KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI RA (1)

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI RA/TK
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI RA/TK TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA
GURU
Oleh : KHOLIFATUL AZIZAH, S.Pd.I.
Kepala RA dan Pemerhati Pendidikan Anak Usia Prasekolah

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi suatu organisasi, peran seorang pemimpin sangat penting artinya. Hal ini dikarenakan
seorang pemimpin adalah otak organisasi, pemimpin organisasi selalu membuat keputusan,
membuat rencana dasar dan menentukan tujuan organisasi. Keberhasilan suatu organisasi sangat
ditentukan oleh pemimpin dan gaya kepemimpinannya dalam organisasi.
Menurut Winardi (2000 : 36) gaya kepemimpinan adalah cara yang dilakukan oleh seseorang
yaitu pemimpin dalam menjalin suatu hubungan dan mempengaruhi bawahannya untuk bekerja
sama secara sukarela dalam suatu mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan untuk mencapai
hal yang diinginkan oleh pemimpin. Didalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya, seorang
guru akan sangat membutuhkan adanya dorongan semangat dan motivasi dari pimpinan mereka
sebab hal ini merupakan moda yang sangat penting sehingga hampir setiap tindakan dan
kebijakan yang diambil/dilakukan oleh seorang pemimpin mempunyai dampak yang positif dan
negatif bagi bawahan yang dipimpinnya. Seorang pemimpin harus dapat memotivasi

bawahannya sedemikian rupa sehingga dalam melaksanakan tugasnya, guru akan memiliki
efektivitas kerja yang tinggi dan diharapkan mampu membuahkan hasil yang memuaskan, baik
bagi sekolahan maupun guru itu sendiri.
Motivasi kerja mengandung pengertian bahwa suatu kondisi yang membangkitkan,
menggerakkan, mengarahkan dan memelihara perilaku guru untuk bekerja dalam lingkungan
kerjanya dalam upaya mencapai tujuan pribadi guru dan tujuan organisasi sedangkan pemimpin
mempunyai arti seseorang yang karena kecakapan-kecakapan pribadinya, dengan atau
tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk
mengerahkan untuk bersama ke arah pencapaian sasaran tertentu (Suad Hasan, 1990 : 36),
sehingga jelas bahwa seorang pemimpin mempunyai peranan yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup sekolahnya. Sangat pentingnya arti seorang pemimpin sehingga dapat
dikatakan bahwa sukses atau tidaknya sekolahan sangat tergantung oleh pimpinan sekolahnya itu
sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu kunci keberhasilan suatu usaha adalah
kemampuan seorang pemimpin dalam mengatur dan memotivasi gurunya agar bekerja lebih giat
demi tercapainya tujuan sekolahan. Usaha sekolahan untuk menumbuhkan kinerja guru dapat
ditempuh dengan cara memberi dorongan dan pemenuhan kesejahteraan guru agar menciptakan
suasana kerja yang kondusif serta menumbuhkembangkan keharmonisan hubungan kerja antara
atasan dengan bawahan (Moekijat,
1994 : 170).
Dari penjelasan tersebut maka dapat dilihat dengan jelas bahwa seorang pemimpin mempunyai


pengaruh yang nyata terhadap motivasi kerja. Taman Kanak-Kanak adalah salah satu bentuk
pendidikan yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia empat tahun sampai
memasuki pendidikan dasar yang termasuk jalur pendidikan sekolah yang bertujuan untuk
membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya
cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk
pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulis sangat tertarik untuk mengangkat judul
“Kepemimpinan Kepala Sekolah Di Taman Kanak-Kanak” ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan alasan pemilihan judul yang telah diuraikan di atas, pokok permasalahan yang ada
antara lain :
1. Apakah arti kepemimpinan itu ?
2. Faktor apa yang mempengaruhi efektivitas kerja seorang pemimpin ?
3. Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap efektivitas kerja ?
C. Tujuan Penulisan
Dalam pemilihan judul ini, penulis ingin mengetahui tujuan dari penulisan, sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan arti seorang pemimpin.
2. Untuk menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas
kerja pemimpin.

