ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI (26)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TABUNGAN DI INDONESIA PERIODE OKTOBER 2012 – MARET 2015 DITA PUTRI ARISTIYANTI
1113084000041 (Mahasiswi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Email : ar.dita@ymail.com
Pembimbing : Tony S. Chendrawan, ST., SE., M.Si
ABSTRACT
The research aims to know the influence of the factors (economic variables) to National Saving in Indonesia period 2002-2012, the factors are BI Rates and Inflation. Based on the research results, this study used secondary data and quantitative research using time series method, and the method used Ordinary Least Square (OLS) by SPSS 22.Data are analyzed using multiple linear regression and also use the test t and test F. The Methodology of this research is qualitative analysis, it is based on secondary sources, which is mean the data has taken from books, reports, documents, and other relevant online sources (official website of Bank Indonesia). This analysis also aimed to determine the effect of independent variables (BI Rate and Inflation) on the dependent variables (National Saving (Tabungan DPK Bank Umum)). The data used is from 2012.10 to 2015.3, the Hypothesis Test used t - test and F - test with significance level of 0.000 with a confidence level of 2,5%. The classical assumptions test used in this study include normality, multicollinearity, heteroscedasticity and autocorrelation test the results showed that the BI Rates had a positive and significant to National Saving. While, The Inflation had a negative and not significant to National Saving.
Keywords : BI RATE, INFLATION, NATIONAL SAVING (TABUNGAN DPK BANK UMUM)
I PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Dalam rangka mewujudkan
masyarakat
Indonesia yabg adil dan makmur berdasarkan UUD 1945, maka kesinambungan dan peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berazaskan kekeluargaan perlu dipelihara dengan baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pelaksanaan pembangunan ekonomi harus lebih memperhatikan keserasian, keselarasan dan keseimbangan
unsur –unsur
pemerataan
pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional. Seperti yang dikemukakan dalam teori dari Harrod dan Domar, bahwa tabungan sangat berpengaruh bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Bila suatu negara ingin tumbuh dengan cepat, maka jumlah tabungan harus ditingkatkan dan nilai dari ICOR (Increamental Capital Output Ratio) harus diperkecil. Tabungan yang merupakan sumber dana bagi pembangunan dapat berasal dari dalam negeri ataupun dari luar negeri. Namun pada umumnya di negara sedang berkembang tingkat tabungan
kebijakan untuk mendorong tabungan dan investasi. Pada umumnya perbedaan lingkungan ekonomi di negara sedang berkembang dan negara maju merupakan perbedaan mendasar dalam perilaku tabungan. Sebagian besar literature empiris yang menganalisis perilaku tabungan antar negara memfokuskan pada kurangnya informasi yang konsisten dalam perilaku tabungan dan perbedaan perilaku tabungan negara berkembang versus negara maju yang seringkali diabaikan oleh pemerintah negara berkembang ketika mengadopsi kebijakan untuk meningkatkan tabungan dari negara industri maju. Literatur tabungan pada umumnya didasarkan pada dua pendapat yang berbeda. Kubu pertama adalah dari aliran Klasik dan kubu kedua adalah aliran Keynesian.
Wicksell salah satu tokoh dari penganut klasik menyatakan bahwa tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga dengan hubungan positif. Sedangkan Keynes (1936) mendefinisikan tabungan sebagai fungsi dari tingkat pendapatan.
hipotesis pendapatan
menyeimbangkan dari masing-masing unsur dikemukakan oleh Friedman (1957) yang
permanen
yang
adalah perbankan.
membedakan pendapatan menjadi pendapatan Peran yang strategis tersebut terutama permanen dan pendapatan transitory sebagai
disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai suatu penentu tabungan.
wahana yang menghimpun dan menyalurkan Uji empiris hipotesis pendapatan permanen
dana masyarakat secara efektif dan efisien terutama
yang dengan berazaskan demokrasi ekonomi kesejahteraan inisial dari tabungan. Hasil
mendukung pelaksanaan pembangunan nasional empiris
meningkatkan pemerataan menunjukkan perbedaan
dalam rangka
pembangunan dan hasi –hasilnya, pertumbuhan berkembang dan negara maju. Sedangkan
perilaku negara
dan pembangunan ekonomi akan meningkat. hipotesis siklus hidup dari Ando dan
Pembangunan nasional Indonesia membutuhkan Modigliani (1963) yang didasarkan pada
dana dan salah satu sumber dananya adalah dari asumsi
bahwa individu mengalokasikan tabungan nasional. Industri perbankan merupakan konsumsinya secara ”merata” selama hidupnya
salah satu komponen yang sangat penting dalam dengan cara mengumpulkan tabungan selama
demi menjaga masa produktif dan menjaga tingkat
perekonomian
nasional
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi konsumsinya selama masa non produktif.
nasional, Indonesia mengalami krisis moneter dan perbankan pada tahun 1998. Akibat krisis
Sekretaris Jenderal The Organisation for moneter tersebut maka kepercayaan masyarakat Economic Co-operation and Development
terhadap perbankan menurun, sehingga tabungan (OECD) Angel Gurria mengatakan, bank-bank di
nasional mengalami penurunan. Untuk menjaga Indonesia memiliki margin yang lebih tinggi
stabilitas keuangan ini, maka pemerintah perlu yang didapatkan dari suku bunga tabungan dan
melakukan kebijakan moneter yang tepat. kredit bila dibanding bank di negara ASEAN lainnya. Hal tersebut mencerminkan kebutuhan
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa bank untuk menutupi biaya operasional lebih
pengaruh dan mengetahui elastisitas tingkat suku tinggi. Angkanya, antara 2,5% sampai 4% dari
bunga, inflasi terhadap tabungan nasional di aset bank, dibanding 2% di Malaysia dan 1% di
Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan Singapura. "Ini akibat kondisi geografis
berguna bagi pemerintah untuk membuat suatu Indonesia yang unik dan ketidakefisienan.
kebijakan, juga sebagai kontribusi ilmiah pada Beberapa rasio biaya operasional terhadap total
ilmu ekonomi.
aset bank-bank di Indonesia merupakan tertinggi di antara bank-bank di negara anggota G-20,"
1. 1. Rumusan Masalah
menurit Sekjen OECD (25/3/2015). Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
Menurut Gurria, bank-bank di Indonesia juga Bagaimana pengaruh antara tingkat suku merupakan bank paling profitable di antara bank-
bunga terhadap tabungan? bank di negara anggota G-20, dengan rata-rata
Bagaimana pengaruh antara tingkat pengembalian atas modal (return on equity)
inflasi terhadap tabungan? sebesar 23%, di atas rata-rata di China sebesar
Bagaimana pengaruh antara tingkat suku 21% dan lebih dari dua kali rata-rata di Amerika
bunga dan tingkat inflasi terhadap Serikat sebesar 9% (data Bloomberg, 2013).
tabungan?
