ALAT DAN UKUR DAN LISTRIK

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

KESELAMATAN
KETENAGALISTRIKAN
(K2)
1

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

PENGERTIAN


Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) adalah upaya
untuk mewujudkan lingkungan kerja yang aman,
nyaman dan sehat bagi pegawai dan outsourcing
dalam melaksanakan kegiatan instalasi atau
kegiatan lain perusahaan dengan tujuan untuk

menurunkan potensi penyakit akibat kerja dan
meningkatkan produktivitas perusahaan.

2

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

Keselamatan ketenagalistrikan meliputi:
a.

b.

Standarisasi:
Pemeliharaan APAR
Pengisian kotak P3K
Keselamatan:
- Andal dan aman bagi instalasi (Keselamatan Instalasi)
- Aman dari bahaya bagi manusia :

* Tenaga Kerja (Keselamatan Kerja)
* Masyarakat Umum (Keselamatan Umum)
- Akrab lingkungan (Keselamatan Lingkungan)

c.

Sertifikasi:
- Sertifikasi laik operasi bagi instalasi penyediaan TL,
- Sertifikasi kesesuaian dengan standar PUIL untuk instalasi
pemanfaatan TL (instalasi pelanggan),
- Tanda keselamatan bagi pemanfaat TL (alat kerja/rumah tangga)
- Sertifikasi kompetensi bagi tenaga teknik ketenagalistrikan

3

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

KEBIJAKAN KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN (K2)






Visi :
Instalasi / kegiatan yang aman, andal dan akrab lingkungan
Penerapan Standar Ketenagalistrikan :
- Pemerintah / DJLPE meminta agar selambat-lambatnya pada
akhir 2005, instalasi PLN harus sudah menerapkan SNI
- Tim Standarisasi PLN memproses SPLN menjadi RSNI
(Rancangan SNI), kemudian diajukan ke DJLPE untuk
diproses dan diajukan ke BSN agar ditetapkan menjadi SNI
- Disamping itu Jasa Litbang menganalisa kebutuhan standarstandar ketenagalistrikan
4

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba


DASAR HUKUM

5

Undang-Undang No 15 Tahun 1985 tentang ketenagalistrikan
- Memperhatikan Keselamatan Kerja &
- Keselamatan Umum
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (Pasal 87 : Kewajiban
perusahaan menerapkan SMK3 yang terintegrasi dalam sistem manajemen perusahaan)
PP No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah.
PP No. 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan Dan Pemanfaatan Tenaga Listrik.
PP No.10/1992 ttg Pelaksanaan Program Jamsostek (antara lain Pelaksanaan Program
Jaminan Kecelakaan Kerja)
Keputusan Presiden No.22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul Karena
Hubungan Kerja
KepMenaker No.5/Men/1996 ttg Sistem Manajemen K3 (SMK3)
OHSAS 18000 (Occupational Health and Safety Assessment Series), sebagai salah satu
SMK3 Standard Internasional


PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

KEAMANAN





KESELAMATAN

Keamanan (security):
-

Menciptakan kondisi penyelenggaraan suatu kegiatan yang
aman, tenteram dan tertib

-


Mencegah terjadinya kerawanan, ancaman dan gangguan
terhadap keselamatan

Keselamatan (safety):
-

Menciptakan kondisi untuk manusia yang aman dari bahaya,
untuk instalasi / bangunan / peralatan yang andal dan aman,
serta untuk instalasi / kegiatan yang akrab lingkungan

-

Mencegah terjadinya kecelakaan manusia, kerusakan instalasi
/ bangunan / peralatan, serta mengendalikan pencemaran 6/
mencegah kerusakan lingkungan karena instalasi / kegiatan.

K3 =
Kesel. & Kesehatan Kerja
Tenaga Kerja


K2 =
Keselamatan Ketenagalistrikan
Tenaga Kerja
Masy.Umum sekitar Instalasi
Instalasi
Lingkungan Instalasi
Dibatalkan MK

UU No.1/1970

ttg. Kesel.Kerja

Kembali ke

UU 20/2002
ttg.Ketgalistrikan
( K2 )

UU 15/1985

ttg.Ktngalistkan
( Kesel.Kerja
Kesel. Umum )

PP 3/2005 Psl.21
( K2 )
Dipersiapkan UU Baru ttg.Ktngltk ( K2 7)

BATAS LINGKUP KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN DI PT PLN
bsetiadi/DDLKL/KPusat

Instalasi Pembangkitan:
PLTA, PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP

AP
P

JTM

Gardu Induk


Gardu
Distribusi

Fuse / APP
AP
P
Pelanggan Besar
Gardu PB
(Pabrik/Industri)

Instalasi Pemda
(PJU + Taman)

JTR

Saluran Transmisi

Pelanggan
Kecil (Rumah)


JTR

PLTU

JTM /

PLT
A

Jaringan
Distribusi

AP
P
8

Pelanggan Sedang
(Apartmen/Hotel)


PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

KISI-KISI KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
VISI

SISTEM KETENAGALISTRIKAN YANG &
AMAN, ANDAL & AKRAB LINGKUNGAN

STANDAR

SNI WAJIB, STANDAR INTERNASIONAL,
STANDAR PABRIKAN, IEC/ISO
&

WUJUD

PERLINDUNGAN
PENCEGAHAN

PERSYARATAN












KESELAMATAN
KERJA

KESELAMATAN
&
UMUM

KESELAMATAN
LINGKUNGAN

KESELAMATAN
INSTALASI

PEKERJA
(PEGAWAI & TK BUKAN PEG)

MASYARAKAT
&
UMUM

LINGKUNGAN
SEKITAR INSTALASI

INSTALASI
PENYEDIAAN T.L

KECELAKAAN KERJA

KECELAKAAN
&
MASY.UMUM

PENCEMARAN

KERUSAKAN
INSTALASI
KEBAKARAN

TEMPAT KERJA
LINGKUNGAN KERJA
PROSEDUR KERJA (SOP)
NILAI AMBANG BATAS (NAB)
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
TANDA PERINGATAN/
LARANGAN
PEMERIKSAAN KES.KERJA
SERT.PERALATAN
BERBAHAYA
SERTIFIKAT KOMPETENSI
TANDA KESELAMATAN
PRODUK








PENYULUHAN
BAHAYA T.L.
TANDA
PERINGATAN /
LARANGAN
SERTIFIKAT LAIK
OPERASI
SERTIFIKAT
KOMPETENSI
TANDA
KESELAMATAN
PRODUK

&

BAKU MUTU
LINGKUNGAN.








