PENGERTIAN DAN PELUANG USAHA KECIL

PENGERTIAN DAN PELUANG USAHA KECIL
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Pada Mata Kuliah Pembiyaan UKM
O
L
E
H
Kelompok I / VA
ELLA ANGGRAINI
ANDI ARIF MAULANA
DIAN PERMATA SARI
MELATI
PUPUT SARI
Dosen Pembimbing : AHMAD DAUD, ME

FAKULTAS EKONOMI ISLAM PRODI. PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH MAHMUDIYAH TANJUNG PURA KAB.
LANGKAT
2017/2018

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
tentang“Pengertian dan Peluang Usaha Kecil”.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Tanjung pura, 07 Oktober2017

Penyusun

i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR
ISI......................................................................................................................ii
BAB I :PENDAHULUAN................................................................................................1
A.Latar Belakang…...............................................................................................1
B. RumusanMasalah..............................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................................2
A.Pengertian Usaha Kecil....................................................................................2
B.Perkembangan UKM dan UMKM di Indonesia...............................................5
C.Peluang dan Tantangan UKM dan UMKM.....................................................7
BAB

III

:

PENUTUP.................................................................................................................10

A.Kesimpulan......................................................................................................10
B.Saran................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
UKM (Usaha Kecil Menengah) memegang peranan yang sangat besar
dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif
lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan
ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar
mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Saat ini, UKM telah
berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara
Indonesia.
UKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya
berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa
UKM hanya menguntungka pihak-pihak tertentu saja. Padahal sebenarnya UKM
sangat berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia.

UKM dapat menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang masih mengganggur.
Selain itu UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun
pendapatan negara Indonesia.
UKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang berpotensial
di suatu daerah yang belum diolah secara komersial. UKM dapat membantu
mengolah Sumber Daya Alam yang ada di setiap daerah. Hal ini berkontribusi
besar terhadap pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia. Dan
pada bab selanjutnya akan diuraikan tentang profil salah satu UKM sukses yang
memiliki profit dan prestasi yang hebat.
2. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dalam makalah ini adalah:
1. Pengertian Usaha Kecil
2. Perkembangan UKM dan UMKM di Indonesia
3. Peluang dan Tantangan UKM dan UMKM di Indonesia

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN USAHA KECIL

Pengertian UMKM dan UKM adalah jenis usaha yang dipisahkan
berdasarkan kriteria aset dan omset. Lebih jelas sebagai berikut :1

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini. Kriteria asset: Maks. Rp 50 Juta, kriteria Omzet: Maks. Rp
300 juta rupiah.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
ini. Kriteria asset: Rp 50 juta – Rp 500 juta, kriteria Omzet: Rp 300 juta – Rp 2,5
Miliar rupiah.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha Kecil atau usaha besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur


1

"UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG
USAHA KECIL". www.jdih.kemenkeu.go.id. Diakses tanggal 06 Oktober 2017

2

dalam Undang-Undang ini. Kriteria asset: 500 juta – Rp 10 Miliar, kriteria Omzet:
>Rp 2,5 Miliar – Rp 50 Miliar rupiah.)
Sedangkan UKM Diatur Oleh Beberapa Peraturan Berikut Ini :
Surat edaran Bank Indonesia No.26/I/UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal
Kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total asset Rp 60 juta
(enam ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah atau rumah yang ditempati.
Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha perseorangan, badan usaha swasta dan
koperasi, sepanjang asset yang dimiliki tidak melebihi nilai Rp 600 juta.
Menurut Departemen Perindustrian dan perdagangan, pengusaha kecil dan
menengah adalah kelompok industri modern, industri tradisional, dan industri
kerajinan, yang mempunyai investasi, modal untuk mesin-mesin dan peralatan
sebesar Rp 70 juta ke bawah dengan resiko investasi modal/tenaga kerja Rp
625.000 ke bawah dan usahanya dimiliki warga Negara Indonesia.

