PENINGKATAN MINAT BELAJAR SENI TARI MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA AL-ADABIY PONTIANAK
PENINGKATAN MINAT BELAJAR SENI TARI MELALUI
MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA
AL-ADABIY PONTIANAK
Intan Permata Sari, Ismunandar, Imma Fretisari
Program Studi Pendidikan Seni dan Musik FKIP Untan, Potianak
Email : [email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untu meningkatkan minat siswa terhadap
pembelajaran seni tari melalui model Group Investigation pada siswa kelas
X MA. Al-Adabiy Pontianak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif, Bentuk penelitian ini adalah penelitian
tindakan/action resererch, dan Pendekatan penelitian yang digunakan
adalah kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa adanya
peningkatan minat siswa dari prasiklus hingga siklus II. Setelah semua
siklus dilaksanakan siswa tampak antusias dan bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran seni tari. peningkatan minat siswa tidak dilihat dari
hasil observasi, tetapi dibuktikan dengan wawancara dengan siswa dan
angket. Peningkatan minat siswa dinilai dari indikator perhatian, indikator
kesenangan, dan indikator ketertarikan. Kesimpulan pada penelitian ini
adalah pembelajaran seni tari melalui model Group Investigation dapat
meningkatkan minat siswa kelas X B MA. Adabiy Pontianak.
Kata kunci : minat, pembelajaan, model Group Investigation
Abstract: This study aims untu increase students' interest towards learning
the art of dance through a model of Group Investigation in class X MA. AlAdabiy Pontianak. The method used in this research is descriptive method,
Form of research is action / action resererch, and the research approach used
is qualitative. Results from the study showed that an increase in interest in
students from prasiklus until the second cycle. After all cycles carried out
the students seemed enthusiastic and excited in participating in learning the
art of dance. increase student interest is not seen from the observation, but
evidenced by interviews with students and questionnaires. Increased student
interest assessed from the attention indicator, the indicator pleasure, and
indicators of interest. The conclusion of this research is learning the art of
dance through Group Investigation model can increase student interest in
class X B MA. Adabiy Pontianak.
Keywords: interest, learning, model of Group Investigation
1
roses belajar mengajar merupakan proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal
balik antara guru dan siswa ini merupakan hal terpenting dalam berlangsungnya
proses belajar mengajar. Perkembangan seni tari saat ini sudah masuk dalam
bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan, seni tari merupakan satu di antara
pembelajaran yang diajarkan kepada siswa. Dalam pelajaran seni budaya pada
dasarnya merupakan pendidikan seni yang barbasis budaya karena seni adalah
salah satu dari berbagai unsur budaya. Pada pembelajaran seni budaya yang
dirangkum dalam kurikulum yakni dibagi menjadi 4 bagian yang terdiri dari seni
rupa, seni musik, seni tari dan seni teater/drama.
Seni tari adalah serangkaian gerak yang berirama sebagai ungkapan jiwa
seseorang dimana pada gerak terdapat unsur elemen utama tari. Dan unsur elemen
utama tari itu terdiri dari ruang waktu dan tenaga. Berdasarkan observasi awal
terdapat permasalahan dalam proses belajar mengajar. Pada kenyataannya proses
pembelajaran seni tari baik teori maupun praktek belum menunjukan hasil seperti
yang diharapkan terlebih pada praktik tari. Hal ini dapat dilihat dari tidak sedikit
siswa yang tidak mau untuk mencoba melakukan gerak tari, terbukti latihan
belajar seni siswa kelas X B tentang kreativitas tari di MA. Al-Adabiy Pontianak
belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah. Kemampuan siswa dalam
belajar seni tari berkaitan dengan gerak tari masih belum mendapatkan hasil yang
memuaskan sehingga diperlukan usaha untuk meningkatkan minat siswa dalam
pembelajaran seni tari.
Mata pelajaran seni budaya, khususnya seni tari sering dianggap sebagai
mata pelajaran sampingan dan kurang memberikan kontribusi kepada siswa.
Kurangnya minat sebagian siswa terhadap pelajaran seni tari ini didapatkan dari
hasil peneliti observasi awal terdapat sebagian siswa yang tidak mengikuti
pelajaran dengan baik, terdapat siswa yang tidak mendengar dan mengamati
materi yang disampaikan oleh guru serta hanya sedikit siswa yang memberi
tanggapan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan secara
langsung oleh guru.. Dan hal ini yang mengakibatkan pembelajaran seni tari tidak
tersampaikan kepada siswa secara utuh karena kurangnya minat siswa terhadap
materi seni tari.
Berdasarkan fenomena di atas banyak cara yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah tersebut salah satunya dengan menerapkan model
pembelajaran Group Investigation. Dalam pelaksanaannya menggunakan model
pembelajaran Group Investigation dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk
saling bekerja sama serta mengajarkan siswa berketerampilan komunikasi dan
proses kelompok yang baik dalam mengikuti pelajaran seni tari. Dalam hal ini
peneliti menerapkan model Group Investigation ini belum pernah digunakan oleh
P
2
guru dalam pembelajaran seni tari pada kelas tersebut sebelumnya. Peneliti akan
memberikan gambaran pula tentang kegiatan menarik apa yang akan dilakukan
pada sepanjang semester untuk memberikan motivasi dan semangat siswa dalam
mengikuti pelajaran. Diberikan pula penjelasan tentang apa tujuan dari
pembelajaran ini. Peneliti juga menyampaikan dengan semenarik mungkin materi
pembelajaran, sehingga siswa dengan bersemangat akan bersama-sama untuk
berusaha mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Kartono (1995:29) “minat dapat diekspresikan melalui suaatu
pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal
lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.”
Sedangkan menurut Slameto (2003:180), “minat adalah kecenderungan yang
tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
pengertian minat adalah bentuk perhatian yang dapat dilihat dari ekspresi
memperhatikan beberapa kegiatan.
Menurut Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan. Sedangkan menurut Syah (2010:104) “belajar
dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri seseorang.” Namun,
tidak semua perubahan prilaku dapat dikatakan belajar karena perubahan tingkah
laku akibat belajar memiliki ciri.
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar
dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang
manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai
pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang
berbeda. Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi siswa menjadi kompetensi.
Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang yang membantu.
Seni tari adalah seni yang menggunakan gerakan tubuh secara berirama
yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan mengungkapkan
perasaan, maksud dan pikiran. Tarian merupakan perpaduan dari beberapa unsur
yaitu raga, irama, dan rasa. Tari adalah desakan perasaan manusia di dalam
dirinya yang mendorongnya untuk mencari ungkapan yang berupa gerak-gerak
yang ritmis.
Gerakan pada seni tari diiringi dengan musik untuk mengatur gerakan penari
dan menyampaikan pesan yang dimaksud. Seni tari memiliki gerakan berbeda dari
3
gerakan sehari-hari seperti berjalan. Gerakan pada tari tidak realistis tetapi
ekpresif dan estetis. Agar sebuah tarian harmonis, tarian harus memiliki unsur
tersebut. Gerakan seni tari melibatkan anggota badan. Unsur- unsur anggota badan
tersebut didalam membentuk gerak tari dapat berdiri sendiri, bergabung atau pun
bersambungan.
Eggen & Kauchak (Maimunah, 2005: 21) mengemukakan model Groaup
Investigation adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam
kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Group investigation
adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan
belajar. Model ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process
skills).
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa model Group
Investigation mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap
suatu topik atau objek khusus.
Berdasarkan latar brrlakang tersebut maka peneliti mengangkat penelitian
ini dengan judul Peningkatan “Peningkatan Minat Belajar Seni Tari Melalui
Model Group Investigation Pada Siswa Kelas X B MA. Adabiy Pontianak”.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan ialah metode deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang diupayakan untuk mengamati atau memecahkan
permasalahan secaa sistimatis dan akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu.
Metode ini beusaha menggambarkan kondisi atau hubungan yang ada, pendapat
yang berkembang, poses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi.
oleh Karena itu, peneliti berupaya mendeskripsikan sekaligus menganalisis
peningkatan minat siswa pada materi seni tari melalui model Group Investigation
pada siswa kelas X B MA. Al-Adabiy Pontianak.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X B MA. Al-Adabiy
Pontianak yang jumlah siswanya 17 orang, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 10
siswa perempuan. Peneliti memilih kelas X B dikarenakan siswa banyak yang
tidak berminat untuk mengikuti pelajaran seni tari dibandingkan dengan kelas lain
yang masih berminat dalam pembelajaran seni tari.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X B MA. Al-Adabiy
Pontianak yang jumlah siswanya 17 orang, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 10
siswa perempuan. Peneliti memilih kelas X B dikarenakan siswa banyak yang
tidak berminat untuk mengikuti pelajaran seni tari dibandingkan dengan kelas lain
yang masih berminat dalam pembelajaran seni tari.
4
Prosedur dalam penelitiuan ini terdiri dari 2 siklus yaitu siklus I dan siklus 2
dimana setiap siklus dalam pelaksanaannya terdiri dari 4 tahap, yaitu : 1) tahap
perencanaan. 2) tahap tindakan 3) tahap observasi 4) tahap refleksi.
Siklus I
Tahap perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan sebagai berikut : (1) Diskusi
dengan guru Seni Budaya dan Keterampilan Kelas X B MA. Al-Adabiy
Pontianak. (2) Menyusun RPP (3) Menentukan topik pembelajaran (4) Memilih
materi seni tari yaitu pengertian tari dan proses kreativitas tari. Waktu proses
pembelajaran seni tari 4X40 menit. (5) Menyiapkan sumber belajar materi tari
yaitu buku seni budaya SMA kelas X Penerbit Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Tahap Tindakan
Pada tahap tindakan ini terdiri dari 2 kali pertemuan dimana pada tindakan
pertemuan pertama dan pertemuan ke dua. Tindakan pada Petemuan pertama
sebagai berikut : (1) Peneliti melakukan apersepsi, peneliti mendorong siswa agar
dapat menggali infomasi yang berkaitan dengan tari. (2) Peneliti menjelaskan
tujuan belajar yaitu mempelajari karya tari. (3) Peneliti menjelaskan materi
pelajaran dengan menjelaskan langkah model pembelajaran Group Investigation.
(4) Peneliti menjelaskan materi pembelajaran dan peneliti mendemonstrasikan
gerak tari di depan kelas. (5) Peneliti membagi siswa dalam kelompok dengan
anggota 5-7 siswa. (6) Siswa berdiskusi dalam kelompok. (7) Ketua kelompok
memaparkan hasil diskusi. Tahap tindakan pertemuan ke dua sebagai berikut : (1)
Peneliti memberikan salam, mengabsen siswa dan menyampaikan kegiatan dan
tujuan pembelajaran. Peneliti mengulang materi pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya. (2) Peneliti menjelaskan materi pembelajaran yaitu proses
kreativitas. (3) Peneliti mengelompokan siswa pada kelompok yang sudah
ditentukan pada pertemuan pertama. (4) Peneliti mengarahkan siswa untuk
melakukan eksplorasi dan improvisasi.
