ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN NIL

Dinosaurus "Iblis" Ditemukan

Dinosaurus baru yang diberi nama "Evil Spirit Buck-Toothed Reptile" alias reptil roh setan
bergigi jelek atau dalam nama ilmiah Daemonosaurus chauliodus ditemukan di New Mexico. Si
iblis ini merupakan dinosaurus penghubung antara dinosaurus tertua dan dinosaurus Jurassic
spesies theropod.Dinosaurus yang hidup 205 juta tahun yang lalu ini setinggi anjing besar
dengan tulang yang tidak biasa. Demikian jelas Hans-Dieter Sues, ahli purbakala vertebrata di
National Museum of Natural History di Washington DC. "Moncongnya pendek dan gigi
depannya besar-besar," katanya. Ia juga menambahkan, "Jenis struktur tulang yang tidak dikira
pada waktu itu untuk dinosaurus predator."
Dinosaurus tertua yang diketahui hidup 230 juta tahun yang lalu, dalam Periode Triassic. Setelah
itu, ada jeda besar dari hasil temuan fosil. Banyak ahli memperkirakan bahwa dinosaurusdinosaurus awal punah. "Setelah itu predator yang lebih rumit mengambil alih kemudian terjadi
diversifikasi pada peralihan periode Triassic ke Jurassic," kata Sues.
Daemonosaurus c ini merupakan jembatan yang menghubungkan kedua grup dinosaurus. Dari
fosil yang ditemukan, dinosaurus ini memiliki beberapa ciri yang menghubungkan jeda evolusi
antara dinosaurus awal ke dinosaurus yang lebih modern. Berdasarkan analisis terhadap fosil
yang ditemukan, dinosaurus ini memiliki ciri Triassic dengan beberapa ciri dari Jurassic.
Ciri Triassic yang dimilikinya, misalnya, jeda kecil antara lubang hidung dan rongga mata.
Tulang yang berkaitan dengan kantong udara yang seperti sistem paru-paru burung juga masih
punya ciri primitif. Ciri dinosaurus yang lebih modern yang dimiliki Daemonosaurus c ada pada
gigi.

"Ini adalah bukti bahwa dinosaurus punya distribusi yang lebih luas," jelas Sue. (National
Geographic Indonesia/Alex Pangestu)

Ditemukan, Dinosaurus Terkecil di Dunia
Dinosaurus ini menyerupai burung. Hidup antara 145 juta
hingga 100 juta tahun lalu.
Sebuah fosil binatang yang menyerupai burung ditemukan di wilayah bagian selatan Inggris.
Fosil itu diduga tulang dinosaurus yang menyerupai burung. Seperti dikutip dari livescience.com,
temuan ini dilaporkan oleh Paleozoologis dari Universitas Portsmouth, Darren Naish pada
Agustus tahun lalu dan dimuat dalam jurnal Cretaceous Research.
Dinosaurus ini diberi nama Ashdown, sesuai dengan tempat penemuan fosil. Dinosaurus ini

diduga hidup lebih dari 100 juta tahun yang lalu dan memiliki tinggi tak lebih dari 40 cm.
Ashdown, kemungkinan merupakan jenis dinosaurus terkecil yang pernah hidup di muka bumi.

Fosil yang ditemukan itu berupa tulang leher kecil dengan panjang sekitar 7,1 milimeter. Tulang
itu diduga milik dinosaurus Ashdown dewasa yang hidup di masa Cretaceous, sekitar 145 juta
hungga 100 juta tahun yang lalu. Tulang milik maniraptoran, kelompok dinosaurus theropod ini,
diyakini sebagai cikal bakal burung saat ini.
Mencari ukuran besar dinosaurus yang sebenarnya dengan hanya meneliti satu tulang memang

sangat sulit. Namun, menurut Naish, para peneliti menggunakan dua metode untuk mencari tahu
seberapa besar Ashdown. Metode pertama dengan membuat model leher dinosaurus secara
digital. Kemudian mencocokkan leher digital itu dengan bayangan maniraptoran pada
umumnya. Namun, cara ini cenderung lebih banyak menggunakan unsur seni dari pada
ilmiahnya.
Sedangkan metode kedua, lewat pendekatan yang lebih matematis dengan menggunakan rasio
leher ke tubuh dinosaurus lainnya untuk menghitung panjang maniraptoran baru ini.
Berdasarkan laporan yang dibuat Naish, kedua metode mendapatkan hasil, maniptoran baru kirakira memiliki panjang antara 30 hingga 50 centimeter.
Jika dinosaurus Ashdown yang ditemukan ini memecahkan catatan rekor terkecil, dia akan
mengalahkan dinosaurus terkecil yang pernah hidup di daerah Amerika Utara, Anchiornis.
Dinosaurus ini juga menyerupai burung dan hidup di wilayah yang sekarang menjadi daerah
Cina pada 160 juta hingga 155 juta tahun yang lalu. Jika berdiri, tingginya mencapai 50 cm
dengan berat badan sekitar 2 kg.(umi)

Fosil Sapi Laut Purba Ditemukan di Filipina

Fosil serupa pernah ditemukan di India, Madagascar,
Pakistan, Sri Lanka, dan Indonesia.
Sekelompok tim peneliti asal Italia menemukan tulang belulang seekor sapi laut, spesies yang
hidup sekitar 20 juta tahun lalu. Tulang-tulang tersebut ditemukan di sebuah gua di Filipina.

Beberapa tulang rusuk dan bagian tulang punggung mamalia air itu ditemukan Februari dan
Maret lalu di bebatuan kapur di atas perairan sebuah sungai bawah tanah di pulau Palawan.

“Fosil itu ada di dalam batu, di dalam gua. Kami tidak bisa menyingkirkan batu dan tidak ingin
mengangkatnya,” kata Leonardo Piccini, geolog asal University of Florence, seperti dikutip dari
Independent, 14 Juni 2011.
Piccini menyebutkan, ia dan timnya lebih memilih menunggu sampai adanya teknologi yang
memungkinkan mempelajari fosil tanpa mengangkatnya dari batu.
Saat mengungkapkan temuannya dalam sembuah simposium, di mana pertama kalinya temuan
itu dipublikasikan, Piccini menyebutkan, temuan langka itu berasal dari sekitar era Miocene yang
berlangsung sekitar 20 juta tahun lalu.
“Kerangka ini merupakan kerangka hewan pertama dari spesies ini yang ditemukan di kawasan
tersebut,” kata Piccini. “Untuk itu, sangatlah penting bagi kita merekonstruksi habitat dan
penyebaran hewan ini di era Miocene,” ucapnya.
Menurut Federico Panti dan Paolo Forti yang juga anggota tim peneliti, dari perbandingan awal
yang dilakukan terhadap spesimen fosil, terindikasi fosil imi merupakan salah satu dari dua
spesies sirenia. Sebagai informasi, sirenia, dikenal juga dengan sapi laut, yakni hewan pemakan
tumbuhan yang telah punah.
Diperkirakan, ketika hidup, hewan ini memiliki ukuran panjang sekitar 180 centimeter. Saat ini,
ada dua spesies sapi laut yang masih hidup yakni dugong yang tinggal di kawasan Indo-Pacific,

serta duyung, yang tinggal di kawasan Atlantik. Peneliti menyebutkan, fosil hewan seperti itu
pernah ditemukan di India, Madagascar, Pakistan, Sri Lanka, dan di pulau Jawa, Indonesia.