Tingkat pengembalian yang tinggi di Indonesia
disebabkan oleh margin bunga bersih, yang
2. 1. Tujuan Penelitian
dengan rata-rata sebesar 7 poin persentase, Untuk mengetahui seberapa besar merupakan yang tertinggi di antara negara
pengaruh antara tingkat suku bunga anggota G-20 (rata-rata suku bunga pinjaman
terhadap tabungan.
adalah sebesar 12%, sementara rata-rata suku Untuk mengetahui seberapa besar bunga yang dibayarkan kepada deposan sebesar
pengaruh antara tingkat inflasi terhadap 5%)
tabungan. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat Salah satu sarana yang mempunyai peran
suku bunga dan tingkat inflasi terhadap strategis
untuk
menyerasikan
dan
tabunga
Wikipedia Bahasa Indonesia menyatakan bahwa tabungan adalah simpanan yang
II. KERANGKA TEORITIS DAN
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
TINJAUAN PUSTAKA
syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau
2.1. Tabungan
alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Tabungan nasional (national saving) dapat Pengertian Tabungan Menurut Soemitro
2.1.1. Pengertian Tabungan
didefinisikan sebagai pendapatan total dalam Djojohadikusumo
perekonomian yang tersisa setelah dipakai didefinisikan sebagai kemampuan dan
tabungan
untuk pengeluaran pemerintah dan konsumsi. kesediaan untuk menahan hasrat konsumsi
Dalam suatu negara, investasi domestik dapat selama beberapa waktu agar di masa yang
dibiayai oleh tabungan nasional dan pinjaman depan terbuka kemungkinan konsumsi yang
dari luar negeri. Total dana yang tersedia memuaskan.
untuk membiayai investasi (I) sama dengan tabungan nasional (S+(T-G)) ditambah
Pengertian Tabungan menurut Simorangkir dengan pinjaman dari luar negeri (X-M). (1991:47) adalah tabungan diartikan sebagai
Secara matematis dapat dirumuskan : bagian
derajat pendapatan
nasional
pertahunnya yang tidak dikonsumsi.
I = S+(T-G)+(X-M).................... (1)
Tabungan adalah simpanan dana pihak ketiga Untuk mengurangi ketergantungan suatu kepada bank yang penarikannya hanya dapat
negara terhadap bantuan dari pihak lain, dilakukan menurut syarat-syarat yang
tabungan nasional diutamakan sebagai ditentukan antara bank dan nasabah
sumber pembiayaaan investasi domestik. (Simurangkir 2004:11)
Secara garis besar, tabungan nasional diciptakan oleh tiga pelaku, yaitu pemerintah,
ccmenyatakan bahwa tabungan merupakan perusahaan, dan rumah tangga. dana pihak ketiga yang dapat ditarik sesuai perjanjian antara bank dan nasabah pemegang
Tabungan pemerintah merupakan selisih rekening tabungan. Tabungan meskipun
penerimaan dengan merupakan dana simpanan yang dapat ditarik
antara
realisasi
pemerintah. Tabungan setiap saat, akan tetapi pengendapannya
pengeluaran
perusahaan merupakan kelebihan pendapatan relatif lebih stabil dibanding dana yang
(laba) yang tidak dibagikan kepada pemegang berasal dari giro.
saham yang besarnya dapat diketahui dari neraca perusahaan. Sedangkan tabungan
Tabungan adalah
rumah tangga merupakan bagian dari penarikannya hanya dapat dilakukan dengan
simpanan
yang
pendapatan yang diterima rumah tangga yang syarat tertentu yang lebih disepakati, dan
tidak dibelanjakan untuk keperluan konsumsi. tidak menggunakan cek atau bilyet giro atau
Secara matematis persamaan tabungan dapat alat lainnya dapat dipersamakan oleh hal itu.
dijabarkan sebagai berikut. Jika tabungan Cara penarikan rekening tabungan ini
swasta adalah S = (Y-T)-C dan Tabungan biasannya menggunakan cashcard atau ATM,
Pemerintah adalah (T-G), maka Tabungan dan debt card (Sri Susilo, 2004:64).
Nasional :
Sedangkan menurut statistik ekonomi = S+(T-G)=(Y-T)-C+(T-G) keuangan indonesia (2011) tabungan adalah
= Y-C-G........................(2) simpanan pada bank umum dan BPR dalam
Dimana :
rupiah milik pihak ketiga, yang penarikan S = Tabungan Swasta hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
Y = Pendapatan Nasional/Agregat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat
T = Pajak Netto ditarik dengan cek atau alat yang dapat
C = Konsumsi
dipersamakan dengan itu.
G = Pengeluaran Pemerintah
Jika T-G bernilai positif, maka pemerintah Ĉ= intercept; tingkat konsumsi ketika akan mengalami budget surplus, dan sektor
pendapatan nol c = marginal propensity to ini akan ditambah pada sektor swasta untuk
consume
menambah sumber pembiayaaan investasi. Namun jika T-G bernilai negati berarti
Jika kedua persamaan (3) dan (4) atau disebut pemerintah mengalami budget deficit, dan
juga budget constraint tersebut digabungkan, peerintah harus meminjam dana dari pihak
maka akan menjelaskan fungsi persamaan lain.
tabungan. Fungsi persamaan tabungan sendiri menjelaskan hubungan tingkat tabungan
pendapatan. Dengan
Mempengaruhui Tabungan
mensubstitusi persamaan konsumsi (3) Menurit ekonom klasik, Adam Smith,
dengan persamaan budget constraint (4), tabungan merupakan fungsi dari tingkat
maka kita akan mendapatkan fungsi bunga. Tingkat bunga merupakan pembayaran
persamaan tabungan :
dari tidak dilakukannya konsumsi, imbalan dari kesediaan untuk menunggu dan tidak
S ≡ Y-C = Y-Ĉ – cY
dilakukannya konsumsi dan pembayaran atas =- Ĉ + (1-c)Y ………………..…. (5) penggunaan dana. Oleh karena itu, jika tingkat bunga naik, jumlah tabungan juga
Dari persamaan (1.5) kita dapat melihat akan meningkat. Tingkat bunga ditentukan
bahwa tabungan memiliki hubungan positif dari titik keseimbangan antara tabungan dan
karena marginal investasi.
