PENGARUH KOMPETENSI DAN KUALIFIKASI GURU
PENGARUH KOMPETENSI DAN KUALIFIKASI GURU
TERHADAP SIKAP KEWIRAUSAHAAN PESERTA
DIDIK BERDASARKAN PENGUASAAN MATERI
KEWIRAUSAHAAN DI SMK SEKABUPATEN SRAGEN
Bakti Widyaningrum, Soetarno Joyoatmojo, Susilaningsih
Magister Pendidikan Ekonomi Program Pascasarjana UNS
baktiwidyaningrum@yahoo.co.id
ABSTRACT
Background: The objectives of this research are to investigate the effect
of: (1) teachers’ competencies on the entrepreneurship attitudes of
students; (2) teachers’ qualifications on the entrepreneurship attitudes of
students; (3 teachers’ competencies on the mastery of Entrepreneurship
learning materials of students; (4) teachers’ qualifications on the mastery
of Entrepreneurship learning materials of students; (5) mastery of the
Entrepreneurship learning materials on the entrepreneurship attitudes of
students; and (6) teachers’ competencies and qualifications on the
entrepreneurship attitudes of the students of Vocational High Schools of
Sragen based on the mastery of Entrepreneurship learning materials.
Subject and methods: This research used the quantitative survey
method. Its population was all of the students of Business and
Management Vocational High School of Sragen. The samples of the
research were taken by using the simple random sampling technique by
randomly choosing the classes to be the objects of the research.
Result :The results of the research are as follows: (1) there is a significant
effect of the teachers’ competencies on the students’ entrepreneurship
attitudes (2) there is a significant effect of the teachers’ qualifications on
the students’ entrepreneurship attitudes (3) there is a significant effect of
the teachers’ competencies on the students’ mastery of Entrepreneurship
learning materials (4) there is a significant effect of the teachers’
qualifications on the students’ mastery of Entrepreneurship learning
materials (5) there is not any significant effect between the students’
mastery
of
Entrepreneurship
learning
materials
and
their
entrepreneurship attitudes and (6) there is not any significant effect of the
teachers’ competencies and qualifications on the entrepreneurship
attitudes of the students of Vocational High Schools of Sragen based on
the mastery of Entrepreneurship learning materials.
Keywords:
Teachers’ competencies, teachers’ qualifications, students’
mastery of entrepreneurship learning materials, and
students’ entrepreneurship attitudes.
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah sebuah proses
tingkat
pembentukan
untuk
pendidikan kewirausahaan adalah
seutuhnya.
menciptakan entrepreneur handal
menjadi
individu
manusia
Dalam
undang-undang
No
dasar.
Misi
terbesar
20
yang mampu men-ciptakan suatu
Tahun 2003 disebutkan bahwa
usaha dan menampung banyak
Pendidikan
pekerja,.
bertujuan
untuk
mengembangkan potensi peserta
Di
Indonesia,
pendidikan
didik agar menjadi manusia yang
kewirausahaan diajarkan menjadi
beriman dan bertakwa kepada
mata
Tuhan
YME,
pada siswa Sekolah Menengah
sehat,
berilmu,
mandiri,
negara
berakhlak
dan
yang
mulia,
cakap,
kreatif,
menjadi
warga
demokratis
serta
bertanggung jawab.
Kejuruan.
Sekolah
kewirausahaan
Tuntutan
tamatan
Menengah
Kejuruan
adalah mendapatkan pekerjaan
yang
Masalah yang akhir-akhir ini
pelajaran
layak
dengan
menjanjikan
atau
gaji yang
menciptakan
dijadikan trending topic di Negara
pekerjaan yang produktif melalui
Indonesia adalah pengangguran.
wirausaha. Pilihan untuk menjadi
Jumlah pengangguran pada tahun
wirausaha lebih sering dijadikan
2012 masih menyentuh angka 7
alternatif
terakhir
oleh
juta, dan fakta yang didapat dari
kebanyakan
tamatan
Sekolah
survey
menjadi
Menengah. Masalah ini dipersulit
salah satu lembaga pendidikaan
dengan kendala pada rendahnya
penyumbang
tingkat ketrampilan dan keahlian
tersebut
SMK
pengangguran
terbesar yaitu 14 %.
tamatan
Entrepreneur
peran
yang
sangat
dalam
dominan
mengen-taskan
pengangguraan
Negara.
mempunyai
Negara
di
setiap
angkatan
dibekali
kerja
harus
pengetahuan,
ketrampilan dan sikap menjadi
wirausaha.
bahkan telah mengenalkan dan
Dunia
kewira-usahaan
untuk
berwirausaha. Oleh karena itu,
maju
menanamkan
yang
banyak
SMK
pendidikan
tidak
dapat dipisahkan dari peran guru.
melalui entrepreneur education
Oleh
karena
dalam pembelajaran sekolah di
berperan
itu
dalam
guru
sangat
membentuk
3
sikap
kewirausahaan
peserta
didik.
Hasil
tracer
Muhammadiyah
dalam
2
study
3
dan
mempraktekkan
pengetahuan
yang
telah
didapatkan.
Gemolong
Berdasarkan pemikiran di atas
terakhir
maka perlu dikaji lebih dalam
tahun
mengindikasikan
SMK
mengkonstruksi
banyaknya
tentang
pengaruh
lulusan SMK Muhammadiyah 3
dan
Gemolong yang belum mampu
sikap kewirausahaan berdasarkan
menerapkan
penguasaan
ilmu
kewirausahasaan
yang
kualifikasi
kompetensi
guru
materi
terhadap
kewira-
usahaan peserta didik.
diterimanya di sekolah. Tamatan
Tujuan penelitian
SMK dalam 2 tahun terakhir ini
Tujuan penelitin ini adalah untuk
masih 37% yang belum bekerja
mengetahui pengaruh:
dan hanya 6% dari 477 siswa
1. Kompetensi
yang
memulai
karir
mereka
dengan berusaha.
lulusan
SMK
Muhammadiyah
penguasaan
terhadap
sikap kewirausahaan peserta
di SMK se-Kabupaten Sragen.
Hasil belajar kewirausahaan
siswa
guru
dalam
materi
2. Kualifikasi guru terhadap sikap
kewirausahaan peserta didik
di SMK se-Kabupaten Sragen.
pelajaran
3. Kompetensi
kewirausahaan dapat dikatakan
penguasaan
kurang baik. Kriteria Ketuntasan
kewirausahaan peserta didik
Minimal
di SMK se-Kabupaten Sragen.
(KKM)
untuk
mata
pelajaran kewirausahaan sebesar
4. Kualifikasi
guru
terhadap
materi
guru
terhadap
75, dan sebesar 4% siswa belum
penguasaan
tuntas KKM.
kewirausahaan peserta didik
Guru
mempunyai
strategis
dalam
pembentukan
kewirausahaan
peserta
peran
maka
yang
dimiliki
pembelajaran
di SMK se-Kabupaten Sragen.
upaya
5. Penguasaan materi terhadap
sikap
sikap kewirausahaan peserta
didik,
didik
karena dengan kompetensi dan
kualifikasi
materi
guru
di
SMK
se-Kabupaten
Sragen
6. Pengaruh
kompetensi
dan
yang
kualifikasi guru terhadap sikap
berlangsung dapat memberikan
kewirausahaan peserta didik
kebermaknaan bagi siswa dalam
di SMK se-Kabupaten Sragen
4
berdasarkan
penguasaan
meteri kewirausahaan.
dapat ditarik kesimpulan bahwa
kewirausahaan merupakan proses
penciptaan sesuatu yang baru
KAJIAN PUSTAKA
Menurut
pada
Tamizharasi
Panchanatham
dan
(2010:354)
sebuah
nilai
yang
di
dalamnya terdapat pendekatan
manajemen
yang
membuat
“Entrepreneurship has acquired a
seseorang dapat merespon dan
special significance in the control
memecahkan
of
yang dihadapinya.
economic
industrial
growth
development
and
in
the
sendiri
masalah
Menurut Ememe, Ezeh dan
rapidly changing socioeconomic
Ekemezie
and sociocultural climates both in
concern
the developed and developing
entrepreneurship
countries”
pupils is for them to take more
Kewirausahaan sendiri adalah
created
responsibility
“proses penciptaan sesuatu yang
and
baru pada nilai, menggunakan
achieve
waktu
creative,
dan
upaya
yang
(2013:244)
their
in
“The
teaching
education
for
to
themselves
learning,
to
try
their goals
in
life, be
discover
existing
diperlukan, menanggung resiko
opportunities
keuangan, fisik serta resiko sosial
cope in the complex societies”
yang
mengiringi,
menerima
and
to
in
general
Sedangkan UNESCO (2008)
imbalan moneter yang dihasilkan
mendifinisikan
serta kepuasan pribadi” (Hisrich,
kewirausahaan sebagai berikut:
Peters, dan Shepherd, 2008:10).
1) Entrepreneurship education is
Mamman (2009) menjelaskan
made
up
pembelajaran
of
all
kinds
of
bahwa “entrepreneurship as an
experiences that give pupils the
organizational and management
ability
approach that enables a person
access
respond to change and solves
opportunities of different kinds;
problems in whatever situation
2) Entrepreneurship education is
they
education and
may
(Ememe,
find
Ezeh
themselves”
dan
Ekemezie,
2013:242)
Dari pengertian dan pendapat
yang telah dikemukakan di atas
and
vision
and
of
how
to
transform
training, which
allow pupils to develop and use
their creativity, take initiatives,
responsibilities and risks; 3) It
should
be
called
5
entrepreneurship education (not
promise as course content for
enterprise education) so that it
students”.
does not sound as if it is focusing
on business.