“Spesies yang ditemukan di kepulauan Palawan merupakan yang pertama di Filipina dan
ditemukan di kawasan paling timur,” kata Piccini.
Untuk itu, para peneliti mendorong pemerintah agar melindungi kawasan Puerto Princesa, sungai
bawah tanah yang sangat gencar dipromosikan sebagai tempat tujuan wisata. (umi)

Fosil 'Miniatur Dinosaurus' Ditemukan di
Inggris

Seorang kolektor fosil di East Sussex, Inggris, telah menemukan sebuah fosil dari salah satu
dinosaurus terkecil di dunia, ungkap para ilmuwan.
Seperti yang dikutip dari AFP, Minggu, (19/6/2011), para ahli paleontologi di University of
Portsmouth meneliti fosil dari seekor dinosaurus berbentuk dinosaurus, yang berukuran 33
sampai 40 cm.
Para ilmuwan mengatakan bahwa makhluk tersebut berasal dari zaman Mesozoic sekira 250 juta
tahun yang lalu.
Fosil yang dipublikasikan dalam jurnal Cretaceous Research tersebut, ditemukan oleh David
Brockhurst, berusia 51 tahun, di wilayah Ashdown Brickworks dekat Bexhill.

Ahli paleontologi memberi nama julukan hewan tersebut sebagai 'Ashdown Maniraptorian',
namun para ahli masih harus meneliti lebih lanjut apakah hewan itu karnivora atau omnivora.
"Fosil ini mewakili dinosaurus terkecil yang pernah kami temukan dalam catatan fosil Eropa,"
ujar Steve Sweetman dari University of Portsmouth.
Para ahli mengatakan kalau dinosaurus tersebut mirip dengan jenis maniraptorian, yakni
sekelompok theropoda yang termasuk burung dan hewan menyerupai burung lainnya.
(ATA)

Cina Temukan Spesies Baru Dinosaurus TRex
Jinan, Cina (ANTARA News) - Para ilmuwan Cina mengungkapkan bahwa mereka telah
menemukan spesies-spesies baru dari dinosaurus therapoda raksasa di provinsi selatan negeri itu,
Shandong.

Spesies-spesies baru yang digambarkan keluarga dekat dari Tyrannosaurus rex (T. rex) itu
dinamai "Zhuchengtyrannus magnus".

Para pakar peleontologi memastikan spesies-spesies baru itu setelah mendapati rahang atas yang
unik menyusul pemeriksaan tengkorak dan tulang rahang yang ditemukan di kota Zhucheng.
Tulang kuno ini diperkirakan berpanjang 11 meter dan setinggi 4 meter, dengan berat mendekati
7 ton.


"Kami menemukan dua macam fosil tyrannosaurus di sini dan identitas salah satunya masih
belum jelas," kata Xu Xing, peneliti pada Institut Paleontologi dan Paleontropologi Vertebrata,
Akademi Sains Cina.

"Kami menamai genus baru ini Zhuchengtyrannus magnus, yang artinya `Raksasa dari
Zhucheng` karena tulang belulang ditemukan di Zhucheng," kata Xu.

Tulang belulang purbakala itu beberapa cm lebih pendek dibandingkan tulang belulang serupa
pada spesies T. Rex. Sehingga, tak ada keraguan lagi bahwa Zhuchengtyrannus adalah
tyrannosaurus besar, kata Xu seperti dikutip Xinhua.

Menurut Xu, Zhuchengtyrannus magnus adalah anggota dari kelompok therapoda spesial yang
disebut tyrannosaurines yang ada di Amerika Utara dan Asia sebelah timur selama Periode
Cretaceous Akhir yang berumur antara 65 sampai 99 juta tahun.

Semua tyrannosaurus adalah karnivora (pemakan daging), berkaki dua yang umumnya juga
memiliki tangan kecil dan tengkorak besar.

Diantara keluarga tyrannosaurus, para tyrannosaurines adalah yang terbesar dan memiliki ciri

hanya mempunyai dua jari di setiap tangannya dan rahang yang sangat kuat yang bisa mencabik
tulang yang digigitnya.

Mereka adalah predator (hewan pemangsa), sekaligus juga pemakan bangkai.

Galian fosil di Zhucheng mengandung salah satu dari konsentrasi tulang dinosaurus terbesar di
dunia.

Setidaknya 10 spesies dinosaurus ditemukan di tiga rangkaian ekskavasi sejak 1960-an, termasuk
Tyrannosaurus dan Hadrosaurus. (*)

Diposkan oleh jihadganteng80 di 23.35 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Minggu, 19 Juni 2011
PENYEBAB DINOSAURUS PUNAH

Ilmuwan Simpulkan Penyebab Punahnya
Dinosaurus
Pendapat ilmuwan terpecah mengenai apakah kepunahan dinosaurus disebabkan oleh asteroid

atau oleh kegiatan gunung berapi di Deccan Traps, yang sekarang adalah India, tempat
serangkaian letusan gunung berapi yang berlangsung selama 1,5 juta tahun.
Studi baru itu oleh ilmuwan dari Eropa, Amerika Serikat, Meksiko, Kanada dan Jepang dan
disiarkan di jurnal Science mendapati bahwa asteroid dengan lebar 15 kilometer menghantam
bumi di Chixulub --kini Meksiko-- adalah penyebab punahnya KT.
"Kami sekarang memiliki bukti besar bahwa satu asteroid adalah penyebab kepunahan KT. Ini
memicu kebakaran sangat besar, gempa bumi dengan ukuran lebih dari 10 pada skala Richter,
dan tanah longsor seluas benua, yang menciptakan tsunami," kata Joanna Morgan dari Imperial
College London, penulis bersama kajian tersebut.
Asteroid itu diduga telah menghantam bumi dengan kekuatan satu miliar kali lebih kuat
dibandingkan dengan bom atom di Hiroshima.
Morgan mengatakan "paku terakhir di peti mati bagi dinosaurus" hadir ketika bahan ledakan
beterbangan di atmosfir, menyelimuti planet ini dalam kegelapan, sehingga memicu musim