dengan
pendapatan
propensity to save, s =1 – c, adalah positif. Dengan kata lain, tabungan meningkat ketika
Alfred Marshall dari kaum neoklasik
pendapatan meningkat.
mengemukakan bahwa terdapat faktor ekonomi dan
non ekonomi yang
Penentu Faktor-Faktor Lainnya
mempengaruhi tabungan. Diantara faktor- Sadono Sukirno (2004:119-121) menjelaskan faktor ekonomi tersebut, dia menekankan
ada faktor-faktor lain yang menentukan pada tingkat bunga, walaupun mungkin ada
tabungan selain dari pandangan Klasik dan keadaan dimana tetap ada tabungan walaupun
Keynes di atas diantaranya : tingkat bunga negatif.
a) Kekayaan Yang Telah Terkumpul
Selain tingkat bunga, pendapatan juga Sebagai akibatnya dari mendapat harta dikatakan sebagai salah satu faktor yang
warisan atau tabungan yang banyak akibat mempengaruhi tabungan nasional. Pendapat
usaha dimasa lau, maka seseorang berhasil tersebut dikemukakan oleh J.M. Keynes
mempunyai kekayaan yang mencukupi. dalam teorinya mengenai kecenderungan
Dalam keadaan seperti itu ia sudah tidak untuk mengkonsumsi (propensity to consume)
terdorong lagi untuk menabung lebih banyak. yang secara eksplisit menghubungkan antara
Maka lebih besar bagian dari pendapatannya tabungan
yang digunakan untuk konsumsi dimasa menyatakan suatu fungsi konsumsi modern
dan pendapatan.
Keynes
sekarang. Sebaliknya, untuk orang yang tidak yang didasari oleh perilaku psikologis
memperoleh warisan atau kekayaan, mereka modern, yaitu apabila terjadi peningkatan
akan lebih bertekad untuk menabung. Untuk pada pendapatan riil, peningkatan tersebut
memperoleh kekayaan yang lebih banyak tidak
dimasayang akan datang atau untuk meningkatlkan konsumsi, tetapi dari sisa
kebutuhan dimasa depan pendapatan tersebut juga digunakan untuk
memenuhi
membeli rumah, menabung, hal ini dapat dijelaskan dalam
keluarganya
seperti
membiayai pendidikan anak atau membuat persamaan berikut :
tabungan untuk persiapan dihari tua. S≡Y-C........................ (3) C=Ĉ+cY,Ĉ>0;0<c< 1 …................. (4)
b) Sikap Berhemat
D: Berbagai masyarakat mempunyai sikap yang S=saving
berbeda dalam menabung dan belanja. Ada Y=income
masyarakat yang tidak suka belanja masyarakat yang tidak suka belanja
bunga selanjutnya akan mempengaruhi Dalam masyarakat seperti iti APC dan
keinginan berinvestasi sektor perusahaan MPCnya adalah lebih rendah. Tetapi ada pula
karena investsi sendiri sangat sensitif masyarkat yang mempunyai kecendrungan
terhadap tingkat bunga. Tabungan sendiri menkonsumsi yang tinggi yang berati APC
menurut mereka tidaklah ditentukan oleh dan MPCnya adalah tinggi.
tingakt bunga, namun lebih ditentukan oleh tingkat pendapatan, semakin tinggi tingkat
pendapatan akan semakin tinggi pula Dalam perekonomian yang tumbuh dengan
c) Keadaan Perekonomian
tabungan yang dilakukan oleh sektor rumah teguh dan tidak banyak pengangguran,
tangga. (Vanirtis dalam Sekti Wibisini masyarakat
pengeluaran yang lebih efektif. Mereka memiliki kecenderungan belanja lebih banyak
The Life-Cycle Permanent Income Theory of pada masa kini dan kurang menabung. Tetapi
Consumption and Saving (Modigliani,1986) dalam keadaan kegiatan perekonomian yang
menjelaskan tentang pilihan bagaimana lambat
memelihara standar hidup yang stabil dalam pengangguran
perkembangannya,
tingkat
menghadapi perubahan pendapatan dalam meningkat dan sikap masyarakat dalam
menunjukan
tendensi
waktu hidup seseorang. Jadi, teori ini menggunakan uang dan pendapat menjadi
menjelaskan hubungan antara pendapatan makin berhati-hati.
sepanjang waktu, konsumsi, dan tabungan. The life cycle hypothesis melibatkan individu,
2.1.3. Teori Tabungan
untuk merencanakan perilaku konsumsi dan
perilaku tabungannya dalam jangka Menurut Teori Klasik tabungan merupakan
a. Teori Klasik
panjang dengan tujuan mengalokasikan fungsi dari suku bunga, bahwa semakin tinggi
konsumsinya dengan cara terbaik untuk tingkat bunga akan semakin tinggi pula
sepanjang hidupnya.
keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya pada tingkat bunga yang lebih tinggi
Pengertian tabungan menurut teori klasik masyarakat akan lebih terdorong untuk
adalah fungsi dari tingkat bunga. Makin mengorbankan konsumsi guna menambah
tinggi tingkat bunga makin tinggi pula tabungan. Investasi juga tergantung atau
keinginan masyarakat untuk menabung. merupakan fungsi dari tingkat bunga, semakin
Artinya pada tingkat bunga yang lebih tinggi tinggi bunga keinginan untuk melakukan
masyarakat akan lebih terdorong untuk invetasi semakin kecil.
mengorbankan atau mengurangi pengeluaran Alasannya, seseorang pengusahan akan
untuk konsumsi guna menambah tabungan. menambah pengeluaran investasinya apabila
(Noprin : 1992 : 7)
keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga yang harus dia
2.2. Suku Bunga
bayar. Semakin rendah tingkat bunga, pengusaha akan lebih terdorong untuk
2.2.1. Pengertian Suku Bunga
melakukan investasi, sebab biaya penggunaan Bunga pada bank dapat diartikan sebagai dan (cost of capital) juga semakin kecil (Sekti
balas jasa yang diberikan oleh bank yang Wibowo Listyoadi, 2005).
berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual
produknya. Bunga juga dapat diartikan Dalam Teori Keynesian bahwa tingkan bunga
b. Teori Keynes
sebagai harga yang harus dibayar oleh tidaklah ditentukan oleh interaksi tabungan
nasabah (yang memiliki simpanan) dengan dan oleh investasi di pasar modal, akan tetapi
yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank tingkat bunga merupakan fenomena moneter,
(nasabah yang memperoleh pinjaman) artinya tingkat bunga ditentukan oleh
(Kasmir.2009:131)
permintaan dan penawaran uang di pasar uang.
