SELAMAT DATANG DI RUMAH BESAR KITA
- ASSALAAMU’ALAIKUM WR.WB
SELAMAT DATANG DI RUMAH BESAR
3. PENDEKATAN MEMPELAJARI MUHAMMADIYAH
PENDEKATAN HISTORIS
PENDEKATAN IDIOLOGIS
PENDEKATAN ORGANISATORIS
ARTI DAN PENGERTIAN MUHAMMADIYAH
ARTI MUHAMMADIYAH
Kata „ Muhammadiyah “ berasal dari kata “
Muhammad “ dan “ Ya “ ( Nisbiyah ), berarti : Pengikut Nabi Muhammad saw.
Persyarikatan ini diberi nama “ Muhammadiyah
“ untuk bertafa‟ul terhadap prilaku beliau Nabi Muhammad saw.
Muhammadiyah ?
“Muhammadiyah adalah Gerakan
Islam, Dakwah Amar Ma ‟ruf NahiMunkar dan Tajdid bersumber pada Al
Qur ‟an dan As Sunnah.” (Anggaran
Dasar Muhammadiyah Bab II, Pasal 4
ayat 1)
Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam
Muhammadiyah bercita-cita dan bekerja
didasarakan pada nilai ajaran Islam dan
untuk terwujudnya masyarakat islam yang
sebenar-benarnya, untuk melaksanakan
fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan
khalifah di muka bumi
Bagi Muhammadiyah Islam
merupakan nilai utama sebagai
fondasi dan pusat inspirasi yangmenyatu dalam denyut nadi gerakan
- Muhammadiyah berkeyakinan bahwa
risalah yang dibawa para Nabi hingga Nabi akhir
zaman Muhammad s.a.w, adalah agama Allah yang lengkap dan sempurna. Yang didalamnya mengandung ajaran berupa perintah-perintah dan larangan – larangan tetapi juga petunjuk – petunjuk untuk keselamatan hidup umat manusia di dunia dan akhirat •Muhammadiyah memandang
bahwa Islam merupakan agama yang mengandung nilai – nilai
kemajuan untuk mewujudkan kehidupan umat manusia yang tercerahkan dalam pandangan “ kemajuan “
Islam adalah kebaikan yang serba utama, yang melahirkan keunggulan hidup lahiriah dan ruhaniah.
Islam yang berkemajuan melahirkan dan
memancarkan pencerahan yang secara teologis merupakan refleksi dari nilai- –
nilai transendetal, liberasi, emansipasi,
dan humanisasai sebagaimana terkandung
dalam Q.S. Ali
Imran 104
dan 110 ( yang menjadi inspirasi lehirnya
Muhammadiyah )
104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan [217] mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.
[217]. Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah;
sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari
pada-Nya.10. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. Islam berkemajuan menyemaikan benih
- – benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, serta keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh umat
manusia. Islam yang mnjunjung tinggi kemuliaan manusia
baik laki - – laki maupun perempuan. Islam yag menggelorakan misi anti kekerasan, anti penindasan, anti keterbelakangan, dan anti terhadap segala bentuk pengrusakan di muka bumi, penyalah gunaan kekuasaan, korupsi, kejahatan kemanusiaan, eksploitasi alam.
2. DAKWAH AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR
DITUJUKAN KEPADA PERSEORANGAN
DAN MASYARAKAT
PERSEORANGANISLAM : TAJDID NON ISLAM : DIAJAK AGAR MASUK MASYARAKAT : BERSIFAT
PERBAIKAN, BIMBINGAN SERTA PERINGATAN adapun da‟wah dan tajdid bagi
Muhammadiyah merupakan jalan
perubahan untuk mewujudkan Islam
sebagai agama bagi kemajuan hidup umat
manusia sepanjang zaman. Dan dalam
perspektif Muhammadiyah, Islam
merupakan agama yang berkemajuan
(dinul khadloroh )
yang kehadirannya membawa Rahmatan
MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN TAJDID
TAJDID : PEMURNIAN AJARAN ISLAM
PENGEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM
( DINAMISASI )
SUMBER AJARAN ISLAM
AL
- – QUR’AN
AS
- – SUNNAH
Al- qur ’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw ( baik isi maupun redaksinya )melalui perantara Malaikat Jibril as.
