DINAMIKA DEMOKRATISASI DI INDONESIA. docx

2015
Dinamika Demokratisasi di Indonesia

Haryo Nugroho dan Shelliyana
11/23/2015

DINAMIKA DEMOKRATISASI DI INDONESIA
PRAKATA
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6

Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kerangka Teori

Sumber Data
Metode dan Teknik Penelitian

BAB II DEMOKRASI, PERKEMBANGAN, HAM DAN INDONESIA
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5

Demokrasi
Perkembangan
Hak Asasi Manusia
Hubungan Demokrasi Dengan Hak Asasi Manusia
Tahapan Perkembangan Demokratisasi Di Indonesia

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA


PRAKATA

1

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Sang Pencipta karena rahmat-Nya dan
keinginan-Nya dan juga bimbingan dari dosen kami yaitu Muhammad Abudan kami dapat
menyusun karya ilmiah tentang Dinamika Demokratisasi di Indonesia. Penyusunan makalah
ini kami bentuk hanya dengan waktu 2 hari berdasarkan buku-buku teoritis yang membahas
tentang demokrasi dan hak asasi manusia.
Kami menyusun makalah yang berjudul Demokratisasi di Indonesia bertujuan untuk
memperluas wawasan terhadap perkembangan kemajuan demokrasi negara Indonesia tetapi
juga untuk dijadikan bahan inspirasi apabila kami ingin membuat skripsi tentang
permasalahan demokrasi di negara kita yang tercinta ini dan juga menyelesaikan tugas yang
diberikan dosen.
Saya berterima kasih kepada pihak-pihak yang membimbing saya untuk mencapai
tujuan pembuatan makalah ini dan semoga makalah ini dapat dijadikan pedoman bagi
mahasiswa lain dan menjadi inspirasi untuk membuat skripsi.

Jakarta, 10 November 2015


Haryo Nugroho

DAFTAR ISI

2

Shelliyana

PRAKATA……………………………………………………………………………………
……………………………………….2
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4

Latar Belakang……………………………………………………………………...4

Rumusan Masalah………………………………………………………………......4
Tujuan Penelitian………………….........………………………………………...…4
Kerangka Teori……………………………………………………….......

…………………….5
1.5 Sumber Data…………………………………………………………………………7
1.6 Metode dan Teknik Penelitian……………………………………………………….7
BAB II DEMOKRASI, PERKEMBANGAN, HAM DAN INDONESIA
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5

Demokrasi...................................................................................................................7
Perkembangan ..........................................................................................................12
Hak Asasi Manusia...................................................................................................15
Hubungan Demokrasi Dengan Hak Asasi Manusia.................................................16
Tahapan Perkembangan Demokratisasi Di Indonesia..............................................17


BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................23
3.2 Saran..........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

3

Setelah kita ketahui Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam sejarah
bentuk negara dan pemerintahan. Dimulai pada bentuk negara stateless atau tanpa negara
berbentuk masyarakat kesukuan, kerajaan, korporasi, koloni. Dan memiliki bentuk
pemerintahan dari monarki absolut, korporatisme, presidensial, parlementer.
Dengan beragam bentuk negara dan pemerintahan tersebutlah yang menyebabkan
kami mengusung peneilitian proses atau perkembangan demokratisasi di Indonesia.
Dan juga perlu diketahui demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang
kekuasaan bertitik tumpu pada rakyat yang mana hak-hak rakyat dijunjung tinggi dinegara
tersebut. Hal ini yang menjadi persoalan karena berdasarkan pernyataan tersebut maka ada

hubungan antara hak asasi manusia dengan demokrasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, kami mengambil kesimpulan bahwa
permasalahan di topik kami adalah sebagai berikut:
1. Apa itu demokrasi dan seluk-beluk didalamnya?
2. Bagaimana sejarah atau perkembangan demokrasi?
3. Apa pengertian dari hak asasi manusia dan seluk-beluk didalamnya?
4. Bagaimana dan mengapa ada keterkaitan antara demokrasi dengan hak asasi
manusia?
5. Mengapa hak asasi manusia sangat penting dalam sistem pemerintahan
demokrasi?
6. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diatas maka kami menyimpulkan tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ingin menerangkan demokrasi dan elemen-elemen yang patut dijelaskan
didalamnya;
2. Ingin informasikan pergerakan kemajuan demokrasi berdasarkan sejarahnya;
3. Ingin menjelaskan hak asasi manusia dan elemen-elemen yang penting dan
patut untuk diterangkan demi kejelasan;

4. Ingin menerangkan keterkaitan atau korelasi antara hak asasi manusia dengan
demokrasi;
5. Ingin menginformasikan sangat pentingnya demokrasi dengan hak asasi
manusia;
6. Ingin memaparkan perkembangan proses demokratisasi di Indonesia.
1.4 Kerangka Teori
Sehubungan dengan hal yang dibahas dimakalah ini, maka kami akan menerangkan
tentang demokrasi dan HAM secara garis kecil.
Demokrasi dipandang sebagai sistem politik dan cara pengaturan kehidupan terbaik
bagi setiap masyarakat yang menyebut dirinya modern. Pemerintah dimana pun, termasuk
4

rejim-rejim totaliter, berusaha meyakinkan masyarakat dunia bahwa mereka menganut
sistem politik demokratis, atau sekurang-kurangnya tengah berproses menuju ke arah
demokrasi. Maka tak mengherankan apabila demokrasi menjadi salah satu ukuran terpenting
didalam tata hubungan dan pergaulan internasional yang semakin bergantung dewasa ini. 1
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang menitik tumpukan kedaulatan
berdasarkan pada rakyat. Demokrasi menurut Joseph Schmeter (2005:110) adalah suatu
perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik di mana individu-individu
memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suatu rakyat. 2

