MAKALAH PERKEMBANGAN ANAK YANG BERSIFAT

MAKALAH
PERKEMBANGAN ANAK YANG BERSIFAT NORMATIF
DAN NON NORMATIF
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Deteksi dan Tumbuh Kembang AUD
Dosen : Yani Sobariah, Dra. M.Pd

Disusun Oleh Kelompok I :
1. Khoerunisa Nurratna
2. Yulia Ade Reni
3. Elis Setiawati
4. Mutmainah
5. Nurlela
SEMESTER V
JURUSAN PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

1

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
UNIVERSITAS SEBELAS APRIL (UNSAP)
TAHUN 2013

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Sang Maha Pencipta dan
Pengatur Alam Semesta, berkat Ridho Nya, penulis akhirnya
mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
"Perkembangan Anak Yang Bersifat Normatif dn Non Normatif".
Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit kesulitan
dan hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan,
dorongan dan semangat dari orang terdekat, sehingga penulis
mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis pada
kesempatan ini mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya
kepada :
1. Ibu dan Ayah, atas semua doa dan bantuan finansial untuk
menyelesaikan makalah ini.
2. Teman-teman Semester V yang telah memberikan
semangat dan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu segala kritikan dan saran
yang membangun akan penulis terima dengan baik. Semoga

makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

2

Majalengka, September
2013
Penulis ,

Kelompok I

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................

i

DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2

C. Tujuan Masalah ............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.

Pengertian Perkembangan ............................................................
Prinsif-prinsif Perkembangan ......................................................
Aspek-aspek Perkembangan .......................................................
Ciri-ciri Perkembangan .................................................................

3
4
9
10

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 11


3

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Apabila kita memperhatikan segala sesuatu yang ada di sekitar kita,
baik kehidupan manusia, binatang, flora, maupun fauna, kita akan melihat
suatu hal yang abadi, yaitu selalu adanya perubahan. Segalanya selalu
berubah, lambat atau cepat, berwujud penyusutan, pertumbuhan maupun
perkembangan, menurut sifat kodratnya masing-masing. Semuanya berubah,
tidak satupun yang abadi.
Demikian pula halnya dengan kehidupan manusia, yang bermula dari
telur, kemudian melalui garis pertumbuhan: janin, bayi, kanak-kanak, anak,
adolesen, dewasa, orang tua, dan akhirnya meninggal. Semuanya menurut
garis perkembangan dengan segala variasinya sendiri, menurut irama
perkembangannya sendiri-sendiri, tiada dua orang yang sama persis. Tidak
ada seorang ahlipun yang menemukan suatu hukum tertentu, melainkan baru
sampai ke tingkat kategori teori-teori di dalam kehidupan organisme di dunia
ini.

Bahwa setiap anak secara kodrat membawa variasi dan irama
perkembangannya sendiri, perlu diketahui oleh setiap orang tua, agar ia tidak
bertanya-tanya bahkan bingung atau bereaksi negatif dalam menghadapi
perkembangan anaknya. Justru ia harus bersikap tenang sambil mengikuti
terus-menerus pertumbuhan itu agar terhindar dari segala gangguan yang
merugikan.

4

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perkembangan anak ?
2. Apa pengertian normatif dan non normatif ?
3. Bagaimana pengaruh normatif dan non normatif terhadap
perkembangan anak ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui devinisi perkembangan anak.
2. Untuk mengetahui pengertian normatif dan non normatif.
3. Untuk mengetahui pengaruh normatif dan non normatif terhadap
perkembangan anak.


.

5

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan
Pada pembahasan konsep mengenai perkembangan, kami akan
merangkaikan pengertian perkembangan dengan pertumbuhan. Hal ini
dikarenakan dua kata tersebut dalam kedudukannya sebagai pengubah serta
pemberi pengaruh terhadap diri individu tidak dapat dipisahkan
keberadaannya. Alasan kami ini senada dengan pendapat Agoes Dariyo antara
lain:
“Untuk dapat memahami tahapan perkembangan manusia secara
menyeluruh, perlu diperhatikan istilah-istilah penting yang lazim digunakan
dalam disiplin ilmu psikologi perkembangan. Seorang yang mempelajari
psikologi perkembangan berarti sedang mempelajari proses perubahan yang
terjadi dalam kehidupan manusia. Ada dua hal penting dalam perubahan
psikologi perkembangan, yaitu pertumbuhan (growth) dan perkembangan
(development)”. (Dariyo, 2007:19).