Tahap Observasi
Merupakan mengamati kegiatan sswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Tahap Refleksi
Memperhatikan kelancaran dan partisipasi pada siklus I
Melihat ada kesulitan atau tidak dalam penerapan model Group Investigation
Melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
MA. Al-Adabiy Pontianak.
5
Siklus II
Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini perencanaan sebagai berikut : (1)
Menyusun RPP (2) Menentukan topik pembelajaran (3) Memilih materi seni tari
yaitu menyusun dan menampilkan karya tari. Waktu proses pembelajaran seni tari
4X45 menit.
Tahap Tindakan
Pada tahap tindakan ini terdiri dari 2 kali pertemuan dimana pada tindakan
pertemuan ke tiga dan pertemuan ke empat. Tindakan pada pertemuan ke tiga
sebagai berikut : (1) Peneliti melakukan apresiasi, motivasi siswa untuk kreatif
dalam membuat gerak tari. (2) Peneliti menyiapkan ruangan dan media
pendukung. (3) Siswa secara individu membuat gerak tari sesuai imajinasi yang
diinginkan sesuai dengan tema tari yang ingin dibuat. (4) Siswa
mendemonstrasikan gerak yang dibuat kepada teman sesama kelompok. (5) Siswa
menyusung gerak menjadi sebuah harya tari. (6) Peneliti memberikan saran
kepada tiap kelompok agar hasil karyanya lebih baik. Tindakan pada pertemuan
ke empat sebagai berikut : (1) Peneliti melakukan apresiasi, memotivasi siswa
agar dapat dengan semangat dalam menampilkan hasil karya tari yang dibuatnya.
(2) Siswa diminta untuk melakukan latihan bersama sebelum mempresentasikan
hasil dari proses pembelajaran. (3) Siswa diminta untuk mempresentasikan karya
tari yang dibuatnya yang dipimpin oleh ketua kelompok. (4) Evaluasi dan
penilaian.
Tahap Observasi
Mengamati proses dan hasil observasi karya yang dilakukan siswa dalam proses
pembelajaran seni budaya dengan menggunakan model Group Investigation yang
dilakukan pada pertemuan ke tiga dan keempat. Peneliti mengamati keaktifan,
perhatian kesenangan dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran seni tari.
Tahap Refleksi
Mengkaji dan mempertimbangkan hasil karya serta perkembangan minat siswa
didalam pembelajaran, apakah telah memenuhi target yang igin dicapai. dari
pelaksanaan siklus I peningkatan minat siswa terhadap pembelajaran seni tari
telah mulai meningkat, hal ini dibuktikan dengan adanya perhatian dan antusias
sswa dari siswa dalam mengukuti pembelajaran yang telah dilaksanakan,
walaupun masih ada siswa yang masih ada rasa malu dan ragu dalam bergerak
tari. Pada siklus II dari hasil refleksi yang telah dilaksanakan didapat hasil yang
sangat memuaskan. siswa saling bekerjasama dalam mensukseskan penampilan
mereka.
6
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil penelitian pada bab IV ini akan dipaparkan keseluruh temuan yang
diperoleh peneliti dilapangan. temuan yang dipaparkan merupakan kondisi nyata
hasil pengamatan peneliti di MA. Al-Adabiy Pontianak Pada siswa kelas X B,
yang berjumlah 17 siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran minat erat kaitannya dengan
kesuksesan pembelajaran. siswa yang tidak berminat akan sangat sulit menerima
pelajaran dengan baik, sehingga pembelajaran akan berhasil apabila siswa
berminat dengan pelajaran tersebut. Seperti yang terjadi pada kelas X B, solusi
yang peneliti gunakan untuk kelas ini adalah dengan menggunakan model Group
Investigation pada kelas ini minat belajar seni tari bagi sebagian siswa masih
kurang antusias atau kurang serius dalam melakukan gerakan-gerakan, jadi perlu
solusi untuk menyelesaikan masalah kelas ini. Dengan menggunakan model
Group Investigation siswa dapat saling bekerja sama serta saling bertukar
pendapat.
Pada pelaksanaan siklus I model pembelajaran Group Investigation pada
materi kreativitas dan proses kreativitas berupa teori dan praktek dimana pada
saat materi teori siswa siswa dilatih untuk berani berpendapat, mengungkapkan
pendapatnya tentang seni tari. Dan pada saat praktek, siswa dilatih untuk
mengembangkan imajinasi yang mereka miliki, dan kegiatan ini menimbulkan
suasana pembelajaran yang menarik, menciptakan suasana yang menyenangkan
sehingga siswa aktif dan besemangat pada saat proses kegiatan pembelajaran.
Pada pelaksanaan sikus ke II, model pembelajaran Group Investigation digunakan
untuk menciptakan kelas yang aktif, serta menciptakan suasana yang gembira
sehingga siswa tidak malu untuk bergerak tari. Pada siklus ini membuat siswa
saling berkomunikasi, menyatukan ide-ide kreatifnya serta pada siklus ini juga
siswa terlihat lebih percaya diri yakin dengan kemampuan yang dimiliki, terlihat
pada saat setiap kelompok mendemonstrasikan hasil karya yang mereka ciptakan.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siswa kelas X madrasah
Aliyah Al-Adabiy Pontianak dengan menggunakan model Group Investigation
dilakukan dengan 3 tahap. Adapun tahapan-tahapan pembelajaran terdiri dari pra
siklus, siklus 1 dan silklus 2 penelitian ini dimulai dari observasi, indentifikasi
masalah, mencari solusi hingga melakukan solusi untuk memecahkan masalah
tersebut.
Sebelum dilakukan tindakan model Group Investigation peneliti telah
melakukan observasi awal. Tujuan dari observasi awal ialah peneliti ingin
mengetahui kondisi awal siswa sebelum diberikan tindakan. Hal ini diperlukan
karena pengetahuan tentang kondisi awal menjadi dasar untuk mengetahui
7
seberapa besar minat siswa terhadap pembelajaran seni tari. Seluruh rangkaian
dari observasi ini disebut prasiklus.
Peneliti melaksanakan observasi awal dimulai pada tanggal 5 Januari 2016.
Pada saat proses pelaksanaan observasi, peneliti bertindak sebagai guru mata
pelajaran seni budaya, pada MA. Al-Adabiy Pontianak. Pada saat pertemuan awal,
guru menyampaikan kepada siswa kelas X B tentang pembelajaran seni tari dan
akan di tampilkan pada pertemuan berikutnya. Pada saat penelitu membagikan
angket kepada siswa, tidak sedikit siswa laki-laki yang tidak berminat untu
menari. siswa laki-laki tidak mau menari karena mereka beranggapan bahwa
menari itu untuk perempuan. Pada siswa perempuan tidak sedikit pula yang tidak
yakin atau kurang percaya pada diri sendiri dan mereka masih malu untuk berlatih
tari.
Dalam hal ini peneliti merasa perlu memecahkan masalah minat siswa
dalam mata pelajaran seni tari pada kelas X B. Pada saat pelaksanaan observasi
peneliti melaksanakan pembelajaran dikelas dengan tahapan pembuka, inti dan
penutup. Dari hasil observasi awal, tidak semua siswa fokus dengan materi
pembelajaran, banyak siswa yang tidak bersemangat untuk menjawab pertanyaan
lisan atau langsung yang diberikan oleh peneliti. Antusias dan minat siswa pada
pembelajaran seni tari sangat jauh dari harapan. Atas dasar permasalahan inilah
perlu dilaksanakan tindakan untuk meningkatkan minat siswa terhadap
pembelajaran seni tari.
Pada siklus I peneliti memberikan apresiasi materi kreativitas, eksporasi
gerak dan improvisasi yang merupakan proses kreativitas. Pada sikus ini ada
beberapa tahapan sebagai berikut : Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan
keperluan untuk melaksanakan tindakan didalam penelitian siklus pertama. Dalam
penelitian ini hal yang dilakukan pada tahap perencanaan meliputi menyusun
RPP, menentukan topik pembelajaran, dan memilih materi seni tari yaitu
pengertian kreativitas dan proses kreativitas tari.
Tindakan pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 dan 23 Januari 2016
pada jam pelajaran pertama dan kedua dikelas X B MA. Al-Adabiy Pontianak.
Peneliti pada pelaksanaan tindakan ini bertindak dengan perencanaan yang telah
dibuat. Dalam melaksanakan proses pembelajaran ini, peneliti menggunakan
model Group Investigation. Materi yang disampaikan oleh peneliti pada siklus I
ini membahas tentang kreativitas tari. Dimana pada dasarnya setiap orang
memiliki potensi kreatif, tetapi dalam kadar yang berbeda-beda. Potensi tersebut
dapat dikembangkan melalui pembelajaran dan latihan-latihan.
Pada pertemuan pertama saat memulai kegiatan pembelajaran, peneliti
yang bertindak sebagai guru memimpin doa, mengabsen kehadiran siswa serta
memberika motivasi siswa agar siswa semangat mengikuti pembelajaran. Peneliti
memberikan materi tentang kreativitas tari, dimana tari unsur utama tari adalah
8
gerak, yang meliputi ruang, waktu dan tenaga. Dengan mengetahui unsur utama
tari inilah sebagai dasar siswa untuk menciptakan gerak sesuai imajinasinya. Pada
proses pembelajaran ini siswa diharapkan termotifasi utuk berfikir kreatif dalam
membuat karya seni tari, mengembangkan karya seni yang ada menjadikan hal
yang baru tanpa merubah bentuk aslinya.
Peneliti dalam pemberian materi juga mempraktekkan gerakan-gerakan
tari didepan kelas, sehingga siswa dapat lebih mengerti apa yang dijelaskan oleh
peneliti. Peneliti meminta siswa untuk berfikir tentang 1 gerakan diam lalu
mencontohkan gerakan tersebut didepan kelas. Tidak terlihat siswa yang mau
maju kedepan untuk mempraktekkan 1 gerak yang di pikirkannya. Setelah peneliti
mencoba meminta siswa untuk maju ke depan yang ke 2 kalinya, terdapat 2 siswa
yang mau memperlihatkan gerak yang dipikirkannya. Dan pada saat itu, peneliti
kembali menjelaskan kepada siswa unsur-unsur yang terdapat pada gerak yang
dicontohkan oleh temannnya.
