INTEGRASI NILAI NILAI AL QURAN DALAM PEM

INTEGRASI NILAI-NILAI AL-QUR’AN DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MATERI PELUANG

Alfi ‘Inayatul Firdaus
Jurusan Tadris Matematika, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
Jl. Mayor Sujadi Timur No. 46 Tulungagung
e-mail: firdausalfi331@gmail.com

ABSTRAK
Al-Quran merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk dipelajari dan
diamalkan seluruh isinyaleh umat Muslim di bumi ini. Allah menugaskan manusia hidup yaitu sebagai
wakilnya di bumi (khalifatullah) dan sebagai hambanya (abdullah) di bumi. Allah sudah menurunkan
Alquran dengan tujuan dapat dipahami isinya dan diamalkan oleh manusia. Perlu diketahui bahwa dalam
Alquran banyak mengandung ilmu-ilmu pengetahuan. Salah satu mata pelajaran yang banyak dibahas dalam
Alquran adalah Matematika. Mulai dari konsep sederhana bahkan sampai yang rumit, Allah telah mengemas
dengan baik dalam Alquran. Implementasi integrasi nilai-nilai Alquran dan matematika merupakan salah
satu cara menanamkan nilai-nilai positif kepada peserta didik. Integrasi nilai-nilai Alquran dapat
menyeimbangkan kecerdasan spiritual dan intelektual siswa, contohnya dalam pembelajaran matematika,
khusunya pada materi peluang. Didalam materi peluang terdapat berbagai nilai yang baik, salah satunya
tentang takdir Allah, berdoa, berihtiar, dan tawakkal atas ketentuan Allah. Oleh sebab itu, tujuan dari
penulisan ini adalah menunjukkan bagiamana integrasi nilai-nilai Alquran dalam pembelajaran matematika

materi peluang.
Kata Kunci: Integrasi, Nilai-Nilai Alquran, Pembelajaran Matematika, Peluang
ABSTRACK

Alquran is the word of Allah as revealed to the Prophet Muhammad to be learned and practiced the entire
contents for Muslims on this earth. God commissioned lifelike that as his representative on earth
(khalifatullah) and a slave (abdullah) on earth. God has lowered the Alquran with the aim of its contents can
be understood and practiced by humans. Keep in mind that the Alquran contains many sciences. One of the
subjects discussed in the Alquran is Mathematics. Ranging from simple concepts to complex even, Allah was
packed well in the Alquran. Implementation of the integration of the values of the Alquran and mathematics
is one way to instill positive values to learners. Integration of the values of the Alquran can balance the
intellectual and spiritual intelligence of students, for example, in mathematics, especially in the matter of
opportunity. There are many different opportunities within the material good value, one of the acts of God,
pray, ihtiar, and resignation over the provision of God. Therefore, the purpose of this paper is to show how
North integration of the values of the Alquran in mathematics learning material opportunities.
Keywords: Integration, Values of the Al-Quran, Mathematics Learning, Probability

1. PENDAHULUAN
Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan pada semua jenjang pendidikan.
Mulai jenjang TK, SD, SMP, SMA matematika merupakan mata pelajaran yang pasti ada.

Istilah matematika berasal dari kata Yunani ―mathein‖ atau ―mathenein‖ yang artinya

