KONSEP KONSEP PENTING DALAM PEMERINTAHAN
KONSEP-KONSEP PENTING
DALAM PEMERINTAHAN ISLAM
KHILAFAH
Khilafah secara harfiah berarti penggantian, yaitu
penggantian
kepemimpinan
setelah
Nabi
Muhammad wafat bukan dalam kedudukannya
sebagai nabi, melainkan dalam kedudukannya
sebagai pemimpin umat (negara)
Orang yang menggantikan nabi dalam posisi yang
demikian disebut Khalifah
IMARAH
Imarah secara harfiah adalah lembaga yang
memiliki
kewenangan
untuk
memerintahkan
sesuatu kepada orang lain
Orang yang memegang jabatan imarah ini di
sebut amir
IMAMAH
Imamah adalah kepemimpinan menyeluruh yang
berkaitan dengan urusan keagamaan dan urusan
dunia
sebagai
pengganti
fungsi
Rasulullah
(lembaga kepemimpinan)
Orang yang memimpin lembaga ini disebut imam,
bermakna orang yang di depan untuk menjadi
anutan bagi orang-orang yang dibelakangnya.
Imam berarti orang yang memimpin orang lain
TUGAS PEMIMPIN
1. Menegakkan agama islam dan menjalankan
hukum-hukumnya
2. Menegakkan
politik
negara
sesuai
ketentuan yang telah digariskan islam
dengan
TEORI IMAMAH
Kaum Khawarij: seorang imam harus diangkat atas dasar
pemilihan. Siapapun selagi muslim, adil, cukup ilmu, dan
zuhud (tidak mengejar keduniaan) dapat dipilih sebagai
imam
Teori Murji’ah: mengangkat imam adalah wajib. Kepada
Imam yang diangkat secara sah, umat islam wajib
mentaatinya selagi bertindak adil dan berpedoman pada AlQu’an dan hadis
Teori Mu’tazilah: wajib mengangkat imam dengan jalan
pemilihan dan tidak terikat oleh keturunan siapapun.
Teori Ahl-Sunnah Wa Al-jamaah: mengangkat bahkan
mengetahui seorang imam itu kewajiban umat islam
karena banyak ajaran-ajaran syara’ yang terlaksananya
bergantung kepada adanya imam
Teori Syi’ah: Merupakan masalah yang sangat penting,
sehingga tidak mungkin hanya diserahkan kepada umat
untuk memutuskannya, melainkan harus melibatkan
seorang manusia yang memiliki kwalitas lebih untuk
memutuskannya.
SYARAT-SYARAT MENJADI IMAM
MENURUT Al-MAWARDI
1. Adil
2. Memiliki ilmu yang dapat digunakan untuk ijtihad di dalam hukum dan
kasus-kasus hukum yang harus dipecahkan
3. Sehat panca inderanya baik pendengaran, penglihatan, lisannya
4. Sehat anggota badannya dari kekurangan-kekurangan yang dapat
mengganggu geraknya
5. Kecerdasan dan kemampuan dalam mengatur rakyat dan kemaslahatan
6. Keberanian
dan
punya
tanggungjawab
mempertahankan negara dan memerangi musuh
7. Nasab (keturunan quraisy)
dan
tabah
dalam
AHL AL-HALL WA AL-‘AQD
1. Merupakan suatu lembaga pemilih yang orangorangnya berkedudukan sebagai wakil rakyat, dan
salah satu tugasnya memilih khalifah atau kepala
negara
2. Abd
Al
Hamid
Anshori:
orang-orang
yang
berwenang untuk merumuskan serta memutuskan
suatu
kebijakan
dalam
pemerintahan
didasarkan pada prinsip musyawarah
yang
FUNGSI AHL AL-HALL WA AL-‘AQD
1. Menuangkan dan menegakkan perintah Al-Qur’an dan
hadist dalam susunan dan bentuk pasal demi pasal
2. Penafsir resmi terhadap isi Al-Qur’an dan Al-Sunnah
yang multi interpretasi
3. Menegakkan hukum-hukum yang berkaitan dengan
masalah yang sama jika tidak ada isyarat yang jelas
dalam Al-Qur’an dan Al-sunnah,
4. Merumuskan hukum tanpa batasan jika dalam masalah
apapun Al-Qur’an dan Al-Sunnah tidak memberikan
pedoman dan tidak ada dalam konvensi Al-Khulafa’ AlRasyidin.
