K.H AHMAD DAHLAN PERANNYA DALAM MEMBANGUN SISTEM PENDIDIKAN

K.H AHMAD DAHLAN PERANNYA DALAM
MEMBANGUN SISTEM PENDIDIKAN
Hendi Irawan
Januar Barkah
Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial
Universitas Indraprasta PGRI
Email: [email protected], [email protected]
Abstract: This paper reveals that KH Ahmad Dahlan's Thought which unites the science, intellectual,
moral and religious dichotomy can be seen in the aspects of KH Ahmad Dahlan's thoughts which
include: 1) the purpose of Islamic education he argued that the goal of perfect Islamic education is to
give birth to a whole person, can master religion and general, material and spiritual sciences; 2)
Islamic education material or curriculum; he carried out two acts at once, namely giving religious
lessons in secular Dutch schools and establishing his own schools where religion and general
knowledge were continuously taught. K. H Ahmad Dahlan's thoughts about the concept of Islamic
education related to ideas relating to the effort to instill personality, ethics and moral values in
students. Although the thoughts of KH. Ahmad Dahlan has been around since the colonial period, but
did not reduce his generation to develop and continue the spirit of renewal KH. Ahmad Dahlan.
Keyword: Ahmad Dahlan, Education

Abstrak: Tulisan ini mengungkap tentang Pemikiran K. H. Ahmad Dahlan yang menyatukan

dikotomi ilmu pengetahuan, bercorak intelektual, moral dan religius dapat terlihat pada aspek
pemikiran K. H. Ahmad Dahlan yang meliputi: 1) tujuan pendidikan Islam beliau berpendapat bahwa
tujuan pendidikan Islam yang sempurna adalah melahirkan individu yang utuh, dapat menguasai ilmu
agama dan ilmu umum, material dan spiritual; 2) materi atau kurikulum pendidikan Islam; beliau
melakukan dua tindakan sekaligus, yaitu memberi pelajaran agama di sekolah-sekolah Belanda yang
sekuler dan mendirikan sekolah-sekolah sendiri di mana agama dan pengetahuan umum secara
berkesinambungan diajarkan. Pemikiran K. H Ahmad Dahlan tentang konsep pendidikan Islam yang
berhubungan dengan ide-ide yang berkenaan dengan upaya menanamkan nilai-nilai kepribadian,
etika, dan moral dalam diri anak didik. Walaupun pemikiran KH. Ahmad Dahlan telah ada sejak masa
penjajahan, namun tak mengurangi para generasinya untuk mengembangkan dan melanjutkan
semangat pembaharuan KH. Ahmad Dahlan.

Kata kunci: Ahmad Dahlan, Pendidikan

PENDAHULUAN
K. H Ahmad Dahlan mendirikan

meliputi antara lain mengajak manusia
untuk


pergerakkan Muhammadiyah sejak awal

keislaman

telah berkiprah sebagai gerakan Islam,

itu

mengandung

arti

kaum

Islam,

meluruskan

muslimin


dan

meningkatkan kualitas kehidupan, baik

dakwah dan amar ma’ruf-nahi munkar.
Gerakan

beragama

dalam

luas,
1

bidang

pendidikan,

sosial/


kemasyarakatan,

ekonomi

1. Pendidikan akhlak, yaitu sebagai usaha

dan

menanamkan karakter manusia yang lebih

kebudayaan.

baik berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah.

Pada dasarnya, aspek dalam bidang
sejak

2. Pendidikan individu, yaitu sebagai usaha

persiapan berdirinya Muhammadiyah yang


untuk menumbuhkan kesadaran individu

merupakan ide dari K. H. Ahmad Dahlan,

yang utuh, yang berkeseimbangan antara

bahkan yang menjadi embrio dan salah

perkembangan

satu

keyakinan dan intelek, perasaan dan akal,

pendidikan

ini

sudah


pendorong

dimulai

bagi

berdirinya

mental

dan

jasmani,

dunia dan akhirat.

Muhammadiyah. Oleh karena itu, boleh

3. Pendidikan sosial, yaitu sebagai usaha


dikatakan bahwa Muhammadiyah adalah
persyarikatan yang sangat peduli daam

untuk

menumbuhkan

memperjuangkan

pendidikan

untuk

keinginan hidup bermasyarakat.

meningkatkan

kecerdasan


dan

Hingga

kesediaan

sekarang

dan

konsep

kesejahteraan bagi umat Islam dan bangsa

pendidikan

tersebut

Indonesia. Pada awal sebelum berdirinya


dihidupkan.