2. As- Sunnah
As-Sunnah adalah semua
ucapan, perbuatan, taqrir
dan sifat- – sifat Nabi
Muhammad saw.
Pemikiran keislaman meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan tuntunan kehidupan keagamaan secara praktis, wacana moralitas publik dan discorse keislaman dalam merespon dan mengantisipasi perkembangan kehidupan manusia. Masalah yang selalu hadir dari kandungan sejarah tersebut mengharuskan adanya penyelesaian. Muhammadiyah berusaha menyelesaikannya melalui proses triadik/hermeneutis (hubungan kritis/komunikatif dialogis) antara normativitas din (al-ruj'u ila al-Qur'an wa sl-sunnah al-maqbulah), historisitas berbagai penafsiran atas din, realitas kekinian dan prediksi masa depan. Mengingat proses hermeneutis ini sangat dipengaruhi oleh asumsi (pandangan dasar) tentang agama dan kehidupan, di samping pendekatam dan teknis pemahaman terhadap ketiga aspek tersebut, maka Muhammadiyah perlu merumuskannya secara spesifik.
Dengan demikian diharapkan ruhul ijtihad dan tajdid terus tumbuh dan
TRIADIK / HERMENEUTIS
Ar-rujuk Ilal Qur’an dan as-SunnahRealitas sosial kini dan mendatang Historis dan realitas sosial IJTIHAD
Ijtihad : Mencurahkan segenap
kemampuan berfikir dalam menggali
dan merumuskan ajaran Islam baik
bidang hukum, aqidah, filsafat,
tasawwuf, maupun disiplin ilmu lainnya
berdasarkan wahyu dengan MAQASHID AL- SYAR’I
Maqashid al-Syari'ah : Tujuan ditetapkan
hukum dalam Islam adalah untuk memelihara kemashlahatan manusia sekaligus untuk menghindari mafsadat, yakni memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Tujuan tersebut dicapai melalui penetapan hukum yang pelaksanaannya tergantung pada pemahaman sumber hukum (al-Qur'an dan al-Sunnah).
TALFIQ
Talfiq : Menggabungkan beberapa
pendapat dalam satu perbuatan syar'i.
Talfiq terjadi dalam konteks taqlid dan
ittiba'. Muhammadiyah membenarkan
talfiq sepanjang telah dikaji lewat
proses tarjih.
TARJIH
Tarjih : Secara teknis tarjih adalah proses analisis
untuk menetapkan hukum dengan menetapkan dalil yang lebih kuat (rajih), lebih tepat analogi dan lebih kuat maslahatnya. Sedangkan secara institusional majlis tarjih adalah lembaga ijtihad jama'i (organisatoris) di lingkungan Muhammadiyah yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang meiliki kompetensi ushuliyah dan ilmiyah dalam bidangnya masing-masing.
AL-SUNNAH AL-MAQBULAH
Al-Sunnah al-maqbulah :
perkataan, perbuatan dan
ketetapan dari Nabi saw. Yang
menurut hasil analisis memenuhi
kreteria shahih dan hasan.
TA’ABBUDI
Ta'abbudi : Perbuatan-perbuatan ubudiyah yang harus dilakukan oleh mukallaf sebagai wujud penghambaan kepada Allah swt. tanpa boleh ada penambahan atau pengurangan. Perbuatan ta'abbudi tidak dibenarkan dianalisis secara rasional.
TA’AQQULI
Ta'aqquli : Perbuatan-perbuatan ubudiyah mukallaf yang bersifat ta'aqquli berkembang dan dinamis.
Perbuatan ta'aqquli bisa dianalisis
secara rasional.
SUMBER HUKUM
Sumber Hukum : Sumber hukum bagi Muhammadiyah adalah Al- Qur'an dan Al-Sunnah al- maqbulah.
QOTH’IYYUL AL-WURUD
Qath'iyyu al-Wurud : Nash yang memiliki kepastian dalam aspek penerimaannya karena proses penyampaiannya meyakinkan dan tidak mungkin ada keterputusan atau kebohongan dari pada penyampaiannya. Qath'iyyu al-Wurud
QATH’IYYU AL-DALALAH
Qath'iyyu al-Dalalah : Nash yang memiliki makna pasti karena dikemukakan dalam bentuk lafadz bermakna tunggal dan tidak dapat ditafsirkan dengan makna lain.