9

PROSEDUR O & M
SERT.PERALATAN
BERBAHAYA
SERTIFIKAT LAIK
OPERASI
SERTIFIKAT
KOMPETENSI
KESIAPAN ALAT
PEMADAM
LATIHAN
PEMADAMAN

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

PERATURAN
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

KESELAMATAN
KERJA

UNDANG-UNDANG
NOMOR 1 TAHUN
1970 TENTANG
KESELAMATAN
KERJA
MENGACU KEPADA
PERATURAN
DEPARTEMEN
NAKERTRANS

KESELAMATAN
UMUM

 UU NO.15 TAHUN 1985
TENTANG
KETENAGALISTRIKAN
 PP NO.10 TAHUN 1989
 PP NO. 3 TAHUN 2005
 PP NO.26 TAHUN 2006
 Per Men ESDM No 0045
Tahun 2005

KESELAMATAN
LINGKUNGAN

• UNDANG-UNDANG
NOMOR 23 TAHUN
1997 TENTANG
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
• MENGACU KEPADA
PERATURAN
KEMENTRIAN
LINGKUNGAN HIDUP
• KEPUTUSAN MENTERI
ENERGI DAN SUMBER
DAYA MINERAL
NOMOR 1457 TAHUN
2000 TENTANG
• PEDOMAN TEKNIS
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN BIDANG
PERTAMBANGAN DAN
ENERGI

10

KESELAMATAN
INSTALASI

• UU NO.15 TAHUN 1985
TENTANG
KETENAGALISTRIKAN
• PP NO.10 TAHUN 1989
• PP NO. 3 TAHUN 2005
• PP NO 26 TAHUN 2006
• Per Men ESDM No 0045
TAHUN 2005

SERTIFIKASI PADA KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
Institusi
Yg
berwenang

Lembaga
Sertifikasi

**) Interdep :
ESDM,
Ristek,
Kimpraswil,
Nakertrans,
LH, Perindag

KOMITE
KESELAMATAN
KETENAGALISTRIKAN

(Interdep *)
AKREDITASI

LEMBAGA
LEMBAGA
SERTIFIKASI SERTIFIKASI
TENAGA TEK BAD USAHA

(Asosiasi
Profesi)

Wujud
Sertifikasi

LEMBAGA
AKREDITASI **)

SERTIFIKASI
KOMPETENSI

LEMB. SERT.
LAB.UJI /
KALIBRASI.

LEMBAGA
SERTIFIKASI
PRODUK

(Asosiasi
(Perus. Jasa (Perus. Jasa
Perusahaan Pengujian) Pengujian)
)
SERTIFIKASI
SERTIFIKASI
SERTIFIKASI
BADAN USAHA

LAB.UJI
/ KALIBRASI

**) Untuk Bidang:
- MSTQ : KAN
- Jasa Konstruksi : LPJK
- Jasa Non-Konstruksi:
MESDM cq. DJLPE

LEMBAGA
PEMERIKSA
KESESUAIAN
STAND.PUIL

LEMBAGA
SERTIFIKASI
KELAIKAN
INSTALASI

(Lembaga (Perus. Jasa
Independe Pengujian)
n)
SERTIFIKASI

SERTIFIKASI
TANDA
KESESUAIAN
LAIK OPERASI
KESELAMATANSTANDAR PUIL

Obyek
Sertifikasi

Tenaga
Teknik
Ketenaga
listrikan

Badan Usaha
Penunjang
Penyediaan TL

Lab.Uji
Kalibrasi

Instalasi

Pemanfaat Instalasi Pembangkitan,
Pemanfaatan Transmisi
TL
Distribusi
TL
(Pelanggan)

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

UNDANG-UNDANG NO.1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA

A. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup
dan meningkatkan produksi serta produktivitas
nasional
B. bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat
kerja perlu terjamin pula keselamatannya
C. bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan
dipergunakan secara aman dan efisien
D. bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan
segala daya upaya untuk membina norma-norma
perlindungan kerja.

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Dengan peraturan perundangan ditetapkan SYARAT-SYARAT
KESELAMATAN KERJA UNTUK:
Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya
Memberi pertolongan pada kecelakaan
Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat bekerja
baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi, dan penularan
Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

PERALATAN
PERALATAN KESELAMATAN
KESELAMATAN KERJA
KERJA (ALAT
(ALAT PELINDUNG
PELINDUNG DIRI)
DIRI) YANG
YANG
DIBUTUHKAN
DIBUTUHKAN
••

SHACKEL
SHACKEL STiCK
STiCK (TONGKAT
(TONGKAT
HUBUNG)
HUBUNG)

••

KACA
KACA MATA
MATA PENGAMAN
PENGAMAN

••

ALAT
ALAT PENTANAHAN
PENTANAHAN
PORTABLE
PORTABLE (GROUNDING
(GROUNDING
LOKAL)
LOKAL)

••

SABUK
SABUK PENGAMAN
PENGAMAN

••

••

VOLTAGE
VOLTAGE TESTER
TESTER

••

SEPATU
SEPATU PANJAT
PANJAT
SEPATU
SEPATU KERJA
KERJA BIASA
BIASA

••

BANGKU
BANGKU ISOLATOR
ISOLATOR

••

••

RAMBU-RAMBU
RAMBU-RAMBU PENGAMAN
PENGAMAN //
TANDA-TANDA
TANDA-TANDA PERINGATAN
PERINGATAN

SEPATU
SEPATU TAHAN
TAHAN TEGANGAN
TEGANGAN //
BERISOLASI
BERISOLASI

••

RESPIRATOR
RESPIRATOR (MASKER
(MASKER
HIDUNG)
HIDUNG)

••

ALAT
ALAT PENUTUP
PENUTUP TELINGA
TELINGA (EAR
(EAR
PROTECTOR)
PROTECTOR)

••

PERALATAN
PERALATAN PERNAFASAN
PERNAFASAN
(BREATING
(BREATING APPARAATUS)
APPARAATUS)

••

JAS
JAS HUJAN
HUJAN

••

PENUTUP
PENUTUP DADA
DADA UNTUK
UNTUK LAS
LAS
LISTRIK,
LISTRIK, DAN
DAN LAIN-LAIN
LAIN-LAIN

••

TOPI
TOPI PENGAMAN
PENGAMAN (HELM)
(HELM)

••

PAKAIAN
PAKAIAN KERJA
KERJA

••

SARUNG
SARUNG TANGAN
TANGAN

••

SARUNG
SARUNG TANGAN
TANGAN TAHAN
TAHAN
TEGANGAN
TEGANGAN // BERISOLASI
BERISOLASI

••

SARUNG
SARUNG TANGAN
TANGAN UNTUK
UNTUK
PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN BATERE
BATERE

14

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

KECELAKAAN
1.

