KEKERASAN DALAM PENDIDIKANKEKERASAN DALAM PENDIDIKAN
KEKERASAN DALAM
PENDIDIKAN
Masalah dan Solusi
Oleh : Prayitno
UNIVERSITAS NEGERI
PADANG
Pendidikan...
•Kondisi sekarang..?
•Idealnya di masa
mendatang..?
Antara KENYATAAN
dan HARAPAN ....?
Keberhasilan pendidikan
merupakan harapan
semua pihak
Mutu Rendah
PENTIP ............
. PENDIP
KANDIK
Pentip : Pendidikan tanpa
ilmu pendidikan
Kandik : Kecelakaan Pendidik
Pendip : Pendidikan dengan
ilmu pendidikan
Kekerasan dalam
Pendidikan
•Apa itu ?
•Mengapa terjadi ?
•Bagaimana
menyikapi ?
Apa itu
Kekerasan
?
Perilaku yang di paksakan
kepada subjek di luar diri
sendiri dengan nilai-nilai
sepihak.
?
Subjek 1
Subjek 2
Nilai Norma
Contoh
• Mengejek, mencela,
mendegradasi
• Mengamcam, menghukum
• Melarang masuk kelas
• Memarahi
• Mencederai
• Menskors
• Menodai
• Mengeluarkan
Contoh
•Mengompas
•Tawuran
•Demonstrasi
•Mogok
•Sekolah disegel
MENGAPA
TERJADI ......?
KONDISI PELAKU
Kondisi Pelaku, menganggap diri :
•Harga/percaya diri tinggi
•Memiliki kekuasaan atau
wewenang
•Memiliki kompetensi
•Memiliki kepentingan
•Motivasi tinggi
KONDISI SASARAN
Kondisi sasaran,
dianggap :
•Lemah / tidak berdaya
•Harus dibina / belum bisa
•Harus menerima / patuh
•Menjadi objek
Kondisi Lingkungan
• Panduan tidak jelas
• Law-enforcement lemah
• Kepemimpinan kurang
berdaya
• Kurang fasilitas
• Kurang profesional
Dampak
1. Terhadap Sasaran :
–
–
Reaksi balik langsung
Sikap negatif : antipati, balas
dendam, pemberontakan
– Cedera : fisik dan psikis
– Disasosiasi
– Kecelakaan pendidikan
Dampak
2. Terhadap Pelaku :
–
–
–
Kepuasan sepihak
Merasa “ jago ”
Menang sendiri
Dampak
3. Terhadap Lingkungan :
–
–
–
–
–
Kesenjangan
Keonaran
Sebagai “contoh”, pola
Diwariskan
Hambatan untuk maju
Bagaimana
Menyikapinya ?
1. Penyikapan
terhadap :
• Pelaku
– Pendidik sebagai pelaku
– Siswa sebagai pelaku
– Pengelola sebagai pelaku
– Pihak penyerta sebagai
pelaku
• Sasaran
–
–
–
Siswa sebagai sasaran
Pendidik sebagai sasaran
Lembaga / sekolah sebagai
sasaran
2. Bagaimana ilmuwan
menyikapi ?
–
–
–
Analisis keilmuwan
Analisis praksis
Analisis praktik
Pendekatan
Teori - Praksis Praktik
KAIDAH KEILMUAN
PENDIDIKAN
Pendidikan
• Sebagai hajat hidup orang
banyak, tidak boleh gagal
• Diselenggarakan melalui
hubungan harmonis antara
pendidik dan peserta didik
• Relasi sosial istimewa antara
pendidik dan peserta didik
Pendidikan
Basis
Ilmu Pendidikan
Basis
Harkat dan Martabat
Manusia = HMM
HAKIKAT MANUSIA
Sebagai makhluk yang:
1. Bertakwa
2. Paling sempurna dalam
penciptaannya
3. Paling tinggi derajatnya
4. Khalifah di muka bumi
5. Penyandang HAM
DIMENSI KEMANUSIAAN
1. Dimensi Kefitrahan
2. Dimensi Keindividualan
3. Dimensi Kesosialan
4. Dimensi Kesusilaan
5. Dimensi Keberagamaan
PANCADAYA
1.
2.
3.
4.
5.