Menurut kamus Oxford demokrasi adalah sistem pemerintahan yang mana semua
rakyat pada suatu negara melibatkan diri untuk membuat keputusan tentang masalah mereka
dengan cara secara tipikalnya dengan pengambilan suara untuk memilih wakil rakyat ke
parlemen atau badan sejenis.3
Dari pendapat diatas demorasi selanjutnya dijelaskan menjadi
a. Pemerintahan oleh rakyat, khususnya kekuasaan mayoritas;
b. Suatu pemerintah yang mana kekuasaan tertinggi berada pada rakyat dan
dilaksanakan secara langsung atau tidak langsung melalui sistem perwakilan
yang biasanya melibatkan pemilihan umum dilaksakanan secara periodik.
Dengan begitu berdasarkan ilmuan politik Larry Diamond, demokrasi memiliki 4
unsur yaitu:
a. Sistem politik untuk memilih dan mengganti pemerintah melalui pemilu
berdasarkan kejujuran dan kebebasan;
b. Partisipasi aktif rakyat sebai warganegara dalam politik dan kehidupan
bermasyarakat;
c. Perlindungan hak asasi manusia kepada semua warga negara;
d. Kedaulatan hukum yang mana hokum dan prisedur diterapkan secara setara
kepada semua warga negara.4
Dengan hal tersebut kita dapat menganalogikan demokrasi adalah suatu perangkat
yaitu smartphone dan hak asasi manusia adalah sistem operasinya. Smartphone yang berupa

sistem tidak akan berjalan apabila tidak seiring dengan hak asasi manusia. Karena pada
konsepnya secara riil sistem operasi adalah yang menjalankan sehingga begitu pula
demokrasi, tanpa ada hak asasi manusia dan ketegasan serta perlindungan secara nyata oleh
1 Syamsudin Harris, Demokrasi di Indonesia (Gagasan dan Pengalama, (Jakarta:LP3ES, 1993), hal 3
2 Tim ICCE UIN Jakarta, Demorkasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, hal 110
3 Oxford English Dictionary: Democracy
4 Penataran Diamond, L pada Universitas Hilla bertopik Humanistic Studies pada januari 21, 2004

5

negara maka demokrasi itu hanyalah suatu teori atau bentuk sistem yang tak dapat berjalan
yang secara tertulis di kertas berbentuk peraturan tetapi dalam praktek hanyalah otoriter. Hal
ini ditunjukan pada negara-negara yang menyebut dirinya demokrasi yaitu Korea Utara,
Laos, Kuba, Republik Rakyat Cina, Singapura.
Hak asasi manusia pada Undang-Undang nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia pada pasal 1 berbunyi “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa dan
meripakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
martabat manusia”.
Dan kita perlu ketahui juga negara itu hanya dapat terbetuk dengan berunsur

1. Adanya rakyat yang mengakui kedaulatan negara tersebut
2. Pemerintahan yang diakui rakyat
3. Wilayah
Hal ini menunjukan pengakuan pemerintah oleh rakyatlah yang menimbulkan
keberadaan negara tesebut, dengan demikian hak asasi manusia haruslah dijunjung tinggi.
1.5 Sumber Data
Sumber data yang menjadi acuan saya untuk melakukan penelitiannini adalah bukubuku referensi mahasiswa hokum dan ilmu social politik serta data yang berasal dari internet
berupa data dari indeks demokrasi negara.
1.6 Metode dan Teknik Penelitian
Berdasarkan topik yang kami bahas, kami menggunakan metode kepustakaan dan
teknik penelitian normatif dengan berbasis buku-buku ilmiah dan hukum yang berada di
Indonesia dan negara yang kami sebut dalam makalah.

BAB II
DEMOKRASI, PERKEMBANGAN, HAM DAN INDONESIA
2.1 Demokrasi
Demokrasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu etimologis dan terminologis. Secara
etimologis, demokrasi berasal dari dua kata bahasa Yunani yaitu demos yaitu penduduk

6


suatu tempat dan cratein adalah kedaulatan. Jadi secara terminologis demos-cratein adalah
keadaan negara mana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan ditangan rakyat, kekuasaan
tertinggi berada ditangan rakyat.
Makna dan cakupan pemerintahan oleh rakyat atau demos-creatintak pernah
berhenti. Siapa sebenarnya demos itu? Rakyat seluruhnya, sebagian atau hanya mereka yang
terwakilidi dalam lembaga perwakilan? Kalau seluruhnya apakah mungkin, dan sebagian,
siapa yang berhak menentukannya, serta bisakah dianggap adil? Lalu apakah artinya kalau
rakyat itu dikatakan memerintah? Para pengkritik diantarantya berendapat bahwa sekalipun
demokrasi mungkin diciptakan namun dalam prakteknya dianggap tidak dapat
dilaksanakan.karena pada dasarnya yang berkuasa adalah yang diberikan mandat. Mandat
sendiri adalah pelimpahan Kewenangan dari badan dan/atau pejabat dan/atau orang yang
berderajat lebih tinggi kepada Badan dan/atau pejabat dan/orang yang lebih rendah
dengan tanggung jawab dan tanggung gugat tetap berada pada pemberi mandat. Rakyat
dianggap yang berdaulat atau tertinggi dan memberikan wewenang kepada wakil mereka
untuk mewakili mereka dalam rana pemerintahan, yang menyebabkan secara riil bahwa
perwakilan merekalah yang berkuasa, hal ini yang menyebabkan tirani atau diktator tumbuh
di negara yang menyebut dirinya demokratik dan bahkan negara yang mengadakan pemilu.
Karena itu dunia modern, demokrasi pertama-tama dan terutama adalah suatu kata normatif
yang lebih menunjuk pada cita-cita ketimbang menggambarkan suatu masalah tertentu 5
dalam hubungannya dengan cita-cita menurut Dahl demokrasi hanyalah sarana, bukan
tujuan, untuk mencapai persamaan secara politik dengan mencakup 3 tujuan utama yaitu
kebebasan manusia, perkembangan diri manusia dan perlindungan terhadap nilai
kemanusiaan.6 Pelindungan kepada nilai kemanusiaan inilah yang memberikan korelasi
antara demokrasi dan hak asasi manusia yang akan kami bahas di subbab selanjutnya.
Menurut Henry B. Mayo demokrasi sebagai sistem politik yang menunjukan bahwa
kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas doleh wakil-wakil yang diawasi secara
efektif oleh rakyat dlam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip
kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik. Affan
Gaffar memakai demokrasi dalam dua bentuk yaitu pemaknaan secara normatif dan empiris.
Demokrasi secara normatif adalah demokrasi secara ideal kehendak dilakukan oleh sebuah
negara. Sedangkang demokrasi empirik adalah demokrasi dalam perwujudannya pada dunia

