IDENTIFIKASI MOTIF KAIN TRADISIONAL PADA
IDENTIFIKASI MOTIF KAIN TRADISIONAL PADA KEMASAN PASTA
GIGI PEPSODENT SEBAGAI PRODUK INDUSTRI BARANG RUMAH
TANGGA
Bellinda Ayustina (31417194), Kelas 1ID01
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri
Universitas Gunadarma, Depok
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desain kemasan yang dikembangkan oleh industri barang rumah tangga harus memiliki
banyak keunggulan untuk dapat menarik perhatian konsumen baik domestik maupun
mancanegara. Keunggulan itu ditunjang oleh riset yang memadai untuk dapat menghasilkan
desain yang menarik. Sebagai contohnya, baru-baru ini Unilever sebagai industri barang
rumah tangga terbesar ketiga di dunia meluncurkan desain yang sangat unik untuk kemasan
pasta gigi Pepsodent edisi spesial HUT NKRI ke-72, yakni dengan mengusung motif kain
tradisional untuk merayakan kekayaan ragam budaya Indonesia yang disatukan melalui
senyuman yang merupakan kekuatan dan jati diri khas Bangsa Indonesia. Dalam konteks
kebudayaan, batik, tenun ikat, dan songket merupakan warisan budaya nusantara yang
mempunyai nilai dan perpaduan seni yang tinggi, sarat dengan makna filosofis dan simbol
penuh makna yang memperlihatkan cara berpikir masyarakat pembuatnya. Batik adalah
kerajinan budaya Indonesia khas pulau Jawa, sedangkan tenun ikat khas pulau Kalimantan
dan songket adalah kerajinan khas pulau Sumatera.
Kemasan merupakan wadah pelindung untuk suatu produk. Makna kata kemasan
berdasarkan kamus bahasa Indonesia adalah bungkus atau pelindung, dari kata kemas yang
kurang lebih artinya rapi atau bersih, jadi kemasan dapat diartikan sebagai benda yang
digunakan untuk membungkus atau untuk melindungi suatu barang agar terlihat rapi. Tidak
semua kemasan dapat menarik perhatian konsumen secara penuh karena persamaan dan
perbedaan pada kemasan produk yang satu dengan produk lainnya. Seringkali konsumen
memutuskan sebuah pembelian dengan melihat pada kemasannya terlebih dahulu, baik dari
imagery, brand value, product funcionality, maupun inovasi pada kemasan tersebut. Maka
dari itu, desain kemasan adalah salah satu dari sekin banyak hal yang harus menjadi
pertimbangan strategis di ketiga elemen Positioning – Diferensiasi - Brand pada suatu
produk. Beberapa produk mampu berkembang dengan baik di benak konsumen karena
keberhasilannya dalam membuat ruang di pikiran konsumen melalui komunikasi visual.
Konsumen dapat dirangsang perhatiannya dengan memanfaatkan 80% daya tarik visual
atau sesuatu yang terlihat. Artinya memanfaatkan warna, bentuk, ilustrasi, dan merek adalah
cara efektif untuk memikat konsumen. Untuk itu, penonjolan visual pada kemasan produk
perlu dilakukan, misalnya dengan menggunakan unsur visual yang berbeda dan menarik.
Budaya merupakan salah satu unsur menarik yang memiliki daya tarik tersendiri. Salah
satu budaya di Indonesia adalah kain tradisional khas Indonesia, diantaranya adalah batik,
tenun ikat, dan songket. Batik, tenun ikat, dan songket memiliki berbagai macam motif yang
berbeda pada tiap daerah. Penggunaan visual batik, tenun ikat, dan songketumumnya
ditemui pada baju, rok, bisa juga pada bendera atau hiasan dinding (yang umumnya ada
pada hunian dengan ornamen rumah adat). Namun, pada masa sekarang, batik, tenun ikat,
dan songket tidak lagi hanya digunakan pada baju, tapi juga menjadi bagian dari desain,
salah satunya pada desain kemasan. Pepsodent merupakan produk pasta gigi keluaran
Unilever yang berasal dari Inggris dan sudah menjadi produk pasta gigi secara global.
Pepsodent juga merupakan produk pasta gigi tertua di Indonesia. Pepsodent berorientasi
pada kesehatan gigi dan mulut untuk pria dan wanita dengan target sasarannya berkisar
pada anak-anak hingga dewasa.
Pepsodent edisi spesial HUT NKRI ke-72, merupakan kemasan terbaru dari pasta gigi
Pepsodent yang mulai dirilis pada 16 Agustus 2017, sesaat sebelum Indonesia merayakan
hari kemerdekaan. Motif kain tradisional khas Indonesia yang digunakan adalah motif batik
parang, motif tenun ikat khas Kalimantan, dan motif songket pucuak rabuang dari Sumatera.
Gambar 1. Kemasan Pepsodent edisi spesial HUT NKRI ke-72
Pihak Unilever memiliki alasan dipilihnya tiga motif kain tersebut diantara sekian
banyaknya motif kain yang dimiliki oleh Indonesia. Motif parang dianggap menunjukkan
semangat yang tak pernah padam, sedangkan tenun ikat Kalimantan melambangkan
kegigihan dan perjuangan yang tak pernah padam. serta songket pucuak rabuang dari
Sumatera melambangkan harapan dan kebaikan yang mengiringi kehidupan dan motif ini
merupakan simbol kehidupan yang dinamis dan berkembang namun tetap santun dan tidak
sombong. Ketiga motif kain tradisional tersebut merupakan bagian dari kekayaan budaya
Indonesia yang bahkan sudah mendunia (Imelda Wira, Senior Brand Manager Pepsodent,
2017).
