PDF ini ANALISA FAKTORFAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK GEDUNG DI KOTA PADANG | Stiawirawan | 1 PB

ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK
GEDUNG DI KOTA PADANG

ARTIKEL

HERU STIAWIRAWAN
NPM. 1310018312013

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA

2015
1

ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK
GEDUNG DI KOTA PADANG
Heru Stiawirawan¹, Zaidir², M. Nursyaifi Yulius¹
¹Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta
²Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Andalas

e-mail : her_seir@yahoo.co.id

ABSTRACT

Generally, in the implementation of construction projects many obstacles found
both during the project until the completion of the project is done so that
development of the project in accordance with the type of construction of much
needed expertise, knowledge and experience, both in terms of planning,
construction management and contracting itself. Implementation of the project
which is not in accordance with the plan could result in delays. Construction
project delays mean additional implementation time completion of projects that
have been planned and included in the contract documents. Untimely completion
of the work is a shortage of the level of productivity and of course all of this will
result in a waste of financing.Based on these problems, then the purpose of this
study was to determine with certainty the factors that influence delays in
implementation completion of building projects in Padang and to determine the
dominant factors that influence delays in implementation completion of building
projects in Padang. The result of study found that 12 factors that influence delays
in implementation completion of building projects in Padang consist of 1. Project
administration; 2. Implementation planning; 3. Managerial function, equipment

control, and company effect; 4. Capital resources; 5. Material resources; 6.
Human resources; 7. Equipment resources; 8. Technology resources; 9. Project
organization; 10. Supervisory consultant; 11. Owner; 12. Others factor. There are
4 dominant factors that influence delays in implementation completion of building
projects in Padang, namely 1. Human and environment aspect; 2. Planning,
Managerial, Material dan Technology aspect; 3. Financial and Equiptment
aspect; 4. Project administration aspect. Human and environment aspect is the
biggest factor influence delays in implementation completion of building projects
in Padang, this factor can explain 43,092% variation, then Planning, Managerial,
Material dan Technology aspect which can explain 12,965% variation, Financial
and Equiptment aspect can explain 9,394% variation, and Project administration
aspect can explain 8,474% variation. Overall, the fourth aspect is able to explain
73,925% variation.
Keyword: Performance, Budget, Implementation time

2

ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK
GEDUNG DI KOTA PADANG

Heru Stiawirawan¹, Zaidir², M. Nursyaifi Yulius¹
¹Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta
²Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Andalas
e-mail : her_seir@yahoo.co.id

ABSTRAK

Di dalam pelaksanaan proyek konstruksi pada umumnya banyak ditemukan
kendala-kendala baik selama pengerjaan proyek hingga selesainya proyek tersebut
dikerjakan sehingga pembangunan suatu proyek yang sesuai dengan tipe
konstruksi sangat dibutuhkan keahlian, pengetahuan dan pengalaman, baik dari
sisi perencanaan, manajemen konstruksi maupun kontraktor itu sendiri.
Pelaksanaan proyek yang tidak sesuai dengan rencana dapat mengakibatkan
keterlambatan. Keterlambatan proyek konstruksi berarti bertambahnya waktu
pelaksanaan penyelesaian proyek yang telah direncanakan dan tercantum dalam
dokumen kontrak. Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu adalah merupakan
kekurangan dari tingkat produktifitas dan sudah barang tentu kesemuanya ini akan
mengakibatkan pemborosan dalam pembiayaan. Berdasarkan permasalahan
tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui dengan pasti faktor-faktor
yang mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan proyek gedung di Kota Padang

dan mengetahui faktor dominan penyebab yang paling mempengaruhi
keterlambatan pelaksanaan proyek gedung di Kota Padang. Hasil penelitian
terdapat 12 (dua belas) faktor yang mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan
proyek gedung di Kota Padang yaitu administrasi proyek, perencanaan
pelaksanaan, fungsi manajerial alat kendali dan pengaruh perusahaan, sumber
daya modal/keuangan, sumber daya material, sumber daya manusia, sumber daya
peralatan, sumber daya teknologi, organisasi proyek, owner, konsultan pengawas,
dan faktor lain. Dari 12 (dua belas) faktor yang mempengaruhi keterlambatan
pelaksanaan proyek gedung di Kota Padang, terdapat 4 faktor dominan yang
mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan proyek gedung di Kota Padang yaitu 1.
Aspek Manusia dan Lingkungan; 2. Aspek Perencanaan, Manajerial, Material dan
Teknologi; 3. Aspek Keuangan dan Peralatan; dan 4. Aspek Administrasi Proyek.
Aspek manusia dan lingkungan merupakan faktor yang paling besar
mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan proyek gedung di kota Padang yaitu
mampu menjelaskan 43,092% variasi, kemudian diiringi oleh Aspek Perencanaan,
Manajerial, Material dan Teknologi yang mampu menjelaskan 12,965% variasi,
aspek Aspek Keuangan dan Peralatan mampu menjelaskan 9,394% variasi, dan
aspek Administrasi Proyek mampu menjelaskan 8,474% variasi. Secara
keseluruhan, keempat aspek tersebut mampu menjelaskan 73,925% variasi
Kata kunci: Kinerja, Biaya, Waktu Pelaksanaan


