ILMU PENGETAHUAN DI ABAD PERTENGAHAN

MAKALAH SEJARAH FISIKA

ILMU PENGETAHUAN DI ABAD PERTENGAHAN
Oleh:
Yuli Ardika Prihatama (K308062)
Halima Rosida (K307027)
Eka Reni V. (K307025)
Isnaini Rohayati (K308094)

Pendahuluan
Sejak kekaisaran Romawi mengalami kemajuan pesat, keinginan belajar
filsafat dan ilmu pengetahuan, khususnya orang-orang yang berbahasa Yunani
maupun orang-orang Yunani yang berintelektual tinggi mulai pudar. Imperium
yang terbentuk dari sebuah kekuatan militer Romawi telah menghasilkan teknik
pembangunan yang besar, seperti jaringan jalan dan saluran air, serta kota-kota
yang jalannya beraspal. Tetapi para penduduknya, termasuk yang terpelajar dari
mereka memiliki ketertarikan yang rendah terhadap hal-hal yang abstrak dan
teoritis. Akibatnya, hingga di permulaan abad terbentuknya Republik Romawi,
hanya ada segelintir ilmuwan Yunani, ahli mistik dan para astrolog yang
mengembangkan pengetahuan ketika ilmu pengetahuan mereka mengalami
kemunduran demi menjaga lingkungan intelektual yang rasional. Dalam kurun

waktu yang lama, pemikiran asal dari pengetahuan itu mulai memudar bahkan
mulai hilang. Inilah kenyataan di dunia barat di bawah Imperium Romawi di masa
lalu, yang menjadikan eksistensi orang-orang Yunani tersisihkan sehingga mereka
sulit mengakses dan mengembangkan karya para ahli matematika klasik, ahli
falak, dan filsuf.

Ilmuwan-Ilmuwan Pertama dalam Sejarah Pemikiran Klasik
Salah satu dari sedikit orang di masa itu yang
memberikan kontribusi dalam pemikiran klasik adalah
penyair Epicurian, Titus Lucretius Carus yang
diperkirakan pernah hidup dari tahu 99 s.d 44 SM.
Hampir tidak didapati keterangan tentang kehidupannya
melainkan hanya tulisan yang berisi tuduhan terhadapnya
oleh St. Jerome karena sang penyair merupakan orang
yang anti-agama. Itu pun diketahui setelah 475 tahun dari
kehidupannya. Karyanya De Rerum Natura adalah
semacam epik yang merupakan karya spektakuler
sekaliber Aeneid yang merupakan sebuah hasil pemikiran
filsafat tentang fisika atom dan kosmologi. Menurut
Lucretius tidak ada yang eksis di jagad raya ini,

melainkan hanya atom-atom yang tidak rusak dalam

berbagai ukuran, warna, rasa, suhu dan sebagainya yang bergerak tidak
teratur dalam ruangan kosong.
Sebagai ganti gagasan asal yang telah dibuat
oleh orang-orang Yunani, para penulis di beberapa
paruh abad kemudian mulai menggabungkan
pemikiran-pemikiran tersebut dalam sebuah
ensiklopedi berbahasa Latin. Seorang pembuat
ensiklopedi terbesar adalah Pliny the Elder (27-79
M), salah satu komandan pasukan kalvaleri Romawi
yang pensiun saat Kaisar Nero berkuasa. Dia
mengabdikan diri sepenuhnya untuk ilmu
pengetahuan, khususnya tentang sejarah dan tata bahasa. Dia meninggal pada saat
terjadinya letusan gunung berapi Vesuvius yang memporak-porandakan kota
Pompei dan Herculaenum. Karyanya Natural History kemudian menjadi rujukan
informasi ilmu pengetahuan hingga pada beberapa ribu tahun kemudian. Tiga
pembuat ensiklopedi antik terbaik yang mampu memberikan pengaruh di abad
pertengahan ini antara lain: Ancius Manlius Severinus Boethius (480–524 M),
yang kemudian dieksekusi oleh Raja Theodoric, St. Isidore (560–636 M) seorang