Copyright © Alfi ‗Inayatul Firdaus 2018

Alfi ‘Inayatul Firdaus: Integrasi Nilai-Nilai Alquran…

―mempelajari‖. Patut diduga bahwa kedua kata itu erat hubungannya dengan kata Sansekerta
―medha ‖ atau ―widya ‖ yang artinya ―kepandaian‖, ―ketahuan‖ atau ―intelegensia‖.1
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah lepas dari matematika. Salah satu
manfaat dalam mempelajari matematika pada penerapan kehidupan sehari-hari adalah dapat
menyelesaikan masalah dengan menggunakan pendekatan konsep secara matematis. Semua
bidang dalam kehidupan hampir tidak ada yang tidak menggunakan matematika. Dalam bidang
keagamaan, contohnya dalam setiap melakukan ibadah sholat, manusia mengenal jumlah waktu
sholat dalam satu hari satu malam dan jumlah rakaat sholat. Contoh lainnya adalah saat
membaca Alquran yang didalamnya terdapat ayat, nomor juz, dan nomor surat. Hal ini
menunjukkan bahwa Alquran telah mengenalkan konsep-konsep bilangan didalamnya.
Matematika mengembangkan kemampuan berpikir dan bernalar. Kemampuan berpikir
yang dikembangkan misalnya adalah berupa berpikir secara sistematis, logis, analitis, kritis, dan
kreatif. Sedangkan kemampuan bernalar yang dikembangkan adalah diantaranya bernalar
dengan benar secara deduktif, tanpa melupakan bernalar secara induktif.2 Dalam pembelajaran

matematika sekarang ini banyak siswa yang menganggap matematika adalah suatu pelajaran
yang menakutkan. Dalam pemikiran siswa, belajar matematika adalah hanya tentang bagimana
menguasai materi yang diajarkan oleh guru. Padahal, dalam pembelajaran bisa dijadikan suatu
cara menanamkan karakter nilai-nilai islami sebagai upaya untuk meningkatkan keimanan dan
ketakwaan peserta didik, dengan mengintegrasikan kompetensi dasar yang ada.
Alquran diturunkan Alah kepada Nabi Muhammad SAW untuk dijadikan pedoman
hidup dan diamalkan oleh umat muslim. Sekitar 600 tahun sebelumnya, Alquran telah
menyatakan bahwa segala sesuatu diciptakan secara matematis.3 Hal ini sesuai dengan fiman
Allah surat Al-Qomar ayat 49 yang berbunyi:

‫اِنَا ُك َل َش ْي ٍء َخ ْل َقانُ َها بَِق َدر‬
Artinya

: “Sungguh Kami menjadikan tiap-tiap sesuatu dengan kadar (takdir yang
ditentukan)”4

Berdasarkan ayat di atas, ternyata begitu rapi Allah mengatur segalanya di dalam
Alquran. Oleh sebab itu, perlu lah manusia mempelajarinya agar dapat memahami matematika
dengan baik. Melalui prmbelajaran matematika, nilai-nilai Alquran dapat diintegrasikan


1

Hardi Suyitno, Pengenalan Filsafat Matematika, (Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, 2014).
2
Abdussakir and Rosimanidar, ―Model Integrasi Matematika Dan Al-Quran Serta Praktik
Pembelajarannya,‖ in Makalah Seminar Nasional Integrasi Matematika Di Dalam A-Qur’an Dengan tema
"Built a Competitive and Intellectual Young Mathematician Trough Mathematics Competition and
Integrating Islamic Values in Mathematics Learning (Bukittinggi, 2017), 2.
3
Abdussakir, ―Umat Islam Perlu Menguasai Matematika‖ (Konferensi dan Seminar Nasional
Matematika Islam I, n.d.).
4
Mahmud Yunus, Tafsir Quran Karim (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1957).
2 ж Copyright Alfi ‗Inayatul Firdaus 2018

Alfi ‘Inayatul Firdaus: Integrasi Nilai-Nilai Alquran…

kedalam setiap materi yang disampaikan. Guru merupakan kunci dalam bagaimana cara
mengintegrasikan nilai-nilai agama ke dalam setiap materi pelajaran. Contohnya dalam