TUGAS AHL AL-HALL WA AL-‘AQD
1. Memilih khalifah, imam, kepala Negara secara
langsung
2. Bermusyawarah dalam perkara-perkara umum
kenegaraan,
3. Mengeluarkan undang-undang yang berkaitan
dengan kemaslahatan
4. Melaksanakan peran pengawasan
WEWENANG AHL-AL-HALL WA AL-‘AQD
1. Pemegang kekuasaan tertinggi yang mempunyai
wewenang untuk memilih dan mem-bai’at imam.
2. Mengarahkan kehidupan masyarakat kepada yang
maslahat.
3. Membuat Undang-undang yang mengikat untuk halhal yang tidak diatur secara tegas oleh Al-Qur’an dan
Hadist.
4. Tempat konsultasi imam di dalam menentukan
kebijakannya.
5. Mengawasi jalannya pemerintahan
ORANG YANG BERHAK MENJADI AHL ALHALL WA AL-‘AQD
Al-Nawawi dan Al-Minhaj: para ulama, para kepala,
para pemuka masyarakat.
Rasyid Ridha: mereka yang mendapat kepercayaan
dari umat yaitu para ulama, pemimpin militer, para
pemimpin pekerja untuk kemaslahatan publik seperti
pedagang, tukang, petani, pemimpin perusahaan,
pemimpin parpol, dan tokoh wartawan.
SYARAT AHL AL-HALL WA AL-‘AQD
Syarat menjadi anggota Ahl Al-Hall Wa Al-‘Aqd
menurut Al-Mawardi: berlaku adil dalam segala
sikap dan tindakan, berilmu pengetahuan, dan
memiliki wawasan dan kearifan
WIZARAH
Kata “wizarah” diambil dari kata al-wazr, yang berarti berat.
Hal ini merujuk pada tugas seorang wazir yang sangat berat
yaitu
melaksanakan
sebagian-sebagian
kebijaksanaan-
kebijaksanaan pemerintahan dan pelaksanaannya.
Wazir adalah nama suatu kementerian dalam sebuah
negara atau kerajaan
Pejabat yang mengepalainya berwenang memutuskan suatu
kebijaksanaan publik demi kepentingan rakyat, negara atau
kerajaan yang bersangkutan.
ASAL KATA WIZARAH MENURUT AL-MAWARDI
1. al-wizar: yang berarti beban karena wazir memikul tugas
yang dibebankan oleh kepala negara kepadanya.
2. al-wazar: yang berarti al-malja (tempat kembali) karena
kepala negara membutuhkan pemikiran dan pendapat
wazirnya sebagai tempat kembali untuk menentukan dan
memutuskan suatu kebijakan negara.
3. Al-Azr: yang berarti punggung karena fungsi dan tugas
wazir
sebagai
tulang
kekuasaan kepala negara
punggung
bagi
pelaksanaan
KEWAJIBAN DAN HAK
Wahai orang-orang yang beriman, kalau kamu membela
(agama)
Allah
nIscaya Allah
membela
kamu
(untuk
mencapai kemenangan) dan meneguhkan tapak pendirian
kamu (QS:Muhammad, 7)
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya (QS:Al-Zalzalah:7-8)
Hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu
kami meminta pertolongan (QS:Al-Fatehah:5)
HAK DAN KEWAJIBAN PEMIMPIN
Hak Pemimpin :
1. Hak untuk ditaati,
2. Hak untuk dibantu, dan
3. Hak untuk mendapatkan imbalan dari harta Baitul
Mal untuk keperluan hidupnya dan keluarganya
secara patut
KEWAJIBAN PEMIMPIN (AL-MAWARDI)
1. Memelihara agama
2. Menerapkan hukum dan me-nyelesaikan
sehingga keadilan terlaksana secara umum
perselisihan,
3.
