Dosen Pembimbing : Drs. Djumali, M.Pd FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013/2014 KATA PENGANTAR - STRATEGI PEMBELAJARAN AKUNTANSI
TUGAS KELOMPOK
STRATEGI PEMBELAJARAN AKUNTANSI
Disusun Oleh :
Muhammad Dzikri (A210130001)
Muti’ah (A210130009)
Wartono (A210130023)
Dosen Pembimbing :
Drs. Djumali, M.Pd
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013/2014 Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Hakekat Pembelajaran
Akuntansi”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Strategi Pembelajaran Akuntansi di Universitas Muhammadiyah Surakarta.Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Surakarta, 9 September 2014 BAB I PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi. Dengan demikian kegiatan hidup manusia akan dibarengi dengan proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan alam linngkungan, interaksi dengan sesamanya, maupun interaksi dengan Tuhannya, baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
Dari berbagai bentuk interaksi, khususnya mengenai interaksi yang disengaja, ada istilah interaksi edukatif. Interaksi edukatif ini adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan penddikan dan pengajaran. Oleh karena itu interaksi edukatif perlu dibedakan dari bentuk interaksi yang lain. Dalam arti yang lebih spesifik pada bidang pengajaran, dikenal adanya istilah interaksi belajar mengajar. Dengan kata lain apa yang dinamakan interaksi edukatif, secara khusus adalah sebagai interaksi belajar mengajar.
Interaksi belajar mengajar mengandung suatu arti adanya kegiatan interaksi dari tenaga pengajar yang melaksanakan tugas mengajar disuatu pihak, dengan warga belajar (siswa, anak didik/subyek belajar) yang sedang melaksanakan kegiatan belajar dipihak lain. Interaksi antara pengajar dengan warga belajar, diharapkan merupakan proses motivasi. Maksudnya, bagaimana dalam proses interaksi itu pihak pengajar mampu memberikan dan w mengembangkan motivasi serta reinforcement kepada pihak pelajar, agar dapat melakukan kegiatan belajar akuntansi secara omptimal.
Pada kegiatan masa lalu banyak interaksi belajar-mengajar yang berjalan secara searah. Dalam hal ini fungsi dan peranan guru sangat dominan. Dilain pihak siswa hanya menyimak dan mendengarkan informasi atau pengetahuan yang diberikan oleh gurunya. Dalam konsep belajar-mengajar, pelajar adalah subyek belajar, bukan obyek, sebagai unsur manusia yang pokok dan setral, bukan unsur pendukung atau tambahan. Yang penting dalam interaksi belajar mengajar, itu guru sebagai pengajar tidak mendominasi kegiatan, tetapi membantu menciptakan kondisi yang kondusif serta memberikan motivasi dan bimbingan agar siswa dapat mengembangkan potensi dan kreativitas dalam materi akuntansi khususnya.
BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Belajar Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Dalam pengertian luas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Ada juga yang mendefinisikan “belajar adalah berubah”. Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Belajar itu serangkaian kegiatan jiwaraga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan sikromatik. Ada 3 ranah kemampuan dalam belajar : Kognitif adalah kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran sendiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan analisis dan evaluasi.
Afektif adalah kemampuan yang mengutamakan, perasaan, emosi, dan reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian sikap, organisai dan pembentukan pola hidup.
Sikromatik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing pola gerakan dan kreatiftas. Menurut skinner dalam belajar di tentukan hal-hal berikut : kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon belajar o respon si pelajar o konsekwensi yang bersifat menggunakan respon tersebut baik konsekwensinya o sebagai hadiah maupun teguran atau hukuman.
Proses belajar secara substansi juga mengandung beberapa proses yaitu:
- Proses mengalami, atau proses menangkap tanda (ayat) melalui alat indra, maka pelajar adalah orang yang selalu membaca, mendengarkan, memperhatikan, merasakan gejala gejala alam dengan tekun; maka unsur utama pelajar adalah “membaca dan mencoba”. Di dalam bukunya Suryabrata mengemukakan bahwa siswa mengalami sendiri proses dari tidak tahu menjadi tahu, karena itu belajar yang terbaik adalah dengan mengalami dan mempergunakan pancaindera.
- Mengingat, mengumpulkan informasi (data) maka pelajar juga adalah orang yang selalu mengingat (berdzikir) menghafal memetakan dengan detil setiap gejala gejala alam.
- Menganalisis, adalah proses mencari persamaan, perbedaan, memposisikan dengan logika untuk mencari kesimpulan awal (hipotesa) kemudian membuktikan untuk menemukan kesimpulan akhir. Proses ini bias dilakukan dengan berdialog, berdiskusi, atau merenung atau eksperimen.
- Merumuskan, adalah proses menyimpulkan, meringkaskan, atau mengungkapkan pola keadaan dari tanda tanda terebut kedalah tanda tanda sederhana yang bias dimengerti oleh manusia yang akan memanfaatkan ilmu itu.