Pengusaan
didik
Berdasarkan pendapat di atas
materi
sangat
dengan
erat
hasil
peserta
kaitannya
belajar
yang
dapat ditarik kesimpulan hakikat
nantinya akan diperoleh. Winkel
dari pembelajaran kewirausahaan
(2002: 102) menyatakan bahwa
merupakan proses pembelajaran
“prestasi
penanaman nilai kewirausahaan
keberhasilan yang dicapai, proses
melalui
belajar
pembiasaan
dan
belajar
yang
adalah
dialami
bukti
siswa
pemeliharaan perilaku serta sikap
menghasilkan
sehari-hari
perubahan
dalam
dilakukan oleh guru dan sekolah.
pengetahuan
atau pemahaman,
Pembelajaran
keterampilan, nilai dan sikap”.
secara
peserta
didik
yang
kewirausahaan
berkelanjutan
dapat
perubahan-
Berdasarkan
bidang
pendapat
di
menghasilkan peserta didik yang
atas, materi kewirausahan yang
mempunyai karakter dan sikap
diajarkan
yang kuat.
pengetahuan,
Menurut
Fiet
(2000:1)
harus
didapat
sarat
akan
pengetahuan
dari
teori-teori
“Educators should develop more
kewirausahaan
refined theory and teach it to
oleh guru kepada siswa. Pada
students
akhirnya,
in
pengetahuan
yang
that
learning
by
telah diproses akan menghasilkan
should
accelerate
penguasaan materi yang optimal
mastery”.
Walaupun
doing,which
demikian
Fiet
(2000:1)
dan
dapat
perubahan
“Theory is an essential part of
laku.
what we teach because we do
not know any other way to help
students anticipate the future,
which is a key to entrepreneurial
Despite
limitations
of
our
theorystill
offers
the
current
theorizing,
the
most
diwujudkan
dalam
bentuk angka atau nilai, maupun
menjelaskan lebih lanjut bahwa
success.
diajarkan
away
emphasizes
student
yang
sikap
dan
Anastasi
menjelaskan,
dalam
tingkah
(1965)
bahwa
penilaian
pendidikan
dapat
dipergunakan oleh guru sebagai
alat
bantu
evaluasi
dalam
membuat
pembelajaran,
mengembangkan sumber belajar
6
dan untuk mengembangkan isi
kurikulum.
Menurut
Groundlund
sendiri
yang
Linn
(2000)
memiliki
sangat
tiga
usahaan
sikap
menurut
kewiraStimpson,
Evaluasi
Robinson dan Hunt (1991) terdiri
dimensi
dari 4 dimensi utama yang juga
berkaitan
assessment,
dan
Indikator
test
yaitu
disebut dengan Entrepreneurial
dan
Attitude Orientation (EAO) yaitu
measurement.
need for achievement, personal
Bloom mengklasifikasi ranah
control over behavior, innovation,
hasil belajar kognitif atas enam
dan self esteem (Tamizharasi dan
tingkatan,
pengetahuan,
Panchanatham, 2010; Pihie dan
pemahaman, penerapan, analisis,
Bagheri, 2011; Gibson, Walker,
síntesis dan evaluasi. Selanjutnya
Harris, 2010).
yaitu
dalam penelitian ini, penguasaan
materi
kewirausahaan
dimaksud
adalah
Sedangkan Buchari (2011)
yang
menjelaskan terdapat enam sikap
penguasaan
yang harus dimiliki oleh seorang
materi kewirausahaan siswa SMK
wirasusaha
di
mempunyai
Kabupaten
kognitif
pada
Sragen
ranah
semester
satu
tahun pelajaran 2013/2014.
bahwa
ada
tiga
dimensi yang harus dimiliki oleh
seorang
wirausaha
attitudes,
skills
(Hosseini
dan
dan
creativity
Allport
2011).
(1935)
menjelaskan“Attitude is defined
as a mental and neural state of
exerting
readiness,
inisiatif,
diri,
memiliki
motif untuk berprestasi, memiliki
mengambil
organized
through experience, exerting a
resiko
penuh
perhitungan dan yang terakhir
orisinalitas.
yaitu
Ahmadi,
percaya
jiwa kepemimpinan, berani dalam
Wenneker dan Thurik (1999)
menjelaskan
yaitu
Akhirnya
dikatakan
seseorang
sebagai
the
dapat
real
entrepreneurship apabila memiliki
sifat-sifat yang telah disebutkan di
atas, baik itu sebagian kecil maupun
menyeluruh.
Arti
kompetensi
dalam
directive or dynamic influence
pendidikan dibagi menjadi dua,
upon the individuals regards to
pertama dilihat dari theoretical
all objectives and situation with it
point
is
difahami sebagai struktur kognitif
related”
(Tamizharasi
Panchanatham, 2010:354).
dan
yang
of
view,
memfasilitasi
kompetensi
(mengukur)
7
perilaku.
Kedua
dilihat
dari
(2009:105)
operational point of view, yang
kompetensi
mencakup
harus
pengetahuan,
menjelaskan
kepribadian
dimiliki
yang
guru
adalah
ketrampilan, sikap, metakognisi
bertindak sesuai dengan norma
dan berfikir strategis, serta sikap
agama,
dalam
kebudayaan nasional Indonesia;
mengambil
keputusan
(Westera, 2001).
menampilkann
Kompetensi
Indonesia
hukum,
guru
berjumlah
di
empat
pribadi
yang
sosial,
dan
diri
sebagai
jujur,
berakhlak
mulia, dan teladan bagi peserta
indikator yang tertuang dalam
didik
bab IV pasal sepuluh Undang-
menampilkan diri sebagai pribadi
Undang nomor 14 tahun 2005
yang mantap, stabil, dewasa, arif
tentang guru dan dosen yaitu
dan
kompetensi
pedagogik,
etos kerja, tanggung jawab yang
kompetensi
kepribadian,
tinggi, rasa bangga menjadi guru,
kompetensi
sosial,
dan
kompetensi profesional.
(1999)
mengemukakan
bahwa
pedagogic
competence as his abilities and
aptitudes
to
organize
and
animate learning situations, to
manage
the
continuation
progression
of
learning,
or
to
implicate the learners (pupils) in
the learning process, to organise
group
work,
to
manage
his
personal continuous training and
also, to inform and implicate
parents in issues relating to their
children’s education” Calvin dan
Permendiknas RI Nomor 16
2007
dalam
dan
rasa
menunjukkan
percaya
tinggi
diri;
kode
etik
profesi guru.
Menurut Eccless dan Roeser
(1999) kompetensi sosial tidak
hanya diaplikasikan guru ketika
sedang berada pada lingkungan
sosial saja. Dalam proses belajar
mengajarpun seorang guru harus
mempunyai
kompetensi
Kompetensi
guru
sosial
untuk
memberikan
proses
digunakan
menjaga
tempo
belajar.
sosial.
dan
selama
Lebih
lanjut
diungkapkan bahwa kompetensi
sosial guru juga tercermin dalam
tingkah
lakunya
sehari-hari
(Jennings dan Greenberg, 2009).
Chumba (2011:1098).
Tahun
masyarakat;
berwibawa;
menjunjung
Perrenoud
“teacher’s
dan
Nanang
Belousa
(2012:163)
dan
Uzulina
mengemukakan
8
bahwa
Teachers’
professional
disebutkan bahwa guru Sekolah
competence which is accounted
Menengah
for by the know-how and skills
memiliki
needed, the social and personal
pendidikan
dimension, professional identity,
empat (D-IV) atau sarjana (S1)
the
program
spiritual
dimension.
Kejuruan
kualifikasi
harus
akademik
minimum
studi
yang
sesuai
Sedangkan Indikator kompetensi
dengan
profesional
diajarkan/diampu, dan diperoleh
menurut
Peraturan
mata
diploma
pelajaran
Pemerintah RI Nomor 74 tahun
dari
2008 yaitu: menguasai materi
terakreditasi.
Sedangkan Zuzovsky (2003)
pelajaran
secara
luas
dan
mendalam sesuai dengan mata
pelajaran
yang
(kewirausahaan),
konsep
dan
diampu
menguasai
metode
disiplin
keilmuan mata pelajaran yang
yang
mampu
berkompetensi
membentuk
kewirausahaan
Untuk
itu,
padankan
sikap
peserta
didik.
guru
harus
dan
memadu
mengembangkan
seluruh
komponen
kompetensi yang dimilikinya yaitu
kompetensi
profesional,
kompetensi
pedagogik,
kompetensi
sosial
dan
kompetensi kepribadian dengan
baik dan seimbang.
Peraturan
yang
standar
kompetensi
mengatur
kualifikasi
guru,
bahwa
yang
kualifikasi
guru dapat dilihat dari: Teachers’
Formal
education,
Teacher
education in the Subject matter
of Teaching, Teacher education in
and licensing Status, Years of
experience.
