PERTUMBUHAN JAGUNG MANIS DALAM BERBAGAI

LAPORAN PRAKTIKUM AGRONOMI DASAR

PERTUMBUHAN JAGUNG MANIS DALAM
BERBAGAI DOSIS PUPUK POSFOR
DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS PRAKTIKUM AGRONOMI DASAR

DISUSUN OLEH :

Alfia Wulansari

A.1410684

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2016

BAB 1. PENDAHULUAN
1. 1.


Latar Belakang
Tanaman jagung sudah sejak lama diketahui orang, bukan hanya di Indonesia tapi

juga di negara-negara lainnya, belum dapat dipastikan kapan dan di mana pertama kali
ditemukannya. Menurut beberapa sumber, ada yang menyebutkan bahwa dalam tahun
1779, orang Indian Amerika menemukan tanaman yang kemudian dikenal dengan
varietas jagung manis atau jagung gula (zea mays saccharata). Jenis ini memiliki ciri-ciri
di antaranya biji yang mengkilat dan kalau masih muda kelihatan jernih bercahaya, tetapi
kalau sudah tua atau masak mengerut dan keriput.
Fungsi pupuk adalah sebagai salah satu sumber zat hara buatan yang diperlukan untuk
mengatasi kekurangan nutrisi terutama unsur-unsur nitrogen , fosfor, dan kalium. Fosfor
(P) merupakan unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar (hara makro). Jumlah
fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan Nitrogen dan Kalium. Tetapi fosfor
dianggap sebagai kunci kehidupan (Key of life). Unsur ini merupakan komponen tiap sel
hidup dan cenderung terkonsentrasi dalam biji dan titik tumbuh tanaman. Unsur P dalam
phospat adalah (Fosfor) sangat berguna bagi tumbuhan karena berfungsi untuk
merangsang pertumbuhan akar terutama pada awal-awal pertumbuhan, mempercepat
pembungaan, pemasakan biji dan buah.


1. 2.

Tujuan

Untuk menguji pertumbuhan jagung manis dalam berbagai dosis pupuk posfor.

1.3 Waktu dan Tempat
Tempat : Lahan Praktikum Program Studi Agroteknologi Universitas Djuanda
Waktu : 06 Oktober 2015 - 12 Januari 2016

BAB 2. ISI
2.1 Tinjauan Pustaka
Tanaman jagung sudah sejak lama diketahui orang, bukan hanya di Indonesia tapi
juga di negara-negara lainnya, belum dapat dipastikan kapan dan di mana pertama kali
ditemukannya. Menurut beberapa sumber, ada yang menyebutkan bahwa dalam tahun
1779, orang Indian Amerika menemukan tanaman yang kemudian dikenal dengan
varietas jagung manis atau jagung gula (Zea mays saccharata). Jenis ini memiliki ciri-ciri
di antaranya biji yang mengkilat dan kalau masih muda kelihatan jernih bercahaya, tetapi
kalau sudah tua atau masak mengerut dan keriput.
Kingdom : Plantae ( tumbuh-tumbuhan )

Division : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )
Sub Divisio : Angiospermae ( berbiji tertutup )
Classis : Monocotyledone ( berkeping satu )
Ordo : Graminae ( rumput-rumputan )
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Species : Zea mays saccharata Sturt
Jagung manis ( Zea mays saccharata ) atau Sweet corn pada mulanya
berkembang dari jagung gigi kuda atau dent corn ( Zea mays indentata) dan jagung
mutiara atau flint corn ( Zea mays indurata) yang kemudian melalui pemuliaan tanaman
diperoleh jenis yang manis. Jagung muda apabila telah direbus mempunyai rasa enak dan
manis. Rasa manis ini disebabkan kandungan zat gulanya tinggi oleh karena terdapatnya
gen resesif yang dapat mencegah perubahan dari

gula menjadi pati. Jagung manis

mempunyai ciri-ciri, biji yang masih muda bercahaya dan berwarna jernih seperti kaca
sedangkan biji yang telah masak dan kering akan menjadi keriput/berkerut. Jagung jenis
ini dapat mengalami oleh karena terjadinya penyerbukan silang atau cross pollination.
Untuk membedakan jagung manis dan jagung biasa, pada umumnya jagung manis

berambut putih sedangkan jagung biasa berambut merah. Umur jagung manis antara 60
sampai 70 hari, namun pada dataran tinggi yaitu 400 meter diatas permukaan laut atau
lebih, biasanya mencapai 80 hari.

Jenis perakaran dari jagung adalah akar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar, yaitu
akar lateral, akar adventif, dan akar udara. Akar lateral tumbuh dari radikula dan embrio.
Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu
sekitar 4 cm di bawah permukaan. Sementara akar udara adalah akar yang keluar dari
dua atau lebih buku terbawah permukaan tanah. Perkembangan akar jagung tergantung
dari varietas, kesuburan tanah, dan keadaan air tanah. Batang tanaman jagung tidak
bercabang, berbentuk silinder. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang
menjadi tongkol. Tinggi tanaman jagung tergantung varietas, umumnya berkisar 100 cm
sampai 300 cm. Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah
daun terdiri dari 8 helai sampai 48 helai tergantung varietasnya. Antara kelopak dan
helaian terdapat lidah daun yang disebut ligula, fungsi ligula adalah mencegah air masuk
ke dalam kelopak daun dan batang.
Fungsi pupuk adalah sebagai salah satu sumber zat hara buatan yang diperlukan untuk
mengatasi kekurangan nutrisi terutama unsur-unsur nitrogen , fosfor, dan kalium. Fosfor
(P) merupakan unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar (hara makro).
Fosfor (P) merupakan unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar (hara makro).

Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan Nitrogen dan Kalium. Tetapi
fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (Key of life). Unsur ini merupakan komponen
tiap sel hidup dan cenderung terkonsentrasi dalam biji dan titik tumbuh tanaman. Unsur
P dalam phospat adalah (Fosfor) sangat berguna bagi tumbuhan karena berfungsi untuk
merangsang pertumbuhan akar terutama pada awal-awal pertumbuhan, mempercepat
pembungaan, pemasakan biji dan buah.
Fungsi dari unsur Fosfor pada tanaman yaitu:
(1) untuk pembentukan bunga dan buah,
(2) bahan pembentuk inti sel dan dinding sel,
(3) mendorong Pertumbuhan akar muda dan pemasakan biji pembentukan klorofil,
(4) penting untuk enzim-enzim pernapasan, pembentukan klorofil,
(5) penting dalam cadangan dan transfer energi (ADP+ATP)
(6) komponen asam nukleat (DNA dan RNA),
(7) berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman.
Apabila tanaman mengalami kekurangan unsur P, maka akan mengalami gejala sebagai
berikut:

– Reduksi pertumbuhan, kerdil
– Daun berubah tua agak kemerahan,
– Pada cabang, batang, dan tepi daun berwarna merah ungun yang lambat laun berubah

menjadi kuning
– Pada buah tampak kecil dan cepat matang
– Menunda pemasakan
– Penbentukan biji gagal
– Perkembangan akar tidak bagus.

BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
-

Cangkul, meteran, arit

Bahan :
-

Benih Jagung

-


Pupuk Posfor (P0 0 kg/ha, P1 100 kg/ha, P2 200 kg/ha, P3 300 kg/ha)

-

Pupuk kompos, pupuk Urea 200 kg/ha, pupuk Kcl 100 kg/ha

3.2 Cara Kerja
Penelitian ini digunakan rancangan acak lengkap (RAL). Pemberian pupuk fosfor terdiri
dari 4 level yaitu (P0) 0 kg/ha, (P1) 100 kg/ha, (P2) 200 kg/ha dan (P3) 300 kg/ha. Setiap
perlakuan diulang 2-4 perlakuan sehingga total terdapat 19 petak percobaan . Setiap
petakan mendapat pupuk Urea 200 kg/ha, pupuk Kcl 100 kg/ha dan pupuk kompos dengan
dosis yang sama.

Penanaman dilakukan dengan cara tugal sedalam 3 - 4 cm dengan jarak tanam 25 cm x 75
cm. Sebelum ditanam benih jagung manis dan setiap lubang diisi 2 benih jagung manis.
Untuk mengetahui respons populasi tanaman terhadap pemberian pupuk fosfor, dilakukan
pengukuran setiap minggu terhadap tinggi tanaman (cm), jumlah daun, dan diameter
batang sampai muncul bunga jantan.
Kemudian, panjang, lebar dan masa tongkol jagung yang berkelobot serta panjang, lebar
dan masa tongkol jagung tidak berkelobot serta hitung luas daun jagung bagian bawah

tengah dan atas (pasca panen)

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1 Tinggi Tanaman Jagung

Perlakuan
P0
P1
P2
P3

4 MST
56,04
46,7
53,24
51,7

Tinggi Tanaman (cm)
5 MST

6 MST
7 MST
90,07
137,43
197,28
82,8
144,35
166,7
85,8
132,6
172,05
86,43
122,04
170,22

8 MST
208,57
211,9
207,08
212,06


Tinggi tanaman, pada praktikum ini menunjukan bahwa pemberian pupuk fosfor
berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi jagung. Hasil Tabel 1 menunjukan bahwa
pemberian pupuk fosfor 300 kg/kg (P3) menghasilkan tanaman lebih tinggi dibandingkan
dengan pemberian pupuk fosfor 0 kg/ha (P0), pupuk fosfor 100 kg/ha (P1) serta pupuk
fosfor 200 kg/ha.
Tabel 2 Jumlah Daun Jagung

Perlakuan
P0

4 MST
6,2

Jumlah daun (helai)
5 MST
6 MST
7 MST
7,2
8,5

9,3

8 MST
10,48

P1
P2
P3

5,1
5,2
5,6

6,6
6,9
7,1

6,6
8,1
7,1

7,5
8,4
8,38

9,4
10,01
10,06

Jumlah daun tanaman, pada praktikum ini menunjukan bahwa pemberian pupuk fosfor
berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah daun jagung. Kecuali pada P1 dan P2, 5 MST
dan 6MST pemberian pupuk tidak memberikan perbedaan. Hasil Tabel menunjukan P0
mengalami pertumbuhan jumlah yang lebih tinggi dibanding P1,P2 dan P3.

Perlakuan
P0
P1
P2
P3

Lingkar Batang (cm)
6
7
8
MST MST MST
7,44
8,16
8,3
6,8
7,57
7,8
6,2
7.004 7,6
7,6
8,14
9,8

Tabel 3 Lingkar Batang Jagung

Lingkar batang tanaman, pada praktikum ini menunjukan bahwa pemberian pupuk fosfor
berpengaruh terhadap pertumbuhan lingkar batang tanaman. Hasil Tabel 3 menunjukan
P0 mengalami petumbuhan lingkar batang yang lebih besar dibanding P1 dan P3 tetapi
tidak lebih tinggi dari P3.
Tabel 4 Bobot Tongkol Jagung
Perlakua
n
P0
P1
P2
P3

Bobot tongkol (g)
Berkelobot
Tanpa Kelobot
314,04
216,31
355
265,5
348,5
232,8
359
226,6

Bobot tongkol jagung, pada hasil tabel 4, Bobot tongkol berkelobot yang diberi perlakuan
P3 yang lebih berpengaruh dibanding P0,P1 serta P2. Tetapi pada bobot tongkol yang
tanpa kelobot perlakuan yang mendapat pengaruh adalah pada perlakuan P1 di banding
P2,P3 serta P0.
Tabel 5 Panjang Tongkol dan Lingkar Tongkol Jagung

Perlakuan
P0
P1
P2
P3

Panjang Tongkol (cm)
Berkelobot
Tanpa Kelobot
27,8
18,79
32,45
20,05
28,37
18,7
30,9
20,44

Lingkar Tongkol (cm)
Berkelobot
Tanpa Kelobot
18,9
15,7
21,09
15,9
18,16
15,59
19,21
15,53

Pada Tabel 5, menunjukan bahwa panjang tongkol berkelobot berpengaruh terutama pada
perlakuan P1 dibanding P3, P2 serta P0. Sedangkan pada panjang tongkol jagung tanpa
kelobot pemberian pupuk fosfor berpengaruh pada perlakuan P3 dibandingkan dengan
perlakuan P1, P0 serta P2. Sementara lingkar tongkol berkelobot, sama seperti panjang
tongkol berkelobot, P1 lebih mendapat pengaruh dibanding P3, P2 serta P0. Sedangkan
pemberian pupuk fosfor tidak terlalu memberi pengaruh terhadap lingkar tongkol jagung
tanpa kelobot.
Tabel 6 Jumlah Biji Jagung
Perlakuan
P0
P1
P2
P3

Jumlah Biji
407,24
539,15
516,27
525,42

Pada tabel 6, pada perlakuan P1 mendapatkan jumlah biji jagung yang lebih banyak
dibanding dengan P3, P2 maupun P0
Tabel 7 Luas Daun Jagung

Perlakuan
P0
P1
P2
P3

Bawah
495,59
456,31
437,7
462,05

Luas daun (cm2)
Tengah
541,9
521,9
564,32
643,4

Atas
380,7
214,6
284,03
410,6

Pada tabel 7, pada luas daun bagian bawah tanaman jagung perlakuan P0 mendapatkan
daun yang lebih luas dibanding P3, P1 serta P2. Kemudian pada luas daun bagian tengah
tanaman jagung perlakuan P3 mendapatkan daun yang lebih dibanding P2, P0 serta P1.
Dan luas daun bagian bawah pada tanaman jagung perlakuan P3 mendapatkan daun yang
lebih luas dibanding P0, P2 serta P1.

4.2 Pembahasan
Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh zat hara yang ada didalam tanah.
Kurangnya zat hara, tentu akan membuat tanah menjadi kurang subur yang bisa
berdampak pada penurunan hasil panen. Penggunaan pupuk fosfor sebagai salah satu
unsur hara makro dalam berbagai dosis tidak terlalu memberi pengaruh yang banyak pada
masa vegetatif tanaman jagung. Hal ini dikarenakan fosfor berperan aktif pada masa
generatif atau reproduktif bukan vegetatif. Sementara itu dilihat dari hasil praktikum, pada
masa generatif terlihat P1 yaitu pemberian dosis fosfor 100 kg/ha memberikan hasil
dominan yang paling unggul dibanding perlakuan lainnya. Sementara menurut Lutfi
(2012) pemberian pupuk fosfor yang baik untuk budidaya tanaman jagung adalah dengan
dosis 150 kg/ha. Sehingga apabila dibandingkan antara hasil praktikum dengan literatur,
tidak terlihat jauh perbedaan dengan dosis pupuk fosfor yang dipakai. Adapun terdapat
sedikit perbedaan yaitu 50 kg/ha bisa dikarenakan berbagai faktor seperti masih
terdapatnya kandungan fosofor dalam tanah praktikum yang tersisa dari pemakaian fosfsor
yang digunakan pada praktikum sebelum nya.

BAB V PENUTUP
Kesimpulan
Pada praktikum ini dapat diketahui bahwa jagung adalah tanaman budidaya yang
membutuhkan unsur hara makro untuk membantu perkembangan vegetatif serta
generatifnya. Dosis pemberian pupuk fosfor sebagai salah satu unsur hara makro yang
diperlukan tanaman jagung yang sesuai pada praktikum ini adalah 100 kg/ ha atau pada
perlakuan P1. Pemberian P1 menghasilkan jumlah biji, panjang serta lebar tongkol (hasil
produksi) yang lebih unggul diantara perlakuan-perlakuan yang lainnya. Tetapi tidak
terlalu memberi pengaruh yang berarti pada masa vegetatif jagung (tinggi jagung, jumlah
daun, diameter batang dan luas daun).

Daftar Pustaka
Made, U.,2007. RESPONS BERBAGAI POPULASI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea
mays saccharata Sturt.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK UREA. Skripsi. Universitas
Tadulako . Palu
Yumalika, M. 2015. Uji Efektifitas Beberapa Pupuk Hayati Majemuk Cair terhadap
Pertumbuhan Jagung Manis (Zea mays L.saccharata). Skripsi. Universitas Djuanda. Bogor
Lutfi, I. 2012. Kasus Pemeliharaan Jagung Manis. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Yogyakarta.
http://balittra.litbang.pertanian.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=1573&Itemid=5

(diakses pada 07 januari 2016, 17:47)