BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Gugus Ki Hajar Dewantara - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Supervisi Klinis Dengan Tehnik Kunjungan Kelas Di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Gugus Ki Hajar Dewantara

4.1.1 Sejarah Singkat berdirinya Gugus Ki Hajar Dewantara

  Berdasarkan SKB Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Dati I Jawa Tengah. Tentang pembentukan gugus sekolah dasar se Propinsi Jawa Tengah, maka di Kecamatan Ungaran Timur dibutuhkan 4 Gugus, salah satu diantaranya adalah gugus Ki Hajar Dewantara yang beranggotakan SD Inti yaitu SD Kalongan 02/04, dan sebagai SD Imbas yaitu SD Negeri Kalongan 01, SD Negeri Kalongan 03, SD Negeri Kawengen 01, SD Negeri Kawengen

  02. Dalam perkembangan gugus selalu dibenahi sedikit demi sedikit, mulai dari Peraturan, Struktur organisasi, permberdayan SDM Pembuatan Program, Evaluasi dan Kegiatan Lintas Struktural.

  Namun demikian kegiatan belum bisa optimal, banyak faktor yang mempengaruhi, diantaranya SD Imbas belum aktif. Disamping itu komitmen guru yang kurang terhadap tugas profesionalismenya. SD Imbas merupakan salah satu asset gugus, maka keberadaannya sangat mendukung laju kegiatan gugus.

  29

  4.1.2

  Profil gugus ini disusun dengan maksud dan tujuan sebagai gambaran tentang keberadaan gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur. Adapun tujuan dari pendirian gugus ini dimaksudkan meningkatkan kerjasama antar sekolah (guru dan Kepala sekolah) dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui Sistem Pembinaan Profesional dengan cara belajar siswa aktif.

4.1.3 Visi, Misi dan Tujuan Gugus

  Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur adalah sebagai lembaga yang perlu dikelola dengan baik dan dikembangkan terus pertumbuhannya sehingga dapat berfungsi secara efektif dan maksimal. Hal ini perlu ditempuh karena kondisi tenaga kependidikan di Sekolah Dasar saat ini masih memerlukan upaya pembinaan dan peningkatan melalui pemberian bantuan profesional seiring dengan lajunya perkembangan dan kemajuan IPTEK.

  Sebagai unit pelaksana teknis bertugas melaksanakan pembinaan dan pelatihan dari berbagai bidang studi kepada personalia yang berada di SD tempat lembaga tersebut berada. Oleh karena itu sudah seharusnya apabila dalam melaksanakan tugasnya Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur memiliki Visi, Misi dan Tujuan.

  Adapun Visi, Misi dan Tujuan Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur adalah sebagai berikut :

  Sebagai sumber informasi dan inovasi bagi sekolah di wilayah gugus.

  b.

  KKPS.

  Sebagai sarana pembinaan profesional tenaga pendidik melalui wadah profesional KKKS, KKG.

  Tujuan Gugus Ki Hajar Dewantara a.

  Menerapkan ajaran Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karso, Tutwuri Handayani. 3)

  e.

  d.

  1) Visi Gugus Ki Hajar Dewantara:

  Meningkatkan kemampuan manajerial tenaga pendidik.

  c.

  Mencetak tenaga kependidikan yang dapat memberikan pelayanan prima kepada para peserta didik.

  b.

  Meningkatkan kompetensi profesional, sosial, pedagogik, kepribadian bagi tenaga pendidik.

  2) Misi Gugus Ki Hajar Dewantara a.

  “Menumbuhkembangkan Tenaga Pendidik Yang Kompeten, Profesional Dan Berkualitas”

  Menumbuhkan dan menciptakan semangat kerjasama, kompetitif di lingkungan gugus sekolah dalam rangka maju bersama untuk meningkatkan mutu pendidikan. c.

  Sebagai wadah penyebaran informasi dan inovasi pendidikan.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Pelaksanaan Supervisi Klinis dengan Tehnik Kunjungan Kelas di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur.

  Dalam rangka peningkatan profesionalisme guru di gugus Ki Hajar Dewantara kec. Ungaran Timur, kepala sekolah melaksanakan supervisi klinis. Supervisi klinis merupakan pengawasan dan pengendalian yang dilakukan kepala sekolah terhadap kependidikannya khususnya guru, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pembelajaran yang efektif. Salah satu teknik supervisi klinis adalah supervisi kunjungan kelas yaitu kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas atau pembina lainnya dalam rangka mengamati guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

  Berdasarkan hasil wawancara beberapa kepala sekolah dan para guru diperoleh informasi bahwa pengertian supervisi klinis dengan teknik kunjungan kelas pada prinsipnya sama yang pada prinsipnya yaitu merupakan kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah yang telah direncanakan dengan memberi bantuan teknis kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran atau mendukung proses pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara efektif dan efisien.