Guru yang memiliki kualifikasi
akademik sesuai dengan mata
pelajaran yang diampu dalam hal
ini
kewirausahaan
terdapat
akan
lebih
mengetahui bahwa tujuan utama
dari
pendidikan
ditekankan
kewirausahaan
pada
pembentukan
sikap kewirausahaan.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian
seluruh
tentang kualifikasi guru, disebut
sebagi
menjelaskan
studi
Pedagogical Studies, Certification
diampu (kewirausahaan).
Guru
program
yang
ini
SMK
dilakukan
Bisnis
di
dan
Manajemen di Kabupaten Sragen.
Jenis Penilitian
dan
Penelitian ini adalah penelitian
di
survey. Menurut Sugiyono (2012)
dalam Peraturan Menteri nomor
penelitian
survey
16 tahun 2007. Di dalamnya,
metode
penelitian
merupakan
yang
9
digunakan
untuk
mendapatkan
endogenus
melalui
variabel
data dari tempat tertentu yang
intervening.
alamiah
(bukan
buatan)
“exogenous variable is a variable
sedangkan
menurut
Jogiyanto
whose variability is assumed to
(2010) survey merupakan metode
be determined by causes outside
pengumpulan
the
data
primer
Selanjutnya
causal
model”
(Pedhazur,
dengan memberikan pertanyaan-
1982: 581) yang artinya Variabel
pertanyaan kepada responden.
eksogen
Teknik
pengumpulan
data
adalah
variabilitasnya
yang digunakan adalah metode
ditentukan
kuesioner
atau
dan
tes.
kuesioner
digunakan
utuk
mengetahui
pengaruh
kompetensi
dan
sebab
eksogen
akibat.
kewirausahaan
Variabel
kausal
Variabel
memainkan
sebagai
independen
didik
model
selalu
peranan
yang
diasumsikan
oleh
kualifikasi guru terhadap sikap
peserta
variabel
variabel
(Gudono,
2011).
eksogen
dalam
berdasarkan penguasaan materi
penelitian ini adalah Kompetensi
kewirausahaan,
Guru
digunakan
sedangkan
untuk
tes
mengukur
penguasaan
materi
kewirausahaan peserta didik.
tiga
Kewirausahaan
(X1)
dan
Kualifikasi Guru Mata Pelajaran
Sedangkan “An endogenous
Teknik analisis data penelitian
menggunakan
Pelajaran
Kewirausahaan (X2).
Teknik Analisis Data
ini
Mata
metode
variable is one whose variation is
explained
by
statistik, yaitu dengan analisis
endogenous
korelasi, uji statistik t dan path
system”
analysis.
yang artinya
Analisis korelasi digunakan
exogenous
variable
(Pedhazur,
in
or
the
1982:581)
variabel endogen
adalah variabel yang salah satu
untuk memastikan bahwa antar
variasinya
variabel
variabel eksogen atau endogen
bebas
tidak
terdapat
dijelaskan
korelasi. Uji statistik t digunakan
dalam
untuk
Variabel
endogen
penelitian
ini
mengukur
masing-masing
analysis
mengetahui
eksogen
pengaruh
variabel.
Path
digunakan
untuk
pengaruh
variabel
terhadap
variabel
sistem
atau
oleh
model.
dalam
adalah
Sikap
Kewirausahaan (Y).
Variabel intervening adalah
variabel
yang
memediasi
10
hubungan kausal antara variabel
Analisis Korelasi
eksogen dan variabel endogen.
Variabel
interveningdalam
Untuk membuktikan bahwa
masing-masing
penelitian ini adalah Penguasaan
tidak
Materi Kewirausahaan (X3).
dilakukan
kompetensi
dan
kualifikasi
guru
terhadap
materi
kewirausahaan
didik
berdasarkan
penguasaan
peserta
penguasaan
variabel
mempunyai
bebas
hubungan
analisis
korelasi.
Analisis korelasi dalam penelitian
ini dapat dilihat dalam tabel 1.
Korelasi
kualifikasi
kompetensi
guru
dan
sebesar
0,172
materi kewirausahaan.
ditafsirkan
Hasil Penelitian
variabel eksogen sangat lemah
Sebelum
antar
uji
(dianggap tidak ada) dan searah
dahulu
(hasilnya positif), dengan taraf
dilakukan uji persyaratan analisis.
signifikansi 0.029 < 0.05 yang
Berdasarkan
berarti signifikan. Jadi hubungan
hipotesis
diperoleh
melakukan
hubungan
terlebih
ujji
normalitas
=
antara kompetensi dan kualifikasi
0.207 dan Kolmogorov-Smirnov
guru searah dan signifikan tapi
1.065 dimana p-value lebih besar
sangat
dari 0.05 (0.207>0.05), sehingga
ada).
Uji Statistik t (Parsial)
Untuk mengetahui besar kecilnya
dapat
koefisien
dikatakan
penelitian
p-value
bahwa
berdistribusi
data
normal.
Uji multikolonieritas menunjukkan
seluruh variabel bebas memiliki
VIF yang nilainya < 10. Angka VIF
pada variabel kompetensi guru
sebesar 1.068 < 10, kualifikasi
guru
1.127
<
10,
dan
penguasaan materi 1.156 < 10.
Uji multikolonieritas pada model
regresi
menunjukkan
penelitian
tidak
ini
adanya
gangguan multikolonieritas.
Uji Hipotesis
lemah
(dianggap
pengaruh
tidak
langsung
dan
tidak langsung digunakan path
analysis, dengan menggunakan
bantuan
dari
SPSS
versi
Perhitungan
dengan
menggunakan
(parsial)
16.
uji
statistik
antara
t
variabel
kompetensi guru, kualifikasi guru
terhadap
sikap
kewirausahaan
didik
berdasarkan
peserta
penguasaan
kewirausahaan.
materi
Hasil
dilihat jelas dalam tabel 2.
dapat
11
MPiaskifialuKnsietempKo
Tabel 1 Analisis Korelasi Kompetens Guru, Kualifikasi Guru Penguaasaan
Materi Kewirausahaan
Correlations
Kompetens
i
Kualifikasi
PM
Pearson
*
1
.172
.231**
Correlation
Sig. (2-tailed)
0.029
0.003
N
163
163
163
Pearson
.172*
1
.321**
Correlation
Sig. (2-tailed)
0.029
0
N
163
163
163
Pearson
.231**
.321**
1
Correlation
N
163
163
163
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel 2 Uji Statistik t (Parsial) Kompetensi dan Kualifikasi Guru terhadap
Sikap Kewirausahaan berdasarkan Penguasaan Materi
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
t
Sig.
B
Std.
Beta
Error
5.750
3.213
1.790
0.075
1 (Constant)
0.083
0.026
0.227
3.180
0.002
Kompetensi
0.619
0.106
0.430
5.855
0.000
Kualifikasi
-0.058
0.036
-0.122
-1.636
0.104
PM
a. Dependent Variable: Sikap
Berdasarkan
dapat
tabel
di
atas
penguasaan
materi
diintepretasikan
kewirausahaan
terhadap
sikap
kompetensi guru terhadap sikap
kewirausahaan
peserta
didik
kewirausahaan
diperoleh
diperoleh
peserta
nilai
didik
standardized
nilai
standardized
coefficients beta sebesar -0.122.
coefficients beta sebesar 0,227.
Dengan
Standardized
statistik t (parsial) diperoleh hasil
coefficients
beta
mempergunakan
0,430 untuk pengaruh kualifikasi
kompetensi
guru
penguasaan
terhadap
sikap
kewirausahaan. Antara variabel
guru
uji
terhadap
materi
12
kewirausahaan
peserta
didik
dalam tabel 3.
sebesar
kualifikasi
0,290
guru
untuk
terhadap
penguasaan
materi
kewirausahaan.
menunjukkan
kalifikasi
Hasil
bahwa
ini
pengaruh
guru
terhadap
penguasaan
materi
kewirausahaan
sebesar
penguasaan
kewirausahaan
Nilai standardized coefficients
beta
terhadap
peserta
0,290.
didik
Berdasarkan
langsung
penguasaan
terhadap
sikap
kewirausahaan
peserta
didik
tidak
dengan
besar
signifikan
pengaruh -0,122.
Pengaruh
tidak
kewirausahaan
materi
pengaruh
guru
kewirausahaan
peserta
didik
berdasarkan
penguasaan materi. Berdasarkan
perhitungan yang telah dilakukan
sebelumnya diperoleh pengaruh
langsung
terhadap
peserta
kompetensi
sikap
didik
guru
kewirausahaan
sebesar
0,227.
Pengaruh
langsung
kualifikasi
guru
terhadap
sikap
kewirausahaan
peserta
sebesar
0,430.
lengsung
kompetensi
terhadap
sebesar
langsung
Pengaruh
penguasaan
kewirausahaan
peserta
0,182.
kualifikasi
didik
guru
berdasarkan
penguasaan
dapat diartikan signifikan.
Path Analysis
kompetensi dan kualifikasi
kewirausahaan
langsung
kompetensi guru terhadap sikap
adalah
sikap
materi
kewirausahaan
taraf signifikansi < 0,05 yang
terhadap
didik
signifikan. Sedangkan pengaruh
kewirausahaan
positif
peserta
sebesar 0,290, dan seluruhnya
analisis uji statistik t keseluruhan
berpengaruh
materi
peserta
-0,022,
didik
sedangkan
tidak
langsung
kualifikasi guru terhadap sikap
berdasarkaan
penguasaan
materi
kewirausahaan
-0,035.
Pengaruh
dan
sikap
didik
adalah
total
kualifikasi
sebesar
kompetensi
guru
terhadap
kewirausahaan
peserta
berdasarkan
penguasaan
materi sebesar 0,350. Sedangkan
pengaruh total kompetensi dan
kualifikasi guru terhadap sikap
kewirausahaan
peserta
didik
tanpa melalui pengasaan materi
sebesar 0,657
Dari seluruh
analisis
dan
materi
perhitungan di atas, maka dapat
didik
digambarkan diagram model jalur
Pengaruh
guru
(path
model
gambar 1.
digram)
pada
13
Tabel 3 Uji statistik t Kompetensi dan Kualifikasi Guru terhadap Sikap
Kewirausahaan
Coefficientsa
Unstandardized
Standardize
Coefficients
d
Coefficients
t
Sig.
B
Std.
Beta
Model
Error
55.093
5.628
9.789
0.000
1 (Constant)
Koompetens
0.138
0.057
0.182
2.434
0.016
i
0.869
0.224
0.290
3.882
0.000
Kualifikaasi
a. Dependent Variable: PM
e1=0,930
Kompetensi guru
0,227
e2=0,872
Nilai e1
0,182
0,172
Penguasaan materi
√ (1−R )
=
√ (1−0,135)
Sikap kwu
√ 0,865
-0,122=
kwu
= 0,930
0,290
0,430
Nilai
Kualifikasi guru
2
=
e2
=
2
√ (1−R )
1
= (¿−0,239)
Gb. 1 Model Path Kompetensi Dan Kualifikasi Guru Terhadap
Sikap
√¿
Kewirausahaan Peserta Didik Berdasarkan Penguasaan
Materi
= √ 0,761
= 0,872
Nilai
e1
sebesar
0,930
Berdasarkan
seluruh
dari
perhitungan path analysis dengan
materi
bantuan SPSS versi 16 dalam
kewirausahaan dan e2 merupakan
penelitian ini, maka persaman
varince eror dari variabel sikap
struktural model dalam penelitian
kewirausahaan
ini adalah:
merupakan
variabel
variance
eror
pengasaan
peserta
didik.
Nilai e diperoleh dari perhitungan:
Y1 = 0,182X1+0,290X2+0,930;
14
Y2=0,227X1+0,122Y1+0,430X2+0,
872
5. Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara penguasaan
materi
kewirausahaan
terhadap sikap kewirausahaan
peserta
didik
di
SMK
se-
Kabupaten Sragen.
6. Terdapat
pengaruh
signifikan
tidak
kompetensi
dan
kualifikasi guru terhadap sikap
kewirausahaan peserta didik
di SMK se-Kabupaten Sragen
berdasarkan
Kesimpulan dan Saran
materi.
Kesimpulan
Saran
Simpulan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Terdapat
signifikan
Berdasarkan kesimpulan dan
implikasi
dalam
penelitian
ini,
pengaruh
yang
maka
kompetensi
guru
beberapa saran sebagai berikut:
terhadap sikap kewirausahaan
peserta
penguasaan
didik
di
SMK
se-
Kabupaten Sragen.
peneliti
1. Langkah
pemerintah
dari
menengah
menanamkan
kewirausahaan peserta didik
sikap
di SMK se-Kabupaten Sragen.
mata
kompetensi
guru
penguasaan
terhadap
materi
sekolah
kejuruan dengan
kualifikasi guru terhadap sikap
3. Terdapat pengaruh signifikan
dalam
mengentaskan pengangguran
dimulai
2. Terdapat pengaruh signifikan
mengajukan
motivasi
berwira-usaha
dan
dalam
pelajaran
kewiraausahaan
di
Sekolah
Menengah
Kejuruan
merupakan
langkah
yang
kewirausahaan peserta didik
sangat
di SMK se-Kabupaten Sragen.
pemerintah dengan diterbit-
4. Terdapat pengaruh signifikan
kualifikasi
penguasaan
Guru
terhadap
tepat.
Kebijakan
kannya UUGD membuat guru
mau
tidak
mau
terus
materi
memperbaiki kompetensi dan
kewirausahaan peserta didik
kualifikasinya sehingga dapat
di SMK se-Kabupaten Sragen.
diaplikasikan
untuk
mena-
15
namkan
pada
sikap
berwirausaha
siswanya.
Sebaiknya
kurikulum materi kewirausahaan lebih ditingkatkan dan
Daftar Pustaka
dimodifikasi agar dapat cepat
Alnoor, Abdulghani. M. & Hongyu,
Ma. 2011. Instrument of
Primary
School
Teacher
Competency. Journal of Social
Sciences 7 (4): 586-589
diterima oleh peserta didik,
sehingga learning outcomes
yang matang secara sikap,
kepribadian serta kemampuan
dapat
menjadi
wirausaha sejati.
2. Guru sebaiknya
seorang
menambah
kompetensi dan kualifikasinya
agar
lebih
baik
memberikan
dalam
motivasinya
pada peserta didik. Selain itu,
guru
diharapkan
mengembangkan
materi
sendiri
kewirausahaan
disesuaikan
peserta
dengan
didik,
dan
kondisi
sehingga
pembelajaran di kelas dapat
memberikan kebermanfaatan
yang
lebih
kepada
peserta
didiknya.
3. Peneliti lain dapat mengembangkan penelitian ini dengan
menambah
ataupun
mengganti
variabel
intervening
sehingga
dapat
diketahui dengan jelas, selain
kompetensi
dan
kuali-fikasi
guru variabel apa lagi yang
dapat
mengakselerasikan
terbentuknya
sikap
usahaan peserta didik.
kewira-
Anastasi,
Anne.
1965.
Psychological Testing 5th Ed.
New
York
:
Macmillan
Publishing. Co. Inc.
Buchari
Alma.
Kewirausahaan
Mahasiswa
dan
Bandung: Alfabeta.
2011.
untuk
Umum.
Calvin Jean B dan Chumba Evelyn
N. 2011. Teacher’s Pedagogic
Competence
And
Pupils’
Academic
Performance
In
English
In
Francophone
Schools.
International
Research Journals Educational
Research 2 (4): 1094-1105.
Cheng , Yin C. and Tsui , Kwok
T.
(1996).
Total
teacher
effectiveness:
new
conception and improvement.
International
Journal
of
Educational
Management
10(6): 7-17.
Depdiknas,
2003,
Undangundang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Depdiknas
RI.
Ememe,
Ogbonna.N.,
Ezeh,
Stella. C., Ekemezia, Cecilia. A.
2013. The Role of Head
Teacher in the Development of
Entrepreneurship Education in
Primari School. Journal of
16
Social
Sciences
and
Humanities. 2 (01): 242 – 249
Fiet, James. O. 2000. The
Theoritical Side of Teaching
Entrepreneurship. Journal of
Business Venturing. 16: 1 –24
____________.
2000.
The
Pedagogical
Side
Of
Entrepreneurship
Theory.
Journal of Business Venturing.
16: 101 –117
Hisrich, R. D., Peters, M. P,
Sheperd,
A.
D.
2008.
Entrepreneurship.
Jakarta:
Salemba Empat.
Hosseini, S. J. F,. Ahmadi, Heidar.
2011.
Affective
Factors
Contributing
to
Entrepreneurial Attitudes of
University Students in Iran.
Annals of Biological Research.
2 (2): 366-371.
Ikävalko, M., Ruskovaara, E.,
Leino, J.S. 2006. Rediscovering
Teacher’s
Role
In
Entrepreneurship
Education.
Academy
of
Management
Review. 25 (1): 217-226
Jennings,
Patricia
A
dan
Greenberg, Mark T. (1996).
The
Prosocial
Classroom:
Teacher Social and Emotional
Competence in Relation to
Student
and
Classroom
Outcomes.
Review
of
Educational Research Spring
79 (1): 491-525.
Linn, R.L., & Gronlund, N.E. 2002.
Measurement
And
Assessment In Teaching 8th Ed.
Englewood Cliffs, New York:
Prentice-Hall Inc.
Oser, F., Salzmannb, P., Heinzer,
S.
2009.
Measuring
the
Competence-Quality
of
Vocational
Teachers:
An
Advocatory
Approach.
Empirical
Research
in
Vocational
Education
and
Training. 1 (1): 65-83
Pihie, Z. A. L., Bagheri, A. 2011.
Are Teachers Qualified to
Teach
Entrepreneurship?
Analysis of Entrepreneurial
Attitude and Self Eficacy.
Journal of Aplied Sciences. 11
(18): 3308-3314.
Winkel W.S. 2002. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Tamizharasi, G., Panchanatham,
N.
2010.
Entrepreneurial
Attitudes
among
Entrepreneurs in Small and
Medium
Enterprises.
International
Journal
of
Innovation, Management and
Technology. 1(4): 354-356.
Undang-undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen
UNESCO (2008). Inter-Regional
Seminar
on
Promoting
Entrepreneurship
Education
in Secondary School. Bangkok:
UNESCO
Westera,
Wim.
2001.
Competences in Education: A
Confusion of Tongues. Journal
of Curriculum Studies. 33 (1):
75-88.
Zuzovsky, Ruth. 2003. . Teacher’s
Qualifications
and
Their
Impact
on
Student
Achievement. IERI Monograph
Series:
Issues
and
Methodology in Large-scales
assessment. 2 (02): 37-62
17
TERHADAP SIKAP KEWIRAUSAHAAN PESERTA
DIDIK BERDASARKAN PENGUASAAN MATERI
KEWIRAUSAHAAN DI SMK SEKABUPATEN SRAGEN
Bakti Widyaningrum, Soetarno Joyoatmojo, Susilaningsih
Magister Pendidikan Ekonomi Program Pascasarjana UNS
baktiwidyaningrum@yahoo.co.id
ABSTRACT
Background: The objectives of this research are to investigate the effect
of: (1) teachers’ competencies on the entrepreneurship attitudes of
students; (2) teachers’ qualifications on the entrepreneurship attitudes of
students; (3 teachers’ competencies on the mastery of Entrepreneurship
learning materials of students; (4) teachers’ qualifications on the mastery
of Entrepreneurship learning materials of students; (5) mastery of the
Entrepreneurship learning materials on the entrepreneurship attitudes of
students; and (6) teachers’ competencies and qualifications on the
entrepreneurship attitudes of the students of Vocational High Schools of
Sragen based on the mastery of Entrepreneurship learning materials.
Subject and methods: This research used the quantitative survey
method. Its population was all of the students of Business and
Management Vocational High School of Sragen. The samples of the
research were taken by using the simple random sampling technique by
randomly choosing the classes to be the objects of the research.
Result :The results of the research are as follows: (1) there is a significant
effect of the teachers’ competencies on the students’ entrepreneurship
attitudes (2) there is a significant effect of the teachers’ qualifications on
the students’ entrepreneurship attitudes (3) there is a significant effect of
the teachers’ competencies on the students’ mastery of Entrepreneurship
learning materials (4) there is a significant effect of the teachers’
qualifications on the students’ mastery of Entrepreneurship learning
materials (5) there is not any significant effect between the students’
mastery
of
Entrepreneurship
learning
materials
and
their
entrepreneurship attitudes and (6) there is not any significant effect of the
teachers’ competencies and qualifications on the entrepreneurship
attitudes of the students of Vocational High Schools of Sragen based on
the mastery of Entrepreneurship learning materials.
Keywords:
Teachers’ competencies, teachers’ qualifications, students’
mastery of entrepreneurship learning materials, and
students’ entrepreneurship attitudes.
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah sebuah proses
tingkat
pembentukan
untuk
pendidikan kewirausahaan adalah
seutuhnya.
menciptakan entrepreneur handal
menjadi
individu
manusia
Dalam
undang-undang
No
dasar.
Misi
terbesar
20
yang mampu men-ciptakan suatu
Tahun 2003 disebutkan bahwa
usaha dan menampung banyak
Pendidikan
pekerja,.
bertujuan
untuk
mengembangkan potensi peserta
Di
Indonesia,
pendidikan
didik agar menjadi manusia yang
kewirausahaan diajarkan menjadi
beriman dan bertakwa kepada
mata
Tuhan
YME,
pada siswa Sekolah Menengah
sehat,
berilmu,
mandiri,
negara
berakhlak
dan
yang
mulia,
cakap,
kreatif,
menjadi
warga
demokratis
serta
bertanggung jawab.
Kejuruan.
Sekolah
kewirausahaan
Tuntutan
tamatan
Menengah
Kejuruan
adalah mendapatkan pekerjaan
yang
Masalah yang akhir-akhir ini
pelajaran
layak
dengan
menjanjikan
atau
gaji yang
menciptakan
dijadikan trending topic di Negara
pekerjaan yang produktif melalui
Indonesia adalah pengangguran.
wirausaha. Pilihan untuk menjadi
Jumlah pengangguran pada tahun
wirausaha lebih sering dijadikan
2012 masih menyentuh angka 7
alternatif
terakhir
oleh
juta, dan fakta yang didapat dari
kebanyakan
tamatan
Sekolah
survey
menjadi
Menengah. Masalah ini dipersulit
salah satu lembaga pendidikaan
dengan kendala pada rendahnya
penyumbang
tingkat ketrampilan dan keahlian
tersebut
SMK
pengangguran
terbesar yaitu 14 %.
tamatan
Entrepreneur
peran
yang
sangat
dalam
dominan
mengen-taskan
pengangguraan
Negara.
mempunyai
Negara
di
setiap
angkatan
dibekali
kerja
harus
pengetahuan,
ketrampilan dan sikap menjadi
wirausaha.
bahkan telah mengenalkan dan
Dunia
kewira-usahaan
untuk
berwirausaha. Oleh karena itu,
maju
menanamkan
yang
banyak
SMK
pendidikan
tidak
dapat dipisahkan dari peran guru.
melalui entrepreneur education
Oleh
karena
dalam pembelajaran sekolah di
berperan
itu
dalam
guru
sangat
membentuk
3
sikap
kewirausahaan
peserta
didik.
Hasil
tracer
Muhammadiyah
dalam
2
study
3
dan
mempraktekkan
pengetahuan
yang
telah
didapatkan.
Gemolong
Berdasarkan pemikiran di atas
terakhir
maka perlu dikaji lebih dalam
tahun
mengindikasikan
SMK
mengkonstruksi
banyaknya
tentang
pengaruh
lulusan SMK Muhammadiyah 3
dan
Gemolong yang belum mampu
sikap kewirausahaan berdasarkan
menerapkan
penguasaan
ilmu
kewirausahasaan
yang
kualifikasi
kompetensi
guru
materi
terhadap
kewira-
usahaan peserta didik.
diterimanya di sekolah. Tamatan
Tujuan penelitian
SMK dalam 2 tahun terakhir ini
Tujuan penelitin ini adalah untuk
masih 37% yang belum bekerja
mengetahui pengaruh:
dan hanya 6% dari 477 siswa
1. Kompetensi
yang
memulai
karir
mereka
dengan berusaha.
lulusan
SMK
Muhammadiyah
penguasaan
terhadap
sikap kewirausahaan peserta
di SMK se-Kabupaten Sragen.
Hasil belajar kewirausahaan
siswa
guru
dalam
materi
2. Kualifikasi guru terhadap sikap
kewirausahaan peserta didik
di SMK se-Kabupaten Sragen.
pelajaran
3. Kompetensi
kewirausahaan dapat dikatakan
penguasaan
kurang baik. Kriteria Ketuntasan
kewirausahaan peserta didik
Minimal
di SMK se-Kabupaten Sragen.
(KKM)
untuk
mata
pelajaran kewirausahaan sebesar
4. Kualifikasi
guru
terhadap
materi
guru
terhadap
75, dan sebesar 4% siswa belum
penguasaan
tuntas KKM.
kewirausahaan peserta didik
Guru
mempunyai
strategis
dalam
pembentukan
kewirausahaan
peserta
peran
maka
yang
dimiliki
pembelajaran
di SMK se-Kabupaten Sragen.
upaya
5. Penguasaan materi terhadap
sikap
sikap kewirausahaan peserta
didik,
didik
karena dengan kompetensi dan
kualifikasi
materi
guru
di
SMK
se-Kabupaten
Sragen
6. Pengaruh
kompetensi
dan
yang
kualifikasi guru terhadap sikap
berlangsung dapat memberikan
kewirausahaan peserta didik
kebermaknaan bagi siswa dalam
di SMK se-Kabupaten Sragen
4
berdasarkan
penguasaan
meteri kewirausahaan.
dapat ditarik kesimpulan bahwa
kewirausahaan merupakan proses
penciptaan sesuatu yang baru
KAJIAN PUSTAKA
Menurut
pada
Tamizharasi
Panchanatham
dan
(2010:354)
sebuah
nilai
yang
di
dalamnya terdapat pendekatan
manajemen
yang
membuat
“Entrepreneurship has acquired a
seseorang dapat merespon dan
special significance in the control
memecahkan
of
yang dihadapinya.
economic
industrial
growth
development
and
in
the
sendiri
masalah
Menurut Ememe, Ezeh dan
rapidly changing socioeconomic
Ekemezie
and sociocultural climates both in
concern
the developed and developing
entrepreneurship
countries”
pupils is for them to take more
Kewirausahaan sendiri adalah
created
responsibility
“proses penciptaan sesuatu yang
and
baru pada nilai, menggunakan
achieve
waktu
creative,
dan
upaya
yang
(2013:244)
their
in
“The
teaching
education
for
to
themselves
learning,
to
try
their goals
in
life, be
discover
existing
diperlukan, menanggung resiko
opportunities
keuangan, fisik serta resiko sosial
cope in the complex societies”
yang
mengiringi,
menerima
and
to
in
general
Sedangkan UNESCO (2008)
imbalan moneter yang dihasilkan
mendifinisikan
serta kepuasan pribadi” (Hisrich,
kewirausahaan sebagai berikut:
Peters, dan Shepherd, 2008:10).
1) Entrepreneurship education is
Mamman (2009) menjelaskan
made
up
pembelajaran
of
all
kinds
of
bahwa “entrepreneurship as an
experiences that give pupils the
organizational and management
ability
approach that enables a person
access
respond to change and solves
opportunities of different kinds;
problems in whatever situation
2) Entrepreneurship education is
they
education and
may
(Ememe,
find
Ezeh
themselves”
dan
Ekemezie,
2013:242)
Dari pengertian dan pendapat
yang telah dikemukakan di atas
and
vision
and
of
how
to
transform
training, which
allow pupils to develop and use
their creativity, take initiatives,
responsibilities and risks; 3) It
should
be
called
5
entrepreneurship education (not
promise as course content for
enterprise education) so that it
students”.
does not sound as if it is focusing
on business.
Pengusaan
didik
Berdasarkan pendapat di atas
materi
sangat
dengan
erat
hasil
peserta
kaitannya
belajar
yang
dapat ditarik kesimpulan hakikat
nantinya akan diperoleh. Winkel
dari pembelajaran kewirausahaan
(2002: 102) menyatakan bahwa
merupakan proses pembelajaran
“prestasi
penanaman nilai kewirausahaan
keberhasilan yang dicapai, proses
melalui
belajar
pembiasaan
dan
belajar
yang
adalah
dialami
bukti
siswa
pemeliharaan perilaku serta sikap
menghasilkan
sehari-hari
perubahan
dalam
dilakukan oleh guru dan sekolah.
pengetahuan
atau pemahaman,
Pembelajaran
keterampilan, nilai dan sikap”.
secara
peserta
didik
yang
kewirausahaan
berkelanjutan
dapat
perubahan-
Berdasarkan
bidang
pendapat
di
menghasilkan peserta didik yang
atas, materi kewirausahan yang
mempunyai karakter dan sikap
diajarkan
yang kuat.
pengetahuan,
Menurut
Fiet
(2000:1)
harus
didapat
sarat
akan
pengetahuan
dari
teori-teori
“Educators should develop more
kewirausahaan
refined theory and teach it to
oleh guru kepada siswa. Pada
students
akhirnya,
in
pengetahuan
yang
that
learning
by
telah diproses akan menghasilkan
should
accelerate
penguasaan materi yang optimal
mastery”.
Walaupun
doing,which
demikian
Fiet
(2000:1)
dan
dapat
perubahan
“Theory is an essential part of
laku.
what we teach because we do
not know any other way to help
students anticipate the future,
which is a key to entrepreneurial
Despite
limitations
of
our
theorystill
offers
the
current
theorizing,
the
most
diwujudkan
dalam
bentuk angka atau nilai, maupun
menjelaskan lebih lanjut bahwa
success.
diajarkan
away
emphasizes
student
yang
sikap
dan
Anastasi
menjelaskan,
dalam
tingkah
(1965)
bahwa
penilaian
pendidikan
dapat
dipergunakan oleh guru sebagai
alat
bantu
evaluasi
dalam
membuat
pembelajaran,
mengembangkan sumber belajar
6
dan untuk mengembangkan isi
kurikulum.
Menurut
Groundlund
sendiri
yang
Linn
(2000)
memiliki
sangat
tiga
usahaan
sikap
menurut
kewiraStimpson,
Evaluasi
Robinson dan Hunt (1991) terdiri
dimensi
dari 4 dimensi utama yang juga
berkaitan
assessment,
dan
Indikator
test
yaitu
disebut dengan Entrepreneurial
dan
Attitude Orientation (EAO) yaitu
measurement.
need for achievement, personal
Bloom mengklasifikasi ranah
control over behavior, innovation,
hasil belajar kognitif atas enam
dan self esteem (Tamizharasi dan
tingkatan,
pengetahuan,
Panchanatham, 2010; Pihie dan
pemahaman, penerapan, analisis,
Bagheri, 2011; Gibson, Walker,
síntesis dan evaluasi. Selanjutnya
Harris, 2010).
yaitu
dalam penelitian ini, penguasaan
materi
kewirausahaan
dimaksud
adalah
Sedangkan Buchari (2011)
yang
menjelaskan terdapat enam sikap
penguasaan
yang harus dimiliki oleh seorang
materi kewirausahaan siswa SMK
wirasusaha
di
mempunyai
Kabupaten
kognitif
pada
Sragen
ranah
semester
satu
tahun pelajaran 2013/2014.
bahwa
ada
tiga
dimensi yang harus dimiliki oleh
seorang
wirausaha
attitudes,
skills
(Hosseini
dan
dan
creativity
Allport
2011).
(1935)
menjelaskan“Attitude is defined
as a mental and neural state of
exerting
readiness,
inisiatif,
diri,
memiliki
motif untuk berprestasi, memiliki
mengambil
organized
through experience, exerting a
resiko
penuh
perhitungan dan yang terakhir
orisinalitas.
yaitu
Ahmadi,
percaya
jiwa kepemimpinan, berani dalam
Wenneker dan Thurik (1999)
menjelaskan
yaitu
Akhirnya
dikatakan
seseorang
sebagai
the
dapat
real
entrepreneurship apabila memiliki
sifat-sifat yang telah disebutkan di
atas, baik itu sebagian kecil maupun
menyeluruh.
Arti
kompetensi
dalam
directive or dynamic influence
pendidikan dibagi menjadi dua,
upon the individuals regards to
pertama dilihat dari theoretical
all objectives and situation with it
point
is
difahami sebagai struktur kognitif
related”
(Tamizharasi
Panchanatham, 2010:354).
dan
yang
of
view,
memfasilitasi
kompetensi
(mengukur)
7
perilaku.
Kedua
dilihat
dari
(2009:105)
operational point of view, yang
kompetensi
mencakup
harus
pengetahuan,
menjelaskan
kepribadian
dimiliki
yang
guru
adalah
ketrampilan, sikap, metakognisi
bertindak sesuai dengan norma
dan berfikir strategis, serta sikap
agama,
dalam
kebudayaan nasional Indonesia;
mengambil
keputusan
(Westera, 2001).
menampilkann
Kompetensi
Indonesia
hukum,
guru
berjumlah
di
empat
pribadi
yang
sosial,
dan
diri
sebagai
jujur,
berakhlak
mulia, dan teladan bagi peserta
indikator yang tertuang dalam
didik
bab IV pasal sepuluh Undang-
menampilkan diri sebagai pribadi
Undang nomor 14 tahun 2005
yang mantap, stabil, dewasa, arif
tentang guru dan dosen yaitu
dan
kompetensi
pedagogik,
etos kerja, tanggung jawab yang
kompetensi
kepribadian,
tinggi, rasa bangga menjadi guru,
kompetensi
sosial,
dan
kompetensi profesional.
(1999)
mengemukakan
bahwa
pedagogic
competence as his abilities and
aptitudes
to
organize
and
animate learning situations, to
manage
the
continuation
progression
of
learning,
or
to
implicate the learners (pupils) in
the learning process, to organise
group
work,
to
manage
his
personal continuous training and
also, to inform and implicate
parents in issues relating to their
children’s education” Calvin dan
Permendiknas RI Nomor 16
2007
dalam
dan
rasa
menunjukkan
percaya
tinggi
diri;
kode
etik
profesi guru.
Menurut Eccless dan Roeser
(1999) kompetensi sosial tidak
hanya diaplikasikan guru ketika
sedang berada pada lingkungan
sosial saja. Dalam proses belajar
mengajarpun seorang guru harus
mempunyai
kompetensi
Kompetensi
guru
sosial
untuk
memberikan
proses
digunakan
menjaga
tempo
belajar.
sosial.
dan
selama
Lebih
lanjut
diungkapkan bahwa kompetensi
sosial guru juga tercermin dalam
tingkah
lakunya
sehari-hari
(Jennings dan Greenberg, 2009).
Chumba (2011:1098).
Tahun
masyarakat;
berwibawa;
menjunjung
Perrenoud
“teacher’s
dan
Nanang
Belousa
(2012:163)
dan
Uzulina
mengemukakan
8
bahwa
Teachers’
professional
disebutkan bahwa guru Sekolah
competence which is accounted
Menengah
for by the know-how and skills
memiliki
needed, the social and personal
pendidikan
dimension, professional identity,
empat (D-IV) atau sarjana (S1)
the
program
spiritual
dimension.
Kejuruan
kualifikasi
harus
akademik
minimum
studi
yang
sesuai
Sedangkan Indikator kompetensi
dengan
profesional
diajarkan/diampu, dan diperoleh
menurut
Peraturan
mata
diploma
pelajaran
Pemerintah RI Nomor 74 tahun
dari
2008 yaitu: menguasai materi
terakreditasi.
Sedangkan Zuzovsky (2003)
pelajaran
secara
luas
dan
mendalam sesuai dengan mata
pelajaran
yang
(kewirausahaan),
konsep
dan
diampu
menguasai
metode
disiplin
keilmuan mata pelajaran yang
yang
mampu
berkompetensi
membentuk
kewirausahaan
Untuk
itu,
padankan
sikap
peserta
didik.
guru
harus
dan
memadu
mengembangkan
seluruh
komponen
kompetensi yang dimilikinya yaitu
kompetensi
profesional,
kompetensi
pedagogik,
kompetensi
sosial
dan
kompetensi kepribadian dengan
baik dan seimbang.
Peraturan
yang
standar
kompetensi
mengatur
kualifikasi
guru,
bahwa
yang
kualifikasi
guru dapat dilihat dari: Teachers’
Formal
education,
Teacher
education in the Subject matter
of Teaching, Teacher education in
and licensing Status, Years of
experience.
Guru yang memiliki kualifikasi
akademik sesuai dengan mata
pelajaran yang diampu dalam hal
ini
kewirausahaan
terdapat
akan
lebih
mengetahui bahwa tujuan utama
dari
pendidikan
ditekankan
kewirausahaan
pada
pembentukan
sikap kewirausahaan.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian
seluruh
tentang kualifikasi guru, disebut
sebagi
menjelaskan
studi
Pedagogical Studies, Certification
diampu (kewirausahaan).
Guru
program
yang
ini
SMK
dilakukan
Bisnis
di
dan
Manajemen di Kabupaten Sragen.
Jenis Penilitian
dan
Penelitian ini adalah penelitian
di
survey. Menurut Sugiyono (2012)
dalam Peraturan Menteri nomor
penelitian
survey
16 tahun 2007. Di dalamnya,
metode
penelitian
merupakan
yang
9
digunakan
untuk
mendapatkan
endogenus
melalui
variabel
data dari tempat tertentu yang
intervening.
alamiah
(bukan
buatan)
“exogenous variable is a variable
sedangkan
menurut
Jogiyanto
whose variability is assumed to
(2010) survey merupakan metode
be determined by causes outside
pengumpulan
the
data
primer
Selanjutnya
causal
model”
(Pedhazur,
dengan memberikan pertanyaan-
1982: 581) yang artinya Variabel
pertanyaan kepada responden.
eksogen
Teknik
pengumpulan
data
adalah
variabilitasnya
yang digunakan adalah metode
ditentukan
kuesioner
atau
dan
tes.
kuesioner
digunakan
utuk
mengetahui
pengaruh
kompetensi
dan
sebab
eksogen
akibat.
kewirausahaan
Variabel
kausal
Variabel
memainkan
sebagai
independen
didik
model
selalu
peranan
yang
diasumsikan
oleh
kualifikasi guru terhadap sikap
peserta
variabel
variabel
(Gudono,
2011).
eksogen
dalam
berdasarkan penguasaan materi
penelitian ini adalah Kompetensi
kewirausahaan,
Guru
digunakan
sedangkan
untuk
tes
mengukur
penguasaan
materi
kewirausahaan peserta didik.
tiga
Kewirausahaan
(X1)
dan
Kualifikasi Guru Mata Pelajaran
Sedangkan “An endogenous
Teknik analisis data penelitian
menggunakan
Pelajaran
Kewirausahaan (X2).
Teknik Analisis Data
ini
Mata
metode
variable is one whose variation is
explained
by
statistik, yaitu dengan analisis
endogenous
korelasi, uji statistik t dan path
system”
analysis.
yang artinya
Analisis korelasi digunakan
exogenous
variable
(Pedhazur,
in
or
the
1982:581)
variabel endogen
adalah variabel yang salah satu
untuk memastikan bahwa antar
variasinya
variabel
variabel eksogen atau endogen
bebas
tidak
terdapat
dijelaskan
korelasi. Uji statistik t digunakan
dalam
untuk
Variabel
endogen
penelitian
ini
mengukur
masing-masing
analysis
mengetahui
eksogen
pengaruh
variabel.
Path
digunakan
untuk
pengaruh
variabel
terhadap
variabel
sistem
atau
oleh
model.
dalam
adalah
Sikap
Kewirausahaan (Y).
Variabel intervening adalah
variabel
yang
memediasi
10
hubungan kausal antara variabel
Analisis Korelasi
eksogen dan variabel endogen.
Variabel
interveningdalam
Untuk membuktikan bahwa
masing-masing
penelitian ini adalah Penguasaan
tidak
Materi Kewirausahaan (X3).
dilakukan
kompetensi
dan
kualifikasi
guru
terhadap
materi
kewirausahaan
didik
berdasarkan
penguasaan
peserta
penguasaan
variabel
mempunyai
bebas
hubungan
analisis
korelasi.
Analisis korelasi dalam penelitian
ini dapat dilihat dalam tabel 1.
Korelasi
kualifikasi
kompetensi
guru
dan
sebesar
0,172
materi kewirausahaan.
ditafsirkan
Hasil Penelitian
variabel eksogen sangat lemah
Sebelum
antar
uji
(dianggap tidak ada) dan searah
dahulu
(hasilnya positif), dengan taraf
dilakukan uji persyaratan analisis.
signifikansi 0.029 < 0.05 yang
Berdasarkan
berarti signifikan. Jadi hubungan
hipotesis
diperoleh
melakukan
hubungan
terlebih
ujji
normalitas
=
antara kompetensi dan kualifikasi
0.207 dan Kolmogorov-Smirnov
guru searah dan signifikan tapi
1.065 dimana p-value lebih besar
sangat
dari 0.05 (0.207>0.05), sehingga
ada).
Uji Statistik t (Parsial)
Untuk mengetahui besar kecilnya
dapat
koefisien
dikatakan
penelitian
p-value
bahwa
berdistribusi
data
normal.
Uji multikolonieritas menunjukkan
seluruh variabel bebas memiliki
VIF yang nilainya < 10. Angka VIF
pada variabel kompetensi guru
sebesar 1.068 < 10, kualifikasi
guru
1.127
<
10,
dan
penguasaan materi 1.156 < 10.
Uji multikolonieritas pada model
regresi
menunjukkan
penelitian
tidak
ini
adanya
gangguan multikolonieritas.
Uji Hipotesis
lemah
(dianggap
pengaruh
tidak
langsung
dan
tidak langsung digunakan path
analysis, dengan menggunakan
bantuan
dari
SPSS
versi
Perhitungan
dengan
menggunakan
(parsial)
16.
uji
statistik
antara
t
variabel
kompetensi guru, kualifikasi guru
terhadap
sikap
kewirausahaan
didik
berdasarkan
peserta
penguasaan
kewirausahaan.
materi
Hasil
dilihat jelas dalam tabel 2.
dapat
11
MPiaskifialuKnsietempKo
Tabel 1 Analisis Korelasi Kompetens Guru, Kualifikasi Guru Penguaasaan
Materi Kewirausahaan
Correlations
Kompetens
i
Kualifikasi
PM
Pearson
*
1
.172
.231**
Correlation
Sig. (2-tailed)
0.029
0.003
N
163
163
163
Pearson
.172*
1
.321**
Correlation
Sig. (2-tailed)
0.029
0
N
163
163
163
Pearson
.231**
.321**
1
Correlation
N
163
163
163
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel 2 Uji Statistik t (Parsial) Kompetensi dan Kualifikasi Guru terhadap
Sikap Kewirausahaan berdasarkan Penguasaan Materi
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
t
Sig.
B
Std.
Beta
Error
5.750
3.213
1.790
0.075
1 (Constant)
0.083
0.026
0.227
3.180
0.002
Kompetensi
0.619
0.106
0.430
5.855
0.000
Kualifikasi
-0.058
0.036
-0.122
-1.636
0.104
PM
a. Dependent Variable: Sikap
Berdasarkan
dapat
tabel
di
atas
penguasaan
materi
diintepretasikan
kewirausahaan
terhadap
sikap
kompetensi guru terhadap sikap
kewirausahaan
peserta
didik
kewirausahaan
diperoleh
diperoleh
peserta
nilai
didik
standardized
nilai
standardized
coefficients beta sebesar -0.122.
coefficients beta sebesar 0,227.
Dengan
Standardized
statistik t (parsial) diperoleh hasil
coefficients
beta
mempergunakan
0,430 untuk pengaruh kualifikasi
kompetensi
guru
penguasaan
terhadap
sikap
kewirausahaan. Antara variabel
guru
uji
terhadap
materi
12
kewirausahaan
peserta
didik
dalam tabel 3.
sebesar
kualifikasi
0,290
guru
untuk
terhadap
penguasaan
materi
kewirausahaan.
menunjukkan
kalifikasi
Hasil
bahwa
ini
pengaruh
guru
terhadap
penguasaan
materi
kewirausahaan
sebesar
penguasaan
kewirausahaan
Nilai standardized coefficients
beta
terhadap
peserta
0,290.
didik
Berdasarkan
langsung
penguasaan
terhadap
sikap
kewirausahaan
peserta
didik
tidak
dengan
besar
signifikan
pengaruh -0,122.
Pengaruh
tidak
kewirausahaan
materi
pengaruh
guru
kewirausahaan
peserta
didik
berdasarkan
penguasaan materi. Berdasarkan
perhitungan yang telah dilakukan
sebelumnya diperoleh pengaruh
langsung
terhadap
peserta
kompetensi
sikap
didik
guru
kewirausahaan
sebesar
0,227.
Pengaruh
langsung
kualifikasi
guru
terhadap
sikap
kewirausahaan
peserta
sebesar
0,430.
lengsung
kompetensi
terhadap
sebesar
langsung
Pengaruh
penguasaan
kewirausahaan
peserta
0,182.
kualifikasi
didik
guru
berdasarkan
penguasaan
dapat diartikan signifikan.
Path Analysis
kompetensi dan kualifikasi
kewirausahaan
langsung
kompetensi guru terhadap sikap
adalah
sikap
materi
kewirausahaan
taraf signifikansi < 0,05 yang
terhadap
didik
signifikan. Sedangkan pengaruh
kewirausahaan
positif
peserta
sebesar 0,290, dan seluruhnya
analisis uji statistik t keseluruhan
berpengaruh
materi
peserta
-0,022,
didik
sedangkan
tidak
langsung
kualifikasi guru terhadap sikap
berdasarkaan
penguasaan
materi
kewirausahaan
-0,035.