2.

PENGURUS DIWAJIBKAN MELAPORKAN
TIAP KECELAKAAN yang terjadi dalam
tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat
yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja
Tata cara pelaporan dan pemeriksaan
kecelakaan oleh pegawai termaksud dalam
ayat 1 diatur dengan peraturan perundangan

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENGAPA KECELAKAAN DAPAT
TERJADI?
Setiap kecelakaan yang terjadi pasti ada faktor
PENYEBABNYA, diantaranya :

UNSAFE CONDITION
UNSAFE ACTION
2 (dua) factor diatas merupakan GEJALA akibat
buruknya penerpan dan kurangnya KOMITMEN
MANAJEMEN terhadap K3 itu sendiri.

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

Beberapa contoh UNSAFE CONDITION
Peralatan kerja yang sudah usang ( tidak laik pakai ).
Tempat kerja yang acak-acakan
Peralatan kerja yang tidak ergonomis.
Roda berputar mesin yang tidak dipasang pelindung
( penutup ).
Tempat kerja yang terdapat Bahan Kimia Berbahaya yang
tidak dilengkapi sarana pengamanan ( labeling, rambu) dll.
PENCEGAHAN KECELAKAAN YANG BERORIENTASI
PADA PERBAIKAN TERSEBUT DI ATAS HANYA
MERUPAKAN PENANGGULANGAN GEJALA SAJA.

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

Beberapa contoh UNSAFE ACTION :
 Karyawan bekerja tanpa memakai Alat Pelindung Diri
 Pekerja yang mengabaikan Peraturan K3.
 MEROKOK di daerah Larangan merokok.
 Bersendau gurau pada saat bekerja.Dll.

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENGAPA KARYAWAN MELAKUKAN TINDAKAN
KURANG AMAN (UNSAFE ACTION) ?
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang
bertindak kurang AMAN dalam melakukan
pekerjaan, antara lain :
A. Tenaga kerja TIDAK TAHU tentang
1. Bahaya – bahaya di tempat kerjanya
2. Prosedur Kerja Aman
3. Peraturan K3
4. Instruksi Kerja dll.
19

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

B. KURANG TERAMPIL ( UNSKILL ) dalam:
1. Mengoperasikan peralatan.
2. Mengemudikan Kenderaan.
3. Mengoperasikan Fire Truck.
4. Memakai alat – alat kerja ( Tool ) dll.

C. KEKACAUAN SISTEM MANAJEMEN K3
1. Menempatkan Tenaga Kerja tidak sesuai
2. Penegakan Peraturan yang lemah
3. Paradikma dan Komitmen K3 yang tidak mendukung
4. Tanggungjawab K3 tidak jelas
5. Anggaran Tdk Mendukung
6. Tidak Ada audit K3 dll.

20

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

BAHAYA LISTRIK
LISTRIK BAGI
BAGI MANUSIA
MANUSIA
BAHAYA

BAHAYA YANG
YANG DITIMBULKAN
DITIMBULKAN OLEH
OLEH ARUS
ARUS // TEGANGAN
TEGANGAN LISTRIK
LISTRIK
BAHAYA
TERHADAP MANUSIA
MANUSIA ADALAH
ADALAH ::
TERHADAP
SHOCK
SHOCK
(TERKEJUT)
(TERKEJUT)

KEMATIAN
KEMATIAN
PINGSAN
TERBAKAR
TERBAKAR

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

BATASAN BESARNYA ARUS LISTRIK YANG
MENGALIR MELALUI TUBUH MANUSIA
SERTA PENGARUH LANGSUNG YANG
DIRASAKAN :
•• ARUS
ARUS PERSEPSI
PERSEPSI (PERCEPTION
(PERCEPTION CURRENT)
CURRENT)
•• ARUS
ARUS MEMPENGARUHI
MEMPENGARUHI OTOT
OTOT (LETGO
(LETGO CURRENT)
CURRENT)
••
••

ARUS FIBRILASI
FIBRILASI (FIBRILLATING
(FIBRILLATING CURRENT)
CURRENT)
ARUS
ARUS REAKSI
REAKSI (REACTION
(REACTION CURRENT)
CURRENT)
ARUS

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

PENGARUH ARUS LISTRIK PADA TUBUH MANUSIA
BESARNYA ARUS
0

………

0,9 mA

BELUM DIRASAKAN PENGARUHNYA
BARUS TERASA ADANYA ARUS LISTRIK
MULAI TERASA SEAKAN-AKAN ADA YANG
MERAYAP DIDALAM TANGAN

0,9

………

1,2 mA

1,2

………

1,6 mA

1,6

………

6,0 mA

6,0

………

8,0 mA

13

15

………

………

PENGARUH PADA TUBUH MANUSIA

15,0 mA

TANGAN SAMPAI KESIKU MERASA
KESEMUTAN
TANGAN MULAI KAKU, RASA KESEMUTAN
MAKIN BERTAMBAH
RASA SAKIT TIDAKTERTAHANKAN
PENGHANTAR MASIH DAPAT DILEPASKAN
DENGAN GAYA YANG BESAR SEKALI

20,0 mA

OTOT TIDAK SANGGUP LAGI MELEPASKAN
PENGHANTAR

20

………

50,0 mA

DAPAT MENGAKIBATKAN KERUSAKAN PADA
TUBUH MANUSIA

50

………

100,0 mA

BATAS ARUS YANG DAPAT MENYEBABKAN
KEMATIAN

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

KONSEP PENCEGAHAN
KECELAKAAN:

1.Education



Tenaga Kerja harus mendapatkan bekal pendidikan &
Pelatihan dalam usaha pencegahan Kecelakaan. Pelatihan K3
harus diberikan secara berjenjang dan berkesinambungan
sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
Contoh :
Pelatihan Dasar K3 untuk Karyawan baru, Pelatihan K3
Supervisor, Pelatihan Manajemen K3.