B. Rumusan Masalah
Pada saat ini, banyak pasta gigi yang dijual di pasaran, Salah satu contoh merek pasta
gigi yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia adalah Pepsodent.
Menggunakan pasta gigi saat ini telah menjadi
bagian dari gaya hidup masyarakat di
seluruh dunia. Karena pasta gigi memiliki manfaat bagi kesehatan gigi dan mulut.
Mengingat betapa pentingnya keberadaan pasta gigi saat ini, kemasan dari pasta gigi
juga menjadi salah satu faktor yang dapat menarik perhatian konsumen. Pemilihan desain
yang unik, kreatif, dan bernilai edukasi pasti menjadi daya tarik tersendiri. Sebagai
contohnya, motif kain tradisional yang ada pada kemasan Pepsodent edisi spesial HUT
NKRI ke-72. Maka dari itu, diperlukan identifikasi motif kain tradisional pada kemasan pasta
gigi Pepsodent untuk mengetahui seberapa besar nilai edukasi mengenai kebudayaan
Indonesia yang terkandung dalam desain kemasan tersebut.
C. Tujuan
Tujuan dari identifikasi motif kain tradisional pada kemasan pasta gigi Pepsodent
sebagai produk industri barang rumah tangga adalah sebagai berikut:
1. mengetahui jenis motif-motif kain tradisional pada kemasan Pepsodent
2. mengetahui makna dari motif-motif kain tradisional pada kemasan Pepsodent
3. mengetahui seberapa besar nilai edukasi mengenai kebudayaan Indonesia yang
terkandung dalam desain Pepsodent
BAB II TINJAUAN DESAIN KEMASAN
A. Desain Kemasan
Kemasan pada dasarnya adalah segala material yang digunakan untuk mengemas
suatu benda atau produk agar dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan baik. Fungsi
yang paling mendasar dari kemasan asalah mempertahankan dan melindungi isi produk. Di
sisi lain kemasan adalah representasi dari sebuah produk yang ada di dalamnya. Oleh
karena itu kemasan harus di desain agar mampu mendeskripsikan isi, baik fungsi, besaran,
keunggulan dan bahkan juga spesifikasinya. Seiring pola perubahan perilaku konsumen
dalam memandang dan memanfaatkan kemasan, fungsi inipun berkembang menjadi
semakin kompleks. Tidak saja melindungi produk, kemasan modern juga harus berfungsi
sebagai bagian dari daya saing pasar dan perdagangan eceran yang semakin meningkat.
Menurut eric p.danger dalam Selecting Colour for Packaging, ada empat pihak yang terkait
dalam pengemasan, yaitu Manufaktur Kemasan, Pemakai Kemasan, Distributor atau
pengecer, dan Pelanggan. Dengan memahami sifat dasar kemasan dan pihak-pihak yang
terkit
di
dalam
seluruh
proses
desainnya,
mucul
beberapa
faktor
yang
harus
dipertimbangkan dalam merancang sebuah kemasan, yaitu:
1. Keamanan atau Perlindungan
Kemasan harus dapat melindungi produk dari cuaca, sinar, jatuh, tumpukan,
kotoran, serangga, dll. Keamanan dan perlindungan ini bukan hanya pada saat produk
selesai dikemas, tetapi juga dalam jalur distribusinya di gudang toko hingga sampai ke
tangan konsumen.
2. Produksi
Perhitungan biaya produksi yang efektif perlu mempertimbangkan pemilihan
material kemasan, ukuran kemasan, teknik pencetakan, finishing, dll. Semua teknik yang
akan digunakan akan langsung berpengaruh pada biaya produksi.
3. Distribusi
Kemasan harus memudahkan proses distribusi dari pabrik ke distributor dan
pengecer.
Mamahami
bagaimana
suatu
produk
dipasarkan
akan
memberikan
pemahaman yang utuh mengenai bagaimana kemasan tersebut akan dibuat. Beberapa
kemasan didesain bahkan dapat melakukan promosi merek saat didistribusikan menuju
pengecer.
4. Informasi
Sebagai media yang menginformasikan produk, brand image, dan juga sebagai
bagian dari promosi. Kebutuhan kemasan akan memberikan informasi telah menjadi
bagian yang paling penting dalam desain.
5. Ergonomi
Struktur kemasan harus memiliki kegunaan yang meliputi faktor ergonomi, antara
lain kemudahan kemasan tersebut dibawa, mudah dikeluarkan isinya dan dapat ditutup
kembali. Kemasan juga harus memberikan kemudahan pada penumpukan, distribusi, dan
persyaratan dalam penjualan.
6. Estetika
Faktor estetik banyak berhubungan dengan penerapan visual kemasan oleh
konsumen.
Faktor
estetik
mengandung
daya
tarik
visual
yang
mengharuskan
pertimbangan mengenai penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, jenis
huruf, tata letak atau lay out, mteria dan semua hal yang diserap secara visual.
7. Identitas Produk
Penampilan secara keseluruhan, yakni kemasan yang didesain harus tampil
berbeda dengan kemasan lain, yakni memiliki identitas produk agar menarik perhatian
dan mudah diingat. Pada tahap tertentu, kemasan bukan hanya memberikan identitas
produk, tetapi mampu mempresentasikan citra produk.
B. Motif Desain Kemasan
Motif desain kemasan adalah salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan kemasan suatu produk. Pada produk pasta gigi Pepsodent edisi spesial HUT
NKRI ini, pihak unilever mengusung tema kain tradisional khas nusantara yang terdiri atas
batik, tenun ikat, dan songket. Setiap kain-kain tersebut memiliki banyak macam jenis serta
ciri khas tersendiri.