4.
5.
6.
Memelihara dan menjaga keamanan dan ketentraman
Menegakkan hukum-hukum Allah
Menjaga kedaulatan negara
Memerangi orang-orang yang menentang Islam setelah
dilakukan dakwah baik-baik tapi mereka tidak mau masuk
islam/tidak mau pula menjadi kafir dzimi
7. Memungut pajak
8. Menetapkan standar pemberian bantuan kepada orang
yang berhak menerimanya dari Baitul Mal
9. Mengangkat orang-orang yang jujur untuk membantu
tugas-tugasnya
10.Melaksanakan sendiri tugas-tugasnya yang langsung
dalam membina umat dan menjaga agama
HAK DAN KEWAJIBAN RAKYAT
Hak Rakyat (Abu A’la al-Maududi)
1.
Perlindungan
terhadap
dirinya,
hartanya,
dan
kehormatannya
2.
Perlindungan terhadap kebebasan pribadi
3.
Kebebasan menyatakan pendapat dan keyakinan
4.
Terjamin kebutuhan pokok hidupnya, dengan tidak
membedakan kelas dan kepercayaan
HAK-HAK POLITIK DAN HAK ASASI
1. Hak memilih
2. Hak musyawarah
3. Hak kontrol rakyat
4. Hak memecat
5. Hak pencalonan
6. Hak menjadi aparat negara
a. Hak memilih: setiap warga negara berhak memilih untuk menentukan kepala
negara. Orang yang dipilih untuk jabatan ini akan menjadi pimpinan yang sah
b. Hak musyawarah, hak ini merupakan pengembangan dari hak umat untuk
memilih kepala negara. Selama yang memilih seseorang kepala negara itu
umat, dan ia sebagai wakil umat dalam menjalankan urusannya, maka umat
berhak untuk diajak musyawarah, terutama dalam masalah-masalah penting
yang akan dilaksanakan.
c. Hak kontrol rakyat, bahwa setiap warga negara berhak untuk mengawasi
seluruh sikap dan tindak tanduk kepala negara, dan kabinet atau pemerintah
serta aparatnya dalam menjalankan tugas yang berhubungan dengan negara.
Umat mendapat hak ini karena hubungannya dengan kepala negara sangat
erat, yaitu hubungan wakil dengan orang yang diwakilkan.
d. Hak memecat, kepala negara adalah wakil umat. Umat berhak
memecatnya jika ia menyeleweng dari mandat yang telah
diamanatkan, atau tidak menjalankan tugas karena tidak mampu.
e. Hak pencalonan, hak untuk mencalonkan orang lain yang
dipandang baik untuk sesuatu jabatan yang memegang kedudukan
penting.
f.
Hak menjadi aparat negara: hak setiap warga negara yang telah
mendapatkan kepercayaan penuh dari kepala negara untuk
memegang jabatan
KEWAJIBAN WARGA NEGARA
1. “ Hai orang-orang yang beriman taatlah kalian kepada Allah dan
taatlah kalian kepada rasul dan ulil amri” (QS: An-Nisaa:59)
2. “Wajib kepada setiap muslim untuk mendengar dan taat kepada
pemimpinnya baik dia senang atau dia tidak senang selama
pemimpin itu tidak menyuruh melakukan maksiat. (Hadist)
3. “Barang siapa yang melihat pada pemimpinnya suatu perkara
(yang dia benci), maka hendaknya dia bersabar, karena
sesungguhnya barangsiapa yang memisahkan diri dari jama’ah
satu jengkal saja kemudian dia mati, maka dia mati dalam
keadaan jahiliyyah.” (H.R. Bukhari)
Kewajiban Warga Negara menurut Al-Maududi, antara lain:
1) Patuh dan taat kepada pemerintah dalam batas-batas yang
tidak bertentangan dengan agama
2) Setia kepada negara dan rela bekerja demi kemakmuran
Negara
3) Rela berkorban untuk membela Negara dari berbagai
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, baik dari
luar maupun dari dalam negeri sendiri
4) Bersedia memenuhi kewajiban materiel yang dibebankan
kepadanya oleh Negara, seperti membayar zakat dan pajak.