2. Engineering
Rekayasa dan Riset dalam bidang Teknologi dan Keteknikan
dapat dilakukan untuk mencegah suatu kecelakaan.
Contoh :


Pemasangan Alat Pemadam otomatis ,



Memberdayakan Robot , Dll

24

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

3.Enforcement
Penegakan Peraturan K3 dan pembinaan berupa pemberian
Sanksi harus dilaksanakan secara tegas terhadap pelanggar
peraturan K3.
Penerapannya harus konsisten dan konsekuen

4. Emergency Respons



Setiap Karyawan atau orang lain yang memasuki tempat kerja
yang memiliki potensi bahaya besar harus memahami langkah –
langkah penyelamatan bila terjadi keadaan darurat.
Contoh :
Kebocoran Tangki Bahan Kimia, Kebakaran, Bencana alam, Dll
25

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENENTUKAN TINDAKAN KOREKSI
Tujuan untuk menentukan tindakan koreksi yang paling
cost effective. Hal ini jelas bukan pencarian kesalahan
atau

penuduhan

korban.

Jadi,

kita

tidak

bicara

mengenai investigasi kecelakaan, ini adalah analisis
insiden dengan fokus pada faktor perilaku.

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

TAHAP-TAHAP ANALISIS INSIDEN:
1. Apakah ada ketidak sesuaian kinerja (performance discripency)?
Ketidak cocokan kinerja bisa berupa “kesalahan menuruti
peraturan" atau “kesalahan melalaikan peraturan" seseorang
pekerja bisa gagal untuk menerapkan perilaku aman tertentu
karena mengambil jalan pintas atau seseorang melakukan
perilaku aman tertentu yang bisa menyebabkan seseorang
terluka.
2. Apakah pekerjaan bisa disederhanakan?
Sebelum mendesain atau mengintervensi suatu ketidak
sesuaian kinerja, pastikan dahulu semua pembetulan
enginering telah dilakukan.
3. Apakah pengharapannya jelas?
Harapan manager puncak yang menginginkan keselamatan
harus bisa dipahami oleh lapis bawah yang lebih bersifat
operasional.

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

"Berbicara masalah keselamatan, biasanya kita cerita tentang
teori dan prosedur. Sekarang mari kita rubah pandangan dan
sikap terhadap keselamatan itu, keselamatan bukan lagi
mengatasi

kecelakaan,

tetapi

peduli

keselamatan

dan

lingkungan. Peduli keselamatan mengandung arti jangan sampai
pekerjaan kita membuat bencana terhadap diri kita, orang lain
dan lingkungan, harusnya bisa di sampaikan atau di tanamkan
juga pada bawahan-bawahannya. Sehingga akhirnya para
pekerja menyadari kemauan pihak atasan dan akan berusaha
mengikutinya.

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

4. Apakah umpan balik berdasarkan perilaku tersedia?
Umpan balik bisa berupa hadiah ataupun hukuman. Hal yang
bisa merendahkan orang berperilaku aman adalah bahwa
perilaku amannya terkadang "dihukum" dengan pekerjaan
lebih, atau bisa jadi perilaku berisiko yang ia lakukan di labeli
dengan pekerjaan yang efisien dan produktif.
5. Apakah saja akibat alami yang ada?
Apakah hadiah diberikan pada orang yang berperilaku aman
dan apakah hukuman diberikan pada orang yang berperilaku
tidak aman? Lalu, apakah hadiah dan hukuman yang diberikan
itu dilaksanakan secara konsisten?

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

6. Apakah ada ketidak sesuaian kemampuan? Bagaimana jika
memang orang tersebut tidak tahu bagaimana berperilaku
aman? Maka sebuah pelatihan sangat diperlukan.
Pelatihan kamampuan kerja dan pelatihan berkala kejadian
darurat, 2 jenis pelatihan ini diperlukan bagi para operator GI
dan petugas pemeliharaan agar dapat mengetahui prosedur
kerjanya dengan baik dan mengetahui cara-cara menghadapi
tindakan darurat. Selain itu ada pula pendidikan sehingga
mereka mengetahui latar belakang atau alasan setiap tindakantindakan aman yang mereka lakukan, dan pengaruh tindakan
berisiko yang dapat terjadi.

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

7. Apakah orang tersebut cocok dengan tugasnya?
Perlu diketahui pula kemampuan fisik, mental, dan minat atau
motivasi para karyawan dengan tugas-tugasnya. Orang yang
memiliki minat, kemampuan fisik yang prima, dan mental yang
bagus akan dapat lebih baik bekerja dibandingkan dengan
orang yang tidak berminat dengan pekerjaannya atau karena
keterpaksaan.
8. Pelatihan apa saja yang dibutuhkan?
Perlu dicari tahu kebutuhan operator dan petugas pemeliharaan
dalam menjalankan tugasnya yang ber-resiko tinggi, sehingga
dapat dipersiapkan berbagai jenis pelatihan.

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

FAKTOR MANAJEMEN
Faktor manajemen sangat memegang peranan yang sangat besar
sekali dalam mengadakan sebuah perubahan, dibutuhkan
komitmen dan usaha nyata pihak manajemen untuk dapat
menciptakan pelayanan yang lebih baik lagi kedepannya.
Kinerja yang jelek, pengawasan yang tidak baik, dan manajemen
yang buruk bersatu padu dapat merusak komitmen manajemen
terhadap keselamatan baik petugas maupun masyarakat.
Jangan sampai terjadi bahwa dari sudut perspektif perusahaan,
komitmen manajemen terhadap keselamatan, yang dituangkan
dalam kebijakan K3 dalam Sistem Manajemen K3 (SMK3)
beberapa waktu yang lalu yang telah diterapkan disemua Unit
UPT, hanyalah sebuah kosmetik belaka (largely cosmetic).

