KEJAHATAN DI DUNIA MAYA CYBER CRIME OLEH

KEJAHATAN DI DUNIA MAYA
(CYBER CRIME)

OLEH:
I WAYAN PUTRA YASA(100010236)
KELAS AF 101

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Teknik
Komputer
STIKOM BALI
2010

Cyber Crime

Latar Belakang
Kemunculan teknologi komputer hanya bersifat netral.Pengaruh positif dan negatif yang dihasilkan
oleh teknologi komputer lebih banyak tergantung dari pemanfaatannya.Pengaruh negatif yang berkembang
dengan pesat dan merugikan banyak pengguna komputer diseluruh dunia adalah kejahatan komputer melalui
jaringan internet atau yang biasa disebut dengan Cybercrime.
Penulis membuat makalah ini dengan tujuan untuk memberikan pemahaman tentang kejahatan
komputer melalui jaringan internet, memberikan penjelasan mengenai jenis-jenis kejahatan komputer serta

bertujuan untuk memberikan solusi untuk mengantisipasi kejahatan komputer yang dilakukan melalui
jaringan internet.

MODUS OPERANDI CYBER CRIME

Kejahatan yang berhubungan erat dengan penggunaan teknologi yang berbasis komputer dan jaringan
telekomunikasi ini dikelompokkan dalam beberapa bentuk sesuai modus operandi yang ada, antara lain:
1. Unauthorized Access to Computer System and Service
Kejahatan yang dilakukan dengan memasuki/menyusup ke dalam suatusistem jaringan komputer secara
tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya.
Biasanya pelaku kejahatan (hacker) melakukannya dengan maksud sabotase ataupun pencurian
informasi penting dan rahasia. Namun begitu, ada juga yang melakukannya hanya karena merasa
tertantang untuk mencoba keahliannya menembus suatu sistem yang memiliki tingkat proteksi tinggi.
Kejahatan ini semakin marak dengan berkembangnya teknologi Internet/intranet. Kita tentu belum lupa
ketika masalah Timor Timur sedang hangat-hangatnya dibicarakan di tingkat internasional, beberapa
website milik pemerintah RI dirusak oleh hacker (Kompas, 11/08/1999). Beberapa waktu lalu, hacker
juga telah berhasil menembus masuk ke dalam data base berisi data para pengguna jasa America Online
(AOL), sebuah perusahaan Amerika Serikat yang bergerak dibidang ecommerce yang memiliki tingkat
kerahasiaan tinggi (Indonesian Observer, 26/06/2000). Situs Federal Bureau of Investigation (FBI) juga
tidak luput dari serangan para hacker, yang mengakibatkan tidak berfungsinya situs ini beberapa waktu

lamanya (http://www.fbi.org).

2. Illegal Contents
Merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke Internet tentang sesuatu hal yang
tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum.
Sebagai contohnya, pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang akan menghancurkan martabat atau
harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan pornografi atau pemuatan suatu informasi yang
merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk melawan pemerintahan yang sah dan
sebagainya.

3. Data Forgery
Merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan
sebagai scripless document melalui Internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan pada dokumen-dokumen
e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi "salah ketik" yang pada akhirnya akan
menguntungkan pelaku karena korban akan memasukkan data pribadi dan nomor kartu kredit yang
dapat saja disalah gunakan.

4. Cyber Espionage
Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan Internet untuk melakukan kegiatan mata-mata
terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer (computer network system) pihak

sasaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap saingan bisnis yang dokumen ataupun data
pentingnya (data base) tersimpan dalam suatu sistem yang computerized (tersambung dalam jaringan
komputer)

5. Cyber Sabotage and Extortion
Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data,
program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan Internet. Biasanya kejahatan
ini dilakukan dengan menyusupkan suatu logic bomb, virus komputer ataupun suatu program tertentu,
sehingga data, program komputer atau sistem jaringan komputer tidak dapat digunakan, tidak berjalan
sebagaimana mestinya, atau berjalan sebagaimana yang dikehendaki oleh pelaku.

6. Offense against Intellectual Property
Kejahatan ini ditujukan terhadap hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di Internet.