  Tujuan kepala sekolah dalam memberikan supervisi klinis dengan teknik kunjungan kelas di gugus Ki Hajar Dewantara kec. Ungaran Timur adalah untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan guru serta perbaikan profesionalisme guru dalam pengelolaan pembelajaran agar menjadi lebih baik dan maksimal. Hal ini berdasarkan hasil wawancara pada beberapa kepala sekolah dan juga guru diperoleh informasi bahwa supervisi kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah bertujuan untuk mengetahui keluhan guru terutama untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan guru khususnya yang berhubungan dengan proses belajar mengajar. Kepala sekolah bisa memperbaiki kemampuan profesionalisme guru dalam pengelolaan pembelajaran, kinerja guru yang masih rendah dan mensupport guru yang memiliki kinerja bagus khususnya dalam pengelolaan pembelajaran agar bisa mempertahankan kinerjanya.

  Pelaksanaan supervisi klinis dengan teknik kunjungan kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah di gugus Ki Hajar Dewantara kecamatan Ungaran Timur sesuai dengan program yang telah disusun oleh kepala sekolah dengan kesepakatan bersama. Supervisi klinis dengan teknik kunjungan kelas dilaksanakan secara rutin tiap semester 2 (dua) kali dan sudah menjadi program pokok kepala sekolah dalam memperbaiki profesionalisme guru dan kualitas pembelajaran.

  Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa kepala sekolah dan guru di gugus Ki Hajar Dewantara terdapat langkah-langkah pokok pelaksanaan supervisi kunjungan kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah yang mendukung keberhasilan dan kelancaran sehingga berdampak pada tercapainya tujuan pemberian supervisi pada para guru. Langkah-langkah supervisi kunjungan kelas dilaksanakan secara teratur dengan penuh kesadaran sesuai dengan juknis yang berlaku. Langkah-langkah tersebut meliputi: 1) supervisi sesuai jadwal yang telah ditetapkan, 2) mengamati guru dalam mempersiapkan perencanaan (pendahuluan) pembelajaran, 3) mengamati kegiatan inti (proses pembelajaran), 4) mengamati guru dalam mengevaluasi pembelajaran. Pernyataan tersebut didukung sesuai dengan dokumentasi yang peneliti peroleh mengenai jadwal pelaksanaan supervisi kunjungan kelas sebagai berikut.

  Tabel. 4.1 Jadwal supervisi kunjungan kelas di SD Kalongan 02 tahap I

  No Hari/Tanggal Guru yang Waktu

disupervisi

  1 Senin, 3 Nop 2014 Kelas VI

  09.00

  • – 11.00 WIB

  2 Selasa, 4 Nop Kelas V

  07.00

  • – 08.45 WIB 2014 Kelas IV

  09.00

  • – 11.00 WIB

  3 Rabu, 5 Nop 2014 Kelas II

  07.00

  • – 08.45 WIB Kelas III

  09.00

  • – 11.00 WIB

  4 Kamis, 6 Nop Kelas I

  07.00

  • – 08.45 WIB 2014 Mapel PAI

  09.00

  • – 11.00 WIB

  5 Mapel OR

  07.00 Jum’at, 7 Nop – 08.30 WIB Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi berupa jadwal supervisi tersebut diperoleh informasi bahwa secara teknis, supervisi klinis teknik kunjungan kelas ini dilaksanakan oleh kepala sekolah secara prosedural dengan program yang telah disusun secara matang, baik jadwal maupun perangkat supervisi kunjungan kelas. Langkah- langkah tersebut adalah 1) Penentuan jadwal supervisi kunjungan kelas, 2) Penyusunan instrumen supervisi (instrumen wawancara dan lembar observasi), 3) Sosialisasi/pemberitahuan kepada para guru, dan 4) Pemberian supervisi kunjungan kelas sesuai jadwal yang telah

  • – 11.00 WIB
  • – 08.45 WIB
  • – 11.00 WIB
  • – 08.45 WIB
  • – 11.00 WIB
  • – 08.45 WIB
  • – 11.00 WIB
  • – 08.30 WIB
Adapun kondisi (kemampuan) guru sebelum dilaksanakan supervisi klinis teknik kunjungan kelas oleh kepala sekolah beraneka kompetensi yang dimiliki, ada yang masih sedang dalam perkembangan dan sudah banyak yang menunjukkan kemampuan profesionalismenya dalam pengelolaan pembelajaran. Hal ini terlihat dari kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran di kelas, meskipun masih perlu ditingkatkan sehingga dilaksanakan supervisi klinis oleh kepala sekolah secara merata dan berkelanjutan. Kondisi ini bisa dilihat sebagaimana tabel hasil observasi (Terlampir: Tabel 4.3).