Daya Takwa
Daya Cipta
Daya Rasa
Daya Karsa
Daya Karya
Paradigma
Pendidikan
Memuliakan kemanusiaan
manusia
UU No. 20/2003: Pasal 1
Butir 1
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, dan
keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
BUTIR POKOK
1. Sadar dan Terencana
2. Suasana Belajar dan
Proses
Pembelajaran
3. Potensi Peserta Dididk
4. Enam Fokus
5. Kebergunaan
Fokus Umum Peserta
Didik
1.
2.
3.
4.
5.
Kekuatan Keagamaan
Pengendalian Diri
Kepribadian
Kecerdasan
Akhlak Mulia
6. Keterampilan
HMM
Karakter Cerdas
Pancasila
Faktor
Pendidikan
K
E
H
I
D
U
P
A
N
KARAKTER
Sifat Pribadi yang relatif
stabil pada diri individu
yang menjadi landasan
bagi penampilan perilaku
dalam standar nilai dan
norma yang tinggi
CERDAS
Kemampuan untuk
memanipulasi unsurunsur kondisi yang
dihadapi untuk sukses
mencapai tujuan
Belajar dan
Pembelajaran
BELAJAR : Usaha untuk
mengetahui sesuatu yang
baru
Dimensi Belajar
• Dari tidak tahu menjadi tahu
• Dari tidak bisa menjadi bisa
• Dari tidak mau menjadi mau
• Dari tidak biasa menjadi biasa
• Dari tidak ikhlas menjadi
ikhlas
Pilar Belajar
•Learning to Know
•Learning to Do
•Learning to Live Together
•Learning to Be
•Learning to Believe in God
Proses
Pembelajaran
dengan
Pilar
•Kewibawaan
•Kewiyataan
Proses
Pembelajaran
Kewibawaan
Kewiyataan
Pilar 1
Pilar 2
Kewibawaan
• Pengakuan dan Penerimaan
• Kasih Sayang dan
Kelembutan
• Keteladanan
• Penguatan
• Tindakan Tegas yang
HIGH
TOUCH
Mendidik
Kewiyataan
• Materi Pembelajaran
• Metode Pembelajaran
• Alat Bantu Pembelajaran
• Lingkungan Pembelajaran
• Penilaian Hasil Pembelajaran
HIGH TECH
Diagram 1
Pengakuan dan penerimaan
Kasih sayang dan
kelembutan
Keteladanan
Penguatan
Tindakan tegas yang
mendidik
Materi pembelajaran
Metode pembelajaran
Alat bantu pembelajaran
Lingkungan
pembelajaran
Penilaian hasil
pembelajaran
Ideologi
Pembelajaran :
Lima i
Iman dan Taqwa
Inisiatif
Industrius
Individu
Interaksi
Paradigma Pembelajaran
D-C-T
Dapat
Belajar
Catat
Terap
Dimensi Hasil Belajar
Triguna
Karyaguna
Triguna
Maknaguna
Dayaguna
Profesionalisasi
Pendidik
“Pendidik merupakan
tenaga profesional”
UU No. 20/2003: Pasal 39 Ayat
2
Pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas
merencanakan dan
melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan,
serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.
UU No. 14/2005 UGD Ps.1
Profesional adalah pekerjaan
Butir
4
atau kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan
yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.
Trilogi Profesi
Praktik Profesi
Trilogi
Profesi
Dasar Keilmuan
Substansi Profesi
TRILOGI PROFESI
PENDIDIK
Praktik Pembelajaran
Profesi
Pendidik
Ilmu
Pendidikan
Belajar dan
Pembelajaran
Profesi Guru dan Konselor
sebagai Pendidik
1
2
3
4
5
6
7
8
ILMU PENDIDIKAN
1. Guru
2. Dosen
3. Konselor
4. Pamong belajar
4. Widyaiswara
5. Tutor
6. Instruktur
7. Fasilitator
Profesi
Konseling
Profesi Konseling
Praktik Profesi
Trilogi
Profesi
Dasar Keilmuan
Substansi Profesi
Komponen Subtansi
Pengajaran
• Objek praktis spesifik : PMP
dan K-PMP
• Pendekatan dan teknik
pengajaran
• Evaluasi
• Pengelolaan
• Kaidah keilmuan pendukung
Komponen Subtansi
Konseling
• Objek praktis spesifik : KES
dan KES-T
• Pendekatan dan teknik
pelayanan
• Evaluasi
• Pengelolaan
• Kaidah keilmuan pendukung
Sasaran Konseling :
Kehidupan Efektif
Sehari-hari
(KES)
1. Tujuan
2.
3.
4.
5.