1. Batik
Diantara berbagai motif batik yang cukup populer dan paling dikenal yakni
Parang. Secara umum motif Parang identik dengan beralur miring 45 derajat, bentuk dan
corak terus menyambung tanmpa putus dan perpaduan warna yang tegas. Zaman dahulu
batik bercorak parang biasanya hanya diperuntukkan para kasta dan penguasa. Tak
banyak diketahui ternyata batik Parang memiliki berbagai motif serta kombinasi warna
yang berlainan satu dengan lainnya. Masing-masing motif memiliki filosofi serta makan
yang berbeda serta peruntukan pemakaiannya. Berikut beberapa motif batik Parang.
a. Parang Rusak
Gambar 2. Motif Parang Rusak
Konon motif Parang Rusak tercipta ketika Danang Sutowijoyo tengah meditasi di
Pantai Selatan. Tokoh yang bergelar Panembahan Senopati ini terinspirasi dari ombak
besar yang terus menghantam bebatuan laut hingga membuat karang tersebut rusak.
Bentuk dasar leter ‘S’ di ambil dari ombak samudra, jalinan motif yang tidak
pernah putus pada motif parang menggambarkan hubungan yang terus tersambung.
Garis lurus diagonal pada batik parang rusak melambangkan rasa hormat, keteladanan
serta ketaatan pada nilai-nilai kebenaran.
b. Parang Barong
Gambar 3. Motif Parang Barong
Barong dalam bahasa Jawa berarti singa. Kata barong berarti sesuatu yang
besar dan ini tercermin pada besarnya motif ukuran pada kain. Besar ukuran Parang
Barong diatas 20 cm dan merupakan induk dari semua motif parang.
Parang Barong diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin
mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja. Motif ini hanya digunakan oleh
raja pada saat ritual keagamaan dan meditasi. Motif ini memiliki makna agar seorang
raja selalu hati-hati dalam bertindak, kebijaksanaan dalam gerak dan pengendalian diri
dalam dinamika usaha yang terus menerus.
c. Parang Kusumo
Gambar 4. Motif Parang Kusumo
Parang motif ini sering digunakan oleh kalangan keturunan raja bila berada di
dalam kraton. Kain batik motif Parang Kusumo juga biasa digunakan kerabat kraton
pada saat tukar cincin.
Kusumo berarti kembang, motif ini mengandung makna hidup harus dilandasi
oleh perjuangan untuk mencari keharuman lahir dan batin. Bagi orang Jawa,
keharuman yang dimaksud adalah keharuman pribadinya tanpa meninggalkan normanorma yang berlaku dan sopan santun agar dapat terhindar dari bencana lahir dan
batin.
d. Parang Slobog
Gambar 5. Motif Parang Slobog
Motif batik ini yang menyimbolkan keteguhan, ketelitian dan kesabaran. Motif ini
dulu
dipakai
pada
upacara
pelantikan
para
pejabat
pemerintahan
karena
melambangkan harapan agar para pejabat selalu diberi petunjuk dan kelancaran
dalam menjalankan semua tugas-tugas yang menjadi tangung jawabnya.
Selain itu Parang Slobog juga dikenakan dalam acara pemakaman, hal ini
merupakan simbolisasi harapan agar arwah yang meninggal mendapatkan kemudahan
dan kelancaran dalam perjalanan menghadap-Nya. Sedangkan keluarga yang
ditingalkan juga diberi kesabaran dalam menerima cobaan kehilangan salah satu
keluarganya.
e. Parang Klitik
Gambar 6. Motif Parang Klitik
Inilah motif batik yang hanya boleh dikenakan para putri raja. Ukuran motif
parang klitik lebih kecil dari batik parang lainnya, sehingga memberi kesan feminim.
Mencerminkan sosok para putri kerajaan, motif ini melambangkan kelemah-lembutan
dan perilaku yang halus.
f. Parang Tuding
Gambar 7. Motif Parang Tuding
Tuding berarti menunjuk. Motif ini memiliki makna bahwa orang yang memakai
diharapkan dapat menunjukkkan hal-hal yang baik dan menimbulkan kebaikan. Biasa
digunakan oleh orang tua.
g. Parang Curigo
Gambar 8. Motif Parang Curigo
Curigo dalam bahasa Jawa berarti keris. Ciri khas dari pola ini yakni ragam hias
yang disusun sejajar dengan sudut 45 derajat. Kemudian selalu ada ragam hias
berbentuk belah ketupat yang juga sejajar dengan ragam hias utama pola parang,
ragam hias ini disebut sebagai mlinjon.
2. Tenun Ikat
Tenun ikat berasal dari bahasa Melayu yang berarti mengikat atau membalut.
Kain tradisonal ini memang memiliki simbol-simbol tertentu untuk menggambarkan status,
kekayaan, dan kehormatan. Di beberapa kebudayaan dunia, suku-suku tertentu percaya
bahwa kain tersebut menyimpan kekuatan magis.
Di daerah Kalimantan terdapat beberapa jenis kain tenun ikat, diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Tenun Ikat Doyo
Kain dari serat daun doyo ini merupakan hasil kerajinan yang hanya dibuat oleh
wanita-wanita suku Dayak Benuaq yang tinggal di Tanjung Isuy, Kalimantan Timur.
Biasanya motif ikat Doyo berbentuk bunga, daun serta hewan yang hidup di alam
sekitar Tanjung Isuy. Warna kain sangat khas, yakni merah, kuning, coklat dan
kehijauan, kesemuanya dibuat dari pewarna alam.