Demikian halnya dengan pendapat Nana Syaodih yakni, “Kata
perkembangan seringkali digandengkan dengan pertumbuhan dan
kematangan. Ketiganya mempunyai hubungan yang sangat erat. Pertumbuhan
dan perkembangan pada dasarnya adalah perubahan, perubahan menuju pada
tahap yang lebih tinggi atau lebih baik”. (Syaodih, 2003:111).
Menurut para ahli, pengertian atau konsep dari perkembangan antara
lain yaitu: "Perkembangan (development) adalah perubahan manusia yang
mengarah pada kualitas substansi perilaku, akibat proses perubahan fisik
maupun proses pembelajaran. Pertumbuhan memberi pengaruh pada kesiapan
fisik untuk mengembangkan potensi menjadi kompetensi. Misalnya, seorang
bayi setelah lahir hanya bisa menangis, tidur, makan, atau minum saja.

6

Setengah tahun kemudian, sudah bisa tersenyum, tengkurap, memegang
benda dan lain-lain”. (Dariyo, 2007: 20,190).
Sedangkan perkembangan menurut Hurlock dan Syamsu Yusuf
adalah: “Serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari
proses kematangan dan pengalaman. Ini berarti bahwa perkembangan bukan
sekedar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau

peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari
banyak struktur dan fungsi yang kompleks”. (Hurlock, 1994:2).
“Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis
(perubahan yang bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi
antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik fisik maupun psikis dan
merupakan satu kesatuan yang harmonis), progresif (perubahan yang terjadi
bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif/fisik mapun
kualitatif/psikis), dan berkesinambungan (perubahan pada bagian atau fungsi
organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan) dalam diri
individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai
perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan
atau kematangannya”. (Yusuf, 2003:15).
B. Prinsip-Prinsip Perkembangan
Menurut Jean Piaget ada empat prinsip perkembangan yang dialami
oleh manusia, yaitu:
a. Setiap tahap perkembangan manusia ditandai dengan upaya mencapai
keseimbangan hidup. Setiap manusia memiliki tugas perkembangan
sesuai dengan tahap perkembangannya. Tugas perkembangan dari setiap
tahap perkembangan akan berbeda dengan tahap perkembangan
berikutnya. Untuk mencapai keseimbangan hidupnya masing-masing

tugas perkembangan harus dilaksanakan dengan baik. Bila seorang
individu belum melaksanakan tugas perkembangan dengan baik, maka ia
tidak akan merasa bahagia dalam menjalani kehidupannya.

7

b. Setiap tahap perkembangan dipengaruhi oleh tahap perkembangan
sebelumnya dan mempengaruhi tahap perkembangan berikutnya. Setiap
tahap perkembangan dipengaruhi oleh tahap perkembangan sebelumnya,
yakni masa anak usia tiga tahun dipengaruhi oleh masa masa bayi,
demikian pula masa bayi dipengaruhi masa pranatal.
c.

Tahap-tahap perkembangan manusia itu bersifat universal. Bahwa setiap
tahap perkembangan yang dialami oleh manusia adalah sama atau tidak
adaperbedaan antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Masingmasing individu akan mengalami tahap-tahap yang sama dari sejak masa
pranatal, bayi, anak, remaja dewasa dan kematian.

d. Setiap tahap perkembangan sebagai proses menjadi secara integratif
(being process). Setiap tahap perkembangan individu berupaya untuk

mengoptimalkan potensi-potensinya dengan sebaik-baiknya. Jadi setiap
tahap perkembangan kognitif individu harus dicapai dengan baik
sehingga dapat menopang atau mendukung tahap perkembangan kognitif
berikutnya. (Dariyo, 2007:24-25).
Sedangkan menurut Miller prinsip perkembangan manusia itu ada
lima prinsip, yaitu:
a. Nature
Perkembangan bukan hanya dipengaruhi oleh faktor internal (nature)
tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal (nurture).
b. Kuantitatif
Istilah kuantitatif mengandung pengertian sebagai perubahan fisik yang
cenderung semakin meningkat atau menurun kapasitas ukurannya.
Sementara istilah kualitatif adalah konsep perubahan yang menyatakan
sebagai perubahan kemampuan, keterampilan, keahlian, dan kompetensi
dari individu.
c. Normatif
Yang dimaksud asas normatif adalah suatu tahap perkembangan individu
yang cenderung mengikuti pola-pola yang sudah umum sesuai dengan
konsep perkembangan secara normal dan formalistik, aturan-aturan, adat