Menurut Badan Pusat Statistik, usaha menengah dibagi kedalam beberapa
bagian, yaitu: (i) Usaha Rumah tangga mempunyai: 1-5 tenaga kerja, (ii) Usaha
kecil menengah: 6-19 tenaga kerja, (iii) Usaha menengah: 20-29 tenaga kerja, (iv)
Usaha besar: lebih dari 100 tenaga kerja.
Sedangkan dalam konsep Inpres UKM, yang dimaksud dengan UKM
adalah kegiatan ekonomi dengan kriteria: (i) Asset Rp 50 milyar, tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha, (ii) Omset Rp 250 milyar
Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara UKM dan UMKM sama hanya
saja berbeda dalam jumlah nominal aset yang dimiliki oleh suatu usaha dan
bisnis.2
Usaha kecil umumnya merupakan Perusahaan Perorangan
Perusahaan perseorangan adalah suatu bisnis yang dimiliki oleh pemilik
tunggal sedangkan pengusaha perorangan adalah pemilik dari suatu perusahaan
perseorangan. Bagi yang hendak memulai bisnis kecil, bentuk perusahaan
perseorangan atau yang juga dikenal dengan usaha dagang adalah bentuk yang
dipandang paling sesuai.
2

Heru, Aries Prasetyo. 2010. Sukses Mengelola Keuangan Usaha Mikro Kecil
Menengah. Jakarta: Elex Media Komputindo, hlm. 67-73


3

Perusahaan perseorangan merupakan bentuk badan usaha yang biasanya didirikan
oleh individu dan dikelola secara mandiri oleh satu orang. Umumnya modal untuk
sebuah perusahaan perseorangan juga berasal dari satu orang saja. Semua orang
bebas berkembang membuat bisnis personal tanpa ada batasan untuk
mendirikannya.
Perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang paling digemari oleh
masyarakat karena bentuk usaha ini di kelola oleh satu orang yang mengendalikan
semua keputusan, dan menerima seluruh profit, serta bertanggungjawab atas
semua hutang dan kewajiban. Tentu saja, selalu ada nilai lebih dan nilai kurang
dari sebuah perusahaan, termasuk perusahaan perseorangan.
Contoh perusahaan perseorangan adalah restoran local, pengusaha
konstruksi local, laundry, toko pakaian local. Laba yang dihasilkan oleh
perusahaan perseorangan adalah menjadi milik pribadi yang diterima oleh para
pengusaha tersebut.
Risiko usaha kecil
 Bisnis kecil kehidupannya sangat di pengaruhi oleh kondisi ekonomi pada
umumnya, lokasi bisnis, persaingan, kualifikasi pemilik dan efektifitasnya

menjalankan bisnis.
 Dari sekian banyak usaha maka usaha di bidang perdagangan eceran
paling banyak mengalami kegagalan. Kemudian disusul dengan usaha
pertambangan dan pabrik, dan berikutnya usaha dalam bidang konstruksi.
 Kurangnya keterampilan manajemen, karena pekerjaan makin banyak dan
kompleks, menimbulkan kurangnya pengawasan dan tanggung jawab juga
merupakan faktor penyebab kegagalan bisnis kecil.
Unsur- unsur ketidakmampuan manajemen ini dapat diperinci sebagai
berikut:3
 Modal kurang mencukupi
 Lokasi kurang menguntungkan
 Membeli barang terlalu banyak
 Kurang mengawasi persediaan barang
3

Ibid, 79

4

 Keadaan ekonomi kurang menguntungkan

 Pengeluaran dan tanggungan biaya terlalu besar
 Mengambil kredit tidak penuh perhitungan
 Tidak mengadakan pembukuan yang baik
 Mengadakan ekspansi yang terlalu berlebihan
 Tanggungan biaya tetap terlalu besar.
B. PERKEMBANGAN UKM DAN UMKM DI INDONESIA
Perkembangan UKM
Jumlah UKM di Indonesia sangat banyak. Menurut berbagai data, jumlah
UKM sekitar 99 persen dari total jumlah usaha yang ada di Indonesia. Dan
menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, pada 2007 jumlah UKM
(termasuk usaha mikro) mencapai 49,82 juta unit. Angka ini naik signifikan pada
tahun 2008 menjadi 51,26 juta unit. Tentu saja hal ini mejadi angin segar bagi
perekonomian Indonesia. Ini selanjutnya dapat menjadi tolak ukur seberapa besar
peningkatan ekonomi masyarakat dan upaya pemerintah dalam penanggulangan
kemiskinan.4
Pemerintah semakin menyadari akan manfaat yang diberikan UKM dalam
upaya memperbaiki perekonomian bangsa. Hal ini terbukti dengan semakin
banyaknya lapangan pekerjaan yang disediakan oleh UKM itu sendiri. UKM
pemanfaatan tenaga kerja manusia lebih dominan dibandingkan dengan tenaga
mesin. Hal ini tentu saja akan mengurangi angka pengangguran yang hari ini

merupakan permasalahan rumit yang tidak kunjung berakhir.
Selain itu, UKM juga merupakan pelaku ekonomi terbesar dalam
perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian
nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
paska krisis.