5 Giovanni Satori, The Theory of Democracy Revisited, 2 jilid, (Catham, New Jersey: Catham House
Publisher Inc., 1987).
6 Harris, op.cit., 6

7

politik praktis.7 Di Indonesia demokrasi itu secara normatif karena dasarkan UUD 1945
pasal 1 ayat 2 yang berbunyi “kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-Undang Dasar.” Mengapa hanya secara normatif? Hal ini dapat kita lihat pada ayat
tersebut dan ayat ketiganya. Pada ayat 2 demokrasi dibatasi oleh UUD yang mana UUD
termasuk pada klasifikasi grondenrecht yang mana berarti hukum dasar dari segala
peraturan menurut teori Hans Nawiasky dan Hans Kelsen

Berdasarkan teori Nawiaky tersebut, kita dapat membandingkannya dengan
teori Kelsen dan menerapkannya pada struktur tata hukum di Indonesia. Attamimi
menunjukkan struktur hierarki tata hukum Indonesia dengan menggunakan teori
Nawiasky. Berdasarkan teori tersebut, struktur tata hukum Indonesia adalah:


Staatsfundamentalnorm: Pancasila (Pembukaan UUD 1945).



Staatsgrundgesetz: Batang Tubuh UUD 1945, Tap MPR, dan Konvensi
Ketatanegaraan.



Formell gesetz: Undang-Undang.

7 Tim ICCE UIN Jakarta, op.cit., 111

8



Verordnung en Autonome Satzung: Secara hierarkis mulai dari Peraturan
Pemerintah hingga KeputusanGubernur, Bupati atau Walikota.
Dan juga hal ini ditegaskan pada pasal 1 ayat ketiga UUD 1945 yang berbunyi

“Indonesia adalah negara hukum” hal ini yang membuat Indonesia merupakan negara
demorasi secara normatif karena pada dasarnya hukum seniri adalah produk politik yang
mana produk politik dapat menyimpang dari apa yang dicita-citakan yaitu demokrasi karena
terganting paad pemikiran politikus pada negara tersebut.
Demokrasi memiliki unsur penegak, unsur-unsur itu antara lain:
a. Negara hukum
Konsepsi ini bahwa negara memberikan perlindungan hukum bagi warga negara
melalui pelembagaan peraduilan yang bebas dan tidak memihak dan penjaminan
hak asasi manusia bukan hukum yang mana produk politik yang memberikan
kekuasaan pada penguasa dengan begitu rakyat dapat berpartisipasi dalam politik
yang merupakan hak asasi mereka sebagai warga negara.
b. Masyarakat madani
Masyarakat madani dicirikan dengan masyarakat terbuka, masyarakat yang bebas
dari pengaruh kekuasaan dan tekanan negara, masyarakat yang kristis dan
berpartisipasi aktif serta masyarkat yang egaliter atau sederajat.
Masyarakat madani menyarakatkan adanya keterlibatan masyarakat dalam
asosiasi-asosiasi sosial. Keterlibatan warga negara ini memungkinkan tumbuhnya
sikap terbuka, percayadan toleran antar satu dengan lain yang sangat penting
artinya bagi bangunan politik demokrasi (Saiful Mujani:2001). Sebagai
perwujudan masyarakat madani secara konkrit dibentuk berbagai organisasiorganisasi diluar negara yang disebut NGO (Non-Governmental Organization)
atau disebut juga LSM atau lembaga swadaya masyarakat.
masyarakat madani dapat menjalankan peran dan fungsinya sebagai mitra dan
partner kerja lembaga eksekutid fan legislatif serta yudikatid dengan melakukan
kontrol sosial terhadap pelaksanaan kerja lembaga tersebut. Dengan demikian
masyarakat madani mejadi sangat penting keberadaanya dalam mewujudkan
demokrasi.
c. Infrastruktur politik
Infrastruktur politik yaitu partai politik, kelompok gerakan, dan kelompok
penekan. Partai politik merupakan struktur kelembagaan politik yang anggotanya
9