Setelah materi pembelajaran di sampaikan oleh peneliti, peneliti membagi
siswa menjadi 3 kelompok. dan masing-masing kelompok terdapat ketua
kelompok yang dipilih oleh masing-masing anggota kelompok tersebut.
Kemudian masing-masing kelompok ditugaskan untuk membuat sebuah karya
tari. Pada pertemuan pertama ini, siswa diminta untuk berdiskusi tari dengan tema
apa yang ingin dibuat, alasan memilih tema dan bagaimana gambaran tentang tari
yang akan dibuat. Pada saat siswa berdiskusi, peneliti membimbing siswa dan
memberikan saran-saran sesuai tema masing-masing kelompok. Setelah masingmasing siswa berdiskusi, hasil diskusi dibacakan di depan kelas oleh ketua
kelompok.
Pada akhir pembelajaran peneliti memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Dan peneliti memberika
kesimpulan dan evaluasi pembelajaran. Serta peneliti memberikan penghargaan
kepada masing-masing kelompok terhadap diskusi yang berlangsung dengan
tenang.
Pada pertemuan ke dua ini dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2016.
Dimana peneliti masih sebagai guru untuk memberikan materi pada kelas X B
MA. Al-Adabiy Pontianak. Pada pertemuan ke dua ini peneliti masih
menggunakan pedoman perencanaan untuk melakukan tindakan. Pertama-tama
peneliti memberi salam kepada siswa, mengabsen kehadiran, menyampaikan
tujuan pembelajaran. Sebelum memasuki materi baru, peneliti mengulang kembali
materi permbelajaran sebelumnya. peneliti juga mengajukan beberapa pertanyaan
kepada siswa secara lisan, guna mengetahui sejauh mana pengetahuan yang siswa
ketahui tentang materi sebelumnya. Terlihat tidak banyak siswa yang aktif
menjawab, masih ada siswa yang tidak fokus, tidak serius serta tidak sungguhsungguh.
9
Setelah itu, peneliti mengelompokkan kembali siswa pada kelompok yang
sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ke dua ini peneliti
memberi materi tentang proses kreativitas dimana tahapan proses kreativitas ini
mulai dari eksplorasi, improvisasi sampai dengan komposisi tari. Peneliti
menugaskan masing-masing siswa membuat 4X8 gerakan tari. Gerakan ini harus
berkaitan dengan tema yang telah ditentukan masing-masing kelompok. Pada
pertemuan sebelumnya, telah dipilih oleh masing-masing kelompok tentang tema
yang ingin diangkat pada sebuah karya tarinya yaitu kelompok 1 tema tari silat,
kelompok 2 tema tarinya adalah tari mandi dan kelompok terakhir yaitu kelompok
3 tema tarinya adalah tema menyapu. ketiga kelompok ini berakar dari tema
kegiatan sehari-hari.
Sebelum memulai eksplorasi gerak, siswa diminta bantuan untuk menggeser
kursi belajar mereka dan mengeser meja dan kursi peneliti agar ruang kelas dapat
digunakan lebih leluasa. Setelah itu siswa diminta untuk membuat gerakan 4X8
terlihat banyak siswa yang tidak mau bergerak, malas bergerak, takut bergerak
serta malu bergerak tari. Terlihat siswa saling pandang memandang siswa lainnya,
dan ada juga yang bergurau.
Melihat kondisi kelas yang mulai ribut dan siswa pun kelihatannya kurang
berminat dalam proses pembelajaran ini, peneliti meminta siswa kembali
merapikan kursi dan meja yang telah digeserkan kembali ke tempat semula.
peneliti meminta siswa perkelompok maju ke depan, satu persatu menunjukan
hasil gerak yang dibuatnya. Dari hasil tersebut terdapat siswa yang tidak mau
tampil didepan kelas dan hanya sebagian siswa yang mau untuk memperagakan
didepan kelas.
Untuk mengakhiri pembelajaran, peneliti memberikan bimbingan dan saran
terhadap minat siswa yang dirasa belum mencapai target yang ingin dicapai.
Kemudian penelti memberi salam dan memimpin siswa untuk membaca hamdalah
sebagai penutup pembelajaran.
Observasi yang dilakukan peneliti pada sikus I siswa kelas X B mulai
tampak ketertarikannya terhadap pembelajaran seni tari. Penerapan model Group
Investigation pada siklus I mendapatkan hasil yang positif dalam penigkatan
minat dalam pembelajaran seni tari. Adanya peningkatan minat ini dibuktikan
dengan siswa yang mampu percaya diri tampil didepan kelas, siswa mau
mengikuti pembelajaran dengan baik. Hasil pengamatan yang telah dilakukan
pada siklus I mengenai hasil tindakan menggunakan model Group Investigation
belum terlaksana dengan baik. Terdapat kelebihan dan kekurangan pada siklus I
ini. Adapun kelebihan pada siklus I yaitu semua siswa hadir pada pembelajaran
seni tari, peneliti menyampaikan materi pembelajaran seni tari dengan jelas dan
singkat, peneliti terampil dalam menggunakan model pembelajaran Group
Investigation, sebagian siswa sudah terampil dalam berlatih tari, siswa saling
10
bekerja sama dengan teman kelompoknya. Kekurangan pada siklus I antara lain
gerak badan siswa masih kaku dalam bergerak tari, masih ada siswa yang
kelihatan malu-malu dalam bergerak tari. Untuk memperbaiki kekurangankekurangan yang muncul pada siklus I, maka peneliti melaksanakan perbaikan
pada siklus II.
Pada siklus II peneliti memberikan materi komposisi tari dan demonstrasi
karya tari. Dalam merencanakan pelaksanaan siklus ke II, peneliti menyiapkan
rencana pembelajaran serta merancang pengembangan model Group
Investigation. kekurangan yang terjadi pada siklus I diperbaiki agar pelaksanaan
pada siklus II lebih baik dan efektif. Perencanaan untuk memperbaiki pada siklus I
adalah peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan
model Group Investigation.
Tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 30 Januari dan 6 Februari
2016 pada jam pelajaran pertama dan kedua dikelas X B MA. Al-Adabiy
Pontianak. Peneliti pada pelaksanaan tindakan ini bertindak dengan perencanaan
yang telah dibuat. Dalam melaksanakan proses pembelajaran ini, peneliti
menggunakan model Group Investigation. Materi yang disampaikan oleh peneliti
pada siklus I ini membahas tentang menyusun karya tari dan menampilkan karya
tari. Pada siklus ini akan dilakukan praktek menyusun gerak tari yang merupakan
kelanjutan dari materi sebelumnya. Karya dapat beragam bergantuk dari ide yang
disepakati pada kelompok masing-masing kelompok.
Pada pertemuan ke tiga seperti biasanya pada tindakan awal atau pembuka,
peneliti memberi salam pada siswa, memimpin doa dan mengabsen kehadiran
siswa disertai dengan memberikan motifasi agar siswa lebih kreatif pada saat
kegiatan eksplorasi.
Memasuki tindakan inti, peneliti mengelompokan kembali kepada siswa
untuk bergabung pada kelompok yang sudah ditentukan. peneliti memberi tugas
kepada siswa untuk memngajarkan gerak tari yang telah dibuat kepada teman satu
kelompoknya, merangkai dengan indah tiap-tiap perubahan gerak. Peneliti juga
mamantau kegiatan-kegiatan siswa, peneliti ikut berperan memberikan saransaran pada siswa agar karya tari yang dibuatnya lebih baik. peneliti memberisaran
kepada siswa untuk mengatur posisi atau pola lantai siswa agar lebih menarik dan
tidak terlihat monoton. Peneliti juga memberikan saran kepada siswa untuk
mengatur level, tinggi rendah bentuk tubuh. dan Peneliti memberi saran kepada
siswa agar menggunakan tempo yang berfariasi.
Pada pelaksanaan kegiatan ini terlihat siswa serius dalam kelompoknya,
namun terdapat pula beberapa siswa yang belum antusias. Untuk mengakhiri
pembelajaran, peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan apa yang dirasakan dalam kelompoknya, kemudian peneliti
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang apa yang belum
11
dimengerti mengenai eksplor gerak tari. Setelah itu pembelajaran ditutup dengan
bersama-sama membaca hamdalah dan peneliti mengucapkan salam sebagai
penutup.
Pertemuan ke empat merupakan proses pembelajaran akhir. Dimana pada
proses pembelajaran ini siswa diharapkan lebih berminat dari pertemuanpertemuan sebelumnya. Pada pembelajaran pertemuan ke empat ini, materi yang
diajarkan adalah menampilkan hasil karya tari yang telah dibuat oleh siswa.
Peneliti memberikan salam kepada siswa, memimpin doa, mengabsen
kehadiran siswa serta memotifasi siswa agar semangat dalam mempersentasikan
hasil karyanya di depan kelas. Peneliti membagi siswa pada kelompok yang sudah
ditentukan. Peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih sebelum
mempersentasikan hasil karyanya di depan kelas. Pada saat ini, siswa laki-laki
mencoba mengiringi gerak tari yang dilakukan oleh kelompok lain (kelompok
perempuan) dengan menggunakan alat musik yang tersedia di sekolah (jimbe dan
tamborin), melalui komunikasi antara ketua kelompok dan pemusik yang singkat,
terciptalah nada sederhana untuk mengiringi tarian. Disinilah terjadi kerjasama
yang baik antara kelompok satu dengan kelompok lainnya.
Setelah dirasakan siap, siswa diminta untuk menampilkan sebuah karya tari
yang telah dibuatnya di depan kelas. Urutan penampilan yang telah disepakati
adalah yang pertama kelompok silat, kemudian kelompok mandi dan terakhir
adalah kelompok menyapu. Setelah siswa menampilkan di depan kelas, ketua
kelompok bertugas menjelaskan unsur utama yang ada pada gerak tari secara
keseluruhan.
Dari hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti penggunaan model Group
Investigation pada siklus II telah berjalan dengan baik, siswa jadi lebih
bersemangat didalam mengikuti pelajaran seni tari. Pelaksanaan siklus ke II ini
terdapat kendala pada sarana ruangan, Di MA. Al-Adabiy Pontianak tidak ada
ruang praktek tari, sehingga siswa latihan menggunakan ruang kelas. Siswa
menjadi kurang leluasa untuk bergerak karena ruang terlalu sempit. Sehingga
apabila akan praktek menari, kursi dan meja dipinggirkan. Masing-masing
kelompok telah memperagakan tari dengan sangat baik. Siswa tidak malu lagi
untuk menari, semua siswa saling bekerjasama dengan baik untuk mensukseskan
penampilan mereka.