pendera Sevilla dan ahli teologi dari Inggris Venerable Bede (673–735 M).
Matematikawan terbesar pada masa itu,
Diophantus (nama lengkapnya Diophantus of
Alexandria), yang pemikirannya berkembang pada
abad ketiga telah memberikan kontribusi penting dalam
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya pada teori
bilangan, aljabar, dan teori-teori tentang persamaan.
Tapi selain Diophantus dan Ptolemeus, satu-satunya
pemikir tentang ilmu fisik selama pertama milenium era
Kristen yang layak disebut adalah Hero dari
Alexandria, yang hidup pada abad pertama Masehi,
sebelum pertumbuhan yang cepat Kekristenan dan
pembentukan Gereja Kristen, dan John Philoponus
(Yohanes ahli tatabahasa), yang berkembang di abad
keenam.

Konstribusi John Philoponus Untuk kemajuan pengetetahuan di
Alexandria
Meskipun di abad keenam ilmu pengetahuan berpusat di Roma dan
Yunani, namun di Alexandria di wakttu itu telah di buat sekolah teknik, dimana di

sekolah tersebut dilakukan berbagai penelitian tentang ilmu pengetahuan. Dan ada
seorang siswanya yang bernama John Philoponus yang kemudia menjadi seorang
ilmuan terkenal di Alexandria, dia memberikan konstribusi yang besar terhadap
kemajuan ilmu penetahuan di Alexandria.

John Philoponus dilahirkan dari keluarga Kristen pada tahun 490 M dan
meninggal pada tahun 570 M , dia adalah seorang ahli tata bahasa, neoplantonis,
dan dia juga seorang filusuf.
John Philoponus memulai perjalanan menjadi seorang ilmuan ketika dia
bersekolah di sekolah teknik di Alexandri pada tahun 510 M, dimana waktu itu
sekolah itu dikepalai oleh seorang neoplantonis filusuf (Amonius). John
Philoponus adalah seorang siswa murid yang dekat dengan kepala sekolahnya. Di
sekolah teknik itu, John melakukan percobaan menggunakan tekanan uap air,
yang kemudia hasil dari percobaan itu menjadi konstribusi terkemuka bagi
kemajuan ilmu pengetahuan di Alexandria. Berdasarkan percobaan itu dia
mengakui bahwa udara adalah medium elastic yang bisa dimampatkan juga bisa
direnggangkan.
Meskipun dalam waktu yang laama John dianggap sebagai pemikir kelas
rendah ternyata lebih baik dari pada seorang ilmuan yang serius. Kesimpulannya
adalah bahwa udara merupakan partikel yang bergerak, yang berlaku selama 15

abad sebelum abad itu. Dia juga mengembangkan pengetahuan mekanik dan
matematik. terutama mengenai pengukuran geometri. Selain itu dia juga
memberikan kritikan dan memberikan penjelasan tentang teori Aristoteles.
Berdasarkan percobaan dan konsep dasar inersia, dia menyangkal doktrin
Aristoteles bahwa benda yang lebih berat jatuh lebih cepat dari pada yang lebih
ringan sebagaimana kritikannya, dia melawan dengan kemungkinan di ruang
hampa.
Meskipun idenya dianggap sebuah awal melenium di waktunya, masih
belum dikenal di Latin barat di saat itu.

Kemajuan Ilmu Pengetahuan di Eropa
Setelah kekaisaran konstanti menjadi orang Kristen paling awal dia abad ke
empat, umat Kristen menyebar luaskan penelitian tentang kehancuran kekaisaran
barat, yang termasuk daerah populasi suku Jerman. Pemeliharaan sisa-sisa
pengetahuan tradisi yang menghilang dari ahli filusufi alam Yunani yang sekarang
hampir seluruhnya tergantung pada sikap gereja.
Beruntung, setelah permusuhan awal yang kuat, umat Kristen memandang
pengetahuan pagan Yunani bahwa kebanyakan dari mereka (termasuk St.
Augustine ) yang telah mempelajari para pemuda mereka, dengan bukti-bukti
yang didapatkan obyek tertentu secara sendiri. Seperti (tement (c.156-210) dengan

muridnya. Ahli teologi dari Alexandria (c. 185-254), melibatkan filusfi Yunani
baik atau buruk tergantung seluruhnya sebagaimana umat Kristen
menggunakannya. Pagan astronomi dan filosofi termasuk filosofi alam, jika di
pelajari dengan hati-hati, jika diperlukan, dalam menafsirkan – membantu untuk
mempelajari alkotab
dan meningkatkan pemahaman seseorang terhadap
pengetahuan itu.