DALAM PEMERINTAHAN ISLAM
KHILAFAH
Khilafah secara harfiah berarti penggantian, yaitu
penggantian
kepemimpinan
setelah
Nabi
Muhammad wafat bukan dalam kedudukannya
sebagai nabi, melainkan dalam kedudukannya
sebagai pemimpin umat (negara)
Orang yang menggantikan nabi dalam posisi yang
demikian disebut Khalifah
IMARAH
Imarah secara harfiah adalah lembaga yang
memiliki
kewenangan
untuk
memerintahkan
sesuatu kepada orang lain
Orang yang memegang jabatan imarah ini di
sebut amir
IMAMAH
Imamah adalah kepemimpinan menyeluruh yang
berkaitan dengan urusan keagamaan dan urusan
dunia
sebagai
pengganti
fungsi
Rasulullah
(lembaga kepemimpinan)
Orang yang memimpin lembaga ini disebut imam,
bermakna orang yang di depan untuk menjadi
anutan bagi orang-orang yang dibelakangnya.
Imam berarti orang yang memimpin orang lain
TUGAS PEMIMPIN
1. Menegakkan agama islam dan menjalankan
hukum-hukumnya
2. Menegakkan
politik
negara
sesuai
ketentuan yang telah digariskan islam
dengan
TEORI IMAMAH
Kaum Khawarij: seorang imam harus diangkat atas dasar
pemilihan. Siapapun selagi muslim, adil, cukup ilmu, dan
zuhud (tidak mengejar keduniaan) dapat dipilih sebagai
imam
Teori Murji’ah: mengangkat imam adalah wajib. Kepada
Imam yang diangkat secara sah, umat islam wajib
mentaatinya selagi bertindak adil dan berpedoman pada AlQu’an dan hadis
Teori Mu’tazilah: wajib mengangkat imam dengan jalan
pemilihan dan tidak terikat oleh keturunan siapapun.
Teori Ahl-Sunnah Wa Al-jamaah: mengangkat bahkan
mengetahui seorang imam itu kewajiban umat islam
karena banyak ajaran-ajaran syara’ yang terlaksananya
bergantung kepada adanya imam
Teori Syi’ah: Merupakan masalah yang sangat penting,
sehingga tidak mungkin hanya diserahkan kepada umat
untuk memutuskannya, melainkan harus melibatkan
seorang manusia yang memiliki kwalitas lebih untuk
memutuskannya.
SYARAT-SYARAT MENJADI IMAM
MENURUT Al-MAWARDI
1. Adil
2. Memiliki ilmu yang dapat digunakan untuk ijtihad di dalam hukum dan
kasus-kasus hukum yang harus dipecahkan
3. Sehat panca inderanya baik pendengaran, penglihatan, lisannya
4. Sehat anggota badannya dari kekurangan-kekurangan yang dapat
mengganggu geraknya
5. Kecerdasan dan kemampuan dalam mengatur rakyat dan kemaslahatan
6. Keberanian
dan
punya
tanggungjawab
mempertahankan negara dan memerangi musuh
7. Nasab (keturunan quraisy)
dan
tabah
dalam
AHL AL-HALL WA AL-‘AQD
1. Merupakan suatu lembaga pemilih yang orangorangnya berkedudukan sebagai wakil rakyat, dan
salah satu tugasnya memilih khalifah atau kepala
negara
2. Abd
Al
Hamid
Anshori:
orang-orang
yang
berwenang untuk merumuskan serta memutuskan
suatu
kebijakan
dalam
pemerintahan
didasarkan pada prinsip musyawarah
yang
FUNGSI AHL AL-HALL WA AL-‘AQD
1. Menuangkan dan menegakkan perintah Al-Qur’an dan
hadist dalam susunan dan bentuk pasal demi pasal
2. Penafsir resmi terhadap isi Al-Qur’an dan Al-Sunnah
yang multi interpretasi
3. Menegakkan hukum-hukum yang berkaitan dengan
masalah yang sama jika tidak ada isyarat yang jelas
dalam Al-Qur’an dan Al-sunnah,
4. Merumuskan hukum tanpa batasan jika dalam masalah
apapun Al-Qur’an dan Al-Sunnah tidak memberikan
pedoman dan tidak ada dalam konvensi Al-Khulafa’ AlRasyidin.
