BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru Bahasa Inggris Pascasertifikasi Di SMA Negeri Sekecamatan Demak Tahun Pelajaran 2013/2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

  4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian a.

  SMA 1 Demak adalah SMA negeri pertama yang berdiri di kota Demak, yaitu sejak 1 Agustus 1964.

  Nama Sekolah : SMA Negeri 1kabupaten Demak

  Alamat Sekolah : Jalan Sultan PatahNo. 85 Katonsari,

  Desa/Kelurahan : Katonsari Kecamatan : Demak Kabupaten/Kota : Demak Propinsi : Jawa Tengah Kode Pos : 59516 Telepon/Fax : (0291) 685241 e-mail : sma3_demak@yahoo.co.id Website : Kepala sekolah : Drs. Siswandi b.

  SMA 2 Demak adalah SMA negeri kedua yang berdiri di kota Demak, yaitu sejak 1 Agustus 1964.

  Nama Sekolah : SMA Negeri 2 kabupaten Demak Alamat Sekolah : Jl kudus No. 182 Demak.

  Kecamatan : Demak Kab/Kota : Demak Propinsi : Jawa Tengah

  Kode Pos : 59511 Telepon/Fax : (0291) 685840 e-mail : smanda_demak@yahoo.com Website : www.sman2-demak.sch.id Kepala sekolah : Drs. N.A Sobri,M.Pd c.

  SMA Negeri 3 kabupaten Demak yang terletak dikecamatan kota Demak, berdiri pada tanggal

  20Oktober 1999, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 0291/0/1999.

  Nama Sekolah : SMA Negeri 3 kabupaten Demak Nomor Statistik Sekolah: 30.1.0321.11.027 NPSN : 20319299 Alamat Sekolah : Jln. Sultan Trenggono No. 81

  Demak Desa/Kelurahan : Kalikondang Kecamatan/Kab : Demak/ Demak Propinsi : Jawa Tengah Kode Pos : 59511 Telepon/Fax : 0291 681648 / 0291 681648 e-mail : sma3_demak@yahoo.co.id Website : Kepala sekolah : Drs. Sunarno Utomo

  

Gambar 4. 1

Denah Lokasi SMA Negeri 1, SMA Negeri 2 dan SMA

Negeri 3kabupaten Demak

KUDUS U

  SMAN 2 Masjid Agung Termin al S MAN1 SEMARANG SMAN3 Demak

  Sumber : Google Maps

4.1.2 Kondisi Guru Bahasa Inggris di SMA Negeri sekecamatan Demak

  Dari observasi langsung diperoleh data bahwa jumlah guru bahasa Inggris di SMA Negeri sekecamatan Demak adalah 14 orang. Terdiri dari 11 orang berstatus PNS dan 3 orang masih berstatus honorer. 11 guru PNS semuanya sudah memperoleh tunjangan sertifikasi.11 guru PNS tersebut adalah dari SMA Negeri 1 Demak berjumlah 3 orang, SMA Negeri 2 Demak berjumlah 4 orang, SMA Negeri 3 Demak berjumlah 4 orang.

  

Tabel 4. 1

Kondisi Guru Bahasa Inggris

Di SMANegeri sekecamatan Demak Tahun Pelajaran

2014/2015

  No Stat Kualifikasi N am Jumla Pendidikan us a Peg Sek SMA D h S S o aw -1 -2 -3 lah ai N 1 - PNS

  2

  1 3 - D eg SMA ema (Bersertifikasi) er i 1 k GTT

  1

  1

2 PNS 4 - - 4 - N D eg SMA ema (Bersertifikasi) er i 2 k GTT

  1 3 - PNS

  2 2 -

  4 N D eg SMA ema (Bersertifikasi) er i 3 k GTT

  1

  1 Jumlah Guru Bahasa Inggris PNS dan GTT

  14 Sumber : Dokumen kepegawaianDiknas dikabupaten Demak (Data Primer diolah 2014)

  Data pada tabel 4.1 memberikan gambaran bahwa semua (100%) guru bahasa Inggris di SMA Negeri sekecamatan Demak telah memenuhi kualifikasi akademik yaitu tingkat sarjana (S1) sesuai dengan Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru yang terdapat dalam Undang Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses yang menyatakan bahwa kualifikasi akademikguru Sekolah Menengah Atas/Kejuruan/Madrasah Aliyah atau bentuk lain yang sederajat harus memiliki kualifikasi pendidikan minimum Diploma empat (D.IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