DHANNIYU AL-WURUD
Dhanniyu al-wurud : Nash yang tidak
memiliki kepastian dalam aspek
penerimaannya, karena poses
penyampaiannya kurang menyakinkan dan
karena ada kemungkinan keterputusan,
kedustaan, kelupaan di antara para
penyampainya. PENERTIANIJTIHAD
Ijtihad : mencurahkan segenap
kemampuan berfikir dalam menggali dan
merumuskan syar'i yang bersifat dhanni
dengan menggunakan metoda tertetntu
yang dilakukan oleh yang berkompeten
baik scara metodologis maupun
permasalahan.
POSISI DAN FUNGSI IJTIHAD
Posisi ijtihad bukan sebagai sumber hukum melainkan sebagai metode penetapan hukum, sedangkan fungsi ijtihad adalah sebagai metode untuk merumuskan ketetapan-ketetapan hukum yang belum terumuskan dalam Al-Qur'an dan Al- Ruang lingkup ijtihad
Masalah-masalah yang terdapat dalam dalil-dalil dhanni.
Masalah-masalah yang secara eksplisit tidak terdapat dalam Al-qur'an dan Al-Sunnah.
Metode, pendekatan dan tekhnik
1. Metode
Bayani (semantik) yaitu metode yang menggunakan pendekatan kebahasaan
Ta'lili (rasionalistik) yaitu metode penetapan hukum yang menggunakanpendekatan penalaran
Istislahi (filosofis) yaitu metode penetapan hukum yang menggunakan pendekatan kemaslahatan
2. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam menetapkan hukum-hukum ijtihadiah adalah :
Al-Tafsir al-ijtima'i al-ma'asir (hermeneutik)
Al-Tarikhiyyah (historis)
Al-Susiulujiyah (sosiologis)
3. Teknik
Teknik yang digunakan dalam
menetapkan hukum adalah :•Ijmak
•Qiyas
- Mashalih Mursalah
•Urf
Ta'arudh Al-Adillah
•Ta'arudh Al-Adillah adalah pertentangan beberapa dalil yang
masing-masing menunjukkan ketentuan hukum yang berbeda.
•Jika terjadi ta'arudh diselesaikan dengan urutan cara-cara sebagai
berikut :>Al-Jam'u wa al-taufiq, yakni sikap menerima semua dalil yang walaupun dhairnya ta'arudh. Sedangkan pada dataran pelaksanaan diberi kebebasan untuk memilihnya (tahyir).
- Al-Tarjih, yakni memilih dalilyang lebih kuat untuk diamalkan dan meninggalkan dalil yang lebih lemah.
- Al-Naskh, yakni mengamalkan dalil yang munculnya lebih akhir.
- Al-Tawaqquf, yakni menghentikan penelitian terhadap dalil yang dipakai dengan cara mencari dalil baru.
Ta'arudh Al-Adillah
•Ta'arudh Al-Adillah adalah pertentangan beberapa dalil yang
masing-masing menunjukkan ketentuan hukum yang berbeda.
•Jika terjadi ta'arudh diselesaikan dengan urutan cara-cara sebagai
berikut :>Al-Jam'u wa al-taufiq, yakni sikap menerima semua dalil yang walaupun dhairnya ta'arudh. Sedangkan pada dataran pelaksanaan diberi kebebasan untuk memilihnya (tahyir).
- Al-Tarjih, yakni memilih dalilyang lebih kuat untuk diamalkan dan meninggalkan dalil yang lebih lemah.
- Al-Naskh, yakni mengamalkan dalil yang munculnya lebih akhir.
- Al-Tawaqquf, yakni menghentikan penelitian terhadap dalil yang dipakai dengan cara mencari dalil baru.