3

1. PENDAHULUAN
Pada umumnya setiap proyek
konstruksi mempunyai rencana dan
jadwal pelaksanaan tertentu, kapan
pelaksanaan proyek tersebut harus
dimulai, kapan harus diselesaikan,
bagaimana proyek tersebut akan
dikerjakan, dan bagaimana penyediaan
sumber dayanya. Pembuatan rencana
suatu
proyek
konstruksi
selalu
mengacu pada perkiraan yang ada pada
saat rencana pembangunan tersebut
dibuat, karena itu masalah dapat timbul
apabila ada ketidaksesuaian antara

rencana yang telah dibuat dengan
kenyataan yang sebenarnya. Sehingga
dampak yang sering terjadi adalah
keterlambatan waktu pelaksanaan
proyek yang dapat juga disertai dengan
meningkatnya
biaya
pelaksanaan
proyek tersebut.
Pelaksanaan proyek yang tidak
sesuai
dengan
rencana
dapat
mengakibatkan
keterlambatan.
Kendala-kendala yang selalu terlihat
dalam
proyek-proyek
konstruksi

biasanya
berhubungan
dengan
persyaratan
kinerja,
waktu
penyelesaian, batasan biaya, kualitas
pekerjaan, dan keselamatan kerja.
(Putra, 2002)
pencapaian rata-rata penyelesaian
proyek tepat pada waktunya oleh
kontraktor menengah dan besar di Kota
Padang tahun 2010 sesuai dengan
ketentuan dan persyaratan kontrak
hanya 89% dan yang belum tercapai
sebesar 11%, pada tahun 2011
pencapaian oleh kontraktor menengah
dan besar menurun menjadi 85% dan
yang belum tercapai sebesar 15%, pada
tahun 2012 terjadi peningkatan

penyelesaian pada waktunya menjadi
86% dan tahun 2013 meningkat
kembali menjadi 88% tetapi mengalami
penurunan pada tahun 2014 menjadi
76%.

Tidak
semua
perusahaan
konstruksi berhasil dalam mengerjakan
proyek tepat pada waktunya. Hal ini
dikarenakan perusahaan konstruksi
kualifikasi menengah dan besar masih
mengalami berbagai kendala dalam
menyelesaikan proyek.
Berbagai
penelitian
telah
dilakukan berkenaan dengan faktorfaktor
penyebab

keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan proyek gedung
dalam perusahaan jasa konstruksi,
beberapa diantaranya Priyanto (2006),
Widhiawati (2009), Alinafiah (2006),
Wijanarko (2009), Wijayanthi (2000),
Fahirah (2005), dll.
2. TINJAUAN LITERATUR
2.1 Tahap Pelaksanaan Proyek
Pelaksanaan proyek merupakan
bagian terpenting, karena dengan
kegiatan inilah nantinya diciptakan
suatu bangunan yang diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan dan tujuan akhir.
Alokasi sumber daya sangatlah
penting, perlu diatur siapa melakukan
apa,
bilamana
dimulai,
kapan

selesainya dan memerlukan biaya
berapa (Reksohadiprojo, 1983).
Menurut Istimawan Dipohusodo
(1996) tahapan kontruksi dibagi
menjadi 5 tahapan yaitu:
1. Tahapan pengembangan konsep,
adapun kegiatan yang dilakukan
dalam tahap ini adalah melakukan
survey
pendahuluan
dengan
investigasi
lapangan
dimana
pekerjaan akan dilaksanakan. Tahap
ini mengungkapkan informasiinformasi yang diperlukan dalam
pembuatan
konsep
pekerjaan.
Seperti

misalnya
informasi
mengenai upah tenaga kerja
setempat, kemampuan penyedia jasa
setempat, kemampuan penyedia jasa
setempat baik kontraktor atau

4

2.

3.

4.

5.

konsultan, informasi mengenai iklim
dll.
Tahap
perencanaan,
adapun
kegiatan yang dilakukan adalah
pengajuan proposal, survey lanjutan,
pembuatan desain awal/ sketsa
rencana dan perancangan detail,
keempat kegiatan ini tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya karena
hasil kegiatan pertama akan
berpengaruh pada kegiatan kedua
dan selanjutnya. Tujuan dari tahap
ini sebenarnya adalah untuk
mendapatkan rencana final yang
memuat pengelompokkan pekerjaan
dan kegiatan secara terperinci:
Tahap pelelangan, kegiatan yang
dilakukan
adalah
kegiatan
administrasi
untuk
pelelangan
sampai
dengan
terpilihnya
pemenang lelang.
Tahap
pelaksanaan
Kontruksi,
dalam tahap ini adapun kegiatan
yang dilakukan antara lain persiapan
lapangan, pelaksanaan kontruksi
fisik pekerjaan sampai dengan
selesainya kontruksi itu sendiri.
Salah satu kegiatan yang cukup
penting pada saat pelaksanaan
kontruksi fisik adalah kegiatan
pengendalian biaya dan jadwal
kontruksi, untuk pengendalian biaya
kontruksi hal-hal yang harus
diperhatikan adalah alokasi biaya
untuk sumber daya proyek mulai
dari tenaga kerja, peralatan sampai
dengan
material
kontruksi,
sedangkan pengendalian jadwal
diupayakan agar setiap kegiatan
dalam proyek berjalan sesuai
dengan yang direncanakan, dalam
hal ini semua pihak yg terlibat
diharapkan dapat menggunakan
berbagai
sumber
daya
yang
dimilikinya agar tujuan proyek
tercapai dengan baik.
Tahap
pengoperasian,
setelah
kontruksi fisik selesai maka