Gambar 9. Contoh Motif Tenun Ikat Doyo
b. Tenun Ikat Sintang
Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, memiliki karya tenun ikat unik sebagai
kain adat tradisional. Kain ini kerap dipergunakan untuk upa-cara adat, upacara panen,
dan sebagainya. Pola-pola yang sangat menarik dan merupakan ciri khas tenun
daerah Sintang adalah Nabau, Naga, Buaya, Pucuk Rebung, Naga, dan beberapa
motif orang-orangan hingga motif pepohonan. Kain tenun ikat dibuat masih dalam
skala sebagai pengisi waktu luang, terutama para wanita Dayak dalam kesehariannya.
Gambar 10. Contoh Motif Tenun Ikat Sintang
3. Songket pucuak rabuang
Pucuak rabuang (pucuk rebung) adalah bambu muda yang masih kuncup, belum
memimilki daun. Biasanya dijadikan sebagai sayuran dalam campuran gulai daging sapi
sebagai masakan disajikan pada upacara adat.
Motif pucuak rabuang merpakan simbol kehidupan yang dinamis dari
perumpamaan tumbuhan bambu. dimana bambu muda atau rabuang yang menjulang
lurus ke atas merupakan simbol bagi yang muda untuk menuntut ilmu dan meraih citacita. Dan ketika sudah besar ujung bambu mulai merunduk ke bawah yang bermakna
apabila telah berilmu tidaklah sombong.
Gambar 11. Motif Songket Pucuak Rabuang
BAB III PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian, apabila dibandingkan antara motif yang ada pada kemasan
Pepsodent dengan berbagai jenis motif batik dan motif tenun ikat, dapat diketahui bahwa motif
dalam kemasan tersebut adalah batik motif parang klitik dan tenun ikat sintang. Sedangkan
untuk motif songket, pihak Unilever telah mengonfirmasi bahwa motif songket yang digunakan
adalah jenis pucuak rabuang.
Pemilihan pihak Unilever untuk kemasan baru Pepsodent ini sangat tergolong unik dan
kreatif. Karena meskipun motif dari berbagai jenis kain tradisional Indonesia ini terkesan rumit,
tetapi tidak menutupi bagian yang memuat info-info penting pada kemasan seperti komposisi,
tanggal kadaluarsa, kegunaan, dan lain-lain.
Pembuatan motif kain tradisional dalam kemasan melalui teknologi komputer juga
sangat rapi dan indah. Karena meskipun dibuat melalui teknologi komputer, motif kain
tradisional tersebut tetap menyerupai aslinya dan tetap dapat menyampaikan nilai pengetahuan
terhadap seseorang yang melihatnya.
Gambar 12. Kemasan Pepsodent Motif Batik
Gambar 13. Kemasan Pepsodent Motif Tenun Ikat
Gambar 14. Kemasan Pepsodent Motif Songket Pucuak Rabuang
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diambil kesimpulan bahwa motif kain tradisional
khas Indonesia yang diterapkan pada kemasan Pepsodent spesial HUT NKRI ke-72 adalah
batik motif parang klitik, tenun ikat sintang dan songket pucuak rabuang. Pihak Unilever
memiliki alasan dipilihnya tiga motif kain tersebut diantara sekian banyaknya motif kain yang
dimiliki oleh Indonesia. Motif parang dianggap menunjukkan semangat yang tak pernah
padam, sedangkan tenun ikat Kalimantan melambangkan kegigihan dan perjuangan yang
tak pernah padam. serta songket pucuak rabuang dari Sumatera melambangkan harapan
dan kebaikan yang mengiringi kehidupan dan motif ini merupakan simbol kehidupan yang
dinamis dan berkembang namun tetap santun dan tidak sombong. Ketiga motif kain
tradisional tersebut merupakan bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang bahkan sudah
mendunia.
B. Saran
Ide unik dan kreatif dari Unilever ini diharapkan bisa terus dikembangkan bukan hanya
pada produk Pepsodent saja, tetapi pada semua produk keluaran Unilever. Selain itu,
diharapkan pula para industri yang bergerak di bidang barang rumah tangga dapat
mencontoh apa yang dilakukan oleh Unilever, yaitu memilih kemasan produk dengan hal-hal
yang berhubungan dengan kebudayaan Indonesia. Karena hal ini dapat membantu untuk
melestarikan kebudayaan Indonesia serta agar kebudayaan Indonesia dapat lebih dikenal
baik oleh para konsumen domestik maupun konsumen mancanegara.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya,
Ivan.
2017.
“Mengenal
Motif
Batik
Parang”.
Yogyakarta:
http://krjogja.com/web/news/read/1262/Mengenal_Motif_Batik_Parang (Diakses pada 5 November
2017, pukul 16.25 WIB)
Dyrenforth, Noel. 2003. Batik : Modern Concepts and Techniques. London: Batsford.
Jusuf, Sulaiman, dkk. 1984. Aneka Ragam Hias Tenun Ikat Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Kebudayaan, Museum Nasional.
Lakoro, Rahmatsyam. Tanpa tahun. Studi Komunikasi Visual pada Kemasan Makanan Ringan. Surabaya:
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Mufti, Dessi, dkk. 2013. Kajian Postur Kerja pada Pengrajin Tenun Songket Pandai Sikek. Padang:
Universitas Bung Hatta.
Pranoto, Yohana Zerlinda, dkk. Tanpa Tahun. Analisis Motif Batik Parang dan Mega Mendung dalam
Kemasan Biore Pore Pack Heritage Batik Motif. Surabaya: Universitas Kristen Petra.
Tanpa nama. Tanpa tahun. “Pepsodent”. Tanpa tempat: https://id.wikipedia.org/wiki/Pepsodent (Diakses
pada 5 November 2017, pukul 14.20 WIB)
Unilever. 2017. “Pepsodent Rayakan Momen Kemerdekaan Indonesia dengan #SenyumSatuIndonesia”.