4

Budiman, Aida,2008. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015: Memperkuat
Sinergi ASEAN di Tengah Kompetisi Global. Jakarta: Elex Media Komputindo.,
hlm. 110

5

Berdasarkan perkembangan UKM di Indonesia, UKM Dibedakan Menjadi
4 Kriteria yaitu :
1. Livelihood Activities, merupakan Usaha Kecil Menengah yang digunakan
sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal
sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima.
2. Micro Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang memiliki sifat
pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
3. Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang telah
memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak
dan ekspor
4. Fast Moving Enterprise, merupakam Usaha Kecil Menengah yang telah
memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi
Usaha Besar (UB)
PERKEMBANGAN DATA USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH (UMKM)
DI INDONESIA
(sumber: BPS .go.id)
1.
2.
3.
4.
5.

2009 jumlah UMKM 52.764.750 unit dengan pangsa 99,99%
2010 jumlah UMKM 54.114.821 unit dengan pangsa 100,53%
2011 jumlah UMKM 55.206.444 unit dengan pangsa 99,99%
2012 jumlah UMKM 56.534.592 unit dengan pangsa 99,99%
2013 jumlah UMKM 57.895.721 unit dengan pangsa 99,99%

Maka diperkirakan dari 2014-2016 jumlah UMKM lebih dari 57.900.000 unit
dan pada tahun 2017 jumlah UMKM diperkirakan berkembang sampai lebih dari
59.000.000 unit.
Pada 2016, Presiden RI menyatakan UMKM yang memiliki daya tahan tinggi
akan mampu untuk menopang perekonomian negara, bahkan saat terjadi krisis
global. Pada Nopember 2016 Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima para
pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Istana Merdeka untuk
dimintai pendapatnya. Jokowi sangat berharap pelaku UMKM menjadi garda
terdepan dalam membangun ekonomi rakyat."Pemerintah sangat sadar betul
betapa petingnya pengembangan usaha mikro usaha kecil dan usaha menengah,"
ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (25/11/2016)

6

UMKM telah menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dan ASEAN.
Sekitar 88,8-99,9% bentuk usaha di ASEAN adalah UMKM dengan penyerapan
tenaga kerja mencapai 51,7-97,2%. UMKM memiliki proporsi sebesar 99,99%
dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia atau sebanyak 56,54 juta unit.
Oleh karena itu, kerjasama untuk pengembangan dan ketahanan UMKM perlu
diutamakan.
Perkembangan potensi UMKM di Indonesia tidak terlepas dari dukungan
perbankan dalam penyaluran kredit kepada pelaku UMKM. Menurut data Bank
BI, setiap tahunnya kredit kepada UMKM mengalami pertumbuhan. Walaupun
pada 2015, sekitar 60%-70% dari seluruh sektor UMKM belum mempunyai akses
pembiayaan melalui perbankan. Bank Indonesia telah mengeluarkan ketentuan
yang mewajibkan kepada perbankan untuk mengalokasikan kredit/pembiayaan
kepada UMKM mulai tahun 2015 sebesar 5%, tahun 2016 sebesar 10%, tahun
2017 sebesar 15% dan pada akhir tahun 2018 sebesar 20%.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 17/12/PBI/2015 tanggal 25
Juni 2015 tentang Perubahan atas Peraturan bank Indonesia No.
14/22/PBI/2012, dan PBI No. 14/22/PBI/2012 tentang Pemberian Kredit atau
Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka Pengembangan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang disertai ketentuan pendukungnya, yang
mana dalam PBI dimaksud diwajibkan untuk mengalokasikan kredit/pembiayaan
kepada UMKM, secara bertahap mulai dari 5% pada tahun 2015 hingga mencapai
20% akhir tahun 2018.
Selain bank, banyak perusahaan BUMN dan swasta yang ikut serta untuk
membantu peningkatan UMKM di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah PT.
Telkom Indonesia dan PT. Pegadaian yang memberikan bantuan berupa
permodalan dan akses pasar.
Menyadari pentingnya kontribusi UMKM dalam meningkatkan perekonomian
yang positif di Indonesia, 3 BUMN telah bersinergi untuk mendorong
peningkatan UMKM di Indonesia. PT. Permodalan Nasional Madani bersama
dengan PT. Asuransi Jiwasraya dan Jamkrindo berkomitmen untuk mendukung
aktivitas para pelaku UMKM Indonesia. Sinergitas ini bermanfaat untuk
mengembangkan serta memberdayakan sektor UMKM dan perempuan di
Indonesia. Lebih lanjut bisa turut andil dalam menekan angka kemiskinan.
MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) sudah diberlakukan sejak awal tahun
2016. Hal ini menuntut para pelaku UMKM agar bisa bersaing dengan para
pengusaha dari negara ASEAN lainnya. Oleh karena itu dukungan penuh dari
pemerintah, pelaku usaha besar dan masyarakat sangat diperlukan untuk