NETODE TARJIH TERHADAP NAS
Pentarjihan terhadap nash dilihat dari beberapa segi :
sanad kualitas maupun kuantitas rawi bentuk dan sifat periwayatan sighat al-tahamul wa al-ada'
Segi matan matan yang menggunakan sighat nahyu lebih rajih dari sighat amr matan yang menggunakan sighat khas lebih rajih dari sighat 'am
Segi Materi hukum
Segi Eksternal
Posisi Islam dan pemikiran Islam
Posisi Islam dan pemikiran Islam. Membedakan antara Islam dan pemikiran Islam sangat penting di sini. Pemikiran Islam bukanlah wilayah yang terbebas dari intervensi historisitas (kepentingan) kemanusiaan. Kita mengenal perubahan dalam pemikiran Islam sejalan dengan perbedaan ruang dan waktu. Pemikiran Islam tidak bercita-cita untuk mencampuri nash-nash wahyu yang tidak berubah (al-nushushu al- mutanahiyah) melalui tindakan pengubahan baik penambahan dan pengurangan atau bahkan pengapusan. Bagaimanapun kita sepakat bahwa Islam (obyektif) sebagai wahyu adalah petunjuk universal bagi umat manusia. Pemikiran Islam juga tidak diarahkan untuk mengkaji Islam subyektif yang ada dalam kesadaran atau keimanan setiap para pemeluknya. Karena dalam wilayah ini, Allah secara jelas menyakatan kebebasan bagi manusia untuk iman atau kufur, untuk muslim atau bukan (freedom of religion; qs. Al-Baqarah 256; Al-Kafirun 1-6). Pemikiran Islam lebih diarahkan untuk mengkaji dan menelaah persoalan-persoalan dalam realitas keseharian unat muslim yang "lekang dan lapuk oleh ruang dan waktu" (al-waqai' ghairu mutanahiyah).
Fungsi Pemikiran Islam. Pemikiran Islam dibangun dan dikembangkan untuk
mendukung universalitas Islam sebagai petunjuk bagi manusia menuju kesalehan
individual dan kesalehan sosial. Kesalehan individual lebih berkaitan dengan
persoalan-persoalan praktek-praktek keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara kesalehan sosial berhubungan erat dengan persoalan-persoalan
moralitas publik (public morality). Dalam wilayah kesalehan individual, pemikiran
Islam berupaya memberikan kontribusi berupa petunjuk-petunjuk praktis
keagamaan (religious practical guidance), ibadah mahdlan dan masalah-masalah
yang menyangkut moralitas pribadi (private morality). Sedangkan dalam wilayah
kesalehan sosial, pemikiran Islam merespon wacana kontemporer, seperti
masalah sosial-keagamaan, sosial budaya, sosial ekonomi, globalisasi dan
lokalisasi, iptek, lingkungan hidup, etika dan rekayasa genetika serta bioteknologi,
isu-isu keadilan hukum, ekonomi, demokratisasi, HAM, civil society, kekerasan
sosial dan agama, geneder, dan pluralisme agama, sekaligus merumuskan dan
melaksanakan terapannya dalam praksis sosial.
Metodologi Pemikiran Islam. Dalam Islam dikenal ada dua macam kebenaran,
yaitu kebenaran ikhbary dan kebenaran nazary. Yang pertama adalam kebenaran
wahyu yang datang langsung dari Allah swt.. Karena itu bersifat suci dan bukan
obyek kajian dalam pemikiran Islam. Yang kedua adalah kebenaran yang diperoleh
secara ta'aquly. Namun tak dapat dipungkiri bahwa Islam tidak berada dalam
ruang hampa. Nash-nash atau wahyu yang diintepretasi selalu berinteraksi
dengan lingkungannya, baik lingkungan pengarang, pembaca maupun audiensnya.
Ada rentang waktu --dulu, kini, mendatang -- di hadapan ketiga pihak di atas.
Inilah yang disebut dengan lingkaran hermeneutis (hermeneutical circle); suatu
perubahan terus menerus dalam melakukan interpretasi terhadap kitab suci (al-
nushushu al-mutanahiyah) yang dipandu oleh perubahan-perubaan
berkesinambungan dalam realitas masa kini, baik individu maupun masyarakat.