3. Untuk menjelaskan pengaruh kepemimpinan terhadap efektivitas kerja.
D. Manfaat Penulisan
Dari pemilihan judul ini, adapun manfaatnya adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Berdasarkan pemilihan judul tentang “Kepemimpinan Kepala Sekolah di Taman Kanak-Kanak
terhadap Efektivitas Kerja” ini diharapkan dapat mengetahui bagaimana kepemimpinan kepala
TK terhadap efektivitas kerja guru.
2. Manfaat Praktis
Menambah pengetahuan tentang pengaruh kepemimpinan terhadap efektivitas kerja guru.
.
***
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep tentang Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Di dalam suatu organisasi peran seorang pemimpin sangat penting. Hal ini disebabkan karena
seorang pemimpin adalah otak organisasi. Pemimpin organisasi selalu membuat keputusan,
membuat rencana dasar dan menentukan tujuan organisasi. Keberhasilan suatu organisasi sangat
ditentukan oleh pemimpin dan gaya pemimpin dalam organisasi.
Menurut Winardi (2000 : 36) kepemimpinan adalah hubungan di mana satu orang yakni

pemimpin mempengaruhi pihak lain untuk bekerja sama secara suka rela dalam usaha

mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan untuk mencapai hal yang diinginkan oleh pemimpin.
Sementara menurut Agus Dhanna (92:42), kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi
efektivitas kerja seorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
Pengertian tersebut di atas mengandung beberapa unsur pokok antara lain :
a. Kepemimpinan harus melibatkan orang lain yaitu : pengikut atau bawahan karena kesediaan
untuk menerima pengarahan dari pimpinan anggota kelompok membantu menegaskan status
kepemimpinan dan memungkinkan proses kepemimpinan. Tanpa bawahan sama sifat-sifat
kepemimpinan akan menjadi tidak relevan.
b. Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan
anggota kelompok. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan beberapa aktivitas
anggota kelompok yang tidak dapat dengan cara yang sama mengarahkan aktivitas pemimpin.
c. Pemimpin bisa mempengaruhi pengikut atau bawahannya dan bisa mengarahkan sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan
suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada
situasi tertentu.
2. Sifat Kepemimpinan
Sifat yang seharusnya dimiliki seorang pemimpin yang baik adalah sebagai berikut :

a. Mempunyai persepsi sosial artinya pemimpin peka terhadap kebutuhan, masalah, perasaan,
sikap bawahan atau anggota kelompok.
b. Mempunyai kecerdasan yang tinggi, di sini pemimpin memiliki kecakapan untuk berfikir
abstrak yang lebih tinggi daripada ratarata anggota kelompoknya.
c. Mempunyai kestabilan emosi merupakan hal yang sangat penting dalam kepemimpinan di
mana seorang pemimpin harus mempunyai kematangan emosional yang berdasarkan kesadaran
yang mendalam akan kebutuhan. Kebutuhan, keinginan-keinginan, cita-cita dan alam perasaan
serta pengintegrasian semua itu ke dalam suatu kepribadian yang harmonis (W.A. Gerungan
dalam Onong Uchjana Effendi, 1992 : 4).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sifat pemimpin yang baik yaitu kecakapan seorang
pemimpin untuk berfikir, baik secara terang maupun secara dinamis dan aktif.
3. Syarat Pemimpin
Pemimpin selain mempunyai kemampuan teknis juga harus memiliki syarat antara lain :
a. Peri kemanusiaan.
b. Adil dan mempunyai tanggung jawab.
c. Penuh percaya diri dan berani mengambil tindakan terhadap penyimpangan.
d. Penuh inisiatif dengan segala keadaan, tidak pernah kehilangan jalan serta waspada dan selalu
mengoreksi diri.
e. Mempunyai daya tarik, menciptakan perhatian dan membangkitkan semangat bawahan
terhadap

tugasnya.
f. Gotong-royong, mau bekerja sama baik dengan orang yang setara maupun dengan atasan dan
bawahan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa syarat pemimpin di Taman KanakKanak adalah penuh percaya diri, inisiatif, mempunyai daya tarik, mau bekerja sama. Menurut
Stodgill dalam Kartini Kartono (1992 : 31) menyatakan bahwa pemimpin harus mempunyai

kelebihan yaitu :
a. Kapasitas
Kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara atau verbal fasility, kemampuan menilai.
b. Prestasi
Gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, perolehan dalam olahraga, seni dan lain-lain.
c. Tanggung jawab
Mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif, hasrat untuk unggul.
d. Partisipasi
Aktif memiliki sosiobilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif atau serba bekerja sama, mudah
menyesuaikan diri, punya rasa humor.
e. Status
Meliputi kedudukan sosial ekonomi cukup tinggi, populer, tenar. Berdasarkan uraian di atas
maka dapat disimpulkan bahwa kelebihan seorang pemimpin haruslah mempunyai kapasitas,
prestasi, tanggung jawab, partisipasi, status.