penyedia jasa akan menyerahkannya
kepada pengguna jasa untuk
dioperasikan, dalam tahap ini
penyedia jasa masih memiliki
tanggung jawab untuk memelihara
bangunan tersebut sesuai dengan
perjanjian.
2.2 Keterlambatan
Pelaksanaan
Proyek
Menurut Kraiem dan Dickman
(dalam Proboyo, 1999), penyebabpenyebab
keterlambatan
waktu
pelaksanaan
proyek
dapat
dikategorikan dalam tiga (3) kelompok
besar, yakni :
1. Keterlambatan
yang
layak
mendapatkan
ganti
rugi
(Compensable
Delay),
yakni
keterlambatan yang disebabkan oleh
tindakan, kelalaian, atau kesalahan
pemilik proyek.
2. Keterlambatan yang tidak dapat
dimaafkan (Non Excusable Delay),
yakni
keterlambatan
yang
disebabkan oleh tindakan, kelalaian,
atau kesalahan kontraktor.
3. Keterlambatan
yang
dapat
dimaafkan (Excusable Delay), yakni
keterlambatan yang disebabkan oleh
kejadian-kejadian diluar kendali
baik pemilik maupun kontraktor.
2.2.1 Pengelolaan Sumber Daya
Manusia
Soeharto (1999) menyatakan
bahwa salah satu sumber daya yang
menjadi penentu keberhasilan suatu
proyek konstruksi adalah tenaga kerja.
Sumber daya manusia yang ada pada
suatu proyek dapat dikategorikan
sebagai tenaga kerja tetap dan tenaga
kerja tidak tetap.
Lebih lanjut Ervianto (2005)
menyatakan bahwa pekerja adalah
salah satu sumber daya yang digunakan
selama proses konstruksi yang tidak
mudah dikelola. Pada pelaksanaan
proyek konstruksi tenaga kerja
merupakan faktor penting, hal ini
5

dikarenakan pekerjaan pada proyek
konstruksi merupakan pekerjaan padat
karya
yang
berarti
banyak
menggunakan tenaga kerja dan
mayoritas pekerjaannya dikerjakan
secara manual. Tenaga kerja yang
digunakan pada proyek konstruksi
mayoritas adalah tenaga kerja pada
tingkat tukang yang pada umumnya
mempunyai latar belakang pendidikan
rendah dan berasal dari keluarga
kurang mampu. Dalam kondisi seperti
ini kinerja tukang sering menjadi
kendala,
salah
satunya
adalah
kesadaran untuk bekerja optimal
sepanjang waktu kerja yang telah
ditentukan.
2.2.2 Pengelolaan Sumber Daya
Material
Salah
satu
variabel
yang
mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap terjadinya penyimpangan
pada biaya proyek adalah material.
Pada
proyek-proyek
konstruksi,
material dan peralatan merupakan
bagaian terbesar dari proyek, yang
nilainya bisa mencapai 50 – 60 % dari
total biaya proyek (Soeharto, 1999)
2.2.3 Pengelolaan Sumber Daya
Peralatan (machines)
Penentuan alokasi sumber daya
peralatan yang akan digunakan dalam
suatu proyek, kondisi daerah kerja serta

kondisi peralatan perlu didefenisikan
terlebih dulu. Tujuannya agar tingkat
kebutuhan
pemakaian
dapat
direncanakan secara efektif dan efisien
2.2.4 Pengelolaan Sumber Daya
Modal/ Keuangan
Keuangan proyek perlu dikelola
dengan hati-hati agar pada akhir
proyek, proyeksi keuntungan yang
telah direncanakan dapat dicapai sesuai
dengan yang diharapkan. Aliran kas
masuk dan kas keluar harus terlapor
dengan benar dan teliti sehingga setiap
laporan berkalanya dapat memberikan
informasi yang akurat dan dapat diaudit
dengan tingkat kewajaran yang baik
serta menjadi bahan pertimbangan
dalam
mengambil
keputusan
berikutnya (Husen, 2009).
3. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan
bagian yang memuat tahap-tahap
pelasanakaan penelitian mulai dari
studi pendahuluan, literatur yang
digunakan, metode pemecahan masalah
sampai dengan teknik analisis dan
kesimpulan.
Metodologi
juga
menjabarkan
instrumen
yang
digunakan dalam penelitian berikut
dengan
respondennya.
Kerangka
metodologi penelitian dapat dilihat
pada Gambar 1.

Metodologi Penelitian

Pengumpulan Data
Penelitian

Penyebaran Kuesioner Penelitian
Rekapitulasi data

Pengolahan dan Analisis
Valid dan Reliabel?