8

istiadat, sosial budaya yang berlaku dalam kehidupan masyarakat,
misalnya, anak masuk SD umur6 tahun, masuk SMP 12 tahun, dan
seterusnya. Prinsip non normatif adalah suatu perkembangan individu
yang tidak mampu mengikuti asas norma-norma tersebut yang
disebabkan oleh faktor-faktor status sosial ekonomi, kemiskinan,
kesehatan, adat istiadat yang kuno dan sebagainya, sehingga
menyimpang dari norma tersebut. Misalnya, setelah tamat SMP seorang
remaja laki-laki atau wanita terpaksa harus menikah dan mempunyai
anak.
d. Pengaruh Normatif dan Non-normatif
Untuk mengerti kesamaan dan perbedaan di masa perkembangan, kita
harus melihat apakah tahap perkembangan tersebut dialami oleh
sebagian besar individu atau hanya individu tertentu. Pengaruh normatif
adalah pengalaman yang dialami oleh hampir semua individu sepanjang
rentang kehidupannya. Jadi mereka mengalami pengalaman yang sama
sesuai dengan tahap perkembangannya. Pengalaman normatif seperti
kematangan seksual yaitu pubertas dan menopause, peran sosial yaitu
dalam pendidikan, menikah, menjadi orang tua dan pensiun. (Papalia et
al, 2007). Pengaruh non-normatif adalah peristiwa yang tidak biasa yang
dialami individu yang berdampak dalam kehidupan individu. Suatu
peristiwa yang terjadi pada suatu waktu di rentang kehidupan. Peristiwa
non-normatif seperti menikah di usia remaja, meninggal sewaktu kecil,
mengalami kecelakaan pesawat, memenangkan lotre.(Papalia et al,
2007)
e. Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu yang Normatif
Secara singkat ilmu pendidikan sebagai ilmu yang normative, alasannya
karena ilmu pendidikan berdasar atas pemilihan antara yang baik dan
sebaliknya untuk anak manusia secara husus dan manusia secara
universal.
f. Poin-Poin Penjelasan Ilmu Pendidikan bersifat Normatif

9

1) Sebagai ilmu pengetahuan normative, ilmu pendidikan
merumuskan kaidah-kaidah, norma-norma atau ukuran tingkah
laku, perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan manusia. Atau ilmu
pendidikan bertugas merumuskan peraturan-peraturan tentang
tingkah laku perbuatan makhluk yang bernama manusia dalam
kehidupan dan penghidupannya.
2) Sebagai ilmu pengetahuan praktis, tugas pendidikan atau pendidik/
guru adalah menanamkan system-sistem norma tingkah laku
perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang
dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu
masyarakat.
3) Sesuai dengan kenyataan di atas, ilmu pendidikan erat
hubungannya dengan ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan
normative lainnya yang dalam sejarah perkembangan merupakan
bagian dari yang tak terpisahkan dan baru pada abad modern ini
memisahkan diri sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri
yang dinamai Filsafat Pendidikan pada tahun 1908 M.
4) Ilmu pengetahuan yang dapat dimasukan kepada ilmu pengetahun
normative meliputi; agama, filsafat dengan cabang-cabangnya
(metafisika, etika, estetika, logika), way of life sosial masyarakat,
kaidah pundamental Negara maupun tradisi kepercayaan bangsa.
5) Bahwa agama, filsafat dengan cabangnya serta istilah yang
ekuifalen lainnya menentukan dasar-dasar dan tujuan hidup yang
akan menentukan dasar dan tujuan pendidikan manusia, dan
selanjutnya akan menentukan tingkah laku perbuatan manusia
dalam kehidupan dan penghidupannya.
6) Bahwa dalam perumusan tujuan-tujuan altimit dan proksimit,
pendidikan akan ditetapkan hakikat dan sifat hakikat manusia dari
segi-segi pendidikan yang akan dibina dan dikembangkan melalui
prose pendidikan sebagaimana yang tercantum/ dirumuskan dalam
system pendidikan (science of education).

10

7) Bahwa system pendidikan atau science of education bertugas
merumuskan alat-alat, prasarana, pelaksanaan, tekhnik-tekhnik
dan atau pola-pola proses pendidikan dan pengajaran yang di
mana akan dicapai dan dibina tujuan-tujuan pendidikan, dan ini
meliputi problematika kepemimpinan dan metode pendidikan,
politik pendidikan, sampai kepada seni mendidik (the art of
education).
8) Isi moral pendidikan atau tujuan intermidit adalah berisi
perumusan norma-norma atau nilai-nilai spiritual etis yang akan
dijadikan system nilai pendidikan dan atau merupakan konsepsi
dasar nilai moral pendidikan yang berlaku disegala jenis dan
tingkat pendidikan.
9) Bahwa wajar setiap manusia mempunyai filsafat hidup atau
kaidah-kaidah berpikir dan pikiran tentang kehidupan dan
penghidupannya, maka suatu keharusan agar setiap pendidik dan
gurumemiliki dan membina filsafat pendidikan yang menjadi
pedoman dalam pelaksanaan tugas pendidikan dan
pengajarannya, baik di dalam maupun di luar lembaga pendidikan
formal sekolah yaitu di dalam masyarakat.
10) Filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi bertugas
merumuskan secara normative dasar-dasar dan tujuan pendidikan,
hakikat dan sifat hakaikat manusia, hakikat dan segi-segi
pendidikan, isi moral pendidikan, system pendidikan yang meiputi
politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan dan metodologi
pengajarannya, pola-pola kaulturasi dan peranan pendidikan
dalam pembangunan masyarakat.
g. Kesinambungan
Pola perkembangan manusia dapat dipandang secara kontinyu
(berkesinambungan) tanpa ada tahapan yang jelas, tetapi seperti garis
lurus, bersifat terus menerus, tanpa jeda, dan tidak terputus, linier dan
berkelanjutan. Disamping itu, juga dapat dipandang secara diskontinyu,

11

yaitu, tahap perkembangan itu harus melewati tahap-tahap tertentu untuk
dapat memasuki tahap berikutnya, karena tahap tertentu mempengaruhi
tahapan berikutnya. Berada pada lima tahapan, yaitu oral (0-1,5 th), anal
(1,5-3 th), phallic (3-5 th), latensi (5-12 th), genital (13 th ke atas).
h. Progresif
Perkembangan progresif adalah suatu konsep perubahan secara
fisiologis yang sangat cepat dan meningkat secara tajam yang dialami
pada usia pranatal, bayi, anak, remaja, dan dewasa muda, akibat
makanan bergizi. Perkembangan regresif cenderung ditandai dengan
penurunan ukuran fisik, makin kurus, makin ringan, dan sebagainya.
(Agoes Dariyo, 2007: 26-32).
C. Aspek-aspek Perkembangan
Bila kita membicarakan tentang perkembangan manusia, maka tidak
akan lepas dari aspek-aspek apa saja yang mempengaruhi serta mengalami
perubahan dalam diri individu. Sebagaimana diungkapkan oleh Agoes Dariyo
antara lain:
Secara garis besar ada tiga aspek dalam diri individu yang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan, yaitu aspek fisik, aspek kognitif dan aspek
psikososial. Dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Aspek fisik, merupakan aspek yang paling menonjol dan nampak dalam
diri individu. Hal ini terbukti dengan adanya perubahan fisik individu
yang terjadi sangat cepat sejak masa konsepsi hingga masa kelahiran.
Kemudian dilanjutkan pada masa bayi, anak-anak, remaja dan dewasa.
Proses perkembangan fisik ditandai dengan perubahan ukuran organ fisik
eksternal seperti tangan, kaki, badan yang makin membesar, memanjang,
melebar, atau makin tinggi. Sedangkan perubahan organ internal ditandai
dengan matangnya sistem syaraf dan jaringan sel-sel yang makin
kompleks, sehingga mampu meningkatkan kapasitas fungsi hormon,
kelenjar maupun keterampilan motoriknya.

12

b. Aspek kognitif berhubungan dengan meningkatnya kemampuan berpikir,
memecahkan masalah, mengambil keputusan, kecerdasan dan bakat.
Optimalisasi perkembangan kognitif sangat dipengaruhi oleh kematangan
fisiologis terutama pada bayi dan anak-anak. Artinya, kemampuan
kognitif harus diiringi dengan kematangan fisiologis, sehingga
perkembangan kognitif makin baik dan koordinatif.
c. Aspek psikososial berhubungan dengan ketergantungan seorang individu
pada orang lain. Artinya manusia tidak akan mampu hidup seorang diri,
karena secara kodrati manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Dalam
menjalani kehidupan sosialnya, seseorang dituntut untuk
mengembangkan kemampuan menyesuaikan diri, yaitu dengan
berhubungan dan bergaul dengan lingkungan hidupnya. (Dariyo,
2007:43-44).
D. Ciri-ciri Perkembangan
Untuk mempermudah memahami pengertian, prinsip dan aspek
perkembangan individu, maka kita dapat mengenalinya melalui ciri-ciri
perkembangan tersebut. Sebagaimana diungkapkan oleh Syamsu Yusuf dalam
bukunya Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja antara lain:
a. Terjadi perubahan dalam aspek fisik dan aspek psikis. Contohnya
perubahan tinggi dan berat badan serta organ tubuh lainnya sebagai
pertumbuhan dalam aspel fisik. Dan semakin bertambahnya
perbendaharaan kata, serta matangnya kemampuan berpikir, mengingat,
dan imajinasi kreatifnya sebagai pertumbuhan dalam aspek psikisnya.
b. Terjadinya perubahan dalam proporsi aspek fisik dan aspek psikis.
Contohnya, perubahan aspek fisik adalah proporsi tubuh anak berubah
sesuai dengan fase perkembangannya. Sedangkan contoh aspek psikis,
perubahan imajinasi dari fantasi ke realitas, perubahan perhatian yang
tertuju kepada dirinya beralih kepada orang lain atau teman sebaya.
c. Lenyapnya tanda-tanda lama, baik fisik maupun psikis. Contohnya,
lenyapnya rambut-rambut halus dan gigi susu, itu tanda fisik, bentuk

13

gerak kerik kanak-kanak (merangkak) dan perilaku impulsif atau
dorongan untuk bertindak sebelum berpikir, itu sebagai tanda psikis.
d. Diperolehnya tanda-tanda yang baru, baik fisik maupun psikis. Misalnya
pada usia remaja, karakteristik seksnya, wanita mendapatkan menstruasi,
perubahan pada pinggul, buah dada, dan pria mimpi basah, kumis, jakun,
suara. Tanda psikisnya, berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang
berhubungan dengan seks, ilmu, nilai-nilai moral, dan keyakinan
beragama. (Yusuf, 2003:16).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Memahami perkembangan secara lengkap, integratif dan sesuai
dengan kaidah-kaidah disiplin ilmu psikologi perkembangan merupakan suatu
keharusan yang mesti dipenuhi oleh siapapun yang memusatkan perhatian
pada persoalan ini. Agar dengan begitu, ia dapat memandang suatu
permasalahan perkembangan secara tajam dan integral. Pemahaman tersebut
akan sangat berguna untuk menganalisis masalah perkembangan, mencari
solusi pemecahan terapi maupun strategi pengembangan potensi di masa yang
akan datang.
normatif adalah suatu tahap perkembangan individu yang cenderung
mengikuti pola-pola yang sudah umum sesuai dengan konsep perkembangan
secara normal dan formalistik, aturan-aturan, adat istiadat, sosial budaya yang
berlaku dalam kehidupan masyarakat, misalnya, anak masuk SD umur6
tahun, masuk SMP 12 tahun, dan seterusnya. Prinsip non normatif adalah
suatu perkembangan individu yang tidak mampu mengikuti asas normanorma tersebut yang disebabkan oleh faktor-faktor status sosial ekonomi,
kemiskinan, kesehatan, adat istiadat yang kuno dan sebagainya, sehingga
menyimpang dari norma tersebut.

14

Pengaruh normatif adalah pengalaman yang dialami oleh hampir
semua individu sepanjang rentang kehidupannya. Jadi mereka mengalami
pengalaman yang sama sesuai dengan tahap perkembangannya.
Pengaruh non-normatif adalah peristiwa yang tidak biasa yang dialami
individu yang berdampak dalam kehidupan individu. Suatu peristiwa yang
terjadi pada suatu waktu di rentang kehidupan. Peristiwa non-normatif seperti
menikah di usia remaja, meninggal sewaktu kecil, mengalami kecelakaan
pesawat, memenangkan lotre

DAFTAR PUSTAKA
Chaplin, James P. 1989. Kamus Lengkap Psikologi: terj. Kartini Kartono. Jakarta:
Rajawali.
Drever, James. 1986. Kamus Psikologi: terj. Nancy Simanjuntak. Jakarta: Bina
Aksara.
Hurlock, Elizabeth B. 1997. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan: terj. Istiwidayanti, judul asli
"Developmental
Psychology: A Life-Span Approach". Jakarta: Erlangga.
Mujib, Abdul. 2002. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Noor, Muhammad Syam. 1986. Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan
Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional.
Suryabrata, Sumadi. 1989. Psikologi Pendidikani. Jakarta: Rajawali.
Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pelajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

15