MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGA (1)

MAKALAH
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
(PPKN)

NEGARA DAN KONSTITUSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah PPKN
Yang dibina oleh Bapak Abdul Rahman, SH, MH
Oleh:
Nama

: WAN INDY AZKA ARBELLA

Nim

: 160200009

Grup

:A

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana berkat kehadirat-Nya dapat
memberikan kita kesehatan dan kekuatan sehingga kita bisa dapat hidup hingga sekarang.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai Negara dan
Konstitusi yang sangat diperlukan dalam rangka membangun kehidupan bangsa dan
negara, yang dimana makalah ini juga merupakan tugas individu saya, untuk melengkapi
tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Makalah ini berisi tentang negara dan konstitusi, makalah ini saya lengkapi dengan
pendahuluan sebagai pembuka yang menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan
makalah. Pembahasan yang menjelaskan Negara dan Konstitusi , penutup yang berisi
tentang kesimpulan yang menjelaskan isi dari makalah saya. Makalah ini juga saya
lengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber dan referendi bahan dalam
penyusunan.
Makalah ini masih sangat banyak kekurangannya. Oleh karena itu, Saya sangat
menerima beragam kritik serta saran yang dapat membangun, dan menambah wawasan
sehingga dapat melengkapi kekurangan makalah ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih,

demikianlah semoga makalah ini bermanfaat:

Medan, 19 Desember 2016
Penyusun,

Wan Indy Azka Arbella
Nim : 160200009

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Banyak orang yang merasa kesulitan dalam membedakan hubungan antara negara
dengan konstitusi di negara kita, Indonesia adalah sama. Namun pada kenyataannya,
negara pengertiannya sudah berbeda dengan konstitusi. Banyak sekali masyarakat awam
yang tidak tahu perbedaannya. Negara merupakan salah satu bentuk organisasi yang ada
dalam kehidupan masyarakat. Agar pemerintah suatu negara memiliki kekuasaan untuk
mengatur kehidupan masyarakat tidak bertindak seenaknya, maka ada sistem aturan yang
mengaturnya. Dengan konstitusi diharapkan organisasi negara tertata dengan baik dan

teratur, dan pemerintah yang ada di dalamnya tidak bertindak sewenang-wenang terhadap
rakyatnya. Menciptakan wilayah NKRI yang aman dan tentram.
Dasar Negara menjadi sumber bagi pembentukan kostitusi. Dasar Negara
menempati kedudukan sebagai norma hukum yang tertinggi disuatu Negara. Sebagai
norma tertinggi , dasar negara menjadi sumber pembentukan bagi norma-norma hukum
yang ada dibawahnya.
Konstitusi adalah salah satu norma hukum dibawah dasar negara. Konstitusi dalam
arti luas adalah hukum tata negara, yaitu keseluruhan aturan dan ketentuan (hukum) yang
menggambarkan sistem ketatanegaraan suatu negara, dan dalam arti sempit sendiri
konstitusi adalah Udang-Undang Dasar, yaitu satu atau beberapa dokumen yang memuat
aturan-aturan yang bersifat pokok.

1

1.2 RUMUSAN PERMASALAHAN
Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1.

Apakah pengertian Bangsa dan Negara itu?


2.

Apakah pengertian Konstitusi itu?

3.

Bagaimana keberadaan Pancasila dan Konstitusi di Indonesia?

4.

Bagaimanakah hubungan antara Negara dan Konstitusi?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah adalah
1.

Untuk mengetahui pengertian dari Bangsa dan Negara.

2.


Untuk mengetahui pengertian Konstitusi.

3.

Untuk mengetahui keberadaan Pancasila dan konstitusi di Indonesia.

4.

Untuk mengetahui hubungan antara Negara dan Konstitusi.

2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Negara
2.1.1 Pengertian Bangsa dan Negara
1. Pengertian Negara
Pengertian Negara secara Etimologis
Secara etimologis istilah "negara" merupakan terjemahan dari kata-kata asing,
yaitu state (bahasa Inggris), staat (bahasa Jerman dan Belanda), dan etat (bahasa Prancis).

Kata state, staat, dan etat itu diambil oleh orang-orang Eropa dari bahasa Latin pada abad
ke-15, yaitu dari kata statum atau status yang berarti keadaan yang tegak dan tetap, atau
sesuatu yang bersifat tetap dan tegak. Istilah negara ini muncul bersamaan dengan
munculnya istilah Lo Stato yang dipopulerkan Niccolo Machiavelli lewat bukunya II
Principe. Saat itu, Lo Stato didefinisikan sebagai suatu sistem tugas dan fungsi publik dan
alat perlengkapan yang teratur dalam wilayah tertentu.
Pengertian Negara menurut Ahli:


John Locke dan Rousseau, negara merupakan suatu badan atau organisasi hasil dari
perjanjian masyarakat.



Max Weber, negara adalah sebuah masyarakat yang memiliki monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam wilayah tertentu.



Mac Iver, sebuah negara harus memiliki tiga unsur poko, yaitu wilayah, rakyat, dan

pemerintahan.



Roger F.Soleau, negara adalah alat atau dalam kata lain wewenang yang
mengendalikan dan mengatur persoalan-persoalan yang bersifat bersama atas nama
masyarakat.



Prof. Mr. Soenarko, Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah
tertentu dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai suatu kedaulatan,
sedangkan Prof. Miriam Budiardjo memberikan pengertian Negara adalah organisasi
dalam suatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua
golongankekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan
bersama itu.

3
Pengertian negara dapat ditinjau dari empat sudut yaitu:
1. Negara sebagai organisasi kekuasaan

Negara adalah alat masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur
hubungan antara manusia dalam masyarakat tersebut. Pengertian ini dikemukakan oleh
Logemann dan Harold J. Laski. Logemann menyatakan bahwa negara adalah organisasi
kekuasaan yang bertujuan mengatur masyarakatnya dengan kekuasaannya itu. Negara
sebagai organisasi kekuasaan pada hakekatnya merupakan suatu tata kerja sama untuk
membuat suatu kelompok manusia berbuat atau bersikap sesuai dengan kehendak negara
itu.
2. Negara sebagai organisasi politik
Negara adalah asosiasi yang berfungsi memelihara ketertiban dalam masyarakat
berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang diberi
kekuasaan memaksa. Dari sudut organisasi politik, negara merupakan integrasi dari
kekuasaan politik atau merupakan organisasi pokok dari kekuasaan politik. Sebagai
organisasi politik negara Bidang Tata Negara berfungsi sebagai alat dari masyarakat yang
mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan antar manusia dan sekaligus
menertibkan serta mengendalikan gejala–gejala kekuasaan yang muncul dalam
masyarakat. Pandangan tersebut nampak dalam pendapat Roger H. Soltou dan Robert M
Mac Iver. Dalam bukunya “The Modern State”, Robert M Mac Iver menyatakan : “Negara
ialah persekutuan manusia (asosiasi) yang menyelenggarakan penertiban suatu masyarakat
dalam suatu wilayah berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh pemerintah
yang dilengkapi kekuasaan memaksa. Menurut RM Mac Iver, walaupun negara merupakan