Tidak

Ya
Distribusi Frekuensi
Analisis dan Pembahasan

Selesai

6

Gambar 1. Metodologi Penelitian
keterlambatan pelaksanaan proyek
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian
dilakukan
pada gedung di Kota Padang dapat dilihat
perusahaan
konstruksi
kualifikasi pada Tabel 1. Dari 76 butir pertanyaan
menengah dan besar yang ada di Kota yang valid tentang faktor yang
Padang. Kuesioner disebarkan kepada mempengaruhi
keterlambatan
30
perusahaan
dengan
tingkat pelaksanaan proyek berkorelasi lemah,
pengembalian kuesioner 90%. Dari 27 sedang, kuat sampai sangat kuat
kuesioner yang kembali semuanya bisa dengan nilai korelasi berkisar antara
digunakan untuk data penelitian 0,371 -0,964.
sehingga response rate dari kuesioner
Hasil
analisis
korelasi,
adalah 100%. Hasil uji validitas dan ditemukan
12
faktor
yang
reliabilitas memperlihatkan bahwa dari mempengaruhi
keterlambatan
77 butir pertanyaan yang diidentifikasi pelaksanaan proyek di Kota Padang
di awal, 76 butir pertanyaan dinyatakan yaitu,
Administrasi
Proyek,
valid dan reliabel, sehingga untuk Perencanaan Pelaksanaan,
Fungsi
penelitian ini menggunakan 76 butir Manajerial,Alat Kendali, Pengaruh
pertanyaan.
Perusahaan,
Sumber
Daya
Modal/keuangan,
Sumber
Daya
4.1 Faktor-faktor yang
Material, Sumber Daya Manusia,
mempengaruhi keterlambatan
Sumber Daya Peralatan, Sumber Daya
pelaksanaan proyek gedung
Hasil analisis korelasi untuk Teknologi, Organisasi Proyek, Owner,
faktor-faktor yang mempengaruhi Konsultan Pengawas.
Tabel 1
Hasil Analisis Korelasi
Faktor-Faktor
Penyebab
Keterlambatan
Administrasi
Proyek

Pertanyaan
1.
2.
3.
4.

Perencanaan
Pelaksanaan

2.
3.

4.

5.

Pelaksanaan penandatanganan kontrak
yang terlambat
Pengaruh keterlambatan SPK turun
Syarat dalam kontrak yang tidak jelas
Penetapan
durasi
proyek
yang
ditetapkan dalam kontrak terlalu singkat
/ pendek
Pengaruh penyusunaan Rencana kerja
proyek yang terlambat
Pengaruh dari data informasi/ gambar
rencana yang kurang lengkap dan
ketidakjelasan disain
Pengaruh
perencanaan
waktu
pelaksanaan (time schedule) yang tidak
tepat
Pengaruh
perencanaan
metode
Konstruksi yang tidak cocok/tepat

r

Tingkat
Korelasi

0,779

Kuat

0,856
0,856

Sangat Kuat
Sangat Kuat

0,799

Kuat

0,621

Kuat

0,588

Sedang

0,783

Kuat

0,781

Kuat

7

Faktor-Faktor
Penyebab
Keterlambatan

Pertanyaan
6.
7.
8.
9.
10.

Fungsi
Manajerial,Alat
Kendali,
Pengaruh Prsh

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Sumber
Daya
Modal/keuangan

1.
2.

3.
4.

5.
6.
7.
Sumber
Material

Daya

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pengaruh
perencanaan
kebutuhan
material yang tidak tepat
Pengaruh perencanaan adminstrasi
pengadaan material yang kurang jelas
Pengaruh perencanaan sumber daya
manusia yang kurang baik
Pengaruh
perencanaan
kebutuhan
peralatan yang tidak tepat
Pengaruh perencanaan keuangan proyek
atau cash flow yang kurang
Pengaruh tidak mengunakan bart chart
Pengaruh tidak menggunakan jaringan
kerja (network)
Pengaruh tidak menggunakan kontrol
kemajuan pekerjaan (kurva ”S”)
Pengaruh tidak menggunakan kontrol
dana pengeluaran (cash out flow)
Pengaruh dari pengalaman manajer
proyek/kontraktor yang masih kurang
Pengaruh kurangnya koordinasi antar
tim
Pengaruh tanggung jawab para tim
proyek kurang jelas
Pengaruh tidak menggunakan kontrol
pemakaian bahan
Pengaruh Alokasi Dana yang tidak
mencukupi
Pengaruh Proses Administrasi yang
kurang
baik
pada
penagihan
pembayaran (termyn)
Pengaruh keterlambatan penerimaan
pembayaran termyn oleh owner
Pengaruh
Proses
Keterlambatan
pembayaran kepada supplier/ sub
kontraktor
Pengaruh Kesulitan Keuangan dari
kontraktor
Pengaruh kurang memperhitungkan
adanya biaya tak terduga/contigencies
Pengaruh ketidaktepatan perencanaan
upah tenaga kerja
Pengaruh ketersediaan jumlah material
yang tidak mencukupi di lapangan
Pengaruh peningkatan harga material
Pengaruh spesifikasi material yang tidak
jelas
Pengaruh keterlambatan pengiriman
material oleh supplier/pemasok
Penanganan keberadaan material yang
tidak baik
Pengaruh
kesulitan
mendapatkan
material
Pengaruh kontrol mutu dan jumlah dari
material yang kurang baik