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi
mencerminkan sikap atau stance kebijakan (pendapatan domestik) sepanjang uang itu mencerminkan sikap atau stance kebijakan (pendapatan domestik) sepanjang uang itu
pada prinsipnya keseimbangan di pasar uang dapat terjadi, dan Teori penentuan tingkat suku bunga Keynes
hambatan
maka
merupakan wujud kekuatan tarik menarik dikenal dengan Teori Liquidity Preference.
antara permintaan dan penawaran uang. Keynes mengatakan bahwa tingkat bunga semata-mata merupakan fenomena moneter
2.2.2. Fungsi Suku Bunga
yang mana pembentukannya terjadi di pasar Fungsi suku bunga menurut Sunariyah uang. Artinya tingkat suku bunga ditentukan
(2004:81) adalah :
oleh permintaan dan penawaran akan uang.
a) Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2
diinvestasikan.
macam bunga yang diberikan kepada
b) Suku bunga dapat digunakan sebagai alat nasabahnya. Yaitu :
moneter dalam rangka mengendalikan
a) Bunga Simpanan penawaran dan permintaan uang yang beredar Bunga yang diberikan sebagai balas jasa bagi
dalam satu perekonomian. nasabah yang menyimpan uangnya di bank.
Misalnya :
Bunga simpanan merupakan harga yang harus Pemerintah mendukung pertumbuhan suatu dibayar bank kepada nasabahnya. Contoh :
sektor industri tertentu apabila perusahaan- Jasa giro, bunga tabungan dan bunga
perusahaan dari industri tersebut akan deposito.
meminjam dana. Maka pemerintah memberi
yang lebih rendah Adalah bunga yang diberikan kepada para
b) Bunga Pinjaman
tingkat
bunga
dibandingkan sektor lain. peminjam atau harga yang harus dibayar oleh
c) Pemerintah dapat memanfaatkan suku nasabah peminjam kepada bank. Sebagai
bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. cotoh bunga kredit. Kedua macam bunga ini
Berarti, pemerintah dapat mengatu sirkulasi merupakan komponen utama faktor biaya dan
uang dalam suatu perekonomian. pendapatan bagi bank konvensional. Bunga
Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua simpanan merupakan biaya dana yang harus
kekuatan, yaitu : penawaran tabungan dan dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga
permintaan investasi modal (terutama dari pinjaman merupakan pendapatan yang
sektor bisnis). Tabungan adalah selisih diterima dari nasabah.
anatara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya berperan sebagai pendorong
Baik bunga simpanan maupun bunga utama agar masyarakat bersedia menabung. pinjaman
Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai
masing
– masing saling
rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi contoh seandainya bunga simpanan tinggi,
suku bunga, akan semakin tinggi pula minat maka secara otomatis bunga pinjaman juga
masyarakat untuk menabung dan sebaliknya. terpengaruh ikut naik dan demikian pula
Tinggi rendahnya penawaran dana investasi sebaliknya.
ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga Edward dan Khan (1985), mengatakan bahwa
tabungan masyarakat.
faktor penentu suku bunga terbagi atas 2 (dua) faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor
2.2.3. Tipe-Tipe Suku Bunga
internal meliputi pendapatan nasional, jumlah Ada 2 tipe suku bunga, yaitu : uang beredar, dan ekspetasi inflasi.
1) Real Interest Rate
Sedangkan faktor eksternalnya adalah Koreksi atas tingkat inflsi dan didefinisikan penjumlahan suku bunga luar negeri dan
sebagai nominal interest rate dikurangidengan tingkat ekspetasi perubahan nilai tukar valuta
tingkat inflasi.
asing.
2) Real Rate = Nominal Rate – Rate of Inflation
Seperti halnya dalam setiap analisis
3) Nominal Interest Rate keseimbangan
Tingkat suku bunga yang biasanya tertera di mengenai keseimbanagn di pasar uang juga
ekonomi,
pembicaraan
rekening koran dimana mereka memberikan akan melibatkan unsur utamanya, yaitu
tingkat pengembalian untuk setiap investasi permintaan dan penawaran uang. Bila
yang dilakukan.
Edmister mengemukakan tiga istilah yang pihak perbankan harus memperhatikan berkaitan dengan suku bunga yaitu :
pesaing.
c) Kebijakan Pemerintah Tingkat bunga satu periode dikalikan jumlah
a) State Rate
Dalam arti baik untuk bunga simpanan pokok pinjamanuntuk menghitung beban
maupun bunga pinjaman kita, tidak boleh bunga.
melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh
b) Annual Percentage Rate
pemerintah.
Tingkat bunga disetahunkan
dengan
d) Jangka Waktu
menyesuaikan Stated Rate untuk jumlah semakin panjang jangka waktu pinjaman, periode pertahun dan jumlah pokok yang
maka akan semakin tinggi tinggi bunganya, benar-benar dipinjam.
hal ini disebabkan besarnya kemungkinan
c) Yield resiko di masa mendatang. Serta faktor-faktor Tingkat bunga yang ekuivalen dengan satu
yang lain :
e) Target Keuntungan yang Diharapkan. Jumlah
kontrak keuangan yangmemenuhi tiga syarat :
f) Reputasi Perusahaan.
dipinjam, pada awal tahun, kemudian dibayar
g) Kualitas Jaminan.
kembali pada akhir tahun beserta bunga.
h) Daya Saing Produk.
Definisi pertama, stated rate, mendasarkan tingkat bunga pada jangka waktu kontrak.
2.2.5. Hubungan Tingkat Suku Bunga
Definisi kedua, annual pecentage rate,
Dengan Jumlah Tabungan
menyesuaikan jangka
Bunga adalah penghasilan, seperti layaknya untukmenghitung ekuivalen tingkat bunga.
waktu
kontrak
orang bekerja maka penghasilan yang mereka Definisi ketiga, yield, membuat penyesuaian
peroleh disebut dengan upah dan gaji, para yang diperlukan untuk menghitung tingkat
pemegang saham menerima penghasilan yang bunga ekuivalen dengan satu standar yang
disebut deviden, pemegang hak cipta ditentukan secara jelas.
memperoleh penghasilan yang disebut Suku bunga merupakan salah satu variable
sebagai royalty, dan banyak jenis penghasilan dalam perekonomian yang senantiasa diamati
lainnya yang diperoleh dengan cara yang secara cermat karena dampaknya yang luas.
berbeda- beda.