Dalam kontek yang terus berubah ini, kebutuhan akan cara pembacaan baru atas
teks-teks dan realitas itu menjadi tak terelakkan. Dengan memahami lingkaran
hermeneutis semacam ini, muslim tidak perlu mengulang-ngulang tradisi lama
(turath) yang memang sudah usang untuk kepentingan kekinian dan kedisinian,
tapi juga bukan berarti menerima apa adanya modernitas (hadathah). Kewajiban
Dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan perkembangan,
kontinuitas dan perubahan (al-istimrar wa al-istihalah) dalam realitas
kontemporer, perlu diupayakan perubahan paradigma. Perubahan
paradigma tidak berarti semua tradisi ditinggalkan, tetapi patut
dipahami sebagai upaya modifikasi tradisi pemikiran Islam dalam
ukuran tertentu sesuai dengan problem sosial yang ada; dan atau
merubah secara total tradisi dengan sesuatu yang sama sekali baru.
Yang pertama dalam rangka menjaga kontinuitas dalam pemikiran
keislaman atau melakukan pengembangan, sementara yang kedua
adalah untuk memproduksi pemikiran keislaman yang sama sekali
- baru. Perubahan paradigma mengandaikan metodologi
pendekatan dan metode-- baru untuk merespon problem-problem di
atas sekaligus aplikasinya dalam praksis sosial. Dengan demikian,
pemikiran Islam berpegang pada adagium al-muhafazatu ala al-
Dengan rekayasa epistemologis semacam ini, terbuka kesempatan
bagi munculnya wacana keislaman dalam Muhammadiyah dengan
karakteristik antara lain : produktif atau bukan sekedar pengulangan
tradisi lama untuk memecahkan masalah baru; fleksible dalam arti
pemikiran Islam termodifikasi secara luwes, tidak kaku dan terbuka
atas kritik dan pengembangan; imaginatif dalam arti membuka
horison pemahaman dan pendalaman baru melalui istkhsaf; kreatif
dalam melahirkan wilayah-wilayah baru (yang selama ini "tak
terpikirkan" dan "belum terpikirkan") untuk dipikirkan; dan
akibatnya wacana keislaman kontemporer benar-benar berada
dalam pergumulan sejarah yang efektif (effective history) dan tidak
ahistoris.Prinsip Pengembangan Pemikiran Islam
Manhaj peengembangan pemikiran Islam dikembangkan atas dasar
prinsip-prinsip yang menjadi orientasi utamanya, yaitu :•Prinsip al-mura'ah (konservasi) yaitu upaya pelestarian nilai-nilai dasar
yang termuat dalam wahyu untuk menyelesaikan permasalahan yang
muncul. Pelestarian ini dapat dilakukan dengan cara pemurnian
(purification) ajaran Islam. Ruang lingkup pelestarian adalah bidang
aqidah dan ibadah mahdhah.•Prinsip al-tahdithi (inovasi) yaitu upaya penyempurnaan ajaran Islam
guna memenuhi tuntutan spiritual masyarakat Islam sesuai dengan
perkembangan sosialnya. Penyempurnaan ini dilakukan dengan cara
reaktualisasi, reinterpretasi, dan revitalisasi ajaran Islam.•Prinsip al-ibtikari (kreasi) yaitu penciptaan rumusan pemikiran Islam
secara kreatif, konstraktif dalam menyahuti permasalahan aktual. Kreasi
ini dilakukan dengan menerima nilai-nilai luar Islam dengan penyesuaian
Kerangka Merodologi Pengembangan Pemikiran Islam
Pada dasarnya metodologi adalah alat untuk
memperoleh kebenaran. Dalam rangka mencari
kebenaran itulah diprlukan pendekatan ( logic of
explanation dan logic of discovery ), berikut teknis-teknis
operasionalnya. Sejalan dengan epistemologi yang
dikembangkan Muhammadiyah, pemikiran keislaman
membutuhkan pendekatan bayani, irfani dan burhani,
sesuai dengan obyek kajiannya --apakah teks, ilham
atau realitas-- berikut seluruh masalah yang
menyangkut aspek tranhistoris, transkultural dan
transreligiusPen dek atan Bayani
Pendekatan bayani sudah lama dipergunakan oleh para fuqaha', mutakallimun dan
ushulliyun.Bayani adalah pendekatan untuk : a) memahami atau menganalisis teks guna menemukan atau mendapatkan makna yang dikandung dalam (atau diendaki) lafadz, dengan kata lain pendekatan ini dipergunakan untuk mengeluarkan makna zahir dari lafz dan 'ibarah yang zahir pula; dan b)istinbat hukum-hukum dari al-nusus al-diniyah dan al-Qur'an khususnya. Makna yang dikandung dalam, dikehendaki oleh, dan diekspresikan melalui teks dapat diketahui dengan mencermati hubungan antara makna dan lafadl. Hubungan antara makna dan lafadz dapat dilihat dari segi : a)makna wad'i, untuk apa makna teks itu dirumuskan, meliputi makna khas, 'am dan mustarak; b) makna isti'mali, makna apa yang digunakan oleh teks, meliputi makna haqiqah (sarihah dan mukniyah) dan makna majaz (sarih dan kinayah); c) darajat al-wudhuh, sifat dan kualitas lafz, meliputi muhkam, mufassar, nas, zahir, khafi, mushkil, mujmal, dan mutasabih; dan d) turuqu al-dalalah, penunjukan lafz terhadap makna, meliputi dalalah al-ibarah, dalalah al- isyarah, dalalah al-nass dan dalalah al-iqtida' (menurut khanafiyah), atau dalalah al- manzum dan dalalah al-mafhum baik mafhum al-muwafaqah maupun mafhum al- mukhalafah (menurut syafi'iyyah).