4. Teori Kepemimpinan
a. Teori Berdasarkan Ciri-Ciri
Inti teori ini terlihat pada pendapat yang menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang
sangat tergantung pada bakat yang dibawa sejak lahir. Penganut teori ini berpendapat bahwa
seseorang mudah ditakdirkan untuk menjadi pimpinan sehingga bagaimanapun sejarah
perjalanan hidupnya akan menimbulkan situasi yang memungkinkan tempat sebagai pemimpin
yang efektif. Tegasnya teori ini mengajarkan bahwa seorang pemimpin dilahirkan dan tidak
karena apapun.
b. Teori Ketergantungan pada Keadaan
Ini pikiran dalam teori ini adalah bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang dalam suatu
organisasi sangat tergantung menyesuaikan gaya kepemimpinan yang menjadi karakteristik
utamanya dengan tuntutan pelaksanaan tugas yang harus terselenggara dalam organisasi. Teori
ini berkembang akibat adanya dua “kubu” pendapat bahwa gaya kepemimpinan seseorang adalah
suatu “fixed” dalam arti bahwa yang bersangkutan tidak akan bisa merubah kepemimpinan dan
oleh karena itu organisasilah yang harus menyesuaikan diri dengan gaya tertentu itu. Pandangan
lain mengatakan seorang pimpinan dengan tuntutan organisasi. Pandangan ini menekankan
bahwa pimpinan dalam organisasi tidak mampu merubah kepemimpinannya, yang bersangkutan
perlu diganti dengan seseorang yang kepemimpinannya dipandang cocok dengan ketentuan
organisasi.
c. Teori Jalan Tujuan

Teori ini berpendapat bahwa tidak selalu mampu mengidentifikasikan kebutuhannya secara tepat,
kalaupun ada mereka tidak selalu mengetahui gaya yang paling tepat untuk memuaskannya. Oleh
karena itu pimpinan diharapkan mampu membantu para bawahannya dengan menunjukkan
“jalan” yang seyogyanya ditempuh untuk para bawahan itu sehingga berbagai tujuan pribadinya
tercapai sebagai bagian dari usaha pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.
d. Teori Keperilakuan
Dilihat dari sudut teori ini ada dimensi yang menonjol dari seorang pemimpin yang pertama,
prakarsanya dalam menentukan struktur tugas yang harus dilakukan oleh para bawahan. Kedua
tingkat perhatian yang diberikan pada para bawahan dengan berbagai tujuan, harapan, cita-cita,
keinginan, kepentingan dan kebutuhan. Kemampuan menentukan sikap tentang perlunya
keseimbangan antara 2 dimensi tersebut dipandang sebagai salah satu faktor yang akan lebih

menjamin keberhasilan kepemimpinan. Keseimbangan sangat penting karena dengan demikian
tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi benarbenar
terlaksana dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi.
e. Teori Situasi
Teori ini menyatakan bahwa seorang pimpinan dalam menjalankan tugasnya pasti menghadapi
situasi yang berbeda-beda dari waktu ke waktu dan faktor situasional tersebut berbeda antara
satu organisasi dengan organisasi yang lain. Adapun beberapa faktor situasi yang berpengaruh
antara lain :

1) Kompleksitas tugas yang harus dilaksanakan.
2) Jenis pekerjaan, apakah bersifat rutin dan teknis atau menuntut sikap yang
inovatif dan kreatif.
3) Bentuk teknologi yang digunakan.
4) Persepsi sikap dan gaya manajerial yang pada dasarnya dimiliki oleh para
pemimpin.
5) Norma yang dianut oleh kelompok kerja dalam organisasi.
6) Rentang kendali yang dianggap paling tepat yang pada gilirannya dapat
mengarah kepada tingkat pendelegasian wewenang yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
7) Faktor ancaman, hambatan dan gangguan yang bila tidak dihadapi akan
mempunyai dampak negatif bagi organisasi.
f. Teori Pimpinan – Partisipasi
Ini teori ini menyatakan bahwa pada analisa terakhir efektivitas seorang manager sangat
tergantung pada tingkat kemampuannya untuk mengikutsertakan para bawahannya dalam seluruh
proses manajemen terutama dalam proses pengambilan keputusan.
g. Teori Penerimaan
Teori ini sering disebut dengan istilah “Acceptance Theory” yang intinya terletak pada pendapat
yang menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tercermin pada pengakuan dan
penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan. Berdasarkan uraian di atas