Sebagai contoh, peniruan tampilan pada web page suatu situs milik orang lain secara ilegal, penyiaran
suatu informasi di Internet yang ternyata merupakan rahasia dagang orang lain, dan sebagainya.

7. Infringements of Privacy
Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang yang tersimpan pada formulir
data pribadi yang tersimpan secara computerized, yang apabila diketahui oleh orang lain maka dapat

merugikan korban secara materil maupun immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat
atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.
Apakah Cybercrime itu?
Dalam beberapa literatur, cybercrime sering diidentikkan sebagai computer crime.TheU.S.
Department of Justice memberikan pengertian computer crime sebagai:"…any illegal act requiring
knowledge of computer technology for its perpetration, investigation, or prosecution". Pengertian lainnya
diberikan oleh Organization of European Community Development, yaitu: "any illegal, unethical or
unauthorized behavior relating to the automatic processing and/or the transmission of data". Andi Hamzah
dalam bukunya Aspek-aspek Pidana di Bidang Komputer (1989) mengartikan: "kejahatan di bidang
komputer secara umum dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal".
Dari beberapa pengertian di atas, computer crime dirumuskan sebagai perbuatan melawan hukum
yang dilakukan dengan memakai komputer sebagai sarana/alat atau komputer sebagai objek, baik untuk
memperoleh keuntungan ataupun tidak, dengan merugikan pihak lain. Secara ringkas computer crime
didefinisikan sebagai perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan menggunakan teknologi komputer
yang canggih (Wisnubroto, 1999).
Internet sebagai hasil rekayasa teknologi bukan hanya menggunakan kecanggihan teknologi
komputer tapi juga melibatkan teknologi telekomunikasi di dalam pengoperasiannya. Apalagi pada saat
internet sudah memasuki generasi kedua, perangkat komputer konvensional akan tergantikan oleh peralatan
lain yang juga memiliki kemampuan mengakses internet.
Hal ini akan lebih jelas terlihat pada perkembangan tindak kejahatan yang berhubungan dengan

penggunaan komputer sebagaimana ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

Pra-Internet
terjadi

Locus

pada

satu

Internet generasi

Internet generasi

I

II

sistem selain masih pada cenderung


komputer atau pada Local satu

sistem terjadi di internet

Area Network (LAN) dan komputer,
Wide Area Network (WAN).

hanya

LAN

atau WAN, juga di
internet

Sarana

perangkat komputer

menggunakan


menggunakan

perangkat

peralatan

komputer

yang yang

apapun,
terhubung

terhubung dengan dengan internet
internet
Sasaran

Data dan program komputer


Pelaku

menguasai

penggunaan menguasai

komputer

Lingkup

segala web content

regulasi lokal

Regulasi

segala web content
sangat

menguasai


penggunaan

penggunaan internet

internet

beserta aplikasinya

regulasi lokal

sangat
membutuhkan
regulasi global

Tabel di atas memperlihatkan dua hal yang signifikan pada kejahatan di internet generasi kedua,
yaitu pelaku dapat melakukan kejahatan tersebut di mana pun (mobile) dan dengan peralatan apapun. Hal
inilah yang membuat penggunaan istilah cybercrime atau kejahatan di internet akan lebih relevan
dibandingkan istilah computer crime.
Meskipun begitu, ada upaya untuk memperluas pengertian computer agar dapat melingkupi segala

kejahatan di internet dengan peralatan apapun, seperti pengertian computer dalam The Proposed West
Virginia Computer Crimes Act, yaitu: "an electronic, magnetic, optical, electrochemical, or other high
speed data processing device performing logical, arithmetic, or storage functions, and includes any data
storage facility or communications facility directly related to or operating in conjunction with such device,
but such term does not include an automated typewriter or type-setter, a portable hand-held calculator, or
other similar device" (http://www.cybercrimes.net/). Namun begitu, tetap saja pada prakteknya pemahaman
publik akan pengertian computer adalah perangkat komputer konvensional (PC, Notebook, Laptop) yang
biasa terlihat.
Berdasarkan beberapa literatur serta prakteknya, cybercrime memiliki karakter yang khas dibandingkan
kejahatan konvensional, yaitu antara lain:



Perbuatan yang dilakukan secara ilegal, tanpa hak atau tidak etis tersebut terjadi di ruang/wilayah
maya (cyberspace), sehingga tidak dapat dipastikan yurisdiksi hukum negara mana yang berlaku
terhadapnya



Perbuatan tersebut dilakukan dengan menggunakan peralatan apapun yang bisa terhubung dengan

internet



Perbuatan tersebut mengakibatkan kerugian materil maupun immateril (waktu, nilai, jasa, uang,
barang, harga diri, martabat, kerahasiaan informasi) yang cenderung lebih besar dibandingkan
kejahatan konvensional



Pelakunya adalah orang yang menguasai penggunaan internet beserta aplikasinya



Perbuatan tersebut seringkali dilakukan secara transnasional/melintasi batas negara

1. Internet
Internet (Interconnected Network) merupakan jaringan (network) komputer yang terdiri dari ribuan
jaringan komputer independen yang dihubungkan satu dengan yang lainnya.Jaringan komputer ini dapat
terdiri dari lembaga pendidikan, pemerintahan, militer, organisasi, bisnis dan organisasi lainnya. Internet atau
nama pendeknya Net merupakan jaringan komputer terbesar di dunia yang terbesar di dunia.
Internet sebagai wujud, konvergensi telematika (perpaduan teknologi komputer, media, dan
teknologi informasi) telah menghasilkan kemudahan dalam mengatasi permasalahan geografis, sehingga
berbagai aktifitas manusia tidak terhalang dengan jarak, ruang, dan waktu.Saat ini internet telah
menghubungkan lebih dari 100.000 jaringan komputer di dunia dengan pemakai lebih dari 100 juta
orang.Keadaan ini membuat kejahatan komputer meningkat dengan amat cepat.
Di masa yang serba otomatis dan terhubung, hampir seluruh organisasi tidak terlepas dari
kemungkinan terjadinya kejahatan komputer atau pelanggaran komputer pada dirinya.Sehingga pembahasan
dalam makalah ini lebih menekankan kepada kejahatan komputer yang terkait dengan dunia maya
(cyberspace).

2.Kejahatan Komputer
Kejahatan komputer dapat dikategorikan sebagai kejahatan "White Colar Crime", yang dalam
beroperasi lebih banyak menggunakan pikiran atau otak. Definisi Cybercrime adalah sesuatu tindakan yang
merugikan orang lain atau pihak-pihak tertentu yang dilakukan pada media digital atau dengan bantuan
perangkat-perangkat digital.Para ahli berusaha untuk mendefinisikan permasalahan kejahatan komputer.
Beberapa definisi mengenai kejahatan komputer atau penyalahgunaan komputer , antara lain :
" .... any illegal act requiring knowledge of computer technology for its perpretation, investigation,
or prosecution. It has two main categories. First, computer as a tool of crime, such as found, an theaf
property... Second, computer is the object of crime such sabotage, theaf or alteration data,....".
Definisi ini diberikan oleh departemen kehakiman Amerika, bahwa penyalahgunaan komputer dibagi
dua bidang utama.Pertama, penggunaan komputer sebagai alat untuk melakukan kejahatan, seperti

pencurian.Kedua, komputer tersebut merupakan obyek atau sasaran dari tindak kejahatan tersebut, seperti
sabotase yang menyebabkan komputer tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Kemudian definisi yang dikemukakan oleh Organization of European Community Development
(OECD) , bahwa :
" Any illegal, unethicall or unauthorized behavior relating to the authomatic processing and/or the
transmission of data"
Dari definisi tersebut, kejahatan komputer ini termasuk segala akses illegal atau secara tidak sah
terhadap suatu transmisi data.Di sini terlihat bahwa segala aktifitas yang tidak sah dalam suatu sistem
komputer merupakan kejahatan.Kemudian definisi kejahatan komputer yang dikemukakan oleh National
Police Agency (NPA), bahwa :
"Computer crime is crime toward computer ".Definisi ini mengemukakan bahwa kejahatan komputer
adalah kejahatan yang ditujukan pada komputer.Dari batasan yang dibuat oleh NPA, pengertian tentang
kejahatan komputer menjadi lebih luas lagi, yaitu segala aktifitas yang ditujukan, baik terhadap komputer
ataupun dengan menggunakan komputer itu sendiri adalah suatu kejahatan.
Jenis-jenis Kejahatan
Kejahatanpun mendapat tempat yang spesial di sini.Mulai dari penipuan sederhana sampai yang
sangat merugikan, ancaman terhadap seseorang atau kelompok, penjualan barang-barang ilegal, sampai
tindakan terorisme yang menewaskan ribuan orang juga bisa dilakukan menggunakan komputer dan
Internet.Melihat semakin meningkatnya kejahatan di internet dan dunia komputer, mulai banyak negara yang
merespon hal ini.
Dengan membuat pusat-pusat pengawasan dan penyidikan kriminalitas di dunia cyber ini diharapkan
kejahatan cyber tidak akan terus berkembang merajalela tak terkendali.Tindakan, perilaku, perbuatan yang
termasuk dalam kategori kejahatan komputer atau Cybercrime adalah sebagai berikut:
a. Penipuan finansial melalui perangkat komputer dan media komunikasi digital.
b. Sabotase terhadap perangkat-perangkat digital, data-data milik orang lain, dan jaringan komunikasi data.
c. Pencurian informasi pribadi seseorang maupun organisasi tertentu.
d. Penetrasi terhadap sistem komputer dan jaringan sehingga menyebabkan privasi terganggu atau gangguan
pada fungsi komputer yang Anda gunakan (denial of service).
e. Para pengguna internal sebuah organisasi melakukan akses-akses ke server tertentu atau ke internet yang
tidak diijinkan oleh peraturan organisasi.
f. Menyebarkan virus, worm, backdoor, trojan pada perangkat komputer sebuah organisasi yang
mengakibatkan terbukanya akses-akses bagi orang-orang yang tidak berhak.

Faktor-Faktor Penyebab Cybercrime
Beberapa faktor yang menyebabkan kejahatan komputer kian marak dilakukan antara lain adalah:
a. Akses internet yang tidak terbatas.
b. Kelalaian pengguna komputer. Hal ini merupakan salah satu penyebab utama kejahatan komputer.
c. Mudah dilakukan dengan resiko keamanan yang kecil dan tidak diperlukan peralatan yang super modern.