Hasil refleksi pelaksanaan siklus II terlaksana dengan baik. Kelebihan
pelaksanaan siklus II dari refleksi yang dilakukan meliputi peneliti menjelaskan
materi komposisi tari dan demonstrasi tari dengan singkat dan jelas, peneliti
terampil dalam menggunakan model Group Investigation, semua siswa hadir
dalam proses pembelajaran seni tari, siswa tertarik dalam pembelajaran, terlihat
semua siswa yang memperhatikan penjelasan materi pembelajaran dan banyak
siswa yang ingin bertanya untuk mengetahui lebih dalam materi pembelajaran
12
seni tari. Sedangkan kekurangannya adalah Siswa kurang leluasa berlatih tari
karena ruangan yang tidak luas.
Pembahasan
Pada awal penelitian, peneliti menyebarkan pertanyaan kepada siswa dalam
bentuk angket. angket ini merupakan tes keterampilan terdiri dari 5 pertanyaan,
untuk mengetahui minat dan antusiasme siswa per individu dalam pembelajaran
seni tari. adapun pertanyaan yang diajukan peneliti mengenai seberapa suka
mereka dengan pelajaran seni tari, apakah mereka berminat untuk latihan menari,
apakah mereka menyukai proses pembuatan gerak tari, apakah mereka menyukai
belajar tari secara berkelompok, dan apakah mereka berminat menampilkan karya
seni tari di depan kelas.
Sebagian siswa mengatakan suka dengan pelajaran seni tari tetapi mereka
tidak bisa menari. Adapula beberapa siswa yang berminat untuk latihan menari,
namun tidak ada yang dapat melatih mereka menari. Dari pendapat siswa mereka
sebenarnya berminat dan tertarik pada pembelajran seni tari, namun mereka masih
belum paham bagaimana proses pembuatan sebuah karya tari, mereka juga merasa
malu untuk tampil menari di depan teman0temannya.
Berdasarkan jawaban yang diberikan siswa, hasilnya cukup memuaskan
peneliti. untuk lebih jelasnya peneliti akan membahas satu persatu pertanyaan
yang diajukan dan direspon siswa :
Soal 1 Apakah kamu menyukai pelajaran seni tari ?
a. Iya
b. Tidak
Berdasarkan soal nomor satu yang diajukan oleh peneliti, 10 orang dari 17
siswa menjawab “ya”. Mereka berpendapat mereka menyukai pelajaran seni tari
karena mereka memiliki hooby menari dan pelajaran seni tari menyenangkan.
selanjutnya 7 orang dari 17 siswa menjawab “tidak” mengungkapkan bahwa
mereka takut jika disuruh menari, terdapat pula yang tidak hobi menari dan
menari itu sulit.
Soal 2 Apakah kamu berminat untuk latihan menari ?
a. Ya
b. Tidak
Untuk soal nomor dua yang diajukan oleh penelti, 5 orang dari 17 siswa
mengatakan “ya”. Mereka mengungkapkan berminat untuk latihan menari, ada
rasa ingin belajar menari dan agar bisa menari. Selanjutnya terdapat 15 orang dari
17 siswa yang menjawab “tidak” berminat untuk latiha menari dengan alasan
tidak dapat menari, tidak memiliki hobbi menari, menari harusnya dilakukan oleh
siswa perempuan.
Soal 3 Apakah kamu menyukai proses pembuatan gerak tari ?
a. Ya
b. Tidak
13
Untuk soal nomor tiga yang diajukan peneliti, 7 orang dari 17 siswa
mengatakan “ya”. Mereka mengungkapkan menyukai proses pembuatan tari
karena sebelumnya pernah menari, selain itu mereka merasa diberikan kebebasan
untuk bergerak tari. Selanjutnya 10 orang dari 17 siswa menjawab “tidak”.
Mereka mengungkapkan belum mengetahui bagaimana cara membuat gerak tari,
malu untuk bergerak tari karena merasa kaku.
Soal 4 Apakah kamu menyukai belajar tari secara berkelompok ?
a. Ya
b. Tidak
Soal untuk nomor empat, 15 orang dari 17 siswa mengatakan “ya”. Mereka
mengungkapkan menyukai belajar secara kelompok karena dapat kerja sama
dalam proses belajar, dengan berkelompok membuat saya lebih senang, tidak
malu untuk bergerak tari. Selanjutnya 2 orang dari 17 siswa menjawab “tidak”.
Mereka mengungkapkan bahwa belajar menari secara berkelompok membuat
kelas ribut sehingga proses belajar terasa singkat dan tidak fokus. Soal 5 Apakah
kamu berminat menampilkan karya seni tari didepan kelas ?
a. Ya
b. Tidak
Soal 5 untuk nomor lima, 16 orang dari 17 siswa mengatakan “ya”. Mereka
mengungkapkan berminat menampilkan karya seni yang dibuat didepan kelas
karena belum pernah tampil menari didepan kelas, ada pula yang bangga dengan
hasil karyanya, mereka juga menjawab tampil didepan kelas akan membuat
suasana kelas yang ceria, melatih diri untuk tidak grogi tampil didepan orang
banyak. Selanjutnya 1 orang dari 17 siswa menjawab “tidak”. Mereka
mengungkapkan bahwa merasa malu untuk bergerak tari didepan kelas dan
diperhatikan oleh teman-teman.Pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui apakah
siswa berminat belajar seni tari.
Peneliti telah melakukan serangkaian penelitian sebagai upaya untuk
peningkatan minat dalam pembelajaran seni tari melalui model Group
Investigation pada siswa kelas X B MA. Al-Adabiy Pontianak.
Dalam proses pembelajaran materi yang disampaikan pada siswa yaitu
pengertian kreativitas, proses kreativitas, menyusun karya tari serta menampilkan
karya tari. Adapun hasil dari penelitian ini terlihat hasil akhir pembelajaran seni
tari pada siklus I dan siklus II.
Pada bagian pembahasan ini peneliti menyampaikan tentang pelaksanaan
pembelajaran seni tari melalui model Group Investigation yang sudah dilakukan.
Pada pelaksanaan siklus I peneliti menyampaikan materi pengertian kreativitas
dan proses kreativitas, dimana pada akhir siklus peneliti memberikan tes praktek
pada siswa. Pada siklus I ini model Group Investigation yang digunakan belum
berhasil, dikarenakan terdapat siswa yang masih malu untuk bergerak tari,
sehingga hasil nilai siswa belum mencapai KKM.
14
Pada siklus II, materi yang disampaikan adalah menyusun karya tari dan
demonstrasi karya tari. Siswa yang ada pertemuan sebelumnya sudah dibuat
beberapa kelompok, pada siklus II ini siswa kembali disatukan pada kelompok
yang sudah ditentukan. Masing-masing siswa ditugaskan untuk membuat gerakan
dan gerak yang sudah didapat dirangkai dengan gerakan yang telah dibuat siswa
lainnya sehingga menjadi satu kesatuan bentuk karya tari yang utuh, pada saat ini
guru memberi saran dan bimbingan kepada siswa agar dapat membuat karya yang
kreatif. Pada saat siklus ke II ini, peneliti berhasil melaksanakan pembelajaran
dengan model Group Investigation, terlihat siswa sangat antusias berlatih dengan
ekspresi wajah yang senang dan ceria. pada proses ini pula terjalin komunikasi
yang baik sesama kelompok. Hasil siswa memperagakan karya tari dengan
menggunakan model Group Investigation mendapatkan nilai rata-rata diatas
KKM. Manfaat model Group Investigation dapat mempertinggi hasil belajar yang
dicapai.
Dari hasil-hasil yang didapat oleh peneliti, dapat disimpulkan pembelajaran
seni tari melalui model Group Investigation telah berhasil meningkatkan minat
belajar pada siswa kelas X B MA. Al-Adabiy Pontianak. Minat belajar harus
tumbuh sendiri oleh masing-masing siswa. terdapat beberapa indikator-indikator
minat belajar siswa dalam belajar antara lain :
1. Indkator perhatian
Siswa yang berminat terhadap sesuatu pembelajaran pasti perhatiannya akan
terfokus pada pelajaran, memahami materi yang diajarkan dan menyelesaikan
tugas-tugas pelajaran sehingga seluruh rangkaian pembelajaran dengan
seksama.
2. Indikator kesenangan
Adanya rasa senang ingin mengetahui bahan pelajaran, memahami bahan
pelajaran dan kemamouan menyelesaikan tugas-tugas. Siswa yang merasa
senang dengan kegiatan pembelajaran akan timbul rasa ingin untuk mengikuti
rangkaian pembelajaran tersebut.
3. Indikator ketertarikan
Adanya ketertarikan terhadap bahan pelajaran dan ketertarikan untuk
menyelesaikan tugas-tugas pelajaran.
Demikianlah beberapa hal cara mengembangkan minat belajar siswa yang
dapat dilakukan oleh seorang peneliti dalam membangun dan menumbuhkan
minat serta perhatian siswa dalam proses belajar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil peningkatan minat siswa dalam pembelajaran seni tari terlihat dalam
proses pembelajaran menggunakan model Group Investigation dikelas X B MA.
15
Adabiy Pontianak, yang dilakukan meliputi kegiatan prasiklus, siklus I dan siklus
II.
Peningkatan minat siswa terhadap pembelajaran seni tari dibuktikan dari
indikator minat siswa terhadap pembelajaran yang dibuktikan dari indikator minat
siswa terhadap pembelajaran serta kesenangan siswa dalam mengerjakan tugas
untuk indikator minat ketertarikan dalam pembelajaran dan menyelesaikan tugas.
DAFTAR RUJUKAN
Andin. 2013. Deteksi Minat Bakat Anak. Yogyakarta : Medina Pressindo
Burhanuddin. 2008 Upaya Meningkatkan Minat Belajar Geografi Melalui Model
Pembelajaran Group Investigation Kelas XI IPS SMA
Muhammadiyah II Moejosari. Mojokerto :
Dibia, Wayan I.Fx.Dkk. 2006. Tari Komunial. Jakarta : Lembaga Pendidikan Seni
Nusantara
Martono. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak: FKIP Untan.
Mustari, Mohamad.2012. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta : Laksbang
Pressindo
Ratna, Nyoman Kutha.2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu
Sosial. Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta : ISI
Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian tindakan kelas : Bandung
Slameto. 1995. Minat Sebagai Salah Satu Aspek Psikologis. Jakarta : Insan
Cendikia
Smith,Jacqueline. 1985. Komposisi Tari Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru.