Kompetensi
Kefektifan
Nilai dan moral
Tindak lanjut
KES - T
1.
2.
3.
4.
5.
Terhambat / terlambat
Terancam
Terugikan
Keterlaluan
Ternoda
Pribadi yang Mandiri
1. Memahami dan menerima diri
2. Memahami dan menerima
lingkungan
3. Mengambil keputusan
4. Mengarahkan diri
5. Mewujudkan diri sendiri
Pribadi Sukses
1. Berkompetensi
2. Berusaha
3. Berdoa
4. Bersyukur /
Ikhlas
5. Konsisten
Untuk mencapai kehidupan dan
sasaran tersebut, fungsi
konseling adalah :
1. Fungsi Pemahaman
2. Fungsi Pencegahan
3. Fungsi Pengentasan
4. Fungsi
Pengembangan
5. Fungsi Advokasi
Bagaimana
Konseling
?
•dilaksanakan
Orientasi
• Prinsip dan Asas
• Format
• Modus
• Pengelolaan
• Orientasi Pelayanan
Konseling
1. Orientasi Individual
2. Orientasi Perkembangan
3. Orientasi Permasalahan
• Prinsip Pelayanan
Konseling
•
•
•
•
•
Prinsip Individual
Prinsip Integrasi Pribadi
Prinsip Mandiri
Prinsip Sosio-Kultural
Prinsip pembelajaran
• Asas Pelayanan
Konseling
•
•
•
•
•
•
Asas Kerahasiaan
Asas Kesukarelaan
Asas Kemandirian
Asas Kegiatan
Asas Keobjektifan
Asas Keefektifan
• Format Pelayanan
Konseling
•
•
•
•
•
•
Format Individual
Format Kelompok
Format Klasikal
Format Kolaborasi
Format Lapangan
Format Jarak Jauh
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
• Modus Pelayanan
Konseling : Jenis
Layanan
Layanan Orientasi
Layanan Informasi
Layanan Penempatan/Penyaluran
Layanan Penguasaan Konten
Layanan Konseling Perorangan
Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan Konseling Kelompok
Layanan Konsultasi
Layanan Mediasi
• Modus Pelayanan
Konseling : Kegiatan
Pendukung
1. Instrumentasi
2. Himpunan Data
3. Konferensi Kasus
4. Kunjungan Rumah
5. Tampilan Kepustakaan
6. Alih Tangan Kasus
Pengelolaan Pelayanan
Konseling : POAC
1.
2.
3.
4.
Planning : P A P
Organizing
: Penyiapan dan
pengaturan sarana
Actuating : Pelaksanaan kegiatan
Controling : - penilaian
- pengawasan
- pembinaan
Pengelolaan Pelayanan Konseling
di Sekolah
Pimpinan
Sekolah/Madrasah
POAC
TU
POAC
Guru
POAC
Wali
Kelas
POAC
SISWA
Konselo
r
POAC
Penilaian Hasil Pelayanan
Konseling
Fokus
1.
2.
3.
4.
: AKUR
Acuan
Kompetensi
Usaha
Rasa : rasa diri, rasa sosial, rasa
nilai/moral
Penanganan
Kekerasan
Pendidikan pada
Umumnya (1)
1. Penekanan pada basis HMM
•
•
•
Hakikat manusia
Dimensi kemanusiaan
Pancadaya
2. Penekanan pada Lima-i
•
•
•
•
Iman dan Takwa
Inisiatif
Industrius
Interaksi
Pendidikan pada
Umumnya (2)
3. Penekanan pada Dimensi dan Pilar Belajar
• Menguasai sesuatu yang baru
• Lima Dimensi Belajar
• Lima Pilar Belajar
4. Penekanan pada Dua Pilar Pembelajaran
• Kewibawaan
• Kewiyataan
5. Penekanan pada Trilogi Hasil Belajar
•
•
•
Maknaguna
Dayaguna
Karyaguna
PELAYANAN KONSELING
1. Penekanan pada kebenaran
• Kebenaran mutlak
• Kebenaran yang sebenarbenarnya benar
• Kebenaran yang dibenarkan
2. Penekanan pada kemandirian
3. Penekanan pada KES dan KES-T
4. Layanan dan
Pendukung Konseling
• Informasi
• Konseling Perorangan
• Bimbingan Kelompok
• Konseling Kelompok
• Konsultasi
• Mediasi
• AUM
• Sosiometri
5. Penekanan pada
penilaian AKUR
•Acuan
•Kompetensi
•Usaha
•Rasa
Terima Kasih
PENDIDIKAN
Masalah dan Solusi
Oleh : Prayitno
UNIVERSITAS NEGERI
PADANG
Pendidikan...
•Kondisi sekarang..?
•Idealnya di masa
mendatang..?
Antara KENYATAAN
dan HARAPAN ....?
Keberhasilan pendidikan
merupakan harapan
semua pihak
Mutu Rendah
PENTIP ............
. PENDIP
KANDIK
Pentip : Pendidikan tanpa
ilmu pendidikan
Kandik : Kecelakaan Pendidik
Pendip : Pendidikan dengan
ilmu pendidikan
Kekerasan dalam
Pendidikan
•Apa itu ?
•Mengapa terjadi ?
•Bagaimana
menyikapi ?
Apa itu
Kekerasan
?
Perilaku yang di paksakan
kepada subjek di luar diri
sendiri dengan nilai-nilai
sepihak.
?
Subjek 1
Subjek 2
Nilai Norma
Contoh
• Mengejek, mencela,
mendegradasi
• Mengamcam, menghukum
• Melarang masuk kelas
• Memarahi
• Mencederai
• Menskors
• Menodai
• Mengeluarkan
Contoh
•Mengompas
•Tawuran
•Demonstrasi
•Mogok
•Sekolah disegel
MENGAPA
TERJADI ......?
KONDISI PELAKU
Kondisi Pelaku, menganggap diri :
•Harga/percaya diri tinggi
•Memiliki kekuasaan atau
wewenang
•Memiliki kompetensi
•Memiliki kepentingan
•Motivasi tinggi
KONDISI SASARAN
Kondisi sasaran,
dianggap :
•Lemah / tidak berdaya
•Harus dibina / belum bisa
•Harus menerima / patuh
•Menjadi objek
Kondisi Lingkungan
• Panduan tidak jelas
• Law-enforcement lemah
• Kepemimpinan kurang
berdaya
• Kurang fasilitas
• Kurang profesional
Dampak
1. Terhadap Sasaran :
–
–
Reaksi balik langsung
Sikap negatif : antipati, balas
dendam, pemberontakan
– Cedera : fisik dan psikis
– Disasosiasi
– Kecelakaan pendidikan
Dampak
2. Terhadap Pelaku :
–
–
–
Kepuasan sepihak
Merasa “ jago ”
Menang sendiri
Dampak
3. Terhadap Lingkungan :
–
–
–
–
–
Kesenjangan
Keonaran
Sebagai “contoh”, pola
Diwariskan
Hambatan untuk maju
Bagaimana
Menyikapinya ?
1. Penyikapan
terhadap :
• Pelaku
– Pendidik sebagai pelaku
– Siswa sebagai pelaku
– Pengelola sebagai pelaku
– Pihak penyerta sebagai
pelaku
• Sasaran
–
–
–
Siswa sebagai sasaran
Pendidik sebagai sasaran
Lembaga / sekolah sebagai
sasaran
2. Bagaimana ilmuwan
menyikapi ?
–
–
–
Analisis keilmuwan
Analisis praksis
Analisis praktik
Pendekatan
Teori - Praksis Praktik
KAIDAH KEILMUAN
PENDIDIKAN
Pendidikan
• Sebagai hajat hidup orang
banyak, tidak boleh gagal
• Diselenggarakan melalui
hubungan harmonis antara
pendidik dan peserta didik
• Relasi sosial istimewa antara
pendidik dan peserta didik
Pendidikan
Basis
Ilmu Pendidikan
Basis
Harkat dan Martabat
Manusia = HMM
HAKIKAT MANUSIA
Sebagai makhluk yang:
1. Bertakwa
2. Paling sempurna dalam
penciptaannya
3. Paling tinggi derajatnya
4. Khalifah di muka bumi
5. Penyandang HAM
DIMENSI KEMANUSIAAN
1. Dimensi Kefitrahan
2. Dimensi Keindividualan
3. Dimensi Kesosialan
4. Dimensi Kesusilaan
5. Dimensi Keberagamaan
PANCADAYA
1.
2.
3.
4.
5.
Daya Takwa
Daya Cipta
Daya Rasa
Daya Karsa
Daya Karya
Paradigma
Pendidikan
Memuliakan kemanusiaan
manusia
UU No. 20/2003: Pasal 1
Butir 1
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, dan
keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
BUTIR POKOK
1. Sadar dan Terencana
2. Suasana Belajar dan
Proses
Pembelajaran
3. Potensi Peserta Dididk
4. Enam Fokus
5. Kebergunaan
Fokus Umum Peserta
Didik
1.