Tanpa
tempat:
https://www.unilever.co.id/news/press-releases/2017/pepsodentsenyumsatuindonesia.html (Diakses pada 5 November 2017, pukul 14.58 WIB)
GIGI PEPSODENT SEBAGAI PRODUK INDUSTRI BARANG RUMAH
TANGGA
Bellinda Ayustina (31417194), Kelas 1ID01
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri
Universitas Gunadarma, Depok
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desain kemasan yang dikembangkan oleh industri barang rumah tangga harus memiliki
banyak keunggulan untuk dapat menarik perhatian konsumen baik domestik maupun
mancanegara. Keunggulan itu ditunjang oleh riset yang memadai untuk dapat menghasilkan
desain yang menarik. Sebagai contohnya, baru-baru ini Unilever sebagai industri barang
rumah tangga terbesar ketiga di dunia meluncurkan desain yang sangat unik untuk kemasan
pasta gigi Pepsodent edisi spesial HUT NKRI ke-72, yakni dengan mengusung motif kain
tradisional untuk merayakan kekayaan ragam budaya Indonesia yang disatukan melalui
senyuman yang merupakan kekuatan dan jati diri khas Bangsa Indonesia. Dalam konteks
kebudayaan, batik, tenun ikat, dan songket merupakan warisan budaya nusantara yang
mempunyai nilai dan perpaduan seni yang tinggi, sarat dengan makna filosofis dan simbol
penuh makna yang memperlihatkan cara berpikir masyarakat pembuatnya. Batik adalah
kerajinan budaya Indonesia khas pulau Jawa, sedangkan tenun ikat khas pulau Kalimantan
dan songket adalah kerajinan khas pulau Sumatera.
Kemasan merupakan wadah pelindung untuk suatu produk. Makna kata kemasan
berdasarkan kamus bahasa Indonesia adalah bungkus atau pelindung, dari kata kemas yang
kurang lebih artinya rapi atau bersih, jadi kemasan dapat diartikan sebagai benda yang
digunakan untuk membungkus atau untuk melindungi suatu barang agar terlihat rapi. Tidak
semua kemasan dapat menarik perhatian konsumen secara penuh karena persamaan dan
perbedaan pada kemasan produk yang satu dengan produk lainnya. Seringkali konsumen
memutuskan sebuah pembelian dengan melihat pada kemasannya terlebih dahulu, baik dari
imagery, brand value, product funcionality, maupun inovasi pada kemasan tersebut. Maka
dari itu, desain kemasan adalah salah satu dari sekin banyak hal yang harus menjadi
pertimbangan strategis di ketiga elemen Positioning – Diferensiasi - Brand pada suatu
produk. Beberapa produk mampu berkembang dengan baik di benak konsumen karena
keberhasilannya dalam membuat ruang di pikiran konsumen melalui komunikasi visual.
Konsumen dapat dirangsang perhatiannya dengan memanfaatkan 80% daya tarik visual
atau sesuatu yang terlihat. Artinya memanfaatkan warna, bentuk, ilustrasi, dan merek adalah
cara efektif untuk memikat konsumen. Untuk itu, penonjolan visual pada kemasan produk
perlu dilakukan, misalnya dengan menggunakan unsur visual yang berbeda dan menarik.
Budaya merupakan salah satu unsur menarik yang memiliki daya tarik tersendiri. Salah
satu budaya di Indonesia adalah kain tradisional khas Indonesia, diantaranya adalah batik,
tenun ikat, dan songket. Batik, tenun ikat, dan songket memiliki berbagai macam motif yang
berbeda pada tiap daerah. Penggunaan visual batik, tenun ikat, dan songketumumnya
ditemui pada baju, rok, bisa juga pada bendera atau hiasan dinding (yang umumnya ada
pada hunian dengan ornamen rumah adat). Namun, pada masa sekarang, batik, tenun ikat,
dan songket tidak lagi hanya digunakan pada baju, tapi juga menjadi bagian dari desain,
salah satunya pada desain kemasan. Pepsodent merupakan produk pasta gigi keluaran
Unilever yang berasal dari Inggris dan sudah menjadi produk pasta gigi secara global.
Pepsodent juga merupakan produk pasta gigi tertua di Indonesia. Pepsodent berorientasi
pada kesehatan gigi dan mulut untuk pria dan wanita dengan target sasarannya berkisar
pada anak-anak hingga dewasa.
Pepsodent edisi spesial HUT NKRI ke-72, merupakan kemasan terbaru dari pasta gigi
Pepsodent yang mulai dirilis pada 16 Agustus 2017, sesaat sebelum Indonesia merayakan
hari kemerdekaan. Motif kain tradisional khas Indonesia yang digunakan adalah motif batik
parang, motif tenun ikat khas Kalimantan, dan motif songket pucuak rabuang dari Sumatera.
Gambar 1. Kemasan Pepsodent edisi spesial HUT NKRI ke-72
Pihak Unilever memiliki alasan dipilihnya tiga motif kain tersebut diantara sekian
banyaknya motif kain yang dimiliki oleh Indonesia. Motif parang dianggap menunjukkan
semangat yang tak pernah padam, sedangkan tenun ikat Kalimantan melambangkan
kegigihan dan perjuangan yang tak pernah padam. serta songket pucuak rabuang dari
Sumatera melambangkan harapan dan kebaikan yang mengiringi kehidupan dan motif ini
merupakan simbol kehidupan yang dinamis dan berkembang namun tetap santun dan tidak
sombong. Ketiga motif kain tradisional tersebut merupakan bagian dari kekayaan budaya
Indonesia yang bahkan sudah mendunia (Imelda Wira, Senior Brand Manager Pepsodent,
2017).
B. Rumusan Masalah
Pada saat ini, banyak pasta gigi yang dijual di pasaran, Salah satu contoh merek pasta
gigi yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia adalah Pepsodent.