dingin global dan "membunuh banyak spesies yang tak dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan itu".
Para ilmuwan yang mengerjakan studi tersebut menganalisis pekerjaan ahli palaeontologi,
geokemistri, contoh iklim, geofisika dan sedimentologi yang telah mengumpulkan bukti
mengenai kepunahan KT selama 20 tahun belakangan.
Catatan geologi memperlihatkan peristiwa itu yang memicu kepunahan dinosaurus dengan cepat

merusak ekosistem darat dan laut, kata mereka, dan hantaman asteroid tersebut "adalah satusatunya penjelasan yang dapat diterima untuk ini".
Peter Schulte dari University of Erlangen di Jerman, penulis utama mengenai studi itu,
mengatakan catatan fosil dengan jelas memperlihatkan kepunahan massal sekitar 65,5 juta tahun
lalu --masa yang sekarang dikenal sebagai perbatasan K-Pg.
Teori gunung api Deccan juga terlempar ke dalam keraguan oleh model mengenai kimiawi
atmosfir, kata tim tersebut, yang memperlihatkan dampak asteroid diduga telah mengeluarkan
jauh lebih banyak sulfur, debu dan jelaga dalam waktu lebih singkat dibandingkan dengan
ledakan gunung berapi, dan mengakibatkan kegelapan dan udara dingin yang sangat ekstrem.
Gareth Collins, penulis lain dari Imperial College, mengatakan dampak asteroid bukan hanya
menciptakan "hari yang bagaikan neraka" yang menandai akhir dari 160 juta tahun kejayaan
dinosaurus, tapi juga menjadi hari yang sangat besar bagi hewan mamalia.
"Kepunahan KT adalah masa penting dalam sejarah bumi, yang akhirnya melicinkan jalan bagi
manusia untuk menjadi spesies dominan di bumi," ia menulis di dalam komentar mengenai studi
itu, sebagaimana dikutip oleh wartawan Reuters, Kate Kelland.[ito]

Asteroid Raksasa Penyebab Kepunahan
Dinosaurus
WASHINGTON--MI: Sekelompok peneliti top kembali menegaskan bahwa penyebab punahnya
dinosaurus adalah jatuhnya sebuah asteroid raksasa ke Bumi.
Anda tentu pernah mendengar pernyataan itu bukan? Pada 1980, Louis Alvarez dan putranya,

Walter, memublikasikan sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa punahnya dinosarus sekitar
65 juta tahun yang lalu disebabkan efek jatuhnya sebuah asteroid raksasa.
Bukti adanya asteroid itu kemudian diperkuat dengan ditemukannya sebuah kawah besar di
Cicxulub, Meksiko. Semua itu pun diyakini para ilmuan sebagai penyebab pasti kepunahan
hewan reptil purba itu.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul sebuah teori bahwa punahnya dinosaurus

disebabkan meletusnya gunung berapi daerah Deccan Traps di India. Hal itu pun mendorong
para ahli geologi, paleontologi, dan peneliti lain untuk berkumpul dan mengkaji kembali datadata yang dikumpulkan.
Akan tetapi, argumen tersebut tak didukung data yang telah dikumpulkan. Kirk Johnson dari
Denver Museum of Nature and Science mengutarakan ternyata erupsi pegunungan Deccan
dimulai pada 400 ribu tahun sebelum dinosaurus punah. Jadi, itu bukanlah penyebab punahnya
dinosaurus.
Dalam kesimpulan yang dipublikasikan di jurnal Science, disebutkan, sebuah asteroid raksasa
menghunjam Chicxulub dan menyebabkan timbulnya asap berupa awan ke seluruh dunia hingga
akhirnya menyebabkan masa dinosaurus berakhir.

Bintang Kerdil yang Menyebabkan Punahnya Dinosaurus

Ilmuwan menduga ada bintang tidak terlihat dan disinyalir mengitari matahari serta

menyebabkan komet mati membombardir bumi seperti yang membuat dinosaurus punah.
Obyek yang ukurannya lima kali lebih besar daripada Yupiter itu bisa menjadi penyebab
kepunahan massal yang terjadi 26 juta tahun lalu.
Bintang yang memiliki nama panggilan Nemesis oleh ilmuwan NASA, tidak dapat dilihat
meskipun mengeluarkan sinar infra merah dan sangat jauh letaknya.
Nemesis dipercaya mengorbit sistem tata surya pada posisi 25 ribu kali jarak antara Bumi dengan
Matahari.
Seiring dengan perputarannya di galaksi, gaya gravitasinya menarik keluar badan es-nya dari
awan Oort, sebuah lapisan sangat luas yang terdiri dari bebatuan dan debu sejauh Nemesis.
Bola api yang terbang menuju bumi ini berbentuk komet menyebabkan kerusakan total ketika
menyapu kehidupan dinosaurus 65 juta tahun lalu.
Saat ini ilmuwan NASA percaya bahwa mereka akan bisa menemukan Nemesis dengan
menggunakan teleskop pencari panas yang akan mulai memindai langit pada bulan Januari.
Alat yang bernama The Wide-Field Infrared Survey Explorer diharapkan bisa membantu
menemukan ribuan bintang kerdil dalam jarak 25 tahun cahaya dari Matahari, yang mengirim
balik foto komet yang kemungkinan dilepaskan dari kawanan awan Oort.
Petunjuk pertama ilmuwan terhadap keberadaan Nemesis adalah orbit yang aneh dari bintang
kerdil yang disebut sebagai Sedna. Para peneliti melihat ketidakwajaran, orbit oval yang berjarak

12 ribu tahun dapat dijelaskan oleh struktur langit yang masif.
Mike Brown yang menemukan Sedna pada tahun 2003 mengatakan, “Sedna adalah obyek yang
sangat aneh, benda tersebut tidak seharusnya berada di sana. Satu-satunya cara untuk
memperoleh orbit eksentrik adalah memiliki struktur raksasa yang mendukung, jadi ada apa
sebenarnya di luar sana?.