Yogyakarta : Ikalasti
Soedarsono.1978. Pengantar Pengantar Tari dan Komposisi Tari. Yogyakarta :
Akademi Tari Indonesia
Sudarsono.1982. Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta : Depdiknas
Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R &D. Bandung :
Alfabeta
Sujana, Nana.2014. Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru
Agensindo
Sumaryono.2004. Antropologi Tari. Yogyakarta Tari. Yogyakarta : ISI
Sutrisman. 2013. Media & model-model Pembelajaran Inovatif : Yogyakarta
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Jakarta
16
MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA
AL-ADABIY PONTIANAK
Intan Permata Sari, Ismunandar, Imma Fretisari
Program Studi Pendidikan Seni dan Musik FKIP Untan, Potianak
Email : [email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untu meningkatkan minat siswa terhadap
pembelajaran seni tari melalui model Group Investigation pada siswa kelas
X MA. Al-Adabiy Pontianak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif, Bentuk penelitian ini adalah penelitian
tindakan/action resererch, dan Pendekatan penelitian yang digunakan
adalah kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa adanya
peningkatan minat siswa dari prasiklus hingga siklus II. Setelah semua
siklus dilaksanakan siswa tampak antusias dan bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran seni tari. peningkatan minat siswa tidak dilihat dari
hasil observasi, tetapi dibuktikan dengan wawancara dengan siswa dan
angket. Peningkatan minat siswa dinilai dari indikator perhatian, indikator
kesenangan, dan indikator ketertarikan. Kesimpulan pada penelitian ini
adalah pembelajaran seni tari melalui model Group Investigation dapat
meningkatkan minat siswa kelas X B MA. Adabiy Pontianak.
Kata kunci : minat, pembelajaan, model Group Investigation
Abstract: This study aims untu increase students' interest towards learning
the art of dance through a model of Group Investigation in class X MA. AlAdabiy Pontianak. The method used in this research is descriptive method,
Form of research is action / action resererch, and the research approach used
is qualitative. Results from the study showed that an increase in interest in
students from prasiklus until the second cycle. After all cycles carried out
the students seemed enthusiastic and excited in participating in learning the
art of dance. increase student interest is not seen from the observation, but
evidenced by interviews with students and questionnaires. Increased student
interest assessed from the attention indicator, the indicator pleasure, and
indicators of interest. The conclusion of this research is learning the art of
dance through Group Investigation model can increase student interest in
class X B MA. Adabiy Pontianak.
Keywords: interest, learning, model of Group Investigation
1
roses belajar mengajar merupakan proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal
balik antara guru dan siswa ini merupakan hal terpenting dalam berlangsungnya
proses belajar mengajar. Perkembangan seni tari saat ini sudah masuk dalam
bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan, seni tari merupakan satu di antara
pembelajaran yang diajarkan kepada siswa. Dalam pelajaran seni budaya pada
dasarnya merupakan pendidikan seni yang barbasis budaya karena seni adalah
salah satu dari berbagai unsur budaya. Pada pembelajaran seni budaya yang
dirangkum dalam kurikulum yakni dibagi menjadi 4 bagian yang terdiri dari seni
rupa, seni musik, seni tari dan seni teater/drama.
Seni tari adalah serangkaian gerak yang berirama sebagai ungkapan jiwa
seseorang dimana pada gerak terdapat unsur elemen utama tari. Dan unsur elemen
utama tari itu terdiri dari ruang waktu dan tenaga. Berdasarkan observasi awal
terdapat permasalahan dalam proses belajar mengajar. Pada kenyataannya proses
pembelajaran seni tari baik teori maupun praktek belum menunjukan hasil seperti
yang diharapkan terlebih pada praktik tari. Hal ini dapat dilihat dari tidak sedikit
siswa yang tidak mau untuk mencoba melakukan gerak tari, terbukti latihan
belajar seni siswa kelas X B tentang kreativitas tari di MA. Al-Adabiy Pontianak
belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah. Kemampuan siswa dalam
belajar seni tari berkaitan dengan gerak tari masih belum mendapatkan hasil yang
memuaskan sehingga diperlukan usaha untuk meningkatkan minat siswa dalam
pembelajaran seni tari.
Mata pelajaran seni budaya, khususnya seni tari sering dianggap sebagai
mata pelajaran sampingan dan kurang memberikan kontribusi kepada siswa.
Kurangnya minat sebagian siswa terhadap pelajaran seni tari ini didapatkan dari
hasil peneliti observasi awal terdapat sebagian siswa yang tidak mengikuti
pelajaran dengan baik, terdapat siswa yang tidak mendengar dan mengamati
materi yang disampaikan oleh guru serta hanya sedikit siswa yang memberi
tanggapan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan secara
langsung oleh guru.. Dan hal ini yang mengakibatkan pembelajaran seni tari tidak
tersampaikan kepada siswa secara utuh karena kurangnya minat siswa terhadap
materi seni tari.
Berdasarkan fenomena di atas banyak cara yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah tersebut salah satunya dengan menerapkan model
pembelajaran Group Investigation. Dalam pelaksanaannya menggunakan model
pembelajaran Group Investigation dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk
saling bekerja sama serta mengajarkan siswa berketerampilan komunikasi dan
proses kelompok yang baik dalam mengikuti pelajaran seni tari. Dalam hal ini
peneliti menerapkan model Group Investigation ini belum pernah digunakan oleh
P
2
guru dalam pembelajaran seni tari pada kelas tersebut sebelumnya. Peneliti akan
memberikan gambaran pula tentang kegiatan menarik apa yang akan dilakukan
pada sepanjang semester untuk memberikan motivasi dan semangat siswa dalam
mengikuti pelajaran. Diberikan pula penjelasan tentang apa tujuan dari
pembelajaran ini. Peneliti juga menyampaikan dengan semenarik mungkin materi
pembelajaran, sehingga siswa dengan bersemangat akan bersama-sama untuk
berusaha mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Kartono (1995:29) “minat dapat diekspresikan melalui suaatu
pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal
lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.”
Sedangkan menurut Slameto (2003:180), “minat adalah kecenderungan yang
tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
pengertian minat adalah bentuk perhatian yang dapat dilihat dari ekspresi
memperhatikan beberapa kegiatan.
Menurut Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan. Sedangkan menurut Syah (2010:104) “belajar
dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri seseorang.” Namun,
tidak semua perubahan prilaku dapat dikatakan belajar karena perubahan tingkah
laku akibat belajar memiliki ciri.
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar
dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang
manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai
pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang
berbeda. Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi siswa menjadi kompetensi.
Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang yang membantu.
Seni tari adalah seni yang menggunakan gerakan tubuh secara berirama
yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan mengungkapkan
perasaan, maksud dan pikiran. Tarian merupakan perpaduan dari beberapa unsur
yaitu raga, irama, dan rasa. Tari adalah desakan perasaan manusia di dalam
dirinya yang mendorongnya untuk mencari ungkapan yang berupa gerak-gerak
yang ritmis.
Gerakan pada seni tari diiringi dengan musik untuk mengatur gerakan penari
dan menyampaikan pesan yang dimaksud. Seni tari memiliki gerakan berbeda dari
3
gerakan sehari-hari seperti berjalan. Gerakan pada tari tidak realistis tetapi
ekpresif dan estetis. Agar sebuah tarian harmonis, tarian harus memiliki unsur
tersebut. Gerakan seni tari melibatkan anggota badan. Unsur- unsur anggota badan
tersebut didalam membentuk gerak tari dapat berdiri sendiri, bergabung atau pun
bersambungan.
Eggen & Kauchak (Maimunah, 2005: 21) mengemukakan model Groaup
Investigation adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam
kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Group investigation
adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan
belajar. Model ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process
skills).
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa model Group
Investigation mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap
suatu topik atau objek khusus.
Berdasarkan latar brrlakang tersebut maka peneliti mengangkat penelitian
ini dengan judul Peningkatan “Peningkatan Minat Belajar Seni Tari Melalui
Model Group Investigation Pada Siswa Kelas X B MA. Adabiy Pontianak”.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan ialah metode deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang diupayakan untuk mengamati atau memecahkan
permasalahan secaa sistimatis dan akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu.
Metode ini beusaha menggambarkan kondisi atau hubungan yang ada, pendapat
yang berkembang, poses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi.
oleh Karena itu, peneliti berupaya mendeskripsikan sekaligus menganalisis
peningkatan minat siswa pada materi seni tari melalui model Group Investigation
pada siswa kelas X B MA. Al-Adabiy Pontianak.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X B MA. Al-Adabiy
Pontianak yang jumlah siswanya 17 orang, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 10
siswa perempuan. Peneliti memilih kelas X B dikarenakan siswa banyak yang
tidak berminat untuk mengikuti pelajaran seni tari dibandingkan dengan kelas lain
yang masih berminat dalam pembelajaran seni tari.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X B MA. Al-Adabiy
Pontianak yang jumlah siswanya 17 orang, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 10
siswa perempuan. Peneliti memilih kelas X B dikarenakan siswa banyak yang
tidak berminat untuk mengikuti pelajaran seni tari dibandingkan dengan kelas lain
yang masih berminat dalam pembelajaran seni tari.
4
Prosedur dalam penelitiuan ini terdiri dari 2 siklus yaitu siklus I dan siklus 2
dimana setiap siklus dalam pelaksanaannya terdiri dari 4 tahap, yaitu : 1) tahap
perencanaan. 2) tahap tindakan 3) tahap observasi 4) tahap refleksi.
Siklus I
Tahap perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan sebagai berikut : (1) Diskusi
dengan guru Seni Budaya dan Keterampilan Kelas X B MA. Al-Adabiy
Pontianak. (2) Menyusun RPP (3) Menentukan topik pembelajaran (4) Memilih
materi seni tari yaitu pengertian tari dan proses kreativitas tari. Waktu proses
pembelajaran seni tari 4X40 menit. (5) Menyiapkan sumber belajar materi tari
yaitu buku seni budaya SMA kelas X Penerbit Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Tahap Tindakan
Pada tahap tindakan ini terdiri dari 2 kali pertemuan dimana pada tindakan
pertemuan pertama dan pertemuan ke dua. Tindakan pada Petemuan pertama
sebagai berikut : (1) Peneliti melakukan apersepsi, peneliti mendorong siswa agar
dapat menggali infomasi yang berkaitan dengan tari. (2) Peneliti menjelaskan
tujuan belajar yaitu mempelajari karya tari. (3) Peneliti menjelaskan materi
pelajaran dengan menjelaskan langkah model pembelajaran Group Investigation.
(4) Peneliti menjelaskan materi pembelajaran dan peneliti mendemonstrasikan
gerak tari di depan kelas. (5) Peneliti membagi siswa dalam kelompok dengan
anggota 5-7 siswa. (6) Siswa berdiskusi dalam kelompok. (7) Ketua kelompok
memaparkan hasil diskusi. Tahap tindakan pertemuan ke dua sebagai berikut : (1)
Peneliti memberikan salam, mengabsen siswa dan menyampaikan kegiatan dan
tujuan pembelajaran. Peneliti mengulang materi pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya. (2) Peneliti menjelaskan materi pembelajaran yaitu proses
kreativitas. (3) Peneliti mengelompokan siswa pada kelompok yang sudah
ditentukan pada pertemuan pertama. (4) Peneliti mengarahkan siswa untuk
melakukan eksplorasi dan improvisasi.