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

Aspek lain lagi yaitu tentang budaya keselamatan. Beberapa hal
yang harus diperhatikan yang berkaitan dengan budaya
keselamatan adalah:
 Manajer Unit harus menekankan dengan tegas bahwa
keselamatan adalah bagian dari strategi dalam mengontrol
risiko yang mungkin dihadapi;
 Para pengambil keputusan dan para petugas operasional
harus memiliki pandangan realistik bahwa ancaman
keselamatan dalam jangka pendek maupun jangka panjang
akan selalu muncul dalam aktivitas organisasi perusahaan;
 Pimpinan tingkat atas jangan mempergunakan pengaruhnya
untuk memaksakan pandangannya atau untuk menghindari
kritik;

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

 Pimpinan tingkat atas harus menciptakan iklim sikap positif,
yaitu sikap yang terbuka akan kritik, komentar, dan masukan
dari karyawan tingkat bawah dan juga dari masyarakat
eksternal;
 Adanya rasa peduli dan perhatian yang tinggi untuk
menyampaikan segala informasi tentang keselamatan di semua
tingkatan dalam organisasi;
 Karyawan dididik dan dilatih dengan baik dan mengerti akan
konsekuensi-konsekuensi dari sikap atau kerja yang kurang
baik.
Adakah budaya seperti ini sudah berkembang di PLN P3BS?
Budaya, seperti layaknya kepribadian, biasanya resisten terhadap
perubahan. Untuk mengubah budaya memerlukan waktu lama dan
dilakukan secara perlahan.

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

BUDAYA AMAN
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dibutuhkan praktik yang
terbaik:
 Sikap, hal ini dimulai dari management dan mengalir ke bawah.
 Pelibatan, perlu adanya pelibatan dari kalangan pekerja "bawah’, jika
mereka tidak "bermain" maka mereka akan celaka.
 Mendengarkan, dengarkan para staf.
 Aksi, putuskan lingkaran. Buktikan anda mendengar dengan melakukan
tindakan saat keluhan, near miss, atau insiden dihadapkan.
 Mulai hari pertama, mulai dari hari bekerja yang pertama kali
ditanamkan perilaku aman.
 Latih, latih, dan latih. Lakukan pelatihan tanggap darurat, tes kebugaran
tahunan, pelatihan ruangan tertutup, pertolongan pertaman, atau
apapun yang diperlukan.
 Minta pertolongan. Hubungi ahli K3 yang ada. Tidak boleh ada margin of
error dalam perusahaan ini, jadi laporkan hal yang kecil. Mereka adalah
sumber yang bagus, adalah suatu hal yang baik untuk mendengar
masukan dan ide mereka tentang bagaimana menjadi lebih baik.

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

KESIMPULAN
 Dalam melihat kecelakaan kerja yang terjadi, tidak hanya diperlukan
penyalahan kepada petugas (aspek manusia) saja, perlu di perhatikan
pula aspek perilaku selamat yang diterapkan.
 Jika ingin perilaku aman diterapkan, perlu diterapkan terlebih dahulu
semua pembetulan enginering atau perbaikan peralatan dan tugas.
 Pengharapan atau perilaku selamat yang diinginkan harus diketahui dan
jelas dipahami para pekerja.
 Perlu juga adanya umpan balik perilaku baik berupa reward ataupun
hukuman yang konsisten.
 Kecocokan pekerja (minat, kemampuan, keadaan fisik, dan bakat)
dengan tugas yang diberikan harus pula diperhatikan.
 Pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan.
 Komitmen pihak manajemen memegang peranan yang besar dalam
pembentukan perilaku selamat.

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

SARAN
 Untuk menghindari kecelakaan kerja ditempat kerja dibutuhkan
komitmen pihak top manajemen yang konsisten dan dibuktikan
dengan tindakan yang nyata.
 Perbaikan peralatan dan alat kerja mutlak dilaksanakan sebelum
perbaikan perilaku para pekerja sehingga alat kerja atau peralatan
yang kondisinya buruk perlu diperbaiki terlebih dahulu.
 Pembentukan perilaku selamat para pekerja perlu dibentuk tidak
hanya dengan pelatihan-pelatihan tetapi juga dibentuk kultur atau
budayanya.
 Budaya kerja yang selamat perlu diciptakan atau nilai-nilai selamat
perlu ter-internilize dalam diri para pekerja.

DOKUMENTASI

38

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

APA YANG MEMBEDAKAN KEDUA GAMBAR DI BAWAH INI?

39

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

TANPA MENERAPKAN K2
Tidak memakai helm pengaman

Tidak memakai sarung tangan

Tidak memakai sepatu berisolasi
40

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

DENGAN MENERAPKAN K2

Sudah memakai helm pengaman

Sudah memakai sarung tangan

Sudah memakai sepatu berisolasi

41

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

BAGAIMANA CARA MELEPAS
FUSE YANG BENAR???
Apakah cara yang ini???
Atau yang satu ini???

42

Click icon to add picture
PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

Inilah yang sesuai dengan
K2 dan SOP
1

3

2

1.Sudah
memakai helm
pengaman

2. Memakai
sarung
tangan
3. Menggunakan
fuse holder
untuk melepas
Fuse
43

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

CARA MENGGUNAKAN SHACKEL STICK

44

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

JANGAN DITIRU !!!

Tidak memakai helm pengaman

Tidak memakai sarung tangan

Tidak memakai sepatu berisolasi
45

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

PERIKSA KELENGKAPAN SEBELUM NAIK
TANGGA

Lengkap dengan helm pengaman,
sarung tangan, sepatu berisolasi, dan
safety belt.

46

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

JANGAN MENGOBROL
SAAT TEMAN KITA
SEDANG BEKERJA DI
ATAS TIANG

Jika tangga
yang dipanjat
tidak dipegangi
oleh orang yang
di bawah, bisa
berakibat fatal. 47

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

JANGAN NEKAT JIKA INGIN SELAMAT

48

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

BEKERJA TANPA ALAT PENGAMAN
DAPAT MEMBAHAYAKAN NYAWA
ANDA

49

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

ALAT-ALAT UKUR
LISTRIK

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

PENGERTIAN PENGUKURAN
Mengukur adalah suatu usaha untuk menyatakan sifat
suatu zat atau benda kedalam bentuk angka atau harga.
Pengukuran adalah suatu upaya untuk mendapatkan
mengetahui dimensi besaran listrik.
Dalam memberikan angka atau harga tersebut dalam
prakteknya dilakukan dengan cara
 Membandingkan dengan alat tertentu yang
dianggap standar.
 Membandingkan besaran tertentu dengan
suatu besaran skala yang telah dikalibrasi.
51

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

PEMAKAIAN ALAT UKUR LISTRIK


Alat ukur listrik dipakai untuk bermacam keperluan dan
untuk bermacam lapangan pekerjaan, yang terpenting
adalah : untuk mengukur arus listrik,
tegangan/potensial listrik, hambatan/resistansi/
tahanan, tenaga listrik, frekuensi dan faktor daya listrik.