Ditemukan, Dinosaurus Tertua yang Sakit Gigi

Seekor reptil yang hidup sekitar 275 juta tahun lalu di Oklahoma diperkirakan menjadi
dinosaurus pertama yang mengalami cenat-cenut di mulutnya. Temuan ini memecahkan rekor
milik seekor vertebrata darat lain (berasal dari 75 juta tahun lalu) yang juga punya masalah gigi.
“Temuan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan kita seputar penyakit gigi, tetapi juga
mengungkapkan kelebihan dan kekurangan yang dihadapi makhluk tertentu saat gigi mereka
berkembang untuk memakan baik daging ataupun tanaman,” kata Robert Reisz, peneliti dari
University of Toronto Mississauga, Kanada, seperti dikutip dari LiveScience, 21 April 2011.
Sama seperti manusia, kata Reisz, temuan ini meningkatkan peluang terjadinya infeksi mulut
pada dinosaurus. Selain itu, ada juga potensi untuk mengetahui penyebab kematian hewan
tersebut.
“Muncul pertanyaan, apakah dinosaurus ini mati karena infeksi?,” kata Reisz. “Saat ini kita
belum bisa memastikan. Akan tetapi, kemungkinan infeksi merupakan salah satu faktor yang
berkontribusi,” ucapnya.
Sebagai contoh, kata Reisz, sakit gigi seperti itu bisa mempersulit hewan untuk makan. “Dan jika
Anda adalah seorang yang sangat tua seperti reptil ini, Anda sangat berpotensi untuk menjadi
lemah dan kemudian disantap oleh predator lain,” ucapnya.
Adapun reptil yang dimaksud adalah Labidosaurus hamatus, dinosaurus yang hidup di kawasan
Amerika Utara. Saat ditemukan, reisz dan rekan-rekannya mendapati bahwa ada gigi yang hilang
serta terjadi kerusakan di tulang rahang hewan itu.
Dari ukurannya, diperkirakan hewan ini merupakan hewan yang sudah cukup tua untuk ukuran
spesiesnya.

Setelah mengamati tulang tersebut dengan CT scan, tim peneliti menemukan bukti adanya
infeksi parah yang menyebabkan hilangnya gigi, menyebabkan abses, dan kehilangan jaringan di
tulang rahang.
“Tampaknya gigi hewan ini patah dan berhubung tidak tumbuh gigi pengganti, maka terjadi
lubang,” kata Reisz. “Lewat lubang ini, bakteri mulut kemungkinan memasuki rahang dan
kemudian merusaknya,” ucapnya.
Diposkan oleh jihadganteng80 di 23.51 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: SEJARAH DINOSAURUS

Rabu, 15 Juni 2011
SEJARAH DINOSAURUS DAN JENIS-JENIS DINOSAURUS

Dinosaurus mendengar nama itu mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita, yups.. itu adalah
binatang purba yang masih menyimpan misteri hingga saat ini tapi tahukah anda apa sebenarnya
dinosaurus itu mari kita simak penjelasan berikut ini.

Unenlagia comahuensis (Novas, 1997)
Sekarang ini setiap orang sudah mendengar mengenai dinosaurus. Dari
anak-anak sampai orang dewasa telah melihat gambar mereka dan banyak
orang mengira dinosaurus-dinosaurus itu telah punah 65 juta tahun sebelum
manusia ada di bumi. Pandangan mengenai dinosaurus ini sangat
berhubungan erat dengan teori evolusi.
Para penganut paham evolusi mengatakan bahwa dinosaurus pernah hidup
di bumi ini antara 65 sampai 230 juta tahun yang lalu. Dinosaurus ditemukan
hanya di 3 kolom geologis yaitu : Triassic, Jurassic, dan Cretaceous.
Evolusionis menamakan tiga lapisan tanah tersebut dengan nama zaman

Mesozoic. Itulah zaman yang mereka berikan untuk zaman dinosaurus.
Menurut mereka makhluk-makhluk ini punah pada akhir zaman Mesozoik
(Cretaceous). Teori evolusi mengajarkan bahwa dinosaurus sudah punah kirakira 65 juta tahun sebelum manusia mulai berevolusi.
Pandangan dari teori evolusi berbeda dari para ilmuwan yang percaya pada
teori penciptaan. Ilmuwan yang percaya pada teori penciptaan tersebut
berpendapat bahwa dinosaurus tidak punah 65 juta tahun yang lalu namun
hidup bersama-sama dengan manusia. Dinosaurus diciptakan oleh Tuhan dan
bukan melalui evolusi reptil.
Sejarah Penemuan Dinosaurus
Tulang-tulang mereka sangat besar ketika ditemukan tahun 1677 oleh Dr.
Robert Plot. Tulang-tulang itu dikira adalah tulang gajah raksasa. Nama
pertama yang diberikan kepada binatang ini adalah Scrotum humanum. Hal
ini terjadi 2 abad sebelum nama “dinosaurus” dimunculkan.
Pada 1822, Mary Anne Mantell berjalan-jalan di sebuah jalan raya di Sussex.
Berdasarkan tradisi, ia menemukan sebuah tulang yang berkilau ditimpah
sinar matahari, dan membawa pulang tulang tersebut untuk ditunjukkan
kepada suaminya Dr. Gideon Mantell, dokter Inggris dan pemburu fosil
amatir. Dr Mantell mengumumkan bahwa tulang tersebut mempunyai
sebuah gigi yang lebih besar dari reptil modern. I
a menyimpulkan bahwa tulang ini adalah tulang reptil pemakan tumbuhan
yang sudah punah dengan gigi seperti seekor iguana. Pada tahun 1825, Dr
Mantell menamakan fosil tersebut Iguanodon (gigi iguana). Dr. Mantelllah
yang mempopulerkan jaman reptil-reptil. Tahun 1841 anatomis dan
paleontologis Inggris, Sir Richard Owen, yang secara kebetulan adalah lawan
terkuat Charles Darwin, menemukan kata “dinosaurus”. Secara teknis,
dinosaurus menunjuk pada makhluk raksasa yang menyerupai reptil yang
hidup di darat bukan di air. Kata ini berarti “kadal yang mengerikan”. Tulang
rahang Tyrannosaurus rex, panjang 6 kaki dengan gigi 6 inchi panjangnya,
tentunya cocok dengan nama “kadal yang mengerikan”.
Dinosaurus – Diciptakan atau Berevolusi ?
Sejak penemuan Dr. Mantell, fosil-fosil dinosaurus telah ditemukan di
beberapa benua di dunia, dari jauh ke utara seperti Alaska dan jauh ke
selatan seperti Antartika. Dinosaurus itu ada dalam berbagai ukuran, bentuk,
dan jenis. Fosil-fosil dinosaurus merupakan studi kasus yang menarik untuk
membuktikan penciptaan atau teori evolusi. Ada berbagai jenis dinosaurus.
Beberapa berukuran kecil seperti ayam dan yang lain ada yang berukuran
sangat besar sehingga beratnya kira-kira 8 ton.
Banyak dari antara dinosaurus tersebut mempunyai struktur tulang yang lain
dari biasanya. Karena itu, jika dinosaurus berevolusi dari sekitar 230 juta
tahun yang lalu, dimulai dari sejenis reptil (menurut kepercayaan