persekutuan manusia, akan tetapi mempunyai ciri khas yang dapat digunakan untuk
membedakan antara negara dengan persekutuan manusia yang lainnya. Ciri khas tersebut
adalah : kedualatan dan keanggotaan negara bersifat mengikat dan memaksa.
3. Negara sebagai organisasi kesusilaan
Negara merupakan penjelmaan dari keseluruhan individu. Menurut Friedrich
Hegel: Negara adalah suatu organisasi kesusilaan yang timbul sebagai sintesa antara
kemerdekaan universal dengan kemerdekaan individu. Negara adalah organisme dimana
setiap individu menjelmakan dirinya, karena merupakan penjelmaan seluruh individu

maka negara memiliki kekuasaan tertinggi sehingga tidak ada kekuasaan lain yang lebih
tinggi dari negara.
4
Berdasarkan pemikirannya, Hegel tidak menyetujui adanya : Pemisahan kekuasaan
karena pemisahan kekuasaan akan menyebabkan lenyapnya negara. Pemilihan umum
karena negara bukan merupakan penjelmaan kehendak mayoritas rakyat secara
perseorangan melainkan kehendak kesusilaan. Dengan memperhatikan pendapat Hegel
tersebut, maka ditinjau dari organisasi kesusilaan, negara dipandang sebagai organisasi
yang berhak mengatur tata tertib dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,
sementara manusia sebagai penghuninya tidak dapat berbuat semaunya sendiri.
4. Negara sebagai integrasi antara pemerintah dan rakyat

Negara sebagai kesatuan bangsa, individu dianggap sebagai bagian integral negara
yang memiliki kedudukan dan fungsi untuk menjalankan negara. Menurut Prof. Soepomo,
ada 3 teori tentang pengertian negara:
1) Teori Perseorangan (Individualistik)
Negara adalah merupakan sauatu masyarakat hukum yang disusun berdasarkan
perjanjian antar individu yang menjadi anggota masyarakat. Kegiatan negara diarahkan
untuk mewujudkan kepentingan dan kebebasan pribadi. Penganjur teori ini antara lain :
Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jacques Rousseau, Herbert Spencer, Harold J Laski.
2) Teori Golongan (Kelas)
Negara adalah merupakan alat dari suatu golongan (kelas) yang mempunyai
kedudukan ekonomi yang paling kuat untuk menindas golongan lain yang kedudukan
ekonominya lebih lemah. Teori golongan diajarkan oleh : Karl Marx, Frederich Engels,
Lenin
3) Teori Intergralistik (Persatuan)
Negara adalah susunan masyarakat yang integral, yang erat antara semua golongan,
semua bagian dari seluruh anggota masyarakat merupakan persatuan masyarakat yang
organis. Negara integralistik merupakan negara yang hendak mengatasi paham
perseorangan dan paham golongan dan negara mengutamakan kepentingan umum sebagai
satu kesatuan. Teori persatuan diajarkan oleh : Bendictus de Spinosa, F. Hegel, Adam
Muller


5
2. PENGERTIAN BANGSA
Pengertian Bangsa dan Negara Menurut Para Ahli
Pengertian Bangsa Menurut Para Ahli Ernest Renan (1823-1892), dalam pidatonya
di Universitas Sorbone Paris 11 Maret 1882. Bangsa adalah satu jiwa yang melekat pada
sekelompok manusia yang merasa dirinya bersatu karena mempunyai nasib dan
penderitaan yang sama pada masa lampau dan mempunyai cita-cita yang sama tentang
masa depan.
Otto van Bauer. Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang memiliki karakter
(watak) yang sama yang terbentuk karena adanya perasaan senasib yang sama. Friederich
Ratzel (Faham Geopolitik). Bangsa adalah kelompok manusia yang terbentuk karena
adanya hasrat (kemauan) untuk bersatu yang timbul dari adanya rasa kesatuan antara
manusia dan tempat tinggalnya.
Jacobsen dan Lipmann. Bangsa adalah kelompok manusia yang lahir karena
adanya satu kesatuan budaya (cultural unity) dan satu kesatuan politik (political unity).
Hanz Kohn. Bangsa merupakan hasil proses perjuangan sejarah. Bangsa itu
merupakan golongan yang majemuk dan tidak bisa dirumuskan secara esakta. Hal tersebut
terbukti dengan adanya faktor obyektif yang melatarbelakangi dan menjadi ciri khas suatu
bangsa, seperti faktor persamaan ras, bahasa, wilayah, adat istiadat dan agama.
Joseph Stalin. Suatu bangsa terbentuk secara historis, merupakan komunitas rakyat
yang stabil yang terbentuk atas dasar kesamaan bahasa, wilayah, ekonomi, serta perasaan
psikologis yang terwujud dalam budaya bersama.
Benedict Anderson. Bangsa adalah suatu komunitas politik yang dibayangkan
(imagined community) dalam wilayah yang jelas batasnya dan berdaulat.
Anthony D. Smith. Bangsa adalah suatu komunitas manusia yang memiliki nama,
menguasai suatu tanah air, memiliki mitos-mitos dan sejarah bersama, budaya politik
bersama, perekonomian tunggal, dan hak serta kewajiban bersama bagi semua anggotanya.
Lothrop Stoddard. Bangsa adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sejumlah orang
yang cukup banyak, bahwa mereka merupakan suatu bangsa.
Soekarno. Suatu bangsa di samping memiliki ciri-ciri tertentu juga harus ditandai
oleh adanya kesamaan rasa cinta tanah air.

Jalobsen dan Libman, bangsa adalah suatu kesatuan budaya (cultural unity) dan kesatuan
(Politic unity).
6
Rudolf Kjellen membuat suatu analogi/membandingkan bangsa dengan suatu
organisme biotis dan menyamakan jiwa bangsa dengan nafsu hidup dari organisme
termaksud. Suatu bangsa mempunyai dorongan kehendak untuk hidup, mempertahankan
dirinya dan kehendak untuk berkuasa.
Benedict Anderson mengatakan bahwa bangsa lebih mengacu kepada pemahaman
atas suatu masyarakat yang mempunyai akar sejarah yang sama dimana praxis pengalaman
atas penjajahan begitu kental dirasakan oleh masyarakat terjajah dan semakin lama akan
semakin mengkristalkan pengalaman atas rasa solidaritas kebersamaan yang tinggi
diantara mereka.
3. PERBEDAAN BANGSA DAN NEGARA
Dari pengertian dan penjelasan di atas dapat disimpulkan perbedaan antara bangsa
dan negara yaitu :
Bangsa merupakan sekelompok manusia yang tinggal/mendiami suatu wilayah



yang disebut negara, dan suatu bangsa mengakui kekuasaan/pemerintahan dari negara
yang ditempatinya.
Bangsa



merupakan

sekelompok

manusia

yang

memiliki

keterikatan

ras/bahasa/adat/agama/dll, sedangkan negara bisa terdiri dari beberapa kelompok yang
bersatu.
Bangsa terikat oleh suatu keterikatan ras/bahasa/adat/agama/dll, sedangkan negara


tidak.