Tahap Observasi
Merupakan mengamati kegiatan sswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Tahap Refleksi
Memperhatikan kelancaran dan partisipasi pada siklus I
Melihat ada kesulitan atau tidak dalam penerapan model Group Investigation
Melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
MA. Al-Adabiy Pontianak.
5
Siklus II
Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini perencanaan sebagai berikut : (1)
Menyusun RPP (2) Menentukan topik pembelajaran (3) Memilih materi seni tari
yaitu menyusun dan menampilkan karya tari. Waktu proses pembelajaran seni tari
4X45 menit.
Tahap Tindakan
Pada tahap tindakan ini terdiri dari 2 kali pertemuan dimana pada tindakan
pertemuan ke tiga dan pertemuan ke empat. Tindakan pada pertemuan ke tiga
sebagai berikut : (1) Peneliti melakukan apresiasi, motivasi siswa untuk kreatif
dalam membuat gerak tari. (2) Peneliti menyiapkan ruangan dan media
pendukung. (3) Siswa secara individu membuat gerak tari sesuai imajinasi yang
diinginkan sesuai dengan tema tari yang ingin dibuat. (4) Siswa
mendemonstrasikan gerak yang dibuat kepada teman sesama kelompok. (5) Siswa
menyusung gerak menjadi sebuah harya tari. (6) Peneliti memberikan saran
kepada tiap kelompok agar hasil karyanya lebih baik. Tindakan pada pertemuan
ke empat sebagai berikut : (1) Peneliti melakukan apresiasi, memotivasi siswa
agar dapat dengan semangat dalam menampilkan hasil karya tari yang dibuatnya.
(2) Siswa diminta untuk melakukan latihan bersama sebelum mempresentasikan
hasil dari proses pembelajaran. (3) Siswa diminta untuk mempresentasikan karya
tari yang dibuatnya yang dipimpin oleh ketua kelompok. (4) Evaluasi dan
penilaian.
Tahap Observasi
Mengamati proses dan hasil observasi karya yang dilakukan siswa dalam proses
pembelajaran seni budaya dengan menggunakan model Group Investigation yang
dilakukan pada pertemuan ke tiga dan keempat. Peneliti mengamati keaktifan,
perhatian kesenangan dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran seni tari.
Tahap Refleksi
Mengkaji dan mempertimbangkan hasil karya serta perkembangan minat siswa
didalam pembelajaran, apakah telah memenuhi target yang igin dicapai. dari
pelaksanaan siklus I peningkatan minat siswa terhadap pembelajaran seni tari
telah mulai meningkat, hal ini dibuktikan dengan adanya perhatian dan antusias
sswa dari siswa dalam mengukuti pembelajaran yang telah dilaksanakan,
walaupun masih ada siswa yang masih ada rasa malu dan ragu dalam bergerak
tari. Pada siklus II dari hasil refleksi yang telah dilaksanakan didapat hasil yang
sangat memuaskan. siswa saling bekerjasama dalam mensukseskan penampilan
mereka.
6
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil penelitian pada bab IV ini akan dipaparkan keseluruh temuan yang
diperoleh peneliti dilapangan. temuan yang dipaparkan merupakan kondisi nyata
hasil pengamatan peneliti di MA. Al-Adabiy Pontianak Pada siswa kelas X B,
yang berjumlah 17 siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran minat erat kaitannya dengan
kesuksesan pembelajaran. siswa yang tidak berminat akan sangat sulit menerima
pelajaran dengan baik, sehingga pembelajaran akan berhasil apabila siswa
berminat dengan pelajaran tersebut. Seperti yang terjadi pada kelas X B, solusi
yang peneliti gunakan untuk kelas ini adalah dengan menggunakan model Group
Investigation pada kelas ini minat belajar seni tari bagi sebagian siswa masih
kurang antusias atau kurang serius dalam melakukan gerakan-gerakan, jadi perlu
solusi untuk menyelesaikan masalah kelas ini. Dengan menggunakan model
Group Investigation siswa dapat saling bekerja sama serta saling bertukar
pendapat.
Pada pelaksanaan siklus I model pembelajaran Group Investigation pada
materi kreativitas dan proses kreativitas berupa teori dan praktek dimana pada
saat materi teori siswa siswa dilatih untuk berani berpendapat, mengungkapkan
pendapatnya tentang seni tari. Dan pada saat praktek, siswa dilatih untuk
mengembangkan imajinasi yang mereka miliki, dan kegiatan ini menimbulkan
suasana pembelajaran yang menarik, menciptakan suasana yang menyenangkan
sehingga siswa aktif dan besemangat pada saat proses kegiatan pembelajaran.
Pada pelaksanaan sikus ke II, model pembelajaran Group Investigation digunakan
untuk menciptakan kelas yang aktif, serta menciptakan suasana yang gembira
sehingga siswa tidak malu untuk bergerak tari. Pada siklus ini membuat siswa
saling berkomunikasi, menyatukan ide-ide kreatifnya serta pada siklus ini juga
siswa terlihat lebih percaya diri yakin dengan kemampuan yang dimiliki, terlihat
pada saat setiap kelompok mendemonstrasikan hasil karya yang mereka ciptakan.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siswa kelas X madrasah
Aliyah Al-Adabiy Pontianak dengan menggunakan model Group Investigation
dilakukan dengan 3 tahap. Adapun tahapan-tahapan pembelajaran terdiri dari pra
siklus, siklus 1 dan silklus 2 penelitian ini dimulai dari observasi, indentifikasi
masalah, mencari solusi hingga melakukan solusi untuk memecahkan masalah
tersebut.
Sebelum dilakukan tindakan model Group Investigation peneliti telah
melakukan observasi awal. Tujuan dari observasi awal ialah peneliti ingin
mengetahui kondisi awal siswa sebelum diberikan tindakan. Hal ini diperlukan
karena pengetahuan tentang kondisi awal menjadi dasar untuk mengetahui
7
seberapa besar minat siswa terhadap pembelajaran seni tari. Seluruh rangkaian
dari observasi ini disebut prasiklus.
Peneliti melaksanakan observasi awal dimulai pada tanggal 5 Januari 2016.
Pada saat proses pelaksanaan observasi, peneliti bertindak sebagai guru mata
pelajaran seni budaya, pada MA. Al-Adabiy Pontianak. Pada saat pertemuan awal,
guru menyampaikan kepada siswa kelas X B tentang pembelajaran seni tari dan
akan di tampilkan pada pertemuan berikutnya. Pada saat penelitu membagikan
angket kepada siswa, tidak sedikit siswa laki-laki yang tidak berminat untu
menari. siswa laki-laki tidak mau menari karena mereka beranggapan bahwa
menari itu untuk perempuan. Pada siswa perempuan tidak sedikit pula yang tidak
yakin atau kurang percaya pada diri sendiri dan mereka masih malu untuk berlatih
tari.
Dalam hal ini peneliti merasa perlu memecahkan masalah minat siswa
dalam mata pelajaran seni tari pada kelas X B. Pada saat pelaksanaan observasi
peneliti melaksanakan pembelajaran dikelas dengan tahapan pembuka, inti dan
penutup. Dari hasil observasi awal, tidak semua siswa fokus dengan materi
pembelajaran, banyak siswa yang tidak bersemangat untuk menjawab pertanyaan
lisan atau langsung yang diberikan oleh peneliti. Antusias dan minat siswa pada
pembelajaran seni tari sangat jauh dari harapan. Atas dasar permasalahan inilah
perlu dilaksanakan tindakan untuk meningkatkan minat siswa terhadap
pembelajaran seni tari.
Pada siklus I peneliti memberikan apresiasi materi kreativitas, eksporasi
gerak dan improvisasi yang merupakan proses kreativitas. Pada sikus ini ada
beberapa tahapan sebagai berikut : Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan
keperluan untuk melaksanakan tindakan didalam penelitian siklus pertama. Dalam
penelitian ini hal yang dilakukan pada tahap perencanaan meliputi menyusun
RPP, menentukan topik pembelajaran, dan memilih materi seni tari yaitu
pengertian kreativitas dan proses kreativitas tari.
Tindakan pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 dan 23 Januari 2016
pada jam pelajaran pertama dan kedua dikelas X B MA. Al-Adabiy Pontianak.
Peneliti pada pelaksanaan tindakan ini bertindak dengan perencanaan yang telah
dibuat. Dalam melaksanakan proses pembelajaran ini, peneliti menggunakan
model Group Investigation. Materi yang disampaikan oleh peneliti pada siklus I
ini membahas tentang kreativitas tari. Dimana pada dasarnya setiap orang
memiliki potensi kreatif, tetapi dalam kadar yang berbeda-beda. Potensi tersebut
dapat dikembangkan melalui pembelajaran dan latihan-latihan.
Pada pertemuan pertama saat memulai kegiatan pembelajaran, peneliti
yang bertindak sebagai guru memimpin doa, mengabsen kehadiran siswa serta
memberika motivasi siswa agar siswa semangat mengikuti pembelajaran. Peneliti
memberikan materi tentang kreativitas tari, dimana tari unsur utama tari adalah
8
gerak, yang meliputi ruang, waktu dan tenaga. Dengan mengetahui unsur utama
tari inilah sebagai dasar siswa untuk menciptakan gerak sesuai imajinasinya. Pada
proses pembelajaran ini siswa diharapkan termotifasi utuk berfikir kreatif dalam
membuat karya seni tari, mengembangkan karya seni yang ada menjadikan hal
yang baru tanpa merubah bentuk aslinya.
Peneliti dalam pemberian materi juga mempraktekkan gerakan-gerakan
tari didepan kelas, sehingga siswa dapat lebih mengerti apa yang dijelaskan oleh
peneliti. Peneliti meminta siswa untuk berfikir tentang 1 gerakan diam lalu
mencontohkan gerakan tersebut didepan kelas. Tidak terlihat siswa yang mau
maju kedepan untuk mempraktekkan 1 gerak yang di pikirkannya. Setelah peneliti
mencoba meminta siswa untuk maju ke depan yang ke 2 kalinya, terdapat 2 siswa
yang mau memperlihatkan gerak yang dipikirkannya. Dan pada saat itu, peneliti
kembali menjelaskan kepada siswa unsur-unsur yang terdapat pada gerak yang
dicontohkan oleh temannnya.
Setelah materi pembelajaran di sampaikan oleh peneliti, peneliti membagi
siswa menjadi 3 kelompok. dan masing-masing kelompok terdapat ketua
kelompok yang dipilih oleh masing-masing anggota kelompok tersebut.