r

Tingkat
Korelasi

0,745

Kuat

0,708

Kuat

0,725

Kuat

0,694

Kuat

0,692

Kuat

0,371

Lemah

0,596

Sedang

0,902

Sangat Kuat

0,870

Sangat Kuat

0,817

Sangat Kuat

0,719

Kuat

0,755

Kuat

0,734

Kuat

0,697

Kuat

0,782

Kuat

0,837

Sangat Kuat

0,694

Kuat

0,758

Kuat

0,799

Kuat

0,835

Sangat Kuat

0,509

Sedang

0,582

Sedang

0,627

Kuat

0,810

Sangat Kuat

0,755

Kuat

0,789

Kuat

0,749

Kuat

8

Faktor-Faktor
Penyebab
Keterlambatan
Sumber
Daya
Manusia

Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Sumber
Peralatan

Daya

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Sumber
Daya
Teknologi

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Organisasi
Proyek

1.
2.
3.
4.
5.

Owner

1.
2.

Pengaruh supply tenaga kerja yang
lambat
Pengaruh jumlah tenaga kerja/ahli
terlatih yang tidak mencukupi
Pengaruh produktifitas tenaga kerja
yang kurang
Pengaruh pengalaman tenaga kerja yang
kurang
Pengaruh motivasi tenaga kerja dan
kedisiplinan yang kurang
Pengaruh ketidaktepatan perencanaan
tenaga kerja
Pengaruh pengaturan mobilisasi tenaga
kerja
Pengaruh dari mobilisasi peralatan yang
lambat
Pengaruh dari peralatan yang tidak
mencukupi
Pengaruh dari jumlah peralatan yang
tidak sesuai/ kurang cocok
Pengaruh dari manajemen peralatan
yang masih kurang
Pengaruh tingginya biaya mobilisasi alat
Pengaruh tingginya harga sewa alat
Pengaruh
dari
kemampuan
mandor/operator peralatan yang masih
kurang
Pengaruh dari metode konstruksi yang
tidak sesuai
Pengaruh dari kesalahan metode kerja
Pengaruh dari tidak diperhitungkannya
faktor risiko pada lokasi proyek
Pengaruh dari perkiraan waktu yang
tidak tepat
Pengaruh dari pekerjaan sub kontraktor
yang tidak sesuai dengan jadwal
Pengaruh dari banyak hasil pekerjaan
yang harus diperbaiki
Pengaruh dari spesifikasi/ syarat dalam
dokumen kontrak yang tidak jelas
Pengaruh dari tim proyek yang tidak
sesuai/tidak solid
Pengaruh dari jumlah personil tim
proyek yang kurang
Pengaruh dari tim proyek yang tidak
berpengalaman
Pengaruh komunikasi dan koordinasi di
lingkungan proyek yang kurang
Pengaruh adanya perselisihan di dalam
proyek
Pengaruh keputusan dari owner yang
lambat dan berubah-ubah
Pengaruh sering terjadi intervensi dari
owner

r

Tingkat
Korelasi

0,840

Sangat Kuat

0,906

Sangat Kuat

0,894

Sangat Kuat

0,833

Sangat Kuat

0,881

Sangat Kuat

0,899

Sangat Kuat

0,781

Kuat

0,519

Sedang

0,682

Kuat

0,863

Sangat Kuat

0,725

Kuat

0,745
0,463

Kuat
Sedang

0,599

Sedang

0,733

Kuat

0,829

Sangat Kuat

0,530

Sedang

0,811

Sangat Kuat

0,806

Sangat Kuat

0,515

Sedang

0,703

Kuat

0,888

Sangat Kuat

0,902

Sangat Kuat

0,887

Sangat Kuat

0,925

Sangat Kuat

0,938

Sangat Kuat

0,917

Sangat Kuat

0,873

Sangat Kuat

9

Faktor-Faktor
Penyebab
Keterlambatan

Pertanyaan
3.
4.
5.
6.

Konsultan
Pengawas

1.
2.
3.
4.
5.

Faktor Lain

1.

2.
3.
4.

