SISTEM DEMOKRASI DI INDONESIA docx

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SISTEM DEMOKRASI DI INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Umum Pendidikan
Kewarganegaraan

Disusun oleh
Dodi Setiawan

5202413064

Daru Gunanto

2302415051

Bunga Kusumaningrum

3401415054

Dicky Yoga Setyawan


5301415054

Euis Fitriani

7101415239

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat, karunia serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Pendidikan Kewarganegaraan ini yang membahas mengenai Demokrasi di
Indonesia. Makalah ini berisi tentang beberapa hal mengenai konsep demokrasi,
sejarah demokrasi di Indonesia, prospek demokrasi di Indonesia, dan studi kasus
mengenai demokrasi. Makalah ini di selesaikan secara bersama oleh kami sebagai
dasar penyelesaian tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
bagi kami juga dapat memberikan ilmu pengetahuan kepada semua pembaca agar
dapat memahami tentang demokrasi dan agar dapat menambah wawasan yang
sudah dimiliki mengenai demokrasi itu sendiri. Makalah ini merupakan sumber
pembelajaran yang efektif untuk semua mahasiswa.
Dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Kritik dan saran yang dapat membangun dan membantu kami
mengembangkan isi dari makalah ini
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini. Kepada semua pihak yang telah memberikan
sumber dan referensi untuk kami dalam penyusunan makalah ini

Semarang, 30 Maret 2016

Tim Penyusun

2

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................i
KATA PENGANTAR .............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................2
1.3 Tujuan ...................................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................2
1.5 Metode Penyusunan...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
2.1 Kajian Teori............................................................................................3
2.2 Pembahasan............................................................................................6
a. Konsep demokrasi.............................................................................6
b. Sejarah demokrasi di Indonesia........................................................7
c. Prospek demokrasi di Indonesia......................................................12
d. Studi kasus......................................................................................14
BAB III PENUTUP ..............................................................................................17
3.1 Simpulan..............................................................................................17
3.2 Saran....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................iv


3

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kata “Demokrasi” selalu menjadi perbincangan hangat di kalangan
masyarakat sipil, dikalangan politisi serta menjadi konsumsi publik seharihari di negeri ini. Di samping itu, demokrasi seolah-olah tidak lagi menjadi
hal yang ambigu.
Demokrasi telah menjadi istilah yang sangat diagungkan dalam sejarah
pemikiran manusia tentang tatanan sosio-politik yang ideal. Bahkan, mungkin
untuk pertama kali dalam sejarah, demokrasi dinyatakan sebagai nama yang
paling baik dan wajar untuk semua sistem organisasi politik dan sosial yang
diperjuangkan oleh pendukung-pendukung yang berpengaruh. Kedudukan
yang sentral dari demokrasi ini telah meluluhlantakkan teori-teori lainnya
mengenai tatanan kekuasaan yang baik yang pernah ditawarkan oleh
kalangan filsuf, ahli hukum, dan pakar ilmu politik.
Hampir di seluruh belahan dunia, gerakan demokratisasi kehidupan

politik telah menjadi fenomena yang tak terelakkan dalam mengubah persepsi
sejarah tentang bagaimana menyelenggarakan kekuasaan secara etis, rasional,
dan bertanggung jawab. Jelas bahwa demokrasi mempunyai potensi untuk
memberikan yang terbaik bagi manusia, terutama dalam melindungi hak-hak
kekuasaan negara dan pemerintah, misalnya.
Demokrasi di Indonesia sendiri dipandang perlu dan sesuai dengan pribadi
bangsa Indonesia. Selain itu yang melatar belakangi pemakaian sistem
demokrasi di Indonesia. Hal itu bisa kita temukan dari banyaknya agama yang
masuk dan berkembang di Indonesia, selain itu banyaknya suku, budaya dan
bahasa, kesemuanya merupakan karunia Tuhan yang patut kita syukuri.

1.2. Rumusan Masalah
Berikut ini adalah rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini :
a. Apakah konsep dari demokrasi ?
b. Bagaimanakah sejarah demokrasi di Indonesia ?
c. Bagaimanakah prospek demokrasi di Indonesia ?

1.3. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui apakah konsep dari demokrasi
b. Untuk mengetahui bagaimana sejarah demokrasi di Indonesia
c. Untuk mengetahui prospek demokrasi di Indonesia
d. Untuk

memenuhi

salah

satu

tugas

mata

kuliah

Pendidikan

Kewarganegaraan

e. Sebagai sarana atau media pembelajaran bagi mahasiswa.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar dapat dimanfaatkan sebaik
mungkin sehingga dapat memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan yang
diberikan dan sebagai sarana media pembelajaran serta menambah wawasan
pengetahuan bagi para penyusun maupun para pembaca.
1.5. Metode Penyusunan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, kami
mempergunakan teknik studi kepustakaan dan studi pustaka. Tidak hanya itu,

2

kami juga mencari bahan dan sumber-sumber dari media massa elektronik yaitu,
internet.

5

3

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Kajian Teori
Peristilahan demokrasi tumbuh sejalan dengan perkembangan masyarakat.
Semakin tinggi tingkat kompleksitas masyarakat maka semakin rumit dan tidak
sederhana pula konsep demokrasi. Bila dirunut sejarah peristilahan demokrasi
tumbuh pertama kali dalam praktik kehidupan negara-negara kota Yunani dan
Athena (450 SM – 350 SM). Dalam tahun 431 SM, Pericles, seorang negarawan
dari Athena mendefinisikan demokrasi dengan mengemukakan beberapa kriteria.
Pertama, pemerintahan oleh rakyat dengan partisipasi yang penuh dan langsung.
Kedua, kesamaan di depan hukum. Ketiga, pluralisme, yaitu penghargaan atas
semua bakat, minat, keinginan dan pandangan. Keempat, penghargaan terhadap
suatu pemisahan dan wilayah pribadi untuk memenuhi dan mengekspresikan
kepribadian individual (Macridis 1983:19-20).
Demokrasi (pemerintahan oleh rakyat) semula dalam pemikiran Yunani
berarti bentuk politik dimana rakyat sendiri memiliki dan menjalankan seluruh
kekuasaan politik. Secara garis besar demokrasi adalah sebuah sistem social
politik modern yang aling baik dari sekian banyak sistem maupun ideologi yang
ada dewasa ini.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi
ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk

diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan
berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi
ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa
saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.
(Jailani 2015:137)

Kita mengenal bermacam-macam istilah demokrasi. Ada yang dinamakan
Demokrasi Konstitusional, Demokrasi Parlementer, Demokrasi Terpimpin,
Demokrasi Pancasila, Demokrasi Rakyat, Demokrasi Soviet, Demokrasi Nasional,
dan sebagainya. Semua konsep ini memakai istilah demokrasi yang menurut asal
kata berarti rakyat berkuasa atau government by the people.
Dalam simpulan UNESCO, pengertian demokrasi dianggap ambigu atau
memiliki dua makna, yakni mengenai lembaga atau cara-cara yang dipakai untuk
melaksanakan ide atau tentang kondisi budaya dan sejarah yang memengaruhi
istilah, ide, dan praktik demokrasi. Jadi demokrasi tidak hanya dapat diteliti secara
normative, tetapi juga bisa dikaji secara empiris. (Djafar 2015:29-30)
Tetapi di antara sekian banyak aliran pikiran yang dinamakan demokrasi
ad a dua kelompok aliran yang paling penting, yaitu demokrasi konstitusional dan
satu kelompok aliran yang menamakan dirinya demokrasi, tetapi yang pada
hakikatnya mendasarkan dirinya atas komunisme. Kedua kelompok aliran

demokrasi mula-mula berasal dari Eropa, tetapi sesudah Perang Dunia II
nampaknya juga didukung oleh beberapa negara baru di Asia. India, Pakistan
Filipina, dan Indonesia mencita-citakan demokrasi konstitusional, sekalipun
terdapat bermacam-macam bentuk pemerintahan maupun gaya hidup dalam
negara-negara tersebut. Di lain pihak ada negara-negara baru di Asia yang
mendasarkan diri atas asas-asas komunisme, yaitu China, Korea Utara, dan
sebagainya.
Menurut Miriam Budiardjo (2008:106) demokrasi yang dianut di
Indonesia,

yaitu

demokrasi

berdasarkan

Pancasila,

masih


dalam

taraf

perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan ciri-cirinya terdapat berbagai tafsiran
serta pandangan. Tetapi yang tidak dapat disangkal ialah bahwa beberapa nilai
pokok dari demokrasi konstitusional cukup jelas tersirat di dalam Undang-Undang
Dasar 1945 yang belum diamandemen. Selain itu Undang-Undang Dasar kita
menyebut secara eksplisit dua prinsip

yang menjiwai naskah itu, dan yang

4

dicantumkan dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 mengenai sistem
Pemerintahan Negara yaitu :
1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hokum (Rechtsstaat) Negara
Indonesia berdasarkan atas hokum (Rechtsstaat), tidak berdasarkan
kekuasaan belaka (Machtssaat).

2. Sistem Konstitusional.
Pemerintahan berdasarkan atas sistem Konstitusi (Hukum Dasar), tidak
bersifat Absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).
Berdasarkan dua istilah Rechtsstaat dan sistem konstitusi, maka jelaslah
bahwa demokrasi yang menjadi dasar dari Undang-Undang Dasar 1945 sebelum
di amandemen ialah demokrasi konstitusional. Di samping itu corak khas
demokrasi Indonesia, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan, dimuat dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar.
Maka dari itu, perlu kiranya kita menjernihkan pikiran kita sendiri dan
meneropong dua aliran pikiran utama yang sangat berbeda, bahkan sering
bertentangan serta berkonfrontasi satu sama lain, yaitu demokrasi konstitusional
dan demokrasi yang berdasarkan Marxisme-Leninisme. Perbedaan fundamental
ialah bahwa demokrasi konstitusional mencita-citakan pemerintah yang terbatas
kekuasaannya suatu Negara Hukum (Rechsstaat) yang tunduk kepada Rule of
Law. Sebaliknya, demokrasi yang mendasarkan dirinya atasa komunisme mencitacitakan pemerintah yang tidak boleh dibatasi kekuasaannya (machsstaat), dan
yang bersifat totaliter.

5

2.2 Pembahasan
a. Konsep Demokrasi
Selanjutnya pemaknaan demokrasi dalam tataran empiris, menurut Afan
Gaffar (1999) dapat dicermati melalui beberapa indikator berikut : (1)
akuntabilitas ; (2) rotasi kekuasaan ; (3) rekrutmen politik yang terbuka ; (4)
pemilu yang demokratis ; dan (5) warga negara menikmati hak-hak dasarnya
(HAM).
Sedangkan di Indonesia sendiri setelah adanya perubahan sistem
demokrasi sebagaimana terdapat dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945, ditandai
dengan demokrasi secara langsung oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat maka
kepala negara yang sebelum amandemen dipilih oleh MPR RI, telah berubah
dimana dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan presiden dan wakil
presiden bahkan kepala daerah (pemilukada). Demokratisasi bertujuan untuk
menciptakan keadilan dalam berpolitik. Disamping itu demokrasi dapat
mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia baik dibidang politik,
ekonomi dll. (Martha 2011:337)
Sekarang di zaman modern dimana wilayah dan jumlah warga masyarakat
sudah sedemikian besarnya dengan permasalahan yang dihadapi se,akin
kompleks, maka sudah tidak mungkin lagi demokrasi lagsung diterapkan.
Demokrasi yang bisa dilaksanakan adalah demokrasi perwakilan (tidak langsung)
dengan berbagai variasinya.
Ada dua tataran pemikiran mengenai demokrasi yang harus dipisahkan
antara satu dengan yang lainnya. Pertama demokrasi sebagai ide atau konsep dan
kedua demokrasi sebagai praksis atau kebiasaan.
Demokrasi sebagai konsep

6

Literatur ilmu politik pada umumnya memberikan konsep dasar tentang
demokrasi. Apapun label atau predikat yang diberikan terhadapnya, konsep
demokrasi merujuk pada pemerintahan oleh rakyat. Implementasi konsep

5

demokrasi pada tingkat nasional di dalam negara kebangsaan yang berskala besar
adalah bahwa tindakan-tindakan pemerintah itu pada umumnya tidak dilakukan
secara langsung oleh warga negara melainkan melalui wakil-wakil akyat yang
dipilih berdasarkan prinsip kebebasan persamaan. Dalam telaah umum politik,
praktek demokrasi semacam ini tergolong dalam demokrasi tidak langsung
(Sunarto et al. 2013:43-44)
Demokrasi sebagai praksis (kebiasaan)
Sebagai

praksis,

demokrasi

sudah

menjelma

menjadi

sistem

penyeleggaraan pemerintahan. Karena telah menjadi sistem, kinerja demokrasi
terikat oleh seperangkat aturan tertentu. Apabila dalam sistem demokrasi ini ada
orang atau kelompok yang dalam menjalankan aktivitas berdemokrasinya tidak
menaati aturan main yang berlaku, maka aktivitas ini, walaupun secara ide atau
konsep dapat dianggap demokratis, akan merusak demokrasi yang sedang berlaku,
dengan kata lain, aktivitas ini dalam konteks sistem demokrasi yang berlaku
menjadi tidak demokratis lagi atau anti demokrasi.
b. Sejarah Demokrasi di Indonesia

Sejarah Demokrasi dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
Indonesia adalah negara yang menerapkan demokrasi dalam sistem
pemerintahannya. Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai negara, para
pendiri Negara Indonesia melalui UUD 1945 menetapkan bahwa Negara Kesatuan
Republlik Indonesia menganut paham demokrasi, dimana kedaulatan tertinggi
berada ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan demikian berarti juga NKRI tergolong
sebagai negara yang menganut paham Demokrasi Perwakilan. Didalam praktek
kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan hingga saat ini, ternyata
paham demokrasi perwakilan yang dijalankan di Indonesia terdiri dari beberapa
model demokrasi perwakilan yang saling berbeda satu dengan lainnya.

7

Demokrasi di setiap negara berbeda, hal ini tergantung oleh sejarah,
pandangan hidup , budaya dan dasar negara tersebut. Sesuai pandangan hidup,
maka demokrasi Indonesia mengacu pada landasan idiil dan konstitusional UUD
1945. Pelaksanaannya didasarkan pada UUD 1945 Pasal 1 ayat (2) “Kedaulatan
berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD. Pelaksanaan demokrasi
di Indonesia dalam perjalanannya mengalami pasang surut. Hal itu di tandai
dengan perubahan bentuk demokrasi yang pernah di laksanakan di Indonesia..
Miriam Boedihardjo (2008: 127-128)

menyatakan bahwa dipandang dari

sudut perkembangan sejarah demokrasi Indonesia sampai dengan masa Orde Baru
dapat dibagi dalam tiga masa, yaitu:
1.

Masa Republik I yang dinamakan masa demokrasi parlementer;

2.

Masa Republik II, yaitu masa demokrasi terpimpin;

3.

Masa Republik III, yaitu masa demokrasi Pancasila yang menonjolkan
sistem presidensial

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dapat dibagi kedalam lima periode.
Pelaksanaan Demokrasi Masa Revolusi (1945-1950)
Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang
ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan
dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal
kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan
Peralihan UUD 1945 yang berbunyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk
menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh
KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang
absolut pemerintah mengeluarkan:


Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah

menjadi lembaga legislatif.


Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan

Partai Politik.
8



Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan

sistem pemerintahn presidensil menjadi parlementer.
Pelaksanaan Demokrasi Masa Orde Lama (1950-1965)
Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)
Pelaksanaan demokrasi liberal sesuai dengan konstitusi yang berlaku saat itu,
yakni Undang Undang Dasar Sementara 1950. Kondisi ini bahkan sudah
dirintis sejak dikeluarkannya maklumat pemerintah tanggal 16 Oktober 1945
dan maklumat tanggal 3 November 1945, tetapi kemudian terbukti bahwa
demokrasi liberal atau parlementer yang meniru sistem Eropa Barat kurang
sesuai diterapkan di Indonesia. Tahun 1950 sampai 1959 merupakan masa
berkiprahnya parta-partai politik. Dua partai terkuat pada masa itu (PNI &
Masyumi) silih berganti memimpin kabinet. Sering bergantinya kabinet sering
menimbulkan ketidakstabilan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan
keamanan. Ciri-ciri demokrasi liberal adalah sebagai berikut :
1.

Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat diganggu gugat

2.

Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintah

3.

Presiden bisa dan berhak berhak membubarkan DPR

4.

Perdana Menteri diangkat oleh Presiden

Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi dimana seluruh
keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara. Konsep sistem
Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam
pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10 November 1956. Masa demokrasi
terpimpin (1957-1965) dimulai dengan tumbangnya demokrasi parlementer atau
demokrasi liberal yang ditandai pengunduran Ali Sastroamidjojo sebagai perdana
mentri. Namun begitu, penegasan pemberlakuan demokrasi terpimpin dimulai
setelah dibubarkannya badan konstituante dan dikeluarkannya dekrit presiden 5
Juli 1959.
Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965 adalah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong
9

diantara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan
berporoskan nasakom dengan ciri:
1.

Dominasi Presiden

2.

Terbatasnya peran partai politik

3.

Berkembangnya pengaruh PKI.
Ketegangan-ketegangan politik yang terjadi pasca Pemilihan Umum 1955

membuat situasi politik tidak menentu. Kekacauan politik ini membuat keadaan
negara menjadi dalam keadaan darurat. Hal ini diperparah dengan Dewan
Konstituante yang mengalami kebuntuan dalam menyusun konstitusi baru,
sehingga negara Indonesia tidak mempunyai pijakan hukum yang mantap. Berikut
latar belakang munculnya penerapan demokrasi terpimpin oleh Presiden
Soekarno.
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
1.

Mengaburnya

sistem

kepartaian,

pemimpin

partai

banyak

yang

dipenjarakan
2.

Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan
presiden membentuk DPRGR

3.

Jaminan HAM lemah

4.

Terjadi sentralisasi kekuasaan

5.

Terbatasnya peranan pers

6.

Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)
Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI

yang menjadi tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.
Pelaksanaan Demokrasi Masa Orde Baru (1966-1998)
Dinamakan juga demokrasi pancasila. Pelaksanaan demokrasi orde baru
ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru bertekad
akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Awal
Orde baru memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang

10

melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil
menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan
1997.
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden
Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
Pelaksanaan Demokrasi Masa Transisi (1998-1999)
Masa transisi berlangsung tahun 1998-1999. Pada masa ini terjadi
penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto yang mengundurkan diri kepada
Wakil Presiden B. J. Habibie pada tanggal 21 Mei 1998, jadi Presiden RI pada
waktu itu digantikan oleh B. J. Ha Habibie. Hal ini disebut masa transisi, yaitu
perpindahan pemerintahan.
Demokrasi terpimpin, juga disebut demokrasi terkelola adalah istilah untuk sebuah
pemerintahan demokrasi dengan peningkatan otokrasi. Pemerintahan negara
dilegitimasi oleh pemilihan umum yang walaupun bebas dan adil, digunakan oleh
pemerintah untuk melanjutkan kebijakan dan tujuan yang sama. Atau, dengan kata
lain, pemerintah telah belajar untuk mengendalikan pemilihan umum sehingga
pemilih dapat melaksanakan semua hak-hak mereka tanpa benar-benar mengubah
kebijakan publik. Walaupun mengikuti prinsip-prinsip dasar demokrasi, dapat
timbul penyimpangan kecil terhadap otoritarianisme. Dalam demokrasi terpimpin,
pemilih dicegah untuk memiliki dampak yang signifikan terhadap kebijakan yang
dijalankan oleh negara melalui pengefektifan teknik kinerja humas yang
berkelanjutan.
Pelaksanaan Demokrasi Masa Reformasi (1999-Sekarang)
Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah
demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan
penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-peraturan yang tidak
demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi
negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu
pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-