7

mendongkrak pertumbuhan UMKM supaya tidak sampai banyak yang tumbang di
2017

Perkembangan UMKM
Perkembangan potensi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di
Indonesia tidak terlepas dari dukungan perbankan dalam penyaluran kredit kepada
UMKM. Setiap tahun kredit kepada UMKM mengalami pertumbuhannya lebih
tinggi dibanding total kredit perbankan. Jumlah pelaku usaha industri UMKM
Indonesia termasuk paling banyak diantara negara lainnya, terutama sejak tahun
2014. Terus mengalami perkembangan sehingga diperkirakan hingga akhir tahun
2016 nanti jumlah pelaku UMKM di Indonesia akan terus mengalami
pertumbuhan.
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memiliki peranan yang sangat
vital didalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negaranegara berkembang seperti Indonesia tetapi juga di negara-negara maju. Di
Indonesia peranan UMKM selain berperan dalam pertumbuhan pembangunan dan
ekonomi, UMKM juga memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatasi
masalah pengangguran. Tumbuhnya usaha mikro menjadikannya sebagai sumber
pertumbuhan kesempatan kerja dan pendapatan. Dengan banyak menyerap tenaga
kerja berarti UMKM juga punya peran strategis dalam upaya pemerintah dalam
memerangi kemiskinan dan pengangguran.
Kontribusi sektor usaha mikro, kecil dan menengah terhadap produk
domestik bruto meningkat dari 57,84% menjadi 60,34% dalam 5 tahun terakhir.
Serapan tenaga kerja pada sektor ini juga meningkat dari 96,99% menjadi 97,22%
pada periode yang sama.
Menyadari

pentingnya

kontribusi

UMKM

dalam

meningkatkan

perekonomian yang positif di Indonesia, 3 BUMN telah bersinergi untuk
mendorong peningkatan UMKM di Indonesia. PT. Permodalan Nasional Madani
dengan PT. Asuransi Jiwaseraya dan Jamkrindo berkomitmen untuk mendukung
aktivitas para pelaku UMKM Indonesia.