Menggunakan pasta gigi saat ini telah menjadi
bagian dari gaya hidup masyarakat di
seluruh dunia. Karena pasta gigi memiliki manfaat bagi kesehatan gigi dan mulut.
Mengingat betapa pentingnya keberadaan pasta gigi saat ini, kemasan dari pasta gigi
juga menjadi salah satu faktor yang dapat menarik perhatian konsumen. Pemilihan desain
yang unik, kreatif, dan bernilai edukasi pasti menjadi daya tarik tersendiri. Sebagai
contohnya, motif kain tradisional yang ada pada kemasan Pepsodent edisi spesial HUT
NKRI ke-72. Maka dari itu, diperlukan identifikasi motif kain tradisional pada kemasan pasta
gigi Pepsodent untuk mengetahui seberapa besar nilai edukasi mengenai kebudayaan
Indonesia yang terkandung dalam desain kemasan tersebut.
C. Tujuan
Tujuan dari identifikasi motif kain tradisional pada kemasan pasta gigi Pepsodent
sebagai produk industri barang rumah tangga adalah sebagai berikut:
1. mengetahui jenis motif-motif kain tradisional pada kemasan Pepsodent
2. mengetahui makna dari motif-motif kain tradisional pada kemasan Pepsodent
3. mengetahui seberapa besar nilai edukasi mengenai kebudayaan Indonesia yang
terkandung dalam desain Pepsodent
BAB II TINJAUAN DESAIN KEMASAN
A. Desain Kemasan
Kemasan pada dasarnya adalah segala material yang digunakan untuk mengemas
suatu benda atau produk agar dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan baik. Fungsi
yang paling mendasar dari kemasan asalah mempertahankan dan melindungi isi produk. Di
sisi lain kemasan adalah representasi dari sebuah produk yang ada di dalamnya. Oleh
karena itu kemasan harus di desain agar mampu mendeskripsikan isi, baik fungsi, besaran,
keunggulan dan bahkan juga spesifikasinya. Seiring pola perubahan perilaku konsumen
dalam memandang dan memanfaatkan kemasan, fungsi inipun berkembang menjadi
semakin kompleks. Tidak saja melindungi produk, kemasan modern juga harus berfungsi
sebagai bagian dari daya saing pasar dan perdagangan eceran yang semakin meningkat.
Menurut eric p.danger dalam Selecting Colour for Packaging, ada empat pihak yang terkait
dalam pengemasan, yaitu Manufaktur Kemasan, Pemakai Kemasan, Distributor atau
pengecer, dan Pelanggan. Dengan memahami sifat dasar kemasan dan pihak-pihak yang
terkit
di
dalam
seluruh
proses
desainnya,
mucul
beberapa
faktor
yang
harus
dipertimbangkan dalam merancang sebuah kemasan, yaitu:
1. Keamanan atau Perlindungan
Kemasan harus dapat melindungi produk dari cuaca, sinar, jatuh, tumpukan,
kotoran, serangga, dll. Keamanan dan perlindungan ini bukan hanya pada saat produk
selesai dikemas, tetapi juga dalam jalur distribusinya di gudang toko hingga sampai ke
tangan konsumen.
2. Produksi
Perhitungan biaya produksi yang efektif perlu mempertimbangkan pemilihan
material kemasan, ukuran kemasan, teknik pencetakan, finishing, dll. Semua teknik yang
akan digunakan akan langsung berpengaruh pada biaya produksi.
3. Distribusi
Kemasan harus memudahkan proses distribusi dari pabrik ke distributor dan
pengecer.
Mamahami
bagaimana
suatu
produk
dipasarkan
akan
memberikan
pemahaman yang utuh mengenai bagaimana kemasan tersebut akan dibuat. Beberapa
kemasan didesain bahkan dapat melakukan promosi merek saat didistribusikan menuju
pengecer.
4. Informasi
Sebagai media yang menginformasikan produk, brand image, dan juga sebagai
bagian dari promosi. Kebutuhan kemasan akan memberikan informasi telah menjadi
bagian yang paling penting dalam desain.
5. Ergonomi
Struktur kemasan harus memiliki kegunaan yang meliputi faktor ergonomi, antara
lain kemudahan kemasan tersebut dibawa, mudah dikeluarkan isinya dan dapat ditutup
kembali. Kemasan juga harus memberikan kemudahan pada penumpukan, distribusi, dan
persyaratan dalam penjualan.
6. Estetika
Faktor estetik banyak berhubungan dengan penerapan visual kemasan oleh
konsumen.
Faktor
estetik
mengandung
daya
tarik
visual
yang
mengharuskan
pertimbangan mengenai penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, jenis
huruf, tata letak atau lay out, mteria dan semua hal yang diserap secara visual.
7. Identitas Produk
Penampilan secara keseluruhan, yakni kemasan yang didesain harus tampil
berbeda dengan kemasan lain, yakni memiliki identitas produk agar menarik perhatian
dan mudah diingat. Pada tahap tertentu, kemasan bukan hanya memberikan identitas
produk, tetapi mampu mempresentasikan citra produk.
B. Motif Desain Kemasan
Motif desain kemasan adalah salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan kemasan suatu produk. Pada produk pasta gigi Pepsodent edisi spesial HUT
NKRI ini, pihak unilever mengusung tema kain tradisional khas nusantara yang terdiri atas
batik, tenun ikat, dan songket. Setiap kain-kain tersebut memiliki banyak macam jenis serta
ciri khas tersendiri.