  3 Rabu, 26 Nop 2014 Kelas II Kelas III

  5 Jum’at, 28 Nop 2014 Mapel OR

  09.00

  07.00

  4 Kamis, 27 Nop 2014 Kelas I Mapel PAI

  09.00

  07.00

  09.00

  2014

  07.00

  2 Selasa, 25 Nop 2014 Kelas V Kelas IV

  09.00

  1 Senin, 24 Nop 2014 Kelas VI

  No Hari/Tanggal Guru yang

disupervisi

Waktu

  Tabel. 4.2 Jadwal supervisi kunjungan kelas di SD Kalongan 02 tahap II

  07.00

  Dalam pelaksanaan supervisi klinis teknik kunjungan kelas kepala sekolah menggunakan tabel dalam skala 1-4 dengan kriteria 1-K<1.75, 1.75< C < 2.50, 2.50 < B < 3.25 dan 3.25 < BS < 4. Berdasarkan hasil penilaian kepala sekolah, bahwa kemampuan guru dalam pembelajaran sebelum diadakan supervisi menunjukkan bahwa keseluruhan rata- rata sebesar 2,53 dengan standar deviasi 0,23. Hal ini berarti pada dasarnya kondisi guru sebelum disupervisi dalam kategori baik. Ditinjau dari persiapannya guru memperoleh rata-rata sebesar 2,5 dengan standar deviasi 0,5. Hal ini berarti pada dasarnya sebelum disupervisi kondisi guru dalam persiapannya sudah baik. Ditinjau dari pelaksanaannya guru memperoleh rata-rata sebesar 2,58 dengan standar deviasi 0,28. Hal ini berarti pada dasarnya sebelum disupervisi kondisi guru dalam pelaksanaannya sudah baik. Ditinjau dari evaluasinya guru memperoleh rata-rata sebesar 2,43 dengan standar deviasi 0,25. Hal ini berarti pada dasarnya sebelum disupervisi kondisi guru dalam evaluasinya dalam kondisi cukup.

  Pada tahap pelaksanaan supervisi kunjungan kelas, kepala sekolah bersikap layaknya sebagai siswa yang mengikuti proses pembelajaran. Kepala sekolah duduk di kursi siswa dan mengikuti model pembelajaran yang diterapkan oleh guru kelas. kepala sekolah bersikap netral dan pasif karena mengamati jalannya proses pembelajaran yang dikelola oleh guru. kepala sekolah hanya mengamati dan tidak memberikan komentar apapun sekiranya terjadi kekurangan pada guru dalam mengelola pembelajaran.

  Hal ini sesuai dengan dokumentasi keberadaan kepala sekolah saat memberikan supervisi kunjungan kelas sebagaimana gambar berikut.

Gambar 4.1. salah satu kegiatan kepala sekolah SD

  Kalongan 04 sedang mengadakan supervisi klinis dengan teknik kunjungan kelas pada guru kelas III.

  Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi diperoleh informasi bahwa kepala sekolah saat memberikan supervisi kunjungan kelas berusaha untuk bersikap normal layaknya seperti siswa dalam kelas yang sedang mengikuti PBM. Sehingga guru yang sedang disupervisi tidak merasa terganggu. Kepala sekolah juga mengamati semua aktivitas guru dari awal sampai akhir pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi untuk melihat proses pembelajaran.

  Demikian juga sikap guru saat dilaksanakan supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah seperti biasanya layaknya tidak disupervisi. Bapak/ibu guru dengan rileks memandu proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Artinya, sebagian besar guru tidak merasa terganggu dengan kehadiran kepala sekolah di kelas. Hal ini dipertegas dengan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa sikap guru pada saat dilaksanakan supervisi kunjungan kelas tetap mampu mengelola pembelajaran dengan baik dan lancar. Guru tidak terganggu dengan kehadiran kepala sekolah di kelas, karena hal ini juga sudah diberitahukan di awal oleh kepala sekolah ketika sosialisasi penjadwalan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas, sehingga semua guru tidak kaget ketika kepala sekolah mengadakan supervisi kunjungan kelas pada masing-masing guru.

  Kondisi pembelajaran saat dilaksanakan supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah berlangsung secara nyaman dan tenang. Siswa mengikuti arahan dan instruksi dari guru sesuai dengan metode pembelajaran yang diterapkan. Siswa juga tidak ramai karena adanya keberadaan kepala sekolah dalam kelas yang sedang mengamati proses pembelajaran. Hal ini diperkuat dengan beberapa hasil wawancara pada beberapa guru dan siswa serta dokumentasi bahwa diperoleh informasi dimana kondisi pembelajaran saat dilaksanakan supervisi kunjungan kelas bisa berlangsung secara kondusif. Hal ini karena didukung oleh kesiapan guru dalam proses pembelajaran dan pengelolaan kelas, sehingga siswa juga bisa mengikuti pembelajaran dengan baik dan nyaman.

  Kondisi (kemampuan) guru setelah dilaksanakan supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah mengalami kemajuan, khususnya guru yang semula masih rendah kemampuannya dalam mengelola pembelajaran, sementara guru yang sudah cukup dengan skill yang dimiliki semakin tertata dan meningkat karena mendapat support secara langsung dari kepala sekolah terkait dengan pengelolaan pembelajaran yang efektif. Hasil wawancara tersebut diperkuat oleh hasil pengamatan yang diperoleh oleh peneliti saat pelaksanaan supervisi klinis kunjungan kelas sebagaimana hasil pengamatan peneliti (terlampir: Tabel 4.4).

  Tabel 4.4 Hasil observasi setelah dilaksanakan supervisi klinis

  Mean SD Ket

No Aspek yang diamati SD Mea Ke

n t

  A Pendahuluan 0,49 3,67 BS

  

1 Guru menyiapkan 0,4 3,48 BS

  5 pembelajaran yang dilandasi dengan keimanan dan ahlak mulia.