4.2 Hasil Penelitian

  Berkaitan dengan kinerja mengajar guru bahasa Inggris, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru bahasa Inggris dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilai hasil belajar dan pengawasan pembelajaran. Keempat kegiatan tersebut telah dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007 direvisi menjadi Nomor 65 tahun 2013 Tentang Standar Proses yang menyatakan bahwa:

  Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah padajalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

a. Perencanaan Proses Pembelajaran

  Bukti adanya perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007direvisi menjadi Nomor 65 tahun 2013 adalah adanya silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan prinsip-prinsip penyusunannya yang selanjutnya disebut sebagai perangkat perencanaan pembelajaran.

  Ada tiga tahapan dalam penyusunan perangkat perencanaan pembelajaran yaitu: tahap adopsi yakni mengambil atau mengadopsi silabus dan RPP yang sudah ada tanpa melakukan revisi atau penyesuaian yang disesuaikan dengan keadaan yang ada, tahap adaptasi yakni mengambil atau mengadopsi silabus dan RPP yang sudah ada kemudian direvisi atau disesuaikan dengan keadaan yang ada dan tahap produksi yakni menyusun atau membuat silabus dan RPP sendiri yang disesuaikan dengan keadaan yang ada.

  Data dari dokumen kurikulum yang diambil dari masing-masing sekolah di dapat informasi mengenai jumlah perangkat perencanaan pembelajaran (silabus dan RPP) yang dibuat guru bahasa Inggris pasca sertifikasi berdasarkan cara penyusunannya. Hal ini bisa dilihat dari tabel 4.2 dibawah ini :

Tabel 4.2 Jumlah Perangkat (Silabus dan RPP) Berdasarkan Cara penyususunannya di SMA Negeri 1, 2 dan 3 DemakTahun Pelajaran2014/2015 Perangkat Jumlah Jumlah Perencanaan No

  Perangkat Pembelajaran Adopsi Adaptasi Produksi Silabus dan

  1

  1

  8

  2

  11 RPP Sumber: Dokumentasi Bidang Kurikulum(SMA Negeri1, 2,dan 3 Demak)

  Berdasarkan dokumen bidang kurikulum tersebut dapat diketahui bahwa dari 11 guru bahasa Inggris di SMA Negeri 1, 2 dan 3 Demak hanya ada 2 atau 18,18% orang guru yang memproduksi atau menyusun silabus dan RPP sendiri sedangkan yang sisanya berjumlah 8atau72,72% orang guru yang menyusun silabus dan RPP dengan cara adaptasi, artinya guru tersebut mampu mengembangkan silabus dan RPP dari pemerintah yang disesuaikan dengan kondisi di sekolah. Tetapi ada 1 atau 9,09% guru yang menyusun silabus dan RPP dengan cara adopsi artinya guru tersebut menyusun silabus dan RPP dari sumber lain tanpa melakukan perbaikan.