- Mengungkapkan, adalah proses menuangkan gagasan kesimpulan sebuah teori melalui bahasa baik bahasa lisa, tulisan, maupun tindakan.
Tujuan belajar ada 3 jenis : 1. Untuk mendapatkan pengetahuan.
2. Penanaman konsep dan keterampilan.
3. Pembentukan sikap.
B. Konsep Mengajar Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik. Pengertian yang luas, mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Fungsi pokok dalam mengajar adalah menyediakan kondisi yang kondusif sedang yang berperan aktif dan banyak melakukan kegiatan adalah siswanya dalam upaya menemukan dan memecahkan masalah. Yang belajar adalah siswa itu sendiri dengan kegiatannya sendiri. Guru dalam hal ini membimbing. Dalam membimbing dan mengabaikan faktor atau komponen-komponen yang lain dalam lingkungan proses belajar-mengajar, termasuk misalnya bagaimana dirinya sendiri, keadaan siswa, alat-alat peraga atau media, metode dan sumber-sumber belajar lainnya. Konsep mengajar ini memberkan indikator bahwa pengajarannya lebih bersifat pupil centered. Artinya hasil pembelajaran sangat dipengaruhi oleh bagaimana aktivitas pelajar dalam belajar.
C. Hakekat Proses Belajar Mengajar Akuntansi Pada hakikatnya, belajar adalah perubahan mengenai pengetahuan dasar akuntansi yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar, misalnya perubahan fisik dan lain – lain. Oleh sebab itu perlu dikembangkan metode belajar yang melibatkan siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar, apalagi dalam mengerjakan akuntansi, siswa harus dapat aktif sehingga dapat memahami materi yang diajarkan sehingga tujuan pengajaran akuntansi tercapai.
Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan minat belajar dan mendorong anak didik melakukan proses belajar terutama tentang materi akuntansi. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa jika hakikat belajar adalah perubahan, maka pada hakikanya belajar mengajar adalah proses pengaturan yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa dalam menguasai akutansi.
D. Ciri-ciri Belajar Mengajar Sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri – ciri tertentu, yang menurut Edi Suardi adalah sebagai berikut:
1. Belajar mengajar memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu.
2. Terdapat suatu prosedur yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus.
4. Ditandai dengan aktivitas anak didik.
5. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing.
6. Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan kedisiplinan.
7. Adanya batas waktunya.
8. Adanya evaluasi pada tahap akhir.
E. Konsep Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran (belajar-mengajar) adalah pola umum perbuatan guru- murid di dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar. Pengertian strategi dalam hal ini menunjuk kepada karakteristik abstrak dari rentetan perbuatan guru-murid di dalam peristiwa belajar-mengajar.
Jenis-jenis Strategi :
a. Strategi Pembelajaran Ekspositori Strategi yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan tujuan agar siswa dapat menguasai materi secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Strategi pembelajaran ini guru memegang peranan penting.
b. Strategi Pembelajaran Inquiry Rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada pola berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang pertanyakan. Strategi pembelajaran ini sering disebut strategi heuristik yang berasal dari bahasa Yunani heuriskein yang berarti “aku menemukan”. Strategi pembelajaran ini merupakan bentuk pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Hal ini disebabkan dalam strategi ini siswa memegang peranan penting.
c. Strategi Peningkatan Kemampuan Berpikir Merupakan strategi yang memusatkan pada kemampuan berpikir siswa. Dalam strategi ini materi tidak disajikan begitu saja kepada siswa, tetapi siswa diimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis secara terus-menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.
d. Strategi Pembelajaran Kooperatif Rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Dalam strategi ini ada 4 unsur penting, yaitu ada peserta dalam kelompok, ada aturan kelompok, ada upaya belajar setiap kelompok,dan ada tujuan yang harus dicapai dalam kelompok belajar.
BAB III PENUTUP Kesimpulan Belajar akuntansi pada dasarnya merupakan hasil belajar konsep sedangkan konsep-konsep dasar akuntansi merupakan kesatuan yang utuh untuk itu dalam proses belajar mengajar akuntansi yang terpenting adalah bagaimana guru dapat mengajarkan konsep itu.
Pengajaran akuntansi harus dimulai dari hal yang sederhana menuju hal yang lebih kompleks dan harus memperhatikan urutan dari beberapa konsep, walaupun demikian sampai saat ini akuntansi masih menjadi masalah bagi sebagian siswa dan mengatakan bahwa akuntansi sulit. Belajar akuntansi memerlukan pemahaman yang baik, oleh karenanya pemilihan metode mengajar yang tepat akan mempunyai andil yang besar didalam meningkatkan prestasi belajar akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA Hasibuan, J.J., & Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung, 1995 Sardiman, A.M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, 2001