Bunga mempengaruhi secara langsung Demikian juga halnya dengan bunga, bunga hehidupan masyarakat keseharain dan
adalah penghasilan yang diperoleh oleh mempunyai dampak penting terhadap
orang-orang yang memberikan kelebihan kesehatan perekonomian mulai dari segi
uangnya untuk digunakan sementara waktu konsumsi, kredit, obligasi, serta tabungan.
oleh orang-orang yang membutuhkan dan menggunakan uang tesebut untuk menutupi
2.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
kekurangannya. Dan dari banyaknya orang
Suku Bunga
yang menabung membuat pihak bank pun Seperti dijelaskan di atas, bahwa untuk
akan mendapatkan pendapatan dengan cara menenetukan besar kecilnya suku bunga
memberikan pinjaman kepada nasabah dari simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi
dana tabungan tersebut. Bank menggunakan oleh keduanya, artinya baik bunga simpanan
tingkat suku bunga yang tinggi untuk menarik maupun pinjaman saling mempengaruhi
nasabah, dengan banyaknya nasabah maka disamping faktor-faktor lainnya.
jumlah tabungan pun akan meningkat. Jadi, Faktor-faktor utama yang mempengaruhi
besar atau kecilnya jumlah tabungan sangat besar kecilnya penetapan suku bunga adalah :
dipengaruhi oleh tingkat bunga yang
a) Kebutuhan Dana ditawarkan oleh bank kepada nasabah. Apabila bank kekurangan dana sementara
Analisis ekonomi terdapat dua pandangan permohonan pinjaman meningkat, maka yang
yang berbeda tentang faktor penting yang dilakukan oleh bank agar kebutuhan dana
tabungan dalam tersebut
menentukan
jumlah
masyarakat. Pandangan tradisional, yaitu meningkatkan suku bunga simpanan.
pandangan ahli-ahli ekonomi ekonomi yang
b) Persaingan digolongkan sebagai ahli ekonomi klasik Dalam memperebutkan dana simpanan, maka
(ahli-ahli ekonomi yang hidup di akhir abad disamping faktor promosi, yang paling utama
kedelapan belas sehingga permulaan abad kedua puluh), berkeyakinan bahwa jumlah kedelapan belas sehingga permulaan abad kedua puluh), berkeyakinan bahwa jumlah
suku bunga.
suku bunga, semakin besar jumlah tabungan yang akan dilakukan masyarakat. Menurut
2. Karl dan Fair
pandangan modern, yaitu pandangan sebuah Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga masa klasik, tabungan tergantung kepada
adalah pembayaran bungatahunan dari suatu pendapatan nasional (pendapatan seluruh
pinjaman, dalam bentuk persentase dari penduduk dalam perekonomian). Sesuai
pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga dengan pernyataan Rimsky K. Judisseno
yang diterima tiap tahundibagi dengan jumlah (2005:81) yang menyatakan bahwa, fluktuasi
pinjaman.
bunga dapat mempengaruhi
perilaku
penabung seperti penjelasan berikut :
2.3. Inflasi
“Pada waktu tingkat bunga cukup tinggi, maka jumlah tabungan secara agregat
2.3.1. Pengertian Inflasi
meningkat dalam jumlah yang sangat besar Inflasi adalah gejala kenaikan harga dalam bent uk dana yang siap dipinjamkan”.
barang-barang yang bersifat umum dan Dan dipertegas oleh Malayu Hasibuan
terus-menerus. Harga suatu komoditas (2006:18) bahwa : “Bunga merupakan hal
dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi penting bagi suatu bank dalam penarikan
daripada harga periode sebelumnya. Kenaikan tabungan dan penyaluran kreditnya. Penarikan
harga suatu komoditas belum dapat dikatakan tabungan dan pemberian kredit selalu
kenaikan tersebut tidak dihubungkan dengan tingkat suku bunganya.
inflasi jika
menyebabkan harga-harga secara umum Bunga bagi bank bisa menjadi biaya yang
naik. Kenaikan harga yang bersifat umum harus dibayarkan kepada penabung”.
juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Karena itu
2.2.6 Teori Suku Bunga
perhitungan inflasi dilakukan dalam
1. John Maynard Keyness rentang waktu minimal bulanan. Sebab John Maynard Keyness, yang telah
dalam sebulan akan terlihat apakah mengkritik teori ekonomi klasik tentang
kenaikan harga bersifat umum dan terus- pengembangan teori tingkat suku bunga.
menerus. Rentang waktu yang lebih panjang Menurut Keyness, teori klasik berlaku hanya
adalah triwulanan dan tahunan (Rahardja dan untuk
bunga jangka
panjang.
Ia Manurung 2004:155).
mengembangkan teori preferensi likuiditas ini untuk menjelaskan suku bunga untuk jangka
Menurut Adiwarman Karim (2008:135), pendek.
secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum dari barang/komoditas
Tingkat suku bunga menurut Keyness adalah dan jasa selama suatu periode waktu tertentu. harga yang di keluarkan debitur untuk
Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena mendorong seorang kreditur memindahkan
moneter karena terjadinya kenaikan nilai unit sumber daya langka (uang) mereka, akan
penghitungan moneter terhadap suatu tetapi, uang yang dikeluarkan debitur
komoditas. Sebaliknya, jika yang terjadi mempunyai kemungkinan adanya kerugian
adalah penurunan nilai unit penghitungan berupa risiko tidak diterimanya tingkat bunga
moneter terhadap barang – barang / tertentu.
komoditas dan jasa didefinisikan sebagai Didalam teori ini terdapat dua macam
deflasi (deflation).
investasi yang dikembangkan, yaitu uang dan obligasi. Uang merupakan kekayaan yang
2.3.2. Jenis-jenis Inflasi
paling likuid karena uang mempunyai Menurut Boediono (1990:156-158), membagi kemampuan untuk membeli setiap saat.
inflasi menjadi beberapa jenis penggolongan Sedangkan obligasi tidak dapat untuk
inflasi. Penggolongan inflasi berdasarkan atas membeli sesuatu kecuali kalau diubah terlebih
dasar penyebabnya dibedakan menjadi : dahulu ke dalam bentuk uang tunai. Keyness
1. Demand-pull Inflation merupakan inflasi mengatakan bahwa, permintaan terhadap uang
yang timbul karena permintaan masyarakat merupakan tindakan rasional, meningkatnya
akan berbagai barang terlalu kuat. Misalnya, akan berbagai barang terlalu kuat. Misalnya,
untuk mengubah barang ekspor.
memperoleh
dana
keinginannya menjadi rencana pembelian
2. Cost-push Inflation merupakan inflasi yang barang-barang yang didukung dengan dana. timbul karena kenaikan biaya produksi.