  Sementara data dari hasil penilaian telaah rencana pembelajaran (RPP) guru bahasa Inggris, dengan jumlah 25item dengan rentang skor antara 1 sampai dengan 3, dan diketahui skor tertinggi adalah 25x3=75 dan skor terendah adalah 25x1=25. Dengan pilihan 4 kategori, Selanjutnya untuk mengetahui kecenderungan skor variabel perencanaan pembelajaran guru bahasa Inggris pascasertifikasi diperoleh dengan jumlah kategori ada 5 yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang untuk itu panjang interval bisa diperoleh dengan rumus :

  Panjang Interval = Skor maksimum

  • – skor minimum Kategori = 75
  • – 25

  5 = 10

  Hasil selanjutnya bisa dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:

Tabel 4.3 Destribusi frekuensi penilaian hasil telaah RPP guru bahasa Inggris pasca sertifikasi

  Kategori Interval Frekuensi Prosentase(%) Sangat baik 66 - 75 4 36,36% Baik 56 - 65 6 54,54% Cukup 46 - 55 1 09,09% Kurang 36 - 45

  Sangat 25 - 35 kurang Jumlah 11 100% Sumber: data primer yang diolah, 2014

  Dari tabel 4.3 diatas bisa diketahui bahwa kualitas RPP guru bahasa Inggris sebagian besar (54,54%) dalam kategori baik.

  Berdasarkanobservasi yang penulis peroleh dari ketiga SMA yaitu SMA Negeri 1 Demak, SMA Negeri 2 Demak dan SMA Negeri 3 kabupaten Demak,penulis juga menemukan fakta penting berkenaan dalam penyusunan perencanaan pembelajaran (RPP) sebagai pedoman bagi guru bahasa Inggris dalam melaksanakan pembelajaran.

  Ada beberapa guru bahasa Inggris yang dalam penyusunan silabus dan RPP masih mengandalkan teman sejawatnya atau istilahnya hanya copy paste saja. Hal ini dikarenakan guru tersebut mempunyai kesibukan dalam mengerjakan tugas tambahan lain di luar tugas pokoknya sebagai guru sehingga guru tersebut tidak punya waktu untuk menyusun RPP sendiri dan ada juga yang disebabkan karena minimnya kemampuan guru tersebut dan kurangnya sosialisasi dalam hal menyusun/membuat RPP.

b. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran.

  Data nilai dari hasil penilaian observasi terhadap kinerja mengajar guru bahasa Inggris pasca sertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas yang dilakukan oleh kepala sekolah masing-masing respondendiketahui dari instrumen yang berjumlah 8 item. Skor yang digunakan dalam lembar (observasi) antara 0

  • – 4, maka skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 32 dan skor terendah adalah 0. Jumlah kategori ada 5 yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

  Dengan panjang interval = skor maksimum

  • – skor minimum Kategori = 32
  • – 0 = 6,4

  5 Dari lebar interval tersebut maka penggolongan hasil observasi kinerja mengajar guru bahasa Inggris pasca sertifikasi pada pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.4sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi nilai hasil observasi pada

  

pelaksanaan pembelajaran

Kategori Interval Frekuensi Prosentase(%)

Sangat baik 25,6 - 32

  3 27,27 Baik 18,1 6 54,55

  • – 25,5 Cukup 12,6 - 18

  2 18,18 Kurang 6,5 - 12,5 Sangat kurang 0 -6,4 Jumlah

  11 100% Sumber data primer yang diolah, 2015

  Dari tabel 4.4 di atas bisa dilihat bahwa berdasarkan nilai observasi dari pelaksanaan pembelajaran guru bahasa Inggris di kelas menunjukkan nilai rata-rata baik yaitu 54,55%.

  Sementara untuk data nilai hasil angket yang diisi oleh masing-masing guru bahasa Inggris (self

  

report) terhadap kinerja mengajar mereka pasca

  sertifikasi dalam penelitian ini adalah instrumen Pelaksanaan Pembelajaran yang berjumlah 25 item dengan alternatif jawaban antara 1-5. Dengan alternatif jawaban terendah 1 dan alternatif jawaban tertinggi adalah 5. Oleh karena itu kemungkinan skor terendah yang diperoleh responden adalah 25 x1 = 25,dan kemungkinan skor tertinggi yang diperoleh responden adalah 25x5 =125. Maka untuk mengetahui kecenderungan skor variabel angket pelaksanaan pembelajaran guru bahasa Inggris diperoleh hasil sebagai berikut:

  Panjang Interval = Skor maksimum

  • – skor minimum Kategori = 125
  • – 25

  5 = 20

  bahasa Inggris dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensinilai skor angket (Self

  

report )Pelaksanaan Pembelajaran

Kategori Rentang skor Frekuensi Persentase

Sangat baik 106-125

  6 55%, Baik 86-105 4 36% sedang 66 -85 1 9% Rendah 46- 65

  Sangat 25 -45 rendah Jumlah 11 100% Sumber : Data primer yang diolah (2015)

  Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa hasil angket pelaksanaan pembelajaran guru bahasa Inggris pasca sertifikasi dalam kategori tinggi sebanyak 6 guru (55%), dalam kategori sedang sebanyak 4 guru (36%) dan kategori rendah sebanyak 1 orang guru (9%). Jadi dapat disimpulkan bahwa secara umum, rata-rata kinerja mengajar guru bahasa Inggris pasca sertifikasi berada pada kategori sangat baik.

c. Evaluasi/ Penilaian Proses Pembelajaran

  Penilaian merupakan bagian integral dari kinerja mengajar guru bahasa Inggris yang merupakan tolok ukur dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran.Hal ini hanya dapat diketahui joke guru melakukan evaluasi, baik evaluasi terhadap proses maupun produk pembelajaran. Evaluasi memiliki arti lebih luas daripada penilaian. Dengan kata lain di dalam evaluasi tercakup di dalamnya penilaian.

  Penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran bisa digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar siswa dan digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

  Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 yang sudah direvisi menjadi Permendiknas nomor 66 Tahun 2013 tentang standar Penilaian, menyatakan bahwa tujuan dari standar penilaian adalah: a.

  Perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan dengan prinsip-prinsip penilaian.

  b.

  Pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka,edukatif,efektif,efisien dan sesuai dengan kontek budaya.

  c.

  Pelaporan hasil penilaian peserta didik secara obyektif, akuntabel dan informatif. Dari data nilai hasil angket yang diisi oleh masing-masing guru bahasa Inggris terhadap kinerja mengajar mereka pasca sertifikasi dalam evaluasi atau penilaian hasil pembelajaran diketahui dari jumlah item 12, dengan skor 1

  • – 5, maka skor tertinggi adalah 12 x 5 = 60 dan skor terendah adalah 1 x 5 = 5.

  Selanjutnya untuk mengetahui kecenderungan skor variabel angket penilaian hasil pembelajaranmaka diperoleh panjang interval:

  Panjang interval = skor max - skor min

Kategori

=60

  • – 5 = 11

  5 Tabel 4.6 Distribusi frekuensi kinerja mengajar guru

bahasa Inggris dalam Penilaian hasil Pembelajaran

  Kategori Rentang skor Frekuensi Persentase Sangat baik 51 -60 6 55 %, Baik 35 - 50 4 36% Sedang 24 - 34 1 9% Kurang 13 - 23

  Sangat Kurang 1 - 12 Jumlah 11 100% Sumber : data primer yang diolah,2015

  Berdasaran tabel 4.6 diatas bisa diketahui bahwa dari hasil angket kinerja mengajar guru bahasa Inggris pascasertifikasi dalam penilaian hasil belajar menunjukkan kategori sangat baik sebanyak 6 guru (55%), kategori baik sebanyak 4 orang (36%) dan ketegori sedang (9%). Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja guru bahasa Inggris dalam penilaian hasil belajar menunjukkan rata-rata sangat baik.