Masyarakat

Muhammdiyah, adanya dikotomi antara

mengidentikkan Muhammadiyah dengan

sistem

lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan

pendidikan

barat

dan

sistem


secara

luas

yang

sistem belajar mengajar baik kegiatan

berkembang.

belajar dan ilmu yang diajarkan (Syuja,

Muhammadiyah berdiri di hampir seluruh

2009:24).

wilayah Indonesia, dari Sabang sampai

langsung


tahun

mengkonsentrasikan

Lembaga

terus

pendidikan

Merauke, dengan jenjang yang sangat

Ahmad Dahlan, ketika mendirikan
pada

Muhammadiyah

terus

pendidikan Islam, hal ini terdapat pada

Muhammadiyah

didirikan

masih

beragam, mulai dari taman kanak-kanak

1912,

sampai perguruan tinggi.

kegiatan

K.

pada bidang pendidikan dan pengajaran.

H

Ahmad

Dahlan

dalam

Pada saat itu pemerintah Hindia Belanda

upayanya membangun sistem pendidikan

membatasi

bagi

yaitu dengan melakukan pembaharuan,

pribumi. Menurut Ahmad Dahlan nilai

yaitu memberi pelajaran dalam konteks

dasar pendidikan yang perlu ditegakkan

Islam pada sekolah-sekolah Belanda yang

dan

sekuler, karena pada waktu itu K. H

kegiatan

dilaksanakan

pendidikan

untuk

membangun

Ahmad Dahlan pernah menjadi guru di

bangsa yang besar adalah:

sekolah Belanda untuk mengajar agama
karena ada murid- murid sekolah tersebut
2

yang merupakan para pangeran atau

K.H

priyayi

MENDIRIKAN

yang

merupakan

anak

para

AHMAD

DAHLAN

PERSYARIKATAN

bangsawan Kesultanan Yogyakarta yang

MUHAMMADIYAH

pada saat itu mereka kurang mendapatkan

MEDIA PENDIDIKAN

ilmu-ilmu

yang

berhubungan

dengan

SEBAGAI

Pada tahun 1912, Ahmad Dahlan

ajaran agama Islam. K. H. Ahmad Dahlan

pun

juga mendirikan sekolah-sekolah sendiri

Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-

yang di dalamnya ajaran agama Islam dan

cita

ilmu

Nusantara.

pengetahuan

sehingga

keduanya

mendirikan

pembaharuan

organisasi

Islam

Ahmad

di

Dahlan

bumi
ingin

dapat diajarkan secara bersama-sama. K. H

mengadakan suatu pembaharuan dalam

Ahmad Dahlan telah menciptakan suatu

cara

pembaharuan

bidang

tuntunan agama Islam. Ia ingin mengajak

pendidikan. Dengan sistem tersebut, umat

ummat Islam Indonesia untuk kembali

Islam Indonesia dididik menjadi umat

hidup menurut tuntunan al-Qur'an dan al-

bangsa

memperoleh

Hadits. Perkumpulan ini berdiri bertepatan

pengetahuan yang utuh, tidak terbelah

pada tanggal 18 Nopember 1912. Sejak

menjadi pribadi yang berilmu umum atau

awal, Dahlan telah menetapkan bahwa

berilmu agama saja. Apa yang dilakukan

Muhammadiyah bukan organisasi politik

oleh

tetapi bersifat sosial dan bergerak di

khususnya

yang

K.

utuh

H

pendidikan

dan

Ahmad
itu

di

Dahlan

merupakan

kepeloporan

untuk

dalam
sebuah

berpikir

dan

beramal

menurut

bidang pendidikan.

mengadakan

Latar

belakang

berdiriannya

pembaharuan masyarakat Islam bangsa

Persyarikatan

Indonesia. Perpaduan yang baik dan

garis besarnya dapat dibedakan menjadi 2

harmonis kedua sistem pendidikan, disertai

faktor

dengan pendekatan ukhuwah atau tali

timbulnya cita-cita untuk mendirikan suatu

persaudaraan,

persyarikatan

secara

bertahap

dapat

yang

Muhammadiyah,

pertama

adalah

Muhammadiyah

secara

bahwa

secara

diterima oleh masyarakat luas. Pada

subjektif ada pada hati sanubari K. H

perkembangannya

sekolah-

Ahmad dahlan sendiri karena pendalaman

terdapat

beliau terhadap dorongan ayat-ayat Allah

kurikulum pelajaran agama Islam dan juga

SWT yang telah ditelaahnya benar- benar

berkembang pesantren yang di dalamnya

dan

diberikan pelajaran

dimaksudkan, misalnya QS Ali Imran ayat

sekolah

yang

di

berdirilah
dalamnya

ilmu pengetahuan

pengalaman

nilai-nilai

ayat

104 “wal takun minkum ummatun yad’una

umum.
3

ila al khairi waya’muruna bil ma’rufi wa

dipungkiri adanya kenyataan berbagai

yanhauna’an

pengaruh

al

munkar”