pembelajaran matematika, pada materi peluang. Peluang merupakan sebuah cara yang
digunakan dalam memperkirakan seberapa besar suatu kejadian akan berlangsung. Peluang
suatu kejadian yang diinginkan adalah perbandingan banyaknya kemungkinan-kemungkinan
yang muncul dengan semua hasil yang mungkin pada suatu kejadian. Contohnya seperti
pelemparan mata dadu satu kali, peluang munculnya angka benomor 2 adalah 1/6. Contoh
peluang yang tidak dinyatakan dengan angka adalah ―kemungkinan akan turun hujan‖.
Jika diintegrasikan dengan nilai-nilai dalam Alquran, Peluang atau probabilitas ini
merupakan ilustrasi dari semua kejadian yang ada di alam semesta. Semua kejadian di alam
semesta ini adalah berdasarkan atas kehendak Allah SWT, manusia hanya dapat berusaha
memperoleh peluang dari apa yang diinginkan, dengan senantiasa berdoa dan tidak lepas dari
ketentuan Allah SWT.
Berdasarkan pernyataan di atas, penulis memcoba menuliskan tentang integrasi nilainilai Islam dalam pembelajaran matematika, khusunya integrasi Alquran pada materi peluang.

2. PEMBAHASAN
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan berfungsi dalam
rangka membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat guna mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. 5
Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia diharapkan

dapat membentuk manusia yang mampu menyeimbangkan nilai akidah, akhlak, dan nilai
syari‘ah.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan pendidikan nasional tersebut ada 4 (empat) strategi
internalisasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran di kelas, yaitu:
a. Infusi, dalam mengajarkan matematika, guru menekankan aspek nilai Alquran yang
ada dalam materi
b. Analogi, dalam mengajarkan matematika, guru melakukan analogi nilai kebaikan.
c. Narasi, dalam mengajarkan matematika, guru menceritakan kisah-kisah berkaitan
dengan matematika dan matematikawa muslim untuk diambil hikmahnya.

5

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 (Surabaya:
Wacana Intelektual, 2009).

Copyright © Alfi ‗Inayatul Firdaus 2018 ж 3

Alfi ‘Inayatul Firdaus: Integrasi Nilai-Nilai Alquran…

d. Uswah Hasanah, dalam mengajarkan matematika, guru menunjukkan perilaku yang

patut dicontoh terkait dengan matematika, misalnya kejujuran, kesungguhan,
ketepatan, ketaatan, dan ketelitian.6
2.1 Karakteristik Matematika
Soejadi dan Sumardoyo (dalam Abdussakir, 2017: 4-7) menjelaskan karakteristik
matematika yang tidak dimiliki oleh ilmu pengetahuan yang lain. Karakteristik tersebut
sebagai berikut:
1. Memiliki objek kajian yang abstrak
Matematika mempunyai objek kajian yang bersifat abstrak, walaupun tidak setiap
objek abstrak adalah matematika. Sementara beberapa matematikawan menganggap
objek matematika itu ―konkret‖ dalam pikiran mereka, maka lebih tepatnya objek
matematika adalah sebagai objek mental atau pikiran.
2. Bertunpu pada kesepakatan
Simbol-simbol dan istilah dalam matematika merupakan kesepakatan atau
konvensi yang penting. Dengan simbol dan istilah yang telah disepakati dalam
matematika maka pembahasan selanjutnya akan menjadi mudah dilakukan dan
dikomunikasikan. Kesepakatan merupakan hal yang sangat penting. Yang merupakan
keepakatan mendasar adalah aksioma (postulat, pernyataan pangkal yang tidak perlu
dibuktikan lagi) dan konsep primitif (pengertian pangkal yang tidak perlu
didefinisikan).
3. Menganut pola pikir deduktif

Dalam matematika hanya diterima pola pikir yang bersifat deduktif. Pola pikir
yang deduktif merupakan pola pikir yang berdasarkan kebenaran-kebenaran yang
secara umum sudah terbukti benar. Kebenara yang diperoleh dari berbagai contoh
khusus yang kemudian digeneralisasi belum bisa dikatakan deduktif atau masih
dikatakan induktif dan belum bisa diterima kebenarannya dalam matematika.
Kebenaran induktif dapat diterima setelah dibuktikan dengan penalaran yang ketat dan
logis. Meskipun matematika bersifat deduktif, para ahli matematika juga
mempertimbangkan ilham, dugaan, daya, cipta, rasa, dan fenomena dalam
mengembangkan matematika.
4. Konsisten dalam sistemnya
Dalam matematika terdapat berbagai macam sistem yang terbentuk dari
beberapa aksioma dan memuat beberapa teorema. Pada masing-masing sistem berlaku
konsisten. Artinya, dalam setiap sistem tidak boleh terdapat kontradiksi. Suatu

