EKONOMI MONETER I PENGARUH UANG DALAM PE

EKONOMI MONETER I
PENGARUH UANG DALAM PEREKONOMIAN AKIBAT
ADANYA PERMINTAAN UANG DAN JUMLAH UANG BEREDAR
DI INDONESIA

DISUSUN OLEH:
1.
2.
3.
4.

HAFSAH AZI FIANNI
WIWIT YUNI TRIYANTI
MICHAEL SUSANTO
SRI LESTARI

C1A012069
C1A012070
C1A012089
C1A012111


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
PURWOKETO
2014
BAB

PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Uang memiliki peranan strategis dalam perekonomian suatu negara.Walaupun saat
ini berkembang penggunaan transaksi secara elektronik, namun tidak mengurangi
pentingnya transaksi tunai.Terlebih lagi dalam masyarakat Indonesia sebagian besar
masyarakat masih menggunakan uang kartal (uang kertas).Peran uang yang begitu
pentingnya telah menumbuhkan keinginan manusia untuk memiliki dan menimbun
uang sebanyak-banyaknya.
Uang sudah digunakan untuk segala keperluan sehari-hari dan merupakan suatu
kebutuhan dalam suatu kehidupan perekonomian uang merupakan sesuatu yang sangat
penting dan sangat dominan dalam menentukan kestabilan dan pertumbuhan
perekonomian suatu negara. Dalam Masyarakat modern sekarang ini uang merupakan

bagian Integral dari kehidupan dan darah perekonomian, dimana lalu lintas barang dan
jasa serta semua kegiatan ekonomi tadi menggunakan uang sebagai alat
nya.Penghasilan upah, honor, sewa, bunga, keuantungan, tabungan, kekayaan, yang
diterima/dimiliki kemudian digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dalam bentuk
biaya, pembayaran, cicilan.Demikian juga dalam bidang produksi distribusi dan
konsumsi lainnya dalam suatu arus yang disebut sebagaai peredaran sirkulasi uang.
Dewasa ini sistem pembayaran non tunai menunjukkan perkembangan yang cepat
seiring dengan perkembangan teknologi dan inovasi di pasar uang.Namun demikian,
keberadaan uang kertas dan uang logam yang disebut dengan uang kartal masing
memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.Uang kartal masih
merupakan alat pembayaran yang efisien khususnya untuk transaksi yang bersifat retail
dan bernilai nominal relatif kecil.Selain dengan uang kartal, kini peredaran uang giral
pun semakin meningkat terutama di negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang
baik.Peningkatan Jumlah Uang Beredar yang ada dalam masyarakat dapat memberikan
pengaruh terhadap permintaan uang yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu,
dalam makalah yang dibuat ini akan membahas mengenai pengaruh uang dalam
perekonomian akibat adanya permintaan uang dan jumlah uang beredar di indonesia.

B. Rumusan Masalah


Berdasarkan latarbelakang yang ada diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut, antaralain :
1. Apa pengertian mengenai uang, fungsi-fungsi uang, dan jenis-jenis uang, serta
teori tentang kuantitas uang ?
2. Apa arti pentingnya uang dalam perekonomian suatu negara ?
3. Bagaimana pengaruh uang dalam perekonomian akibat adanya permintaan uang
dan jumlah uang beredar di indonesia?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas, adapun tujuan dari
pembahasan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui mengenai arti uang, dan fungsi uang serta untuk mengetahui
mengenai teori kuantitas uang.
2. Untuk menganalisis dan mengetahui mengenai pentingnya keberadaan uang
dalam perekonomian suatu negara.
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai pengaruh uang dalam
perekonomian akibat adanya permintaan uang dan jumlah uang beredar di
indonesia.

BAB
PEMBAHASAN

A. Pengertian Uang, Fungsi Uang, Jenis Uang dan Teori Kuantitas Uang
a. Pengertian Uang
Uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai atau diterima untuk melakukan
pembayaran baik barang, jasa maupun hutang dan disahkan undang-undang.
1)

Definisi uang menurut para ahli


Menurut Iswardono (1993;43). Uang adalah sesuatu yang secara umum
diterima dalam pembayaran untuk pembelian barang-barang dan jasa-jasa
serta pembayaran utang-utang Dengan kata lain, uang merupakan alat yang
dapata digunakan dalam melakukan pertukaran baik barang maupun jasa
dalam wilayah tertentu saja.



Menurut Robertson (dalam bukunya Money Tahun 1922). Uang adalah
segala sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran barang-barang.




Menurut Rollin G. Thomas (dalam bukunya Our Modern Banking and
Monetary System tahun 1957). Uang adalah sesuatu yang siap sedia dan
pada umumnya diterima umum dalam pembayaran pembelian barangbarang dan jasa-jasa serta untuk pembayaran hutang.



Menurut A.C. Pigou (dalam bukunya The Veil of Money). Uang adalah
segala sesuatu yang umum diterima sebagai alat tukar.



Menurut Albert Gailort Hart (dalam bukunya Money, Debt and Economic
Activity). Uang adalah kekayaan dimana siempunya dapat melunaskan
hutangnya dalam jumlah tertentu pada waktu itu juga.