Apabila permintaan barang dari masyarakat Misalnya, kenaikan harga barang sarana
melebihi jumlah barang yang tersedia, maka produksi yang didatangkan dari luar negeri
harga-harga barang akan naik. Baik atau kenaikan harga bahan bakar minyak.
maupun masyarakat akan berusaha mendapatkan uang yang lebih besar Akibat dari kedua macam inflasi tersebut, dari
pemerintah
misalnya dengan mencetak uang baru segi kenaikan harga output berbeda, tetapi
(pemerintah) ataupun kredit di bank dari segi volume output berbeda. Dalam
(masyarakat). Inflasi ini akan berhenti apabila demand inflation, kenaikan output diikuti
jumlah permintaan barang tidak lagi melebih dengan kenaikan harga umum. Sebaliknya,
barang yang disediakan. Menurut Keynes, dalam cost inflation kenaikan harga akan
inflasi permintaan yang benar benar penting diikuti dengan penurunan penjualan barang.
adalah yang ditimbulkan oleh pengeluran pemerintah, terutama yang berkaitan dengan
Penggolongan inflasi berdasarkan asal dari peperangan, program investasi yang besar- inflasi dibedakan menjadi :
besaran dalam kapital sosial. Dengan
1. Inflasi dalam negeri (domestic inflation) demikian pemikiran Keynes tentang inflasi merupakan inflasi yang berasal dari dalam
dapat dirumuskan menjadi: negeri, seperti karena defisit anggaran belanja
Inflasi = f(jumlah uang beredar, pengeluaran yang dibiayai dengan pencetakan uang.
pemerintah, suku bunga, investasi).
2. Inflasi luar negeri (imported inflation) merupakan inflasi yang timbul karena
b. Teori Strukturalis
kenaikan harga-harga di luar negeri atau di Merupakan teori inflasi jangka panjang negara-negara dimana biasanya menjadi
karena menyoroti sebab-sebab inflasi yang langganan berdagang.
berasal dari kekakuan struktur ekonomi, seperti nilai ekspor yang tumbuh secara
Kenaikan-kenaikan harga barang yang lamban dibanding dengan pertumbuhan diimpor mengakibatkan : (i) secara langsung
sektor-sektor lain dan ketidakelastisan supply kenaikan indeks biaya hidup karena sebagian
atau produksi bahan makanan di dalam dari barang-barang kebutuhan sehari-hari
negeri. Produksi bahan makanan dalam negeri termasuk dalam barang impor, (ii) secara
yang tidak bertumbuh secepat pertambahan tidak langsung mengakibatkan kenaikkan
penduduk akan membuat kenaikan harga indeks harga melalui kenaikan harga biaya
bahan makanan yang melebihi hargaharga produksi dan kemudian harga jual, karena
barang lain. Selanjutnya timbulnya tuntutan berbagai barang menggunakan bahan mentah
kenaikan upah para karayawan di sektor atau mesin-mesin yang diimpor (cost
industri yang dapat mendorong kenaikan inflation), (iii) secara tidak langsung
biaya produksi berarti diikuti kenaikan harga menimbulkan kenaikan harga di dalam negeri
barang-barang produksi pula. Berdasarkan karena ada kemungkinan kenaikan harga
uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa impor mengakibatkan kenaikan pengeluaran
inflasi dapat terjadi karena banyaknya uang pemerintah/swasta
yang beredar di masyarakat, permintaan mengimbangi kenaikan harga impor (demand
yang
berusaha
masyarakat akan barang-barang yang inflation).
melebihi barang yang tersedia dan kenaikan harga-harga bahan produksi.
2.3.3. Teori Inflasi
a. Teori Keynes
c. Teori Inflasi Klasik
Menurut teori ini, inflasi terjadi disaat Teori ini berpendapat bahwa tingkat harga permintaan masyarakat akan barang-barang
terutama ditentukan oleh jumlah uang selalu melebihi jumlah barang-barang yang
beredar, yang dapat dijelaskan melalui tersedia.
hubungan antara nilai uang dengan jumlah Hal ini dapat menyebabkan timbulnya
uang, serta nilai uang dan harga. Bila jumlah inflationary gap . Dimana inflationary gap
uang bertambah lebih cepat dari pertambahan timbul
karena masyarakat
berhasil
barang maka nilai uang akan merosot dan ini barang maka nilai uang akan merosot dan ini
bakar” bagi api inflasi. Apabila jumlah uang beredar
tidak bertambah, inflasi akan berhenti dengan dibandingkan dengan volume transaksi maka
atau terlalu
obatnya adalah membatasi jumlah uang
b. Inflasi ditentukan oleh pertambahan jumlah beredar dan kredit. Pendapat Klasik tersebut
uang yang beredar dan oleh psikologi lebih jauh dapat dirumuskan sebagai berikut :
masyarakat mengenai kenaikan harga-harga Inflasi = f(jumlah uang beredar, kredit)
di masa mendatang.
d. Teori Inflasi Moneterisme Teori ini berpendapat bahwa, inflasi
2.3.4. Dampak
Inflasi dan Cara
disebabkan oleh kebijaksanaan moneter dan
Mengatasinya
fiskal yang ekspansif, sehingga jumlah uang Kenaikan harga-harga menimbulkan efek beredar di masyarakat sangat berlebihan
buruk bagi kegiatan ekonomi, masyarakat Kelebihan uang beredar di masyarakat akan
maupun individu. Kenaikan harga-harga dapat menyebabkan
menyebabkan kenaikan biaya produksi dan permintaan barang dan jasa di sektor riil.
terjadinya
kelebihan
meningkatnya harga jual barang. Menurut golongan moneteris, inflasi dapat diturunkan dengan cara menahan dan
(2005:248) inflasi menghilangkan kelebihan permintaan melalui
Menurut
Nanga
menyebabkan penurunan dalam efisiensi kebijakan moneter dan fiskal yang bersifat
ekonomi (ecomic efficiency). Hal ini dapat kontraktif, atau melalui kontrol terhadap
terjadi karena pengalihan sumberdaya dari peningkatan upah serta penghapusan terhadap
investasi produktif ke tidak produktif, maka subsidi atas nilai tukar valuta asing. Sehingga
dapat mengurangi kegiatan produktif. teori inflasi menurut Moneterisme dapat
Penurunan kegiatan produktif ini akan dinotasikan sebagai berikut :
dengan bertambahnya Inflasi = f(kebijakan moneter ekspansif,
berujung
pengangguran. Kenaikan harga-harga dalam kebijakan fiskal ekspansif)
negeri juga menyebabkan kalah dalam bersaing dengan harga-harga barang impor.
