PENGARUH KOMPETENSI DAN KUALIFIKASI GURU

PENGARUH KOMPETENSI DAN KUALIFIKASI GURU
TERHADAP SIKAP KEWIRAUSAHAAN PESERTA
DIDIK BERDASARKAN PENGUASAAN MATERI
KEWIRAUSAHAAN DI SMK SEKABUPATEN SRAGEN
Bakti Widyaningrum, Soetarno Joyoatmojo, Susilaningsih
Magister Pendidikan Ekonomi Program Pascasarjana UNS
baktiwidyaningrum@yahoo.co.id
ABSTRACT
Background: The objectives of this research are to investigate the effect
of: (1) teachers’ competencies on the entrepreneurship attitudes of
students; (2) teachers’ qualifications on the entrepreneurship attitudes of
students; (3 teachers’ competencies on the mastery of Entrepreneurship
learning materials of students; (4) teachers’ qualifications on the mastery
of Entrepreneurship learning materials of students; (5) mastery of the
Entrepreneurship learning materials on the entrepreneurship attitudes of
students; and (6) teachers’ competencies and qualifications on the
entrepreneurship attitudes of the students of Vocational High Schools of
Sragen based on the mastery of Entrepreneurship learning materials.
Subject and methods: This research used the quantitative survey
method. Its population was all of the students of Business and
Management Vocational High School of Sragen. The samples of the

research were taken by using the simple random sampling technique by
randomly choosing the classes to be the objects of the research.
Result :The results of the research are as follows: (1) there is a significant
effect of the teachers’ competencies on the students’ entrepreneurship
attitudes (2) there is a significant effect of the teachers’ qualifications on
the students’ entrepreneurship attitudes (3) there is a significant effect of
the teachers’ competencies on the students’ mastery of Entrepreneurship
learning materials (4) there is a significant effect of the teachers’
qualifications on the students’ mastery of Entrepreneurship learning
materials (5) there is not any significant effect between the students’
mastery
of
Entrepreneurship
learning
materials
and
their
entrepreneurship attitudes and (6) there is not any significant effect of the
teachers’ competencies and qualifications on the entrepreneurship
attitudes of the students of Vocational High Schools of Sragen based on

the mastery of Entrepreneurship learning materials.
Keywords:

Teachers’ competencies, teachers’ qualifications, students’
mastery of entrepreneurship learning materials, and
students’ entrepreneurship attitudes.

2

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah sebuah proses

tingkat

pembentukan

untuk

pendidikan kewirausahaan adalah


seutuhnya.

menciptakan entrepreneur handal

menjadi

individu

manusia

Dalam

undang-undang

No

dasar.

Misi


terbesar

20

yang mampu men-ciptakan suatu

Tahun 2003 disebutkan bahwa

usaha dan menampung banyak

Pendidikan

pekerja,.

bertujuan

untuk

mengembangkan potensi peserta


Di

Indonesia,

pendidikan

didik agar menjadi manusia yang

kewirausahaan diajarkan menjadi

beriman dan bertakwa kepada

mata

Tuhan

YME,

pada siswa Sekolah Menengah


sehat,

berilmu,

mandiri,
negara

berakhlak

dan
yang

mulia,

cakap,

kreatif,

menjadi


warga

demokratis

serta

bertanggung jawab.

Kejuruan.
Sekolah

kewirausahaan

Tuntutan

tamatan

Menengah


Kejuruan

adalah mendapatkan pekerjaan
yang

Masalah yang akhir-akhir ini

pelajaran

layak

dengan

menjanjikan

atau

gaji yang

menciptakan


dijadikan trending topic di Negara

pekerjaan yang produktif melalui

Indonesia adalah pengangguran.

wirausaha. Pilihan untuk menjadi

Jumlah pengangguran pada tahun

wirausaha lebih sering dijadikan

2012 masih menyentuh angka 7

alternatif

terakhir

oleh


juta, dan fakta yang didapat dari

kebanyakan

tamatan

Sekolah

survey

menjadi

Menengah. Masalah ini dipersulit

salah satu lembaga pendidikaan

dengan kendala pada rendahnya

penyumbang


tingkat ketrampilan dan keahlian

tersebut

SMK

pengangguran

terbesar yaitu 14 %.

tamatan

Entrepreneur
peran

yang

sangat

dalam

dominan

mengen-taskan

pengangguraan
Negara.

mempunyai

Negara

di

setiap

angkatan

dibekali

kerja

harus

pengetahuan,

ketrampilan dan sikap menjadi
wirausaha.

bahkan telah mengenalkan dan

Dunia

kewira-usahaan

untuk

berwirausaha. Oleh karena itu,

maju

menanamkan

yang

banyak

SMK

pendidikan

tidak

dapat dipisahkan dari peran guru.

melalui entrepreneur education

Oleh

karena

dalam pembelajaran sekolah di

berperan

itu

dalam

guru

sangat

membentuk

3

sikap

kewirausahaan

peserta

didik.
Hasil

tracer

Muhammadiyah
dalam

2

study
3

dan

mempraktekkan

pengetahuan

yang

telah

didapatkan.