2) Definisi uang berdasarkan tingkat likuiditasnya:



M1= adalah uang kertas dan logam ditambah simpanan dalam bentuk
rekening koran (demand deposit). Paling likuiditas sebab proses
menjadikannya uang kas sangat cepat dan tanpa adanya kerugian nilai.



M2 = adalah M1 + tabungan + deposito berjangka (time deposit) pada
bank-bank umum. Karena mencangkup deposito berjangka maka
likuiditasnya lebih rendah. Untuk menjadikannya uang kas, deposito

berjangka perlu waktu (3, 6 atau 12 bulan). Dan apabila dijadikan uang kas
sebelum jangka waktu tersebut kena pinalti atau denda.


M3 = adalah M2 + tabungan + deposito berjangka pada lembaga-lembaga
tabungan nonbank. Kurang likuiditas.

b. Fungsi Uang
Pada umumnya fungsi uang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu fungsi
dasar dan fungsi tambahan dari uang yang meliputi (Insukindro, 1997;14). Fungsi

dasar dari peranan uang tersebut adalah :
a) Uang sebagai alat tukar (medium exchange)
Uang sebagai alat tukar ini mendasar adanya spesialisasi dan distribusi dalam
memproduksi suatu barang, karena dengan adanya uang tersebut orang tidak harus
menukar yang diingikan dengan barang yang diproduksinya di pasar dan dengan
uang yang diperolehnya, dari hasil penjualan tersebut dibelanjakan atau dibelikan
kepada barang-barang yang diinginkannya.
b) Uang sebagai alat penyimpan nilai atau daya beli (store of value)
Fungsi tersebut terkait dengan sifat manusia sebagai pengumpul kekayaan.
Pemengangan uang merupakan salah satu cara utnuk menyimpan kekayaan.
Kekayaan tersebut dapat berupa barang yaitu tanah, rumah, mobil, perhiasan, dan
lain sebagainya. Syarat utama untuk ini adalah bahwa uang harus bisa menyimpan
daya beli atau nilai.
Fungsi tambahan uang adalah :
c) Uang sebagai satuan hitung (unit of account)
Fungsi uang tersebut, uang mempermudah tukar menukar, dengan fungsi ini
maka nilai suatu barang dapat diukur dan di perbandingkan. Misalnya, seorang
petani mempunyai padi yang harus dijual sedangkan dia menginginkan membeli
sebuah alat pertanian yaitu traktor atau alat-alat pertanian yang lain. Maka dalam
hal ini akan mengalami kesulitan dalam nilai tukar tersebut dan juga dalam

mencari pembeli padi sekaligus penjualan alat alat pertanian tersebut.

d) Uang sebagai alat untuk pembayaran masa depan (standard for deffered
payments)
Sebagai alat pembayaran masa depan, uang terkait dengan transaksi pinjam
meminjam/ transaksi kredit artinya barang yang berfungsi sebagai media perantara
dan merupakan alat pembayaran yang sah. Dengan sendirinya nilai yang ditentukan
berdasarkan pada standar moneter kepercayaan, ini menunjukkan bahwa nilai uang
rupiah tidak dijamin oleh seberat logam tertentu (emas) tetapi ditetapkan oleh
pemerintah melalui Bank Indonesia. Hal ini karena Bank Indonesia adalah lembaga
yang mempunyai hak untuk mencetak dan mengedarkan uang rupiah sebagai uang
kartal.
Pengertian pertama uang beredar adalah seluruh uang kartal dan uang giral yang
tersedia untuk digunakan oleh masyarakat (Boediono, 1993;86). Uang beredar dalam
arti sempit atau M1 merupakan kewajiban sistem moneter kepada sektor swasta
domestik yang terdiri dari uang kartal yang dipegang oleh masyarakat dan berada di
luar Bank Indonesia serta kas kas negara yang ditambah uang giral.
Uang kartal adalah uang tunai yang dikeluarkan oleh pemerintah atau bank
sentral yang langsung dibawah kawasan umum yang menggunakan uang kertas atau
uang logam pemerintah (bank sentral) yang disimpan di dalam lemari besi bank-bank

atau di bank sentral sendiri tidak termasuk uang kartal. Hanya uang kertas atau uang
logam yang dikeluarkan pemerintah yang berada di luar bank-bank umum dan bank
sentralah yang termasuk dalam pengertian uang kartal tersebut.
Adapun uang giral adalah seluruh nilai saldo rekening koran atau giro yang
dimiliki masyarakat pada bank-bank umum. Saldo ini merupakan bagian dari uang
yang beredar kerena sewaktu-waktu bisa digunakan oleh pemiliknya (masyarakat)
untuk kebutuhan transaksi, berjaga-jaga, spekulasi, persis seperti halnya uang kartal.
Saldo rekening koran (giro) milik suatu badan pada bank lain bukan uang giral.
Secara matematis, uang dalam arti sempit (narrow money) ini dapat dituliskan
dalam persamaan sebagai berikut :
M1 = K + D
Dimana :
K : uang kartal

D : uang giral
M1 : uang beredar dalam arti sempit
c. Jenis Uang
Jenis-jenis uang dibagi dalam berdasarkan nilai, bahan, kawasan, dan lembaga
penerbit.



Jenis uang berdasarkan Nilai
1) Uang bernilai penuh (full bodied money), merupakan uang yang
nilai intrinsiknya sama dengan nilai nominalnya, misalnya uang
logam.
2) Uang Tidak Bernilai Penuh (representative full bodied money),
merupakan uang yang nilai intrinsiknya lebih kecil dari nominalnya,
seperti uang kertas. Uang jenis ini sering disebut uang bertanda atau
token money.