Pengaruh seringnya terjadi perubahan
permintaan dari owner
Pengaruh tidak adanya kerjasama yang
baik antara pemilik dengan kontraktor
Pengaruh dari cara inspeksi dan kontrol
pekerjaan yang birokratis
Pengaruh Ketidaktahuan/ pengalaman
owner dalam bidang konstruksi
Pengaruh kurangnya pengendalian di
sekitar proyek
Pengaruh Keterbatasan dari personil
supervisi
Pengaruh dari kurangnya pengalaman
konsultan pengawas
Pengaruh dari review disain oleh
konsultan pengawas
Pengaruh dari wewenang dan tanggung
jawab dari konsultan pengawas yang
tidak jelas
Pengaruh dari lokasi proyek yang
kurang baik ( keadaan tanahnya, akses
ke lokasi proyek yang kurang bagus)
Pengaruh Intensitas curah hujan yang
tinggi
Pengaruh seringnya terjadi kecelakaan
kerja
Pengaruh dengan lingkungan sekitar

4.2 Faktor-faktor dominan yang
mempengaruhi
keterlambatan
pelaksanaan proyek gedung

r

Tingkat
Korelasi

0,890

Sangat Kuat

0,788

Kuat

0,790

Kuat

0,888

Sangat Kuat

0,699

Kuat

0,900

Sangat Kuat

0,964

Sangat Kuat

0,602

Kuat

0,916

Sangat Kuat

0,791

Kuat

0,946

Sangat Kuat

0,896

Sangat Kuat

0,701

Kuat

pada Total Variance Explained dan
Rotated Component Matrix yang
menjadikan 4 komponen seperti
disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Hasil analisis dari 76 butir
pertanyaan yang dianalisis dapat dilihat
Tabel 2
Total Variance Explained
Extraction Sums of Squared Rotation Sums of Squared
Loadings
Loadings
% of
% of
% of
Cumul
Cumulat
Cumulat
Varianc
Total Varianc
Total Varianc ative
ive %
ive %
e
e
e
%

Initial Eigenvalues
Comp
onent
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Total
5,171
1,556
1,127
1,017
0,913
0,767
0,596
0,344
0,182
0,142
0,111

43,092
12,965
9,394
8,474
7,608
6,392
4,965
2,870
1,515
1,180
0,922

43,092
56,057
65,451
73,925
81,532
87,924
92,889
95,760
97,275
98,455
99,377

5,171
1,556
1,127
1,017

43,092
12,965
9,394
8,474

43,092
56,057
65,451
73,925

3,068
2,849
1,576
1,378

25,566
23,741
13,135
11,483

25,566
49,307
62,442
73,925

10

Extraction Sums of Squared Rotation Sums of Squared
Loadings
Loadings
% of
% of
% of
Cumul
Cumulat
Cumulat
Varianc
Total Varianc
Total Varianc ative
ive %
ive %
e
e
e
%

Initial Eigenvalues
Comp
onent
12

Total
0,075

0,623

100,000

Dari Tabel 2 diketahui bahwa dari 76 menjelaskan 12,965% variasi, faktor 3
butir pertanyaan yang dianalisis menjelaskan 9,394% variasi, dan faktor
ternyata hasil ekstraksi komputer 4 menjelaskan 8,474% variasi. Secara
menjadi empat faktor (nilai eigen value keseluruhan, keempat faktor tersebut
>1, menjadi faktor). Faktor 1 mampu mampu menjelaskan 73,925% variasi.
menjelaskan 43,092% variasi, faktor 2
Tabel 3
Rotated Component Matrix
ADM PROYEK
PERENCANAAN PELAKSANAAN
FUNGSI MANAJERIAL, ALAT,
PENGARUH PRSH
SUMBER DAYA MODAL/KEU
SUMBER DAYA MATERIAL
SUMBER DAYA MANUSIA
SUMBER DAYA PERALATAN
SUMBER DAYA TEKNOLOGI
ORGANISASI PROYEK
OWNER
KONSULTAN PENGAWAS
LAIN-LAIN

1
0,063
0,225

Component
2
3
0,069
0,147
0,862
0,110

4
0,878
-0,042

0,085

0,784

0,318

0,164

-0,038
0,371
0,647
0,415
0,197
0,697
0,833
0,885
0,524

0,201
0,613
0,485
0,156
0,734
0,409
0,243
-0,003
0,213

0,804
0,337
0,240
0,639
-0,068
-0,208
0,083
0,169
0,364

0,357
-0,099
0,039
-0,117
0,470
0,222
0,333
-0,200
0,063

Dari Tabel 3 kemudian butir-butir menjadi 3 faktor seperti yang disajikan
pertanyaan tersebut dikelompokkan pada Tabel 4.
Tabel 4
Pengelompokkan berdasarkan analisis faktor
Komponen
Faktor Pembentuk
Komponen 1 Sumber Daya Manusia, Organisasi Proyek, Owner, Konsultan
Pengawas, Lain-lain
Komponen 2 Perencanaan Pelaksanaan, Fungsi Manajerial Alat dan
Pengaruh Perusahaan, Sumber Daya Material, Sumber Daya
Teknologi
Komponen 3 Sumber Daya Modal/keuangan, Sumber Daya Peralatan
Komponen 4 Administrasi Proyek
Berdasarkan Tabel 4 maka dapat
disimpulkan
bahwa
terdapat
4
komponen
dominan
yang
mempengaruhi
keterlambatan
pelaksanaan proyek gedung di Kota

Padang dimana memperlihatkan bahwa
komponen 1 lebih difokuskan pada
aspek manusia dan lingkungan,
komponen 2 lebih difokuskan pada
aspek
Perencanaan,
Manajerial,
11