4.3 Pembahasan

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dilapangan melalui observasi, dokumentasi, dan angket serta mengacu pada indikator kinerja mengajar guru yang meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi proses pembelajaran, dapat disampaikan analisis pembahasan sebagai berikut :

  

a. mengajar guru bahasa Inggris

Kinerja pascasertifikasi dalam perencanaan pembelajaran

  Data dari hasil penilaian telaah dokumen RPP guru bahasa Inggris pasca sertifikasi yang sudah dipaparkan diatas, diketahui bahwa rata-rata kinerja mengajar guru bahasa Inggris pasca sertifikasi di SMA Negeri sekecamatan Demak dalam merencanaan proses pembelajaranmenunjukkan kategori baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kualitas RPP yang disusun oleh guru bahasa Inggris pasca sertifikasi sudah optimal. Meskipun masih ada 1 guru yang mempunyai nilai kualitas RPP yang cukup, hal ini disebabkan karena guru tersebut dalam membuat silabus dan RPP hanya mencopy paste dari sumber lain tanpa mengeditnya.Bukti adanya perencanaan pembelajaran adalah adanya silabus dan RPP yang sudah dibuat oleh guru bahasa Inggris. Dari hasil penelitian diatas diperoleh gambaran bahwa sebagian besar guru bahasa Inggris di SMA Negeri sekecamatan Demak pasca sertifikasi telah menyusun/membuat perencanaan proses pembelajaran dengan cara adaptasi. Artinya dalam penyusunan perencanaan pembelajaran (RPP) sebagai pedoman bagi guru bahasa Inggris dalam melaksanakan pembelajaran, guru masih mengandalkan teman sejawatnya atau istilahnya

  “nggandul” dan ada juga yang hanya copy

  

paste saja atau masih menggunakan RPP tahun yang

  lalu dengan hanya mengganti angka tahunnya saja, dan bahkan ada beberapa guru yang hanya menganggap perencanaan pembelajaran hanya sebagai syarat pemenuhan administrasi guru mengajar saja.

  Dalam membuat perencanaan pembelajaran (RPP), sebetulnya harus memperhatikan prinsip- prinsip dalam pembuatan RPP, seperti diantaranya harus berdasarkan tujuan dari pembelajaran itu sendiri, melihat kondisi siswa, disesuaikan pendekatan pembelajaran dengan kurikulum yang berlaku, dan memperhitungkan waktu yang tersedia.

  Sehingga apabila guru hanya mengandalkan copy paste saja akan membuat guru menjadi kurang kreatif dan membuat proses pembelajaran menjadi monoton dan tidak berkembang.

  Sehubungan dengan hal diatas dalam Permendiknas No.41 tahun 2007 di nyatakan bahwa: “ Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis dan pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik

  .” Untuk itu guru bahasa Inggris diminta ikut aktif dalam penyusunan perangkat pembelajaran yaitu silabus dan RPP. Dalam penyusunan silabus dan RPP ini guru bahasa Inggris bisa memanfaatkan forum MGMP baik tingkat sekolah maupun tingkat kabupaten untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya dalam menyususun silabus dan RPP.

b. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran.

  Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilakukan guru berdasarkan perencanaan proses pembelajaran. Wujudnya adalah kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Kegiatan di kelas meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

  Berdasarkan data hasil angket dan observasi yang dipaparkan di atas, diketahui bahwa rata-rata kinerja mengajar guru bahasa Inggris pasca sertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran menunjukkan kategori baik atau tinggi, meskipun masih ada guru yang menunjukkan kategori yang sedang, artinya kinerja guru tersebut setelah lulus sertifikasi dan mendapat tunjangan sertifikasi tidak/ belum mengalami peningkatan atau masih berada pada standar umum kinerja.

  Pada tahap persiapan dan pembukaan pelaksanaan pembelajaran (apersepsi dan motivasi) yaitu pada instrumen angket no.1,2,3,4,5 guru bahasa Inggris rata-rata menunjukkan skor 5(selalu), hal ini menunjukkan bahwa guru bahasa Inggris sudah mempersiapkan diri dan menyiapkan kelassebelum memulai pembelajaran dengan memberikan apersepsi dan motivasi kepada peserta didik. Hal ini juga didukung dari data observasi di kelas yang menunjukkan skor 4 (semua deskriptor tampak).