Jenis Uang Berdasarkan Bahan
1) Uang Logam, merupakan uang dalam bentuk koin yang terbuat dari
logam, misalnya aluminium, emas, perak, perunggu, dan bahan
lainnya.
2) Uang Kertas, merupakan uang yang terbuat dari kertas, plastik, atau
bahan lainnya. Uang jenis ini biasanya bernominal tinggi, dan
berkualitas tinggi sehingga tidak mudah robek dan luntur.




Jenis Uang Berdasarkan Kawasan
1) Uang Lokal, berlaku di suatu Negara tertentu, seperti Rupiah di
Indonesia atau Ringgit di Malaysia.
2) Uang Regional, berlaku di kawasan tertentu yang lebih luas dari
uang lokal, misalnya uang Euro yang berlaku di benua Eropa.
3) Uang Internasional, merupakan uang yang berlaku antarnegara dan
menjadi standard pembayaran internasional, seperti US dollar.



Jenis Uang Berdasarkan Lembaga Penerbit
1) Uang Kartal, merupakan uang yang diterbitkan oleh Bank Sentral,
baik uang logam maupun uang kertas.
2) Uang Giral, merupakan uang yang diterbitkan oleh Bank Umum,
seperti cek, bilyet giro, traveler’s check, atau credit card.

d. Teori Kuantitas Uang
1) Persamaan Kuantitas
Salah satu tujuan seseorang memegang uang adalah untuk membeli jasa
atau barang atau bisa disebut bertransaksi. Dalam bukunya Mankiw(2006)
berpendapat bahwa semakin banyak uang yang dibutuhkan untuk bertransaksi,
semakin banyak uang yang akan dipegang. Jadi, kuantitas uang dalam suatu
perekonomian sangat erat kaitannya dengan jumlah uang yang digunakan
dalam bertransaksi. Hubungan antara uang dan transaksi ditunjukkan dalam
persamaan berikut :
Uang x Perputaran = Harga x Transaksi
Atau
M xV= PxT
Persamaan disebut juga Persamaan Kuantitas.Sisi kanan dari persamaan
identitas tersebut mencerminkan transaksi yang terjadi di dalam suatu
perekonomian, dimana P adalah harga rata-rata (average price) dan T adalah
jumlah transaksi yang terjadi di dalam perekonomian selama periode tertentu.
Sisi kiri dari persamaan di atas mencerminkan jumlah uang yang
digunakan untuk melakukan transaksi yang dilakukan di dalam suatu
perekonomian selama periode tertentu.M adalah kuntitas uang, sedangkan V
adalah perputan uang transaksi (transaction velocity of money) untuk mengukur
tingkat dimana uang bersikulasi dalam perekonomian.
Persamaan kuantitas adalah sebuah identitas: definisi dari empat variable
membuatnya benar. Persamaan ini berguna karena menunjukan bahwa jika satu

dari variabel-variabel itu berubah, satu atau lebih variable juga harus berubah
untuk menjaga persamaan (Mankiw,2006).
Akan tetapi persamaan diatas mempunyai permasalahan, yaitu bahwa
transaksi sulit untuk diukur. Maka Mankiew berpendapat bahwa untuk
memecahkan permasalahan ini, jumlah transaksi T diganti menjadi menjadi
output total dari perekonomian Y.Transaksi dan output berkaitan dikarenakan
semakin banyak perekonomian berproduksi maka semakin banyak pula
barang/jasa dibeli atau dijual,

namun keduanya tidaklah sama. Maka

persamaanya menjadi :
Uang x Perputaran = Harga x Output
Atau
M xV= PxY
Karena Y juga merupakan pendapatan total, maka V dalam persamaan
kuntitas versi ini menjadi perputaran pendapatan uang (income velocity of
money).Perputaran pendapatan uang menyatakan berapa kali uang masuk ke
dalam pendapatan seseorang dalam periode waktu tertentu.
B. Arti Pentingnya Uang Dalam Perekonomian Negara
Uang sudah digunakan untuk segala keperluan sehari-hari dan merupakan suatu
kebutuhan dalam suatu kehidupan perekonomian uang merupakan sesuatu yang sangat
penting dan sangat dominan dalam menentukan kestabilan dan pertumbuhan
perekonomian suatu negara.
Dalam Masyarakat modern sekarang ini uang merupakan bagian Integral dari
kehidupan dan darahperekonomian, dimana lalu lintas barang dan jasa serta semua
kegiatan ekonomi tadi menggunakan uangsebagai alat nya.Penghasilan upah, honor,
sewa, bunga, keuantungan, tabungan, kekayaan, yangditerima/dimiliki kemudian
digunakan

untuk

pemenuhan

kebutuhan

dalam

bentuk

biaya,

pembayaran,cicilan.Demikian juga dalam bidang produksi distribusi dan konsumsi
lainnya dalam suatu arus yang disebut sebagai peredaran sirkulasi uang.

Uang memegang peranan yang begitu penting dalam perekonomian di suatu
negara. Adapun peranan uang atau arti pentingnya keberadaan uang dalam
perekonomian negara, antaralain sebagai berikut :
1.