(Suyoto,

kepercayaan

lain

yang

1998:71). Ayat tersebut menggerakan hati

menempel secara tidak sengaja keutuh

K. H Ahmad Dahlan untuk membangun

ajaran Islam (Pasya, 2009:101)

model gerakan Islam yang terorganisir

Ide dari pendirian persyarikatan

sebagai instrumen dalam merealisasikan

Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini

nilai-nilai

tataran

juga mendapatkan respon dari berbagai

substantif maupun real untuk mewujudn

pihak, baik dari keluarga maupun dari

masyarakat Islam yang sebenar-benarnya

masyarakat sekitarnya. Berbagai fitnahan,

yang sejahtera, aman, damai makmur dan

tuduhan dan hasutan datang bertubi-tubi

bahagia. Kedua, bahwa sebagai bentuk

kepadanya. Ia dituduh hendak mendirikan

tanggung jawab religiusitas K.H. Ahmad

agama baru yang menyalahi agama Islam.

Dahlan atas kenyataan objektif sosio-

Ada yang menuduhnya kiai palsu, karena

kultur masyarakatnya yang tidak sesuai

sudah meniru-niru bangsa Belanda yang

ideal-ideal khaira umah telah mendorong

Kristen dan macam-macam tuduhan lain

beliau

(Salam: 1986:59). Bahkan ada pula orang

Islam,

baik

pada

mendirikan

persyarikatan

yang

Muhammadiyah (Farihen, 2013:79).

hendak

membunuhnya.

Namun

realitias

rintangan-rintangan tersebut dihadapinya

ajaran-ajarannya banyak dipengaruhi oleh

dengan sabar. Keteguhan hatinya untuk

budaya lokal yang sebelumnya memang

melanjutkan

telah berkembang di Indonesia. Sebelum

pembaharuan Islam di tanah air bisa

masuknya agama Islam di Indonesia,

mengatasi semua rintangan tersebut.

Agama

masyarakat

Islam

dalam

Indonesia

kepercayaan

terhadap

Sebelum

memiliki

animisme

cita-cita

Muhammadiyah,

dan

dan

mendirikan
KH.

perjuangan

organisasi

Ahmad Dahlan

dinamisme dengan segala amalan tradisi

mempelajari perubahan-perubahan yang

yang ada didalamnya, dimana kepercayaan

terjadi di Mesir, Arab, dan India, untuk

tersebut senada dengan kemunculan agama

kemudian berusaha menerapkannya di

Hindu dan Budha kemudian. Pada sisi lain

Indonesia. Ahmad Dahlan juga sering

agama

mengadakan pengajian agama di langgar

melewati

Islam

sampai

perjalanan

ke
yang

Indonesia

atau mushola (Sutarmo 2005:41).

panjang

berbagai tradisi dan adat istiadat serta

Ada beberapa faktor intern dan

interpolasi yang ikut memperkeluh arus

faktor ekstern, yang mendorong mengapa

perjalanannya. Oleh karena itu tidak dapat

KH. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi
4

Muhammadiyah. Faktor internalnya yang

dakwah, dan juga untuk meneruskan dan

pertama adalah Kehidupan beragama tidak

melangsungkan cita-citanya membangun

sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits,

dan

karena merajalelanya taklid, bid’ah dan

membangkitkan

churafat (TBC), yang menyebabkan Islam

ketertindasan dan ketertinggalan ummat

menjadi beku. Kedua adalah keadaan

Islam

bangsa Indonesia serta umat Islam yang

dipilihnya

hidup

kebodohan,

memperluas gagasannya tentang gerakan

kekolotan dan kemunduran. Dan yang

dakwah Muhammadiyah ialah dengan

ketiga,

semangat

mendidik para calon Pamong Praja (calon

ukhuwah Islamiyah dan tidak adanya

pejabat) yang belajar di OSVIA Magelang

organisasi Islam yang kuat. Keempat

dan para calon guru yang belajar di

Lembaga pendidikan Islam tak dapat

Kweekschool Jetis Yogyakarta, karena ia

memenuhi fungsinya dengan baik, dan

sendiri diizinkan oleh pemerintah kolonial

sistem pesantren yang sudah sangat kuno.