Penekatan burhani
Burhan adalah pengetahuan yang diperoleh dari indera, percobaan dan hukum - hukum logika. Burhani atau pendekatan rasional argumentatif adalah pendekatan yang mendasarkan diri pada kekuatan rasio melalui instrumen logika (induksi, deduksi, abduksi, simbolik, proses, dll.) dan metode diskursif (bathiniyyah). Pendekatan ini menjadikan realitas maupun teks dan hubungan antara keduanya sebagai sumber kajian. Realitas yang dimaksud mencakup realitas alam (kawniyyah), realitas sejarah (tarikhiyyah), realitas sosial (ijtimaiyyah) dan realitas budaya (thaqafiyyah). Dalam pendekatan ini teks dan realitas (konteks) berada dalam satu wilayah yang saling mempengaruhi. Teks tidak berdiri sendiri, ia selalu terikat dengan konteks yang mengelilingi dan mengadakannya sekaligus darimana teks itu dibaca dan ditafsirkan. Didalamnya ada maqulat (kategori-kategori) meliputi kully-juz'iy, jauhar-'arad, Pendekatan irfani
Pendekatan irfani adalah pendekatan pemahaman yang bertumpu pada instrumen pengalam batin, dhawq, qalb, wijdan, basirah dan intuisi. Sedangkan metode yang dipergunakan meliputi manhaj kashfi dan manhaj iktishafi. Manhaj kashfi disebut juga manhaj ma'rifah 'irfani yang tidak menggunakan indera atau akal, tetapi kashf dengan riyadah dan mujahadah. Manhaj iktishafi disebut juga al-mumathilah (analogi), yaitu metode untuk menyingkap dan mmenemukan rahasia pengetahuan melalui analogi- analogi. Analogi dalam manhaj ini mencakup : a) analogi berdasarkan angka atau jumlah seperti 1/2 = 2/4 = 4/8, dst; b) tamthil yang meliputi silogisme dan induksi; dan c) surah dan ashkal. Dengan demikian, al-mumathilah adalah manhaj iktishafi dan bukan manhaj kashfi. Pendekatan 'irfani juga menolak atau menghindari mitologi. Kaum 'irfaniyyun tidak berurusan dengan mitologi, bahkan justru membersihkannya dari persoalan-persoalan agama dan dengan irfani pula mereka lebih mengupayakan menangkap haqiqah yang terletak di balik shari'ah, dan yang batin (al-dalalah al- isharah wa al-ramziyah) di balik yang zahir (al-dalalah al-lughawiyyah). Dengan memperhatikan dua metode di atas, kita mengetahui bahwa sumber pengetahuan dalam irfani mencakup ilham/intuisi dan teks (yang dicari makna batinnya melalui ta'wil).