2.
3.
4.
5.
Kekuatan Keagamaan
Pengendalian Diri
Kepribadian
Kecerdasan
Akhlak Mulia
6. Keterampilan
HMM
Karakter Cerdas
Pancasila
Faktor
Pendidikan
K
E
H
I
D
U
P
A
N
KARAKTER
Sifat Pribadi yang relatif
stabil pada diri individu
yang menjadi landasan
bagi penampilan perilaku
dalam standar nilai dan
norma yang tinggi
CERDAS
Kemampuan untuk
memanipulasi unsurunsur kondisi yang
dihadapi untuk sukses
mencapai tujuan
Belajar dan
Pembelajaran
BELAJAR : Usaha untuk
mengetahui sesuatu yang
baru
Dimensi Belajar
• Dari tidak tahu menjadi tahu
• Dari tidak bisa menjadi bisa
• Dari tidak mau menjadi mau
• Dari tidak biasa menjadi biasa
• Dari tidak ikhlas menjadi
ikhlas
Pilar Belajar
•Learning to Know
•Learning to Do
•Learning to Live Together
•Learning to Be
•Learning to Believe in God
Proses
Pembelajaran
dengan
Pilar
•Kewibawaan
•Kewiyataan
Proses
Pembelajaran
Kewibawaan
Kewiyataan
Pilar 1
Pilar 2
Kewibawaan
• Pengakuan dan Penerimaan
• Kasih Sayang dan
Kelembutan
• Keteladanan
• Penguatan
• Tindakan Tegas yang
HIGH
TOUCH
Mendidik
Kewiyataan
• Materi Pembelajaran
• Metode Pembelajaran
• Alat Bantu Pembelajaran
• Lingkungan Pembelajaran
• Penilaian Hasil Pembelajaran
HIGH TECH
Diagram 1
Pengakuan dan penerimaan
Kasih sayang dan
kelembutan
Keteladanan
Penguatan
Tindakan tegas yang
mendidik
Materi pembelajaran
Metode pembelajaran
Alat bantu pembelajaran
Lingkungan
pembelajaran
Penilaian hasil
pembelajaran
Ideologi
Pembelajaran :
Lima i
Iman dan Taqwa
Inisiatif
Industrius
Individu
Interaksi
Paradigma Pembelajaran
D-C-T
Dapat
Belajar
Catat
Terap
Dimensi Hasil Belajar
Triguna
Karyaguna
Triguna
Maknaguna
Dayaguna
Profesionalisasi
Pendidik
“Pendidik merupakan
tenaga profesional”
UU No. 20/2003: Pasal 39 Ayat
2
Pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas
merencanakan dan
melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan,
serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.
UU No. 14/2005 UGD Ps.1
Profesional adalah pekerjaan
Butir
4
atau kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan
yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.
Trilogi Profesi
Praktik Profesi
Trilogi
Profesi
Dasar Keilmuan
Substansi Profesi
TRILOGI PROFESI
PENDIDIK
Praktik Pembelajaran
Profesi
Pendidik
Ilmu
Pendidikan
Belajar dan
Pembelajaran
Profesi Guru dan Konselor
sebagai Pendidik
1
2
3
4
5
6
7
8
ILMU PENDIDIKAN
1. Guru
2. Dosen
3. Konselor
4. Pamong belajar
4. Widyaiswara
5. Tutor
6. Instruktur
7. Fasilitator
Profesi
Konseling
Profesi Konseling
Praktik Profesi
Trilogi
Profesi
Dasar Keilmuan
Substansi Profesi
Komponen Subtansi
Pengajaran
• Objek praktis spesifik : PMP
dan K-PMP
• Pendekatan dan teknik
pengajaran
• Evaluasi
• Pengelolaan
• Kaidah keilmuan pendukung
Komponen Subtansi
Konseling
• Objek praktis spesifik : KES
dan KES-T
• Pendekatan dan teknik
pelayanan
• Evaluasi
• Pengelolaan
• Kaidah keilmuan pendukung
Sasaran Konseling :
Kehidupan Efektif
Sehari-hari
(KES)
1. Tujuan
2.
3.
4.
5.
Kompetensi
Kefektifan
Nilai dan moral
Tindak lanjut
KES - T
1.