Bangsa belum tentu memiliki negara, sedangkan negara sudah pasti memiliki
bangsa.



Bangsa merupakan sekumpulan masyarakat, sedangkan negara merupakan
organisasi besar



Tidak menutup kemungkinan suatu negara di isi oleh beberapa bangsa(Contohnya
saja Indonesia yang terdiri dari banyak bangsa).
2.2 Unsur - Unsur Negara

Dalam pembentukan Negara ada beberapa syarat minimal yang harus di penuhi
suatu negara tersebut yang harus di penuhi agar dapat di sebut sebagai negara, syarat
tersebut berlaku secara umum dan meupakan unsur terpenting.
2.2.1 Rakyat
Pengertian Rakyat Secara sosiologis, Pengertian Rakyat adalah sekumpulan
manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan, dan yang bersama-sama mendiami suatu
wilayah tertentu.
7
Secara umum, rakyat merupakan warga negara dalam suatu negara yang memiliki ikatan
hukum dengan peemerintah. sementara itu jika Secara sosiologis,
Pengertian penduduk adalah semua orang yang pada suatu waktu mendiami wilayah
negara. Rakyat di dalam suatu Negara merupakan semua orang yang secara nyata berada
di dalam wilayah negara yang tunduk dan patuh kepada peraturan yang ada di dalam
negara tersebut, Berdasakan bentuknya Rakyat suatu negara dapat kita kelompokkan
menjadi Beberapa, di antaranya sebagai berikut ini :
a. Penduduk
Penduduk merupakan orang-orang yang berdomisili yang secara tetap tinggal di
dalam daerah suatu negara untuk jangka waktu yang lama dan banyak yang hingga akhir
hayatnya. Jika kita ambil contoh di Indonesia, Penduduk yang memiliki status
kewarganegaraan di sebut dengan WNI(warga negara indonesia) yang merupakan orang
indonesia asli, atau warga negara (WNA),seperti orang asing yang Menetap di indonesia
karena bekerja dan kesengsem dengan indonesia lalu mereka memutuskan untuk tetap
tinggal di Indonesia hingga akhir hayatnya.
b. Bukan Penduduk
Bukan penduduk merupakan orang-orang yang berada di dalam suatu negara tidak
secara menetap melainkan hanya tinggal di dalam negara tersebut Untuk sementara waktu,
satatus keawrga negaranya adalah Warga negara asing, Kita ambil contoh mudahnya
adalah Turis asiing yang berlibur ke Negara Indonesia.
2.2.2 Wilayah
Wilayah nerupakan unsur yang mutlak di dalam suatu Negara, jika warga negara
meupakan Personal di dalam suatu Negara, akan tetapi wilayah adalah landasan material
atau landasan Fisik negara tersebut. Suatu bangsa Nomaden yang selalu berpindah-pindah
tidak mungkin memiliki Negara, walaupun mereka memiliki Rakyat dan Penguasa

tersendiri, luas wilayah negara di tentukan oleh perbatasanya. Di dalam batas- batas itu
negara menjalankan yurisdiksi teritorial atas orang dan benda yang berada dalam wilayah
itu, kecuali ada beberapa golongan orang dan benda yang dibebaskan dari yurisdiksi itu.
Dapat kita ambil contoh perwakilan diplomatik negara asing dengan harta benda mereka.
Wilayah negara secara umum dapat kita dibedakan atas wilayah daratan, wilayah
lautan, wilayah udara, dan wilayah ekstrateritorial. yang kesemuanya akan kita bahas
secara Mendetail di bawah ini :
8
a. Wilayah Daratan
Wilayah daratan tidak sepenuhnya dapat di miliki sendiri oleh suatu negara, yang
berarti suatu negara harus berbagi wilayah dengan negara tetangga, hal ini terjadi jika
negara tersebut ada di wilayah datan yang sama, seperti Benua dan pulau yang sama. Untu
perbatasan Negara biasanya di sepakati melalui perjanjian antar negara yang di sebut
dengan Perjanjian Internasional. perjanjian ini berbentuk bilateral yang apa bila hanya
menyangkut kepentingan dua negara tersebut, dan dapat pula berbentuk multilateral jika
peratasan dengan negara tersebut meliatkan lebih dari dua negara Batas-batas daratan
biasanya ditentukan dalam perjajian perbatasan dengan negara-negara tetangga. Sebagai
batas biasanya ditentukan ciri-ciri alamiah seperti gunung dan sungai. Kadang-kadang
batas “buatan” harus dibangun, misalnya dalam bentuk tembok pembatas. Batas wilayah
suatu negara dengan negara lain di darat dapat berwujud sebagai berikut ini :
Batas alamiah, yaitu batas suatu negara dengan negara lain yang terjadi secara
alamiah, seperti dalam bentuk sungai, pegunungan dan hutan Batas buatan, batas suatu
negara dengan bentuk negara lain yang sengaja dibuat oleh manusia dalam bentuk pagar
tembok, pos penjagaan, dan kawat berduri
Batas secara geografis, yaitu batas wilayah suatu negara dengan negara lain yang
dapat ditentukan berdasarkan letak geografis yang melalui garis lintang dan garis bujur.
Misalnya, letak negara Indonesia secara geografis berada pada 6°LU – 11°LS, 95°BT141°BT.
b. Wilayah Lautan
Jika kita perhatikan lagi di semua negara, tidaklah semua negara di dunia ini
mendapatkan anugrah Lautan, terutama negara yang ada di tengah-tengah benua, negara
yang seperti itu di kenal dengan nama land-locked atau Negara yang tidak memiliki laut.
Negara yang memiliki wilayah laut patut bersyukur karen wilaya ini dapat dijadikan modal

bagi kesejahteraan rakyat dan negara. Sebagaimana wilayah daratan, wilayah laut pun
memiliki batas-batas. Pada mulanya ada dua konsep dasar mengenai wilayah lautan, yaitu
sebagai berikut berikut ini :
Res nullius, yaitu konsepsi yang menyatakan bahwa laut dapat diambil dan dimiliki
oleh setiap negara. Konsep ini dikembangkan oleh John Sheldon (1584-1654) dari Inggris
dalam bukunya Mare Clausum- The Right and Dominion of the Sea.
9
Res communis, yaitu konsepsi yang beranggapan bahwa laut adalah milik
masyarakat dunia, sehingga tidak dapat diambil atau dimiliki oleh setiap negara. Konsep
ini dikembangkan oleh Hugo de Groot dari Belanda (1608) dalam bukunya Mare Liberum
(laut bebas).
Sekarang wilayah laut yang masuk di dalam wilayah Negara tertentu disebut
dengan perairan wilayah atau laut teritorial, sementara di luat wilayah laut meupakan
lautan atau perairan Internasional atau yang di kenal dengan nama Mare Liberum.
mengenai wilayah laut indonesia pada awal mulanya PBB menetapkanya sejauh 3 mil dari
pantai waktu surut, Pada tanggal 10 desember 1982, PBB (UNCLOS) menyelenggarakan
Konferensi Hukum Laut Internasional III di Jamaika. Hasil konferensi ini ditandatangani
oleh 119 peserta. Sejumlah 117 peserta mewakili negara dan dua peserta mewakili
organisasi internasional. Konferensi ini menetapkan bahwa wilayah laut terdiri atas hal-hal
sebagai berikut..
1.