evolusionis), maka harus ada ribuan makhluk perantara. Selama jangka
waktu tersebut, jutaan dinosaurus hidup dan mati. Kalau teori evolusi benar,
museum-museum dapat menampilkan ribuan bentuk transisi reptil–
dinosaurus yang tak dapat dibantah. Jika penciptaan benar, setiap jenis
dinosaurus muncul dalam bentuk yang sudah jadi dari sejak permulaan
dicipta, tidak ada jenis fosil perantara yang mengisyaratkan bahwa
dinosaurus ini berevolusi dari seekor nenek moyangnya.
Fosil-fosil dinosaurus menunjukkan dengan sangat jelas bahwa tiap satu jenis
dinosaurus yang ditemukan sudah dalam bentuk utuh, tidak ada bukti bahwa
binatang ini berevolusi dari jenis makhluk sebelumnya.
Brontosaurus, kesalahan rekonstruksi
Kalau kita mengunjungi musim kelas dunia, kita akan menemukan banyak
sekali bukti mengenai dinosaurus. Tulang-tulang dan tengkorak telah digali
dari bumi dan semuanya menunjukkan adanya makhluk hidup yang sangat
besar yang pernah hidup di bumi. Tetapi ketika tulang-tulang itu disusun,
ilmuwan tidak selalu membuat rekonstruksi yang akurat. Setiap orang telah
mendengar atau melihat gambar Brontosaurus dengan lehernya yang
panjang, tetapi tidak banyak orang yang tahu bahwa Brontosaurus itu adalah
sebuah kesalahan. Ilmuwan-ilmuwan menemukan bahwa mereka telah
menaruh fosil kepala yang salah pada fosil badan yang salah pula.
Dua peneliti dari Institut Carnegie telah membuktikan bahwa tulang-tulang
Brontosaurus di 5 museum utama, termasuk di museum Carnegie sendiri,
telah menaruh kepala yang salah. Kedua orang itu, pada tahun 1979, telah
memberitahukan media cetak bahwa deskripsi yang diberikan oleh Dr. O.C.
Marsh, ahli fosil yang terkenal dari Yale, berdasarkan data tulang kepala yang
salah.
Dalam artikel “Scientist Claim Brontosaurus Given Wrong Head” (Pittsburgh:
Associated Press, October 10, 1979), Berman menjelaskan bahwa Marsh
sebenarnya mengunakan tulang kepala yang ditemukan 3 atau 4 mil jauhnya
dari tulang badannya. Tetapi tidak ada orang yang mengetahuinya. Marsh
tidak memberitahukan hal ini dalam artikelnya. Tidak ada bukti bahwa tulang
kepala ini ada hubungannya dengan Brontosaurus. Anda dapat mencek hal
ini dalam Marsh’s Dinosaurus yang ditulis John H. Ostrom dan John S.
McIntosh (New Have, Connecticut: Yale University Press, 1966), halaman 244.

Kemudian setelah diberikan kepala yang baru pada Brontosaurus maka
makhluk itu lebih menyerupai Diplodocus. Kepala yang salah itu sebenarnya
milik dinosaurus yang telah ditemukan sebelumnya yaitu Apatosaurus.
Kesimpulannya adalah Brontosaurus tidak pernah ada. Karena alasan itu
maka Brontosaurus tidak disebut dalam The New Dinosaur Dictionary
karangan Donald. F. Glut (Citadel Press, Secaucus, New Jersey, 1982).
Rekonstruksi Dinosaurus
Sangat penting untuk diketahui bahwa pada saat ilmuwan mengali sejumlah
tulang-tulang, mereka tidak menemukan tulang tersebut beserta dagingnya.
Walaupun mereka menemukan semua tulang-tulangnya secara lengkap (dan
biasanya lebih sering ditemukan hanya beberapa bagian saja), mereka
hanya mempunyai data 40 persen untuk menjelaskan bagaimana rupa
makhluk tersebut.
Tulang-tulang itu tidak menceritakan bagaimana warna binatang itu atau apa
yang ia makan. Sedikit sekali bukti fosil mengenai makanan dinosaurus.
Tetapi Komsognatus, Barioniks, dan Hadrosaurus merupakan pengecualian
karena isi perutnya ada yang ditemukan dalam bentuk fosil yang masih utuh.
Bukti bahwa Deinonikhus memangsa Tenontosaurus juga ditemukan.
Makanan kebanyakan dinosaurus hanya dapat diduga-duga saja berdasarkan
data yang didapat oleh para peneliti dari gigi dinosaurus yang telah menjadi
fosil.
Gigi-gigi tajam yang dimiliki hanya menjelaskan bagaimana ia merobek
makanannya tetapi bukan makanan apa yang dirobeknya. Ketika
merekonstruksi dinosaurus yang besar dari sisa-sisa tulang, ilmuwan
membuat berbagai asumsi. Seperti, beberapa pernyataaan mengenai apa
yang dinosaurus lakukan atau di mana mereka tinggal adalah penuh dengan