maka dapat disimpulkan bahwa teori kepemimpinan adalah seseorang yang mempunyai bakat
dan bisa memberi jalan.
5. Gaya Kepemimpinan
Menurut Fremont E. Kast dan Janes E. Rosenzweig (1995 : 536) ada 3 gaya kepemimpinan
dalam kelompok yang relatif menonjol di mana 3 gaya ini berorientasi pada tugas, yaitu :
a. Kepemimpinan gaya otoriter adalah suatu kepemimpinan mempengaruhi orang lain agar
bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan kegiatan yang akan
dilakukan, diputuskan oleh pemimpin. Dengan ciri tersebut berarti memberikan instruksi secara
pasti, menuntut kerelaan, menekankan pelaksanaan tugas, melaksanakan pengawasan tertutup,
bawahan tidak mempengaruhi keputusan, memakai paksaan, ancaman dan kekuasaan untuk
melakukan disiplin serta menjamin pelaksanaannya.
b. Kepemimpinan gaya demokratis adalah suatu gaya kepemimpinan di mana guru dilibatkan
dalam penentuan sasaran strategi dalam pembagian tugas. Dengan ciri tersebut seperti
memperhatikan pandangan bawahan, memberikan bimbingan pada masa-masa yang timbul dan
melibatkan perasaan sendiri dalam membantu bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.
c. Kepemimpinan gaya liberal adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang

akan dilakukan lebih banyak diserahkan pada bawahan. Ciri kepemimpinan ini yaitu bawahan
menentukan tujuan dan mengambil keputusan sendiri, pemimpin hanya memberikan nasehat atau

pengarahan sejauh yang diminta saja.
Dari ketiga gaya kepemimpinan di atas pada prinsipnya semuanya baik tergantung pada situasi
yang terjadi. Kepemimpinan demokratik adalah yang terbaik dalam keadaan normal. Sedangkan
dalam keadaan darurat kepemimpinan otokratik akan lebih baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa
masing-masing gaya kepemimpinan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu
kombinasi dari ketiganya disesuaikan dengan kondisi sekolah yang ada merupakan gaya
kepemimpinan yang terbaik.
B. Konsep tentang Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas Kerja
Menurut Kamus Administrasi, efektivitas kerja adalah suatu keadaan yang mengandung
pengertian mengenai terjadinya efek/akibat yang dikehendaki kalau seseorang melakukan
sesuatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki maka perbuatan ini
dinyatakan efektif kalau menimbulkan akibat atau mencapai maksud bagaimana dikehendaki.
Menurut Musanef, suatu pekerjaan ini efektif bila dapat diselesaikan tepat pada waktunya sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas menurut The Liang Gie (1981:21)
adalah keadaan yang menimbulkan hasil seperti yang dikehendaki yang terjadi akibat sejumlah
rangkaian efektivitas jasmaniah dan rohaniah yang dilakukan oleh manusia dalam hal ini adalah
guru mencapai tujuan tertentu.
Dengan demikian dapat disimpulkan yang dimaksud efektivitas kerja adalah suatu keadaan yang
menunjukkan aktifitas pekerjaan yang memberikan hasil atau akibat seperti yang dikehendaki
sampai dengan waktu yang telah ditetapkan.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemimpin
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas pemimpin diantaranya : a) kepribadian,
pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, b) pengharapan dan perilaku atasan, c)
karakteristik harapan dan perilaku bawahan, d) kebutuhan tugas setiap bawahan, e) iklim dan
kebijakan organisasi serta, f) harapan dan perilaku rekanan.
Pemimpin kependidikan adalah semua orang yang bertanggung jawab dalam proses peningkatan
mutu pada semua tingkatan dan satuan organisasi lembaga pendidikan. Peranan dan tanggung
jawab pemimpin pendidikan dimaksud sudah tentu berbeda dalam tingkatan dan ruang
lingkupnya sesuai dengan tingkatan dan satuan organisasi bersangkutan. Pemimpin utama
(kepala sekolah) terus mempunyai visi yang jelas tentang lembaga pendidikan yang dipimpinnya,
dan harus mampu menjelaskan visi itu kepada pemimpin-pemimpin bawahannya sehingga semua
memahaminya dan dapat menjabarkannya menjadi program-program kerja. Di samping itu,
pemimpin baik, pemimpin utama maupun pemimpin di bawahnya harus mampu membudayakan
mutu sehingga dia dapat menjadi teladan bagi bawahannya.
Setidaknya 5 kemampuan dasar yang harus ada pada setiap pemimpin yaitu : a) visi yang jelas,
b) kerja keras, c) ketekunan yang penuh ketabahan, d) pelayanan dengan rendah hati dan e)
disiplin kuat.
Kepemimpinan kependidikan ialah ciri dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin
kependidikan. Di atas telah disebut lima kemampuan dasar seorang pemimpin. Kelima
kemampuan dasar itu merupakan unsur-unsur dasar kepemimpinan. Di samping itu wibawa,
kharisma, keteladanan, tanggung jawab, keramah-tamahan dan kerapian adalah di antara ciri-ciri