untuk mengajarkan agama Islam di kedua

Adanya pengaruh dan dorongan, gerakan

sekolah tersebut. Dengan mendidik para

pembaharuan dalam Dunia Islam.

calon pamongpraja tersebut diharapkan

dalam

kemiskinan,

tidak

terwujudnya

Selain itu terdapat faktor-faktor

memajukan

akan

di

bangsa

dengan

kesadaran

Indonesia.
untuk

dengan

ini

akan

Strategi

yang

mempercepat

segera

dan

memperluas

ekstern, mencakup yaitu pertama Adanya

gagasannya tersebut, karena mereka akan

kolonialisme Belanda di Indonesia. Yang

menjadi orang yang mempunyai pengaruh

kedua Kegiatan serta kemajuan yang

luas di tengah masyarakat. Demikian juga

dicapai oleh golongan Kristen dan Katolik

dengan mendidik para calon guru yang

di Indonesia. ketiga Sikap sebagian kaum

diharapkan

intelektual Indonesia yang memandang

proses transformasi ide tentang gerakan

Islam

telah

dakwah Muhammadiyah, karena mereka

Adanya

akan mempunyai murid yang banyak. Oleh

rencana politik kristenisasi dari pemerintah

karena itu, K. H Ahmad Dahlan juga

Belanda,

mendirikan sekolah guru yang kemudian

sebagai

ketinggalan

agama

zaman.

demi

yang

Keempat

kepentingan

politik

kolonialnya.

dikenal

Adanya upaya dakwah (seruan

akan

dengan

(Kweekschool

segera

mempercepat

Madrasah

Mu'allimin

Muhammadiyah)

dan

kepada ummat manusia), maka Dahlan

Madrasah

gigih membina angkatan muda untuk turut

Istri/ibu-ibu

bersama-sama

Ahmad Dahlan mengajarkan agama Islam

melaksanakan

upaya
5

Mu'allimat

(Kweekschool

Muhammadiyah).

K.

H

dan tidak lupa menyebarkan cita-cita

berkuasa. Permohonan itu baru dikabulkan

pembaharuannya.

pada tahun 1914, dengan Surat Ketetapan

K. H Ahmad Dahlan selain aktif

Pemerintah No. 81 tanggal 22 Agustus

dalam menggulirkan gagasannya tentang

1914 (Tanjung, 2001:45). Izin itu hanya

gerakan dakwah Muhammadiyah, ia juga

berlaku untuk daerah Yogyakarta dan

tidak lupa akan tugasnya sebagai pribadi

organisasi ini hanya boleh bergerak di

yang mempunyai tanggung jawab pada

daerah dari keresidenan Yogyakarta. Dari

keluarganya. Ia dikenal sebagai salah

Pemerintah

seorang

kekhawatiran

keturunan

bangsawan

yang

Hindia

Belanda

akan

timbul

perkembangan

menduduki jabatan sebagai Khatib Masjid

organisasi ini. Itulah sebabnya kegiatannya

Besar

mempunyai

dibatasi.

tinggi.

Di

dibatasi, tetapi di daerah lain seperti

samping itu, ia juga dikenal sebagai

Srandakan, Wonosari, dan Imogiri dan

seorang

cukup

lain-lain tempat telah berdiri cabang

berhasil dengan berdagang batik yang saat

Muhammadiyah. Hal ini jelas bertentangan

itu merupakan profesi entrepreneurship

dengan

(kewirausahaan) yang cukup mengena di

Hindia Belanda. Untuk mengatasinya,

masyarakat khususnya Kauman. Sebagai

maka KH. Ahmad Dahlan mensiasatinya

seorang

dengan

Yogyakarta

penghasilan

yang

yang
cukup

wirausahawan

yang

aktif

yang

dalam

kegiatan

Walaupun

dengan

Muhammadiyah

keinginan

menganjurkan

agar

luar

cabang

bermasyarakat dan mempunyai gagasan-

Muhammadiyah

gagasan cemerlang, Dahlan juga dengan

memakai nama lain (Kutojo dan Safwan,

mudah diterima dan dihormati di tengah

1991:25). Contohnya Nurul Islam di

kalangan masyarakat, sehingga ia juga

Pekalongan, Ujung Pandang dengan nama

dengan cepat mendapatkan tempat di

Al-Munir,

organisasi Jam'iyatul Khair, Budi Utomo,

Ahmadiyah. Sedangkan di Solo berdiri

Syarikat Islam, dan Komite Pembela

perkumpulan

Kanjeng Nabi Muhammad SAW (Salam,

Fathonah

1986:106).