Pengaruh
dan
sikap
didik
adalah
total
kualifikasi
sebesar
kompetensi
guru
terhadap
kewirausahaan
peserta
berdasarkan
penguasaan
materi sebesar 0,350. Sedangkan
pengaruh total kompetensi dan
kualifikasi guru terhadap sikap
kewirausahaan
peserta
didik
tanpa melalui pengasaan materi
sebesar 0,657
Dari seluruh
analisis
dan
materi
perhitungan di atas, maka dapat
didik
digambarkan diagram model jalur
Pengaruh
guru
(path
model
gambar 1.
digram)
pada
13
Tabel 3 Uji statistik t Kompetensi dan Kualifikasi Guru terhadap Sikap
Kewirausahaan
Coefficientsa
Unstandardized
Standardize
Coefficients
d
Coefficients
t
Sig.
B
Std.
Beta
Model
Error
55.093
5.628
9.789
0.000
1 (Constant)
Koompetens
0.138
0.057
0.182
2.434
0.016
i
0.869
0.224
0.290
3.882
0.000
Kualifikaasi
a. Dependent Variable: PM
e1=0,930
Kompetensi guru
0,227
e2=0,872
Nilai e1
0,182
0,172
Penguasaan materi
√ (1−R )
=
√ (1−0,135)
Sikap kwu
√ 0,865
-0,122=
kwu
= 0,930
0,290
0,430
Nilai
Kualifikasi guru
2
=
e2
=
2
√ (1−R )
1
= (¿−0,239)
Gb. 1 Model Path Kompetensi Dan Kualifikasi Guru Terhadap
Sikap
√¿
Kewirausahaan Peserta Didik Berdasarkan Penguasaan
Materi
= √ 0,761
= 0,872
Nilai
e1
sebesar
0,930
Berdasarkan
seluruh
dari
perhitungan path analysis dengan
materi
bantuan SPSS versi 16 dalam
kewirausahaan dan e2 merupakan
penelitian ini, maka persaman
varince eror dari variabel sikap
struktural model dalam penelitian
kewirausahaan
ini adalah:
merupakan
variabel
variance
eror
pengasaan
peserta
didik.
Nilai e diperoleh dari perhitungan:
Y1 = 0,182X1+0,290X2+0,930;
14
Y2=0,227X1+0,122Y1+0,430X2+0,
872
5. Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara penguasaan
materi
kewirausahaan
terhadap sikap kewirausahaan
peserta
didik
di
SMK
se-
Kabupaten Sragen.
6. Terdapat
pengaruh
signifikan
tidak
kompetensi
dan
kualifikasi guru terhadap sikap
kewirausahaan peserta didik
di SMK se-Kabupaten Sragen
berdasarkan
Kesimpulan dan Saran
materi.
Kesimpulan
Saran
Simpulan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Terdapat
signifikan
Berdasarkan kesimpulan dan
implikasi
dalam
penelitian
ini,
pengaruh
yang
maka
kompetensi
guru
beberapa saran sebagai berikut:
terhadap sikap kewirausahaan
peserta
penguasaan
didik
di
SMK
se-
Kabupaten Sragen.
peneliti
1. Langkah
pemerintah
dari
menengah
menanamkan
kewirausahaan peserta didik
sikap
di SMK se-Kabupaten Sragen.
mata
kompetensi
guru
penguasaan
terhadap
materi
sekolah
kejuruan dengan
kualifikasi guru terhadap sikap
3. Terdapat pengaruh signifikan
dalam
mengentaskan pengangguran
dimulai
2. Terdapat pengaruh signifikan
mengajukan
motivasi
berwira-usaha
dan
dalam
pelajaran
kewiraausahaan
di
Sekolah
Menengah
Kejuruan
merupakan
langkah
yang
kewirausahaan peserta didik
sangat
di SMK se-Kabupaten Sragen.
pemerintah dengan diterbit-
4. Terdapat pengaruh signifikan
kualifikasi
penguasaan
Guru
terhadap
tepat.
Kebijakan
kannya UUGD membuat guru
mau
tidak
mau
terus
materi
memperbaiki kompetensi dan
kewirausahaan peserta didik
kualifikasinya sehingga dapat
di SMK se-Kabupaten Sragen.
diaplikasikan
untuk
mena-
15
namkan
pada
sikap
berwirausaha
siswanya.
Sebaiknya
kurikulum materi kewirausahaan lebih ditingkatkan dan
Daftar Pustaka
dimodifikasi agar dapat cepat
Alnoor, Abdulghani. M. & Hongyu,
Ma. 2011. Instrument of
Primary
School
Teacher
Competency. Journal of Social
Sciences 7 (4): 586-589
diterima oleh peserta didik,
sehingga learning outcomes
yang matang secara sikap,
kepribadian serta kemampuan
dapat
menjadi
wirausaha sejati.
2. Guru sebaiknya
seorang
menambah
kompetensi dan kualifikasinya
agar
lebih
baik
memberikan
dalam
motivasinya
pada peserta didik. Selain itu,
guru
diharapkan
mengembangkan
materi
sendiri
kewirausahaan
disesuaikan
peserta
dengan
didik,
dan
kondisi
sehingga
pembelajaran di kelas dapat
memberikan kebermanfaatan
yang
lebih
kepada
peserta
didiknya.
3. Peneliti lain dapat mengembangkan penelitian ini dengan
menambah
ataupun
mengganti
variabel
intervening
sehingga
dapat
diketahui dengan jelas, selain
kompetensi
dan
kuali-fikasi
guru variabel apa lagi yang
dapat
mengakselerasikan
terbentuknya
sikap
usahaan peserta didik.
kewira-
Anastasi,
Anne.
1965.
Psychological Testing 5th Ed.
New
York
:
Macmillan
Publishing. Co. Inc.
Buchari
Alma.
Kewirausahaan
Mahasiswa
dan
Bandung: Alfabeta.
2011.
untuk
Umum.
Calvin Jean B dan Chumba Evelyn
N. 2011. Teacher’s Pedagogic
Competence
And
Pupils’
Academic
Performance
In
English
In
Francophone
Schools.
International
Research Journals Educational
Research 2 (4): 1094-1105.
Cheng , Yin C. and Tsui , Kwok
T.
(1996).
Total
teacher
effectiveness:
new
conception and improvement.
International
Journal
of
Educational
Management
10(6): 7-17.
Depdiknas,
2003,
Undangundang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Depdiknas
RI.
Ememe,
Ogbonna.N.,
Ezeh,
Stella. C., Ekemezia, Cecilia. A.
2013. The Role of Head
Teacher in the Development of
Entrepreneurship Education in
Primari School. Journal of
16
Social
Sciences
and
Humanities. 2 (01): 242 – 249
Fiet, James. O. 2000. The
Theoritical Side of Teaching
Entrepreneurship. Journal of
Business Venturing. 16: 1 –24
____________.
2000.
The
Pedagogical
Side
Of
Entrepreneurship
Theory.
Journal of Business Venturing.
16: 101 –117
Hisrich, R. D., Peters, M. P,
Sheperd,
A.
D.
2008.
Entrepreneurship.
Jakarta:
Salemba Empat.
Hosseini, S. J. F,. Ahmadi, Heidar.
2011.
Affective
Factors
Contributing
to
Entrepreneurial Attitudes of
University Students in Iran.
Annals of Biological Research.
2 (2): 366-371.
Ikävalko, M., Ruskovaara, E.,
Leino, J.S. 2006. Rediscovering
Teacher’s
Role
In
Entrepreneurship
Education.
Academy
of
Management
Review. 25 (1): 217-226
Jennings,
Patricia
A
dan
Greenberg, Mark T. (1996).
The
Prosocial
Classroom:
Teacher Social and Emotional
Competence in Relation to
Student
and
Classroom
Outcomes.
Review
of
Educational Research Spring
79 (1): 491-525.
Linn, R.L., & Gronlund, N.E. 2002.
Measurement
And
Assessment In Teaching 8th Ed.
Englewood Cliffs, New York:
Prentice-Hall Inc.
Oser, F., Salzmannb, P., Heinzer,
S.
2009.
Measuring
the
Competence-Quality
of
Vocational
Teachers:
An
Advocatory
Approach.
Empirical
Research
in
Vocational
Education
and
Training. 1 (1): 65-83
Pihie, Z. A. L., Bagheri, A. 2011.
Are Teachers Qualified to
Teach
Entrepreneurship?
Analysis of Entrepreneurial
Attitude and Self Eficacy.
Journal of Aplied Sciences. 11
(18): 3308-3314.
Winkel W.S. 2002. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Tamizharasi, G., Panchanatham,
N.
2010.
Entrepreneurial
Attitudes
among
Entrepreneurs in Small and
Medium
Enterprises.
International
Journal
of
Innovation, Management and
Technology. 1(4): 354-356.
Undang-undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen
UNESCO (2008). Inter-Regional
Seminar
on
Promoting
Entrepreneurship
Education
in Secondary School. Bangkok:
UNESCO
Westera,
Wim.
2001.
Competences in Education: A
Confusion of Tongues. Journal
of Curriculum Studies. 33 (1):
75-88.
Zuzovsky, Ruth. 2003. . Teacher’s
Qualifications
and
Their
Impact
on
Student
Achievement. IERI Monograph
Series:
Issues
and
Methodology in Large-scales
assessment. 2 (02): 37-62
17