1. Batik
Diantara berbagai motif batik yang cukup populer dan paling dikenal yakni
Parang. Secara umum motif Parang identik dengan beralur miring 45 derajat, bentuk dan
corak terus menyambung tanmpa putus dan perpaduan warna yang tegas. Zaman dahulu
batik bercorak parang biasanya hanya diperuntukkan para kasta dan penguasa. Tak
banyak diketahui ternyata batik Parang memiliki berbagai motif serta kombinasi warna
yang berlainan satu dengan lainnya. Masing-masing motif memiliki filosofi serta makan
yang berbeda serta peruntukan pemakaiannya. Berikut beberapa motif batik Parang.
a. Parang Rusak
Gambar 2. Motif Parang Rusak
Konon motif Parang Rusak tercipta ketika Danang Sutowijoyo tengah meditasi di
Pantai Selatan. Tokoh yang bergelar Panembahan Senopati ini terinspirasi dari ombak
besar yang terus menghantam bebatuan laut hingga membuat karang tersebut rusak.
Bentuk dasar leter ‘S’ di ambil dari ombak samudra, jalinan motif yang tidak
pernah putus pada motif parang menggambarkan hubungan yang terus tersambung.
Garis lurus diagonal pada batik parang rusak melambangkan rasa hormat, keteladanan
serta ketaatan pada nilai-nilai kebenaran.
b. Parang Barong
Gambar 3. Motif Parang Barong
Barong dalam bahasa Jawa berarti singa. Kata barong berarti sesuatu yang
besar dan ini tercermin pada besarnya motif ukuran pada kain. Besar ukuran Parang
Barong diatas 20 cm dan merupakan induk dari semua motif parang.
Parang Barong diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin
mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja. Motif ini hanya digunakan oleh
raja pada saat ritual keagamaan dan meditasi. Motif ini memiliki makna agar seorang
raja selalu hati-hati dalam bertindak, kebijaksanaan dalam gerak dan pengendalian diri
dalam dinamika usaha yang terus menerus.
c. Parang Kusumo
Gambar 4. Motif Parang Kusumo
Parang motif ini sering digunakan oleh kalangan keturunan raja bila berada di
dalam kraton. Kain batik motif Parang Kusumo juga biasa digunakan kerabat kraton
pada saat tukar cincin.
Kusumo berarti kembang, motif ini mengandung makna hidup harus dilandasi
oleh perjuangan untuk mencari keharuman lahir dan batin. Bagi orang Jawa,
keharuman yang dimaksud adalah keharuman pribadinya tanpa meninggalkan normanorma yang berlaku dan sopan santun agar dapat terhindar dari bencana lahir dan
batin.
d. Parang Slobog
Gambar 5. Motif Parang Slobog
Motif batik ini yang menyimbolkan keteguhan, ketelitian dan kesabaran. Motif ini
dulu
dipakai
pada
upacara
pelantikan
para
pejabat
pemerintahan
karena
melambangkan harapan agar para pejabat selalu diberi petunjuk dan kelancaran
dalam menjalankan semua tugas-tugas yang menjadi tangung jawabnya.
Selain itu Parang Slobog juga dikenakan dalam acara pemakaman, hal ini
merupakan simbolisasi harapan agar arwah yang meninggal mendapatkan kemudahan
dan kelancaran dalam perjalanan menghadap-Nya. Sedangkan keluarga yang
ditingalkan juga diberi kesabaran dalam menerima cobaan kehilangan salah satu
keluarganya.
e. Parang Klitik
Gambar 6. Motif Parang Klitik
Inilah motif batik yang hanya boleh dikenakan para putri raja. Ukuran motif
parang klitik lebih kecil dari batik parang lainnya, sehingga memberi kesan feminim.
Mencerminkan sosok para putri kerajaan, motif ini melambangkan kelemah-lembutan
dan perilaku yang halus.
f. Parang Tuding
Gambar 7. Motif Parang Tuding
Tuding berarti menunjuk. Motif ini memiliki makna bahwa orang yang memakai
diharapkan dapat menunjukkkan hal-hal yang baik dan menimbulkan kebaikan. Biasa
digunakan oleh orang tua.
g. Parang Curigo
Gambar 8. Motif Parang Curigo
Curigo dalam bahasa Jawa berarti keris. Ciri khas dari pola ini yakni ragam hias
yang disusun sejajar dengan sudut 45 derajat. Kemudian selalu ada ragam hias
berbentuk belah ketupat yang juga sejajar dengan ragam hias utama pola parang,
ragam hias ini disebut sebagai mlinjon.
2. Tenun Ikat
Tenun ikat berasal dari bahasa Melayu yang berarti mengikat atau membalut.
Kain tradisonal ini memang memiliki simbol-simbol tertentu untuk menggambarkan status,
kekayaan, dan kehormatan. Di beberapa kebudayaan dunia, suku-suku tertentu percaya
bahwa kain tersebut menyimpan kekuatan magis.
Di daerah Kalimantan terdapat beberapa jenis kain tenun ikat, diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Tenun Ikat Doyo
Kain dari serat daun doyo ini merupakan hasil kerajinan yang hanya dibuat oleh
wanita-wanita suku Dayak Benuaq yang tinggal di Tanjung Isuy, Kalimantan Timur.
Biasanya motif ikat Doyo berbentuk bunga, daun serta hewan yang hidup di alam
sekitar Tanjung Isuy. Warna kain sangat khas, yakni merah, kuning, coklat dan
kehijauan, kesemuanya dibuat dari pewarna alam.
Gambar 9. Contoh Motif Tenun Ikat Doyo
b. Tenun Ikat Sintang
Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, memiliki karya tenun ikat unik sebagai
kain adat tradisional. Kain ini kerap dipergunakan untuk upa-cara adat, upacara panen,
dan sebagainya. Pola-pola yang sangat menarik dan merupakan ciri khas tenun
daerah Sintang adalah Nabau, Naga, Buaya, Pucuk Rebung, Naga, dan beberapa
motif orang-orangan hingga motif pepohonan. Kain tenun ikat dibuat masih dalam
skala sebagai pengisi waktu luang, terutama para wanita Dayak dalam kesehariannya.