11

lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Demokrasi Indonesia saat ini telah
dimulai dengan terbentuknya DPR – MPR hasil Pemilu 1999 yang telah memilih
presiden dan wakil presiden serta terbentuknya lembaga-lembaga tinggi yang lain.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara
lain:
1.

Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok
reformasi

2.

Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang
Referandum

3.

Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang
bebas dari KKN

4.

Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan
Presiden dan Wakil Presiden RI

5.

Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemilihan umum sudah

dua kali yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.
c. Prospek demokrasi di Indonesia
Demokrasi di Indonesia yang sudah dilalui dalam 3 periode mengalami
perubahan-perubahan drastis yang menyangkut politik, ekonomi, militer, budaya.
Dan yang dipertanyakan sekarang adalah prospek demokrasi di Indonesia akan
menjadi seperti apa.
Indonesia adalah negara yang demokrasi. Azas tersebut sering terdengar di
telinga rakyat. Demokrasi adalah sebuah system pemerintahan di mana segenap
rakyat turut serta memerintah dengan perantara wakilnya. Di dalam negara
demokrasi terdapat persamaan hak,kewajiban serta perlakuan bagi semua warga
negara. Dalam realitas kehidupan pemerintahan Indonesia, demokrasi di atas tidak
terlaksana dengan baik. Demokrasi di Indonesia hana sebuah slogan untuk
memperlengkapi system sebuah negara. Tidak terciptanya kehidupan demokratis
di Indonesia diduga dimulai dari atas (pemerintah), peralatan pemerintahan, dan
militer (Cholisin, Militer dan Gerakan Prodemokrasi:vi)
12

Banyak masalah-masalah yang masih sering terjadi di Indonesia. Prospek
kemungkinan terjadi adalah salah satunya adalah meningkatnya para demo yang
unjuk rasa karena demokrasi itu sendiri adalah pemerintahan diperintah oleh
rakyat atas perantara perwakilan. Unjuk rasa karena masalah upah gaji, pekerjaan,
tempat tinggal, peraturan, dan lain-lain. Hak dan kewajiban manusia sering
dipersalahgunakan oleh rakyat-rakyat Indonesia

Lebih mementingkan hak

daripada kewajiban.
Indonesia mengalami bebrerapa transisi kekuasaan, pratransisi berlangsung
sebelum kejatuhan rezim yang berkuasa. Biasanya dalam tahapan ini terjadi krisis
ekonomi dan politik yang sulit dikelola, perlawanan yang kuat dari massa,
perpecahan di tubuh elit, serta kuatnya tuntutan akan perubahan terhadap sistem
politik. Sementara itu liberalisasi politik terjadi setelah pergantian rezim yang
diiringi oleh meluasnya hak-hak politik rakyat. Disamping itu pada tahapan ini
juga terjadi ungovernability, ledakan partisipasi politik serta terbentuknya
ketidakpastian dalam banyak hal. (Sari 2003:25-27)
Konsolidasi demokrasi ditandai oleh tertatanya perangkat keras sistem
politik secara relatif baik dan diiringi oleh terselenggaranya pemilu secara
demokratis dengan menghasilkan pemerintahan yang memiliki legitimasi makin
kukuh. Konsolidasi demokrasi memerlukan waktu yang relatif lebih lama.
Keempat tahapan ini selanjutnya akan kita gunakan dalam mencermati prospek
demokrasi di Indonesia.
Apabila dipahami lebih jauh, jelas bahwa proses demokratisasi di
Indonesia tidaklah mudah dan sebentar. Apalagi tidak semua tahapan menuju
demokrasi tersebut dapat dilalui dengan mulus, bahkan tidak tertutup
kemungkinan mengalami kegagalan. Tambahan lagi masih banyak persoalan yang
melilit perjalanan menuju demokrasi seperti tidak selesainya penanganan berbagai
kasus KKN, ketidakpastian hukum serta maraknya konflik di berbagai daerah.
Oleh karena itu diperlukan kesungguhan, konsistensi, kesabaran, serta penyediaan
infrastruktur yang memadai.