mempunyai orientasi, nilai-nilaidann cita-cita yang sama. Kelompok gerakan
dikenal lagis ebagai ormas atau organisasi masyarakat merupakan sekumpulan
orang yang yang berhimpun pada satu wadah organisasi
Menciptakan dan menegakan demokrasi dalam tata kehidupan kenegaraan dan
pemerintahan, partai politik seperti dikatakan Miriam Budiardjo, mengemban
beberapa fungsi yaitu sebagai sarana komunikasi politik, sebagai sarana
sosialisasi politik, sebagai sarana pengaturan konflik. Keempat fungsi partai
politik tersebut meupakan berasal dari nilai-nilai demokrasi yaitu adanya
partisipasi, konrol rakyat melalui partai politik terhadap kehidupan kenegaraan
dan pemerintahan serta adanya pelatihan penyelesaian konflik secara damai.
Begitu pula aktivias yang dilakykan oleh kelompok-gerakan dan penekanyang
meurpakan perwujudan adanya kebebasan beriranisasi, kebebasan menyampaikan
pendapatdan melakukan opsisi terhadap negara dan pemerintah. Kelompok
penekan signifikan untuk mewujudkan sistem demokratis dalam penyelenggaraan
negara dan pemerintahan, begitu pula aktivitas yang dilakukan oleh kelompok
gerakan merupakan wujud keterlibatan dalam kontrol terhadap kebijakan yang
diambil oleh negara. Dengan demikian partai politik , kelompok gerakan dan
kelompok penekan sebagai infrastruktur politik yang menadi salah satu tegaknya
pilar demokrasi.
d. Pers yang bebas dan bertanggung jawab
Pers sebagai kelompok penekan harus bersih dan memiliki intergitas yang dapat
di pertanyakan asal sumbernya. Pers tidaklah boleh memihak kepada anggota
parpol atau organisasi atu faksi apapun demi memberikan kritik yang membangun
pada pemerintah yang membuat keputusan.8
Menurut Skalar, demokrasi terbagi 5 yaitu:
1. Demokrasi liberal yaitu pemerintahan yang dibatasi oleh undang-undang dan
pemilihan umum bebas yang diselenggarakan dalam waktu yang ajeg.
2. Demokrasi terpimpin yaitu pemerintahan yang pemimpinnya percaya bahwa
semua tindakan mereka dipercaya rakyat tetapi menolak pemilihan umum yang
bersaing sebagai kendaraan untuk menduduki kekuasaan.
3. Demokrasi sosial adalah pemerintahan yang menaruh kepedulian pada keadilan
sosial dan egalitarianisme bagi persyaratan untuk memperoleh kepercayaan
politik.
4. Demokrasi partisipasi adalah pemerintahan yang menekankan hubungan timbal
balik antara penguasa dan yang dikuasai.
8 Tim ICCE UIN, Ibid., 109

10

5. Demokrasi consational, pemerintahan yang menekankan proteksi khusus bagi
kelompok-kelompok budaya yang menekankan kerja sama yang erat di antara elit
yang mewakili bagian budaya masyarakat.
Dari segi pelaksanaannya menurut Inu Knecana terdiri dari 2 model yaitu demokrasi
langsing dan tidak langsung.
Indikator dari demokrasi dapat dilihat dari beberapa faktor, menurut Djuanda
Widjaya, kehidupan demokratis suatu negara ditandai oleh hal berikut:
a. Dinikmati dan dilaksanakan hak serta kewajiban politik oleh masyarakat
berdasarkan prinsip-prinsip dasar HAM yang menjamin adanya kebebasan,
kemerdekaan dan rasa merdeka;
b. Penegakan huku yang mewujudkan pada asas supremasi penegakan hukum dan
c.
d.
e.
f.

jaminan terhadap HAM.
Kesamaan hak dan kewajiban anggota masyarakat.
Kebebasan pers dan pers yang bertanggung jawab.
Pengakuan terhadap hak minoritas.
Pembuatan kebijakan negara yang berlandaskan pada asas pelayanan ,

g.
h.
i.
j.

pemberdayaan dan kecerdasan.
Sistem kerja yang kooperaif dan kolaboratif.
Keseimbangan dan keharmonisan.
Tentara yang profesional sebagai kekuatan pertahanan dan
Lembaga peradilan yang independen.

Berdasarkan uraian diatas Djuanda Widjaya menekankan bahwa HAM itu perlu di
junjung tinggi pada hukum sebuah negara karena demokrasi menekankan pada kedaulatan
rakyat yang mana hak-hak rakyat sebagai manusia ciptaan Tuhan haruslah di lindungi dan di
hormati demi mencapai demokrasi dan kesetaraan serta kemakmuran. 9

2.2 Perkembangan
Demokrasi telah ada pada tahun 503 sebelum masehi di kota Athena
Kuno.10Demokrasi dalam sejarah peradaban muncul sejak jamam Yunani Kuno di mana
rakyat memandang kediktatoran sebagai bentuk pemerintahan terburuk. Capaian praktis
dari pemikiran demokrasi Yunani adalah munculnya “negara kota”. Dengan Polis adalah
bentuk demokrasi pertama. Demokrasi berasal dari taka tain yaitu demos (rakyat) dan kratos
(pemerintahan).
Peradaban Yunani menunjukkan bahwa masyarakat Yunani dipecah menjadi kotanegara bagian yang kecil-kecil (tidak lebih dari 10.000 warga). Setiap orang menyuarakan
9 Tim ICCE UIN, Ibid., 129
10 Democracy Encyclopædia Britannica Online