TUGAS AHL AL-HALL WA AL-‘AQD
1. Memilih khalifah, imam, kepala Negara secara
langsung
2. Bermusyawarah dalam perkara-perkara umum
kenegaraan,
3. Mengeluarkan undang-undang yang berkaitan
dengan kemaslahatan
4. Melaksanakan peran pengawasan
WEWENANG AHL-AL-HALL WA AL-‘AQD
1. Pemegang kekuasaan tertinggi yang mempunyai
wewenang untuk memilih dan mem-bai’at imam.
2. Mengarahkan kehidupan masyarakat kepada yang
maslahat.
3. Membuat Undang-undang yang mengikat untuk halhal yang tidak diatur secara tegas oleh Al-Qur’an dan
Hadist.
4. Tempat konsultasi imam di dalam menentukan
kebijakannya.
5. Mengawasi jalannya pemerintahan
ORANG YANG BERHAK MENJADI AHL ALHALL WA AL-‘AQD
Al-Nawawi dan Al-Minhaj: para ulama, para kepala,
para pemuka masyarakat.
Rasyid Ridha: mereka yang mendapat kepercayaan
dari umat yaitu para ulama, pemimpin militer, para
pemimpin pekerja untuk kemaslahatan publik seperti
pedagang, tukang, petani, pemimpin perusahaan,
pemimpin parpol, dan tokoh wartawan.
SYARAT AHL AL-HALL WA AL-‘AQD
Syarat menjadi anggota Ahl Al-Hall Wa Al-‘Aqd
menurut Al-Mawardi: berlaku adil dalam segala
sikap dan tindakan, berilmu pengetahuan, dan
memiliki wawasan dan kearifan
WIZARAH
Kata “wizarah” diambil dari kata al-wazr, yang berarti berat.
Hal ini merujuk pada tugas seorang wazir yang sangat berat
yaitu
melaksanakan
sebagian-sebagian
kebijaksanaan-
kebijaksanaan pemerintahan dan pelaksanaannya.
Wazir adalah nama suatu kementerian dalam sebuah
negara atau kerajaan
Pejabat yang mengepalainya berwenang memutuskan suatu
kebijaksanaan publik demi kepentingan rakyat, negara atau
kerajaan yang bersangkutan.
ASAL KATA WIZARAH MENURUT AL-MAWARDI
1. al-wizar: yang berarti beban karena wazir memikul tugas
yang dibebankan oleh kepala negara kepadanya.
2. al-wazar: yang berarti al-malja (tempat kembali) karena
kepala negara membutuhkan pemikiran dan pendapat
wazirnya sebagai tempat kembali untuk menentukan dan
memutuskan suatu kebijakan negara.
3. Al-Azr: yang berarti punggung karena fungsi dan tugas
wazir
sebagai
tulang
kekuasaan kepala negara
punggung
bagi
pelaksanaan
KEWAJIBAN DAN HAK
Wahai orang-orang yang beriman, kalau kamu membela
(agama)
Allah
nIscaya Allah
membela
kamu
(untuk
mencapai kemenangan) dan meneguhkan tapak pendirian
kamu (QS:Muhammad, 7)
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya (QS:Al-Zalzalah:7-8)
Hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu
kami meminta pertolongan (QS:Al-Fatehah:5)
HAK DAN KEWAJIBAN PEMIMPIN
Hak Pemimpin :
1. Hak untuk ditaati,
2. Hak untuk dibantu, dan
3. Hak untuk mendapatkan imbalan dari harta Baitul
Mal untuk keperluan hidupnya dan keluarganya
secara patut
KEWAJIBAN PEMIMPIN (AL-MAWARDI)
1. Memelihara agama
2. Menerapkan hukum dan me-nyelesaikan
sehingga keadilan terlaksana secara umum
perselisihan,
3.
4.
5.
6.