dugaan-dugaan belaka. Dalam film The Lost World dibicarakan mengenai
tingkah laku Dinosaurus. Makhluk liar hasil cloning ini bisa mencium bau
asap rokok dari jarak beberapa mil, punya intelegensi yang tinggi, menjaga
dan memelihara bayinya, bisa balas dendam, dsb. Tidak satu pun dari hal-hal
tersebut yang bisa diketahui dari fosil tulang belulang dinosaurus.
Sebagai contoh mari kita meneliti fosil Unenlagia comahuensis yang
ditemukan oleh paleontologi Fernando Novas yang dimuat di harian Kompas,
Senin, 26 Mei 1997. Dari tulang yang ada maka ia mencoba menyusun suatu
makhluk dinosaurus yang nantinya berevolusi menjadi burung.
Gambar di dalam diatas menjelaskan bagaimana rekonstruksi tulang
sehingga menjadi bentuk dinosaurus. Warna putih menggambarkan tulang
yang ditemukan sedangkan gambar hitam menunjukkan gambar
rekonstruksi. Saudara dapat menemukan bagaimana tulang yang sangat
sedikit itu direkonstruksi menjadi dinosaurus yang lengkap. Bagaimana ia
dapat menggambarkan kepala dinosaurus lengkap dengan giginya yang
tajam sedangkan tidak ditemukan tulang kepala beserta giginya.
Bagaimana ia menerka panjang lehernya sedangkan tulang lehernya tidak
ditemukan. Bagaimana ia menerka panjang ekornya sedangkan tulang
ekornya tidak ditemukan. Mungkin saja ia berekor pendek, sedangkan
makhluk itu direkonstruksi berekor panjang. Bagaimana ia merekonstruksi
lengan bawah lengkap beserta jari-jarinya sedangkan yang ditemukan hanya
tulang lengan atas. Jelas disini bahwa ilmuwan menggunakan daya
imajinasinya (yang mungkin salah) untuk merekonstruksi tulang belulang
yang ia temukan. Bentuk dari dinosaurus ini saja masih perlu kita
pertanyakan apalagi jika diduga bahwa dinosaurus ini berevolusi menjadi
burung.
Benarkah Archaeopteryx adalah nenek moyang burung ?
Archaeopteryx/Arkheopteriks adalah burung. Ia mempunyai kaki-kaki yang
dapat mencengkeram, sayap-sayap seperti burung, bulu-bulu seperti bulu
burung modern, tempurung kepala seperti burung, dan sebuah furcula
(tulang selangka burung). Selain itu, ia terbang! Lebih jauh lagi, walaupun
fosil Archaeopteryx pertama kali ditemukan 1861, fosil-fosil lain yang
ditemukan sejak saat itu tidak ada satu pun yang menunjukkan bentuk
transisi antara reptil dan Archaeopteryx atau antara Archaeopteryx dan
burung-burung. Jika reptil berevolusi menjadi burung maka akan ditemukan
ribuan makhluk transisi yang hidup dan mati, yang meninggalkan jejak
dalam bentuk fosil.
Walaupun bukti yang memberatkan dan bertentangan ini ada namun banyak
evolusionis mempertahankan pendapat bahwa Archaeopteryx adalah bentuk
transisi antara reptil dan burung. Mereka menunjuk pada bukti bahwa
burung ini mempunyai cakar di kedua sayapnya, gigi, dan beberapa ciri khas
yang tampak seperti reptil. Beberapa orang menyatakan bahwa ciri khas ini

mengindikasikan bahwa Archaeopteryx berevolusi dari reptil. Tetapi,
beberapa burung purba mempunyai gigi.
Dengan bukti yang sama juga ternyata banyak burung purba yang tidak
mempunyai gigi. Intinya adalah tidak ada fosil yang ditemukan yang
menyatakan terjadinya kehilangan gigi secara terus-menerus/perlahan-lahan
hilang pada burung-burung. Mereka ada yang mempunyai gigi dan ada yang
tidak! Hal ini tidak mengejutkan karena hal ini juga terjadi pada beberapa
binatang bertulang belakang lainnya. Beberapa ikan mempunyai gigi,
beberapa amfibi mempunyai gigi, dan beberapa reptil mempunyai gigi.
Tetapi ada ikan, dan amfibi, dan reptil yang tidak punya gigi! Kebanyakan
mamalia punya gigi, tetapi beberapa tidak. Keberadaan atau
ketidakberadaan gigi tidak mengkonfirmasi atau menyangkal teori evolusi
atau penciptaan.
Apakah adanya cakar pada sayap membuktikan transisi reptil dan burung ?
Tidak, karena ada paling sedikit 3 burung yang hidup sekarang yang juga
mempunyai cakar di sayapnya. Hoatzin, burung yang hidup di Amerika
Selatan, mempunyai cakar di sayapnya ketika masih muda. Hal ini juga
terjadi pada touraco, burung yang hidup di Afrika. Ostrich mempunyai 3
cakar pada sayapnya, tetapi tidak ada satu pun yang berani mengusulkan
bahwa ketiga burung ini adalah binatang perantara reptil dan burung karena
mereka hidup pada saat ini.
Beberapa tahun lalu, paleontologis (ahli fosil) menemukan fosil dari burung
modern dan menyimpulkan, dari bukti, bahwa burung modern itu hidup pada
waktu yang sama dengan Archaeopteryx. Archaeopteryx tidak bisa menjadi
nenek moyang burung jika burung modern dan Archaeopteryx hidup pada
waktu yang bersamaan.
Baru-baru ini, paleontologis menemukan fosil-fosil dari seekor burung di
Texas yang diduga hidup 75 juta tahun sebelum Archaeopteryx. Jika kita
mengikuti pola pikir evolusionis maka burung ini seharusnya lebih
menyerupai reptil daripada Archaeopteryx. Tetapi makhluk ini lebih
menyerupai burung daripada Archaeopteryx! Ilmuwan yang percaya teori
penciptaan menyimpulkan bahwa Archaeopteryx bukan seekor binatang
perantara reptil dan burung, tetapi adalah burung, khusus diciptakan Tuhan
dan terpelihara untuk kita dalam bentuk catatan fosil.
Benarkah Dinosaurus Punah 65 Juta Tahun
Sebelum Manusia Berevolusi ?
Mari kita melihat bukti secara ilmiah di Sungai Paluxy, dekat Glen Rose,
Texas, Amerika Serikat. Ken Ham dan John Mackay dari Creation Science
Foundation telah datang melakukan kunjungan ke Paluxy untuk menyelidiki
sisa-sisa bekas peninggalan yang ditemukan orang sebagai bukti yang
meyakinkan tentang adanya bekas jejak kaki manusia di tengah-tengah
bekas jejak kaki dinosaurus. Jika dinosaurus sudah punah 65 juta tahun
sebelum manusia berevolusi maka bagaimana mungkin ada jejak dinosaurus