  Dalam tahap kemampuan menyajikanmateri pelajaran, guru bahasa Inggris sudah menunjukkan kemampuannya dalam penguasaan bahan belajar,materi sudah disampaikan secara runtut dan jelas karena bahan belajar yang disajikan sesuai langkah-langkah dalam RPP.Hal ini ditunjukkan pada instrumen angket no,6 dan 7 yang menunjukkan skor rata-rata 4 (sering). Dari data observasi sebagian besar guru sudah menguasai materi hal ini ditunjukkan dengan rata-rata skor 3 (hanya 3 deskriptor yang tampak).

  Dalam kemampuan menggunakan bahasa yang tepat dan benar dalam pembelajaran, dari data observasi masih ada beberapa guru yang menunjukkan kemampuan kurang dalam penggunaan kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris secara benar. Sementara dari nilai angket, hal ini ditunjukkan dalam instrumen no.14, kemampuan guru bahasa Inggris menunjukkan nilai rata-rata 3(jarang) yang artinya mereka jarang memproduksi bahasa Inggris. Dalam instrumen ini menuntut kemampuan guru bahasa Inggris dalam ketrampilan berbahasa dan kemampuan menggunakan bahasa Inggris dengan pelafalan, intonasi, kelancaran pengucapan dan penggunaan bahasa yang tepat dan berterima.

  Dalam kemampuan menggunakan media/ alat peraga, guru bahasa Inggris belum menunjukkan kemampuannya dengan maksimal, hal ini bisa kita lihat dari instrumen angket nomer

  15 yang menunjukkan rata-rata 3(jarang). Dalam penyajian materi guru belum menggunakan media dan alat peraga yang membantu pelaksanaan pembelajaran dengan efektif. Sebetulnya ketrampilan dan kemampuan guru bahasa Inggris ini penting untuk membantu meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Dari data hasil observasi hal ini juga ditunjukkan dengan nilai penggunaan media/alat bantu mengajar rata-rata hanya 2 (hanya 2 deskriptor yang tampak)

  Keterlibatan siswa dalam pembelajaran seperti pada instrumen angket no.10,11,20 dan 21 belum ada keseimbangan aktifitas dalam pembelajaran, Hal ini dikarenakan aktifitas dalam pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru (teachers oriented), dan siswa belum terlibat sepenuhnya dalam proses pembelajaran terutama dalam memproduksi bahasa. Tetapi dari hasil observasi menunjukkan bahwa guru sudah berusaha menumbuhkan partisipasi siswa dan merespon positif partisipasi siswa.

  Tentang pengelolaan kelas, baik nilai angket dan di dukung hasil observasi menunjukkan bahwa guru bahasa Inggris sudah mampu mengelola kelas dan mengelola siswa dengan baik,hal ini ditunjukkan dengan instrumen angket no.12 dan 19 yang menunjukkan rata-rata nilai 5(selalu).

  Pada kemampuan menutup pelajaran, dari instrumen angket no.22,23,24 dan 25 menunjukkan nilai 5 (selalu) hal ini didukung dengan hasil observasi yang menunjukkan angka 4, yang berarti rata-rata semua guru bahasa Inggris sudah melakukan kemampuan menutup pelajaran dengan baik, seperti guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dilaksanakan, mengecek pemahaman siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan, memberi pengayaan dan menutupnya dengan mengucapkan salam perpisahan.

c. Penilaian Hasil Pembelajaran

  Dalam pelaksanaan penilaian hasil pembelajaran menurut Ondi Saondi dan Aris Suherman (2010:54) menyatakan bahwa dalam pembelajaran guru dituntut untuk menerapkan penilaian otentik yaitu mengevaluasi penerapan pengetahuan dan berpikir komplek dari pada hanya sekedar hafalan informasi faktual, hal ini sesuai dengan prinsip penilaian pada kurikulum 2013.