8

Salah satu perusahaan yang sudah multinasional PT Tissor Indonesia,
produsen produk office equipment juga berupaya membantu konsumennya tak
hanya sekadar menghadirkan berbagai produk office equipment tetapi juga
berupaya menghadirkan solusi lain untuk para konsumennya. Salah satu upaya
yang dilakukan dengan menggelar talkshow bertema “Pinjaman Modal Tanpa
Ribet Bersama Bank Jatim”. Acara yang digelar di Master D, Plaza Surabaya itu
membahas cara efektif dan mudah menggunakan modal dari pihak perbankan.
“Tujuannya, agar konsumen kami yang sebagian besar adalah pelaku Usaha Kecil
dan Menengah (UKM) juga mendapatkan informasi yang lebih dalam
pengembangan usaha mereka,” ungkap Alfan Wildan Nugroho, Branch Manager
Surabaya PT Tissor Indonesia, Selasa (12/4/2016).
Jumlah pelaku usaha industri UMKM Indonesia termasuk paling banyak
di antara negara lainnya, terutama sejak tahun 2014. Jumlah umkm di Indonesia
terus mengalami perkembangan dari tahun 2015, 2016 hingga tahun 2017 jumlah
pelaku UMKM di Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan. (data UMKM
2015, 2016, 2017)
Beberapa tahun belakangan, populasi penduduk dengan usia produktif
lebih banyak daripada jumlah lapangan kerja yang tersedia. Hal ini memicu
khususnya para pemuda untuk menciptakan peluangnya sendiri dengan membuka
bisnis. Sebagian besar tergolong sebagai pelaku usaha sektor industri Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada tahun
2014, terdapat sekitar 57,8 juta pelaku UMKM di Indonesia. Di 2017 serta
beberapa tahun ke depan diperkirakan jumlah pelaku UMKM akan terus
bertambah.
UMKM mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan
ekonomi nasional. Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan
tenaga kerja, UMKM juga berperan dalam mendistribusikan hasil-hasil
pembangunan. Selama ini UMKM telah memberikan kontribusi pada Produk
Domestik Bruto (PBD) sebesar 57-60% dan tingkat penyerapan tenaga kerja
sekitar 97% dari seluruh tenaga kerja nasional (Profil Bisnis UMKM oleh LPPI
dan BI tahun 2015). Tidak jauh berbeda dengan catatan Kadin (Kamar Dagang
Indonesia), kontribusi sektor UMKM terhadap produk domestik bruto meningkat
57,84% menjadi 60,34% dalam lima tahun terakhir. Serapan tenaga kerja di sektor
ini juga meningkat dari 96,99% menjadi 97,22% pada periode yang sama.

9

UMKM juga telah terbukti tidak terpengaruh terhadap krisis. Ketika krisis
menerpa pada periode tahun 1997-1998, hanya UMKM yang mampu tetap berdiri
kokoh. Data Badan Pusat Statistik memperlihatkan, pasca krisis ekonomi tahun
1997-1998 jumlah UMKM tidak berkurang, justru meningkat terus, bahkan
mampu menyerap 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja sampai tahun 2012. Pada
tahun itu, jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak 56.539.560 unit. Dari jumlah
tersebut, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak 56.534.592 unit
atau 99.99%. Sisanya, sekitar 0,01% atau 4.968 unit adalah usaha besar.
Selama tahun 2011 sampai 2012 terjadi pertumbuhan pada UMKM serta
penurunan pada usaha besar. Bila pada tahun 2011, usaha besar mencapai 41,95%
tahun berikutnya hanya 40,92%, turun sekitar 1,03%. Pada UMKM terjadi
sebaliknya. Bila usaha menengah pada tahun 2011 hanya 13,46%, pada tahun
2012 mencapai 13,59%. Ada peningkatan sebesar 0,13%. Berbeda dengan usaha
kecil, ada sedikit penurunan dari tahun 2011. Pada tahun itu mencapai 9,94%
namun pada tahun 2012 hanya mencapai 9,68%, artinya menurun sekitar 0,26%.
Peningkatan cukup besar terjadi pada usaha mikro, bila tahun 2011 hanya
mencapai 34,64%, pada tahun 2012 berhasil meraih 38,81% terjadi peningkatan
sebesar 4,17%.

C. PELUANG DAN TANTANGAN UKM DAN UMKM
Pertumbuhan Ekonomi merupakan salah satu faktor yang menentukan maju
mundurnya sebuah negara. Penerimaan pajak merupakan pemasukan terbesar
dalam perekonomian di Indonesia, tapi tahukah anda bahwa UMKM berperan
juga dalam pengembangan perekonomian negara? Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) adalah salah satu pendorong tumbuhnya ekonomi di
Indonesia karena pertumbuhan Usaha Mikro kecil dan Menengah setiap tahun
mengalami peningkatan, dimana jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2008
sebanyak 48,9 Juta unit, dan terbukti memberikan kontribusi 53,28% terhadap
PDB (Pendapatan Domestik Bruto) dan 96,18% terhadap penyerapan tenaga kerja
(Abidin,Abdullah:2008). UMKM menjadi sarana penyedia lapangan pekerjaan
bagi sebagian besar pengangguran di Indonesia maka dari itu dikatakan UMKM
adalah salah satu pendorong perekonomian Indonesia.5
5