bersama jejak manusia di lapisan tanah yang sama.
“Kami juga menemukan bukti-bukti tambahan di Sungai Paluxy yang dapat
menghapus paham evolusi mengenai skala waktu geologis. Pada lapisan
yang paling atas dari batu-batuan di sungai itu, yang diperkirakan usianya
oleh para ahli kaum evolusi hanya berusia 25 juta tahun, dengan jelas sekali
kami menemukan bekas jejak kaki dinosaurus. Menurut paham kaum evolusi
fosil-fosil ini mestinya tidak boleh terdapat pada lapisan yang paling atas
(yang berusia 25 juta tahun) karena binatang dinosaurus sudah punah sejak
65 juta tahun lalu.
Jadi, dengan menggunakan metode perhitungan waktu (skala waktu
geologis) yang dipergunakan oleh kaum evolusi sendiri, yang juga
mengabaikan adanya bekas jejak kaki manusia, maka sisa-sisa fosil di Sungai
Paluxy itu telah menaklukan paham evolusi mengenai skala waktu geologis
(maksudnya skala waktu geologis tidak akurat dan salah)!”
Dr. Clifford Wilson, seorang pengarang buku terkenal dari kota Melbourne
dan ahli ilmu purbakala yang tersohor, “pada hakekatnya telah membuat
penggalian dan menemukan bekas jejak kaki di sekitar Sungai Paluxy dan
telah menemukan bekas jejak kaki manusia.” Letter, 5 April 1984.
Dr. John D. Morris dalam bukunya Tracking Those Incredible Dinosaurus
menyatakan bahwa 1) jejak dinosaurus dan bekas kaki manusia telah
ditemukan untuk pertama kalinya dan dibuat fotonya dalam tahun 1908. 2)
Jejak kaki manusia telah ditemukan pada kurang lebih 20 tempat di sekitar
Sungai Paluxy sehingga memberikan bobot bukti yang meyakinkan sekali. 3)
Bekas jejak kaki manusia yang ditemukan oleh rombongan Leaky di Afrika
Timur dan diterima secara luas oleh kaum evolusionis sebagai penemuan
yang murni adalah tidak begitu jelas seperti penemuan Sungai Paluxy, yang
justru telah ditolak oleh mereka karena mereka menganggap manusia itu
tidak mungkin hidup sezaman dengan dinosaurus.
Dennis R Petersen, M.A. (Master of Art in Museum Administration) dalam
bukunya Unlocking The Mysteries of Creation halaman 143 menyatakan ada
beberapa puzzle misteri di Sungai Paluxy. Beberapa jejak seperti jejak
beruang dan kucing telah ditemukan juga di sana. Pertanyaan yang timbul
adalah bagaimana mungkin binatang-binatang ini (yang mestinya belum
berevolusi) kembali ke masa jutaan tahun sebelumnya yaitu di zaman
dinosaurus. Atau mereka hidup pada zaman yang sama dengan dinosaurus ?
Pada halaman terdepan dari surat kabar harian Sydney Morning Herald, edisi
sore, tanggal 21 November 1983, terdapat sebuah laporan berupa berita
yang sangat berkaitan dengan masalah jejak manusia dan dinosaurus.
Penemuan ini mungkin merupakan hal yang paling penting yang datangnya
dari sebuah kantor berita negara komunis yang tidak ber-Tuhan: “Sebuah
laporan dari Kantor Berita Soviet, Tass, menyatakan bahwa kurang lebih

1500 bekas jejak peninggalan binatang dinosaurus telah ditemukan di
Turkmenia, akan tetapi di antara jejak kaki ada terdapat jejak yang mirip
jejak kaki manusia.
Menurut keterangan Profesor Ammaviyazov, Direktur Institut Geologi
Turkmenia, “Apabila analisa lebih lanjut membuktikan bahwa jejak kaki itu
adalah bekas peninggalan makhluk anthropoid, maka sejarah umat manusia
(menurut kaum evolusionis) haruslah diperluas sampai 150 juta tahun
jauhnya, dan bukan saja 5 juta tahun.” Tetapi kaum kreasionis tetap tidak
menerima bahwa manusia mengalami evolusi.
Jejak di Sungai Paluxy maupun di Turkmenia ini menyebabkan kaum
evolusionis mau tidak mau seharusnya menerima bahwa dinosaurus tidak
punah 65 juta tahun sebelum manusia berevolusi. Tetapi jika mereka
bersikeras untuk menyatakan bahwa manusia saat itu belum ada, maka
mungkin gambar ilustrasi ini dapat menjelaskannya.
Bukti-Bukti Lain Bahwa Manusia Pernah Hidup Bersama Dinosaurus
Banyak kebudayaan di dunia yang mempunyai legenda Naga. Legenda Naga
ini ada di China, Jepang, Australia, Amerika Selatan, India, Eropa, Inggris,
Yahudi dan di Amerika. Kalau naga hanyalah merupakan daya khayal
manusia, mengapa legenda ini ada di beberapa kebudayaan bukan hanya
terdapat pada satu bangsa saja? Diduga bahwa makhluk ini sebenarnya
adalah dinosaurus.
Tyrannosaurus rex hidup di hutan

Ada sebuah cerita mengenai pahlawan bangsa Sumeria 3000 tahun SM yang
bernama Gilgamesh. Ia pergi ke sebuah hutan terpencil untuk menebang
pohon Cedar kemudian menemukan seekor naga jahat yang besar. Ia
membunuh naga tersebut dan memotong kepalanya sebagai tanda
kemenangannya. Ketika Alexander Agung dan prajuritnya tiba di India,

mereka menemukan bahwa penduduk asli India menyembah reptil yang
sangat besar yang mereka simpan di gua-gua. China sangat terkenal dengan
cerita naganya, dan naga selalu ditonjokan dalam guci, sulam-menyulam,
dan ukiran China. Inggris mempunyai cerita mengenai St. George yang
membunuh naga yang hidup di sebuah gua.
Pada abad ke-10 seorang Irlandia mencatat perjumpaannya dengan seekor
makhluk yang rupanya seperti Stegosaurus. Pada tahun 1500-an, sebuah
buku scientific Eropa, Historia Animalium, mencatat beberapa jenis binatang,
yang bagi kita adalah dinosaurus, masih hidup pada saat itu. Seorang ahli
ilmu pengetahuan alam terkenal, Ulysses Aldrovandus, mencatat sebuah
pertemuan antara seorang petani bernama Baptista dan seekor naga yang
ciri-cirinya mirip dengan dinosaurus Tanystropheus. Pertemuan itu terjadi
tanggal 13 Mei 1472 dekat Bologna di Itali, dan petani itu membunuh naga
tersebut. Jadi bukti dari keberadaan dinosaurus pada sejarah umat manusia
sangat kuat.
Stegosaurus
Terdapat laporan-laporan yang menyatakan penampakan dinosaurus pada
akhir-akhir ini. Pada Science Digest, Juni 1981 dan Science Frontiers No. 33
tahun 1983, penyelidik dan penduduk di Afrika melaporkan penampakan
makhluk seperti dinosaurus. Deskripsi yang diberikan cocok dengan rupa
dinosaurus. Dalam Melbourne Sun, 6 Februari 1980, lebih dari 40 orang
mengklaim bahwa mereka melihat plesiosaurus dari pantai Victorian
Australia akhir-akhir ini. Mungkin benar bahwa monster Loch Ness (jika
monster ini benar-benar ada) adalah seekor variasi dari Plesiosaurus
(dinosaurus yang hidup di air) yang masih hidup sampai sekarang. Bukan hal
yang memalukan bagi kaum kreasionis jika seseorang menemukan
Tyrannosaurus rex hidup di hutan. Tetapi hal ini jelas-jelas akan memalukan
bagi seorang evolusionis.
Dinosaurus di Dalam Alkitab :
Lewiatan (reptil laut) dan Behemot.
Apakah dinosaurus terdapat juga dalam buku yang paling tua, yang pernah
ditulis oleh manusia, yang masih ada sampai kini ?
Alkitab berkata, “Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar”
(Kejadian 1:21) . Allah melukiskan salah satu binatang laut itu kepada Ayub
(kira-kira 2.000 tahun SM). Dalam bahasa Yunani makhluk itu disebut
lewiatan (Ayub 40:20), dan Alkitab bahasa Indonesia menyebutnya buaya.
Makhluk ini sangat besar dan kuat, sehingga orang tidak dapat
menangkapnya dengan kail, atau melukainya dengan pedang atau lembing
(Ayub 41:17). Sebenarnya kita tidak tahu jelas makhluk laut apa yang Allah
maksudkan dalam kitab Ayub ini. Tapi Allah berkata, “Tidak ada taranya di
atas bumi, itulah makhluk yang tidak mengenal takut” (Ayub 41:24).