11

pendapatnya atas persoalan-persoalan pemerintahan. Istilah demokrasi sendiri pertama kali
di kemukakan pada pertengahan abad 5 M di Athena.
Istilah demokrasi pertama kali muncul dalam pemikiran politik dan filsafat Yunani
kuno. Filsuf Plato kontras demokrasi, sistem "pemerintahan oleh diatur", dengan sistem
alternatif monarki (pemerintahan oleh satu individu), oligarki (pemerintahan oleh kelas elite
kecil) dan timokrasi. (Analisis Politik di Republik Plato di Stanford Encyclopedia of
Philosophy)
Meskipun demokrasi Athena yang saat ini dianggap oleh banyak menjadi bentuk
demokrasi langsung, awalnya memiliki dua fitur yang membedakan: pertama peruntukan
(seleksi dengan banyak) dari warga biasa untuk kantor-kantor pemerintah dan pengadilan,
dan yang kedua perakitan semua warga. Semua warga Athena laki-laki yang memenuhi
syarat untuk berbicara dan suara di Majelis, yang mengatur hukum negara kota;
kewarganegaraan tidak diberikan kepada wanita, atau budak. Dari 250.000 penduduk hanya
sekitar 30.000 rata-rata adalah warga negara. Dari mereka 30.000 mungkin 5000 mungkin
secara teratur menghadiri satu atau lebih pertemuan Majelis populer. Sebagian besar pejabat
dan hakim dari pemerintah Athena yang diberikan; hanya para jenderal (strategoi) dan
beberapa perwira lainnya terpilih.11
Pericles, seorang di antara para pemimpin demokrasi Athena tahun 430,
berargumentasi bahwa demokrasi berhubungan dengan toleransi, tetapi tidak membuat
klaim khusus bagi pemerintahan mayoritas. Baik Plato maupun Aristoteles mengingatkan
bahwa demokrasi harus mempertimbangkan ‘the larger’ dan ‘the wiser’.Aristoteles tetap
menyebutkan pentingnya pemerintahan mayoritas dengan mengatakan bahwa ‘the majority
ought to be sovereign, rahter than the best, where the best are few … A feast to which all
contribute is better than one given at one man’s expense.”
Plato khususnya prihatin jika demokrasi lebih mengutamakan mayoritas yang tidak
berpendidikan atau miskin yang kemudian bisa membenci kaum kaya, atau pemerintahan
diatur oleh mereka yang tidak bijaksana. Biasanya minoritas yang kalah termasuk ‘the
wiser’. Hanya di abad ke 17 pengukuhan terhadap demokrasi didasarkan pada asumsi
tentang kesetaraan semua warga negara, hal ini muncul sebagai akibat dari reformasi
Protestan.
Kerajaan Romawi (509-27 SM) mengambil elemen-elemen demorkasi Yunani dan
diterapkan dalam pemerintahannya. Pemerintahan Romawi adalah perwakilan demokrasi
11 Noor Ms Bakry. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

12

yang terwakili dalam para bangsawan di Senat dan perwakilan di warga biasa di Dewan.
Kekuasaan pemerintahan terbagi dalam dua cabang tersebut dan mereka memberi suara
untuk berbagai masalah. Cicero, negarawan Romawi masa itu berpendapat bahwa
masyarakat memiliki hak tertentu yang harus dipelihara, ia juga berpendapat bahwa
kekuasaan pemerintahan dan kekuasaan politik harus berasal dari rakyat. 12
Gagasan demokrasi Yunani Kuno hilang pada abad pertengahan dengan ditandai
kekuasaan pemerintahan di dominasi oleh Paus dan gereja Katolik dan kehidupan politik
ditandai perebutan kekuasaan oleh para elit. Semua buku-buku ilmiah yang bertentangan
dengan gereja dibakar sehingga eropa pada kala itu mengalami pemberhentian
perkembangan ilmu dan demokrasi karena HAM rakyat di tekan oleh gereja dan bangsawan.
Karena itu abad ini disebut abad kegelapan yaitu pada abad 5 sampai 15 masehi.
Namun pada akhir abad pertengahan gerakan demokrasi muncul kembali pada
lahirnya piagam Magna Carta pada tahun 1215 yaitu perjanjian antara Raja John dan
bangsawan Inggris untuk mengakui dan menjamin hak-hak bawahannya yang menandai 2
prinsip yaitu satu pembatasan wewenang dan kedua hak asasi manusia lebih penting
daripada kedaulatan Raja.13
Momentum lainnya adalah pada zaman renaissance dan reformasi. Pada era
renaissance yatu pada abad 14-17 masehi muncul karena ada kontak antara dunia barat dan
dunia Islam yang pada saat itu berada pada puncak kjayaan karena eropa pada masa
kegelapan karena ulah gereja. Pada era tersebut pra ilmuan Islam seperti Ibnu Khaldun, AlRazi, Oemar Khayam, Al-Khawarizmi, dan yang lain mengasimilasikan pengetahuan Parsi
kuno dengan Yunonai kuno. Karena itu menurut Phillip K Hitti dunia Islam telah
memberikan subnagan besar terhadap perkembangan eropa.
Pada era reformasi yaitu pada abad ke 16 masehi adanya penjauan erhadap doktrin
gereja Katolik yang berkembang menjadi protestanianisme yang dipelopori oleh Martin
Luther yang menyulut api pemberontakan terhadap dominasi gereja. Kecaman dan dobrakan
terhadap absolutisme monarki dan geerja pada masa itu didasarkan pada teori rasionalit
sebagai kontrak sosialyang salah satu asasnya menentukan bahwa dunia ini dikuasai oleh
hukum alam yang mengandung prinsip prinsip keadilan yang universal, berlaku untuk
semua waktu dan semua orang, baik raja, bangsawan dan rakyat jelata yang mengakibatkan
pendapat umum bahwa hubungan raja dan rakyat didasarkan pada suatu perjanjian mengikat
kedua belah pihak. Dan juga pada era ini muncul filsuf-filsuf antara lain Ia adalah Baron de
La Brède et de Montesquieu (lahir 18 Januari 1689 – meninggal 10 Februari 1755) yang
12 http://bangudin22.blogspot.co.id/2013/03/sejarah-munculnya-demokrasi.html
13 Tim ICCE UIN, Ibid., 126