pimpinan dari cabang Muhammadiyah.

di

di

pemerintah

Garut

Sidiq

(SATF)

Yogyakarta

dengan

Amanah
yang

nama

Tabligh
mendapat

Bahkan dalam kota Yogyakarta sendiri ia

Pada tanggal 20 Desember 1912,
Ahmad Dahlan mengajukan permohonan

menganjurkan

kepada

perkumpulan untuk mengadakan pengajian

Pemerintah

kolonial

Hindia

adanya

kepentingan

dan

Belanda untuk mendapatkan badan hukum

dan

atau perizinan dari pemerintah yang

Perkumpulan-perkumpulan dan Jama'ah6

menjalankan

jama'ah

Islam.

jama'ah ini mendapat bimbingan dari

dikembangkan sehingga dari hasil kajian

Muhammadiyah, yang di antaranya ialah

ayat-ayat tersebut oleh KHR Hadjid

Ikhwanul

Taqwimuddin,

dinamakan “Ajaran K. H Ahmad Dahlan

Cahaya Muda, Hambudi-Suci, Khayatul

dengan kelompok 17, kelompok ayat-ayat

Qulub,

Islam,

Al Quran”, yang didalammya tergambar

Thaharatul-Aba,

secara jelas asal-usul ruh, jiwa, nafas,

Ta'awanu alal birri, Ta'ruf bima kan, u

semangat Persyarikatan Muhammadiyah

wal-Fajri, Wal-Ashri, Jamiyatul Muslimin,

dalam

pengabdiyannya

Syahratul Mubtadi (Kutojo dkk, 1991: 33).

SWT.

Kelahiran

Muslimin,

Priya

Thaharatul

Utama,

Dewan

Qulub,

Dengan

melihat

kepada

dari

Allah

persyarikatan

sejarah

Muhammadiyah itu tidak lain karena

perkembangan

diilhami dan disemangati oleh ajaran-

Muhammadiyah,

ajaran Al-Qur’an karena itupula seluruh

memperhatikan faktor-faktor yang melatar

gerakannya tidak ada motif lain kecuali

belakangi berdirinya, aspirasi, motif dan

semata-mata untuk merealisasikan prinsip-

cita-

prinsip

pertumbuhan

dan

persyarikatan

citanya

serta

ama

usaha

dan

ajaran

Islam.

Segala

yang

gerakannya terdapat 3 ciri dari perjuangan

dilakukan Muhammadiyah, baik dalam

Persyarikatan Muhammadiyah.

bidang

Adapun ciri-ciri dari perjuangan

pendidikan

kemasyarakatan,

dan

pengajaran,

kerumah

tanggaan,

Persayarikatan Muhammadiyah itu yakni,

perekonomian, dan sebagainya tidak dapat

Persyarikatan

Muhammdiyah

sebagai

dilepaskan dari usaha untuk mewujudkan

Gerakan

Islam

Persyarikatan

dan melaksankan ajaran Islam. Gerakan

Muhammadiyah

dibangun

oleh

KH

Persyarikatan

Muhammadiyah

hendak

Ahmad Dahlan sebagi hasil kongkrit dari

berusaha untuk menampilkan wajah Islam

telaah dan pendalaman (tadabbur) terhadap

dalam wujud yang riil, kongkret, dan

Al Quranul Karim. Faktor inilah yang

nyata, yang dapat dihayati, dirasakan, dan

sebenarnya paling utama yang mendorong

dinikmati oleh umat sebagai rahmatan

berdirinya Muhammadiyah. Ketelitiannya

lil’alamin.

yang

sangat

memadai

pada

setiap

mengkaji ayat-ayat Al Quran, khususnya

PEMIKIRAN K. H AHMAD DAHLAN

ketika menelaah surat Ali Imran, ayat:

TENTANG PENDIDIKAN

104, maka akhirnya dilahirkan amalan
real,

yaitu

lahirnya

Agama Islam menekankan kepada

Persyarikatan

umatnya untuk mendayagunakan semua

Muhammadiyah. Kajian serupa ini telah

kemampuan yang ada pada dirinya dalam
7

rangka

memahami

fenomena

alam

sesuai dengan tujuan penciptaan manusia

semesta. Meskipun dalam banyak tempat

yaitu sebagai hamba Allah dan khalifah

Al-Qur’an

Allah di muka bumi, dalam ungkapan lain

senantiasa

menekankan

pentingnya menggunakan akal, akan tetapi

disebut

Al-Qur’an juga juga mengakui akan

mengembalikan

keterbatasan

Ada

kepada kedudukan yang sebenarnya yaitu

fenomenayang tak dapat dijangkau oleh

sebagai hamba Allah dan Khalifah Allah

indera

in

di muka bumi. Untuk tercapainya tujuan

disebabkan, karena wujud yang ada di

pendidikan Islam tersebut, manusia harus

alam ini memiliki dua dimensi, yaitu

mengembangkan potensi dirinya melalui

pisika dan metapisika. Manusia merupakan

pendidikan

dan

kemampuan

akal

akal.

manusia.

Hal

integrasi dari kedua dimensi tersebut, yaitu

dengan

rehumanisasi
kedudukan

yaitu
manusia

Muhammadiyah dikenal sebagai

dimensi ruh dan jasad. Batasan di atas

gerakan

memberikan

pendidikan Islam modern. Salah satu latar

arti,

bahwa

epistemologi

pendidikan

pengetahuan

dapat

Islam,

ilmu

belakang

yang

berdirinya

memelopori

Muhammadiyah

apabila

menurut Mukti Ali ialah ketidakefektifan

peserta didik (manusia) mendayagunakan

lembaga pendidikan agama pada waktu

berbagai media, baik yang diperoleh

penjajahan

melalui persepsi inderawi, akal, kalbu,

Muhammadiyah memelopori pembaruan

wahyu maupun ilham. Oleh karena itu,

dengan jalan melakukan reformasi ajaran

aktifitas

Islam

dan pendidikan Islam. Kini pendidikan

kemungkinan

Muhammadiyah telah berkembang pesat

hendaknya

diperoleh

dalam

Islam

pendidikan
memberikan

dalam

Belanda,

sehingga

yang sebesar-besarnya bagi pengembangan

dengan

ke semua dimensi tersebut. Pengembangan

masalah dan tantangan pun tidak kalah

tersebut merupakan proses integrasi ruh

berat. Dalam sejumlah hal bahkan dikritik

dan jasad. Konsep ini diketengahkannya

kalah bersaing dengan pendidikan lain

dengan menggariskan perlunya pengkajian

yang unggul. Kritik apapun harus diterima

ilmu pengtahuan secara langsung, sesuai

untuk perbaikan dan pembaharuan.

prinsip-prinsip al-Qur`an dan Sunnah,

segala

kesuksesannya,

Pendidikan

tetapi

Muhammadiyah

bukan semata-mata dari kitab tertentu.

merupakan

Menurut K. H. Ahmad Dahlan tentang

dengan gerakan Muhammadiyah dan telah

tujuan pendidikan Islam sebagaimana yang

berusia sepanjang umur Muhammadiyah.

telah ditetapkan oleh Al-Qur’an yaitu

Jika diukur dari berdirinya Madrasah
8

bagian

yang

terintegrasi

Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah (1 Desember

TUJUAN PENDIDIKAN MENURUT

1911)

K.H. AHMAD DAHLAN

Pendidikan

berumur

Muhammadiyah

lebih

tua

ketimbang

Pendidikan hendaknya diarahkan

organisasinya (Darban, 2000: 13). Sekolah

pada usaha membentuk manusia muslim

tersebut merupakan rintisan lanjutan dari

yang berbudi pekerti luhur, alim dalam

“sekolah”

agama,

(kegiatan

Kyai

dalam

ajaran

Islam)

yang

masalah ilmu keduniaan, serta bersedia

Kyai

Dahlan

secara

berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.

pelajaran

yang

Tujuan pendidikan tersebut merupakan

dan

pembaharuan dari tujuan pendidikan yang

pengetahuan umum di beranda rumahnya.