e. Teori Ekspektasi Ekspor yang menurun dan diikuti oleh Menurut Dornbusch, bahwa pelaku ekonomi
kegiatan impor yang bertambah akan membentuk
menyebabkan ketidakseimbangan dalam berdasarkan ekspektasi adaptif dan ekspektasi
aliran mata uang asing.
rasional. Ekspektasi rasional adalah ramalan optimal mengenai masa depan dengan
Selain itu, inflasi akan menurunkan menggunakan semua informasi yang ada.
orang-orang yang Pengertian rasional adalah suatu tindakan
pendapatan
riil
berpendapatan tetap. Hal ini dikatakan yang
sebagai efek redistribusi dari inflasi. berdasarkan informasi yang ada. Artinya
logik untuk mencapai
tujuan
Hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan secara sederhana teori ekspektasi dapat
masyarakat, dimana redistribusi pendapatan dinotasikan menjadi: Inflasi = f(ekspektasi
yang terjadi akan menyebabkan pendapatan adaftif,ekspektasi rasional)
riil satu orang meningkat tetapi pendapatan riil orang lainnya jatuh (Nanga, 2005:247).
Menurut Boediono (1990: 160) secara garis Selanjutnya, inflasi dapat mengurangi nilai besar ada 3 kelompok teori mengenai inflasi,
kekayaan yang berbentuk uang. Simpanan masing-masing
dalam bank, simpanan tunai maupun tertentu dari proses inflasi dan masing-masing
menyoroti
aspek-aspek
simpanan dalam institusi keuangan lainnya bukan teori inflasi yang lengkap yang
merupakan simpanan keuangan. Nilai mencakup semua aspek penting dari proses
riilnya akan menurun apabila inflasi berlaku. kenaikan harga ini. Teori-teori tersebut yaitu:
1. Teori kuantitas Cara mengatasi inflasi pada dasarnya harus Teori ini merupakan yang paling tua
faktor-faktor yang mengenai inflasi. Inti dari teori ini adalah
diarahkan
pada
menyebabkan perubahan harga-harga menjadi sebagai berikut :
naik atau dengan kata lain nilai uang menjadi
a. Inflasi hanya bisa terjadi jika ada
turun.
penambahan volume uang yang beredar.
Dalam hal ini ada beberapa kebijakan (policy) barang dan distribusinya dan kombinasi dari yang dapat ditempuh antara lain :
berbagai cara.
>> Kebijakan Moneter (Monetary Policy) 2.3.5. Hubungan Inflasi Dengan Tabungan
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang Menurut Milton Friedman inflasi akan terus dilakukan pemerintah atau otoritas moneter
terjadi karena hal tersebut merupakan dengan menggunakan pengubah jumlah uang
fenomena moneter. Teori kuantitas uang beredar (money supply) dan tingkat bunga
menyatakan bahwa pertumbuhan dalam (interest rates) untuk
kuantitas uang adalah determinan dalam mempengaruhi tingkat permintaan agregat
tingkat inflasi, tetapi teori ini hanya bersifat dan
empiris bukan teoritis (uang dan harga). Teori perekonomian.
mengurangi
ketidak-stabilan
kuantitas dan persamaan fisher sama-sama dilaksanakan oleh bank sentral untuk
Kebijakan
moneter
menyatakan bahwa pertumbuhan uang menggurangi jumlah uang yang beredar
mempengaruhi tingkat bunga nominal. dengan cara menaikkan cash reserve ratio/
Kenaikan pertumbuhan uang sebesar satu cashratio / persentase likuiditas / giro wajib
persen menyebabkan kenaikan satu persen minimum, menjual surat- surat berharga
dalam tingkat inflasi. Sedangkan kenaikan (openmarket operation) dan menaikkan
satu persen tingkat inflasi menyebabkan tingkat bunga kredit. Untuk mencegah laju
kenaikan satu persen tingkat bunga nominal inflasi maka pemerintah dan bank sentral
yang disebut efek fisher (fisher effect). harus bekerjasama dengan menjamin bahwa
Beberapa ahli ekonom menyebutkan bahwa uang cadangan yang tersedia pada sistem
nilai uang mendatang lebih rendah dibanding perbankan tidak berlebihan, namun cukup
masa sekarang. Maka jika terjadi kenaikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
inflasi, nilai uang turun sangat tajam. uang.
Perpekstif masyarakat untuk menabung akan menurun, sehingga akan mempengaruhi
>> Kebijakan Fiskal (Fiscal Policy) penghimpunan dana bank dari masyarakat Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang
(tabungan).
dilakukan pemerintah melalui manipulasi instrumen fiskal. Kebijakan fiskal dapat
2.4. Kerangka Pemikiran
Poppy Maneskhas (2009) meneliti tentang aktif(discretonary fiscal policy), yaitu
dibedakan kedalam
kebijakan
fiskal
“analisis pengaruh PDRB, suku bunga dan pemerintah melakukan perubahan tingkat
tingkat inflasi terhadap simpanan masyarakat pajak / program pengeluaran, sedangkan
pada bank- bank umum di sumatra utara” kebijakan fiskal pasif (nondiscreationary
dengan menggunakan analisis regersi dengan fiscal
OLS. Dari hasil penelitian tersebut membelanjakan marginal dan pendapatan
policy), yaitu
kecenderungan
menyimpulkan bahwa variabel PDRB, tingkat nasional.
suku bunga, dan tingkat inflasi berpengarug Kebijakan fiskal dapat dilakukan dengan
positif terhadap jumlah simpanan masyarakat mengurangi
pada bank-bank umum di sumatra utara. menaikkan pajak dan pemerintah melakukan pinjaman kepada masyarakat. Apabila
pengeluaran
pemerintah,
Budi Mulyadi (2009) menunjukkan bahwa pemerintah melaksanakan kebijakan tersebut
bunga tabungan berpengaruh positif dan maka pemerintah telah campur tangan dalam
signifikan terhadap jumlah tabungan. perekonomian. Apabila suatu perekonomian
Selanjutnya inflasi berpengaruh negatif dan mengalami inflationary gap atau deflationary
signifikan terhadap tabungan nasional. gap maka pemerintahakan menaikkan atau menurunkan tingkat pendapatan nasional.