Laut teritorial, yaitu wilayah yang menjadi hak kedaulatan penuh suatu negara di
laut. Lebaranya adalah 12 mil laut diukur dari pulau terluar kepulauan suatu negara pada
saat air surut.

2.

Zona bersebelahan, yaitu wilayah yang laut yang lebarnya 12 mil dari laut teritorial
suatu negara. Jadi, kalau negara sudah memiliki wilayah teritorial sejauh 12 mil, maka
wilayahnya menjadi 24 mil laut diukur dari pantai

3.

Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yaitu wilayah laut suatu negara yang lebarnya 200
mil ke laut bebas. Di zona ini, negara pantai berhak menggali dan mengolah segala
kekayaan alam untuk kegiatan ekonomi eksklusif negara tersebut. Di dalam zona tersebut,
negara pantai berhak menangkap nelayan asing yang ditemukan sedang menangkap ikan.

4.

Landas kontinen, yaitu daratan di bawah permukaan laut di luar laut teritorial
dengan kedalaman 200 m atau lebih.

5.

Landas benua, yaitu wilayah laut suatu negara yang lebarnya lebih dari 200 mil
laut. Di tempat ini, negara boleh mengelola kekayaan dengan kewajiban membagi
keuntungan dengan masyarakat Indonesia.
c. Wilayah Udara
Wilayah udara suatu negara dapat diklaim berdasarkan perjanjian internasional.
Perjanjian internasional yang pernah disepakati mengenai wilayah udara suatu negara
adalah konvensi Paris 1919 dan Konvensi Chicago 1944.
10
Di Indonesia, ketentuan wilayah udara suatu negara diatur dalam UU No. 20 tahun
1982. Berdasarkan UU tersebut dinyatakan bahwa batas wilayah kedaulatan dirgantara
yang termasuk orbit geostasioner adalah setinggi 35. 761 km. Dalam Konvensi Paris
(1949) dinyatakan dalam bahwa negara-negara merdeka dan berdaulat berhak mengadakan
eksplorasi dan eksploitasi di wilayah udaranya, seperti untuk kepentingan radio,
penerbangan dan satelit.
d. Wilayah Ekstrateritorial
Merupakan suatu negara yang berada di luar wilayah negara itu sendiri, dengan
kata lain dapat kita artikan Negara tersebut berada di wilayah negara lain atau di luat
wilayah teritorial suatu negara Contoh untuk ini adalah kantor kedutaan besar suatu negara
di negara lain atau kapal asing yang berlayar di laut bebas dengan berbendera suatu negara.
Seorang dua besar memiliki hak ekstrateritorial, selain itu kekebalan diplomatik (hak
imunitas yang bersifat pribadi), yaitu hak kedaulatan atas bangunan, gedung dan halaman
keduataan besar sampai sebatas pagar. Tak seorang pun boleh memasuki halaman kedutaan
besar tanpa izin dari negara atau kedutaan besar yang bersangkutan.
2.2.3 Pemerintahan yang Berdaulat
Suatu pemerintahan yang berkuasa atas seluruh wilayahnya dan segenap rakyatnya
merupakan syarat mutlak keberadaan negara. Kedaulatan adalah kekuasaan terntinggi
dalam suatu negara yang berlaku terhadap seluruh wilayah dan segenap rakyat negara itu.
Kedaulatan negara itu bersifat:
(1) asli, karena bukan berdasarkan kekuasaan lain;
(2) tertinggi, karena tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi di atasnya
(3) tidak dapat dibagi-bagi

Adapun kedaulatan yang dimiliki pemerintah dapat berupa point, yang mana dapat
kita lihat sebagai berikut :
Kedaulatan ke dalam, artinya pemerintah memiliki kewenangan tertinggi dalam



mengatur dan menjalankan organsiasi negara sesuai dengna peraturan perundangan yang
berlaku


Kedaulatan ke luar, artinya pemerintah berkuasa bebas, tidak terikat dan tidak
tunduk kepada kekuatan lain.



Pemerintah harus pula menghoramti kekuasaan negara yang bersangkutan dengan
tidak mencampuri urusan dalam negerinya.
11
2.2.4 Pengakuan dari Negara Lain
Unsur ini bisa menyusul ketika suatu pemerintahan membentuk Negara, Pengakuan
dari negara lain merupakan unsur yang menerangkan bahwa suatu negara telah berdiri
sehingga negara tersebut dikenal oleh negara-negara lain. Pengakuan dari negara lain
terdiri atas dua macam antaralain sebagai berikut ini :
a. Pengakuan de facto
Merupakan pengakuan yang berdasarkan kenyataan yang berupa data atau fakta
yang sungguh-sungguh nyata tentang berdirinya suatu negara tersebut
Pengakuan de facto yang bersifat tetap, adalah pengakuan dari negara lain terhadap suatu
negara yang bisa menimbulkan hubungan di bidang perdagangan dan ekonomi.
Pengakuan de facto yang bersifat sementara, adalah pengakuan yang diberikan oleh negara
lain tanpa melihat perkembangan negara tersebut. Apabila negara tersebut hancur, maka
negara lain akan menarik pengakuannya.
b. Pengakuan de jure
Pengakuan de jure Merupakan pengakuan yang berdasarkan pada pernyataan resmi
menurut hukum internasional.



Pengakuan de jure bersifat tetap , adalah pengakuan dari negara lain yang berlaku
untuk selamanya karena kenyataan yang menunjukkan adanya pemerintahan yang stabil.



Pengakuan de jure bersifat penuh, adalah terjadinya hubungan antarnegara yang
mengakui dan diakui dalam hubungan dagang, ekonomi dan diplomatik. Negara yang
mengakui berhak menempati konsulat atau membuka kedutaan di negara yang diakui.

2.2.5 Unsur yang Berpengaruh dalam Terbentuknya Suatu Negara


Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional. Di dalamnya termuat keseragaman
sosial, ekonomi, politik, agama, kebudayaan, komunikasi, dan solidaritas.



Keinginan untuk mencapai kemerdekaan nasional bebas dari dominasi dan campur
tangan bangsa asing.



Keinginan akan kemandirian, keunggulan, individualitas, keaslian atau kekhasan.



Keinginan untuk menonjol di antara bangsa-bangsa dalam mengejar kehormatan
pengaruh dan prestise.
12
2. Unsur terbentuknya negara menurut konvensi montevidio 1933
Unsur-unsur ini dicetuskan dalam Konvensi Montevideo sebagai hasil konferensi

antara negara-negara Amerika di Montevideo (Ibu kota Uruguay) yang diadakan tahun
1933. Terdapat pasal yang mengatur pembentukan negara, di pasal 1 hasil konvensi
tersebut menyebutkan bahwa negara sebagai bagian dari dunia ini dimana harus punya
syarat seperti di bawah ini


Penduduk yang tetap.



Wilayah tertentu.



Pemerintahan.



Kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain.
2.3 SIFAT NEGARA
Miriam Budiardjo menyatakan bahwa setiap negara mempunyai sifatsifat berikut:
1. Memaksa
Sifat memaksa artinya negara mempunyai kekuasaan untuk memaksa kekerasan
fisik secara sah. Tujuannya ialah agar peraturan perundangundangan ditaati, ketertiban
dalam masyarakat tercapai, serta anarki (kekacauan) alam masyarakat dapat dicegah. Alat
pemaksanya bermacam-macam, seperti polisi, tentara, dan berbagai persenjataan lainnya.
Contohnya, setiap warga negara harus membayar pajak. Orang yang menghindari
kewajiban ini dapat dikenakan denda atau harta miliknya disita, bahkan dapat dikenakan
hukuman kurungan.
2. Monopoli

Sifat monopoli yaitu hak negara guna melaksanakan sesuatu sesuai dengan tujuan
bersama dari masyarakat. Contohnya, menjatuhkan hukuman kepada setiap warga negara
yang melanggar peraturan, menjatuhkan hukuman mati, mewajibkan warga negaranya
untuk mengangkat senjata jika negaranya diserang musuh, memungut pajak, menentukan
mata uang yang berlaku dalam wilayahnya, serta melarang aliran kepercayaan atau aliran
politik tertentu yang dinilai bertentangan dengan tujuan masyarakat.
3. Mencakup semua
Sifat mencakup semua berarti semua peraturan perundang-undangan (misalnya
keharusan membayar pajak) barlaku untuk semua orang tanpa terkecuali.
13
Hal ini memang diperlukan karena kalau sesorang dibiarkan berada di luar ruang lingkup
aktivitas negara, maka usaha negara kearah tercapainya cita-cita negara.
2.4 FUNGSI DAN TUJUAN NEGARA
Menurut Robert Mac lver, fungsi negara dibedakan menjadi; fungsi negara yang
tetap dilaksanakan oleh semua negara yakni fungsi di bidang kebudayaan dan
perekonomiaan. Fungsi kebudayaan dari negara terletak dalam aktivitas rakyat sendiri.
Dalam hal ini, negara hanya memajukan dan melengkapi serta mengidentifikasi usahausaha rakyat. Fungsi kesejahteraan umum, berarti semua aktivitas negara yang
secara langsung ditujukan pada perbaikan keadaan kehidupan rakyat. Ini berarti negara
secara aktif turut campur tangan dalam bidang perekonomian agar dapat memberi
kehidupan yang layak bagi semua warga negaranya.
Sedangkan menurut Charles E. Merriam, negara mempunyai lima macam
fungsi yaitu; keamanan ekstern, ketertiban intern, keadilan, kesejahteraan, dan kebe-basan
1. Keamanan ekstern (eksternal security), artinya negara bertugas melindungi warga
negaranya terhadap ancaman dari luar.
2. Pemeliharaan ketertiban intern (mainte-nance of internal order), artinya dalam
masyarakat yang tertib terdapat pembagian kerja dan tanggung jawab pelaksanaan
peraturan-peraturan pada segenap fungsionaris negara, terdapat pula badan-badan,
prosedur dan usaha-usaha yang dimengerti oleh segenap warga negara dan
dilaksanakan untuk memajukan kebahagian bersama.

3. Fungsi keadilan (justice), terwujudnya suatu sistem di mana terdapat saling
pengertian dan prosedur-prosedur yang diberikan kepada setiap orang apa yang
telah disetujui dan telah dianggap patut.
4. Kesejahteraan (welfare), kesejahteraan meliputi keamanan, ketertiban, keadilan dan
kebebasan.
5. Kebebasan (freedom), adalah kesempatan mengembangkan dengan bebas hasrat
-hasrat individu akan ekspresi ke-pribadiannya yang harus disesuai-kan gagasan
kemakmuran umum.

14
Tujuan Negara Indonesia seperti tertuang dalam Alinea IV Pembu-kaan UUD 1945, yaitu:
1.

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

2.

Memajukan kesejahteraan umum,

3.

Mencerdaskan kehidupan bangsa,

4.

Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
2.5 PENGERTIAN, FUNGSI DAN TUJUAN NKRI
2.5.1 PENGERTIAN NKRI
Negara Indonesia memproklamirkan diri sebagai negara yang merdeka pada
tanggal 17 Agustus 1945. Semula, suku-suku bangsa yang terjajah oleh Hindia Belanda
pernah bersumpah mengikatkan diri sebagai satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia pada
tanggal 28 Oktober 1998. Pada tanggal itu dikenal sebagai hari Sumpah Pemuda. Namun,
persatuan bangsa, bahasa, dan tanah air Indonesia belum dapat dijadikan alasan sebagai
suatu negara sebelum adanya pengakuan dari negara lain atau wilayah yang jelas. Artinya,
pengakuan secara de jure dan de facto sangat diperlukan bagi negara merdeka, meskipun
unsur-unsur pokok berdirinya negara telah terpenuhi.
Di pandang dari sudut hukum internasional, faktor pengakuan diperlukan dalam
hubungan antarbangsa. Selain itu, dilihat dari teori terjadinya negara dan kedaulatan
negara, negara Indonesia merupakan bagian dari proses terbentuknya suatu negara yang
kemudian dikukuhkan dalam UUD 1945 Pasal 1 Ayat (1).

Apabila mengkaji rumusan Pembukaan UUD 1945, terjadinya negara Indonesia
merupakan suatu proses atau rangkaian tahap-tahap yang berkesinambungan. Terjadinya
negara Indonesia tidak sekadar proklamasi, melainkan melalui perjuangan bangsa
Indonesia yang menuntut kemerdekaan dan mencetuskan ideologi negara. Kemudian
semua unsur di dalam negara mempunyai fungsi masing-masing menuju keadaan merdeka,
berdaulat,

bersatu,

adil

dan

makmur.

Persamaan

senasib,

seperjuangan,

dan

sepenanggungan dalam mempertahankan hidup bangsa Indonesia menyadarkan para
pemimpin untuk membentuk sistem pemerintahan NKRI.
2.5.2 TUJUAN NKRI
Tujuan negara kesatuan Republik Indonesia tercantum di dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, yaitu "Untuk membentuk suatu pemerintahan negara
15
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial, maka dengan berdasarkan kepada sila-sila dan Pancasila". Tujuan negara
kesatuan Republik Indonesia secara umum hampir sama dengan tujuan negara menurut
teori Negara Kesejahteraan dengan diilhami dari nilai-nilai luhur budaya bangsa
Indonesia.
2.5.3 FUNGSI NKRI
Berdasarkan fungsi negara secara umum di atas negara Indonesia mengelompokkan
fungsi-fungsi negara yang dijalankan oleh pemerintahan dalam mengurus rumah tangga
negara. Pengelompokan fungsi itu meliputifungsi reguler dan fungsi agent of
development.


Fungsi reguler adalah fungsi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan
berakibat langsung bagi seluruh masyarakat. Misalnya, menentukan kebijakan
politik, menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain, menegakkan supremasi
hukum, dan sebagian wakil-wakil rakyat dalam memperjuangkan aspirasi rakyat.