13

Sejak pertengahan1990-an Indonesia mengalami tahap pratransisi. Tahap
ini berjalan semakin cepat dengan terjadinya krisis moneter yang berlanjut pada
krisis multidimensional. Sementara itu liberalisasi politik terjadi di era
pemerintahan Habibie. Saat ini terjadi perluasan hak-hak politik rakyat,
ketidakpastian, ungovernability, serta ledakan partisipasi politik. Tahapan ini
berakhir dengan terselenggaranya pemilu 1999 yang “relatif demokratis”
dibandingkan pemilu-pemilunya Orde Baru.
Kemungkinan yang terjadi adalah penurunan rakyat di Indonesia pada
kemampuan berpolitik. Orang muda pada zaman sekarang yang makin lama
makin menurun untuk menjadi golput pada pemilu. Per tahun jumlah angka
penurunan banyaknya anak muda yang menjadi golput meningkat. Karena rasa
masa bodoh dan tidak ingin tahu pada dunia politik. Yang sebenarnya demokrasi
dipimpin oleh rakyat tetapi rakyat muda tidak ingin bercampur urusan dan tidak
berpartisipasi untuk menyelesaikan masalah di Indonesia.

d. Studi kasus
1. Pemilihan Umum di Indonesia
Idris Putra (2014) Di Indonesia ongkos demokrasi tidak murah. Pemilihan
presiden dan dewan melalui partai menjadi beban tersendiri untuk menciptakan
demokrasi. Alih-alih menciptakan negara yang kuat, ongkos demokrasi yang
mahal malah menyuburkan praktik korupsi dan intervensi pada BUMN.
Koordinator Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW) mengatakan
proses politik demokrasi di Indonesia membutuhkan banyak biaya. Untuk menjadi
calon legislatif maupun yang telah menjabat di suatu partai, harus menyetor
sejumlah uang untuk kepentingan partai. Dengan adanya kewajiban untuk
menyumbangkan sejumlah uang yang harus dibayarkan ke partai tersebut,
membuat seseorang mencari jalan cepat untuk mendapatkan uang tersebut. Salah
satunya adalah dengan meminta jatah dan intervensi kepada BUMN.

14

2. Solusi
Indonesia adalah negara yang menjunjung demokrasi, indonesia termasuk
dalam negara terbesar dalam penyelenggaraan demokrasi atau yang lebih kita
kenal sebagai Pemilihan Umun atau Pemilu. Demokrasi adalah sebuah bentuk
kekuasaan(kratein) dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat(demos).
Bentuk pemerintahan dari negara demokrasi dapat dikatakan ada dua macam
yakni:
1.Monarki : monarki merupakan sebuah kerajaan, terdiri dari monarki mutlak,
monarki konstitusional dan monarki parlementer.
2. Republik : berasal dari kata latin res yang berarti pemerinthan dan publica
yang berarti rakyat, dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemerintahan yang
dijalankan oleh dan untuk rakyat.
Demokrasi yang kita anut ialah demokrasi kostitusional dimana dalam
UUD pasal 1 ayat 2 “Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar”. Selain itu dalam dasar negara pancasila pun
mengatakan hal yang sama khususnya pada sila keempat.
Sehingga NKRI yang menganut demokrasi dan bebentuk republik sudah
wajib untuk mensejahterakan rakyatnya, namun dalam praktiknya proses
demokrasi kita yang dalam konsep dan data sangat luar biasa belum mampu
mengantarkan kita kepada kesejahteraan sosial yang hakiki. Kurang lebih 243 juta
penduduk di Indonesia masih belum menikmati hasil dari demokrasi itu sendiri,
ironisnya kembali dana demokrasi yang telah menyedot anggaran yang cukup
menguras APBN tersebut hanya akan memilih bakal calon yang sama-sama
sekarat akibat sistem politik yang salah kaprah. Anggota suatu parpol dibebani
oleh parpolnya untuk membiayai kehidupan parpolnya sehingga dengan terpaksa
melakukan tindak pemerasan dan korupsi untuk memperoleh dana dengan cepat,
akibat biaya yang dihabiskan ketika mereka berkampanye.
Sudah sepantasnya pembatasan dan regulasi yang rasional terus
ditingkatkan oleh KPU khususnya dan Segala instansi Pemerintah umumnya