13

lebih dikenal dengan Montesquieu. Momtesquieu terkenal dengan teorinya mengenai
pemisahan kekuasaan yaitu Trias Politika dimana kekuasaan dibagi menjadi Legeslatif,
Eksekutif dan Yudikatif. Ia juga yang mempopulerkan istilah “feodalisme” dan kekaisaran
Bizantium”yang melahirkan revolusi Perancis. 14
Dan selanjutnya dilanjutkan pada abad ke-19 yang muncul demokrasi konstitusional
yang melahirkan negara kesejahteraan.
2.3 Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia dapat disebut sebagai right of manyang mana ditolak karena
membutuhkan juga right of women oleh karena itu digantu oleh Elanor Roosevelt menjadi
human right.
Menurut Jan Materson dalam Teaching Human Rights, United Nations hak asasi
manusia adalah hak-hak yang melekat pada manusia yang tanpanya manusia mustahildapat
hidup sebagai manusia.15
Pada UU no.39 tahun 1999 tentang HAM, hak asasi manusia adalah Hak Asasi
Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan Pemerintah, dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Berdasarkan rumusan diatas HAM memiliki ciri antara lain:
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. Ham adalah bagian dari
manusia secara otomatis;
b. Ham berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama,
etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
c. HAM tidak dapat dilanggar karena tidak seorangpun memiliki hak itu melanggar
hak orang lain.
d. Batas HAM orang adalah hak orang lain.
Bentuk-bentuk HAM yang diakui di Indonesia antara lain:
a. Menurut UUD 1945
1. Kebebasan berpendapat;
2. Kedudukan yang sama dimuka hukum
3. Kebebasan berkumpul dan berorganisasi
4. Kbebasan beragama
5. Penghidupan yang layak
6. Kebebasan berserikat
7. Memperoleh pengajaran
b. Menurut UU no. 29 tahun 1999
14 Tim ICCE UIN, Ibid., hal 127
15 Tim ICCE UIN, Ibid., hal 200

14

1. Untuk hidup
2. Berkeluarga dan melanjutkan keturunan
3. Mengembnagkan diri
4. Memperoleh keadilan
5. Kebebasan pribadi
6. Rasa aman
7. Kesejahteraan
8. Turut serta dalam pemerintahan
9. Hak wanita
10. Hak anak.
2.4 Hubungan Demokrasi Dengan Hak Asasi Manusia
Sesuai dengan pernyataan para ahli di subbab demokrasi, HAM merupakan parameter
atau indikator demokrasi pada suatu negara. Karena pada dasarnya demokrasi adalah
kedaulatan rakyat yang mana rakyatlah yang memegang kekuasaan walau pada
kenyataannya yang berkuasa adalah yang diberi mandat.
Maka para mandataris inilah yang wajib membuat peraturan yang mendukung HAM
dan menjunjung serta menegakan HAM rakyat untuk berpartisipasi dalam pemerintahan
sehingga demokrasi secara riil dapat terjadi dalam bentuk parpol atau kelompok penekan
dan ormas yang bebas dan tanpa intervensi tangan-tangan mandataris untuk mencapai
tujuannya yaitu selalu berkuasa.
Negara-negara yang tidak menjunjung HAM terklasifikasi sebagai negara otoriter,
bahkan negara yang dibilangnya maju seperti Singapura masih tergolong otoriter, hal ini
dapat dilihat pada pemilihan perdana menterinya yang mana memiliki hubungan darah
dengan perdana menteri pertama yaitu Lee Kuen Yew.
Dan ada beberapa bukti yaitu pada UUnya yaitu
1. Internal Security Act, pada peraturan ini, orang dapat ditahan dengan waktu
penahanan yang tidak ditetapkan secara jelas.
2. Penal Code pada hukum pidana ini orang pada umur 16-50 tahun dapat
dieksekusi mati karena narkotika, kepemilikan senjata, terorisme dan penculikan.
3. Article 14 of Singapore membatasi pengekspresian diri, berkumpul, berpendapat
apabila dapat menyebabkan perpecahan dalam masyarkat atau negara.
4. National Security Act, memaksa warga negara untuk perbartisipasi pada militer.
5. Penal Code 337, melarang kaum homoseksual, lesbian, dan biseksual untuk ada
di Singapura.

15

6. The Employment of Foreign Workers Act tidak memberikan pegawai dari luar
negeri untuk mendapatkan manfaat yang sama seperti pegawai yang merupakan
warga negaranya.
7. Trafficking Victims Protection Act,dalam peraturan ini perdagangan wanita
dianggap boleh apabila legal dalam bentuk tertentu.
8. KUHAP Singapura, memberikan hukum cambuk kepada warga negaranya
sebagai alternatif pemidanaan.
2.5

Tahapan Perkembangan Demokratisasi Di Indonesia
Proses demokratisasi di Indonesia dibagi pada beberapa periode yaitu:
1. Sebelum kemerdekaan 1908-1945
Pada era ini dimulai pada politik etis Hindia Belanda. Hal ini tercermin pada hak
berkumpul dan berorganisasi yaitu terbentuknya organisasi Boedi Oetomo oleh
para mahasiswa STOVIA Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji pada
tanggal 20 Mei 1908.
Pada era ini dikenal Volksregering (pemerintahan rakyat) dan volkssouvereiiniteit
(kendaulatan rakyat). Dengan begitu penerapannya muncul Sekolah Rakyat untuk
memcerminkan asas kesamarataan. Danjuga muncul organisasi islamis dan
“kafir” non Islam yang memberikan sika kritis kepada pemerintah kolonial. 16
Kelompok-kelompok itu adalah Sarekat Islam dan PKI.
Pada era iihak yang dijunjung adalah hak untuk kemerdekaan atau self
determination right. Terbinya buku Als ik een Nederlander wasoleh Suwardi
Suryadiningrat menunjukan ekspresinya untuk melawan perayaan 100 tahun
kemerdekaan Belanda. Hal itu yang menunjukan kebebasan berekspresi dan
berpendapat dan juga oleh karya yang lain seperti R.A. Kartini dengan bukunya
Door Duisternis Tit Licht, Dr. Rivai dengan bukunya Ta Sen An.
Karena pidato Ratu di parlemen pada 1901 maka dibentuklah organisasi
mahasiswa sebaai bentuk hak berkumpul yaitu Indische Verenigingdan ambtena.
Dan juga terbentuknya Volksraad pada pemerintahan yang berfungsi sebagai
dewan penasihat gubernur jendral. Pasal 111 RR dicabut karena membatasi hak
berpendapat dan beroganisasi oleh Ratu dan dengan begitu dapat muncul
Volksraad yang mana menjadi cikal bakal Rijksraad (Majelis kerajaan) yang
merupakan cikal bakal MPR dan landstaaten (Dewan Perwakilan Rakyat) yang

16 Mengenai pergerakan modernis Islam, lihat Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia
1900-1942. (Jakarta:LP3ES, 1980).