Fungsi agent of development yaitu melaksanakan fungsi-fungsi stabilisator
(stabilitas politik, ekonomi, sosial-budaya, hankam) dan fungsi inovator
(menciptakan ide pembangunan).

2.6 KONSTITUSI
2.6.1 PENGERTIAN KONSTITUSI
Konstitusi atau Undang-undang Dasar (bahasa Latin: constitutio) dalam negara
adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara -biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang
terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar bagi
peraturan-peraturan lainnya. Dalam kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan
prinsip-prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk
menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar
hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban
pemerintahan negara pada umumnya.
16
Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya. Istilah
konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi
pemerintahan negara.
Dalam bentukan organisasi konstitusi menjelaskan bentuk, struktur, aktivitas,
karakter, dan aturan dasar organisasi tersebut.


Syarat terjadinya konstitusi yaitu:

1.

Agar suatu bentuk pemerintahan dapat dijalankan secara demokrasi dengan
memperhatikan kepentingan rakyat.

2.

Melindungi asas demokrasi.

3.

Menciptakan kedaulatan tertinggi yang berada ditangan rakyat.

4.

Untuk melaksanakan dasar negara.

5.

Menentukan suatu hukum yang bersifat adil.



Kedudukan konstitusi/UUD yaitu:

1.

Dengan adanya UUD baik penguasa dapat mengetahui aturan / ketentuan pokok
mendasar mengenai ketatanegaraan.

2.

Sebagai hukum dasar.

3.

Sebagai hukum yang tertinggi.



Perubahan konstitusi/UUD yaitu:
Secara revolusi, pemerintahan baru terbentuk sebagai hasil revolusi ini yang

kadang – kadang membuat sesuatu UUD yang kemudian mendapat persetujuan rakyat.
Secara evolusi, UUD/konstitusi berubah secara berangsur – angsur yang dapat
menimbulkan suatu UUD, secara otomatis UUD yang sama tidak berlaku lagi.


Keterkaitan antara dasar negara dengan konstitusi yaitu:
Keterkaitan antara dasar negara dengan konstitusi nampak pada gagasan dasar, cita

– cita dan tujuan negara yang tertuang dalam pembukaan UUD suatu negara. Dasar negara
sebagai pedoaman penyelenggaraan negara secara tertulis termuat dalam konstitusi suatu
negara.

17
2.6.2 KETERKAITAN KONSTITUSI DENGAN UUD 1945
Konstitusi adalah hukum dasar suatu negara.Konstitusi adalah hukum utama
negara. Semua hukum yang lain harus sejalan dengan konstitusi. Konstitusi
menggambarkan struktur negara dan bekerjanyalembaga-lembaga negara. Konstitusi
menjelaskan

kekuasaan

dan

kewajiban

pemerintah.

Konstitusi membatasi kekuasaan pemerintah, karena itujuga berfungsi mencegah
kekuasaan yg sewenang-wenang. Konstitusi menetapkan dan melindungi. konstitusi
memiliki

arti;

permulaan

dari

segala

peraturan

mengenai

suatu

Negara.

Dengan demikian suatu konstitusi memuat aturan atau sendi-sendi pokok yang bersifat
fundamental

untuk

menegakkan

bangunan

besar

yang

bernama

“Negara”.

Di Indonesia, konstitusi disusun oleh sebuah panitia, yang terdiri dari pemimpinpemimpin politik dan pakar-pakar hukum. Panitia ini bekerja terburu-buru menjelang
pernyataan kemerdekaan. Akibatnya banyak hal yang tidak diatur secara rinci sehingga
mudah dimanipulasi oleh pemerintah. Inilah yang terjadi selama 25 tahun kekuasaan Orde
Baru.
Isi konstitusi umumnya hanya memuat aturan-aturan pokok, hanya memuat garisgaris besar sebagai instruksi kepada pusat dan lain-lain penyelenggara negara untuk
menyelenggarakan kehidupan negara dan kesejahteraan sosial. Aturan-aturan asing lebih
rinci diserahkan pengaturannya kepada undang-undang yang berada dibawah konstitusi,

yang

lebih

mudah

untuk

dibuat,

diperbaharui,

maupun

dicabut.

Menurut Miriam Budiardjo, setiap Undang-undang Dasar / Konstitusi memuat ketentuanketentuan sebagai berikt :
1. Organisasi Negara.
Misalnya: pembagian kekuasaan antara badan Eksekutif, Legeslatif dan Yudikatif.
Masalah pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat / pemerintah federal dengan
pemerintah daerah / pemerintah negara bagian; Prosedur penyelesaian masalah
pelanggaran yurisdiksi lembaga negara. Pembagian kekuasaan antara badan legislatif,
eksekutif dan yudikatif. Legislatif di Indonesia adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
2. Hak-hak asasi Manusia
Di

Indonesia

sangat

menjunjung

tinggi

Hak Asasi

Manusia

(HAM).

3. Prosedur mengubah Undang-undang dasar.
Mengubah UUD suatu negara dapat dilakukan,
18
tetapi tidak mudah untuk sewenang-wenang melakukan itu.
4. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat-sifat tertentu dari Undangundang Dasar.
Kita dapat mengakui pada UUD 1945 telah ada perubahan. Akan tetapi adakalanya
perubahan itu tidak dapat dilakukan oleh sebab-sebab/sifat tertentu sehingga ia tidak dapat
dirubah.
HUBUNGAN

PENDAPAT

MERIAM

BUDIARJO

ATAS

UUD

1945

1. Pendapat Meriam Budoarjo Yang mengatakan bahwa dalam konstitusi terdapat
pembagian kekuasaan sangat jelas adanya dalam UUD 1945. Dalam UUD 1945 pada Bab
II (Majelis Permusyawaratan Rakyat), Bab III (Kekuasaan Pemerintahan Negara), Bab V
(Kementerian Negara), Bab VI (Pemerintah Daerah), Bab VII (Dewan Perwakilan
Rakyat), Bab VIIA (Dewan Perwakilan Daerah), Bab VIIIA (Badan Pemeriksa Keuangan)
dan Bab XI (Kekuasaan Kehakiman).Adanya Bab-bab ini membuktikan bahwa dalam
UUD 1945 Jelas terdapat pembagian kekuasaan antara Kekuasaan Legislatif, Eksekutif
dan Yudikatif.
2. Pendapat Meriam Budiarjo yang mengatakan bahwa dalam konstitusi terdapat
Hak asasi manusia (HAM) juga sangat jelas dalam undang-undang dasar 1945. Dalam
UUD 1945 Pada Bab XA (Hak asasi manusia). Misalnya Dalam UUD 1945 bab XA PAsal