Pada awal abad ke 6 filsafat berhenti untuk waktu yang lama.Segala
perkembangan ilmu pengetahuan pada waktu itu terhambat. Hal ini disebabkan
karena pada abad ke-6 dan ke-7 adalah abad – abad yang kacau. Pada waktu itu
ada perpindahan bangsa – bangsa yang mengakibatkan adanya serangan –
serangan bangsa – bangsa yang masih belum beradab terhadap kerajaan romawi,
sehingga kerajaan itu runtuh. Bersamaan runtuhnya kerajaan Romawi itu runtuh
pula segala peradaban romawi, baik peradaban bukan kristiani maupun peradaban
kristiani yang sedang di bangun selama 5 abad terakhir.
Mempelajari pandangan kristen akan memperlihatkan maksud kegunaanya
sebagai dasar filsafat setelah masehi banyak difasilitasi lebih lanjut untuk
mengembangkan sains di Eropa. Kemudian, kegerejaan memberikan perlawanan
terhadap penemuan ilmiah, misalnya model heliosentrik Copernican dari system

tata surya dan evolusi Darwin. tetapi perkembangan sains Negara barat akan
ditentang secara serius, jika tidak menutup kemungkinan setelah pertengahan
masehi mengadopsi lebih banyak pertentangan dasar terhadap pendirian ide
filsafat kalangan agama di Eropa dari peradaban bangsa yunani yang mana
tumbuh merata dalam sains modern. Dengan runtuhnya kekaisaran romawi dan
para golongan elite (sekarang berarti kebanyakan pendeta) yang meninggalkan
kota dan untuk pertama kali mereka meninggalkan biara. Mereka pindah ke
sekolah cathedral, di Latin.
Guru di sekolah kathedral di kota utama menjadi terkenal dimana – mana.
Mereka memasukkan biarawan gerbert (1003 – 946), kadang – kadang sesuatu
yang menjadi khayalan mereka membawa mereka kepada kenyataan seperti
halnya Pope Sylvester II dan ilmuan perancis Peter Abelard (1079 – 1142) yang
mempunyai pengetahuan yang luas tentang astronomi dan kemudian menjadikan
mereka menarik perhatian banyak siswa. Peter Abelard (Lt: Petrus Abaelardus
atau Abailard; Fr: Pierre Abélard) (1079 - 1142) adalah seorang ilmuan
Prancis yang merupakan filsuf skolastik , teolog dan mempunyai logika yang
unggul. Cerita tentang perselingkuhan dan cinta untuk Héloïse telah menjadi
legenda. Chambers Biographical Dictionary menggambarkan dirinya sebagai
"pemikir dan teolog paling berani dari Abad ke-12"
Pokok permasalahan dari pengajaran

mereka
cenderung
terlalu
luas,
memasukkannya
sebagai
sains
dan
matematika yang biasanya relatif dasar
mereka akan menemukan literatur Latin
klasik dan di terjemahan Latin dari bahasa
arab melalui spanyol. Beberapa orang Yunani
bekerja pada filsafat yang alami atau
matematika dimana langsung diterjemahkan
ke bahasa Latin hingga abad ke tiga belas,
dimana mengapa ensiklopedia bahasa latin
dan masukan baru dari sains dan filsafat alam
dari bahasa arab menjadi informasi penting.

Penutup

Perkembangan ilmu pengetahuan ini mengiringi umur dari Imperium
Romawi. Setelah kekuasan Romawi berakhir, maka kemudian perkembangan
ilmu pengetahuan beralih ke dunia timur, yaitu di tangan umat Islam dan bangsa
Arab pada masa kekhalifahan Abbasiyah dan dinasti-dinasti yang lain meskipun
di Spanyol (Andalusia) juga mengalami kemajuan pesat.