Uji Efek Antiinfsi Ekstrak Etanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val & Zijp) Terhadap Tikus yang Diinduksi λ-Karagenan

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, G.D. (1995). Respon Tubuh Terhadap Cedera.Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-proses Penyakit.Jakarta: Buku kedokteran EGC. Halaman
36-43.
Aggarwal, B.B., Sundaram, C., dan Malani, N. (2007). Curcumin: The Indian
Solid Gold. Journal Sciences Vacte5(1): 332.
Athiyah, (2012). Pengaruh Pemberian Rimpang Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.) Terhadap Daya Antiinflamasi Natrium diklofenak
Pada Tikus. Skripsi.Surakarta: Fakultas Farmasi UMS.Halaman 21-27.
Darmono, D. (2011). Buku Ajar Farmakologi Eksperimental. Jakarta: UI Press.
Halaman 3-5.
Daryono, N. (2011). Tanaman Herbal. Dalam httt://www.tanama-herbalmujarab.Diakses tanggal 01 Februari 2016.
Depkes, RI. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 15.
Depkes, RI. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak TumbuhanObat. Cetakan
Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 10-11.
Depkes, RI. (2009). Suplemen I Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 1403-1405.
Depkes, RI. dan Kessos RI. (2001). Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid II.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 105-106.

Ditjen, POM. (1989). Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Halaman169-171.
Endro, (2011). FARMAKOLOGI. Obat-obat Penting Dalam Pembelajaran Ilmu
Farmasi Dan Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Halaman 167-181.
Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia. Edisi Kedua. Bandung: Penerbit ITB.
Halaman 4-6.
Harefa, H.S. (2015). Aktivitas Anti Oksidan Ekstrak Etanol Etil Asetat Rimpang
Temu Giring Dengan Metode DPPH. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi
USU. Halaman 11-12.
Hayati, M. (2003). Terampil Membuat Ekstrak Temu-temuan. Yogyakarta:
Adicita Karya Kusuma. Halaman 29-30.

36
Universitas Sumatera Utara

Kesuma, T. (2009). UjiEfek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol dan
Etil asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.)
Terhadap Mencit. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi USU.Halaman 25-26.
Kristina, N.N., Noveriza, R., Syahid, S.F., dan Rizal, M. (2006). Peluang
Peningkatan Kadar Kurkumin Pada Tanaman Kunyit dan Temulawak.

Jakarta: Dalam http://balittro.litbang.depton.go.id. Diakses tanggal 02
Februari 2016.
Mozayani, A. (2012). Buku Ajar Interaksi Obat. Pedoman Klinis dan Forensik.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Halaman 301-311.
Mursito, B. (2003). Ramuan Tradisional Untuk Pelangsing Tubuh. Jakarta:
Penerbit Penebar Swadaya. Halaman. 82-83.
Mycek, M.J., Harvey, R.A., Champe, P.C. (2001). Farmakologi Ulasan
Bergambar. Edisi Kedua. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Halaman 404413.
National Agency of Drug and Food Control The Republic of Indonesia. (2004).
Monograph of Indonesian Medisinal Plant Extracts.Volume 1. Jakarta:
NADFC RI. Halaman. 29 – 31.
Novianto, D.K., Dinarianasari, Y., dan Prasetyanigrum, A. (2013). Pemanfaatan
Membran Mikrofitrasi Untuk Pembuatan Refined Carrageenan. Jurnal
Teknologi Kimia dan Industri.Volume 2(3). Halaman 109-114.
Parmar, N.S., dan Prakash, S. (2006). Screening Metods in Pharmacology.
Ahmecladab: Alpha Science International. Halaman 294.
Patimah, R. (2010). Efek Antiinflamasi Infusa Rimpang Ekstrak Temu Putih
(Curcuma zedoaria/Berg/Roscoe) Pada Tikus Jantan. Skripsi. Surakarta:
Fakultas Farmasi UMS.Halaman 15.
Retnaningrum, (2015). Flora dan Fauna. Temu Giring Bahan Kecantikan Ala

Jawa. Dalam http://www.satu harapan.com/temu-giring-bahan-kecantikanala-jawa/.Diakses tanggal 01 Februari 2016.
Robbins, S.L., Kumar, V. dan Cotran, R.S. (1992). Buku Ajar Patologi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Volume 7(1): 35-37, 50-53.
Robets L.J. dan Morrow J.D. (2012). Senyawa analgesik-antipiretik dan
Antiradang Serta Obat-obat yang digunakan dalam Penanganan Pirai.
Dasar Farmakologi Terapi.Edisi kesepuluh. Bandung: Buku Kedokteran
EGC. Halaman 666-689.

37
Universitas Sumatera Utara

Saida, T.R. (2009). UjiEfek Antiinflamasi Dari Kombinasi Ekstrak Rimpang
Kunyit Dalam Sediaan Topikal Pada Mencit Jantan. Skripsi. Medan:
Fakultas Farmasi USU.Halaman 46.
Sudiono, J. (2003). Ilmu Patologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Halaman 8193.
Tellez, M.R., Arguelles, F., Herrerias, J.M., Ledro, Jr.D., dan Esteban, J. (2001).
Antiinflamatory Agents Less Dangarous for Gastrointestinal Tract.Curent
Pharmaceutical Design (7): 951-976.
Tjay, T.H., dan Rahardja, K. (2007). Obat-Obat Penting (Khasiat, Penggunaan,
dan Efek-Efek Samping). Edisi Keenam. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Hal. 327-330.
Tjitrosoepomo, G. (2010). Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah
University Press. Halaman 441-445.

Mada

Wijayakusuma,H.M. (2005). Sehat Bersama Temu Giring. Dalam http://suarakarya-online.com. Diakses tanggal 01 Februari 2016.
Windono, T., Bos, R., Woerdenbag, H.J., Boersma, Y.L., Koulman, A., dan
Kayser, O. (2007). HPLC - Photodiode Array Detection Analysis of
Curcuminoids in Curcuma Species Indigenous to Indonesia. Department
of Pharmaceutical Biology, Groningen Research Institute of Pharmacy.
Belanda:University of Groningen.

38
Universitas Sumatera Utara