15

sehingga sistem politik pada pesta demokrasi yang terjadi selama lima tahun
sekali tidak membentuk mata rantai yang membuat sebuah siklus yang membuat
para calon yang lolos bertujuan untuk melakukan segalanya untuk kesejahteraan
rakyat bukan untuk sebaliknya yakni balik modal dan menjadi boneka dari sebuah
parpol. Jangan sampai terjadi kembali sebuah aksi pemalakan dan intervensi dari
seorang oknum yang merugikan BUMN yang berimbas pada kesejahteraan
masyarakat luas.
Memang mudah bila kita hanya berkata, tanpa berbuat. Maka kiranya kita
sebagai rakyat yang baik dapat memilih dengan baik, dan jangan sampai kita
mengorbankan hak suara kita dengan apapun itu, maka sukseskan pemilu yang
jurdil luber (jujur,adil, langsung,bebas,rahasia) semuanya harus berdasarkan asas
itu. Bila itu dapat diimplementasikan maka bukan hanya biaya politik yang akan
turun, tapi seluruh mata rantai seperti korupsi dan lain sebagainya akan hancur
lebur karena tidak ada lagi intervensi/pengaruh suatu pihak terhadap pihak lain
karena adanya konflik kepentingan. Karena tujuan mereka satu mensejahterakan
Seluruh rakyatnya, semoga cita-cita itu dapat terwujud dalam waktu dekat.

16

17

BAB III
PENUTUP
4.1 Simpulan
Setelah melihat uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Sistem demokrasi tidak langsung merupakan sistem pemerintahan yang
dipakai di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Dalam sejarah demokrasi di Indonesia sudah banyak terjadi penyimpangan
pada beberapa periode kekuasaan.
3. Prospek demokrasi di Indonesia dinilai sudah cukup baik pada aspek
tertentu, namun masalah KKN dan kecurangan dalam Pemilu dapat
menghambat proses demokrasi.
4.2 Saran
Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran dari para pembaca
masih sangat diperlukan untuk membuat makalah ini lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Utama
Djafar, TB. Massa.2015.Krisis Politik & Proporsisi Demokratisasi Perubahan
Politik Orde Baru ke Reformasi.Jakarta: PT. Bumi Aksar
Jailani. 2015. Sistem Demokrasi di Indonesia Ditinjau Dari Sudut Hukum
Ketatanegaraan. Jurnal Inovatif. Vol. 8:Hal 136-137.

Macridis, Roy C. (1983). Contemporary Political Ideologies : Movements and
Regimes. Boston, Toronto : Little Brown and Company.

Pigome, Martha. 2011. Implementasi Prinsip Demokrasi dan Nomokrasi Dalam
Struktur Ketatanegaraan RI Pasca Amandemen UUD 1945. Jurnal
Dinamika Hukum. Vol 11:Hal 335-337.

Putra, Idris. “Demokrasi jadi penyebab korupsi dan intervensi di BUMN”. 31
Maret 2016. http://www.merdeka.com/uang/demokrasi-jadi-penyebabkorupsi-dan-intervensi-di-bumn.html 

Sari, Estika. 2003. Demokrasi dan Hak Asasi Manusia. Demokrasi. Vol. 11:Hal.
25-27.

Sunarto, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.
Semarang: UPT Unnes Press.

https://daily-otomotif.blogspot.com

4