Material dan Teknologi, komponen 3
lebih difokuskan pada Aspek Keuangan
dan Peralatan, faktor 4 lebih
difokuskan pada Aspek Administrasi
Proyek.
Pada
aspek
manusia
dan
lingkungan, dimana aspek manusia
merupakan
faktor
yang
akan
menentukan keberhasilan ataupun
kegagalan
dalam
pelaksanaan
pekerjaan proyek disamping aspek
lingkungan yang akan mempengaruhi
pelaksanaan proyek.
Pada
aspek
perencanaan,
manajerial, material dan teknologi,
aspek Perencanaan dan Manajerial
merupakan
aspek
yang
akan
menentukan
terlaksananya
suatu
proyek dengan baik disamping
ketersediaan material dan teknologi.
Pada aspek keuangan dan
peralatan, merupakan salah satu aspek
yang
akan
menentukan
agar
terlaksananya suatu proyek dengan
baik dan dengan kemampuan keuangan
yang baik maka perusahaan mampu
memiliki peralatan konstruksi yang
mutakhir sesuai dengan perkembangan
teknologi terkini.
Pada aspek administrasi proyek,
merupakan
aspek
yang
akan
menentukan bahwa proyek konstruksi
gedung
dapat
diperoleh
oleh
perusahaan, tanpa administrasi yang
lengkap sesuai dengan persyaratan
tender, mustahil suatu proyek akan
didapatkan
Hasil
penelitian
ini
mengkonfirmasi
penelitian
yang
dilakukan
Priyanto
(2006)
di
Yogjakarta yang menyimpulkan bahwa
faktor
penyebab
terjadinya
keterlambatan antara lain adalah tidak
tersedianya sumber daya, kenaikan
harga
material,
terlambatnya
pengiriman material oleh supplier,
pengawasan dan pengendalian proyek
yang
lemah,
kontraktor
yang

mengalami kesesusahan keuangan,
kurangnya tenaga kerja, dan penundaan
pekerjaan oleh owner. Penelitian
Widhiawati (2009) di Denpasar yang
menyebutkan faktor keterlambatan
proyek disebabkan antara lain faktor
tenaga kerja, lingkup dan kontrak atau
dokumen
pekerjaan,
bahan,
perencanaan dan penjadwalan, sistem
inspeksi,
control
dan
evaluasi
pekerjaan,
peralatan,
karateristik
tempat, manajerial, dan keuangan.
Penelitian ini juga menguatkan
penelitian yang dilakukan Alinafiah
(2006)
di
Yogyakarta
yang
menyebutkan bahwa faktor penyebab
keterlambatan kerja adalah kesalahan
pengelolaan material, kekurangan
tenaga kerja, produktifitas tidak
optimal oleh kontraktor, keterlambatan
pembayaran oleh owner, perencanaan
schedule yang tidak tepat, kesalahan
perencanaan, dll. Hasil penelitian
Wijanarko (2009) menyebutkan bahwa
faktor dominan yang mempengaruhi
terjadinya
keterlambatan
proyek
bangunan di Sumatera Barat didapat
lima faktor yaitu faktor proyek terdiri
dan pelanggaran terhadap perjanjian
kontrak yang telah dibuat, Faktor
kontraktor
yaitu
kurangnya
pengalaman kontraktor, koordinasi dan
komunikasi
yang
buruk
dalam
organisasi kontraktor, faktor peralatan
(sumber
daya
peralatan)
yaitu
keterlambatan penyediaan peralatan,
Faktor keuangan yaitu kontraktor yang
mengalami kesulitan finansial, Faktor
metode kerja yaitu metode konstruksi
yang tidak sesuai dan tidak ada
perbaikan. Wijayanthi (2000) yang
melakukan penelitian di Kediri
menyebutkan bahwa faktor yang paling
dominan menyebabkan keterlambatan
adalah ketidakmampuan pemilik dalam
berkoordinasi,
ketidakmampuan
manajer proyek mengelola proyek,
ketidakjelasan kebijakan dan prosedur,
12

campur tangan pemilik yang tidak
perlu, tidak memadainya pengawasan
pemilik, dan penundaan pekerjaan oleh
pemilik.
5. KESIMPULAN
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
keterlambatan
pelaksanaan proyek gedung di Kota
Padang dalam pelaksanaan proyek
tahun 2010 dan 2014 diperoleh 12
faktor
yang
menyebabkan
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
proyek gedung di Kota Padang yaitu
administrasi
proyek,
perencanaan
pelaksanaan, fungsi manajerial alat
kendali dan pengaruh perusahaan,
sumber daya modal/keuangan, sumber
daya material, sumber daya manusia,
sumber daya peralatan, sumber daya
teknologi, organisasi proyek, owner,
konsultan pengawas, dan faktor lain.
Dari
12
faktor
yang
menyebabkan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek gedung di Kota
Padang ditemukan empat faktor
penting
yang paling signifikan
menyebabkan
keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan proyek gedung
di Kota Padang, yaitu 1. Aspek
Manusia dan Lingkungan; 2. Aspek
Perencanaan, Manajerial, Material dan
Teknologi; 3. Aspek Keuangan dan
Peralatan; dan 4. Aspek Administrasi
Proyek.
Aspek manusia dan lingkungan
merupakan faktor yang paling besar
mempengaruhi
keterlambatan
pelaksanaan proyek gedung di kota
Padang yaitu mampu menjelaskan
43,092% variasi, kemudian diiringi
oleh Aspek Perencanaan, Manajerial,
Material dan Teknologi yang mampu
menjelaskan 12,965% variasi, aspek
Aspek Keuangan dan Peralatan mampu
menjelaskan 9,394% variasi, dan aspek
Administrasi
Proyek
mampu
menjelaskan 8,474% variasi. Secara