Kemudian masing-masing kelompok ditugaskan untuk membuat sebuah karya
tari. Pada pertemuan pertama ini, siswa diminta untuk berdiskusi tari dengan tema
apa yang ingin dibuat, alasan memilih tema dan bagaimana gambaran tentang tari
yang akan dibuat. Pada saat siswa berdiskusi, peneliti membimbing siswa dan
memberikan saran-saran sesuai tema masing-masing kelompok. Setelah masingmasing siswa berdiskusi, hasil diskusi dibacakan di depan kelas oleh ketua
kelompok.
Pada akhir pembelajaran peneliti memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Dan peneliti memberika
kesimpulan dan evaluasi pembelajaran. Serta peneliti memberikan penghargaan
kepada masing-masing kelompok terhadap diskusi yang berlangsung dengan
tenang.
Pada pertemuan ke dua ini dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2016.
Dimana peneliti masih sebagai guru untuk memberikan materi pada kelas X B
MA. Al-Adabiy Pontianak. Pada pertemuan ke dua ini peneliti masih
menggunakan pedoman perencanaan untuk melakukan tindakan. Pertama-tama
peneliti memberi salam kepada siswa, mengabsen kehadiran, menyampaikan
tujuan pembelajaran. Sebelum memasuki materi baru, peneliti mengulang kembali
materi permbelajaran sebelumnya. peneliti juga mengajukan beberapa pertanyaan
kepada siswa secara lisan, guna mengetahui sejauh mana pengetahuan yang siswa
ketahui tentang materi sebelumnya. Terlihat tidak banyak siswa yang aktif
menjawab, masih ada siswa yang tidak fokus, tidak serius serta tidak sungguhsungguh.
9
Setelah itu, peneliti mengelompokkan kembali siswa pada kelompok yang
sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ke dua ini peneliti
memberi materi tentang proses kreativitas dimana tahapan proses kreativitas ini
mulai dari eksplorasi, improvisasi sampai dengan komposisi tari. Peneliti
menugaskan masing-masing siswa membuat 4X8 gerakan tari. Gerakan ini harus
berkaitan dengan tema yang telah ditentukan masing-masing kelompok. Pada
pertemuan sebelumnya, telah dipilih oleh masing-masing kelompok tentang tema
yang ingin diangkat pada sebuah karya tarinya yaitu kelompok 1 tema tari silat,
kelompok 2 tema tarinya adalah tari mandi dan kelompok terakhir yaitu kelompok
3 tema tarinya adalah tema menyapu. ketiga kelompok ini berakar dari tema
kegiatan sehari-hari.
Sebelum memulai eksplorasi gerak, siswa diminta bantuan untuk menggeser
kursi belajar mereka dan mengeser meja dan kursi peneliti agar ruang kelas dapat
digunakan lebih leluasa. Setelah itu siswa diminta untuk membuat gerakan 4X8
terlihat banyak siswa yang tidak mau bergerak, malas bergerak, takut bergerak
serta malu bergerak tari. Terlihat siswa saling pandang memandang siswa lainnya,
dan ada juga yang bergurau.
Melihat kondisi kelas yang mulai ribut dan siswa pun kelihatannya kurang
berminat dalam proses pembelajaran ini, peneliti meminta siswa kembali
merapikan kursi dan meja yang telah digeserkan kembali ke tempat semula.
peneliti meminta siswa perkelompok maju ke depan, satu persatu menunjukan
hasil gerak yang dibuatnya. Dari hasil tersebut terdapat siswa yang tidak mau
tampil didepan kelas dan hanya sebagian siswa yang mau untuk memperagakan
didepan kelas.
Untuk mengakhiri pembelajaran, peneliti memberikan bimbingan dan saran
terhadap minat siswa yang dirasa belum mencapai target yang ingin dicapai.
Kemudian penelti memberi salam dan memimpin siswa untuk membaca hamdalah
sebagai penutup pembelajaran.
Observasi yang dilakukan peneliti pada sikus I siswa kelas X B mulai
tampak ketertarikannya terhadap pembelajaran seni tari. Penerapan model Group
Investigation pada siklus I mendapatkan hasil yang positif dalam penigkatan
minat dalam pembelajaran seni tari. Adanya peningkatan minat ini dibuktikan
dengan siswa yang mampu percaya diri tampil didepan kelas, siswa mau
mengikuti pembelajaran dengan baik. Hasil pengamatan yang telah dilakukan
pada siklus I mengenai hasil tindakan menggunakan model Group Investigation
belum terlaksana dengan baik. Terdapat kelebihan dan kekurangan pada siklus I
ini. Adapun kelebihan pada siklus I yaitu semua siswa hadir pada pembelajaran
seni tari, peneliti menyampaikan materi pembelajaran seni tari dengan jelas dan
singkat, peneliti terampil dalam menggunakan model pembelajaran Group
Investigation, sebagian siswa sudah terampil dalam berlatih tari, siswa saling
10
bekerja sama dengan teman kelompoknya. Kekurangan pada siklus I antara lain
gerak badan siswa masih kaku dalam bergerak tari, masih ada siswa yang
kelihatan malu-malu dalam bergerak tari. Untuk memperbaiki kekurangankekurangan yang muncul pada siklus I, maka peneliti melaksanakan perbaikan
pada siklus II.
Pada siklus II peneliti memberikan materi komposisi tari dan demonstrasi
karya tari. Dalam merencanakan pelaksanaan siklus ke II, peneliti menyiapkan
rencana pembelajaran serta merancang pengembangan model Group
Investigation. kekurangan yang terjadi pada siklus I diperbaiki agar pelaksanaan
pada siklus II lebih baik dan efektif. Perencanaan untuk memperbaiki pada siklus I
adalah peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan
model Group Investigation.
Tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 30 Januari dan 6 Februari
2016 pada jam pelajaran pertama dan kedua dikelas X B MA. Al-Adabiy
Pontianak. Peneliti pada pelaksanaan tindakan ini bertindak dengan perencanaan
yang telah dibuat. Dalam melaksanakan proses pembelajaran ini, peneliti
menggunakan model Group Investigation. Materi yang disampaikan oleh peneliti
pada siklus I ini membahas tentang menyusun karya tari dan menampilkan karya
tari. Pada siklus ini akan dilakukan praktek menyusun gerak tari yang merupakan
kelanjutan dari materi sebelumnya. Karya dapat beragam bergantuk dari ide yang
disepakati pada kelompok masing-masing kelompok.
Pada pertemuan ke tiga seperti biasanya pada tindakan awal atau pembuka,
peneliti memberi salam pada siswa, memimpin doa dan mengabsen kehadiran
siswa disertai dengan memberikan motifasi agar siswa lebih kreatif pada saat
kegiatan eksplorasi.
Memasuki tindakan inti, peneliti mengelompokan kembali kepada siswa
untuk bergabung pada kelompok yang sudah ditentukan. peneliti memberi tugas
kepada siswa untuk memngajarkan gerak tari yang telah dibuat kepada teman satu
kelompoknya, merangkai dengan indah tiap-tiap perubahan gerak. Peneliti juga
mamantau kegiatan-kegiatan siswa, peneliti ikut berperan memberikan saransaran pada siswa agar karya tari yang dibuatnya lebih baik. peneliti memberisaran
kepada siswa untuk mengatur posisi atau pola lantai siswa agar lebih menarik dan
tidak terlihat monoton. Peneliti juga memberikan saran kepada siswa untuk
mengatur level, tinggi rendah bentuk tubuh. dan Peneliti memberi saran kepada
siswa agar menggunakan tempo yang berfariasi.
Pada pelaksanaan kegiatan ini terlihat siswa serius dalam kelompoknya,
namun terdapat pula beberapa siswa yang belum antusias. Untuk mengakhiri
pembelajaran, peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan apa yang dirasakan dalam kelompoknya, kemudian peneliti
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang apa yang belum
11
dimengerti mengenai eksplor gerak tari. Setelah itu pembelajaran ditutup dengan
bersama-sama membaca hamdalah dan peneliti mengucapkan salam sebagai
penutup.
Pertemuan ke empat merupakan proses pembelajaran akhir. Dimana pada
proses pembelajaran ini siswa diharapkan lebih berminat dari pertemuanpertemuan sebelumnya. Pada pembelajaran pertemuan ke empat ini, materi yang
diajarkan adalah menampilkan hasil karya tari yang telah dibuat oleh siswa.
Peneliti memberikan salam kepada siswa, memimpin doa, mengabsen
kehadiran siswa serta memotifasi siswa agar semangat dalam mempersentasikan
hasil karyanya di depan kelas. Peneliti membagi siswa pada kelompok yang sudah
ditentukan. Peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih sebelum
mempersentasikan hasil karyanya di depan kelas. Pada saat ini, siswa laki-laki
mencoba mengiringi gerak tari yang dilakukan oleh kelompok lain (kelompok
perempuan) dengan menggunakan alat musik yang tersedia di sekolah (jimbe dan
tamborin), melalui komunikasi antara ketua kelompok dan pemusik yang singkat,
terciptalah nada sederhana untuk mengiringi tarian. Disinilah terjadi kerjasama
yang baik antara kelompok satu dengan kelompok lainnya.
Setelah dirasakan siap, siswa diminta untuk menampilkan sebuah karya tari
yang telah dibuatnya di depan kelas. Urutan penampilan yang telah disepakati
adalah yang pertama kelompok silat, kemudian kelompok mandi dan terakhir
adalah kelompok menyapu. Setelah siswa menampilkan di depan kelas, ketua
kelompok bertugas menjelaskan unsur utama yang ada pada gerak tari secara
keseluruhan.
Dari hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti penggunaan model Group
Investigation pada siklus II telah berjalan dengan baik, siswa jadi lebih
bersemangat didalam mengikuti pelajaran seni tari. Pelaksanaan siklus ke II ini
terdapat kendala pada sarana ruangan, Di MA. Al-Adabiy Pontianak tidak ada
ruang praktek tari, sehingga siswa latihan menggunakan ruang kelas. Siswa
menjadi kurang leluasa untuk bergerak karena ruang terlalu sempit. Sehingga
apabila akan praktek menari, kursi dan meja dipinggirkan. Masing-masing
kelompok telah memperagakan tari dengan sangat baik. Siswa tidak malu lagi
untuk menari, semua siswa saling bekerjasama dengan baik untuk mensukseskan
penampilan mereka.