Nampaknya mustahil ada makhluk yang dapat menyemprotkan lidah api dari
mulutnya. Tapi Alkitab berkata, “Dari dalam mulutnya keluar suluh dan
berpancaran bunga api” (Ayub 41:10). Berdasarkan ayat ini tidaklah salah
berpendapat bahwa makhluk raksasa itu bukanlah buaya. Dan belum pernah
ada buaya atau binatang reptil lainnya yang menyemburkan bunga api dari
mulutnya. Kita mengenal dan mengagumi kunang-kunang. Kita tahu, bila
malam tubuh kunang-kunang memancar berkelip-kelip sinar jernih
benderang. Itu merupakan bukti nyata, bahwa ‘menyemburkan’ api bukanlah
mustahil bagi makhluk ciptaan Allah. Kita juga mengenal cerita naga yang
menyemburkan api dari mulutnya, dari mana ide naga yang menyemburkan
api jika hal ini hanya khayalan manusia ?
Alkitab melaporkan bahwa Allah berfirman kepada Ayub, “Perhatikan kuda
Nil, yang telah Ku-buat seperti juga engkau” (Ayub 40:10).
Dalam Alkitab bahasa Ibrani yang disebut bukanlah kuda Nil, melainkan
BEHEMOT. Artinya binatang raksasa yang luar biasa besarnya dan luar biasa
kuatnya. Allah mengatakan bahwa Behemot itu mempunyai tulang-tulang
seperti pembuluh tembaga. Kerangka tubuhnya seperti batang besi, dan
ekornya seperti pohon aras (lihat Ayub 40:11-19).
Gambaran itu menyatakan bahwa binatang yang dimaksud bukanlah kuda
Nil dan bukan pula gajah karena ekor mereka tidak sebesar kayu aras (kayu
libanon, yang besar-besar) . Dan para ahli (dari kaum kreasionis. Ct. Henry
M. Morris) percaya bahwa BEHEMOT itu adalah dinosaurus, binatang raksasa
yang sangat menakjubkan.
Allah menyuruh Ayub ke Sungai Yordan memperhatikan makhluk luar biasa
ini. Allah berfirman, “Sesungguhnya, biarpun sungai sangat kuat arusnya, ia
tidak gentar” (40:18). Pada musim semi, salju di Gunung Libanon – kira-kira
80 km di utara dari Sungai Yordan – mencair. Luapan air cairan salju itu,
deras menggemuruh turun ke Sungai Yordan. Sungai yang biasanya tenang
itu, berubah menjadi ganas. Tapi gemuruh air sungai ini, sama sekali tidak
mengusik dinosaurus yang berleher panjang. Alkitab berkata, “Ia tetap
tenang, walaupun Sungai Yordan meluap melanda mulutnya” (Ayub 40:18b).
BEHEMOT cukup mengangkat kepalanya lebih tinggi sedikit, untuk menahan
dan melahap pohon yang dihanyutkan luapan air.
Allah menyuruh Ayub memperhatikan dinosaurus – makhluk raksasa itu. Itu
berarti dinosaurus pernah hidup di bumi pada zaman Ayub.
Kapan Dinosaurus Diciptakan ?
Pada hari ke-5 Allah mulai mengisi bumi dengan binatang-binatang. Alkitab
berkata, “Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala
jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air” (Kejadian
1:21). ‘Binatang-binatang laut yang besar’ itu termasuk Lewiatan raksasa. Itu
disebut dalam Ayub pasal 41 dan Mazmur 104:26. Allah juga menciptakan
ikan-ikan paus dan jenis ikan-ikan besar. Kejadian 1:21 mengatakan bahwa
‘segala jenis burung yang bersayap’ juga diciptakan pada hari ke-5.

Pada hari ke-6, yakni hari terakhir penciptaan, “Allah menjadikan segala jenis
binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di
muka bumi’. Ingatlah, dinosaurus juga termasuk binatang melata. Lalu “Allah
menciptakan manusia menurut gambar-Nya … laki-laki dan perempuan
diciptakanNya mereka” (Kejadian 1:25,27).
Banyak orang tidak mempercayai apa yang Allah katakan tentang
penciptaanNya atas makhluk-makhluk melata. Mereka berpendapat bahwa
binatang berasal dari zat kimia dalam air, melalui proses evolusi yang
memerlukan ribuan juta tahun. Allah yang mengetahui segala sesuatu
sebelum hal itu terjadi, tahu persis bahwa manusia tidak akan mempercayai
Dia. Mungkin itulah sebabnya Allah sampai tiga kali menegaskan kepada kita
(kejadian 1:24,25,26), bahwa Ia menjadikan semua makhluk melata pada
waktu yang sama, ketika Ia menciptakan manusia – laki-laki dan perempuan.
Allah menciptakan dinosaurus darat termasuk Behemot perkasa, pada hari
ke-6 penciptaan-Nya (Ayub 40:15). Pada mulanya Allah menciptakan mereka
jinak, sebagai pemakan tumbuh-tumbuhan. Alkitab berkata, “…kepada
segala binatang di bumi … yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuhtumbuhan hijau menjadi makanannya” (Kejadian 1:30). Pada mulanya segala
makhluk itu makan tumbuh-tumbuhan, biji-bijian, dan buah-buahan. Mereka
tidak saling memangsa. Tapi setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa,
banyak binatang menjadi pemakan daging.

Tugas Sejarah
D
I
B
U
A
T

O
L
E
H

Nama: Jihan Syahrani
Kelas: X-MIA 8