28A yang Mangatakan Setiap Orang berrhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya dan banyak lagi pasal dalam Bab XA ini yang menjelaskan
tentang Hak asasi Manusia.
3. Pendapat Meriam Budiarjo Yang mengatakan Bahwa dalam Konstitusi tedapat
Prosedur mengubah UUD Juga jelas dalam Undang-undang dasar 1945. Pada Bab XVI
(Perubahan Undang-undang dasar). Pada bab Ini Dijelaskan tentang prosedur mengubah
Undang-undang dasar. Misalnya Pada Pasal 37
(1) Untuk mengubah Undang-Undang Dasar sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah
anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat harus hadir.
(2) Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota
Majelis Permusyawaratan Rakyat yang hadir.
4. Pendapat Meriam Budiarjo yang mengatakan bahwa dalam konstitusi ada
kalanya larangan mengubah sifat tertentu dari UUD. Setelah mengamati UUD 1945, tidak
ditemukan adanya pembahasan mengenai Larangan mengubah siat tertentu dari UUD.
19
Yang ditemukan hanya Larangan memberlakukan suatu Badan Negara atau
Peraturan jika belum diadakan yang baru menurut UUD. Hal ini terdapat pada Aturan
Peralihan Pasal II yang mengatakan bahwa Segala badan negara dan peraturan yang ada
masih langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang
Dasar ini.
A. Isi Konstitusi:


Identitas bangsa



Hak - Hak dasar warga negara



Negara Hukum



Sistem perekonomian



Sistem pemerintahan



Keamanan pribadi dan nasional



Proses pemilihan umum yang demokratis
2.6.3 UNSUR – UNSUR YANG TERDAPAT DALAM KONSTITUSI
NEGARA INDONESIA
Sumber dari segala sumber hukum bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia

adalah Pancasila. UUD 1945 memuat hal-hal pokok bagi penyelenggaraan pemerintahan

dan bernegara. UUD 1945 sebagai landasan untuk mewujudkan masyarakat yang
berkeadilan

sosial,

sejahtera,

demokratis.

dan

terlindungi

oleh

hukum.

Sebagai Negara hukum menurut UUD 1945 ada tujuh unsur pokok, yaitu:
1. Unsur hukum
Negara berdasarkan atas hukum dan tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka. Itu
berarti segala kegiatan dan perilaku dalam masyarakat Indonesia tidak boleh bertentangan
dengan UUD 1945. Namun demikian, UUD 1945 hanya rnemuat aturan-aturan pokok,
sedangkan pelaksanaan dituangkan kepada perundang-undangan yang ada di bawahnya.
Ada tata urutan perundang-undangan Republik Indonesia yaitu:


UUD 1945



Ketetapan MPR (Tap MPR)



Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU)



Peraturan Pemerintah (PP)



Keputusan Presiden (Keppres)
20



Peraturan pelaksana lainnya
2. Unsur Sistem Konstitusi
Misalnya pemerintahan berdasar pada konstitusi (hukum dasar), tidak
absolutisme (kekuasaan tidak terbatas).
3. Unsur Kedaulatan Rakyat
Kedaulatan rakyat dipegang oleh MPR sebagai• penjelmaan seluruh rakyat
Indonesia, jadi MPR memegang kekuasaan negara yang tertinggi.
4. Unsur Persamaan Hak
Setiap manusia Indonesia diakui memilki hak asasi yang sama, yang wajib
mendapat perlindungan hukum, seperti yang tertuang pada pasal-pasal UUD 1945.
5. Unsur Kekuasaan Kehakiman
Kekuasaan kehakiman haws mandiri dan bebas dari pengaruh atau tekanan
dari kekuatan manapun

6. Unsur Pembentuk Undang-Undang
Presiden dan DPR sebagai Lembaga Negara Pembentuk UndangUndang. Di
samping Presiden adalah DPR. Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang
sama. Presiden harus mendapat persetujuan DPR untuk membuat Undang-Undang
dan

menetapkan

Anggaran

Pendapatan

dan

Belanja

Negara

(APBN)

Dalam menjalankan tugas Presiden harus bekerja sama dengan DPR, tetapi
Presiden

tidak

bertanggung

jawab

kepada

DPR.

7. Unsur Sistem Pemerintahan
Presiden sebagai mandataris MPR yang berkewajiban melaksanakan
Ketetapan-Ketetapan MPR. Presiden berhak membentuk kabinet, dan para menteri
bertanggung

jawab

kepada

Presiden.

Presiden

berhak

mengangkat

dan

memberhentikan Menteri (Pasal 17 UUD 1945). Presiden juga memegang
kekuasaan Pemerintahan (Pasal 4 UUD1945).
21
2.6.4 PERUBAHAN KONSTITUSI
Konstitusi suatu negara pada hakekatnya merupakan hukum dasar tertinggi yang
memuat hal-hal mengenai penyelenggaraan negara, karenanya suatu konstitusi harus
memiliki sifat yang lebih stabil dari pada produk hukum lainnya. Terlebih lagi jika jiwa
dan semangat pelaksanaan penyelenggaraan negara juga diatur dalam konstitusi sehingga
perubahan suatu konstitusi dapat membawa perubahan yang besar terhadap sistem
penyelenggaraan negara. Bisa jadi suatu negara yang demokratis berubah menjadi otoriter
karena terjadi perubahan dalam konstitusinya.
Adakalanya keinginan rakyat untuk mengadakan perubahan konstitusi merupakan
suatu hal yang tidak dapat dihindari. Hal ini terjadi apabila mekanisme penyelenggaraan
negara yang diatur dalam konstitusi yang berlaku dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan
aspirasi rakyat. Oleh karena itu, konstitusi biasanya juga mengandung ketentuan mengenai
perubahan konstitusi itu sendiri, yang kemudian prosedurnya dibuat sedemikian rupa
sehingga perubahan yang terjadi adalah benar-benar aspirasi rakyat dan bukan berdasarkan
keinginan semena-mena dan bersifat sementara atau pun keinginan dari sekelompok orang
belaka.
Pada dasarnya ada dua macam sistem yang lazim digunakan dalam praktek
ketatanegaraan di dunia dalam hal perubahan konstitusi. Sistem yang pertama adalah

bahwa apabila suatu konstitusi diubah, maka yang akan berlaku adalah konstitusi yang
berlaku secara keseluruhan (penggantian konstitusi). Sistem ini dianut oleh hampir semua
negara di dunia. Sistem yang kedua ialah bahwa apabila suatu konstitusi diubah, maka
konstitusi yang asli tetap berlaku. Perubahan terhadap konstitusi tersebut merupakan
amandemen dari konstitusi yang asli tadi. Dengan perkataan lain, amandemen tersebut
merupakan atau menjadi bagian dari konstitusinya. Sistem ini dianut oleh Amerika Serikat.
Menurut C.F Strong ada empat macam prosedur perubahan kosntitusi:
1.

Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan legislatif, akan

tetap yang dilaksanakan menurut pembatasan-pembatasan tertentu.
Perubahan ini terjadi melalui tiga macam kemungkinan:


Pertama, untuk mengubah konstitusi, egara pemegang kekuasaan egara ve e harus
dihadiri oleh sekurang-kurangnya sejumlah anggota tertentu (kuorum) yang
ditentukan secara pasti.
22



Kedua, untuk mengubah konstitusi maka lembaga perwakilan rakyat harus
dibubarkan terlebih dahulu dan kemudian diselenggarakan pemilihan umum.
Lembaga

perwakilan

rakyat

harus

diperbaharui

inilah

yang

kemudian

melaksanakan wewenangnya untuk mengubah konstitusi.