Abdussakir and Rosimanidar, ―Model Integrasi Matematika Dan Al-Quran Serta Praktik
Pembelajarannya.‖, 10-11.
6

4 ж Copyright Alfi ‗Inayatul Firdaus 2018


Alfi ‘Inayatul Firdaus: Integrasi Nilai-Nilai Alquran…

teorema atau definisi harus menggunakan istilah konsep yang telah ditetapkan terlebih
dahulu. Konsistensi itu baik dalam makna maupun dalam nilai kebenarannya.
Meskipun demikian, antara sistem maupun struktur yang satu dengan yang lain tidak
mustahil terdapat pernyataan yang saling kontradiksi.
5. Memiliki simbol yang kosong dari arti
Sesungguhnya simbol matematika kosong dari arti. Simbol dalam matematika
akan bermakna jika dikaitkan dengan konteks tertentu. Hal ini lah yang membedakan
simbol matematika dengan simbol yang bukan matematika. Simbol matematika yang
kosong merupakan kekuatan matematika, yang dengannya dapat masuk kedalam
berbagai macam bidang kehidupan.
6. Memperhatikan semesta pembicaraan
Simbol-simbol

matematika

yang

kosong,


maka

penggunannya

perlu

memperhatikan lingkup pembicaraan atau semesta pembicarannya.
Pada karakteristik ke-lima dan ke-enam menunjukkan bahwa simbol-simbol
matematika dapat diberi arti atau makna tertentu. Apalagi jika semesta atau konteks
pembicaraannya termasuk kedalam ranah agama. Kajian mengenai matematika dan agama
memberikan peluang bahwa simbol-simbol matematika dapat diberi arti atau makana
tertentu.7
2.2 Prinsip Integrasi Matematika dan Islam dalam Pembelajaran Matematika
Dalam pengintegrasian nilai-nilai Islam perlu diperhatikan prinsip-prinsip yang sesuai
dengan akidah dan syariah. Menurut Ismail Al-faruqi (Sambas, 2012) tokoh Islamisasi ilmu
mengemukakan prinsip-prinsip dalam metodologi Islam pada bidang sains adalah sebagai
berikut:8
a. Prinsip keesaan Allah
Allah adalah sang Khaliq yang meciptakan segala macam disiplin yang ada di

muka bumi ini. Allah adalah sang pencipta dan dengan segala perintah-Nya segala
sesuatu peristiwa itu terjadi. Allah adalah sebab pertama dan terakhir dari setiap segala
segala sesuatu.
b. Prinsip kesatuan alam semesta
Sebagai akibat logis dari keesaan Allah, manusia wajib mempercayai kesatuan
ciptaan Allah. Allah tidak hanya menciptakan alam semesta ini, namun Allah juga
mengatur dan mengontrol alam.

Abdussakir, ―Internalisasi Nilai-Nilai Islam Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Strategi
Analogi,‖ in Makalah Keynot Speaker Pada Seminar Nasional Integrasi Matematika Dan Nilai Islami (SI
MaNIS) (Malang, 2017), 4–6.
8
Samsul Maarif, ―Integrasi Matematika Dan Islam Dalam Pembelajaran Matematika,‖ Jurnal Ilmiah
Program Studi Matematika STKIP Siliwangi 4, no. 2 (2015): 229–230.
7

Copyright © Alfi ‗Inayatul Firdaus 2018 ж 5

Alfi ‘Inayatul Firdaus: Integrasi Nilai-Nilai Alquran…

c. Prinsip kesatuan, kebenaran, dan kesatuan pengetahuan
Manusia diciptakan Allah dengan diberikan akal sebagai kemampuan bernalar,
namun semua itu terbatas dan mungkin akan dapat melakukan kesalahan atau
penyimpangan. Nalar bisa melakukan kritik terhadap dirinya maupun terhadap nalar
orang lain dan kritik itu merupakan mekanisme untuk melakukan kesalahan.
d. Prinsip kesatuan hidup
Manusia

merupakan

makhluk

Allah

yang

mengemban

amanat

bahwa

kehidupannya ditujukan untuk mengabdi kepada Allah. Pengabdian ini dapat ditunjukkan
dengan cara melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
e. Prinsip kesatuan umat manusia
Agama Islam megajarkan bahwa setiap orang adakah ciptaan Allah SWT, dan
hakekatnya manusia semua sama dihadapan Allah SWT.
2.3 Integrasi Nilai Alquran Materi Peluang
Matematika merupakan ilmu bepikir yang membantu manusia dalam memahami dan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Integrasi matematika dan agama tidak
dilakukan dengan hanya sekedar mecari dalil-dalil agama untuk matematika, apalagi untuk
mengsilamkan matematika.9 Matematika merupakan sarana bagi manusia untuk mencapai
tujuan penciptaannya di bumi. Banyak manfaat yang diperoleh dari belajar matematika.
Bahkan kalau ditelaah lebih dalam, penentuan masalah warisan, zakat, ilmu hisab
menggunakan konsep dalam dalam matematika. Oleh karena itu jelas terbukti bahwa
manusia dipelajari dalam rangka memenuhi tugas manusia hidup di bumi ini tidak lain
adalah sebagai wakil Allah selama di dunia (khalifah fil ard) dan sebagai hamba Allah
(abdullah).
Dari sisi ontologis, matematika dipandang sebagai sarana yang telah disediakan oleh
Allah SWT. Semua ilmu pengetahuan pada dasarnya bersumber dari Allah SWT yang
dituangkan dalam ayat-ayat kauniyah (alam semesta)n dan ayat-ayat qouliyah (Alquran).
Untuk memahami objek yang nyata, diperlukan pendekatan rasionalis, empiris, dan logis
(bayani dan burhani). Sedangkan untuk memahami objek yang ghaib diperlukan pendekatan
intuitif, imajinatif, dan metafisis (irfani).10 Kekuatan utama dalam matematika justru terletak
pada imajinasi atau intuisi yang diterima dan dibuktikan kebenarannya secara deduktif.
Pada integrasi nilai Islam dalam pembelajaran matematika yang dibahas adalah terkait
dengan materi peluang. Pokok bahasan peluang dapat diintegrasikan dengan ayat-ayat
Alquran, hal ini pernah dinyatakan dalam Depdiknas pada tahun 1999,seperti firman Allah

Abdussakir and Rosimanidar, ―Model Integrasi Matematika Dan Al-Quran Serta Praktik
Pembelajarannya.‖.2
10
Abdussakir, Ketika Kyai Mengajar Matematika (Malang: UIN Maliki Press, 2007).
9

6 ж Copyright Alfi ‗Inayatul Firdaus 2018

Alfi ‘Inayatul Firdaus: Integrasi Nilai-Nilai Alquran…

SWT dalam surat Yasin ayat 82 yang artinya ―Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia
menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka ter jadilah ia‖. Hal ini
menunjukkan betapa mudahnya Allah menciptakan segala sesuatu. Apabila Allah
berkehendak menciptakan sesuatu makhluk, hanya dengan Allah SWT berfirman: ―Jadilah‖,
maka dengan mudahnya terwujudlah makhluk itu.
Selain itu dituangkan dalam Surat Ali-Imran ayat 185 dan 189. Pada ayat ke 185
disebutkan firman Allah yang artinya ―Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan
sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan
dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan
dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan‖, dan pada ayat ke 189
disebutkan pula firman Allah yang artinya ―Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi,
dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu‖. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang
berpeluang masuk surga dan neraka, karena pada dasarnya hanya orang yang beruntunglah
yang dapat masuk surga. Keadaan ini tentu terjadi pada seseorang yang mematuhi perintah
Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Pada ayat ke 189 juga menunjukkan bahwa Allah
memiliki peluang penuh atau pasti bahwa Allah adalah pemilik kerajaan langit dan bumi,
karena Allah adalah Yang Maha Perkasa atas segala sesuatu.
Dalam surat An-Nisaa‘ ayat 78 disebutkan juga firman Allah yang berarti ―Di mana
saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng
yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini
adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini
(datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)." Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah."
Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami
pembicaraan sedikitpun?‖. Surat ini menunjukkan bahwa setiap manusia dalam keadaan atau
posisi dimanapun pasti mempunyai peluang untuk diambil ruhnya atau menemui kematian
atas izin Allah.
Alquran surat Al-Anbiyaa‘ ayat 34 dan 35 juga menyebutkan bahwa. ―Kami tidak
menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); maka
jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?‖, dilanjutkan ayat ke 35 yang artinya ―Tiaptiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu
dikembalikan‖. Surat ini hampir sama maknanya dengan surat An-Nisa‘ sebelumnya, bahwa
manusia tidak akan mengalami kehidupan yang kekal. Pada waktunya, manusia pasti akan
mengalami mati.
Sementara itu, surat Qaaf ayat 15 juga menyebutkan ―Maka apakah Kami letih dengan
penciptaan yang pertama? Sebenarnya mereka dalam keadaan ragu-ragu tentang penciptaan
yang baru.‖ Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allan tidak pernah letik dalam menciptakan

Copyright © Alfi ‗Inayatul Firdaus 2018 ж 7

Alfi ‘Inayatul Firdaus: Integrasi Nilai-Nilai Alquran…

yang pertama, jadi Allah juga tidak letih jika harus mengambil kembali manusia dan
membangkitkan kembali manusia di hari kebangkitan nanti.
Besaran nilai peluang adalah antara 0 sampai dengan 1. Suatu kejadian yang
mempunyai nilai peluang 1 merupakan kejadian yang pasti atau telah terjadi. Misalnya,
kejadian siang dan malam. Sedangkan suatu kejadian yang mempunyai nilai peluang 0
adalah kejadian yang mustahil atau tidak mungkin terjadi. Misalnya, kejadian kucing
melahirkan seekor ayam. Semakin besar nilai peluang, maka suatu kejadian akan semakin
mungkin terjadi. Kuasa Allah dapat dikatakan memiliki nilai peluang 1, karena Allah dapat
dengan mudah membuat atau menciptakan alam semesta beserta isinya atau dengan kata lain
takdir Allah itu pasti. Sedangkan segala sesuatu yang terjadi kepada manusia, manusia hanya
bisa berusaha memperoleh peluang dari apa yang diinginkan dengan cara berdoa dan ihtiar di
jalan Allah SWT.
Berdasarkan nilai-nilai Alquran di atas, dalam diintegrasikan niali-nilai yang
terkandung didalamnya terhadap peserta didik dalam pembelajaran peluang yang dapat
meningkatkan keimanan dan ketakwaan, yakni tentang takdir, ikhtiar, doa dan tawakal. Sejak
manusia berada dalam kandungan, ketika Allah meniupkan ruh Allah SWT telah
memberikan setiap makhluk-Nya takdir hidup. Takdir tersebut dapat diubah oleh manuisa
jika mau berdoa, berusaha dan berikhtiar kepada Allah SWT. Namun, setelah berdoa dan
berihtiar hendaknya ia menyerahkan seluruh hasilnya kepada Alloh SWT sebagai bentuk
tawakalnya.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kejadian yang terjadi di luar kendali manusia.
jika berbicara tentang peluang, maka di hadapkan dalam suatu kondisi yang belum pasti,
tetapi bisa memberikan prediksi seberapa besar keyakinan suatu peristiwa bisa terjadi. Oleh
karena itu, sebagai penghayatan terhadap takdir, ikhtiar, doa dan tawakal, maka kewajiban
manusia hanya bisa melakukan sesuatu sebaik mungkin dan hanya mampu memprediksi
kemungkinan yang akan terjadi. Adapun ukuran baik buruknya adalah norma yang
tercantum pada Alquran dan Hadist, senantiasa tekun, bersungguh-sungguh, berdoa,
bertawakal. Bersyukur dan tidak sombong jika berhasil serta tidak berputus asa jika belum
berhasil.11

SIMPULAN
Pada dasarnya manusia hidup di bumi ini tidak lain da tidak bukan adalah memenuhi tujuan
penciptanaanya, yaitu sebagai khalifatullah dan abdullah. Manusia duberi akal pikiran untuk
merenungkan dan menghayati ciptakan Allah, mengamalkan segala kandungan ilmu yang Allah

11

―No

Title,‖

n.d.,

http://www.radar-semarang.com/2017/11/25/integrasi-imtaq-dengan-materi

peluang/.
8 ж Copyright Alfi ‗Inayatul Firdaus 2018

Alfi ‘Inayatul Firdaus: Integrasi Nilai-Nilai Alquran…

tunjukkan. Melalui matematika, diharapkan manusia dapat mempelajarinya karena nilai-nilai dalam
matematika banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Jika dihubungkan dengan nilai-nilai
Alquran yang menunjukkan Allah sudah membahas banyak konsep matematika didalamnya.
Contohnya tentang materi peluang, jika diintegrasikan niali-nilai yang terkandung didalamnya
terhadap peserta didik dalam pembelajaran dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan, yakni
peserta didik dapat belajar tentang takdir, ikhtiar, doa dan tawakal. Takdir dapat diubah oleh
manuisa jika mau berdoa, berusaha dan berikhtiar kepada Allah SWT. Namun, setelah berdoa dan
berihtiar hendaknya ia menyerahkan seluruh hasilnya kepada Alloh SWT sebagai bentuk
tawakalnya.

DAFTAR RUJUKAN
Abdussakir. ―Internalisasi Nilai-Nilai Islam Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Strategi
Analogi.‖ In Makalah Keynot Speaker Pada Seminar Nasional Integrasi Matematika Dan
Nilai Islami (SI MaNIS), 4–6. Malang, 2017.
———. Ketika Kyai Mengajar Matematika . Malang: UIN Maliki Press, 2007.
Abdussakir, and Rosimanidar. ―Model Integrasi Matematika Dan Al-Quran Serta Praktik
Pembelajarannya.‖ In Makalah Seminar Nasional Integrasi Matematika Di Dalam A-Qur’an
Dengan tema "Built a Competitive and Intellectual Young Mathematician Trough
Mathematics Competition and Integrating Islamic Values in Mathematics Learning , 2.
Bukittinggi, 2017.
Abdussakir. ―Umat Islam Perlu Menguasai Matematika.‖ Konferensi dan Seminar Nasional
Matematika Islam I, n.d.
Maarif, Samsul. ―Integrasi Matematika Dan Islam Dalam Pembelajaran Matematika.‖ Jurnal
Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi 4, no. 2 (2015): 229–30.
―No

Title,‖ n.d.
peluang/.

http://www.radar-semarang.com/2017/11/25/integrasi-imtaq-dengan-materi

Suyitno, Hardi. Pengenalan Filsafat Matematika . Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, 2014.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 .
Surabaya: Wacana Intelektual, 2009.

Yunus, Mahmud. Tafsir Quran Karim. Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1957.

Copyright © Alfi ‗Inayatul Firdaus 2018 ж 9