Dilihat dari kegunaannya alat ukur besaran listrik dapat
dikatagorikan menjadi : Alat Ukur besaran listrik
(misalnya seperti tersebut diatas) dan Alat Hitung
besaran listrik untuk menghitung jumlah kerja atau
energi listrik (kWh, kVAh dan kVArh)
52

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MACAM ALAT UKUR DAN ALAT HITUNG
BESARAN LISTRIK
Hambatan
(Resistensi)
Arus Listrik
Tegangan Listrik
Daya Listik Efektif
Daya Listrik Semu
Daya Listrik Reaktif
Energi Listrik Efektif
Energi Listrik Semu
Energi Listrik Reaktif
Frekuensi
Faktor Daya Listrik

SIMBOL

SATUAN

ALAT UKUR

R
I
V,E
P
S
Q

Ohm
Amper
Volt
Watt
Volt-Amper
Volt-Amper- reaktif
Watt-Jam
Volt-Amper-Jam
Volt-Amper-Jamreaktif
Hertz
-

Ohm Meter
Amper meter
Volt Meter
Watt Meter
VA Meter
VAr Meter
kWh Meter
kVAh Meter
kVArh Meter

Cos φ

Frekuensi Meter
Cos φ Meter

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

APAKAH LISTRIK ITU

Gejala adanya listrik terasa ketika
lampu pijar yang terhubung dengan
baterai menghasilkan cahaya pada
lampu pijar tersebut.

54

Listrik merupakan salah satu bentuk energi yang tersimpan dalam
bentuk magnet, muatan elektron, kimia. Untuk mengetahui suatu benda
bersifat listrik maka kita hanya bisa mengenalnya dengan gejala yang
ditimbulkan dari benda tersebut.

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MUATAN LISTRIK

Apabila atom neutral diberikan energi padanya maka sebagian elektron
terluarnya akan melepaskan diri dari ikatannya sehingga atom netral
tersebut menjadi kekurangan elektron /suatu benda yang memiliki
elektron bebas lebih sedikit dari proton (aseptor elektron), secara listrik
benda tersebut bermuatan positif, Sedangkan benda lain yang kelebihan
elektron/atom yang elektron bebasnya lebih banyak dari proton secara
listrik bermuatan negatif.

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

ALIRAN LISTRIK
Aliran listrik adalah mengalirnya elektron bebas dalam suatu
penghantar dari atom satu ke atom berikutnya dalam arah yang sama
atau aliran elektron bebas dari muatan (kutub) negatif menuju muatan
(kutub) positif. Aliran listrik ini disebut dengan arus listrik dengan
simbol “I” dengan satuan Ampere (A), Satu ampere adalah mengalirnya
6.24 X 1018 elektron dalam satu detiknya. .

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

ARUS LISTRIK DAN ALIRAN ELEKTRON
Secara teori arus listrik adalah aliran elektron yang mengalir dari kutub
negatif ke kutub positif, tetapi dalam hal ini arus listrik mengalir dari
kutub positif menuju kutub negatif.

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

KUAT ARUS
Kuat arus merupakan banyaknya muatan listrik (coulomb) yang
mengalir pada suatu rangkaian dalam setiap detiknya (coulomb/detik)
besarnya kuat arus dinyatakan dalam ampere yang disimbolkan
dengan “ I ” yang sering disebut denga arus listrik.
Arus listrik tidak dapat dilihat secara visual tetapi gejala adanya arus
listrik dapat diamati / buktikan, Arus Listrik diukur dengan
menggunakan amper meter yang dipasang secara seri.

A

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

POTENSIAL ATAU TEGANGAN LISTRIK

Potensial listrik adalah perbedaan muatan listrik diantara dua titik atau
dua benda atau dua tempat, yaitu benda atau tempat yang satu
mempunyai muatan listrik lebih besar dibanding dengan benda atau
tempat yang lain. Sehingga apabila kedua tempat atau benda tersebut
dihubungkan maka muatan listriknya pada benda itu akan mengalir
hingga tidak terjadi beda potensial listrik. Sebagai analogi dapat
digambarkan dengan beda ketinggian zat cair.

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

POTENSIAL ATAU TEGANGAN
Istilah beda potensial dalam ilmu listrik kurang lazim, dimana lazimnya
disebut dengan tegangan dengan satuan volt.

Sumber tegangan adalah sebesar 1 Volt bila sumber tersebut
mengalirkan muatan listrik sebesar 1 coulomb untuk melakukan kerja
sebesar 1 joule.
Besaran tegangan yang sering digunakan antara lain sebagai berikut :
Prefix
1 kilovolt
1 millivolt
1 microvolt

Symbol
1 kV
1 mV
1 µV

1 Coulumb = 6.28 x 1018 elektron

Decimal
1000 V
1/1000 V
1/1,000,000 V

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

KONDUKTOR DAN ISOLATOR
Benda atau material yang dapat mengalirkan banyak elektron bebas
untuk berpindah atau bergerak secara bebas disebut konduktor, contoh:
tembaga, aluminium, perak, besi, sedangkan material yang mengalinkan
sedikit elektron bebas untuk berpindah atau bergerak secara bebas
disebut isolator, contoh : karet, plastik, gelas , mika , keramik.

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

HAMBATAN ATAU RESISTAN
Tahanan Listrik atau disebut juga hambatan atau beban merupakan
komponen yang menyerap energi listrik untuk diubah menjadi energi
lain seperti : energi panas, cahaya, mekanik, kimia. Tahanan atau
hambatan dalam rangkaian listrik berfungsi untuk menghambat laju
aliran elektron atau untuk menghambat kuat arus listrik.
Tahanan listrik biasa disimbulkan dengan tanda “R” dengan satuan
Ohm dan diukur dengan menggunakan alat ukur listrik yang disebut
ohm meter.