saling bertentangan pada saat itu yaitu

Lembaga pendidikan tersebut sejatinya

pendidikan

sekolah Muhammadiyah, yakni sekolah

sekolah model Belanda. Di satu sisi

agama yang tidak diselenggarakan di surau

pendidikan pesantren hanya bertujuan

seperti pada umumnya kegiatan umat

utnuk menciptakan individu yang salih dan

Islam pada waktu itu, tetapi bertempat

mengalami

ilmu

tinggal di dalam sebuah gedung milik ayah

pendidikan

sekolah

K. H Dahlan, dengan menggunakan meja

merupakan

pendidikan

dan papan tulis, yang mengajarkan agama

didalamnya tidak diajarkan agma sama

dengan cara baru, juga diajarkan ilmu-ilmu

sekali.

umum (Hadikusuma, 2001:64)

tersebut lahirlah dua kutub intelegensia:

menjelaskan
dikembangkan
informal

dalam

mengandung ilmu

agama

Islam

luas

pandangan

pesantren

Akibat

dan

dan

agama.

paham

pendidikan

Sebaliknya,

model

Belanda

sekuler

dualisme

yang

pendidikan

K. H Ahmad Dahlan merupakan

lulusan pesantren yang menguasai agama

tokoh pendidikan di Indonesia. K. H.

tetapi tidak menguasai ilmu umum dan

Ahmad Dahlan, upaya strategis untuk

sekolah Belanda yang menguasai ilmu

menyelamatkan umat islam dari pola

umum tetapi tidak menguasai ilmu agama.

berpikir

Ketika

yang

statis

menuju

pada

melihat

ketimpangan

atau

pemikiran yang dinamis adalah melalui

ketidakseimbangan tersebut KH. Ahamd

pendidikan.

Dahlan

Pendidikan

hendaknya

berpendapat
yang

bahwa

tujuan

sempurna

adalah

ditempatkan pada skala prioritas utama

pendidikan

dalam proses pembangunan umat.

melahirkan individu yang utuh menguasai
ilmu agama dan ilmu umum, material dan
spritual serta dunia dan akhirat. Bagi K. H.
Ahmad Dahlan kedua hal tersebut (agama9

umum,

material-spritual,

dunia-

dalam bidang pendidikan dan bergaul

akhirat) merupakan hal yang tidak bisa

secara sosial setara dengan kaum laki-laki.

dipisahkan satu sama lain. Inilah yang

Pendidikan yang dilaksanakan oleh

menjadi alasan mengapa KH. Ahmad

Muhammadiyah merupakan salah satu dari

Dahlan mengajarkan pelajaran agama dan

bentuk

ilmu

Persyarikatan,

yang

struktur

kelembagaannya

bersifat

formal,

umum

sekaligus

dan

di

Madrasah

Muhammadiyah.
Kiprah

Muhammadiyah

dan

jenis

Amal

Usaha

bagi

berjenjang dari tingkat pendidikan dasar

bangsa Indonesia secara resmi telah diakui

sampai perguruan tinggi. Adapun bentuk,

sejak lama oleh semua orang, termasuk

jenis,

oleh

tingkat

pendidikan

Muhammadiyah

itu

hakikatnya

Soekarno yaitu sejak tahun 1961 dengan

merupakan

perwujudan

mengangkat KH Ahmad Dahlah sebagai

pengembangan

misi

pahlawan nasional. Pengangkatan KH

khususnya dalam bidang pendidikan, yang

Ahmad Dahlan sebagai pahlawan nasional

terkait

membuktikan pengakuan atas kepeloporan

pendidikan Islam yang berlandaskan Al-

Muhammadiyah

kehidupan

Quran dan Sunnah sebagaimana menjadi

berbangsa dan bernegara sebagaimana

paham agama dalam Muhammadiyah,

dikemukakan

Keputusan

maupun secara kesejahteraan terkait pula

Presiden Soekarno Nomor 657 tahun 1961.

dengan gagasan-gagasan dasar K. H.

Muhammadiyah dinilai oleh pemerintah

Ahmad

telah menjadi pelopor kebangkitan umat

membangun pendidikan Muhammadiyah.

pemerintah

pada

era

dalam

dalam

Surat

Presiden

Islam Indonesia untuk menyadari nasibnya

dan

secara

Dahlan

pada

Muhammadiyah

substansial

dalam

Pendidikan

dari

dengan

merintis

dan

Muhammadiyah

yang masih harus belajar dan berbuat.