16

merupaka benih DPR RI. 17
2. Setelah kemerdekaan 1945- sekarang
a. 1945-1950
Pada era ini dkenal juga sistem demokrasi parlementer.karena UUD 1945
yang mengusung presidensial diganti dengan UUD 1950 yang
parlementer.pada era ini badan eksekutif adalah presiden sebagai kepala
konstitusional dan menterinya.
Dan pada era ini presiden tak mau menjadi presiden yang sebgai kepala
negara saja yang mana tidak memiliki kekuasaan krena merasa bertanggung
jawab atas persoalan yang dihadapi masyarakat Indonesia.
Pada era ini dengan keluarnya Maklumat Pemerintah tanggal 3 November
1945 maka timbul parpol. Pada era ini terdapat “bentrokan” antara Soekarno
dan Hatta tentang konsep lembaga perwakilan yang mana Hatta lebih kepada
perwakilan yang individualistik dan Soekarno perwakilan secara kelompok
dengan bukti pidatonya yaitu18
“duduk utusan-utusan dari seluruh rakyat, zonder
memperbedakan keyakinan. Utusan-utusan dari kaum
yang 100 persen ke-Islamanny, utusan-utusan kaum
keristen, dari kaum tiada agama, kaum intelektuil, kaum
dagang, kaum buruh, kaum tani, kam pelajar—pendek
kata utusan-utusan dari seluruh ketubuh bangsa dan
natie”
b. 1950-1959
c. Pada tahun 1950an Soekarno sangat khawatir kanrena kekuasaannya dapat
etrgoyah karena pada demokrasi parlementer pemenrintahan tidak ada yang
stabil. Soekarno mengecam sistem multi partai dan parlementer yang mana
ditunjukan pada pidatonya di November 1945 berjudul kesalahan
besar.karena ketidak stabilan politik tersebutlah maka muncul peristiwa 17
oktober 1952 yaitu tentara menunutut pembubaran parlemen yang mana
menjadi cikal bakal memprioritaskan kepentingan giolongan daripada
bersama. Partai Masyrumi dan IPKI adalah partai yang sangat giat
memberikan mosi tidak percaya yang mana memberikan Soekarno untuk
17 Gondokusumo, Ameltz, Parlemen Indonesia, hal 9
18 “Saja Kurang Dinamis,” Pndji Islam, 1940, dimuat kembali dalam Soekarno, Dibawah bendera
REVOLUSI, 1963), hal 451

17

mencetuskan demokrasi terpimpin dan juga UUDS ditolak oleh militer dan
Soekarno.
Pada era ini demokrasi parlementer berakhir dengan dekrit presiden 5 juli
1959





Pembubaran Konstituante.
Beriakunya Kembali UUD 1945.
Tidak berlakunya UUDS 1950.
Pembentukan MPRS dan DPAS.

Soekarno memanfaatkann dekrit ini memobilisasi kekuasaan untuk berada
ditangannya. Dan membentuk DPR GR yang keanggotaanya dipilih Soekarno
dan menjadikan dirinya sebagai mandataris MPR yaitu pemimpin besar
revolusi. DPR GR merupakan boneka Soekarno yang mengikuti apa perintah
Soekarno.
d. 1959-1965
Pada era ini didominasi oleh Presiden dan terbatasnya partai politik karena
DPR dipilih oleh Presiden dan Presiden memiliki kekuasaan absolut karena
mandataris MPR, dan dominannya militer , komunis dalam
politik.berdasarkan Tap MPRS no. III/1963 membatalkan pembatasan waktu
5 tahun untuk presiden dan mengangkat Soekarno sebagai pemimpin besar
revolusi yang erjangka waktu menjabat seumur hidup.
Pelanggaran demokrasi terjadi karena kekuasaan Soekarno sebagai
mandataris MPR, hal ini terbukti dengan pembubaran DPR yang mrupakan
hasil pemilu dan membentuk DPR GR yang merupakan bonekanya.
DPR diposisikan sebagai pembantu pemerintah dan fungsi sebagai kontrol
ditiadakan. Dan DPR dijadikan menteri dan meninggalkan doktrin pemisahan
kekuasaan.
Dan UU no 19/1964 memberikan wewenang presiden dalam badan yudikatif
dan PP 14.1960 wewenang presiden dalam legislatif.
Pada era ini Masyumi partai Islam terbesar dibubarkan dan PKI di dukung
dengan sangat hal ini dibuktikan dengan terjadi penyelewengan yaitu
didirikan badan ekstra konstitusionil seperti Front Nasional yang dipakai
komunis sebagai arena kegiatan sesuai dengan taktik Komunisme
Internasional.
HAM dibatasi dan apabila bertentangan dengan “rel revolusi” maka dikenai
sanksi.