Walaupun kejahatan komputer mudah untuk dilakukan tetapi akan sangat sulit untuk melacaknya, sehingga
ini mendorong para pelaku kejahatan untuk terus melakukan hal ini.
d. Para pelaku merupakan orang yang pada umumnya cerdas, mempunyai rasa ingin tahu yang besar, dan
fanatik akan teknologi komputer. Pengetahuan pelaku kejahatan komputer tentang cara kerja sebuah
komputer jauh diatas operator komputer.
e. Sistem keamanan jaringan yang lemah.
f. Kurangnya perhatian masyarakat. Masyarakat dan penegak hukum saat ini masih memberi perhatian yang
sangat besar terhadap kejahatan konvesional.Pada kenyataannya para pelaku kejahatan komputer masih terus
melakukan aksi kejahatannya
g. Belum adanya undang-undang atau hukum yang mengatur tentang kejahatan komputer.
Internet kini bukan lagi teknologi yang asing bagi para pengguna komputer.Penggunanya kini
semakin banyak, bahkan pemerintah Indonesia sendiri kini tengah giat-giatnya mensosialisasikan keberadaan
internet agar bisa digunakan di sekolah-sekolah. Tak hanya sekolah di perkotaan,tapi kini diusahakan dapat
menyentuh sekolah yang ada di pedesaan.
Memang diakui kini keanekaragaman isi internet menjadikan internet mendapatkan banyak julukan,
mulai dari gudang informasi dunia, perpustakaan terbesar di dunia, sumber ilmu terlengkap, dan banyak
lagi julukan lainnya. Oleh karena itu, tak dapat dipungkiri saat ini internet sangat diperlukan, bahkan bagi
sebagian orang, internet menjadi suatu kebutuhan dan gaya hidup. Bagi mereka, internet dipakai untuk
melakukan aktivitas sehari-hari, dari sekadar mencari informasi berita terbaru, melakukan bisnis dengan
berbagai kalangan, melakukan transaksi mobile banking seperti membayar tagihan-tagihan, membeli barang
kebutuhan, mencari jadwal perjalanan, menawarkan produk atau jasa, dan kegiatan lainnya.
Saat ini jika sebuah perangkat komputer, baik personal computer (PC) maupun laptop terasa belum
lengkap fungsinya apabila perangkat tersebut tidak bisa terkoneksi ke internet. Bahkan sekarang perangkat
ponsel sudah memiliki fitur untuk melakukan koneksi internet melalui teknologi GPRS atau dijadikan
modem dengan menggunakan fasilitas bluetooth.
Namun, seperti halnya dalam kehidupan nyata, kejahatan tak pernah mati.Demikian pula, kita mengenai
kejahatan yang bersifat merusak menyamanan aktivitas berkomputer dan berinternet dalam dunia
internet.Kian banyak orang berkecimpung di dunia maya (internet), justru menjadi “sasaran empuk―
pada pemilik program jahat (malware) yang setiap saat siap mengganggu kenyamanan berinternet.Inilah
yang disebut dengan spyware.
Spyware
Sesuai dengan namanya, spyyang berarti mata-mata dan ware yang berarti program, maka spyware
yang masuk dalam katagori malicious software ini, memang dibuat agar bisa memata-matai komputer yang
kita gunakan.Tentu saja, sesuai dengan karakter dan sifat mata-mata, semua itu dilakukan tanpa
sepengetahuan si empunya. Setelah memperoleh data dari hasil monitoring, nantinya spywareakan
melaporkan aktivitas yang terjadi pada PC tersebut kepada pihak ketiga atau si pembuat spyware.

Spyware awalnya tidak berbahaya karena tidak merusak data seperti halnya yang dilakukan virus.
Berbeda dengan virus atau worm, spyware tidak berkembang biak dan tidak menyebarkan diri ke PC lainnya
dalam jaringan yang sama .Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan kecanggihan akal manusia,
spyware yang semula hanya berwujud iklan atau banner dengan maksud untuk mendapatkan profit semata,
sekarang berubah menjadi salah satu media yang merusak, bahkan cenderung merugikan.
Berdasarkan jenis gangguan yang ditimbulkannnya, maka bermunculan nama-nama dari jenis
spyware. Berikut ini ada beberapa namaspyware.
Adware
Bentuk program ini biasanya berupa iklan yang dimasukkan secara tersembunyi oleh pembuat
program dan tampil secara tiba-tiba.Umumnya program diberikan secara gratis, tetapi dengan kompensasi
pemakai harus menerima iklan pada program.
Browser Helper Object
Browser Helper Object (BHO) adalah pembajak yang menampilkan link pada toolbar.Umumnya
BHO melakukan kegiatan mata- mata untuk mencatat kegiatan netter, di samping tampilan browser kita,
ditambahkan toolbar khusus.
Browser Hijackers
Browser kita dimasukkan secara paksa ke link tertentu dan memaksa kita masuk pada sebuah situs
tertentu walaupun sebenarnya kita sudah benar mengetik alamat domain situs yang kita tuju.Artinya,
program browser yang kita pakai secara tidak langsung sudah dibajak dan diarahkan ke situs tertentu.
Dialer
Kerjanya memasukkan fungsi otomatis untuk koneksi internet.Walaupun kita tidak melakukan
koneksi internet, secara diam-diam program dapat aktif sendiri.Dampaknya dapat mengakibatkan kerugian
secara materi seperti tagihan telepon yang tiba-tiba membengkak.
Drive-by downloads
Menginstal secara otomatis beberapa program tanpa pengetahuan si pemilik komputer.Cara ini
biasanya memanfaatkan kelemahan pada internet explorer versi lama.