Memelihara dan menjaga keamanan dan ketentraman
Menegakkan hukum-hukum Allah
Menjaga kedaulatan negara
Memerangi orang-orang yang menentang Islam setelah
dilakukan dakwah baik-baik tapi mereka tidak mau masuk
islam/tidak mau pula menjadi kafir dzimi
7. Memungut pajak
8. Menetapkan standar pemberian bantuan kepada orang
yang berhak menerimanya dari Baitul Mal
9. Mengangkat orang-orang yang jujur untuk membantu
tugas-tugasnya
10.Melaksanakan sendiri tugas-tugasnya yang langsung
dalam membina umat dan menjaga agama
HAK DAN KEWAJIBAN RAKYAT
Hak Rakyat (Abu A’la al-Maududi)
1.
Perlindungan
terhadap
dirinya,
hartanya,
dan
kehormatannya
2.
Perlindungan terhadap kebebasan pribadi
3.
Kebebasan menyatakan pendapat dan keyakinan
4.
Terjamin kebutuhan pokok hidupnya, dengan tidak
membedakan kelas dan kepercayaan
HAK-HAK POLITIK DAN HAK ASASI
1. Hak memilih
2. Hak musyawarah
3. Hak kontrol rakyat
4. Hak memecat
5. Hak pencalonan
6. Hak menjadi aparat negara
a. Hak memilih: setiap warga negara berhak memilih untuk menentukan kepala
negara. Orang yang dipilih untuk jabatan ini akan menjadi pimpinan yang sah
b. Hak musyawarah, hak ini merupakan pengembangan dari hak umat untuk
memilih kepala negara. Selama yang memilih seseorang kepala negara itu
umat, dan ia sebagai wakil umat dalam menjalankan urusannya, maka umat
berhak untuk diajak musyawarah, terutama dalam masalah-masalah penting
yang akan dilaksanakan.
c. Hak kontrol rakyat, bahwa setiap warga negara berhak untuk mengawasi
seluruh sikap dan tindak tanduk kepala negara, dan kabinet atau pemerintah
serta aparatnya dalam menjalankan tugas yang berhubungan dengan negara.
Umat mendapat hak ini karena hubungannya dengan kepala negara sangat
erat, yaitu hubungan wakil dengan orang yang diwakilkan.
d. Hak memecat, kepala negara adalah wakil umat. Umat berhak
memecatnya jika ia menyeleweng dari mandat yang telah
diamanatkan, atau tidak menjalankan tugas karena tidak mampu.
e. Hak pencalonan, hak untuk mencalonkan orang lain yang
dipandang baik untuk sesuatu jabatan yang memegang kedudukan
penting.
f.
Hak menjadi aparat negara: hak setiap warga negara yang telah
mendapatkan kepercayaan penuh dari kepala negara untuk
memegang jabatan
KEWAJIBAN WARGA NEGARA
1. “ Hai orang-orang yang beriman taatlah kalian kepada Allah dan
taatlah kalian kepada rasul dan ulil amri” (QS: An-Nisaa:59)
2. “Wajib kepada setiap muslim untuk mendengar dan taat kepada
pemimpinnya baik dia senang atau dia tidak senang selama
pemimpin itu tidak menyuruh melakukan maksiat. (Hadist)
3. “Barang siapa yang melihat pada pemimpinnya suatu perkara
(yang dia benci), maka hendaknya dia bersabar, karena
sesungguhnya barangsiapa yang memisahkan diri dari jama’ah
satu jengkal saja kemudian dia mati, maka dia mati dalam
keadaan jahiliyyah.” (H.R. Bukhari)
Kewajiban Warga Negara menurut Al-Maududi, antara lain:
1) Patuh dan taat kepada pemerintah dalam batas-batas yang
tidak bertentangan dengan agama
2) Setia kepada negara dan rela bekerja demi kemakmuran
Negara
3) Rela berkorban untuk membela Negara dari berbagai
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, baik dari
luar maupun dari dalam negeri sendiri
4) Bersedia memenuhi kewajiban materiel yang dibebankan
kepadanya oleh Negara, seperti membayar zakat dan pajak.