cm)
Hasil analisis ragam (Lampiran 12, 14, 16, 18 dan 20) menunjukkan
bahwa perlakuan dosis kompos limbah bubuk kopi berpengaruh tidak nyata
terhadap diameter batang umur 14, 21, 37, 44 dan 67 HST. Rata-rata diameter
batang cabai merah pada perlakuan dosis kompos limbah bubuk kopi dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata diameter batang cabai umur 14, 21, 37, 44 dan 67 HST pada
berbagai perlakuan dosis kompos limbah bubuk kopi
Diameter Batang (cm)
Dosis Kompos Limbah
Bubuk Kopi
14 HST 21 HST 37 HST 44 HST 67 HST
10 ton/ha (K1)
0,24
0,34
0,62
0,70
0,90
20 ton/ha (K2)
0,23
0,35
0,62
0,72
0,86

30 ton/ha (K3)

0,23

0,36

0,60

0,69

0,88

Tabel 3 menunjukkan diameter batang cabai merah pada umur 14 dan 67
HST yang cenderung lebih besar dijumpai pada dosis kompos limbah bubuk kopi
10 ton/ha, pada umur 21 HST diameter batang cabai merah yang cenderung lebih
besar dijumpai pada dosis kompos limbah bubuk kopi 30 ton/ha, pada umur 37
HST diameter batang cabai merah yang cenderung lebih besar dijumpai pada
dosis kompos limbah bubuk kopi 10 dan 20 ton/ha, serta pada umur 44 HST
diameter batang cabai merah yang cenderung lebih besar dijumpai pada dosis
kompos limbah bubuk kopi 20 ton/ha, walaupun secara statistik berbeda tidak
nyata dengan perlakuan lainnya.

4.1.1.3. Jumlah Cabang (cabang)
Hasil analisis ragam (Lampiran 22 dan 24) menunjukkan bahwa perlakuan
dosis kompos limbah bubuk kopi berpengaruh tidak nyata pada jumlah cabang
umur 37dan 67 HST. Rata-rata jumlah cabang cabai