  0,29 3,08 B

  2 Guru mengkondisikan siswa aktif menentukan informasi yang hendak dieksplorasi

  0,49 3,67 BS

  3 Guru mengungkap SK/KD, tujuan belajar.

  0,45 3,75 BS

  4 Guru menetapkan target pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang siswa capai.

  0,48 3,25 B

  5 Guru memberitahukan kompetensi yang akan dicapai.

  B Kegiatan Inti 0,52 3,5 BS

  0,2 3,35 BS

  6 Menguasai materi pelajaran.

  8 0,51 3,58 BS

  7 Materi yang disajikan sesuai dengan RPP.

  0,49 3,67 BS

  8 Proses belajar mengasah keterampilan merefleksikan informasi untuk menghasilkan produk belajar.

  0,45 2,75 B

  9 Siswa meningkatkan daya imajinasi, intuisi dan inovasi.

  0,29 B

  10 Menggunakan metode yang relevan.

  2,92 0,45 2,75 B

  11 Mengasah siswa bertanya dan tanya jawab.

  0,51 BS

  12 Siswa berinovasi dan berkreasi dengan contoh yang ada.

  3,42 0,52 3,5 BS

  13 Pembelajaran

  

2

memfasilitasi siswa mengembangkan karakter

  0,45 3,75 BS

  14 Menggunakan papan tulis secara efisien.

  0,49 3,67 BS

  15 Mengembangkan daya kompetitif siswa

  C Hasil Evaluasi Belajar 0,39 2,83 B

  0,2 3,15 B

  16 Siswa menunjukkan karakter keimanan 58 (seperti berdoa sebelum dan sesudah belajar)

  3 B

  17 Pengetahuan siswa bertambah melalui eksplorasi dan elaborasi infomasi

  0,51 2,42 C

  18 Adanya peningkatan keterampilan belajar dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, atau berinovasi (pilih salah satu)

  0,49 3,67 BS

  19 Keterampilan siswa dalam menggunakan pengetahuan dalam berkarya meningkat.

  0,39 3,83 BS

  20 Merefleksikan hasil penilaian pencapaian belajar

  Sumber : Data diolah (lampiran 2) Skala 1-4 dengan kriteria: 1-K<1.75, 1.75< C < 2.50, 2.50 < B < 3.25, 3.25 < BS < 4.

  (Ket: SD = standar deviasi, Mean = rata-rata, K= Kurang, C= Cukup, B=Baik, BS = Baik Sekali).

  Adapun aspek yang menjadi obyek supervisi kunjungan kelas ini meliputi keseluruhan pengelolaan kelas oleh guru, baik pada tahap perencanaan (pendahuluan), tahap pelaksanaan maupun tahap evaluasi pembelajaran. Ketiga aspek ini sebagai indikasi utama yang harus dimiliki oleh guru profesional khususnya dalam pengelolaan pembelajaran. Artinya, guru selain mampu mengelola proses pembelajaran juga harus tertib administrasi sesuai aturan formal yang berlaku.

  Berdasarkan hasil penilaian kepala sekolah setelah dilakukan supervisi klinis kunjungan kelas, bahwa kemampuan guru dalam pembelajaran terlihat sebagaimana tabel 4.5 dan tabel 4.6 sebagai berikut.

Tabel 4.5. Hasil supervisi klinis kunjungan kelas keseluruhan.

  No Aspek Rata-rata Standar Kriteria Deviasi

  1 Keseluruhan 3,33 0,23 BS (perencanaan, Pelaksanaan,

  Sumber: data diolah 2014

Tabel 4.6. Hasil supervisi klinis kunjungan kelas masing-masing komponen.

  No Aspek Rata-rata Standar Kriteria Deviasi

  1 Perencanaan 3,48 0,45 BS

  2 Pelaksanaan 3,35 0,28 BS

  3 Evaluasi 3,14 0,25 B Sumber: data diolah 2014 Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa kemampuan guru secara keseluruhan rata-rata sebesar 3,33 dengan standar deviasi 0,23. Hal ini berarti pada dasarnya kondisi guru dalam pembelajaran setelah dilakukan supervisi baik sekali. Ditinjau dari masing-masing komponen menunjukkan perbedaan, komponen persiapan guru memperoleh rata-rata sebesar 3,48 dengan standar deviasi 0,45. Hal ini berarti pada dasarnya sesudah disupervisi kondisi guru dalam persiapannya sudah baik sekali. Ditinjau dari pelaksanaannya guru memperoleh rata-rata sebesar 3,35 dengan standar deviasi 0,28. Hal ini berarti pada dasarnya sesudah disupervisi kondisi guru dalam pelaksanaannya sudah baik sekali. Ditinjau dari evaluasinya guru memperoleh rata-rata sebesar 3,14 dengan standar deviasi 0,25. Hal ini berarti pada dasarnya sesudah dilakukan supervisi dalam evaluasinya dalam kondisi baik.

  Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara pada kepala sekolah dan guru di gugus Ki Hajar Dewantara bahwa aspek- aspek dalam supervisi kunjungan kelas meliputi kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran, baik kemampuan guru dalam penyusunan administrasi perencanaan pembelajaran, tahap pengelolaan pembelajaran di kelas, dan kemampuan guru dalam mengadakan evaluasi pembelajaran, serta tindak lanjut yang berupa pemberian remidi bagi yang kurang berhasil maupun analisis dan pengayaan mengalami peningkatan setelah diadakan supervisi klinis dengan teknik kunjungan kelas.