PENUTUP
Hasil Rumusan Manhaj Pengembangan Islam Muhammadiyah
ini bersifat toleran dan terbuka. Toleran yang berarti Muhammadiyah tidak menganggap pendapat yang berbedadengan putusan pemikiran Muhammadiyah sebagai pendapat
yang salah. Terbuka, berarti Muhammadiyah menerima kritik
konstruktif terhadap hasil rumusan pengembangan pemikirannyaasal arumentasinya didasarkan pada dalil yang lebih kuat dan
argumentasi yang lebih akurat. Segala keputusan Majelis Tarjih yang berkaitan dengan manhaj istidlal sepanjang tidak bertentangan dengan keputusan ini tetap berlaku.
LATAR BELAKANG BERDIRINYA MUHAMMADIYAH
Prof. Mukti Ali, dalam bukunya “ Interprestasi amalan
Muhammadiyah “ menyimpulkan ada empat faktor :
1. Ketidak bersihan dan campur aduknya kehidupan
agama Islam di Indonesia 2. Ketidal efisiennya lembaga
- –lembaga pendidikan agama.
3. Aktivitas misi – misi Katolik dan Protestan.
4. Sikap merendahkan kelompok intelektual terhadap Islam.
Atau secara garis besar latar belakang berdirinya Muhammadiyah ada dua : 1. Subjektif 2. Objeltif Internal 1. Kehidupan beragama.
Eksternal
2. Kwalitas pendidikan
3. Kondisi sosial, politik 4. dan ekonomi
1. Kristenisasi.
KELAHIRAN MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah l ahir di Kauman Yogyakara pada tanggal 18 November 1912 bertepapatan dengan tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H.
Didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan yang semasa kecil ernama Muhammad Darwisy Faktor Pendiri
Kelahiran dan berdirinya Muhammadiyah pada awal berdirinya tidak lepas dari menifestasi dan gagasan pemikiran dan amal perjuangan Islam K.H. Ahmad Dahlan setelah eliau menunaikan Ibadah Haji tahun 1889. dan bermukim untuk yang kedua kalinya.
Adapun swecara idialistis, menuruit Djarnawi Hadikusuma, bahwa Muhammadiyah berdiri karena kristalisasi paham agama beliau khususnya didorong oleh Firman Allah Q>S> Ali Imran 104.
Gagasan peaharuan beliau diperoleh oleh K .H.
Ahamad dahlan setelah belaiu berguru kepada para ulamak indonesia yang bermukim di tanah suci, seperti : Syaikh Ahmad KHatib dari minngkbau, Kyai Nawawi dari banten, kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan kyai Fakih, juga belai banyak membanya karya
- – karya tulisan para ulama pembaharu se4perti Muhammad bin Abdul wahab, Jamaluddin al-Afghoni, Muhammad Rasid Ridlo dan Muhammad Abduh
Embr io kelahiran Muhammadiyah sebagai organisasi untuk mengaktualisasikan gagasan
- – gagasan dalam kontek sosial merupakan hasil interaksi K.H. Ahamada Dahlan dengan kawan - kawan dari Budi Uomo
Periode awal gerakan Muhammaiyah tahun 1912 -1923
Gagasan mendirikan Sekolah tahun 1911
Menerbitkan publikasi/majalah Soera Moehammadiyah (1915 )
Mendirikan sopo Tresno 1914,dan
Menjadi Aisyiyah tahun 1917 pandu Hizbul Wat ho n ( 1918 )
Waisshouse atau Panti Asuhan dan penolong Kesengsa raan
umum atau PKU pada tahun1922 satu bulan sebelum bliau meninggal.
Pada masa beliau pula telah lahir gagasan pengoeganisasian
zakat, sholat idul ftitri dan idul adha di Lapangan, pengorganisasian haji, penerbitan dan kegiatan taman pustaka, merintis bangunan ibadah di perkantoran- – perkantoran,bahkan
Telah dikantik empat bgian Hoofdbestuur Muhamadiyah, yaitu ; 1.
H.B. M bahagian Sekolahan , H.M. Hisyam 2. H.B. Bahagian Tabligh, H.M. Fakhrudin 3. H.B. Bagian Penolong keengsaran oemum, H.M. Soedjak 4. HB M. bagian pustaka H.m. Muchtar Rencana program kerja
H.M. Hisyam, tentang apa yang akan diperbuat dalam pesoalan Pendidikan; beliau menjawab: “ bahwa saja ak an membawa kawan
- – kawan kita pengurus bahagian sekolahan berusaha memajukan pendidikan dan pengadjaran sampai dapat mnegakkan gedung universiteit Muhammadiyah yang m,egah untuk men tjetak sarjana
- – sarjana Islam dan mahaguru-mahagu Muhammadiyah guna krprntingan unat I slam pada umumnya.