Haris, Abdul, 2015.”Sistem Klaster Dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah (UMKM) Siap Menghadapi Tantangan ASEAN Free Trade
Association dan Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015”., hlm. 213

10

UMKM juga mengalami kemunduran dan tidak dapat bertahan di dunia bisnis,
tetapi selalu ada UMKM baru yang muncul. UMKM yang tidak dapat bertahan
umumnya dikarenakan adanya kendala pada kemampuan, keterampilan, keahlian,
SDM, dan lain sebagainya. Menurut Fauzi (2012) kendala lain yang menghadang
UMKM menyangkut akses modal, akses pasar dan pemasaran, serta pengelolaan
manajemen dan informasi. Hal ini dapat berpengaruh pada kesiapan UMKM
dalam menghadapi MEA. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan
berlaku pada akhir Desember 2015 ini akan menjadi peluang ataukah hambatan
bagi UMKM?
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi
ASEAN dalam artian adanya sistem perdagangan bebas antar negara ASEAN.
Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN telah menyepakati perjanjian ini.
(Aida S Budiman: 2008) menyatakan MEA membawa ASEAN menuju integrasi
ekonomi di sektor riil, tanpa menerapkan tarif bersama pada negara di luar
ASEAN.
UMKM dapat melihat MEA sebagai peluang dalam mengembangkan
usahanya. Tetapi tidak semudah itu, UMKM harus bersaing dengan berbagai
negara ASEAN untuk mencapai keberhasilan usahanya. Berikut ini adalah
peluang dan tantangan UMKM dalam menghadapi MEA menurut Kementrian
Perdagangan Republik Indonesia.
Peluang:
1. UMKM yang bekerja pada sektor barang, dapat memasarkan produknya
tidak hanya di negara Indonesia saja.
2. Pada sektor jasa, tenaga kerja terampil Indonesia (dokter, akuntan,
perawat, praktisi pariwisata, dokter gigi, teknisi dan arsitek) akan memiliki
kesempatan untuk bekerja di perusahaan-perusahaan bertaraf internasional
yang ada di seluruh ASEAN.
Tantangan:
1. Mindset masyarakat Indonesia secara umum melihat MEA sebagai
ancaman bukan peluang.

11

2. Rendahnya daya saing produk Indonesia yang disebabkan oleh
permasalahan infrastruktur, logistik, akses finansial dan energi.
3. Jaringan bisnis Indonesia yang masih lemah.
4. Tingkat persaingan semakin ketat.
Adapun strategi yang dapat diterapkan UMKM dalam meningkatkan usahanya
untuk bersaing di MEA.
Dunia Usaha:
 Meningkatkan promosi di kawasan ASEAN.
 Beradaptasi dengan perkembangan dan tren bisnis di ASEAN.
Tenaga Kerja:
 Meningkatkan keterampilan melalui pelatihan dan sertifikasi bertaraf
ASEAN dan internasional.
 Menguasai Bahasa Inggris maupun Bahasa asing lainnya.
Dengan pemberlakuan MEA Indonesia berkesempatan untuk lebih
mengembangkan UMKM secara komprehensif dan berkelanjutan, sehingga
memiliki manajemen yang tangguh dan berkualitas yang dapat menciptakan
produk berdaya saing tinggi (Abdul Haris: 2015).
Menurut Aries (2010:95) bukan besar kecilnya usaha yang menentukan
sebuah keberhasilan, namun penerapan pola pengendalian yang tepat
merupakan faktor penentu sebuat keberhasilan dari UMKM.

12

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.
B. SARAN
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya

13

DAFTAR PUSTAKA
Heru, Aries Prasetyo. 2010. Sukses Mengelola Keuangan Usaha Mikro Kecil
Menengah. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Abidin, Abdullah, 2008.”Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) Sebagai Kekuatan Strategis Dalam Mempercepat Pembangunan
Daerah”.
Haris, Abdul, 2015.”Sistem Klaster Dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah (UMKM) Siap Menghadapi Tantangan ASEAN Free Trade
Association dan Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015”.
Budiman, Aida,2008. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015: Memperkuat
Sinergi ASEAN di Tengah Kompetisi Global. Jakarta: Elex Media Komputindo.
www.kemendag.go.id
http://ditjenkpi.kemendag.go.id/website_kpi/

14