  Berdasarkan hasil pengamatan (terlampir tabel 4.2) juga menunjukkan bahwa setelah dilakukan supervisi mengalami peningkatan, kemampuan guru dalam kondisi baik. Hal ini berarti bahwa guru sudah memiliki kemampuan yang baik dalam pengelolaan pembelajaran baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.

4.2.2 Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Supervisi Klinis dengan Tehnik Kunjungan Kelas di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur.

  Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas di Gugus Ki Hajar Dewantara sebagian sudah berjalan baik dan lancar. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa kepala sekolah dan guru di gugus Ki Hajar Dewantara dan hasil dokumentasi (terlampir) diperoleh informasi bahwa SD di gugus Ki Hajar Dewantara terdapat pendukung (internal) pelaksanaan supervisi kunjungan kelas yang cukup banyak, seperti: 1) pengalaman kepala sekolah sendiri sebagai kepala sekolah yang telah beberapa kali memberikan supervisi pada guru, 2) kesediaan para guru untuk disupervisi, 3) SDM yang tersedia untuk membantu kepala sekolah dalam mempersiapkan perangkat supervisi, 4) sarana dan prasarana sekolah yang lengkap.

  Selain faktor pendukung (internal) juga ada faktor pendukung (eksternal) yang cukup berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan supervisi kunjungan kelas. Faktor pendukung (eksternal) ini bervariasi antara sekolah yang satu dengan lainnya. hal ini diperkuat dengan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa pendukung (eksternal) pelaksanaan supervisi kunjungan kelas di gugus Ki Hajar Dewantara berupa: 1) dukungan pengawas sekolah tingkat UPTD pendidikan kecamatan Ungaran Timur berupa pendampingan dan konsultasi, 2) program instruksi pelaksanaan supervisi oleh dinas pendidikan kabupaten Semarang.

  Selain faktor pendukung, pelaksanaan supervisi kunjungan kelas di gugus Ki Hajar Dewantara menghadapi beberapa hambatan yang cukup mempengaruhi kelancaran program pelaksanaan supervisi kunjungan kelas. Hambatan- hambatan ini menunda dan mengurangi target utama tujuan supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan beberapa kepala sekolah dan guru, diinformasikan bahwa hambatan internal supervisi kunjungan kelas gugus Ki Hajar Dewantara berupa: 1) ada beberapa guru wiyata bakti yang takut disupervisi, 2) guru yang sudah mendekati pensiun. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru dapat diinformasikan bahwa hambatan eksternal supervisi kunjungan kelas di gugus Ki Hajar Dewantara berupa adanya kegiatan dinas pendidikan yang bersifat mendadak, sehingga harus membatalkan pelaksanaan supervisi yang telah dijadwalkan di awal. Namun, kepala sekolah biasanya menggantikannya pada waktu yang lain.

4.2.3 Solusi dalam Mengatasi Kendala Pelaksanaan Supervisi Klinis dengan Tehnik Kunjungan Kelas di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur.

  Kepala sekolah memiliki komitmen yang tinggi terhadap program supervisi kunjungan kelas guna mencapai tujuan berupa perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam pengelolaan pembelajaran. Hambatan-hambatan yang muncul tidak menurunkan niatnya. Justru hambatan tersebut menjadi tantangan beberapa kepala sekolah di gugus Ki Hajar Dewantara untuk ditemukan solusi yang tepat untuk mengatasinya.

  Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa untuk mengatasi hambatan (internal) pelaksanaan supervisi kunjungan kelas di gugus Ki Hajar Dewantara: 1) kepala sekolah memberikan pengertian pada saat sosialisasi di awal bahwa supervisi kunjungan kelas yang dilaksanakan bukan semata-mata untuk menilai baik buruknya guru dalam mengajar namun ditekankan pada pemberian pembinaan, membangun kesadaran guru, serta meningkatkan pemahaman pada guru yang mengalami kendala dalam pengelolaan pembelajaran yang baik; 2) kepala sekolah memberikan dispensasi berupa fleksibelitas pelaksanaan supervisi dengan melihat kondisi guru tersebut ketika sudah normal.

  Untuk mengatasi hambatan (eksternal) pelaksanaan supervisi kunjungan kelas di gugus Ki Hajar Dewantara, kepala sekolah juga menjadwalkan pelaksanaan supervisi dengan 2 waktu, yaitu waktu utama (sebagaimana yang telah dijadwalkan) dan waktu sekunder (yaitu waktu pengganti yang dialokasikan untuk pelaksanaan supervisi jika mengalami ketertundaan waktu yang telah dijadwalkan semula). Sehingga semua guru secara merata satu persatu bisa disupervisi oleh kepala sekolah meskipun waktunya berubah dari semula.