Homepage hijacking
Ini paling banyak dilakukan oleh pembuat malware. Dengan mengganti alamat homepage pada
default browser dan tidak dapat diubah walaupun kita sudah melakukan set ulang.
Keylogger
Melalui program yang diakses, keylogger mencatat apa yang kita ketik dan mengirim data ke server
pembuat malware. Program ini bisa merugikan jika data-data penting yang kita miliki atau simpan di
kompter bisa diketahui.
Search hijackers

Adalah kontrol yang dilakukan sebuah search engine pada browser.Bila salah menulis alamat,
program biasanya menampilkan begitu banyak pop up iklan yang tidak karuan.
Surveillance software
Salah satu program yang berbahaya dengan cara mencatat kegiatan pada sebuah komputer, termasuk
data penting, password, dan lainnya. Program ini sangat pintar dan baru mengirim data setelah seseorang
selesai melakukan aktivitas.
Thiefware
Difungsikan untuk mengarahkan pengunjung situs ke situs lain yang mereka kehendaki.
Oleh karena itu, adanya kecerobohan yang kita lakukan akan menyebabkan kerugian yang tidak
sedikit. Apalagi jika menyangkut materi seperti melakukan sembarangan transaksi via internet dengan
menggunakan kartu kredit atau sejenisnya. Bukan tidak mungkin, nomor rekening atau kartu kredit kita akan
tercatat oleh mereka dan kembali dipergunakan untuk sebuah transaksi yang ilegal.
Kejahatan yang ditimbulkan dari perkembangan negatif dunia maya dikenal dengan istilah cybercrime,
kejahatan dunia maya.Cybercrime sering diidentikkan dengan computer crime yakni tindak kejahatan yang
memakai komputer ataupun jaringan sebagai alat utama atau tempat kejahatan. Beberapa bentuk Computer
Crime dengan cybercrime termasuk didalamnya antara lain:
1. Unauthorized Access to Computer System and Service: Kejahatan yang dilakukan dengan
memasuki/menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa
sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya. Biasanya pelaku kejahatan
(hacker) melakukannya dengan maksud sabotase ataupun pencurian informasi penting dan rahasia.
Namun begitu, ada juga yang melakukan hanya karena merasa tertantang untuk mencoba
keahliannya menembus suatu sistem yang memiliki tingkat proteksi tinggi. Kejahatan ini semakin
marak dengan berkembangnya teknologi internet/intranet.
2. Illegal Contents: Merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang
sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu
ketertiban umum. Sebagai contohnya adalah pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang akan
menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan pornografi
atau pemuatan suatu informasi yang merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk
melawan pemerintahan yang sah, dan sebagainya.
3. Data Forgery: Merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting
yang tersimpan sebagai scriptless document melalui internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan pada
dokumen-dokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi "salah ketik" yang pada
akhirnya akan menguntungkan pelaku. Termasuk didalamnya adalah pencurian ID ataupun alamat
email.
4. Cyber Espionage: Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan
kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer (computer

network system) pihak sasaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap saingan bisnis yang
dokumen ataupun data-data pentingnya tersimpan dalam suatu sistem yang computerized.
5. Cyber Sabotage and Extortion: Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau
penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung
dengan internet. Biasanya kejahatan ini dilakukan dengan menyusupkan suatu logic bomb, virus
komputer ataupun suatu program tertentu, sehingga data, program komputer atau sistem jaringan
komputer tidak dapat digunakan, tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau berjalan sebagaimana
yang dikehendaki oleh pelaku. Dalam beberapa kasus setelah hal tersebut terjadi, maka pelaku
kejahatan tersebut menawarkan diri kepada korban untuk memperbaiki data, program komputer atau
sistem jaringan komputer yang telah disabotase tersebut, tentunya dengan bayaran tertentu.
Kejahatan ini sering disebut sebagai cyber-terrorism.
6. Offense against Intellectual Property: Kejahatan ini ditujukan terhadap Hak atas Kekayaan
Intelektual yang dimiliki pihak lain di internet. Sebagai contoh adalah peniruan tampilan pada web
page suatu situs milik orang lain secara ilegal, penyiaran suatu informasi di internet yang ternyata
merupakan rahasia dagang orang lain, dan sebagainya.
7. Infringements of Privacy: Kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang merupakan
hal yang sangat pribadi dan rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi
seseorang yang tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized, yang
apabila diketahui oleh orang lain maka dapat merugikan korban secara materil maupun immateril,
seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.
Itulah beberapa contoh kejahatan di dunia maya, yang mungkin akan terus dan terus berkembang seiring
dengan semakin tingginya tingkat intelektualitas manusia. Di dunia maya kita bebas melakukan apa saja,
semisal browsing dan chattingyang merupakan aktivitas favorit para netter disamping bermain game online.
Dari dua sarana itulah sering dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk memetik
keuntungan pribadi yang celakanya merugikan pihak lain.
Menurut studi terbaru beberapa faktor yang membentuk kebanggan kota semacam titik hot spot
WiFi, bisa membuat penduduk kota itu berada dalam risiko kejahatan dunia maya.
Data dari grup Symantec Security Response, yang berhubungan dengan riset dari firma Sperling BestPlaces,
baru saja mengeluarkan daftar 10 kota online yang paling berisiko.
Dalam sebuah studi, perusahaan IT tersebut membandingkan jumlah serangan maya dengan beberapa faktor
risiko potensial termasuk hubungan dengan kecenderungan dan kecepatan penggunaan akses internet,
seberapa banyak penduduk yang menghabiskan waktu dan sumber daya di komputer dan bagaimana perilaku
berbelanjamereka secara online.

Seattle berada di posisi puncak. Seattle adalah kota tertinggi untuk perilaku yang berisiko kota ketiga

tertinggi untuk akses internet dan pengeluaran konsumen online dan kota ke-enam tertinggi untuk kejahatan
dunia maya per kapita.

Adapun yang masuk dalam daftar sepuluh besar adalah :
1.Seattle
2.Boston
3.Washington, D.C.
4.salatigaIndonesia
5.Raleigh, North Carolina
6.Atlanta, Georgia
7.Minneapolis, Minnesota
8.Denver, Colorado
9.Austin, Texas
10. YOGJA , indonesia

Perang Melawan Cybercrime
Saat ini berbagai upaya telah dipersiapkan untuk memerangi cybercrime.The Organization for
Economic Co-operation and Development (OECD) telah membuat guidelines bagi para pembuat kebijakan
yang berhubungan dengan computer-related crime, di mana pada tahun 1986 OECD telah mempublikasikan
laporannya yang berjudul
Computer-Related Crime: Analysis of Legal Policy. Laporan ini berisi hasil survey terhadap
peraturan perundang-undangan Negara-negara Anggota beserta rekomendasi perubahannya dalam
menanggulangi computer-related crime tersebut, yang mana diakui bahwa sistem telekomunikasi juga
memiliki peran penting dalam kejahatan tersebut.
Melengkapi laporan OECD, The Council of Europe (CE) berinisiatif melakukan studi mengenai
kejahatan tersebut. Studi ini memberikan guidelines lanjutan bagi para pengambil kebijakan untuk
menentukan tindakan-tindakan apa yang seharusnya dilarang berdasarkan hukum pidana Negara-negara
Anggota, dengan tetap memperhatikan keseimbangan antara hak-hak sipil warga negara dan kebutuhan
untuk melakukan proteksi terhadap computer-related crime tersebut. Pada perkembangannya, CE
membentuk Committee of Experts on Crime in Cyberspace of the Committee on Crime Problems, yang
pada tanggal 25 April 2000 telah mempublikasikan Draft Convention on Cyber-crime sebagai hasil kerjanya
( http://www.cybercrimes.net), yang menurut Prof. Susan Brenner (brenner@cybercrimes.net) dari
University of Daytona School of Law, merupakan perjanjian internasional pertama yang mengatur hukum
pidana dan aspek proseduralnya untuk berbagai tipe tindak pidana yang berkaitan erat dengan penggunaan
komputer, jaringan atau data, serta berbagai penyalahgunaan sejenis.

Dari berbagai upaya yang dilakukan tersebut, telah jelas bahwa cybercrime membutuhkan global action
dalam penanggulangannya mengingat kejahatan tersebut seringkali bersifat transnasional. Beberapa langkah
penting yang harus dilakukan setiap negara dalam penanggulangan cybercrime adalah:


Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, yang diselaraskan dengan
konvensi internasional yang terkait dengan kejahatan tersebut



Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar internasional



Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai upaya pencegahan,
investigasi dan penuntutan perkara-perkara yang berhubungan dengan cybercrime



Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta pentingnya mencegah
kejahatan tersebut terjadi



Meningkatkan kerjasama antar negara, baik bilateral, regional maupun multilateral, dalam upaya
penanganan cybercrime, antara lain melalui perjanjian ekstradisi dan mutual assistance treaties

Kesimpulan
Berbagai persoalan yang telah penulis sampaikan di atas hanya sekelumit dari berbagai
permasalahan tentang kejahatan pada komputer khususnya di era internet.Namun, berbagai teori dan kasus
kejahatan yang telah disampaikan di atas setidak-tidaknya telah membuka wawasan kita bahwa Internet
sebagai sebuah media ternyata tidak dapat "membebaskan diri" dari kejahatan. Dalam perkembangannya saat
ini internet malah menjadi media yang sangat efektif bagi perkembangan kejahatan bentuk baru yang dikenal
dengan nama cybercrime. Tentu, permasalahan ini haruslah dicarikan solusi, sehingga internet dapat
dimanfaatkan secara maximal bagi kehidupan umat manusia.Karena itulah, sistem hukum yang efektif telah
menjadi tembok akhir bagi pencari keadilan untuk meminimumkan berbagai kejahatan di Internet. Namun,
sistem hukum tidak dapat effektif bekerja bila masyarakat yang dirugikan masih saja menutup diri dalam
belenggu bahwa penegakkan hukum akan selalu menimbulkan kerugian yang jauh lebih besar lagi.
Kemajuan teknologi menyebabkan munculnya dampak negatif yang diakibatkan oleh kesalahan
pemanfataan dari perkembangan teknologi tersebut.Hal ini tidak dapat dihindari dengan menekan
perkembangan teknologi yang terus meninggkat setiap harinya.Internet merupakan jaringan komputer
terbesar didunia yang membebaskan setiap orang untuk mengaksesnya.Oleh karena itu kejahatan komputer
hanya merupakan kejahatan yang dapat dilakukan oleh setiap orang yang memiliki keahlian dibidang
komputer dan keamanan jaringan.
Saran
Untuk mengungkap kejahatan komputer diperlukan ahli-ahli yang dapat melakukan komputer
forensik untuk mendapatkan bukti-bukti digital tindak kejahatan komputer.Untuk itu perlu dibuat hukum
yang mengatur kejahatan dalam bidang ini.Di banyak negara maju, Cybercrime diperlakukan sebagai bentuk
kejahatan baru dan penanganannya juga menggunakan suatu undang - undang tersendiri (cybercrime law).

Dalam konteks kerangka hukum di bidang cyber, dikenal cyberlaws, yakni serangkaian undang undang yang mengatur masalah yang berkaitan dengan pemanfaatan Komputer, Teknologi Informasi,
Internet, dan Telekomunikasi.
Dengan demikian sudah saatnya pembuat Undang - Undang (DPR dan Pemerintah) mulai membuka
diri dan memikirkan perlu segera dibuatnya cybercrime law.

REFERENSI

http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=CYBERCRIME%20DAN%20PENEGAKAN%20HUKUM
%20POSITIF%20DI%20INDONESIA&&nomorurut_artikel=354
http://www.beritanet.com/search.php?text=artikel%20cyber%20crime
http://www.legalitas.org/incl-php/buka.php?d=art+2&f=cybercrime.htm

http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=DEFINISI%20PENGERTIAN%20DAN%20JENISJENIS%20CYBERCRIME%20BERIKUT%20MODUS%20OPERANDINYA&&nomorurut_artikel=353

http://jinbun.wordpress.com/category/polri/artikel-cybercrime/
http://www.beritanet.com/search.php?text=artikel%20cyber%20crime

http://www.total.or.id/info.php?kk=Cyber%20crime