Gambar 10. Contoh Motif Tenun Ikat Sintang
3. Songket pucuak rabuang
Pucuak rabuang (pucuk rebung) adalah bambu muda yang masih kuncup, belum
memimilki daun. Biasanya dijadikan sebagai sayuran dalam campuran gulai daging sapi
sebagai masakan disajikan pada upacara adat.
Motif pucuak rabuang merpakan simbol kehidupan yang dinamis dari
perumpamaan tumbuhan bambu. dimana bambu muda atau rabuang yang menjulang
lurus ke atas merupakan simbol bagi yang muda untuk menuntut ilmu dan meraih citacita. Dan ketika sudah besar ujung bambu mulai merunduk ke bawah yang bermakna
apabila telah berilmu tidaklah sombong.
Gambar 11. Motif Songket Pucuak Rabuang
BAB III PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian, apabila dibandingkan antara motif yang ada pada kemasan
Pepsodent dengan berbagai jenis motif batik dan motif tenun ikat, dapat diketahui bahwa motif
dalam kemasan tersebut adalah batik motif parang klitik dan tenun ikat sintang. Sedangkan
untuk motif songket, pihak Unilever telah mengonfirmasi bahwa motif songket yang digunakan
adalah jenis pucuak rabuang.
Pemilihan pihak Unilever untuk kemasan baru Pepsodent ini sangat tergolong unik dan
kreatif. Karena meskipun motif dari berbagai jenis kain tradisional Indonesia ini terkesan rumit,
tetapi tidak menutupi bagian yang memuat info-info penting pada kemasan seperti komposisi,
tanggal kadaluarsa, kegunaan, dan lain-lain.
Pembuatan motif kain tradisional dalam kemasan melalui teknologi komputer juga
sangat rapi dan indah. Karena meskipun dibuat melalui teknologi komputer, motif kain
tradisional tersebut tetap menyerupai aslinya dan tetap dapat menyampaikan nilai pengetahuan
terhadap seseorang yang melihatnya.
Gambar 12. Kemasan Pepsodent Motif Batik
Gambar 13. Kemasan Pepsodent Motif Tenun Ikat
Gambar 14. Kemasan Pepsodent Motif Songket Pucuak Rabuang
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diambil kesimpulan bahwa motif kain tradisional
khas Indonesia yang diterapkan pada kemasan Pepsodent spesial HUT NKRI ke-72 adalah
batik motif parang klitik, tenun ikat sintang dan songket pucuak rabuang. Pihak Unilever
memiliki alasan dipilihnya tiga motif kain tersebut diantara sekian banyaknya motif kain yang
dimiliki oleh Indonesia. Motif parang dianggap menunjukkan semangat yang tak pernah
padam, sedangkan tenun ikat Kalimantan melambangkan kegigihan dan perjuangan yang
tak pernah padam. serta songket pucuak rabuang dari Sumatera melambangkan harapan
dan kebaikan yang mengiringi kehidupan dan motif ini merupakan simbol kehidupan yang
dinamis dan berkembang namun tetap santun dan tidak sombong. Ketiga motif kain
tradisional tersebut merupakan bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang bahkan sudah
mendunia.
B. Saran
Ide unik dan kreatif dari Unilever ini diharapkan bisa terus dikembangkan bukan hanya
pada produk Pepsodent saja, tetapi pada semua produk keluaran Unilever. Selain itu,
diharapkan pula para industri yang bergerak di bidang barang rumah tangga dapat
mencontoh apa yang dilakukan oleh Unilever, yaitu memilih kemasan produk dengan hal-hal
yang berhubungan dengan kebudayaan Indonesia. Karena hal ini dapat membantu untuk
melestarikan kebudayaan Indonesia serta agar kebudayaan Indonesia dapat lebih dikenal
baik oleh para konsumen domestik maupun konsumen mancanegara.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya,
Ivan.
2017.
“Mengenal
Motif
Batik
Parang”.
Yogyakarta:
http://krjogja.com/web/news/read/1262/Mengenal_Motif_Batik_Parang (Diakses pada 5 November
2017, pukul 16.25 WIB)
Dyrenforth, Noel. 2003. Batik : Modern Concepts and Techniques. London: Batsford.
Jusuf, Sulaiman, dkk. 1984. Aneka Ragam Hias Tenun Ikat Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Kebudayaan, Museum Nasional.
Lakoro, Rahmatsyam. Tanpa tahun. Studi Komunikasi Visual pada Kemasan Makanan Ringan. Surabaya:
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Mufti, Dessi, dkk. 2013. Kajian Postur Kerja pada Pengrajin Tenun Songket Pandai Sikek. Padang:
Universitas Bung Hatta.
Pranoto, Yohana Zerlinda, dkk. Tanpa Tahun. Analisis Motif Batik Parang dan Mega Mendung dalam
Kemasan Biore Pore Pack Heritage Batik Motif. Surabaya: Universitas Kristen Petra.
Tanpa nama. Tanpa tahun. “Pepsodent”. Tanpa tempat: https://id.wikipedia.org/wiki/Pepsodent (Diakses
pada 5 November 2017, pukul 14.20 WIB)
Unilever. 2017. “Pepsodent Rayakan Momen Kemerdekaan Indonesia dengan #SenyumSatuIndonesia”.
Tanpa
tempat:
https://www.unilever.co.id/news/press-releases/2017/pepsodentsenyumsatuindonesia.html (Diakses pada 5 November 2017, pukul 14.58 WIB)