  Kepala sekolah tidak hanya berhenti pada pemberian solusi atas kendala yang muncul, melainkan memberikan tindak lanjut terhadap solusi yang diberikan. Tindak lanjut ini untuk mengetahui perkembangan perubahan yang diharapkan. Berdasarkan hasil wawancara para informan tersebut diperoleh informasi bahwa bentuk tindak lanjut solusi dalam mengatasi hambatan (internal dan eksternal) pelaksanaan supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah dengan memberikan pengecekan kembali apakah solusi yang dilakukan sudah sesuai dengan maksud pelaksanaan supervisi kunjungan kelas yang direncanakan di awal, meskipun pelaksanaannya bergeser. Karena inti dari supervisi kunjungan kelas ini adalah guru menjadi lebih baik profesionalisme dan kinerjanya di sekolah.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pelaksanaan Supervisi Klinis dengan Tehnik Kunjungan Kelas di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur.

  Pemberian supervisi oleh kepala sekolah merupakan program pokok kepala sekolah guna memperbaiki profesionalisme guru. Dengan kompetensi profesional yang dimiliki oleh guru akan mengantarkan guru memiliki kinerja yang tinggi. Salah satu supervisi yang diprogramkan di gugus Ki Hajar Dewantara kec. Ungaran Timur berupa pelaksanaan supervisi klinis dengan teknik kunjungan kelas dalam rangka peningkatan profesionalisme guru dalam pengelolaan pembelajaran. Supervisi klinis merupakan pengawasan dan pengendalian yang dilakukan kepala sekolah terhadap kependidikannya khususnya guru, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pembelajaran yang efektif. Salah satu teknik supervisi klinis adalah supervisi kunjungan kelas yaitu kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas atau pembina lainnya dalam rangka mengamati guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

  Pengertian supervisi klinis dengan teknik kunjungan kelas pada prinsipnya hampir sama yaitu merupakan kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah yang telah direncanakan dengan memberi bantuan teknis kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran atau mendukung proses pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara efektif dan efisien. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Sullivan & Glanz (2005) bahwa supervisi klinis adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran.

  Supervisi kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah bertujuan untuk mengetahui keluhan guru terutama untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan guru khususnya yang berhubungan dengan proses belajar mengajar. Sehingga kepala sekolah bisa memperbaiki kemampuan profesionalisme guru dalam pengelolaan pembelajaran kinerja guru yang masih rendah dan mensupport guru yang memiliki kinerja bagus khususnya dalam pengelolaan pembelajaran agar bisa mempertahankan kinerjanya. Sebagaimana ditegaskan oleh Mulyasa (2013: 253), bahwa supervisi klinis dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu keadaan dan memecahkan suatu masalah yang dihadapi oleh guru dalam pengelolaan pembelajaran.

  Pelaksanaan supervisi klinis dengan teknik kunjungan kelas dilaksanakan oleh kepala sekolah di gugus Ki Hajar Dewantara kecamatan Ungaran Timur sesuai dengan program yang telah disusun oleh kepala sekolah dengan kesepakatan bersama. Supervisi klinis dengan teknik kunjungan kelas dilaksanakan secara rutin tiap semester dan sudah menjadi program pokok kepala sekolah dalam memperbaiki profesionalisme guru dan kualitas pembelajaran. Supervisi kunjungan kelas rutin diadakan tiap semester. Dalam 1 (satu) semester biasanya kepala sekolah mengadakan adakan 2 (dua) kali supervisi kunjungan kelas. biasanya dalam kurun waktu 3 bulan kepala sekolah melaksanakan sekali supervisi kunjungan kelas.

  Langkah-langkah pokok pelaksanaan supervisi kunjungan kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah mendukung keberhasilan dan kelancaran sehingga berdampak pada tercapainya tujuan pemberian supervisi pada para guru. Langkah-langkah supervisi kunjungan kelas dilaksanakan secara teratur dengan penuh kesadaran sesuai dengan juknis yang berlaku dengan program yang telah disusun secara matang, baik jadwal maupun perangkat supervisi kunjungan kelas. Langkah-langkah tersebut adalah 1) Penentuan jadwal supervisi kunjungan kelas, 2) Penyusunan instrumen supervisi (instrumen wawancara dan lembar observasi), 3) Sosialisasi/pemberitahuan kepada para guru, dan 4) Pemberian supervisi kunjungan kelas sesuai jadwal yang telah ditentukan. 5) pemberian tindak lanjut dari adanya supervisi yang telah diberikan. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Alexander Mackie College of advanced Education (1981) dan Mantja (1984), bahwa dalam pelaksanaannya, supervisi klinis mengacu pada langkah- langkah yang terdiri dari tiga tahap esensial yang berbentuk siklus, yaitu (1) tahap pertemuan awal, (2) tahap observasi mengajar, dan (3) tahap pertemuan balikan.

  Kondisi (kemampuan) guru sebelum dilaksanakan supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah beraneka kompetensi yang dimiliki, ada yang masih sedang perkembangan dan sudah banyak yang menunjukkan kemampuan profesionalismenya dalam pengelolaan pembelajaran. Hal ini terlihat dari kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran di kelas, meskipun masih perlu ditingkatkan sehingga dilaksanakan supervisi oleh kepala sekolah secara merata. Kondisi guru sebelum diadakan supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sebenarnya sudah baik, guru sudah memiliki kemampuan yang cukup dalam pengelolaan pembelajaran. Hal terbukti dengan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, baik dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran, serta tindak lanjut seperti memberikan remidi bagi siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM.