Suku Bunga
>> Kebijakan Non Moneter dan Non Fiskal
BI (BI Rate)
Kebijakan untuk mengatasi inflasi diluar dari
(X1)
Tabungan
kebijakan moneter dan fiskal. Kebijakan
DPK Bank
inidapat dilakukan dengan meningkatkan
Umum (Y)
hasil produksi (production approach), kebijakan upah / gaji, pengawasan harga
Inflasi (X2)
Sumber data berasal dari penelitian sekunder, yaitu merupakan data yang sudah ada yang
diambil dari Website Bank Indonesia ataupun Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang
2.5. Hipotesis
Statistik Perbankan Indonesia (SPI) Bank bersifat sementara atau dugaan saja.
Indonesia. Jenis data yang digunakan adalah Penelitian ini bermaksud memperoleh
Time Series yaitu data yang terdiri atas satu gambaran obyektif tentang analisis faktor-
objek tetapi meliputi beberapa periode waktu faktor yang mempengaruhui tabungan di
misalnya harian, mingguan, bulanan, tahunan, Indonesia tahun 2002-2012
per triwulan per kuartal dll. Untuk penelitian ini penulis mengambil data periode bulan
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah Oktober 2012 – Maret 2015 di Indonesia. dikemukakan, maka dibuatlah hipotesis penelitian sebagai berikut :
3.3 Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini H0 : Suku Bunga BI (BI Rate) dan Inflasi
adalah model regeresi berganda. Dengan berpengaruh negatif terhadap Tabungan.
menggunakan metode Ordinary Least Square H1 : Suku Bunga BI (BI Rate) dan Inflasi
(OLS). Penulis menggunakan alat bantu SPSS berpengaruh positif terhadap Tabungan.
22.0 pada windows7. Regresi berganda adalah metode analisis yang H0 : Suku Bunga BI (BI Rate) berpengaruh
tepat ketika penelitian melibatkat satu negatif terhadap Tabungan.
yang diperkirakan H1 : Suku Bunga BI (BI Rate) berpengaruh
variabel
terikat
berhubungan dengan satu atau lebih variabel positif terhadap Tabungan.
bebas. Tujuan analisis regresi berganda adalah memperkirakan perubahan respon
H0 : Inflasi berpengaruh negatif terhadap pada variabel terikat terhadap beberapa Tabungan.
bebas H1 : Inflasi berpengaruh positif terhadap
variabel
(Hair,Anderson,Tatham,Black,1995). Tabungan.
Menurut (Gujarati, 1999), analisis regresi berganda adalah studi ketergantungan dari
III. METODOLOGI PENELITIAN
variabel dependen pada satu atau lebih variabel lain, yaitu variabel independen.
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dengan analisis regresi akan diketahui variabel
dependen
yang benar-benar
signifikan mempengaruhi variabel dependen Penelitian ini menggunakan tiga variabel
3.1 Variabel Penelitian
dan dengan variabel yang signifikan tadi yaitu satu variabel dependen (terikat) dan dua
dapat digunakan untuk memprediksi nilai variabel independen (bebas). Variabel
variabel dependen.
dependen yang digunakan adalah Tabungan Untuk dapat mengetahui seberapa jauh (dalam Dana Pihak Ketiga pada Bank Umum)
pengaruh tingkat Suku Bunga BI (BI Rate) (Y) dan variabel independen adalah Suku
dan Inflasi terhadap Tabungan (DPK Bank Bunga BI (BI Rate) (X1) dan Inflasi (X2).
Umum), model fungsi yang digunakan : DPK Bank Umum (Tabungan) = f (BI Rate,
3.2 Metode Pengumpulan Data
Inflasi)
Penelitian ini menggunakan pendekatan DPK Bank Umum (Tabungan) = β0 + β1 BI kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah salah
Rate + β2 Inflasi
satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur
B. Pengujian
dengan jelas sejak awal pembuatan desain
3. 4 Uji Asumsi Klasik
penelitiannya. Definisi lain menyebutkan Untuk menghasilkan suatu model yang baik, bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian
analisis regresi memerlukan pengujian asumsi yang banyak menggunakan angka, mulai dari
melakukan pengujian hasilnya hingga pada tahap kesimpulan,
penelitian akan lebih baik disertai dengan Pengujian asumsi klasis tersebut meliputi: gambar, tabel, grafik, atau tampilan lainnya.
Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji grafik dapat memberikan hasil yang Heteroskedastisitas, Uji Linearitas dan Uji
subyektif. Artinya, antara orang yang satu Autokorelasi.
dengan yang lain dapat berbeda dalam menginterpretasikannya,
maka penulis
uji normalitas dengan Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji
a. Uji Normalitas
menggunakan
Kolmogorov-Smirnov . Nilai residual apakah
terstandarisasi berdistribusi normal jika distandarisasi
nilai Sig. > alpha ( α) atau K hitung < K berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual
tabel (Suliyanto, 2011:75). dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian
Jika residual tidak normal dapat dilakukan besar mendekati nilai rata-ratanya. Untuk
yaitu melakukan mendeteksi
beberapa
langkah
transformasi data, mengurangi / menambah terstandarisasi berdistribusi normal atau
tidak, maka dapat digunakan metode analisis grafik dan metode statistik.
b. Uji Multikolinearitas
Model regresi yang baik seharusnya tidak Pengujian normalitas menggunakan analisis
terjadi korelasi di antara variabel bebas. grafik dilakukan dengan menggunakan
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya histogram dengan menggambarkan variabel
multikolinieritas di dalam model regresi dependent sebagai sumbu vertikal sedangkan
dapat dilihat dari nilai Tolerance dan nilai residual terstandarisasi digambarkan
Variance Inflation Factor (VIF). Kedua sebagai sumbu horizontal.
ukuran ini menunjukkan setiap variabel Jika Histogram Standardized Regression
bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel Residual membentuk kurva seperti lonceng
bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana maka nilai residual tersebut dinyatakan
setiap variabel bebas menjadi variabel terikat normal.
dan diregres terhadap variabel bebas lainnya. Cara lain untuk menguji normalitas dengan
Tolerance mengukur variabilitas variabel pendekatan grafik adalah menggunakan
bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan Normal Probability Plot , yaitu dengan