Produksi
Produsen memproduksi dan menjual barang atau jasa sehingga menerima

keuntungan dalam bentuk uang pada investasi kapitalnya. Bila keuntungan diperoleh
dengan mudah. Misalnya pada masa makmur, jumlah uang yang ditanamkan pada
pabrik-pabrik dan peralatan baru meningkat. Investasi ini menguntungkan bagi
masyarakat karena adanya aliran barang-barang dan jasa-jasa di pasar yang akan
semakin meningkat.
2.

Pertukaran dan Konsumsi
Uang yang diterima secara umum dan digumnakan secara luas dalam

pertukaran uang akan merangsang aliran barang-barang dari produsen ke konsumen.
Pendapatan konsumen dalam bentuk : upah, gaji, ataupun sewa,

akan memudahkan

mereka untuk memenuhi keinginan untuk menukarkan uang tersebut dengan barangbarang dan jasa-jasa. Kelancaran dari pada sistem pertukaran uang ini meningkatkan
standar hidup masyarakat sebagaimana dengan meningkatkan produksi dan selanjutnya
dipasarkan untuk ditukarkan dengan uang.
3.

Arti Uang pada masyarakat
Umumnya masyarakat menggunakan uang untuk membeli barang-barang dan

jasa-jasa, dimana ini menjamin kesediaan masyarakat dalam menukarkan uangnya

dengan barang-barang dan jasa-jasa. Sehingga setiap orang akan puas pada
pekerjaannya yang sudah sesuai untuk mendapatkan penghasilandalam bentuk uang.
Pembagian spesialisasi (tugas) merupakan ciri khas daripada masyarakat modern yang
akan meningkatkan produksi, pertukaran dan kesejahteraan masyarakat.
C. Pengaruh Uang Dalam Perekonomian Akibat Adanya Permintaan Uang dan
JUB di Indonesia
1.

Jumlah Uang Beredar
Menurut Mankiw (2006), pengertian jumlah uang beredar (JUB) secara

sederhana ialah jumlah uang yang tersedia. Dalam perekonomian yang menggunakan
uang komoditas, jumlah uang beredar adalah jumlah dari komoditas itu.Dalam
perekonomian yang menggunakan uang atas-unjuk, seperti sebagai perekonomian
dewasa ini, pemerintah mengendalikan jumlah uang beredar, peraturan resmi memberi
pemerintah hak untuk memonopoli pencetakan uang.Kontrol atas jumlah uang beredar
disebut kebijakan moneter.
Di Indonesia, kebijakan moneter didelegasikan kepada Bank Indonesia sebagai
bank sentral di Indonesia.Mata uang dalam peredaran adalah seluruh jumlah uang yang
telah dikeluarkan dan diedarkan oleh Bank Sentral. Mata uang tersebut terdiri dari dua
jenis yaitu uang logam dan uang kertas. Dengan demikian mata uang dalam peredaran
sama dengan uang kartal. Sedangkan uang beredar adalah semua jenis uang yang ada
di dalam perekonomian yaitu jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan
uang giral dalam bank-bank umum.
Konsep uang beredar dapat ditinjau dari dua sisi, penawaran dan permintaan.
Interaksi antara keduanya menentukan jumlah uang beredar di masyarakat. Uang
beredar ini tidak haya dikendalikan oleh pelaku ekonomi yaitu bank-bank umum
(sektor perbankan) dan masyarakat umum. Perilaku dan reaksi kedua pelaku ini ikut
menentukan berapa jumlah uang beredar pada suatu saat, walaupun secara umum
memang benar otoritas moneter yang merupakan penentu utamanya.
Penawaran uang atau uang beredar (money supply) adalah jumlah uang yang
tersediadalam suatu perekonomian. Definisi uang beredar dibedakan menjadi 3 (tiga)
yaitu:

a) Uang beredar dalam arti sempit (narrowmoney) yang di simbolkan dengan
M1 yaitu meliputi: uang kartal (kertas+logam) yang ada dalam peredaran
ditambah dengan uang giral (uang bank) yaitu eposito yang disimpan dalam
bank-bank umum dan dapat ditarik dengan menggunakan cek.
b) Uang beredar dalam arti luas(broad money) yang disimbolkan dengan
M2yaitu meliputi: M1 ditambah uang kuasi(tabungan dan deposito
berjangka) dibank-bank umum.
c) Uang beredar dalam arti lebih luas yang disimbolkan M3 yaitu meliputi:
M2 ditambah deposito dan tabungan berjangka di lembaga-lembaga
keuangan lain di luar bank umum (Sukirno, 2000: 421).


Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar
a. Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap JUB
Menurut Dornbusch (2008:356), menyatakan bahwa permintaan
keseimbanganuang riil berespon negatif terhadap tingkat suku bunga.
Kenaikan suku bunga akanmenurunkan permintaan uang.apabila suku
bunga dinaikan atau mengalami peningkatan,maka jumlah uang beredar
akan mengalami penurunan. Sebaliknya apabila suku bungaditurunkan atau
mengalami

penurunan,

maka

jumlah

uang

beredar

akan

mengalamipeningkatan.
b. Pengaruh Output Terhadap JUB
Menurut Keynes (Mishkin,2001:193), menyatakan bahwa output
berhubungan positif terhadap jumlah uang beredar. Apabila output
mengalami peningkatan, makajumlah uang beredar akan mengalami
peningkatan. Begitu juga sebaliknya apabila terjadipenurunan output, maka
jumlah uang beredar akan mengalami penurunan.
Para ekonom klasik (tapi tidak semua) condong untuk mengartikan uang
beredar sebagai currency.Pengertian currency sebagai uang beredar bahkan tidak
semua uang kertas dan uang logam, tetapi hanya uang kertas dan uang logam yang ada
di tangan masyarakat umum (di luar bank dan kas negara). Alasannya adalah bahwa
hanya uang tunai yang dipegang masyarakat umumlah yang biasanya langsung

dibelanjakan barang dan jasa, sedangkan uang tunai yang ada di bank maupun di
kantor-kantor kas negara tidak terkait langsung dengan “pasar barang”.
Pengertian uang beredar sebagai uang kartal tersebut sudah semakin
ditinggalkan dengan semakin berkembangnya peranan bank dalam perekonomian.
Sekarang sudah banyak dari masyarakat umum yang menyimpan uang tunainya di
bank-bank, demi keselamatan atau untuk kemudahan-kemudahan lain, dalam bentuk
rekening koran atau rekening giro. Di negara-negara maju sebagian besar dari
pembelian barang dan jasa dibayar dengan cek.Peredaran uang semakin hari, semakin
berkembang dengan pesat hal ini tentunya berpengaruh juga terhadap keadaan
perekonomian dalam suatu negara.
2.

Teori Permintaan Uang
Pada dasarnya nilai uang dapat diukur berdasarkan harga barang yang ada di

sebuah negara. Dengan pemahaman ini, nilai uang dapat dibedakan menjadi :
a) Internal Value of Money, menunjukkan jumlah komoditi yang dapat
dibeli/diperoleh dengan sejumlah uang tertentu menunjukkan daya beli uang
(Purchasing Power)
b) External Value of Money, menunjukkan nilai suatu mata uang bila diukur
dengan mata uang dari negara lain Exchange Rate, misalnya Rp 9.200= US $ 1
Internal Value of Money



Daya beli uang sangat ditentukan oleh harga barang tersebut, semakin tinggi
harga komoditi (barang dan jasa), maka semakin sedikit kooditi yang bisa diperoleh
dengan sejumlah uang, yang berarti daya beli (Purcahsing Power) akan menurun.
Begitu pula sebaliknya, semakin rendah harga komoditi, maka semakin banyak jumlah
komoditi yang bisa diperoleh, yang berarti daya beli uang tersebut meningkat. Kondisi
ini dapat dijelaskan dengan model berikut ini.
N=
dimana :
N = Purchasing Power
P = Harga komoditi

Teori moneter yang dapat menjelaskan masalah Internal Value of Money di
atas, antara lain adalah :
a) Teori Kuantitas Sederhana
Teori ini termasuk teori klasik yang dikembangkan oleh David Hume pada
tahun 1752. Inti dari teori ini adalah bahwa Perubahan harga komoditi akan
berbanding lurus secara proporsional dengan perubahan Jumlah Uang yang
Beredar (JUB). Jika JUB naik 2 kali maka harga komoditi akan naik 2 kali juga.
Formulanya :
P = f(JUB)
dimana :
P = Harga komoditi
JUB = Jumlah Uang yang Beredar

Asumsi yang mendasari teori ini adalah :
1. Uang hanya digunakan oleh masyarakat hanya untuk tujuan transaksi dan
berjaga-jaga saja
2. Velocity uang dianggap tetap
3. Jumlah produksi komoditi (barang dan jasa) dianggap tetap, sesuai asumsi
perekonomian berada pada kondisi full employment.
Kondisi Full Employment sendiri dilatarbelakangi oleh pemikiran ahli ekonomi
klasik bernama JB. Say, yang mengatakan bahwa penawaran selalu akan menciptakan
permintaan, sehingga perekonomian tidak akan pernah mengalami under emplyoment.
Pendapat ini juga diperkuat oleh pandangan Adam Smith dengan invisible hand-nya.

Apabila seseorang ingin bekerja tapi belum memperolehnya, maka ia akan
menurunkan ‘tarif’-nya sampai ada pengusaha yang mau mempekerjakannya.
Begitupula bila ada pengusaha yang tidak dapat menjual seluruh hasil produksinya,
maka ia akan menurunkan hargnya sampai habis sisa produknya.
b) Transaction Equation
Teori ini berangkat dari penyempurnaan yang dilakukan terhadap teori
moneter yangdikemukakan oleh Irwing Fisher dengan konsep utamanya :
MV = PT
dimana :
M : Jumlah uang
V : Velocity, Tingkat perputaran uang, yakni berapa kali suatu mata uang
berpindah tangan
P : Harga barang
T : Volumen/Jumlah barang yang menjadi objek transaksi
Persamaan

di

atas

dapat

diartikan

bahwa

seluruh

pembayaran

masyarakat(MV)dikatakan sebagai perkalian antara harga dan kuantitasnya atau
volumen perdaganan yang terjadi di masyarakat (PT). Atau dengan kata lain,
pembayaran oleh masyarakat identik dengan penerimaan pegusaha. Dalam teori
klasik ini, dianggap bahwa motivasi masyarakat memegang uang adalah untuk
transaksi dan berjaga-jaga.Persamaan tersebut juga dapat dirubah menjadi :
P=
Dengan demikian ada tiga faktor yang mempengaruhi harga komoditi, yaitu
jumlahuang yang beredar (M), Veocity (V), dan Jumlah komoditi yang
diperdagangkan. Permintaan uang untuk tujuan transaksi tersebut akan
meningkat dikarenakan dua halberikut ini :
1) Perbedaan waktu antara penerimaan dan pengeluaran yang semakin besar
2) Ketidaksempurnaan di dalam pasar kredit, karena jika pasar kreditnya baik
maka masyarakat tidak memerlukan uang kas untuk menjembatani
kekurangan ‘gap’ antara penerimaan dan pengeluarannya.