Hasil refleksi pelaksanaan siklus II terlaksana dengan baik. Kelebihan
pelaksanaan siklus II dari refleksi yang dilakukan meliputi peneliti menjelaskan
materi komposisi tari dan demonstrasi tari dengan singkat dan jelas, peneliti
terampil dalam menggunakan model Group Investigation, semua siswa hadir
dalam proses pembelajaran seni tari, siswa tertarik dalam pembelajaran, terlihat
semua siswa yang memperhatikan penjelasan materi pembelajaran dan banyak
siswa yang ingin bertanya untuk mengetahui lebih dalam materi pembelajaran
12
seni tari. Sedangkan kekurangannya adalah Siswa kurang leluasa berlatih tari
karena ruangan yang tidak luas.
Pembahasan
Pada awal penelitian, peneliti menyebarkan pertanyaan kepada siswa dalam
bentuk angket. angket ini merupakan tes keterampilan terdiri dari 5 pertanyaan,
untuk mengetahui minat dan antusiasme siswa per individu dalam pembelajaran
seni tari. adapun pertanyaan yang diajukan peneliti mengenai seberapa suka
mereka dengan pelajaran seni tari, apakah mereka berminat untuk latihan menari,
apakah mereka menyukai proses pembuatan gerak tari, apakah mereka menyukai
belajar tari secara berkelompok, dan apakah mereka berminat menampilkan karya
seni tari di depan kelas.
Sebagian siswa mengatakan suka dengan pelajaran seni tari tetapi mereka
tidak bisa menari. Adapula beberapa siswa yang berminat untuk latihan menari,
namun tidak ada yang dapat melatih mereka menari. Dari pendapat siswa mereka
sebenarnya berminat dan tertarik pada pembelajran seni tari, namun mereka masih
belum paham bagaimana proses pembuatan sebuah karya tari, mereka juga merasa
malu untuk tampil menari di depan teman0temannya.
Berdasarkan jawaban yang diberikan siswa, hasilnya cukup memuaskan
peneliti. untuk lebih jelasnya peneliti akan membahas satu persatu pertanyaan
yang diajukan dan direspon siswa :
Soal 1 Apakah kamu menyukai pelajaran seni tari ?
a. Iya
b. Tidak
Berdasarkan soal nomor satu yang diajukan oleh peneliti, 10 orang dari 17
siswa menjawab “ya”. Mereka berpendapat mereka menyukai pelajaran seni tari
karena mereka memiliki hooby menari dan pelajaran seni tari menyenangkan.
selanjutnya 7 orang dari 17 siswa menjawab “tidak” mengungkapkan bahwa
mereka takut jika disuruh menari, terdapat pula yang tidak hobi menari dan
menari itu sulit.
Soal 2 Apakah kamu berminat untuk latihan menari ?
a. Ya
b. Tidak
Untuk soal nomor dua yang diajukan oleh penelti, 5 orang dari 17 siswa
mengatakan “ya”. Mereka mengungkapkan berminat untuk latihan menari, ada
rasa ingin belajar menari dan agar bisa menari. Selanjutnya terdapat 15 orang dari
17 siswa yang menjawab “tidak” berminat untuk latiha menari dengan alasan
tidak dapat menari, tidak memiliki hobbi menari, menari harusnya dilakukan oleh
siswa perempuan.
Soal 3 Apakah kamu menyukai proses pembuatan gerak tari ?
a. Ya
b. Tidak
13
Untuk soal nomor tiga yang diajukan peneliti, 7 orang dari 17 siswa
mengatakan “ya”. Mereka mengungkapkan menyukai proses pembuatan tari
karena sebelumnya pernah menari, selain itu mereka merasa diberikan kebebasan
untuk bergerak tari. Selanjutnya 10 orang dari 17 siswa menjawab “tidak”.
Mereka mengungkapkan belum mengetahui bagaimana cara membuat gerak tari,
malu untuk bergerak tari karena merasa kaku.
Soal 4 Apakah kamu menyukai belajar tari secara berkelompok ?
a. Ya
b. Tidak
Soal untuk nomor empat, 15 orang dari 17 siswa mengatakan “ya”. Mereka
mengungkapkan menyukai belajar secara kelompok karena dapat kerja sama
dalam proses belajar, dengan berkelompok membuat saya lebih senang, tidak
malu untuk bergerak tari. Selanjutnya 2 orang dari 17 siswa menjawab “tidak”.
Mereka mengungkapkan bahwa belajar menari secara berkelompok membuat
kelas ribut sehingga proses belajar terasa singkat dan tidak fokus. Soal 5 Apakah
kamu berminat menampilkan karya seni tari didepan kelas ?
a. Ya
b. Tidak
Soal 5 untuk nomor lima, 16 orang dari 17 siswa mengatakan “ya”. Mereka
mengungkapkan berminat menampilkan karya seni yang dibuat didepan kelas
karena belum pernah tampil menari didepan kelas, ada pula yang bangga dengan
hasil karyanya, mereka juga menjawab tampil didepan kelas akan membuat
suasana kelas yang ceria, melatih diri untuk tidak grogi tampil didepan orang
banyak. Selanjutnya 1 orang dari 17 siswa menjawab “tidak”. Mereka
mengungkapkan bahwa merasa malu untuk bergerak tari didepan kelas dan
diperhatikan oleh teman-teman.Pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui apakah
siswa berminat belajar seni tari.
Peneliti telah melakukan serangkaian penelitian sebagai upaya untuk
peningkatan minat dalam pembelajaran seni tari melalui model Group
Investigation pada siswa kelas X B MA. Al-Adabiy Pontianak.
Dalam proses pembelajaran materi yang disampaikan pada siswa yaitu
pengertian kreativitas, proses kreativitas, menyusun karya tari serta menampilkan
karya tari. Adapun hasil dari penelitian ini terlihat hasil akhir pembelajaran seni
tari pada siklus I dan siklus II.
Pada bagian pembahasan ini peneliti menyampaikan tentang pelaksanaan
pembelajaran seni tari melalui model Group Investigation yang sudah dilakukan.
Pada pelaksanaan siklus I peneliti menyampaikan materi pengertian kreativitas
dan proses kreativitas, dimana pada akhir siklus peneliti memberikan tes praktek
pada siswa. Pada siklus I ini model Group Investigation yang digunakan belum
berhasil, dikarenakan terdapat siswa yang masih malu untuk bergerak tari,
sehingga hasil nilai siswa belum mencapai KKM.
14
Pada siklus II, materi yang disampaikan adalah menyusun karya tari dan
demonstrasi karya tari. Siswa yang ada pertemuan sebelumnya sudah dibuat
beberapa kelompok, pada siklus II ini siswa kembali disatukan pada kelompok
yang sudah ditentukan. Masing-masing siswa ditugaskan untuk membuat gerakan
dan gerak yang sudah didapat dirangkai dengan gerakan yang telah dibuat siswa
lainnya sehingga menjadi satu kesatuan bentuk karya tari yang utuh, pada saat ini
guru memberi saran dan bimbingan kepada siswa agar dapat membuat karya yang
kreatif. Pada saat siklus ke II ini, peneliti berhasil melaksanakan pembelajaran
dengan model Group Investigation, terlihat siswa sangat antusias berlatih dengan
ekspresi wajah yang senang dan ceria. pada proses ini pula terjalin komunikasi
yang baik sesama kelompok. Hasil siswa memperagakan karya tari dengan
menggunakan model Group Investigation mendapatkan nilai rata-rata diatas
KKM. Manfaat model Group Investigation dapat mempertinggi hasil belajar yang
dicapai.
Dari hasil-hasil yang didapat oleh peneliti, dapat disimpulkan pembelajaran
seni tari melalui model Group Investigation telah berhasil meningkatkan minat
belajar pada siswa kelas X B MA. Al-Adabiy Pontianak. Minat belajar harus
tumbuh sendiri oleh masing-masing siswa. terdapat beberapa indikator-indikator
minat belajar siswa dalam belajar antara lain :
1. Indkator perhatian
Siswa yang berminat terhadap sesuatu pembelajaran pasti perhatiannya akan
terfokus pada pelajaran, memahami materi yang diajarkan dan menyelesaikan
tugas-tugas pelajaran sehingga seluruh rangkaian pembelajaran dengan
seksama.
2. Indikator kesenangan
Adanya rasa senang ingin mengetahui bahan pelajaran, memahami bahan
pelajaran dan kemamouan menyelesaikan tugas-tugas. Siswa yang merasa
senang dengan kegiatan pembelajaran akan timbul rasa ingin untuk mengikuti
rangkaian pembelajaran tersebut.
3. Indikator ketertarikan
Adanya ketertarikan terhadap bahan pelajaran dan ketertarikan untuk
menyelesaikan tugas-tugas pelajaran.
Demikianlah beberapa hal cara mengembangkan minat belajar siswa yang
dapat dilakukan oleh seorang peneliti dalam membangun dan menumbuhkan
minat serta perhatian siswa dalam proses belajar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil peningkatan minat siswa dalam pembelajaran seni tari terlihat dalam
proses pembelajaran menggunakan model Group Investigation dikelas X B MA.
15
Adabiy Pontianak, yang dilakukan meliputi kegiatan prasiklus, siklus I dan siklus
II.
Peningkatan minat siswa terhadap pembelajaran seni tari dibuktikan dari
indikator minat siswa terhadap pembelajaran yang dibuktikan dari indikator minat
siswa terhadap pembelajaran serta kesenangan siswa dalam mengerjakan tugas
untuk indikator minat ketertarikan dalam pembelajaran dan menyelesaikan tugas.
DAFTAR RUJUKAN
Andin. 2013. Deteksi Minat Bakat Anak. Yogyakarta : Medina Pressindo
Burhanuddin. 2008 Upaya Meningkatkan Minat Belajar Geografi Melalui Model
Pembelajaran Group Investigation Kelas XI IPS SMA
Muhammadiyah II Moejosari. Mojokerto :
Dibia, Wayan I.Fx.Dkk. 2006. Tari Komunial. Jakarta : Lembaga Pendidikan Seni
Nusantara
Martono. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak: FKIP Untan.
Mustari, Mohamad.2012. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta : Laksbang
Pressindo
Ratna, Nyoman Kutha.2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu
Sosial. Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta : ISI
Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian tindakan kelas : Bandung
Slameto. 1995. Minat Sebagai Salah Satu Aspek Psikologis. Jakarta : Insan
Cendikia
Smith,Jacqueline. 1985. Komposisi Tari Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru.
Yogyakarta : Ikalasti
Soedarsono.1978. Pengantar Pengantar Tari dan Komposisi Tari. Yogyakarta :
Akademi Tari Indonesia
Sudarsono.1982. Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta : Depdiknas
Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R &D. Bandung :
Alfabeta
Sujana, Nana.2014. Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru
Agensindo
Sumaryono.2004. Antropologi Tari. Yogyakarta Tari. Yogyakarta : ISI
Sutrisman. 2013. Media & model-model Pembelajaran Inovatif : Yogyakarta
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Jakarta
16