Gemolong

Berdasarkan pemikiran di atas

terakhir

maka perlu dikaji lebih dalam

tahun

mengindikasikan

SMK

mengkonstruksi

banyaknya

tentang

pengaruh

lulusan SMK Muhammadiyah 3

dan

Gemolong yang belum mampu

sikap kewirausahaan berdasarkan

menerapkan

penguasaan

ilmu

kewirausahasaan

yang

kualifikasi

kompetensi

guru
materi

terhadap
kewira-

usahaan peserta didik.

diterimanya di sekolah. Tamatan

Tujuan penelitian

SMK dalam 2 tahun terakhir ini

Tujuan penelitin ini adalah untuk

masih 37% yang belum bekerja

mengetahui pengaruh:

dan hanya 6% dari 477 siswa

1. Kompetensi

yang

memulai

karir

mereka

dengan berusaha.
lulusan

SMK

Muhammadiyah
penguasaan

terhadap

sikap kewirausahaan peserta
di SMK se-Kabupaten Sragen.

Hasil belajar kewirausahaan
siswa

guru

dalam

materi

2. Kualifikasi guru terhadap sikap
kewirausahaan peserta didik
di SMK se-Kabupaten Sragen.

pelajaran

3. Kompetensi

kewirausahaan dapat dikatakan

penguasaan

kurang baik. Kriteria Ketuntasan

kewirausahaan peserta didik

Minimal

di SMK se-Kabupaten Sragen.

(KKM)

untuk

mata

pelajaran kewirausahaan sebesar

4. Kualifikasi

guru

terhadap
materi

guru

terhadap

75, dan sebesar 4% siswa belum

penguasaan

tuntas KKM.

kewirausahaan peserta didik

Guru

mempunyai

strategis

dalam

pembentukan
kewirausahaan

peserta

peran

maka

yang

dimiliki

pembelajaran

di SMK se-Kabupaten Sragen.

upaya

5. Penguasaan materi terhadap

sikap

sikap kewirausahaan peserta

didik,

didik

karena dengan kompetensi dan
kualifikasi

materi

guru

di

SMK

se-Kabupaten

Sragen
6. Pengaruh

kompetensi

dan

yang

kualifikasi guru terhadap sikap

berlangsung dapat memberikan

kewirausahaan peserta didik

kebermaknaan bagi siswa dalam

di SMK se-Kabupaten Sragen

4

berdasarkan

penguasaan

meteri kewirausahaan.

dapat ditarik kesimpulan bahwa
kewirausahaan merupakan proses
penciptaan sesuatu yang baru

KAJIAN PUSTAKA
Menurut

pada

Tamizharasi

Panchanatham

dan

(2010:354)

sebuah

nilai

yang

di

dalamnya terdapat pendekatan
manajemen

yang

membuat

“Entrepreneurship has acquired a

seseorang dapat merespon dan

special significance in the control

memecahkan

of

yang dihadapinya.

economic

industrial

growth

development

and
in

the

sendiri

masalah

Menurut Ememe, Ezeh dan

rapidly changing socioeconomic

Ekemezie

and sociocultural climates both in

concern

the developed and developing

entrepreneurship

countries”

pupils is for them to take more

Kewirausahaan sendiri adalah

created

responsibility

“proses penciptaan sesuatu yang

and

baru pada nilai, menggunakan

achieve

waktu

creative,

dan

upaya

yang

(2013:244)

their

in

“The
teaching

education

for

to

themselves

learning,

to

try

their goals

in

life, be

discover

existing

diperlukan, menanggung resiko

opportunities

keuangan, fisik serta resiko sosial

cope in the complex societies”

yang

mengiringi,

menerima

and

to

in

general

Sedangkan UNESCO (2008)

imbalan moneter yang dihasilkan

mendifinisikan

serta kepuasan pribadi” (Hisrich,

kewirausahaan sebagai berikut:

Peters, dan Shepherd, 2008:10).

1) Entrepreneurship education is

Mamman (2009) menjelaskan

made

up

pembelajaran

of

all

kinds

of

bahwa “entrepreneurship as an

experiences that give pupils the

organizational and management

ability

approach that enables a person

access

respond to change and solves

opportunities of different kinds;

problems in whatever situation

2) Entrepreneurship education is

they

education and

may

(Ememe,

find

Ezeh

themselves”

dan

Ekemezie,

2013:242)
Dari pengertian dan pendapat
yang telah dikemukakan di atas

and

vision

and

of

how

to

transform

training, which

allow pupils to develop and use
their creativity, take initiatives,
responsibilities and risks; 3) It
should

be

called

5

entrepreneurship education (not

promise as course content for

enterprise education) so that it

students”.

does not sound as if it is focusing
on business.

Pengusaan
didik

Berdasarkan pendapat di atas

materi

sangat

dengan

erat

hasil

peserta
kaitannya

belajar

yang

dapat ditarik kesimpulan hakikat

nantinya akan diperoleh. Winkel

dari pembelajaran kewirausahaan

(2002: 102) menyatakan bahwa

merupakan proses pembelajaran

“prestasi

penanaman nilai kewirausahaan

keberhasilan yang dicapai, proses

melalui

belajar

pembiasaan

dan

belajar
yang

adalah
dialami

bukti
siswa

pemeliharaan perilaku serta sikap

menghasilkan

sehari-hari

perubahan

dalam

dilakukan oleh guru dan sekolah.

pengetahuan

atau pemahaman,

Pembelajaran

keterampilan, nilai dan sikap”.

secara

peserta

didik

yang

kewirausahaan

berkelanjutan

dapat

perubahan-

Berdasarkan

bidang

pendapat

di

menghasilkan peserta didik yang

atas, materi kewirausahan yang

mempunyai karakter dan sikap

diajarkan

yang kuat.

pengetahuan,

Menurut

Fiet

(2000:1)

harus

didapat

sarat

akan

pengetahuan
dari

teori-teori

“Educators should develop more

kewirausahaan

refined theory and teach it to

oleh guru kepada siswa. Pada

students

akhirnya,

in

pengetahuan

yang

that

learning

by

telah diproses akan menghasilkan

should

accelerate

penguasaan materi yang optimal

mastery”.

Walaupun

doing,which
demikian

Fiet

(2000:1)

dan

dapat

perubahan

“Theory is an essential part of

laku.

what we teach because we do
not know any other way to help
students anticipate the future,
which is a key to entrepreneurial
Despite

limitations

of

our

theorystill

offers

the

current

theorizing,
the

most

diwujudkan

dalam

bentuk angka atau nilai, maupun

menjelaskan lebih lanjut bahwa

success.

diajarkan

away

emphasizes
student

yang

sikap

dan

Anastasi
menjelaskan,
dalam

tingkah
(1965)

bahwa

penilaian

pendidikan

dapat

dipergunakan oleh guru sebagai
alat

bantu

evaluasi

dalam

membuat

pembelajaran,

mengembangkan sumber belajar

6

dan untuk mengembangkan isi
kurikulum.

Menurut

Groundlund
sendiri
yang

Linn

(2000)

memiliki
sangat

tiga

usahaan

sikap

menurut

kewiraStimpson,

Evaluasi

Robinson dan Hunt (1991) terdiri

dimensi

dari 4 dimensi utama yang juga

berkaitan

assessment,

dan

Indikator

test

yaitu

disebut dengan Entrepreneurial

dan

Attitude Orientation (EAO) yaitu

measurement.

need for achievement, personal

Bloom mengklasifikasi ranah

control over behavior, innovation,

hasil belajar kognitif atas enam

dan self esteem (Tamizharasi dan

tingkatan,

pengetahuan,

Panchanatham, 2010; Pihie dan

pemahaman, penerapan, analisis,

Bagheri, 2011; Gibson, Walker,

síntesis dan evaluasi. Selanjutnya

Harris, 2010).

yaitu

dalam penelitian ini, penguasaan
materi

kewirausahaan

dimaksud

adalah

Sedangkan Buchari (2011)

yang

menjelaskan terdapat enam sikap

penguasaan

yang harus dimiliki oleh seorang

materi kewirausahaan siswa SMK

wirasusaha

di

mempunyai

Kabupaten

kognitif

pada

Sragen

ranah

semester

satu

tahun pelajaran 2013/2014.
bahwa

ada

tiga

dimensi yang harus dimiliki oleh
seorang

wirausaha

attitudes,

skills

(Hosseini

dan

dan

creativity

Allport

2011).
(1935)

menjelaskan“Attitude is defined
as a mental and neural state of
exerting

readiness,

inisiatif,

diri,

memiliki

motif untuk berprestasi, memiliki
mengambil

organized

through experience, exerting a

resiko

penuh

perhitungan dan yang terakhir
orisinalitas.

yaitu

Ahmadi,

percaya

jiwa kepemimpinan, berani dalam

Wenneker dan Thurik (1999)
menjelaskan

yaitu

Akhirnya
dikatakan

seseorang

sebagai

the

dapat
real

entrepreneurship apabila memiliki
sifat-sifat yang telah disebutkan di
atas, baik itu sebagian kecil maupun
menyeluruh.
Arti

kompetensi

dalam

directive or dynamic influence

pendidikan dibagi menjadi dua,

upon the individuals regards to

pertama dilihat dari theoretical

all objectives and situation with it

point

is

difahami sebagai struktur kognitif

related”

(Tamizharasi

Panchanatham, 2010:354).

dan

yang

of

view,

memfasilitasi

kompetensi
(mengukur)

7

perilaku.

Kedua

dilihat

dari

(2009:105)

operational point of view, yang

kompetensi

mencakup

harus

pengetahuan,

menjelaskan
kepribadian

dimiliki

yang

guru

adalah

ketrampilan, sikap, metakognisi

bertindak sesuai dengan norma

dan berfikir strategis, serta sikap

agama,

dalam

kebudayaan nasional Indonesia;

mengambil

keputusan

(Westera, 2001).

menampilkann

Kompetensi
Indonesia

hukum,

guru

berjumlah

di

empat

pribadi

yang

sosial,

dan

diri

sebagai

jujur,

berakhlak

mulia, dan teladan bagi peserta

indikator yang tertuang dalam

didik

bab IV pasal sepuluh Undang-

menampilkan diri sebagai pribadi

Undang nomor 14 tahun 2005

yang mantap, stabil, dewasa, arif

tentang guru dan dosen yaitu

dan

kompetensi

pedagogik,

etos kerja, tanggung jawab yang

kompetensi

kepribadian,

tinggi, rasa bangga menjadi guru,

kompetensi

sosial,

dan

kompetensi profesional.
(1999)

mengemukakan

bahwa
pedagogic

competence as his abilities and
aptitudes

to

organize

and

animate learning situations, to
manage

the

continuation

progression
of

learning,

or
to

implicate the learners (pupils) in
the learning process, to organise
group

work,

to

manage

his

personal continuous training and
also, to inform and implicate
parents in issues relating to their
children’s education” Calvin dan
Permendiknas RI Nomor 16
2007

dalam

dan

rasa

menunjukkan

percaya
tinggi

diri;

kode

etik

profesi guru.
Menurut Eccless dan Roeser
(1999) kompetensi sosial tidak
hanya diaplikasikan guru ketika
sedang berada pada lingkungan
sosial saja. Dalam proses belajar
mengajarpun seorang guru harus
mempunyai

kompetensi

Kompetensi
guru

sosial

untuk

memberikan
proses

digunakan

menjaga
tempo

belajar.

sosial.
dan
selama

Lebih

lanjut

diungkapkan bahwa kompetensi
sosial guru juga tercermin dalam
tingkah

lakunya

sehari-hari

(Jennings dan Greenberg, 2009).

Chumba (2011:1098).
Tahun

masyarakat;

berwibawa;

menjunjung

Perrenoud
“teacher’s

dan

Nanang

Belousa
(2012:163)

dan

Uzulina

mengemukakan

8

bahwa

Teachers’

professional

disebutkan bahwa guru Sekolah

competence which is accounted

Menengah

for by the know-how and skills

memiliki

needed, the social and personal

pendidikan

dimension, professional identity,

empat (D-IV) atau sarjana (S1)

the

program

spiritual

dimension.

Kejuruan
kualifikasi

harus
akademik

minimum
studi

yang

sesuai

Sedangkan Indikator kompetensi

dengan

profesional

diajarkan/diampu, dan diperoleh

menurut

Peraturan

mata

diploma

pelajaran

Pemerintah RI Nomor 74 tahun

dari

2008 yaitu: menguasai materi

terakreditasi.
Sedangkan Zuzovsky (2003)

pelajaran

secara

luas

dan

mendalam sesuai dengan mata
pelajaran

yang

(kewirausahaan),
konsep

dan

diampu
menguasai

metode

disiplin

keilmuan mata pelajaran yang
yang

mampu

berkompetensi

membentuk

kewirausahaan
Untuk

itu,

padankan

sikap

peserta

didik.

guru

harus

dan

memadu

mengembangkan

seluruh

komponen

kompetensi yang dimilikinya yaitu
kompetensi

profesional,

kompetensi

pedagogik,

kompetensi

sosial

dan

kompetensi kepribadian dengan
baik dan seimbang.
Peraturan

yang

standar

kompetensi

mengatur

kualifikasi

guru,

bahwa

yang

kualifikasi

guru dapat dilihat dari: Teachers’
Formal

education,

Teacher

education in the Subject matter
of Teaching, Teacher education in
and licensing Status, Years of
experience.
Guru yang memiliki kualifikasi
akademik sesuai dengan mata
pelajaran yang diampu dalam hal
ini

kewirausahaan

terdapat

akan

lebih

mengetahui bahwa tujuan utama
dari

pendidikan

ditekankan

kewirausahaan

pada

pembentukan

sikap kewirausahaan.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian
seluruh

tentang kualifikasi guru, disebut
sebagi

menjelaskan

studi

Pedagogical Studies, Certification

diampu (kewirausahaan).
Guru

program

yang

ini

SMK

dilakukan
Bisnis

di
dan

Manajemen di Kabupaten Sragen.
Jenis Penilitian

dan

Penelitian ini adalah penelitian

di

survey. Menurut Sugiyono (2012)

dalam Peraturan Menteri nomor

penelitian

survey

16 tahun 2007. Di dalamnya,

metode

penelitian

merupakan
yang

9

digunakan

untuk

mendapatkan

endogenus

melalui

variabel

data dari tempat tertentu yang

intervening.

alamiah

(bukan

buatan)

“exogenous variable is a variable

sedangkan

menurut

Jogiyanto

whose variability is assumed to

(2010) survey merupakan metode

be determined by causes outside

pengumpulan

the

data

primer

Selanjutnya

causal

model”

(Pedhazur,

dengan memberikan pertanyaan-

1982: 581) yang artinya Variabel

pertanyaan kepada responden.

eksogen

Teknik

pengumpulan

data

adalah

variabilitasnya

yang digunakan adalah metode

ditentukan

kuesioner

atau

dan

tes.

kuesioner

digunakan

utuk

mengetahui

pengaruh

kompetensi

dan

sebab

eksogen

akibat.

kewirausahaan

Variabel

kausal
Variabel

memainkan

sebagai

independen

didik

model

selalu

peranan

yang

diasumsikan

oleh

kualifikasi guru terhadap sikap
peserta

variabel

variabel

(Gudono,

2011).

eksogen

dalam

berdasarkan penguasaan materi

penelitian ini adalah Kompetensi

kewirausahaan,

Guru

digunakan

sedangkan

untuk

tes

mengukur

penguasaan

materi

kewirausahaan peserta didik.

tiga

Kewirausahaan

(X1)

dan

Kualifikasi Guru Mata Pelajaran
Sedangkan “An endogenous

Teknik analisis data penelitian
menggunakan

Pelajaran

Kewirausahaan (X2).

Teknik Analisis Data
ini

Mata

metode

variable is one whose variation is
explained

by

statistik, yaitu dengan analisis

endogenous

korelasi, uji statistik t dan path

system”

analysis.

yang artinya

Analisis korelasi digunakan

exogenous

variable

(Pedhazur,

in

or
the

1982:581)

variabel endogen

adalah variabel yang salah satu

untuk memastikan bahwa antar

variasinya

variabel

variabel eksogen atau endogen

bebas

tidak

terdapat

dijelaskan

korelasi. Uji statistik t digunakan

dalam

untuk

Variabel

endogen

penelitian

ini

mengukur

masing-masing
analysis
mengetahui
eksogen

pengaruh

variabel.

Path

digunakan

untuk

pengaruh

variabel

terhadap

variabel

sistem

atau

oleh
model.
dalam

adalah

Sikap

Kewirausahaan (Y).
Variabel intervening adalah
variabel

yang

memediasi

10

hubungan kausal antara variabel

Analisis Korelasi

eksogen dan variabel endogen.
Variabel

interveningdalam

Untuk membuktikan bahwa
masing-masing

penelitian ini adalah Penguasaan

tidak

Materi Kewirausahaan (X3).

dilakukan

kompetensi

dan

kualifikasi

guru

terhadap

materi

kewirausahaan

didik

berdasarkan

penguasaan
peserta

penguasaan

variabel

mempunyai

bebas

hubungan

analisis

korelasi.

Analisis korelasi dalam penelitian
ini dapat dilihat dalam tabel 1.
Korelasi
kualifikasi

kompetensi
guru

dan

sebesar

0,172

materi kewirausahaan.

ditafsirkan

Hasil Penelitian

variabel eksogen sangat lemah

Sebelum

antar

uji

(dianggap tidak ada) dan searah

dahulu

(hasilnya positif), dengan taraf

dilakukan uji persyaratan analisis.

signifikansi 0.029 < 0.05 yang

Berdasarkan

berarti signifikan. Jadi hubungan

hipotesis

diperoleh

melakukan

hubungan

terlebih
ujji

normalitas
=

antara kompetensi dan kualifikasi

0.207 dan Kolmogorov-Smirnov

guru searah dan signifikan tapi

1.065 dimana p-value lebih besar

sangat

dari 0.05 (0.207>0.05), sehingga

ada).
Uji Statistik t (Parsial)
Untuk mengetahui besar kecilnya

dapat

koefisien

dikatakan

penelitian

p-value

bahwa

berdistribusi

data

normal.

Uji multikolonieritas menunjukkan
seluruh variabel bebas memiliki
VIF yang nilainya < 10. Angka VIF
pada variabel kompetensi guru
sebesar 1.068 < 10, kualifikasi
guru
1.127

<

10,

dan

penguasaan materi 1.156 < 10.
Uji multikolonieritas pada model
regresi
menunjukkan

penelitian
tidak

ini
adanya

gangguan multikolonieritas.
Uji Hipotesis

lemah

(dianggap

pengaruh

tidak

langsung

dan

tidak langsung digunakan path
analysis, dengan menggunakan
bantuan

dari

SPSS

versi

Perhitungan

dengan

menggunakan
(parsial)

16.

uji

statistik

antara

t

variabel

kompetensi guru, kualifikasi guru
terhadap

sikap

kewirausahaan

didik

berdasarkan

peserta
penguasaan

kewirausahaan.

materi
Hasil

dilihat jelas dalam tabel 2.

dapat

11

MPiaskifialuKnsietempKo

Tabel 1 Analisis Korelasi Kompetens Guru, Kualifikasi Guru Penguaasaan
Materi Kewirausahaan
Correlations
Kompetens
i
Kualifikasi
PM
Pearson
*
1
.172
.231**
Correlation
Sig. (2-tailed)
0.029
0.003
N

163

163

163

Pearson
.172*
1
.321**
Correlation
Sig. (2-tailed)
0.029
0
N
163
163
163
Pearson
.231**
.321**
1
Correlation
N
163
163
163
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel 2 Uji Statistik t (Parsial) Kompetensi dan Kualifikasi Guru terhadap
Sikap Kewirausahaan berdasarkan Penguasaan Materi
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
t
Sig.
B
Std.
Beta
Error
5.750
3.213
1.790
0.075
1 (Constant)
0.083
0.026
0.227
3.180
0.002
Kompetensi
0.619
0.106
0.430
5.855
0.000
Kualifikasi
-0.058
0.036
-0.122
-1.636
0.104
PM
a. Dependent Variable: Sikap

Berdasarkan
dapat

tabel

di

atas

penguasaan

materi

diintepretasikan

kewirausahaan

terhadap

sikap

kompetensi guru terhadap sikap

kewirausahaan

peserta

didik

kewirausahaan

diperoleh

diperoleh

peserta

nilai

didik

standardized

nilai

standardized

coefficients beta sebesar -0.122.

coefficients beta sebesar 0,227.

Dengan

Standardized

statistik t (parsial) diperoleh hasil

coefficients

beta

mempergunakan

0,430 untuk pengaruh kualifikasi

kompetensi

guru

penguasaan

terhadap

sikap

kewirausahaan. Antara variabel

guru

uji

terhadap
materi

12

kewirausahaan

peserta

didik

dalam tabel 3.

sebesar

kualifikasi

0,290

guru

untuk
terhadap

penguasaan

materi

kewirausahaan.
menunjukkan
kalifikasi

Hasil
bahwa

ini

pengaruh

guru

terhadap

penguasaan

materi

kewirausahaan
sebesar

penguasaan

kewirausahaan

Nilai standardized coefficients
beta

terhadap

peserta

0,290.

didik

Berdasarkan

langsung

penguasaan
terhadap

sikap

kewirausahaan

peserta

didik

tidak

dengan

besar

signifikan

pengaruh -0,122.
Pengaruh
tidak
kewirausahaan

materi

pengaruh

guru

kewirausahaan

peserta

didik

berdasarkan

penguasaan materi. Berdasarkan
perhitungan yang telah dilakukan
sebelumnya diperoleh pengaruh
langsung
terhadap
peserta

kompetensi
sikap
didik

guru

kewirausahaan
sebesar

0,227.

Pengaruh

langsung

kualifikasi

guru

terhadap

sikap

kewirausahaan

peserta

sebesar

0,430.

lengsung

kompetensi

terhadap
sebesar
langsung

Pengaruh

penguasaan

kewirausahaan

peserta

0,182.
kualifikasi

didik
guru

berdasarkan

penguasaan

dapat diartikan signifikan.
Path Analysis
kompetensi dan kualifikasi
kewirausahaan

langsung

kompetensi guru terhadap sikap

adalah

sikap

materi

kewirausahaan

taraf signifikansi < 0,05 yang

terhadap

didik

signifikan. Sedangkan pengaruh

kewirausahaan

positif

peserta

sebesar 0,290, dan seluruhnya

analisis uji statistik t keseluruhan

berpengaruh

materi

peserta

-0,022,

didik

sedangkan

tidak

langsung

kualifikasi guru terhadap sikap
berdasarkaan

penguasaan

materi

kewirausahaan
-0,035.
Pengaruh
dan
sikap
didik

adalah
total

kualifikasi

sebesar

kompetensi

guru

terhadap

kewirausahaan

peserta

berdasarkan

penguasaan

materi sebesar 0,350. Sedangkan
pengaruh total kompetensi dan
kualifikasi guru terhadap sikap
kewirausahaan

peserta

didik

tanpa melalui pengasaan materi
sebesar 0,657
Dari seluruh

analisis

dan

materi

perhitungan di atas, maka dapat

didik

digambarkan diagram model jalur

Pengaruh
guru

(path

model

gambar 1.

digram)

pada

13

Tabel 3 Uji statistik t Kompetensi dan Kualifikasi Guru terhadap Sikap
Kewirausahaan
Coefficientsa
Unstandardized
Standardize
Coefficients
d
Coefficients
t
Sig.
B
Std.
Beta
Model
Error
55.093
5.628
9.789
0.000
1 (Constant)
Koompetens
0.138
0.057
0.182
2.434
0.016
i
0.869
0.224
0.290
3.882
0.000
Kualifikaasi
a. Dependent Variable: PM

e1=0,930

Kompetensi guru

0,227

e2=0,872

Nilai e1

0,182
0,172

Penguasaan materi

√ (1−R )

=

√ (1−0,135)
Sikap kwu
√ 0,865

-0,122=
kwu

= 0,930

0,290
0,430
Nilai

Kualifikasi guru

2

=

e2

=

2

√ (1−R )
1

= (¿−0,239)
Gb. 1 Model Path Kompetensi Dan Kualifikasi Guru Terhadap
Sikap
√¿
Kewirausahaan Peserta Didik Berdasarkan Penguasaan
Materi
= √ 0,761
= 0,872
Nilai

e1

sebesar

0,930

Berdasarkan

seluruh

dari

perhitungan path analysis dengan

materi

bantuan SPSS versi 16 dalam

kewirausahaan dan e2 merupakan

penelitian ini, maka persaman

varince eror dari variabel sikap

struktural model dalam penelitian

kewirausahaan

ini adalah:

merupakan
variabel

variance

eror

pengasaan

peserta

didik.

Nilai e diperoleh dari perhitungan:

Y1 = 0,182X1+0,290X2+0,930;

14

Y2=0,227X1+0,122Y1+0,430X2+0,
872

5. Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara penguasaan
materi

kewirausahaan

terhadap sikap kewirausahaan
peserta

didik

di

SMK

se-

Kabupaten Sragen.
6. Terdapat

pengaruh

signifikan

tidak

kompetensi

dan

kualifikasi guru terhadap sikap
kewirausahaan peserta didik
di SMK se-Kabupaten Sragen
berdasarkan
Kesimpulan dan Saran

materi.

Kesimpulan

Saran

Simpulan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Terdapat
signifikan

Berdasarkan kesimpulan dan
implikasi

dalam

penelitian

ini,

pengaruh

yang

maka

kompetensi

guru

beberapa saran sebagai berikut:

terhadap sikap kewirausahaan
peserta

penguasaan

didik

di

SMK

se-

Kabupaten Sragen.

peneliti

1. Langkah

pemerintah
dari

menengah

menanamkan

kewirausahaan peserta didik

sikap

di SMK se-Kabupaten Sragen.

mata

kompetensi

guru

penguasaan

terhadap
materi

sekolah

kejuruan dengan

kualifikasi guru terhadap sikap

3. Terdapat pengaruh signifikan

dalam

mengentaskan pengangguran
dimulai

2. Terdapat pengaruh signifikan

mengajukan

motivasi

berwira-usaha

dan
dalam

pelajaran

kewiraausahaan

di

Sekolah

Menengah

Kejuruan

merupakan

langkah

yang

kewirausahaan peserta didik

sangat

di SMK se-Kabupaten Sragen.

pemerintah dengan diterbit-

4. Terdapat pengaruh signifikan
kualifikasi
penguasaan

Guru

terhadap

tepat.

Kebijakan

kannya UUGD membuat guru
mau

tidak

mau

terus

materi

memperbaiki kompetensi dan

kewirausahaan peserta didik

kualifikasinya sehingga dapat

di SMK se-Kabupaten Sragen.

diaplikasikan

untuk

mena-

15

namkan
pada

sikap

berwirausaha

siswanya.

Sebaiknya

kurikulum materi kewirausahaan lebih ditingkatkan dan

Daftar Pustaka

dimodifikasi agar dapat cepat

Alnoor, Abdulghani. M. & Hongyu,
Ma. 2011. Instrument of
Primary
School
Teacher
Competency. Journal of Social
Sciences 7 (4): 586-589

diterima oleh peserta didik,
sehingga learning outcomes
yang matang secara sikap,
kepribadian serta kemampuan
dapat

menjadi

wirausaha sejati.
2. Guru sebaiknya

seorang
menambah

kompetensi dan kualifikasinya
agar

lebih

baik

memberikan

dalam

motivasinya

pada peserta didik. Selain itu,
guru

diharapkan

mengembangkan
materi

sendiri

kewirausahaan

disesuaikan
peserta

dengan
didik,

dan

kondisi
sehingga

pembelajaran di kelas dapat
memberikan kebermanfaatan
yang

lebih

kepada

peserta

didiknya.
3. Peneliti lain dapat mengembangkan penelitian ini dengan
menambah

ataupun

mengganti

variabel

intervening

sehingga

dapat

diketahui dengan jelas, selain
kompetensi

dan

kuali-fikasi

guru variabel apa lagi yang
dapat

mengakselerasikan

terbentuknya

sikap

usahaan peserta didik.

kewira-

Anastasi,
Anne.
1965.
Psychological Testing 5th Ed.
New
York
:
Macmillan
Publishing. Co. Inc.
Buchari
Alma.
Kewirausahaan
Mahasiswa
dan
Bandung: Alfabeta.

2011.
untuk
Umum.

Calvin Jean B dan Chumba Evelyn
N. 2011. Teacher’s Pedagogic
Competence
And
Pupils’
Academic
Performance
In
English
In
Francophone
Schools.
International
Research Journals Educational
Research 2 (4): 1094-1105.
Cheng , Yin C. and Tsui , Kwok
T.
(1996).
Total
teacher
effectiveness:
new
conception and improvement.
International
Journal
of
Educational
Management
10(6): 7-17.
Depdiknas,
2003,
Undangundang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Depdiknas
RI.
Ememe,
Ogbonna.N.,
Ezeh,
Stella. C., Ekemezia, Cecilia. A.
2013. The Role of Head
Teacher in the Development of
Entrepreneurship Education in
Primari School. Journal of

16

Social
Sciences
and
Humanities. 2 (01): 242 – 249
Fiet, James. O. 2000. The
Theoritical Side of Teaching
Entrepreneurship. Journal of
Business Venturing. 16: 1 –24
____________.
2000.
The
Pedagogical
Side
Of
Entrepreneurship
Theory.
Journal of Business Venturing.
16: 101 –117
Hisrich, R. D., Peters, M. P,
Sheperd,
A.
D.
2008.
Entrepreneurship.
Jakarta:
Salemba Empat.
Hosseini, S. J. F,. Ahmadi, Heidar.
2011.
Affective
Factors
Contributing
to
Entrepreneurial Attitudes of
University Students in Iran.
Annals of Biological Research.
2 (2): 366-371.
Ikävalko, M., Ruskovaara, E.,
Leino, J.S. 2006. Rediscovering
Teacher’s
Role
In
Entrepreneurship
Education.
Academy
of
Management
Review. 25 (1): 217-226
Jennings,
Patricia
A
dan
Greenberg, Mark T. (1996).
The
Prosocial
Classroom:
Teacher Social and Emotional
Competence in Relation to
Student
and
Classroom
Outcomes.
Review
of
Educational Research Spring
79 (1): 491-525.
Linn, R.L., & Gronlund, N.E. 2002.
Measurement
And
Assessment In Teaching 8th Ed.
Englewood Cliffs, New York:
Prentice-Hall Inc.
Oser, F., Salzmannb, P., Heinzer,
S.
2009.
Measuring
the

Competence-Quality
of
Vocational
Teachers:
An
Advocatory
Approach.
Empirical
Research
in
Vocational
Education
and
Training. 1 (1): 65-83
Pihie, Z. A. L., Bagheri, A. 2011.
Are Teachers Qualified to
Teach
Entrepreneurship?
Analysis of Entrepreneurial
Attitude and Self Eficacy.
Journal of Aplied Sciences. 11
(18): 3308-3314.
Winkel W.S. 2002. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Tamizharasi, G., Panchanatham,
N.
2010.
Entrepreneurial
Attitudes
among
Entrepreneurs in Small and
Medium
Enterprises.
International
Journal
of
Innovation, Management and
Technology. 1(4): 354-356.
Undang-undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen
UNESCO (2008). Inter-Regional
Seminar
on
Promoting
Entrepreneurship
Education
in Secondary School. Bangkok:
UNESCO
Westera,
Wim.
2001.
Competences in Education: A
Confusion of Tongues. Journal
of Curriculum Studies. 33 (1):
75-88.
Zuzovsky, Ruth. 2003. . Teacher’s
Qualifications
and
Their
Impact
on
Student
Achievement. IERI Monograph
Series:
Issues
and
Methodology in Large-scales
assessment. 2 (02): 37-62

17