  Sikap kepala sekolah saat melaksanakan supervisi kunjungan kelas bersikap layaknya sebagai siswa yang mengikuti proses pembelajaran. Kepala sekolah duduk di kursi siswa dan mengikuti model pembelajaran yang diterapkan oleh guru kelas. kepala sekolah bersikap netral dan pasif karena mengamati jalannya proses pembelajaran yang dikelola oleh guru. kepala sekolah hanya mengamati dan tidak memberikan komentar apapun sekiranya terjadi kekurangan pada guru dalam mengelola pembelajaran. Kepala sekolah mengamati semua aktivitas guru dari awal sampai akhir pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi untuk melihat proses pembelajaran.

  Sikap guru saat dilaksanakan supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah seperti biasanya layaknya tidak disupervisi. Bapak/ibu guru dengan rileks memandu proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Sikap guru pada saat dilaksanakan supervisi kunjungan kelas tetap mampu mengelola pembelajaran dengan baik dan lancar. Guru tidak terganggu dengan kehadiran kepala sekolah di kelas, karena hal ini juga sudah diberitahukan di awal oleh kepala sekolah ketika sosialisasi penjadwalan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas, sehingga semua guru tidak kaget ketika kepala sekolah adakan supervisi kunjungan kelas pada masing-masing guru.

  Kondisi pembelajaran saat dilaksanakan supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah berlangsung secara nyaman dan tenang. Siswa mengikuti arahan dan instruksi dari guru sesuai dengan metode pembelajaran yang diterapkan. Siswa bersikap tenang karena adanya keberadaan kepala sekolah dalam kelas yang sedang mengamati proses pembelajaran. Hal ini karena didukung oleh kesiapan guru dalam proses pembelajaran dan pengelolaan kelas, sehingga siswa juga bisa mengikuti pembelajaran dengan baik dan nyaman.

  Kondisi (kemampuan) guru setelah dilaksanakan supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah mengalami kemajuan dalam kondisi baik, khususnya guru yang semula kurang kemampuannya dalam mengelola pembelajaran, sementara guru yang sudah cukup dengan skill yang dimiliki semakin tertata dan meningkat kemampuannya karena mendapat support secara langsung dari kepala sekolah terkait dengan pengelolaan pembelajaran yang efektif.

  Adapun aspek-aspek dalam supervisi kunjungan kelas meliputi kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran, baik kemampuan guru dalam penyusunan administrasi perencanaan pembelajaran, tahap pengelolaan pembelajaran di kelas, dan kemampuan guru dalam mengadakan evaluasi pembelajaran, serta tindak lanjut yang berupa pemberian remidi bagi yang kurang berhasil maupun analisis dan pengayaan.

4.3.2 Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Supervisi Klinis dengan Tehnik Kunjungan Kelas di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur.

  Terdapat 2 variasi deskripsi dalam pelaksanaan supervisi kunjungan kelas di Gugus Ki Hajar Dewantara: 1) sebagian sudah berjalan baik dan lancar, 2) sebagian terdapat beberapa sekolah yang juga mengalami beberapa hambatan dengan adanya dukungan yang cukup seimbang.

  Faktor pendukung di gugus Ki Hajar Dewantara terdapat pendukung (internal) pelaksanaan supervisi kunjungan kelas yang cukup baik, seperti: 1) pengalaman kepala sekolah sendiri sebagai kepala sekolah yang telah beberapa kali memberikan supervisi pada guru, 2) kesediaan para guru untuk disupervisi, 3) SDM yang tersedia untuk membantu kepala sekolah dalam mempersiapkan perangkat supervisi, 4) sarana dan prasarana sekolah yang lengkap.

  Terdapat faktor pendukung (eksternal) yang cukup berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan supervisi kunjungan kelas. Faktor pendukung (eksternal) ini bervariasi antara sekolah yang satu dengan lainnya. Pendukung (eksternal) pelaksanaan supervisi kunjungan kelas di gugus Ki Hajar Dewantara berupa: 1) dukungan pengawas sekolah tingkat UPTD pendidikan kecamatan Ungaran Timur seperti pendampingan dan konsultasi serta pengarahan pada rapat tingkat gugus, 2) program instruksi pelaksanaan supervisi oleh dinas pendidikan kabupaten Semarang.

  Selain faktor pendukung, pelaksanaan supervisi kunjungan kelas di gugus Ki Hajar Dewantara menghadapi beberapa hambatan. Hambatan internal yang cukup menonjol bagi pelaksanaan supervisi kunjungan kelas di gugus Ki Hajar Dewantara berupa: 1) ada beberapa guru wiyata bakti enggan disupervisi, 2) guru yang sudah tua sehingga menunda pelaksanaan supervisi sebagaimana yang telah dijadwalkan.

  Adapun hambatan eksternal yang cukup menonjol bagi pelaksanaan supervisi kunjungan kelas di gugus Ki Hajar Dewantara berupa adanya kegiatan dinas pendidikan yang bersifat mendadak, sehingga harus membatalkan pelaksanaan supervisi yang telah dijadwalkan di awal. Namun, kepala sekolah biasanya menggantikannya pada waktu yang lain.

4.3.3 Solusi dalam Mengatasi Kendala Pelaksanaan Supervisi Klinis dengan Tehnik Kunjungan Kelas di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur.

  Hambatan supervisi kunjungan kelas di gugus Ki Hajar Dewantara memperoleh tanggapan positif oleh pihak kepala sekolah sehingga dicarikan solusinya. Kepala sekolah memiliki komitmen yang tinggi terhadap program supervisi kunjungan kelas guna mencapai tujuan berupa perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam pengelolaan pembelajaran. Sehingga, hambatan-hambatan yang muncul tidak menurunkan niatnya.

  Untuk mengatasi hambatan (internal) pelaksanaan supervisi kunjungan kelas di gugus Ki Hajar Dewantara: 1) kepala sekolah memberikan pengertian pada saat sosialisasi di awal bahwa supervisi kunjungan kelas yang dilaksanakan bukan semata-mata untuk menilai baik buruknya guru dalam mengajar namun ditekankan pada pemberian pembinaan, membangun kesadaran guru, serta meningkatkan pemahaman pada guru yang mengalami kendala dalam pengelolaan pembelajaran yang baik; 2) kepala sekolah memberikan dispensasi berupa fleksibilitas pelaksanaan supervisi dengan melihat kondisi guru tersebut ketika sudah normal. Solusi yang dilakukan oleh kepala sekolah ini sebagaimana dengan ungkapan Mulyasa (2002: 256-257) yang menyebutkan tips dalam supervisi klinis berupa: 1) Membangun kesadaran, 2) Meningkatkan pemahaman, 3) Kepedulian, 4) Komitmen.

  Adapun untuk mengatasi hambatan (eksternal) pelaksanaan supervisi kunjungan kelas di gugus Ki Hajar Dewantara salah satunya di SD Kalongan 02 yang berupa kegiatan dinas dalam waktu mendadak, kepala sekolah menjadwalkan pelaksanaan supervisi dengan 2 waktu, yaitu waktu utama (sebagaimana yang telah dijadwalkan) dan waktu sekunder (yaitu waktu perpanjangan yang dialokasikan untuk pelaksanaan supervisi jika mengalami ketertundaan waktu yang telah dijadwalkan semula). Sehingga semua guru secara merata satu persatu disupervisi meskipun waktunya terkadang bergeser.

  Solusi yang diberikan oleh Kepala sekolah atas kendala yang muncul, ditindak lanjuti dengan baik. Tindak lanjut ini untuk mengetahui perkembangan perubahan yang diharapkan. Bentuk tindak lanjut solusi dalam mengatasi hambatan (internal dan eksternal) pelaksanaan supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah dengan memberikan pengecekan kembali apakah solusi yang dilakukan sudah sesuai dengan maksud pelaksanaan supervisi kunjungan kelas yang direncanakan di awal, meskipun pelaksanaannya bergeser. Karena inti dari supervisi kunjungan kelas ini adalah agar guru menjadi lebih baik profesionalisme dan kinerjanya di sekolah berupa kemampuannya dalam mengelola pembelajaran baik pada tahap perencanaan (pendahuluan), pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Asumsi dari tindak lanjut ini untuk memaksimalkan ketercapaian program tujuan supervisi kunjungan kelas berupa perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam pengelolaan pembelajaran sehingga kinerja guru meningkat dan berdampak pada output kualitas mutu pembelajaran. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Nengah Widyani (2011) yang menyatakan bahwa supervisi kunjungan kelas dapat meningkatkan keterampilan dan profesionalisme guru SD No. 3 dan 10 Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Provinsi Bali.

  Lebih lanjut, peningkatan profesionalisme dan kinerja guru perlu mendapat sorotan dari kepala sekolah sebagaimana dikemukakan oleh Wahjosumidjo (2005: 55) bahwa kepala sekolah berfungsi sebagai supervisor yang secara intensif memberikan pembinaan dan pengarahan pada guru guna peningkatan kinerja dalam pengelolaan pembelajaran secara berkelanjutan.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Adiwiyata Di SMA Negeri 2 Demak

0 0 55

BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Pada Proses Pembelajaran Di SMA Negeri 3 Demak

0 0 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Pada Proses Pembelajaran Di SMA Negeri 3 Demak

0 0 25

BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru Bahasa Inggris Pascasertifikasi Di SMA Negeri Sekecamatan Demak Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 38

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru Bahasa Inggris Pascasertifikasi Di SMA Negeri Sekecamatan Demak Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 14

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru Bahasa Inggris Pascasertifikasi Di SMA Negeri Sekecamatan Demak Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Pembelajaran Ekstrakurikuler Dalam Meningkatkan Prestasi Nonakademik Di SDN Sidomulyo 3 Ungaran Timur Kabupaten Semarang

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Pembelajaran Ekstrakurikuler Dalam Meningkatkan Prestasi Nonakademik Di SDN Sidomulyo 3 Ungaran Timur Kabupaten Semarang

0 0 82

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Supervisi Klinis Dengan Tehnik Kunjungan Kelas Di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Hakekat Supervisi - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Supervisi Klinis Dengan Tehnik Kunjungan Kelas Di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur

0 0 12