yang termasuk unsur-unsur kepemimpinan kependidikan. Setiap pemimpin pendidikan harus
memiliki ciri kepemimpinan dimaksud, di samping ilmu dan teknologi yang menjadi
spesialisasinya.
Setiap pemimpin kependidikan perlu menyadari dan melaksanakan prinsip-prinsip berikut : a)
visi dan simbol : pemahaman tentang pandangan masa depan dan prinsip-prinsip lembaga
pendidikan yang dipimpinnya perlu dikomunikasikan kepada seluruh tenaga kependidikan,
pegawai administrasi anak didik, dan masyarakat, b) pemimpin perlu turun ke bawah bertemu
dengan tenaga kependidikan, pegawai administrasi, anak didik dan masyarakat untuk
berkomunikasi, bertukar pikiran dan memahami aspirasi mereka berkenaan dengan
pengembangan lembaga, c) pemimpin harus memperhatikan kebutuhan dan aspirasi mereka, d)
pemimpin harus mendorong tumbuhnya dan berkembangnya prakarsa dan inovasi seluruh SDM,
e) pemimpin harus berusaha menumbuhkan rasa kekeluargaan, kebersamaan dan kesetiakawanan
di lingkungan guru dan juga anak didik.
Sesuai dengan prinsip-prinsip dan pandangan di atas, pemimpin kependidikan mempunyai
peranan penting dalam membudayakan mutu total sebagaimana diharapkan peran yang dimaksud
antara lain : a) mengembangkan sistem komunikasi yang baik dengan seluruh guru dan anak
didik, b) membimbing guru dan mendorong tumbuhnya motivasi untuk mengatasi berbagai
masalah, c) mengembangkan kerja sama yang efektif dan efisien, d) mengembangkan peluang
bagi tenaga kependidikan untuk berinisiatif meningkatkan mutu proses belajar mengajar (Yusuf
Hanafiah, 1994).
Di samping itu, pemimpin yang sangat dibutuhkan adalah pemimpin yang mampu
memberdayakan guru yang memiliki kecakapan meningkatkan kinerja mereka.
***
BAB III
METODE DAN SISTEMATIKA PENULISAN
A. Metode Penulisan
Penulisan bersifat deduktif (otoriter, demokratis).
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam tugas akhir ini adalah :
1. Pengambilan data sekunder melalui internet yaitu pengambilan data informasi melalui
kecanggihan teknologi komputer melalui internet.
2. Studi pustaka. Pengumpulan data melalui studi pustaka yaitu pengumpulan data dengan
membaca buku-buku literatur dengan majalah yang berhubungan dengan pembuatan tugas akhir,
adapun jenis data yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir adalah : Data sekunder yaitu
data yang pengumpulannya bukan diusahakan sendiri oleh penulis. Data tersebut diperoleh
melalui informasi seperti studi pustaka, bahan pustaka, internet yang menyangkut tentang
kepemimpinan.
C. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir merupakan garis besar penyusunan yang bertujuan
memudahkan jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi tugas akhir. Sistem penulisan
tugas akhir adalah sebagai berikut :
1. Bagian Pengantar Tugas Akhir: Berisi Judul Tugas Akhir, Halaman Pengesahan, Motto dan
Persembahan, Kata Pengantar, dan Daftar Isi.