keseluruhan, keempat aspek tersebut
mampu menjelaskan 73,925% variasi.
6. DAFTAR PUSTAKA
Alifen, R. S, Setiawan R. S, Sunarto A.
2000, Analisa “What If” Sebagai
Metode Antisipasi Keterlambatan
Durasi Proyek, Teknik Sipil, Vol. 2
No. 1, Maret.
Andi, Susandi, Wijaya H. 2003. On
Representing Factors Influencing
Time Performance Of Shop-House
Contructions In Surabaya, Dimensi
Teknik Sipil, Vol. 5 No. 2,
September
Arikunto, Suharsimi 2002, Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktek, edisi Revisi. Penerbit PT
Rineka Cipta, Jakarta
Dillon, W. R. and M. Goldstein, 1994.
Multivariate Analysis, methods
and Application, John Wiley &
Sons, New York.
Dipohusodo,
Istimawan
1996,
Manajemen
Proyek
dan
Konstruksi, Jilid 1 Kanisius,
Yogyakarta.
Ervianto, Wulfram I. 2005, Manajemen
Proyek Konstruksi , Edisi Revisi,
Penerbit Andi, Yogyakarta
Ghozali, Imam., 2011, Aplikasi
Analisis Multivariate dengan
program IBM SPSS 19, Edisi 5,
Badan
Penerbit
Universitas
Diponegoro, Semarang
Husen, Abrar 2009, Manajemen
Proyek,
Perencanaan,
penjadwalan & pengendalian
proyek, Penerbit Andi. Yogyakarta
Kampey, Frangky 2010, Analisis
Faktor-faktor Keterlambatan Pada
Bangunan
Proyek
Keairan.
http://www.scribd.com/doc/38946
134/Analisis-FaktorKeterlambatan-Pada-bangunankeairan. (9 Desember 2010)
Leonda,
Gesti
2008.
Studi
Keterlambatan
Penyelesaian
Proyek Konstruksi Pada Tahun
13

2007 di Daerah Belitung, Skripsi,
Universitas
Islam
Indonesia,Yogyakarta
Naoum, S.G.D. 1999. Research and
Writing for Contruction Students.
Dissertation, London, Butterworth
– Heinemann
Napitupulu, M 1987, Industri Jasa
Konstruksi
Pemborongan,:
Inspirasiptek Matra, Kediri
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian,
Ghalia Indonesia, Jakarta
Priyanto M, Dharu Dewi, Joyosukarto
2006, Sistim Pengendalian Proyek
Konstruksi Faktor Penghambat
dan Pendukung, Yogyakarta.
Proboyo, B. 1999. Keterlambatan
Waktu
Pelaksanaan
Proyek:
Klasifikasi Dan Peringkat Dari
Penyebab-Penyebabnya, Dimensi
Teknik Sipil, Vol. 1 No. 1 Maret
1999.
Putra D, Praherdian 2002, Planning
and Scheduling, Bahan Pelatihan
Manajemen Konstruksi MBT,
Bandung
Rai Widhiawati. IA, 2009, Analisa
Faktor-Faktor
Penyebab
Keterlambatan Pelaksanaan Proyek
Konstruksi, Teknik Sipil, Vol. 8
No. 2 Juli-Desember
Reksodihadiprodjo, Sukanto 1987,
Manajemen
Proyek,
BPFE,
Yogyakarta.
Riduwan, 2009, Metode dan Teknik
Menyusun
Tesis,
Alfabeta,
Bandung.
Rusdi 2009, Identifikasi Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Terhadap
Keterlambatan
Proyek-Proyek
Jalan di Sumatera Barat, Tesis,
Universitas Bung Hatta, Padang
Siegel, Sidney 1990. Terjemahan:
Statistik Non Parametrik Untuk
Ilmu-ilmu Sosial. P.T. Gramedia,
Jakarta.
Singarimbun, Masri dan Sofyan
Effendi 1987, Metode Penelitian

Survey,PT.
Pustaka
LP3ES,
Jakarta.
Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek :
Dari
Konseptual
Sampai
Operasional, Jilid I Erlangga,
Jakarta
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
Alfabeta, Bandung
Suharto, Iman 1995, Manajemen
Proyek, Dari Konseptual sampai
Operasional, Edisi 2, Penerbit
Erlangga, Jakarta
Suyetno
2010,
Analisis
Faktor
Penyebab
Keterlambatan
Penyelesaian Proyek Gedung.
http://eprints.undip.ac.id/23968/(9
Desember 2010)
Syamsudin 2002. Statistik Deskriptif,
Universitas
Muhamadiyah,
Surakarta.

14