memiliki keterkaitan dengan keprihatinan

Muhammadiyah juga telah memberikan

pendiri Muhammadiyah yang berkaitan

ajaran Islam yang murni yang menuntut

dengan:

kemajuan, kecerdasan dan beramal bagi

1. Ajaran Islam dilaksanakan tidak secara

masyarakat dan umat dengan memelopori

murni bersumber pada Al-Quran dan

amal usaha sosial dan pendidikan yang

Sunnah,

sangat diperlukan bagi kebangkitan dan

praktik-praktik

kemajuan bangsa. Muhammadiyah juga

khurafat.

memelopori kebangkitan kaum perempuan

10

bahkan

tercampur

syirik,

dengan

bid’ah,

dan

2. Lembaga-lembaga

pendidikan

Islam

mencontoh

tidak lagi dapat memenuhi tuntutan

Barat.

jaman akibat dari pengaruh luar.

Buah Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan

3. Keadaan umat Islam yang sangat
menyedihkan
ekonomi,

dalam

politik,

bidang

kultural,

pada konteks pendidikan Islam memiliki

sosial,

ketersambungan

sebagai

aspek

PENUTUP
Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan

kehidupan

tujuan

pendidikan

Islam

Islam,

dan

kurikulum

pendidikan

karena

pemikiran

K. H Ahmad Dahlan hendak

menyinergikan antara aspek agama dan

ilmu

ilmu pengetahuan umum. Pemikiran K. H

pengetahuan, bercorak intelektual, moral

Ahmad Dahlan tentang konsep pendidikan

dan religius dapat terlihat pada aspek

Islam yang berhubungan dengan ide-ide

pemikiran K.H. Ahmad Dahlan yang

yang

meliputi: 1) tujuan pendidikan Islam beliau

menanamkan nilai-nilai kepribadian, etika,

berpendapat bahwa tujuan pendidikan

dan

Islam yang sempurna adalah melahirkan

Walaupun pemikiran KH. Ahmad Dahlan

individu yang utuh,dapat menguasai ilmu

telah ada sejak masa penjajahan, namun

agama dan ilmu umum, material dan

tak mengurangi para generasinya untuk

spiritual;

mengembangkan

2)

dikotomi

dalam

pendidikan Islam di era modern adalah

akibat dari penjajahan.

yang menyatukan

sistem pendidikan sekolah

materi

atau

kurikulum

berkenaan

moral

pendidikan Islam; beliau melakukan dua

semangat

tindakan

sekaligus,

Dahlan.

pelajaran

agama

yaitu

memberi

di

sekolah-sekolah

Belanda yang sekuler

dan mendirikan

sekolah-sekolah sendiri di mana agama
dan

pengetahuan

berkesinambungan

umum

secara

diajarkan.

Materi

pendidikan Islam menurut K. H Ahmad
Dahlan itu meliputi pendidikan moral,
pendidikan

individu,

dan

pendidikan

kemasyarakatan; dan c) metode atau tehnik
pengajaran;

beliau

lebih

banyak

11

dalam

dengan

diri

dan

pembaharuan

anak

upaya

didik.

melanjutkan
KH.

Ahmad

Daftar Pustaka
Darban, Ahmad Adaby. (2000). Sejarah
Kauman:
Menguak
Identitas
Kampung
Muhammadiyah.
Yogyakarta: Tarawang
Farihen. (2013). Akar Pembaharuan
Dalam
Islam
Dan
Studi
KeMuhammadiyahan.
Ciputat/
Banten: Ceria Ilmu Publishing.
Kutojo, Sutrisno, Mardanas Safwan.
(1991). K. H. Ahmad Dahlan:
riwayat hidup dan perjuangannya.
Bandung: Angkasa.
Pasya, Muhammad Kamal. (2009).
Muhammadiyah Sebagai Gerakan
Isam. Yogyakarta: Pustaka SM.
Salam, Yunus. (1986). Riwayat Hidup
KHA.
Dahlan.
Amal
dan
perjuangannya.
Jakarta:
Depot
Pengadjaran Muhammadijah.
Sutarmo. (2005). Muhammadiyah Gerakan
Sosial
Keagamaan
Modernis.
Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Suyoto. (1998) K.H. Ahmad Dahlan Amal
dan Perjuangannya. Tangerang: alWasat Publishing House
Tanjung,
M.
Azrul.
(2001).
Muhammmadiyah Ahmad Dahlan
“menemuka Kembali Otentitsitas
Gerakan
Muhammadiyah.
Yogyakarta: STIE. Press Ahmad
Dahlan.
Syuja,
Muhammad.
(2009).
Islam
Berkemajuan.
Tangerang:
AlWasath.

12

13