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

RESISTANSI DARI SUATU BAHAN LISTRIK

R = ρ. l / A ( Ohm / Ω )
Dimana :
R = resistansi dari konduktor dalam ( Ω )
ρ = resistivitas dari konduktor dalam ( Ω-mm2/m )
l = panjang dari konduktor dalam ( m )
A = luas penampang konduktor dalam (mm2 )
 Faktor yang menentukan besarnya nilai Resistansi adalah :
1. Panjang konduktor;
2. Luas penampang;
3. Resistivitas dari bahan/material;
4. Temperatur.

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

DAYA ARUS SEARAH
Daya adalah suatu gaya yang menyebabkan sesuatu benda dapat bergerak
(berpindah) atau jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satuan waktu
dan diberi simbol “ P ” dengan satuan watt atau joule/detik
1 Watt = 1 Joule/detik adalah jumlah kerja yang dilakukan oleh muatan 1
coulomb yang mengalir melalui perbedaan potensial 1 volt dalam setiap
detik, atau sebagai daya yang digunakan bila 1 amper arus mengalir
melalui perbedaan potensial 1 volt.
Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

Daya arus searah

: P = V . I (Watt)
= ( I . R ) . I = I2 . R

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

ENERGI ARUS SEARAH
Energi listrik adalah sejumlah daya listrik yang digunakan atau diserap
selama waktu tertentu, energi listrik diukur dengan menggunakan alat
ukur listrik : Watt.jam meter (Wh meter) atau kilo Watt.jam meter
(kWh meter).
Satuan energi listrik antara lain : Watt.jam, kilo Watt.jam.
Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

W = V . I . t Watt jam (Wh)
W = P.t
Karena Watt = joule/detik
maka 1 wh = 3.600 joule

dan 1 jam = 3.600 detik
shg 1 kwh = 3.600.000 joule

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

HUBUNGAN DAYA, ARUS DAN TAHANAN LISTRIK
I

V

R

Daya arus searah :
P = V.I
I.R).I = I2.R
V . V/R = V2 / R

P = (
P =

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

DAYA ARUS BOLAK-BALIK 1 FASE
Pada arus bolak-balik dikenal beberapa macam daya, yaitu :
1. Daya AKTIF ( P )
Adalah daya yang terpakai secara efektif, yang diukur dengan Watt
meter dengan beban bersifat resistif. Untuk menghitung daya efektif
digunakan rumus :
P = V . I Cos

φ

(Watt)

2. Daya REAKTIF ( Q )
Adalah daya yang seolah-olah tidak terpakai, tetapi sebenarnya terpakai
dan dapat diukur dengan VAr meter dengan beban bersifat induktif atau
kapasitif. Untuk menghitung daya reaktif digunakan rumus :
Q = V . I sin

φ

(Var)

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

3.

Daya SEMU ( S )
Adalah daya yang dibangkitkan (tersedia) di jaringan, daya semu
dapat diukur dengan VA meter.
Untuk menghitung daya efektif
digunakan rumus :
S = V . I (VA)

Faktor Daya Arus Bolak- Balik ( Cos

φ

)

Berdasarkan rumus perhitungan daya tersebut diatas, dapat digambarkan
segi tiga daya dengan sisi-sisinya S, P dan Q sebagai berikut :
S = V.I (VA)
daya semu

Q = V.I. Sin φ
(VAr) daya reaktif

sudut φ
P = V.I. Cos φ (Watt) daya aktif / daya nyata

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

KONVERSI DAYA MEKANIK
Dalam ilmu mekanik untuk satuan daya biasa
menggunakan istilah horse power (hp), dimana
1 hp setara dengan 746 watt.
• Konversi dari daya mekanik menjadi daya
listrik
adalah sebagai berikut :
1 hp =
1 kW =
atau
1 pk =
1 kW =

746 Watt
1.34 hp
736 Watt
1.36 hp

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

ENERGI ARUS BOLAK- BALIK 1 FASE
Energi listrik adalah sejumlah daya listrik yang digunakan atau diserap
selama waktu tertentu, jadi :
Energi Listrik = Daya Listrik x waktu
Satuan energi listrik antara lain : Watt.jam, kilo Watt.jam. Secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

W = V . I . t Watt jam (Wh)
W = P.t
Untuk menghitung besarnya energi listrik yang digunakan oleh
konsumen digunakan alat ukur listrik : kWh meter, kVArh meter dan
kVAh meter.
Alat hitung tersebut akan mencatat pemakaian energi listrik dengan cara
menjumlahkan (sistem intergrasi).

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

SEGITIGA ENERGI
ARUS BOLAK BALIK 1 FASE

Bila segitiga daya, sisi-sisinya dikalikan
dengan waktu t maka akan diperoleh segitiga
energi listrik, sebagai berikut :
V.I.t (VAh)
energi semu

sudut φ

V.I.t Sin φ
(VArh) energi
reaktif

V.I.t Cos φ (Wh) energi aktif / energi nyata

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENGUKUR TAHANAN ISOLASI


Alat yang digunakan adalah Megger

72

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENGUKUR TAHANAN ISOLASI


Sebelum melakukan pengukuran,
periksa dulu kondisi baterainya!!!