Pada tahap selanjutnya, kebutuhan uang untuk transaksi ini berkembang
secara proporsional dengan tingkat pendapatan nasional, seperti terlihat dalam
model persamaan berikut :
Mt = k .Y
Persamaan ini dikembangkan oleh Alfred Marshall, Dimana :
Mt = Kebutuhan uang untuk transaksi di suatu waktu
Y = Pendapatan nasional
K = Besar kecilnya keinginan masyarakat untuk memegang bagian dari
pendapatan atau kekayaannya dalam bentuk kas.

Gambar

di

atas

yang

merupakan

model

lain

dari

persamaan

sebelumnya.Semakin tinggi pendapatan nasional (kesejahteraan suatu negara), semakin
tinggi pula
permintaan uang untuk tujuan transaksi, dan sebaliknya.Dari berbagai penjelasan di
atas dapat disimpulkan bahwa dalam Teori Kuantitas :
1. Tambahan Jumlah Uang yang Beredar akan dibelanjakan seluruhnya tanpa
terpikir untuk ditabung sebagian.
2. Velocity dan Jumlah komoditi dianggap tetap dan perubahannya hanya
dipengaruhi oleh faktor di luar moneter.
3. Jumlah Uang yang Beredar tidak akan mempengaruhi sektor riil, sektor ini
hanya dipengaruhui oleh teknologi dan sumber daya Manusia.
4. Tingkat harga akan selalu berubah secara proporsional mengikuti perubahan
Jumlah Uang yang beredar.
c)

Teori Kuantitas Modern
Teori ini dipopulerkan dan dikembangkan oleh Milton Friedman, dengan

mengatakan bahwa permintaan uang itu sejalan dan identik dengan permintaan
untuk komoditi tahan lama. Secara singkat model persamaan yang diberikan

mempunyai kemiripan dengan model persamaan kuantitas dari salah satu teori
klasik, yaitu:

M = k.Y = (1/v) . Y
Dimana :
M = Jumlah Uang yang Beredar
K =Besar kecilnya keinginan masyarakat untuk memegang bagian dari
pendapatan atau kekayaannya dalam bentuk kas
Y = Pendapatan nasional
V = Velocity


Perbedaannya adalah :
Pada persamaan klasik yang dimaksud Y adalah current income,
sementara menurut Friedman Y adalah Permanent Income, yakni
1. pendapatan rata-rata yang diharapkan masyarakat selama periode
tertentu menurut teori klasik, yang dimaksud M adalah M1,
2. sementara menurut Friedman adalah M2, dimana M2 = M1 + Time
Deposit
3. Dalam teori klasik, nilai v aalah konstan, namun dalam persamaan
Friedman nilai v berfluktuasi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya :
a) Inflasi
b) Tingkat harga umum
c) Penghasilan dari saham
d) Penghasilan dari obligasi, dll



Kesimpulan dari Teori Kuantitas Friedman adalah :
a) JUB masih merupakan variabel kunci dalam penentuan kebijakan untuk
mengendalikan tingkat harga dan pendapatan
b) Inflasi dan deflasi dapat diatasi apabila perubahan JUB per unit output
dapat dijaga kenaikan atau penurunnya
c) Velocity JUB relatif masih stabil

d) Efektifitas kebijakan fiskal, dalam hal ini defisit APBN, masih dapat
diatasi bila dibiayai dengan pinjaman masyarakat, dan bukan dari
penambahan pencetakan uang.
d) Teori Permintaan Uang Keyns
Secara umum, Keynes menyetujui dua hal, yaitu :
1. Motifasi masyarakat membutuhkan atau memegang uang adalah untuk
transaksi dan berjaga-jaga, dan ini tergantung dari pendapatan
masyarakat tersebut. Umumnya masyarakat dengan pendapatan tinggi
akan melakukan transaksi yang lebih banyak dibanding masyarakat
dengan pendapatan rendah.
2. Masyarakat juga memiliki motivasi lainnya yaitu untuk kepentingan
spekulasi, dan hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga. Bagi
Keynes, motivasi inilah yang lebih memberikan pengearuh pada
perekonomian.
3. Pengaruh Uang Dalam Perekonomian Akibat Permintaan Uang dan JUB
Akibat adanya permintaan uang dan juga penawaran uang (uang beredar) maka
dapat menyebabkan terjadinya fluktuasi terhadap mata uang yang ada dinegara
tersebut.Ada beberapa faktor-faktor penentu fluktuasi mata uang.Seperti halnya
komoditi lainnya, mata uang pada dasarnya dapat dianggap sebagai komoditi selain
sebagai alat pembayaran. Dengan demikian harga atau daya beli satu mata uang
terhadap mata uang negara lain ditentukan oleh hukum pasar melalui kekuatan
permintaan dan penawaran. Fluktuasi mata uang yang terjadi karena mekanisme pasar
dapat ditentukan oleh beberapa faktor.
Menurut Sartono, Agus (2005) faktor- faktor yang menyebabkan fluktuasi mata
uang adalah:
a.