18

Dan juga pelanggaran peraturan yang mana dekrit presiden digunakan
sebagai dasar hukum yang dapat membubarkan badan konstitusional yang
dipilah rakyat yaitu DPR.

e. 1965-1998
Pada periode ini muncul demokrasi pancasila yang ditandai oleh
SUPERSEMAR 11 Maret 1966 dan hjatuhnya Soekarno. Tap MPRS No.
III/1963 dibatalkan jabatan presiden efektif 5 tahun kembali. Tap MPRS No.
XIX/1970 berisi peninjauan demokrasi terpimpin dan UU no19/1964 digantu
dengan UU no.14/1970 yang menetapkan kebebasan badan yudkatif. DPR
GR diberi hak kontrol yang dan membantu pemerintah dan tidak dinaggap
sebagai menteri lagi.
Pada era ini demokrasi pancasila merupakan retorika dan gagasan
belum mecapai praktek, hal ini dibuktikan edngan
1.
Dominannya peran ABRI
2.
Birokratisasi dan sentalisasi pengambilan keputusan
3.
Pengebirian peran dan fungsi parpol
4.
Campur tangan pemerintah dalam berbagai urusan partai dan politik
5.
Masa mengambang
6.
Monolitasi ideologi
7.
Inkorporasi lembaga non pemerintah
Pemerintah pada era ini bersifat defensif dan restriktif pada HAM
karena HAM dianggap sebagai budaya barat yang mana bertentangan dengan
nilai-nilai Pancasila .
f.

1998-sekarang
Pada era ini otoriter Soeharto jatuh seiring dengan itu demokrasi
berkembang pesat. Pada era ini menurut Azyurmardi Azra reformasi
mencakup 3 hal besar yaitu
1. Reformasi Konstitusional.
Indonesia adalah negara hukum, yang dicantumkan dalam batang tubuh
pada pasal 1 ayat 3.
 Sistem konstitualisme, artinya dalam penyelengaraan
pemerintahan negara berdasarkan Undang Undang Dasar yang
mengatur mekanisme pembagian kekuasaan.

19



Kedaulatan berada di tangan rakyat. Oleh karena itu, saat ini



pemilihan Presiden dilakuka langsung oleh rakyat.
Presiden adalah penyelenggara pemerintahan, bukan tertinggi




dan bukan dibawah MPR.
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
Menteri negara ialah pembantu presiden dan tidak bertanggung
jawab terhadap DPR. Jadi, presiden memiliki hak kewenangan



mutlak untuk mengangkat dan memberhentikan seorang menteri.
Kekuasaan kepala negara terbatas. Maksudnya, dibatasi oleh





hukum dan konstitusi.
Adanya otonomi daerah
Munculnya Mahkamah Konstitusi
Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para
anggota dewan merupakan anggota MPR. DPR memiliki
kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya



pemerintahan.
Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan
peradilan dibawahnya dan Makamah Konstitusi dan Komisi

Yudisial sebagai pengawasnya.
 Sistem multi partai.
2. Reformasi kelembagaan
 UU ASN
 UU Pemda
3. Reformasi pengembangan kultur dan budaya politik
 Terbentuknya kelompok penekan dan kelompok gerakan serta
parpol yang merupakan partisipasi rakyat dalam melaksanakan
demokrasi.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.3 Kesimpulan
Bahwa demokrasi merupakan sistem pemerintahandengan kedaulatan rakyat
walaupun mandatarislah yang secara nyata yang berkuasa.

20

Perkembangan demokrasi berawal dari abad 503 sebelum masehi dan sempat
berhenti pada abad pertengahan dan dimulai lagi pada abad renaissance karena
perjumpaan Islamd an dunia barat.
Hak asasi manusia adalah hak yang ada pada manusia karena ciptaan Tuhan.
HAM merupakan indikator negara demokratis, HAM dan Demokrasi bagai telpon
pintar dan sistem porasinya, tanpa salah satunya maka demokrasi hanyalah gagasan
saja.
Demokratisasi Indonesia sempat terhalang pada era demokrasi terpimpin
karena Soekarno dan demokrasi pancasila karena Soeharto, pada era demokrasi
terpimpin Soekarno melakukan hal inkonstusional seperti membubarkan DPR yang
merupakan hasil pemilu dan badan yang konstitusional dam mendirikan DPR-GR
yang meurpakan pilihannya dan menggunakan dekrit sebagai sumber hukum.
Pada era Soeharto militerisme sangat terasa sehingga keputusan berada
ditangannya seolah olah ada palemen dikuasai olehnya dan adanya “penyunatan
partai” yang merupakan pelanggaran demokrasi dan HAM.
3.4 Saran
Agar pemerintah RI terbuka dan mengusung Undang-Undang yang tidak
mendorong hak asasi manusia yang diharapkan menjadi dorongan agar proses
demokratisasi dapat berjalan baik dan muncul pemerintahan yang bersih dari
korupsi, kolusi dan nepotisme \
Dan juga peran aktif mahasiswa dan masyarakat dalam organisasi manusia
yang mendorong demokrasi dan memberi kritikan yang bermanfaat bagi pemerintah
guna kemajuan pemerintahan.
DAFTAR PUSTAKA
Tim ICCE UIN Jakart. 2005. Demokrasi dan Hak Asasi Mnusia pada Masyarakat Madani.
Jakarta: Fajar Interpratama Offset.
Harris, Syamsyudin. Demokrasi Di Indonesia. 1994. Demokrasi Di Indonesia. Jakarta:
LP3ES.
Noer, Deliar. 1980. Pergerakan Modern Islam di Indonesia. Jakarta:LP3ES
Gondokusumo, Ameltz, Parlemen Indonesia
Sokarno. 1963. Dibawah Bendera Revolusi
Noor et Ms Bakry. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
http://bangudin22.blogspot.co.id/2013/03/sejarah-munculnya-demokrasi.html

21

Satori, Giovanni. 1987. The Theory of Democracy Revisited. Catham, New Jersey: Catham
House Publisher Inc.
Democracy Encyclopædia Britannica Online
Amal, Ichlasul. 1988. Teori-teori Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta: Tiara Wacana
Nasution, Adnan Buyung. 1992. The Aspiration for Constitutional Governemnt in
Indonesia: a Socilo-Legal Study of Indonesian Konstituante 1956-1859. Jkarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Noer. Deliar. 1983. Pengantar ke Pemikiran Politik. Jakarta: CV Rajawali.
Ricklefs M.C. 1992. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada Univeristy Press.

22