73

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENGUKUR TAHANAN ISOLASI ANTARA
SISI TM DENGAN BODY TRAFO

Hasil pengukuran = 2000 MΩ
Batas pengukuran tahanan isolasi
yang baik = 1000-2000 MΩ

74

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENGUKUR TAHANAN ISOLASI ANTARA
SISI TR DENGAN BODY TRAFO

Hasil pengukuran = 900 MΩ
Batas pengukuran tahanan isolasi
yang baik = 500-2000 MΩ

75

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENGUKUR TAHANAN ISOLASI ANTARA
SISI TM DENGAN SISI TR

Hasil pengukuran = 2000 MΩ
Batas pengukuran tahanan isolasi
yang baik = 1000-2000 MΩ
76

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENGUKUR TEGANGAN FASA-NETRAL

77

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENGUKUR TEGANGAN FASA-FASA

78

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENGUKUR ARUS LISTRIK

79

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENGUKUR FAKTOR DAYA LISTRIK
P = V I cosφ
Untuk
mengukur
arus (I)

Untuk
mengukur
tegangan (V)

Faktor daya (cos φ)

80

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENGECEK URUTAN FASA
Jika urutan fasa terbalik, maka:

Lampu indikator merah
akan menyala, urutan fasa
berlawanan arah jarum jam
(counter clock wise)

81

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENGECEK URUTAN FASA
Jika urutan fasa benar, maka:

Lampu indikator hijau akan
menyala, urutan fasa searah
jarum jam (clock wise)
82

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENGUKUR PARTIAL DISCHARGE
PADA ARRESTER




Partial Discharge merupakan bentuk pelepasan muatan
listrik yang dapat menyebabkan kegagalan isolasi.
Alat yang digunakan adalah Arrester Default Detector
(ADD).

83

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENGUKUR TAHANAN PEMBUMIAN


Alat yang digunakan adalah Earth Tester.

84

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENGECEK KONDISI MINYAK TRAFO

85

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENGECEK KONDISI MINYAK TRAFO

1. Tuangkan minyak trafo dalam kotak
penampung.

86

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENGECEK KONDISI MINYAK TRAFO

2. Tekan switch ke arah
“ON”

87

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENGECEK KONDISI MINYAK TRAFO
3. Tekan tombol
“UP SWITCH”
Kemudian,
jarum akan
bergerak ke
kanan

88

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENGECEK KONDISI MINYAK TRAFO
Tunggu sampai terjadi tegangan tembus
yang mengkibatkan alat ukur trip.
Kemudian lihat hasil
pengukurannya. Nilai
tegangan tembusnya
50kV/0,25cm atau
200kV/cm.
Nilai teg. tembus yang
baik
> 120kV/cm
Nilai teg. tembus yang

89

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

MENGECEK KONDISI MINYAK TRAFO
Catatan:
- Pengambilan minyak trafo dibutuhkan 700
ml.
- Sebaiknya pengambilan dilaksanakan pada
saat cuaca kering
- Wadah untuk tempat penampung minyak
trafo dipastikan tidak ada unsur air dan
kotoran lainnya
90

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

91

PROSEDUR PENANGGULANGAN
GANGGUAN TRAFO DISTRIBUSI
I. FUSE CUT OUT / FUSE TABUNG PUTUS 1
PHASA
Cara Penanggulangan:
1. Periksa secara visual kondisi bushing TM/TR
2. Periksa secara visual kabel penghantar sisi TM (dari
pengaman s/d bushing TM)
3. Periksa elastimol (khusus) dibersihkan dengan Vecom
4. Periksa secara visual kabel sekunder dari lemari bagi
TR, saklar utama, hoder, NT fuse
5. Periksa opstik kabel out going TR dan jumper-nya

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

92

6. Apabila langkah 1s/d 5 aman, maka trafo dapat
dioperasikan kembali dengan mengganti pengaman
yang putus sesuai kapasitas trafo
7. Sebelum dioperasikan beban trafo dilepas terlebih
dahulu (lepas saklar utama / NT fuse)
8. Masukkan beban NT fuse satu per satu dengan
mengukur tegangan balik di ujung opstik TR / NT fuse
9. Pemasangan Fuse TM / TR disesuaikan dengan
kapasitas trafo

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

93

II. FUSE CUT OUT / FUSE TABUNG PUTUS
2 PHASA
Cara Penanggulangan:
1. Periksa secara visual kondisi bushing TM/TR
2. Periksa secara visual kabel penghantar sisi TM
(dari pengaman s/d bushing TM)
3. Periksa elastimol (khusus) dibersihkan dengan Vecom
4. Periksa secara visual kabel sekunder dari lemari
bagi TR, saklar utama, hoder, NT fuse
5. Periksa opstik kabel out going TR dan jumper-nya

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

94

6. Periksa tahanan isolasi belitan trafo dengan megger
5000V/10000V
a. Sisi Primer (TM)
- Phasa R dengan body > 500MΩ
- Phasa S dengan body > 500MΩ
- Phasa T dengan body > 500MΩ
- Phasa dengan phasa = zero (0MΩ)

TRAFO DAPAT DICOBA TEGANGAN
b. Sisi Sekunder (TR)
Jangan terlalu lama jika menggunakan megger
5000V
- Phasa R dengan body > 200MΩ
- Phasa S dengan body > 200MΩ
- Phasa T dengan body > 200MΩ
- Phasa
dengan
phasa DICOBA
= zero (0MΩ)
TRAFO
DAPAT
TEGANGAN

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

95

7. Apabila langkah 1 s/d 6 aman, maka trafo dapat
dioperasikan kembali dengan mengganti pengaman
yang putus sesuai kapasitas trafo
8. Sebelum dioperasikan beban trafo dilepas terlebih
dahulu (lepas saklar utama / NT fuse)
9. Masukkan beban NT fuse satu per satu dengan
mengukur tegangan balik di ujung opstik TR / NT fuse
10. Pemasangan Fuse TM / TR disesuaikan dengan
kapasitas trafo

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

96

III. TRAFO MELEDAK (FUSE CUT OUT / FUSE
TABUNG PUTUS 3 PHASA)
Cara Penanggulangan:
1. Periksa kabel sekunder trafo (TR) dan kabel out
going (opstik TR) dengan megger 1000V atau ohm
meter. Ujung kabel harus dibebaskan. Pengukuran
antara ujung kabel (phasa R, S, T, dan Netral) tidak
Zero
2. Periksa MCCB / NFB / saklar utama (di panel bagi)
dengan megger / ohm meter (hasilnya tidak zero)
3. Periksa jumper opstik atau JTR kemungkinan short
circuit / beradu
4. Cek hasil pengukuran beban terakhir (untuk
mengetahui beban trafo)

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar
Cabang Bulukumba

97

5. Langkah 1 s/d 4 harus dilakukan sebelum
penggantian trafo
6. Trafo pengganti harus lebih besar (kVA) dari hasil
pengukuran terakhir
7. Silahkan ganti / pasang trafo baru
8. Pemasangan fuse TM / TR disesuaikan dengan
kapasitas trafo

Sekian
Terima Kasih