Jumlah Permintaan Barang dan Jasa
Jumlah permintaan barang dan jasa dari satu negara kepada negara lain akan

mempengaruhi nilai mata uang, misalnya perubahan nilai tukar antara Rupiah
dan Dollar Amerika dimana Indonesia dan Amerika Serikat melakukan transaksi
ekspor dan impor. Permintaan Rupiah ditentukan oleh permintaan barang dan

jasa buatan Indonesia oleh orang Amerika Serikat.Semakin banyak impor
Amerika Serikat dari Indonesia maka semakin besar kebutuhan Rupiah untuk
membayar impor dari Indonesia. Transaksi impor dari Indonesia juga akan
mempengaruhi penawaran Dollar Amerika, semakin besar impor dari Indonesia
berarti penawaran Dollar Amerika meningkat, karena semakin banyak Dollar
Amerika harus ditukar / ditawarkan terhadap Rupiah untuk membayar impor
tersebut. Akibatnya Rupiah akan terapresiasi terhadap Dollar Amerika.
Sedangkan permintaan Dollar Amerika ditentukan oleh permintaan orang
Indonesia atas barang dan jasa buatan Amerika Serikat.Semakin banyak
permintaan barang dan jasa dari Amerika Serikat atau semakin besar impor
Indonesia dari Amerika Serikat, maka semakin besar permintaan Dollar
Amerika.Ini berarti semakin besar pula penawaran Rupiah untuk ditukarkan
dengan Dollar Amerika guna membayar impor dari Amerika Serikat. Akibatnya
Rupiah akan terdepresiasi terhadap Dollar Amerika. Nilai tukar antara Rupiah
dan Dollar Amerika akan menuju keseimbangan baru sesuai dengan arus barang
dan jasa diantara kedua negara.
b. Tingkat Inflasi
Menurut Boediono(1995) inflasi adalah kecendrungan harga naik secara
terus menerus dan konsisten. Tingkat inflasi ternyata berpengaruh terhadap nilai
tukar mata uang. Tingkat inflasi di Indonesia pada tahun 1998 mencapai 80%
berarti terjadi kenaikan harga barang-barang secara umum sebesar 80%.
Sementara itu inflasi di Amerika Serikat pada tahun yang sama hanya sekitar 4%.
Akibat inflasi yang tinggi di Indonesia tersebut maka orang indonesia akan
melihat bahwa barang-barang buatan Amerika Serikat menjadi relatif lebih
murah. Akibatnya orang Indonesia akan meminta atau mengimpor barang dan
jasa dari Amerika Serikat lebih banyak. Impor yang meningkat mengakibatkan
permintaan Dollar Amerika meningkat untuk membayar impor tersebut. Di sisi
lain barang-barang dan jasa buatan Indonesia akan mengalami kenaikan harga
akibat inflasi yang tinggi. Hal itu menyebabkan barang dan jasa buatan Indonesia
akan terlihat relatif lebih mahal dari sudut pandang orang Amerika Serikat.
Akibatnya permintaan orang Amerika Serikat atas barang dan jasa buatan
Indonesia turun atau ekspor Indonesia ke Amerika Serikat berkurang, barang dan

jasa tidak lagi kompetitif dan perolehan devisa Dollar Amerika menurun berarti
penawaran Dollar Amerika turun. Kedua hal tersebut mengakibatkan Rupiah
akan mengalami depresiasi terhadap Dollar Amerika sebagai akibat inflasi di
Indonesia yang lebih tinggi dibanding inflasi di Amerika Serikat.
c.

Tingkat Bunga
Tingkat bunga ternyata juga berpengaruh terhadap fluktuasi nilai tukar.Jika

inflasi di Indonesia sekitar 80% maka tingkat bunga deposito Rupiah secara
teoritis harus di atas 80%.Sementara itu apabila tingkat inflasi di Amerika Serikat
sebesar 4% maka tingkat bunga deposito Dollar Amerika di atas 4%. Tetapi
apabila dalam kenyataannya tingkat bunga Rupiah hanya 50% berarti
keuntungan riil penabung di Indonesia akan mengalami penurunan. Jika ini
terjadi maka pemilik modal lebih senang menanamkan dananya dalam bentuk
Dollar Amerika. Akibatnya permintaan Dollar Amerika meningkat karena orang
lalu menukarkan Rupiah menjadi Dollar Amerika untuk didepositokan dalam
Dollar Amerika, sehingga Rupiah akan mengalami depresiasi terhadap Dollar
Amerika. Begitu juga sebaliknya jika keuntungan deposito Dollar Amerika
ternyata lebih rendah dibandingkan dengan Rupiah maka diperkirakan Rupiah
akan mengalami apresiasi terhadap Dollar Amerika.