2. Bagian Utama Tugas Akhir terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN, Berisi Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, Berisi teori-teori tentang Pengertian, Sifat, Syarat, Teori, Gaya
Kepemimpinan dan Pengertian, dan Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja .
BAB III METODE DAN SISTEMATIKA PENULISAN, Berisi tentang Metode Penulisan,
Metode Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan.
BAB IV PEMBAHASAN MASALAH, Berisi tentang Pengaruh Kepemimpinan terhadap
Efektivitas Kerja.
BAB V PENUTUP, Berisi Simpulan dan Saran.
3. Bagian Pelengkap Tugas Akhir, Berisi Daftar Pustaka.
D.
***
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
Pengaruh Kepemimpinan terhadap Efektivitas Kerja
Keberhasilan manajemen suatu organisasi ditentukan oleh efektivitas kepemimpinan. Karena
kepemimpinan adalah inti dari manajemen. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memiliki
serta melaksanakan kepemimpinannya dengan baik agar memperoleh sukses dalam
melaksanakan tugasnya. Seorang pemimpin mengharapkan guru dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan baik, efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, tetapi kalau ternyata
tidak dapat menyelesaikan dengan baik, maka perlu diketahui sebab-sebabnya. Ada
kemungkinan guru memang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya, karena faktor
lingkungan kerja yang mengakibatkan dampak menurunnya efektifitas kerja guru. Menurut Hall
T. Dauglas dan Goodale G. James dalam Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu proses
melalui mana kesesuaian optimal di antara guru, pekerja, organisasi dan lingkungan. Sehingga
para guru mencapai tingkat kepuasan dan performasi yang mereka inginkan dan organisasi
memenuhi tujuannya.
Salah satu latar belakang yang mempunyai kaitan erat dengan efektivitas kerja guru di mana
merupakan komponen dalam usaha untuk mencapai tujuan sekolah adalah latar belakang kerja di
mana terdapat guru tersebut melaksanakan pekerjaan seperti diketahui bahwa lingkungan kerja
merupakan segenap keadaan fisik dan non fisik yang ada di sekitar guru yang berpengaruh pada
saat melaksanakan tugas dengan baik dengan menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan
sesuai dengan kebutuhan guru sehingga mempengaruhi efektivitas guru.
Dalam efektivitas kepemimpinan kepala sekolah berkaitan dengan manajemen adalah segala
upaya yang dilakukan dengan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam
mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah di sekolahnya untuk mewujudkan tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan itu, kepemimpinan kepala sekolah
yang efektif dalam manajemen dapat dilihat berdasarkan kriteria berikut :
1. Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik,
lancar dan produktif.
2. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
3. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan
mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan.

4. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan
pegawai lain di sekolah.
5. Bekerja dengan tim manajemen, serta
6. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
Pidarta (1998) mengemukakan ada 3 macam ketrampilan yang harus dimiliki oleh kepala
sekolah untuk mensukseskan kepemimpinannya yaitu ketrampilan untuk memahami dan
mengoperasi organisasi; ketrampilan untuk bekerja sama, memotivasi, memimpin serta
ketrampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik serta perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas tertentu. Tanpa itu semua guru tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya
dengan baik dan sekolahan (Taman Kanak-Kanak) tidak akan maju.
***
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Penulis dapat menyimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah di Taman Kanak-Kanak
terhadap efektivitas kerja guru sangatlah penting. Tanpa adanya kepemimpinan kepala TK,
efektivitas kerja guru tidak akan berjalan dengan lancar, ini dikarenakan seorang pemimpin
adalah otak organisasi. Seorang pemimpin mengharapkan guru dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan baik.
B. Saran
Setelah terselesainya tugas akhir ini penulis mencoba memberikan saran yang nantinya mungkin
dapat berguna bagi semua pihak. Adapun sasarannya antara lain : sebaiknya seorang pemimpin
dapat meningkatkan efektivitas kerja guru yang didukung oleh lingkungan kerja yang kondusif
sebab tanpa itu semua guru tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Tugas dan Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin
Muhammad Risal 5.0 Tugas dan Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin
Tugas dan Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin

Tugas Kepala Sekolah sebagai Pemimpin
Tidak semua kepala sekolah mengerti maksud kepemimpinan, kualitas serta fungsi-fungsi yang harus
dijalankan oleh pemimpin pendidikan. Setiap orang yang memberikan sumbangan bagi perumusan dan
pencapaian tujuan bersama adalah pemimpin, namun individu yang mampu memberi sumbangan yang
lebih besar terhadap perumusan tujuan serta terhimpunnya suatu kelompok di dalam kerja sama

mencapainya, dianggap sebagai pemimpin yang sebenarnya. Orang yang memegang jabatan kepala
sekolah adalah pemimpin pendidikan.