2.
3.
4.
5.
Terhambat / terlambat
Terancam
Terugikan
Keterlaluan
Ternoda
Pribadi yang Mandiri
1. Memahami dan menerima diri
2. Memahami dan menerima
lingkungan
3. Mengambil keputusan
4. Mengarahkan diri
5. Mewujudkan diri sendiri
Pribadi Sukses
1. Berkompetensi
2. Berusaha
3. Berdoa
4. Bersyukur /
Ikhlas
5. Konsisten
Untuk mencapai kehidupan dan
sasaran tersebut, fungsi
konseling adalah :
1. Fungsi Pemahaman
2. Fungsi Pencegahan
3. Fungsi Pengentasan
4. Fungsi
Pengembangan
5. Fungsi Advokasi
Bagaimana
Konseling
?
•dilaksanakan
Orientasi
• Prinsip dan Asas
• Format
• Modus
• Pengelolaan
• Orientasi Pelayanan
Konseling
1. Orientasi Individual
2. Orientasi Perkembangan
3. Orientasi Permasalahan
• Prinsip Pelayanan
Konseling
•
•
•
•
•
Prinsip Individual
Prinsip Integrasi Pribadi
Prinsip Mandiri
Prinsip Sosio-Kultural
Prinsip pembelajaran
• Asas Pelayanan
Konseling
•
•
•
•
•
•
Asas Kerahasiaan
Asas Kesukarelaan
Asas Kemandirian
Asas Kegiatan
Asas Keobjektifan
Asas Keefektifan
• Format Pelayanan
Konseling
•
•
•
•
•
•
Format Individual
Format Kelompok
Format Klasikal
Format Kolaborasi
Format Lapangan
Format Jarak Jauh
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
• Modus Pelayanan
Konseling : Jenis
Layanan
Layanan Orientasi
Layanan Informasi
Layanan Penempatan/Penyaluran
Layanan Penguasaan Konten
Layanan Konseling Perorangan
Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan Konseling Kelompok
Layanan Konsultasi
Layanan Mediasi
• Modus Pelayanan
Konseling : Kegiatan
Pendukung
1. Instrumentasi
2. Himpunan Data
3. Konferensi Kasus
4. Kunjungan Rumah
5. Tampilan Kepustakaan
6. Alih Tangan Kasus
Pengelolaan Pelayanan
Konseling : POAC
1.
2.
3.
4.
Planning : P A P
Organizing
: Penyiapan dan
pengaturan sarana
Actuating : Pelaksanaan kegiatan
Controling : - penilaian
- pengawasan
- pembinaan
Pengelolaan Pelayanan Konseling
di Sekolah
Pimpinan
Sekolah/Madrasah
POAC
TU
POAC
Guru
POAC
Wali
Kelas
POAC
SISWA
Konselo
r
POAC
Penilaian Hasil Pelayanan
Konseling
Fokus
1.
2.
3.
4.
: AKUR
Acuan
Kompetensi
Usaha
Rasa : rasa diri, rasa sosial, rasa
nilai/moral
Penanganan
Kekerasan
Pendidikan pada
Umumnya (1)
1. Penekanan pada basis HMM
•
•
•
Hakikat manusia
Dimensi kemanusiaan
Pancadaya
2. Penekanan pada Lima-i
•
•
•
•
Iman dan Takwa
Inisiatif
Industrius
Interaksi
Pendidikan pada
Umumnya (2)
3. Penekanan pada Dimensi dan Pilar Belajar
• Menguasai sesuatu yang baru
• Lima Dimensi Belajar
• Lima Pilar Belajar
4. Penekanan pada Dua Pilar Pembelajaran
• Kewibawaan
• Kewiyataan
5. Penekanan pada Trilogi Hasil Belajar
•
•
•
Maknaguna
Dayaguna
Karyaguna
PELAYANAN KONSELING
1. Penekanan pada kebenaran
• Kebenaran mutlak
• Kebenaran yang sebenarbenarnya benar
• Kebenaran yang dibenarkan
2. Penekanan pada kemandirian
3. Penekanan pada KES dan KES-T
4. Layanan dan
Pendukung Konseling
• Informasi
• Konseling Perorangan
• Bimbingan Kelompok
• Konseling Kelompok
• Konsultasi
• Mediasi
• AUM
• Sosiometri
5. Penekanan pada
penilaian AKUR
•Acuan
•Kompetensi
•Usaha
•Rasa
Terima Kasih