d. Pengharapan Pasar atau Market Expectation
Apabila berpengharapan inflasi akan tinggi dimasa datang, maka pemilik
modal akan segera membelanjakan uangnya untuk membeli barang yang
diperkirakan mengalami kenaikan harga ataupun untuk dibelanjakan / ditukarkan
dalam bentuk mata uang lain yang nilainya stabil. Transaksi yang dilakukan
bersama-sama oleh pelaku pasar yang memiliki pengharapan yang sama bahwa
inflasi tinggi semula masih diharapkan akan terjadi benar-benar menjadi
kenyataan. Dari sudut pandang yang lain, mata uang pada dasarnya tidak berbeda
dengan komoditas lain yang diperdagangkan, sehinga kesediaan orang untuk
mempertahankan atau memiliki suatu mata uang sangat dipengaruhi oleh
pengharapan akan nilai mata uang tersebut di masa datang. Jika diperkirakan
nilainya akan mengalami penurunan di masa datang maka orang cenderung untuk
mengurangi risiko penurunan nilai dengan cara menukarkan dengan mata uang

lain yang dianggap lebih stabil. Cara-cara seperti ini dengan sendirinya akan
berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang tesebut.

e.

Intervensi Bank Sentral
Bank Sentral sebagai pegendali pembayaran pemerintah juga perlu

melakukan intervensi, baik melalui mekanisme tingkat bunga ataupun melalui
operasi pasar. Apabila dipandang depresiasi Rupiah terlalu besar maka bank
sentral dapat melakukan intervensi dengan cara menjual Dollar Amerika
langsung di pasar atau dengan cara menaikan tingkat bunga. Dan sebaliknya
apabila Rupiah diperkirakan mengalami apresiasi terlalu tinggi maka bank
sentral melakukan intervensi dengan membeli Dollar Amerika atau menurunkan
tingkat bunga.

BAB
PENUTUP
A. Kesimpulan
Uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai atau diterima untuk melakukan
pembayaran baik barang, jasa maupun hutang dan disahkan undang-undang. fungsi
uang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu fungsi dasar dan fungsi tambahan, fungsi
dasar uang meliputi uang sebagai alat tukar (medium exchange) Uang sebagai alat
penyimpan nilai atau daya beli (store of value) dan fungsi tambahan meliputi Uang
sebagai satuan hitung (unit of account) dan Uang sebagai alat untuk pembayaran masa
depan (standard for deffered payments).
Uang

memegang

peranan

yang

begitu

penting

dalam

perekonomian di suatu negara.uang merupakan bagian Integral dari
kehidupan dan darahperekonomian, dimana lalu lintas barang dan
jasa serta semua kegiatan ekonomi tadi menggunakan uangsebagai
alat nya. Adapun peranan uang atau arti pentingnya uang dalam
perekonomian negara, antara lain dalam proses produksi, pertukaran
dan konsumsi.
Akibat adanya permintaan uang dan juga penawaran uang (uang beredar) maka
dapat menyebabkan terjadinya fluktuasi terhadap mata uang yang ada dinegara
tersebut.Fluktuasi mata uang yang terjadi karena mekanisme pasar dapat ditentukan
oleh beberapa factor seperti Jumlah permintaan barang dan jasa dari satu negara
kepada negara lain akan mempengaruhi nilai mata uang, tingkat inflasi atau kenaikan
harga secara terus menerus berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang, Pengharapan
Pasar atau Market Expectation,dan intervensi bank sentral.
B. Saran
Di suatu negara baik di negara indonesia maupun negara lain peredaran jumlah
uang yang terlalu banyak di dalam masyarakat dapat menyebabkan suatu masalah salah
satunya yaitu terjadinya inflasi, untuk mengatasi masalah tersebut peredaran dan
permintaan uang harus di kendalikan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.Uang

dan

Standar

Moneter

dalam

Perekonomian.https://www.academia.edu/8160493/Uang_dan_Standar_Monete
r_dalam_Perekonomian. Diakses 8 November 2014 pukul 20.30 WIB
Nopirin.

2000.

Ekonomi

Moneter,

Buku

II,

Edisi

ke

1,

Cetakan

Kesepuluh.Yogyakarta: BPFE UGM.
Purwanto,

Priyono.

BAB

1

Ekonomi

Uang

Dan

Bank

I.

http://priyo.staff.gunadarma.ac.id .Diakses 8 November 2014 pukul 16.45 WIB.
Purwanto, Catt Priyo. Teory Permintaan Uang ( Berapa Kebutuhan (Jumlah/Nilai)
Uang Dalam Suatu Perekonomian? ). http://priyo.staff.gunadarma.ac.idDiakses
8 November 2014 pukul 15.45 WIB.
Anonim.BAB 7 Teori Permintaan Uang.http://elearning.gunadarma.ac.idDiakses 9
November 2014 pukul 13.45 WIB.
Anonim.Perhitungan

Uang

Kartal

Yang

Diedarkan.http://banking.blog.gunadarma.ac.id diakses 9 November 2014
Pukul 14.30 WIB.
Hayati, Isra. Analisis Permintaan Dan Penawaran Uang Di Indonesia.Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Setyawan, Aris B. Bahan Kulian Ekonomi Moneter. https://www.scribd.com/. Diakses
6 November 2014 pukul 19.30 WIB
Andi, Winarto. 2009. Beberapa Faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang di
Indonesia.http://e-journal.uajy.ac.id/.Diakses 6 November 2014 pukul 20.15
WIB.