Menurut (Dirawat, 1986 : 80) tugas dan tanggungjawab kepala sekolah dapat digolongkan kepada dua
bidang, yaitu:

1.Tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi dapat digolongkan menjadi enam bidang yaitu:

a. Pengelolaan pengajaran
Pengelolaan pengajaran ini merupakan dasar kegiatan dalam melaksanakan tugas pokok. Kegiatan yang
berhubungan dengan pengelolaan ini antara lain: pemimpin pendidikan hendaknya menguasai garisgaris besar program pengajaran untuk tiap bidang studi dan tiap kelas, menyusun program sekolah
untuk satu tahun, menyusun jadwal pelajaran, mengkoordinir kegiatan-kegiatan penyusunan model
satuan pengajaran, mengatur kegiatan penilaian, melaksanakan norma-norma kenaikan kelas, mencatat
dan melaporkan hasil kemampuan belajar murid, mengkoordinir kegiatan bimbingan sekolah,
mengkoordinir program non kurikuler, merencanakan pengadaan, memelihara dan mengembangkan
buku perpustakaan sekolah dan alat-alat pelajaran.

b. Pengelolaan kepegawaian
Termasuk dalam bidang ini yaitu menyelenggarakan urusan-urusan yang berhubungan dengan
penyeleksian, pengangkatan kenaikan pangkat, cuti, perpindahan dan pemberhentian anggota staf
sekolah, pembagian tugas-tugas di kalangan anggota staf sekolah, masalah jaminan kesehatan dan
ekonomi, penciptaan hubungan kerja yang tepat dan menyenangkan, masalah penerapan kode etik
jabatan.

c. Pengelolaan kemuridan
Dalam bidang ini kegiatan yang nampak adalah perencanaan dan penyelenggaran murid baru,
pembagian murid atas tingkat-tingkat, kelas-kelas atau kelompok-kelompok (grouping), perpindahan dan
keluar masuknya murid-murid (mutasi), penyelenggaraan pelayanan khusus (special services) bagi murid,
mengatur penyelenggaraan dan aktivitas pengajaran, penyelenggaran testing dan kegiatan evaluasi,
mempersiapkan laporan tentang kemajuan masalah disiplin murid, pengaturan organisasi siswa, masalah
absensi, dan sebagainya.

d. Pengelolaan gedung dan halaman
Pengelolaan ini menyangkut usaha-usaha perencanaan dan pengadaan, inventarisasi, pengaturan
pemakaian, pemeliharaan, rehabilitasi perlengkapan dan alat-alat material sekolah, keindahan serta
kebersihan umum, usaha melengkapi yang berupa antara lain gedung (ruangan sekolah), lapangan
tempat bermain, kebun dan halaman sekolah, meubel sekolah, alat-alat pelajaran klasikal dan alat
peraga, perpustakaan sekolah, alat-alat permainan dan rekreasi, fasilitas pemeliharaan sekolah,
perlengkapan bagi penyelenggaraan khusus, transportasi sekolah, dan alat-alat komunikasi,

e. Pengelolaan keuangan
Dalam bidang ini menyangkut masalah-masalah urusa gaji guru-guru dan staf sekolah, urusan
penyelenggaraan otorisasi sekolah, urusan uang sekolah dan uang alat-alat murid-murid, usaha-usaha
penyediaan biaya bagi penyelenggaraan pertemuan dan perayaan serta keramaian.

f. Pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat
Untuk memperoleh simpati dan bantuan dari masyarakat termasuk orang tua murid-murid, dan untuk
dapat menciptakan kerjasama antara sekolah-rumah- dan lembaga-lembaga sosial.

g. Tugas Kepala Sekolah Dalam Bidang Supervisi
Kepala Sekolah bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penilaian pada masalahmasalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pengajaran
yang berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi
belajar mengajar. Tugas ini antara lain :
1. Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami secara jelas tujuan-tujuan pendidikan
pengajaran yang hendak dicapai dan hubungan antara aktivitas pengajaran dengan tujuantujuan.
2. Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami lebih jelas tentang persoalan-persoalan
dan kebutuhan murid.
3. Menyeleksi dan memberikan tugas-tugas yang paling cocok bagi setiap guru sesuai dengan
minat, kemampuan bakat masing-masing dan selanjutnya mendorong mereka untuk terus
mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya.
4. Memberikan penilaian terhadap prestasi kerja sekolah berdasarkan standar-standar sejauh mana
tujuan sekolah itu telah dicapai.

2. Peran Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pendidikan
Penelitian tentang harapan peranan kepala sekolah sangat penting bagi guru-guru dan murid-murid.
Pada umumnya kepala sekolah memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin di bidang pengajaran,
pengembangan kurikulum, administrasi kesiswaan, administrasi personalia staf, hubungan masyarakat,
administrasi school plant, dan perlengkapan serta organisasi sekolah. Dalam memberdayakan
masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh
perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan
masyarakat tentang sekolah.

Kepalasekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hubungan kerja sama
yang baik antara sekolah dengan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien.
Hubungan yang harmonis ini akan membentuk saling pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat,
dan lembaga-lembaga, saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat
dan pentingnya peranan masing-masing, dan kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak
yang ada di masyarakat dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di
sekolah. Kepala sekolah juga tidak saja dituntut untuk melaksanakan berbagai tugasnya di sekolah, tetapi
ia juga harus mampu menjalin hubungan kerja sama dengan masyarakat dalam rangka membina pribadi
peserta didik secara optimal. Kepala sekolah dapat menerima tanggung jawab tersebut, namun ia belum
tentu mengerti dengan jelas bagaimna ia dapat menyumbang ke arah perbaikan program pengajaran.

Carakerja kepala sekolah dan cara ia memandang peranannya dipengaruhi oleh kepribadiannya,
persiapan dan pengalaman profesionalnya, serta ketetapan yang dibuat oleh sekolah mengenai peranan
kepala sekolah di bidang pengajaran. Pelayanan pendidikan dalam dinas bagi administrator sekolah
dapat memperjelas harapan-harapan atas peranan kepala sekolah.

Menurut Purwanto, mengatakan bahwa seorang kepala sekolah mempunyai sepuluh macam peranan,
yaitu : “Sebagai pelaksana, perencana, seorang ahli, mengawasi hubungan antara anggota-anggota,
menwakili kelompok, bertindak sebagai pemberi ganjaran, bertindak sebagai wasit, pemegang tanggung
jawab, sebagai seorang pencipta, dan sebagai seorang ayah.” (Purwanto, 2004 : 65)
Untuk lebih jelasnya, maka penulis akan menguraikan peranan kepala sekolah sebagai pemimpin,
sebagai berikut :
1. Sebagai pelaksana (executive)

2. Seorang pemimpin tidak boleh memaksakan kehendak sendiri terhadap kelompoknya. Ia harus
berusaha memenuhi kehendak dan kebutuhan kelompoknya, juga program atau rencana yang
telah ditetapkan bersama
3. Sebagai perencana (planner)
4. Sebagai kepala sekolah yang baik harus pandai membuat dan menyusun perencanaan, sehingga
segala sesuatu yang akan diperbuatnya bukan secara sembarangan saja, tatapi segala tindakan
diperhitungkan dan bertujuan.
5. Sebagai seorang ahli (expert) Ia haruslah mempunyai keahlian terutama yang berhubungan
dengan tugas jabatan kepemimpinan yang dipegangnya.
6. Mengawasi hubungan antara anggota-anggota kelompok (contoller of internal relationship)
7. Menjaga jangan sampai terjadi perselisihan dan berusaha mambangun hubungan yang
harmonis.
8. Mewakili kelompok (group representative) Ia harus menyadari, bahwa baik buruk tindakannya di
luar kelompoknya mencerminkan baik buruk kelompok yang dipimpinnya.
9. Bertindak sebagai pemberi ganjaran / pujian dan hukuman. Ia harus membesarkan hati anggotaanggota yang bekerja dan banyak sumbangan terhadap kelompoknya.
10. Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and modiator) Dalam menyelesaikan
perselisihan atau menerima pengaduan antara anggota-anggotanya ia harus dapat bertindak
tegas, tidak pilih kasih atau mementingkan salah satu anggotanya.
11. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya Ia haruslah bertanggung jawab terhadap
perbuatan-perbuatan anggota-anggotanya yang dilakukan atas nama kelompoknya.
12. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (idiologist) Seorang pemimpin hendaknya mempunyai
kosepsi yang baik dan realistis, sehingga dalam menjalankan kepemimpinannya mempunyai garis
yang tegas menuju kearah yang dicita-citakan.
13. Bertindak sebagai ayah (father figure) Tindakan pemimpin terhadap anak buah/kelompoknya
hendaknya mencerminkan tindakan seorang ayah terhadap anak buahnya.
Apabila kita meneliti lebih lanjut, maka dapat kiranya apa yang dikemukakan oleh Bapak Pendidikan kita
“Ki Hadjar Dewantara”, mengatakan bahwa pemimpin yang baik haruslah menjalankan peranan seperti :
Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, dan Ing Tut Wuri Handayani. Tugas dan PeranKepala
Sekolah Sebagai Pemimpin
Daftar Pustaka

Dirawat, dkk, 1986, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.
Purwanto Ngalim, 2002, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Read more: http://www.artikelbagus.com/2012/06/tugas-dan-peran-kepala-sekolah-sebagaipemimpin.html#ixzz31NVgrdoy