  Berdasarkan data yang diperoleh dari angket penilaian hasil pembelajaran yang diisi guru bahasa Inggris rata-rata kinerja guru bahasa Inggris menunjukkan baik. Dalam pelaksanaan pembuatan pedoman/ kriteria dalam melakukan penilaian, rata- rata menunjukkan angka 3 yang artinya jarang. Dalam penyusunan alat evaluasi dan membuat program pelaksanaan evaluasi dan melaksanakanya, rata-rata guru bahasa Inggris menjawab sering.

  Dari angket hasil penelitian pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru bahasa Inggris diperoleh gambaran bahwa pada dasarnya semua guru bahasa Inggris sudah melaksanakan dan memahami tentang tujuan dari penilaian proses pembelajaran sesuai dengan ketentuan pelaksanaan penilaian hasil belajar yang terdapat dalam standar penilaian pendidikan dan panduan penilaian kelompok mata pelajaran. Jika dilihat dari tata cara pelaksanaanya maka dalam penilaian pembelajaran tersebut guru telah melaksanakan prinsip-prinsip penilaian.

  Dari uraian diatas menunjukkan bahwa sebagian besar guru telah memahami tugasnya sebagai pemimpin yaitu melakukan penilaian berdasarkan standar penilaian pendidikan dan panduan penilaian kelompok mata pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat terwujud. Selain itu guru juga telah memahami tujuan dilaksanakannya penilaian dalam pembelajaran yaitu untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi murid serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.

  Berdasarkan hasil dari penelitian evaluasi kinerja mengajar guru bahasa Inggris pascasertifikasi di SMA Negeri sekecamatan Demak dalam merencanakan pembelajaran, dalam melaksanakan program pembelajaran dan dalam mengevaluasi hasil pembelajaran bisa disimpulkan bahwa kinerja mengajar guru bahasa Inggris menunjukkan kinerja yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa adanya tunjangan sertifikasi ternyata sangat mempengaruhi guru bahasa Inggris dalam meningkatkan kinerjanya pascasertifikasi.

  Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian dari Badrun Kartowagiran (2011) yang berjudul “Kinerja Guru Profesional” mengatakan bahwa kinerja sebagian besar guru profesional (pasca sertifikasi) yang ada di Kabupaten Sleman belum baik; dari 17 indikator yang diteliti, 7 indikator baik dan 10 indikator, lainnya belum baik.

  Penelitian serupa juga dilakukan oleh Darmini (2012) tentang “Persepsi guru non sertifikasi terhadap etos kerja dan kinerja mengajar guru sekolah dasar bersertifikasi”, mengatakan bahwa kinerja mengajar guru yang telah bersertifikasi belum memenuhi kriteria sangat baik, masih tidak berbeda dengan kinerja mengajar guru non sertifikasi kecuali beberapa guru bersertifikasi di gugus cengkeh.

  Jika dibandingkan dengan dua penelitian terdahulu, maka hasil penelitian dengan judul kinerja mengajar guru bahasa Inggris pascasertifikasi di SMA Negeri sekecamatan Demak menunjukkan hasil yang berbeda.

  Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian evaluasi kinerja mengajar guru bahasa Inggris pascasertifikasi di SMA Negeri Sekecamatan Demak, menunjukkan kategori yang baik.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang Strategi Pembelajaran Discovery-Inquiry Berbantuan CD Interaktif

0 0 110

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Adiwiyata Di SMA Negeri 2 Demak

0 0 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Adiwiyata Di SMA Negeri 2 Demak

0 1 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Adiwiyata Di SMA Negeri 2 Demak

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Adiwiyata Di SMA Negeri 2 Demak

0 0 55

BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Pada Proses Pembelajaran Di SMA Negeri 3 Demak

0 0 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Pada Proses Pembelajaran Di SMA Negeri 3 Demak

0 0 25

PROGRAM KERJA TAHUNAN SMA NEGERI 3 DEMAK TH 20142015

0 2 15

BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru Bahasa Inggris Pascasertifikasi Di SMA Negeri Sekecamatan Demak Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 38

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru Bahasa Inggris Pascasertifikasi Di SMA Negeri Sekecamatan Demak Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 14