Ketiga, adalah cara yang terjadi dan berlaku dalam sistem majelis dua kamar.
Untuk mengubah konstitusi, kedua kamar lembaga perwakilan rakyat harus
mengadakan sidang gabungan. Sidang gabungan inilah, dengan syarat-syarat
seperti dalam cara pertama, yang berwenang mengubah kosntitusi.

2. Perubahan konstitusi yang dilakukan rakyat melalui suatu referendum.
Apabila ada kehendak untuk mengubah kosntitusi maka lembaga negara yang
diberi wewenang untuk itu mengajukan usul perubahan kepada rakyat melalui suatu
referendum atau plebisit. Usul perubahan konstitusi yang dimaksud disiapkan lebih dulu
oleh badan yang diberi wewenang untuk itu. Dalam referendum atau plebisit ini rakyat
menyampaikan pendapatnya dengan jalan menerima atau menolak usul perubahan yang
telah disampaikan kepada mereka. Penentuan diterima atau ditolaknya suatu usul
perubahan diatur dalam konstitusi.

3. Perubahan konstitusi yang berlaku pada negara serikat yang dilakukan oleh
sejumlah negara bagian.
Perubahan konstitusi pada negara serikat harus dilakukan dengan persetujuan
sebagian terbesar negara-negara tersebut. Hal ini dilakukan karena konstitusi dalam negara
serikat dianggap sebagai perjanjian antara negara-negara bagian. Usul perubahan
konstitusi mungkin diajukan oleh negara serikat, dalam hal ini adalah lembaga
perwakilannya, akan tetapi kata akhir berada pada negara-negara bagian. Disamping itu,
usul perubahan dapat pula berasal dari negara-negara bagian.
4. Perubahan konstitusi yang dilakukan dalam suatu konvensi atau dilakukan oleh
suatu lemabag negara khusus yang dibentuk hanya untuk keperluan perubahan.
Cara ini dapat dijalankan baik pada Negara kesatuan ataupun negara serikat.
Apabila ada kehendak untuk mengubah konstitusi, maka sesuai dengan ketentuan yang
berlaku,
23
dibentuklah suatu lembaga negara khusus yang tugas serta wewenangnya hanya mengubah
konstitusi. Usul perubahan dapat berasal dari pemegang kekuasaan perundang-undangan
dan dapat pula berasal dari pemegang kekuasaan perundang-undangan dan dapat pula
berasal dari lembaga negara khusus tersebut. Apabila lembaga negara khusus dimaksud
telah melaksanakan tugas serta wewenang sampai selesai,dengan sendirinya lembaga itu
bubar.
Hans Kelsen mengatakan bahwa kosntitusi asli dari suatu negara adalah karya
pendiri negara tersebut. Dan ada beberapa cara perubahan konstitusi menurut Kelsen yaitu:
1. Perubahan yang dilakukan diluar kompetensi organ legislatif biasa yang
dilembagakan oleh konstitusi tersebut, dan dilimpahkan kepada sebuah
konstituante, yaitu suatu organ khusus yang hanya kompeten untuk mengadakan
perubahan-perubahan konstitusi
2.

Dalam sebuah negara federal, suatu perubahan konstitusi bisa jadi harus disetujui
oleh dewan perwakilan rakyat dari sejumlah negara anggota tertentu.
Miriam Budiarjo mengemukakan adanya empat macam prosedur perubahan

konstitusi, yaitu :

1. Sidang badan legislatif ditambah beberapa syarat misalnya ketentuan kuorum dan
jumlah minimum anggota badan legislatif untuk menerima perubahan.
2. Referendum atau plebisit, contoh : Swiss dan Australia
3. Negara-negara bagian dalam suatu negara federal harus menyetujui, Contoh :
Amerika Serikat
4. Musyawarah khusus (special convention), contoh : beberapa negara Amerika Latin.
Dengan demikian apa yang dikemukakan Miriam Budiarjo pada dasarnya sama
dengan yang dikemukakan oleh Hans Kelsen.

PERUBAHAN KONSTITUSI (AMANDEMEN)
Konstitusi biasanya memiliki sifat fleksibel atau rigid. Indikator dari sifat fleksibel
dilihat dari bagaimana cara merubah konstitusi tersebut, apakah konstitusi memberi ruang
bebas terhadap terjadinya perubahan konstitusi atau tidak. Sifat rigid dilihat dari apakah
konstitusi mudah atau tidak mengikuti perkembangan zaman. Sebagaimana diketahui
konstitusi dibuat pada suatu masa tertentu (awal berdirinya suatu negara) dan dijadikan
dasar dalam penyelenggaraan negara.
24
Konstitusi pada dasarnya mempunyai sifat khas, yaitu harus mampu mengikuti
perkembangan zaman, harus memberi ruang terjadi perubahan konstitusi, tetapi tidak bisa
diganti setiap saat. Misalnya, setiap ada pergantian kekuasaan (presiden), konstitusinya
turut pula diganti. Hal itu tidak benar karena usia suatu konstitusi menunjukkan bagaimana
kondisi pemerintahan di negara tersebut. Suatu sistem pemerintahan yang baik ditandai
oleh seberapa lama usia dari konstitusinya.
Amandemen secara harfiah, menurut Advanced English-Indonesia Dictionary,
berarti perubahan atau perbaikan, sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
amandemen berarti menambahkan bagian yang sudah ada. Jadi amandemen menunjukkan
adanya perubahan atau perbaikan atas apa yang telah ada. Penambahan atau perubahan ini
tidaklah dimaksudkan untuk memperbaiki UUD melainkan untuk menambah atau
perluasan isi atas ketentuan yang telah ada dalam UUD tersebut.
Peninjauan kembali terhadap konstitusi yang berlaku bukan berarti mengganti
LTUD, melainkan melihat kemungkinan melakukan perluasan atau pemekaran. Sebagai
kesepakatan Pembukaan UUD 1945 tetap dipertahankan. Namun, terhadap batang tubuh
dan penjelasan perlu dilakukan pemekaran guna menyesuaikan dengan realitas zaman serta

kebutuhan generasi. Perubahan UUD 1945 tidak dilarang, sebab UUD 1945 itu bersifat
ringkas dan supel untuk dapat mengikuti dinamika perkembangan masyarakat baik
nasional maupun internasional, sesuai dengan perkembangan keadaan. Bagian-bagian
UUD 1945 yang tidak sesuai perlu diadakan perubahan.
Perubahan UUD dapat dilakukan dengan menggunakan dua pola. Pertama,
mengubah secara integrated isi dan redaksi UUD. Jika ada satu pasal dalam UUD dinilai
tidak cocok lagi maka akan diubah. Kedua, membiarkan teks UUD sesuai dengan aslinya.
Untuk mengantisipasi perubahan kontekstual dibuatkan UU baru di bawah UUD.
Menurut F. C. Strong perubahan konstitusi dapat digolongkan empat macam, yaitu
sebagai berikut.
1. Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan legislatif menurut pembatasan-pembatasan tertentu.
2. Perubahan konstitusi oleh rakyat melalui referendum.
3. Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh sejumlah negara bagian. Ini berlaku di negara
serikat.
4. Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh suatu lembaga negara khusus yang dibentu