H. Sudjak Ketua bahagian PKO, memiliki rencana ;
1. Mendirikan Hospital
2. Armeinhais ( rumah sakit )
3. Weeshuis ( rumah panti asuhan )
Muhammadiyah mengajak segenap lapisan
bangsa Indonesia yang telah mendapat
karunia Allah berupa tanah air yang
mempunyai sumber-sumber kekayaan,
kemerdekaan bangsa dan negara Republik
Indonesia yang berfilsafat Pancasila untuk
berusaha bersama-sama menjadikan suatu
negara yang adil makmur dan diridhoi Allah
SWT
PENDIRI MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah bertepatan tanggal 18
November 1912 Miladiyah di Yogyakarta untuk jangka waktu tidak terbatas.
( Anggran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah BAB I Pasal 2 )
MAKSUD DAN TUJUAN MUHAMMDAIYAH
BAB III Pasal 6 “ MAKSUD DAN TJUAN
MUHAMMADIYAH “ :
“ menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar
- – benarnya “
Visi ideal Muhammadiyah ” terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar - benarnya ”
Misi Muhammadiyah .
1. MenegakkanTauhid yang murni berdasarkan al ‐Quran dan as‐
Sunnah;
2. Menyebarluaskan dan memajukan
Ajaran Islam yang bersumber pada al ‐Quran dan as‐Sunnah yang shahihah/maqbulah;
3. Mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga , dan masyarakat.
Masyarakat Islam yang sebenar
- – benarnya adalah suatu masyarakat dimana ajaran Islam berlaku dan menjiwai s eluruh bidang kehidupan masyarakat tersebut.
Ciri
- –ciri masyarakat Islam :
Masyarakat yang bertuhan dan beragama : Ketauhidan adalah jiwa dan semangat masyarakat Islam.
Masyarakat persaudaraan :
a, terikat oleh ikatan batin yang kuat
bedasar persamaan dan kasih sayang.
b. mewujudkan ukhuwah islamiyah
serta memupuk dan memelihara
persaudaraan.
Masyarakat yang beakhlak mulia
Masyarakat yang berhukum syar‟i
Masyarakat sejahtera yang
terjamin kemak muran,
keamanan dan keadilanya
Masyarakat bekemajuan VISI MUHAMMADIYAH (2010 ‐2015)
Menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang utama serta terciptanya kondisi dan faktor faktor pendukung bagi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar benarnya benarnya .
Pasal 7 “ Usaha “
1. Untuk mencapai maksud dan tujuan, Muhammadiyah
melaksanakan da ‟awah Amar Makruf nahi Munkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan.
2. Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk
usaha, program, dan kegiatan, yang macam dan penyelenggaraannya diatu dalam Anggaran Rumah Tangga.
3. Penentu kebijakan dan penganggung jawab amal
usaha, program, dan kegiatan adalah pImpinan Muhammadiyah.
DASAR AMAL USAHA
1. Hidup manusia harus bertauhid, beribadah dan taat kepada Allah SWT
2. Hidup manusia bermasyarakat
3. Berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat
4. Menegakan dan menjunjung tinggi Agama Islam adalah kewajiban
5. Ittiba ‟ kepada langkah dan Perjuangan Nabi
Muhammad SAW Pedoman Amal Usaha Muhammadiyah dan Perjuangan Muhammadiyah
“Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun disegenap bidang dan lapangan dengan meneguhkan cara serta menempuh jalan yang diraidhai Allah SWT
”.
Sifat Muhammadiyah
Beramal dan Berjuang untuk perdamaian dan 1.
Kesejahteraan
2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan Ukhuwah Islamiyyah
3. Lapang dada, Luas Pandang dengan memegang teguh ajaran Islam
4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan
5. Mengindahkan segala hukum, Undang-Undang, Peraturan serta Falsafah Negara yang sah
6. Amar Ma ‟ruf Nahi Munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik
7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud