TUGAS I ASURANSI JIWA DALAM KONVENSIONAL
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, negaranegara di
dunia saling berlomba untuk meningkatkan perekonomiannya.
Perdagangan bebas menjadi isu yang dominan dalam persaingan
untuk memperebutkan pasar. Hampir semua negara di dunia
tidak bisa menghindari upaya liberalisasi di bidang ekonomi.
Dampak nyata dari liberalisasi ekonomi adalah imbasnya terhadap
masyarakat. Masyarakat ikut memikul segala risiko beserta
konsekuensi dari pesatnya arus persaingan ekonomi. Tata
pergaulan masyarakat khususnya masyarakat modern seperti
sekarang ini, membutuhkan suatu institusi atau lembaga yang
bersedia mengambil alih risikorisiko masyarakat baik risiko
individu maupun risiko kelompok.
Masyarakat sampai sekarang ini mempunyai kandungan risiko
relatif lebih tinggi dibanding dengan waktu lampau karena
kemajuan teknologi di segala bidang. Kemajuan teknologi yang
sedemikian rupa mempengaruhi kehidupan manusia, dan dapat
menimbulkan risiko yang lebih luas. Dengan demikian lembaga
yang mempunyai kemampuan untuk mengambil alih risiko pihak
lain adalah lembaga asuransi. Perusahaan asuransi mempunyai
jangkauan yang sangat luas karena perusahaan asuransi tersebut
mempunyai jangkauan yang menyangkut kepentingan
kepentingan ekonomi maupun kepentingan sosial. Di samping itu,
perusahaan asuransi juga menjangkau kepentingankepentingan
individu maupun kepentingan masyarakat luas.
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
1
Perjanjian asuransi sebagai lembaga pengalihan dan
pembagian risiko mempunyai kegunaan yang positif baik bagi
masyarakat, perusahaan maupun bagi pembangunan negara.
Dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar Hukum Dagang Fakultas
Hukum Universitas Gajah Mada Tahun 1979, Emmy Pangaribuan
Simanjuntak menyatakan bahwa mereka yang menutup perjanjian
asuransi akan merasa tentram sebab mendapat perlindungan dari
kemungkinan tertimpa suatu kerugian. Suatu perusahaan yang
mengalihkan risikonya melalui perjanjian asuransi akan dapat
meningkatkan usahanya dan berani menggalang tujuan yang lebih
besar. Demikian pula premipremi yang terkumpul dalam suatu
perusahaan asuransi dapat diusahakan dan digunakan sebagai
dana untuk usaha pembangunan. Hasilnya akan dapat dinikmati
masyarakat.
Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk
pada tindakan, sistem, atau bisnis di mana perlindungan finansial
(atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan
dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian
kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti
kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, di mana melibatkan
pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu
sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.
Asuransi dalam UndangUndang No. 2 Tahun 1992 tentang
usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung, dengan menerima
premi
asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau
tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
2
atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Asuransi Jiwa
merupakan program asuransi yang
memberikan perlindungan terhadap resiko pada jiwa seseorang
yang menjadi tertanggung selama masa asuransi. Manfaat
perlindungan jiwa ini adalah sebagai jaminan kepastian terhadap
tertanggung dan keluarga dalam menghadapi berbagai resiko
kehidupan seperti sakit kristis, cacat, meninggal. Ketika dalam
resiko tersebut, maka manfaat dari produk asuransi pasti akan
tetap menjamin memberikan seluruh manfaat dana pendidikan,
dana pensiun maupun santunan meninggal yang direncanakan
tanpa harus melanjutkan pembayaran preminya.
B.
Asuransi dalam Sudut Pandang Hukum Islam
Mengingat masalah asuransi ini sudah memasyarakat di
Indonesia dan diperkirakan ummat Islam banyak terlibat di
dalamnya, maka permasalahan tersebut perlu juga ditinjau dari
sudut pandang agama Islam.Di kalangan ummat Islam ada
anggapan bahwa asuransi itu tidak Islami. Orang yang melakukan
asuransi sama halnya dengan orang yang mengingkari rahmat
Allah. Allahlah yang menentukan segalasegalanya dan
memberikan rezeki kepada makhlukNya, sebagaimana firman
Allah SWT, yang artinya: "Dan tidak ada suatu binatang melata
pun dibumi melainkan Allahlah yang memberi rezekinya."(Q. S.
Hud: 6) "……dan siapa (pula) yang memberikan rezeki kepadamu
dari langit dan bumi? Apakah di samping Allah ada Tuhan (yang
lain)?……" (Q. S. AnNaml: 64) "Dan kami telah menjadikan
untukmu dibumi keperluankeprluan hidup, dan (kami menciptakan
pula) makhlukmakhluk yang kamu sekalikali bukan pemberi
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
3
rezeki kepadanya."(Q. S. AlHijr: 20) Dari ketiga ayat tersebut dapat
dipahami bahwa Allah sebenarnya telah menyiapkan segala
galanya untuk keperluan semua makhlukNya, termasuk manusia
sebagai khalifah di muka bumi.Allah telah menyiapkan bahan
mentah, bukan bahan matang.Manusia masih perlu mengolahnya,
mencarinya dan mengikhtiarkannya. Melibatkan diri ke dalam
asuransi ini, adalah merupakan salah satu ikhtiar untuk
mengahadapi masa depan dan masa tua. Namun karena masalah
asuransi ini tidak dijelaskan secara tegas dalam nash, maka
masalahnya dipandang sebagai masalah ijtihadi, yaitu masalah
yang mungkin masih diperdebatkan dan tentunya perbedaan
pendapat sukar dihindari. Ada beberapa pandangan atau
pendapat mengenai asuransi ditinjau dari fiqh Islam.
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas bagaimanakah sistem
operasional asuransi jiwa dalam asuransi konvensional ?
D.
Tujuan Penulisan Makalah
Untuk mengetahui dan lebih memahami sistemsistem
operasional asuransi jiwa dalam asuransi konvensional.
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
4
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
Sistem Operasional Asuransi Jiwa dalam Asuransi
Konvensional
a. Dana yang terkumpul dari peserta menjadi milik perusahaan.
b. Investasi dana memakai bunga ( riba ) sebagai landasan
perhitungan investasinya.
c. Dalam mekanismenya, asuransi konvensional mengenal dana
hangus, jika pada masa kontrak peserta tidak dapat
melanjutkan pembayaran premi dan ingin mengundurkan diri
sebelum reversing period maka dana yang telah dimasukkan
tidak diambil kembali.
d. Pembayaran klaim diambil dari rekening dana perusahaan.
e. Seluruh keuntungan menjadi hak milik perusahaan.
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Asuransi jiwa dalam asuransi konvensional mempunyai
tujuan yaitu pengelolaan atau penanggulangan resiko. Kejelasan
kontrak atau akad dalam praktik muamalah menjadi prinsip
karena akan menentukan sah atau tidaknya secara syariah.
Asuransi konvensioanl menerapkan kontrak yang disebut jual
beli.
Penjelasan pada sistem operasional asuransi konvensional sebagai
berikut :
a. Dalam asuransi konvensional peserta harus terlebih dahulu
menjadi anggota perusahaan asuransi tersebut, dan
selanjutnya disebut tertanggung dan penanggung, adapun
tertanggung harus membayar premi secara rutin kepada
penanggung. dana yang terkumpul dari premi peserta
asuransi konvensional seluruhnya menjadi milik
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
6
perusahaan dan perusahaan bebas menginvestasikan dana
tersebut kemana saja.
b. Invenstasi dana memakai bunga (riba) dalam asuransi
konvensional bebas tetapi masih dalam batasbatas
perundangundangan dan tidak dibatasi oleh halal
haramnya objek atau sistem yang digunakan.
c. Pada asuransi konvensional dikenal dana hangus, dimana
peserta tidak dapat melanjutkan pembayaran premi dan
ingin mengundurkan diri sebelum masa jatuh tempo. Begitu
pula dengan asuransi jiwa konvensional nonsaving (tidak
mengandung unsur tabungan) atau asuransi kerugian, jika
habis masa kontrak dan tidak terjadi klaim, maka premi
asuransi yang sudah dibayarkan hangus atau menjadi
keuntungan perusahaan asuransi.
d. Dalam asuransi konvensional dana pembayaran klaim
diambil dari rekening milik perusahaan yang artinya semua
premipremi yang dibayarkan tertanggung akan menjadi
milik perusahaan dan jika salah satu tertanggung
mengklaim maka perusahaan akan mengambil dari rekening
perusahaan tersebut.
e. keuntungan sepenuhnya manjadi milik perusahaan jika
tidak ada klaim maka tertanggung tidak mendapatkan apa
apa.
perusahaan asuransi konvensional dinilai memiliki sejumlah
kelemahan, diantaranya adalah:
1. Seseorang yang ikut asuransi harus mendaftarkan diri
menjadi anggota dan diwajibkan untuk membayar premi
secara rutin;
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
7
2. Asuransi konvensional bersifat tadabuli (jual beli) pada
kenyataannya lebih cenderung sebagai usaha bisnis
berskala besar sementara sisi bantuan sosial hanya
menjadi lips service (penghias) sementara hakikatnya tidak
lain merupakan pemerasan dan kerja rentenir;
3. Akad asuransi konvensional adalah akad
gharar
(ketidakjelasan) karena masingmasing dari kedua belah
pihak (penanggung dan tertanggung) pada waktu
melangsungkan akad tidak mengetahui jumlah yang ia
berikan dan jumlah yang ia ambil. Akad asuransi ini juga
disebut akad idz’an (penundukan) pihak yang kuat adalah
perusahaan asuransi karena dialah yang menentukan
syaratsyarat yang tidak dimiliki oleh tertanggung;
4. Mengandung unsur pemerasan, karena pemegang polis
apabila tidak bisa melanjutkan pembayaran preminya, akan
hilang premi yang sudah dibayar atau dikurangi. Pada
perusahaan asuransi konvensional, uang masuk dari premi
para peserta yang sudah dibayar akan diputar dalam usaha
dan bisnis dengan praktek riba.
Perbedaan Asuransi Jiwa Konvensional dan Asuransi Jiwa
Syariah.
Dibandingkan asuransi konvensional, asuransi syariah
memiliki perbedaan mendasar dalam beberapa hal.
1. keberadaan Dewan Pengawas Syariah dalam
perusahaan asuransi syariah merupakan suatu
keharusan. Dewan ini berperan dalam mengawasi
manajemen, produk serta kebijakan investasi supaya
senantiasa sejalan dengan syariat Islam. Adapun
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
8
dalam asuransi konvensional, maka hal itu tidak
mendapat perhatian.
2. prinsip akad asuransi syariah adalah takafuli (tolong
menolong) . Yaitu nasabah yang satu menolong
nasabah yang lain yang tengah mengalami kesulitan.
Sedangkan akad asuransi konvensional bersifat
tadabuli (jualbeli antara nasabah dengan
perusahaan).
3. dana yang terkumpul dari nasabah perusahaan
asuransi syariah (premi) diinvestasikan berdasarkan
syariah dengan sistem bagi hasil (mudharobah)
.Sedangkan pada asuransi konvensional, investasi
dana dilakukan pada investasi dengan sistem bunga
yang bersifat riba.
4. premi yang terkumpul diperlakukan tetap sebagai
dana milik nasabah. Perusahaan hanya sebagai
pemegang amanah untuk mengelolanya. Sedangkan
pada asuransi konvensional, premi menjadi milik
perusahaan dan perusahaanlah yang memiliki
otoritas penuh untuk menetapkan kebijakan
pengelolaan dana tersebut.
5. untuk kepentingan pembayaran klaim nasabah, dana
diambil dari rekening tabarru (dana sosial) seluruh
peserta yang sudah diikhlaskan untuk keperluan
tolongmenolong bila ada peserta yang terkena
musibah. Sedangkan dalam asuransi konvensional,
dana pembayaran klaim diambil dari rekening milik
perusahaan.
6. keuntungan investasi dibagi dua antara nasabah
selaku pemilik dana dengan perusahaan selaku
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
9
pengelola, dengan prinsip bagi hasil. Sedangkan
dalam asuransi konvensional, keuntungan
sepenuhnya menjadi milik perusahaan. Jika tak ada
klaim, nasabah tak memperoleh apaapa.
BAB IV
KESIMPULAN
Asuransi Jiwa
merupakan program asuransi yang
memberikan perlindungan terhadap resiko pada jiwa seseorang
yang menjadi tertanggung selama masa asuransi. Manfaat
perlindungan jiwa ini adalah sebagai jaminan kepastian terhadap
tertanggung dan keluarga dalam menghadapi berbagai resiko
kehidupan seperti sakit kristis, cacat, meninggal. Ketika dalam
resiko tersebut, maka manfaat dari produk asuransi pasti akan
tetap menjamin memberikan seluruh manfaat dana pendidikan,
dana pensiun maupun santunan meninggal yang direncanakan
tanpa harus melanjutkan pembayaran preminya.
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
10
Adapun Prinsipprinsip asuransi jiwa dalam asuransi
konvensional, yaitu:
1. Akad yang akan dilaksanakan pada asuransi konvensional
berdasarkan akad jual beli (tadabbuli).
2. Asuransi konvensional dasar perhitungan investasi dana
berdasarkan riba.
3. Kepemilikan dana. Pada asuransi konvensional dana
investasi yang terkumpuldari peserta (premi) menjadi milik
perusahaan, sehingga perusahaan bebas menentukan
alokasi investasi penggunaan dana.
4. Pembayaran Klaim. pada asuransi konvensional
pembayaran klaim diambil dari dana milik perusahaan.
5. Keuntungan yang diperoleh perusahaan asuransi
konvensiona yang diperoleh perusahaan menjadi milik
perusahaan seutuhnya.
6. pada asuransi konvensional dikenal adanya dana yang
hangus jika peserta tidak dapat melanjutkan pembayaran
premi dan ingin mengundurkan diri sebelum masa jatuh
tempo.
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
11
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, negaranegara di
dunia saling berlomba untuk meningkatkan perekonomiannya.
Perdagangan bebas menjadi isu yang dominan dalam persaingan
untuk memperebutkan pasar. Hampir semua negara di dunia
tidak bisa menghindari upaya liberalisasi di bidang ekonomi.
Dampak nyata dari liberalisasi ekonomi adalah imbasnya terhadap
masyarakat. Masyarakat ikut memikul segala risiko beserta
konsekuensi dari pesatnya arus persaingan ekonomi. Tata
pergaulan masyarakat khususnya masyarakat modern seperti
sekarang ini, membutuhkan suatu institusi atau lembaga yang
bersedia mengambil alih risikorisiko masyarakat baik risiko
individu maupun risiko kelompok.
Masyarakat sampai sekarang ini mempunyai kandungan risiko
relatif lebih tinggi dibanding dengan waktu lampau karena
kemajuan teknologi di segala bidang. Kemajuan teknologi yang
sedemikian rupa mempengaruhi kehidupan manusia, dan dapat
menimbulkan risiko yang lebih luas. Dengan demikian lembaga
yang mempunyai kemampuan untuk mengambil alih risiko pihak
lain adalah lembaga asuransi. Perusahaan asuransi mempunyai
jangkauan yang sangat luas karena perusahaan asuransi tersebut
mempunyai jangkauan yang menyangkut kepentingan
kepentingan ekonomi maupun kepentingan sosial. Di samping itu,
perusahaan asuransi juga menjangkau kepentingankepentingan
individu maupun kepentingan masyarakat luas.
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
1
Perjanjian asuransi sebagai lembaga pengalihan dan
pembagian risiko mempunyai kegunaan yang positif baik bagi
masyarakat, perusahaan maupun bagi pembangunan negara.
Dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar Hukum Dagang Fakultas
Hukum Universitas Gajah Mada Tahun 1979, Emmy Pangaribuan
Simanjuntak menyatakan bahwa mereka yang menutup perjanjian
asuransi akan merasa tentram sebab mendapat perlindungan dari
kemungkinan tertimpa suatu kerugian. Suatu perusahaan yang
mengalihkan risikonya melalui perjanjian asuransi akan dapat
meningkatkan usahanya dan berani menggalang tujuan yang lebih
besar. Demikian pula premipremi yang terkumpul dalam suatu
perusahaan asuransi dapat diusahakan dan digunakan sebagai
dana untuk usaha pembangunan. Hasilnya akan dapat dinikmati
masyarakat.
Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk
pada tindakan, sistem, atau bisnis di mana perlindungan finansial
(atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan
dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian
kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti
kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, di mana melibatkan
pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu
sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.
Asuransi dalam UndangUndang No. 2 Tahun 1992 tentang
usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung, dengan menerima
premi
asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau
tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
2
atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Asuransi Jiwa
merupakan program asuransi yang
memberikan perlindungan terhadap resiko pada jiwa seseorang
yang menjadi tertanggung selama masa asuransi. Manfaat
perlindungan jiwa ini adalah sebagai jaminan kepastian terhadap
tertanggung dan keluarga dalam menghadapi berbagai resiko
kehidupan seperti sakit kristis, cacat, meninggal. Ketika dalam
resiko tersebut, maka manfaat dari produk asuransi pasti akan
tetap menjamin memberikan seluruh manfaat dana pendidikan,
dana pensiun maupun santunan meninggal yang direncanakan
tanpa harus melanjutkan pembayaran preminya.
B.
Asuransi dalam Sudut Pandang Hukum Islam
Mengingat masalah asuransi ini sudah memasyarakat di
Indonesia dan diperkirakan ummat Islam banyak terlibat di
dalamnya, maka permasalahan tersebut perlu juga ditinjau dari
sudut pandang agama Islam.Di kalangan ummat Islam ada
anggapan bahwa asuransi itu tidak Islami. Orang yang melakukan
asuransi sama halnya dengan orang yang mengingkari rahmat
Allah. Allahlah yang menentukan segalasegalanya dan
memberikan rezeki kepada makhlukNya, sebagaimana firman
Allah SWT, yang artinya: "Dan tidak ada suatu binatang melata
pun dibumi melainkan Allahlah yang memberi rezekinya."(Q. S.
Hud: 6) "……dan siapa (pula) yang memberikan rezeki kepadamu
dari langit dan bumi? Apakah di samping Allah ada Tuhan (yang
lain)?……" (Q. S. AnNaml: 64) "Dan kami telah menjadikan
untukmu dibumi keperluankeprluan hidup, dan (kami menciptakan
pula) makhlukmakhluk yang kamu sekalikali bukan pemberi
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
3
rezeki kepadanya."(Q. S. AlHijr: 20) Dari ketiga ayat tersebut dapat
dipahami bahwa Allah sebenarnya telah menyiapkan segala
galanya untuk keperluan semua makhlukNya, termasuk manusia
sebagai khalifah di muka bumi.Allah telah menyiapkan bahan
mentah, bukan bahan matang.Manusia masih perlu mengolahnya,
mencarinya dan mengikhtiarkannya. Melibatkan diri ke dalam
asuransi ini, adalah merupakan salah satu ikhtiar untuk
mengahadapi masa depan dan masa tua. Namun karena masalah
asuransi ini tidak dijelaskan secara tegas dalam nash, maka
masalahnya dipandang sebagai masalah ijtihadi, yaitu masalah
yang mungkin masih diperdebatkan dan tentunya perbedaan
pendapat sukar dihindari. Ada beberapa pandangan atau
pendapat mengenai asuransi ditinjau dari fiqh Islam.
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas bagaimanakah sistem
operasional asuransi jiwa dalam asuransi konvensional ?
D.
Tujuan Penulisan Makalah
Untuk mengetahui dan lebih memahami sistemsistem
operasional asuransi jiwa dalam asuransi konvensional.
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
4
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
Sistem Operasional Asuransi Jiwa dalam Asuransi
Konvensional
a. Dana yang terkumpul dari peserta menjadi milik perusahaan.
b. Investasi dana memakai bunga ( riba ) sebagai landasan
perhitungan investasinya.
c. Dalam mekanismenya, asuransi konvensional mengenal dana
hangus, jika pada masa kontrak peserta tidak dapat
melanjutkan pembayaran premi dan ingin mengundurkan diri
sebelum reversing period maka dana yang telah dimasukkan
tidak diambil kembali.
d. Pembayaran klaim diambil dari rekening dana perusahaan.
e. Seluruh keuntungan menjadi hak milik perusahaan.
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Asuransi jiwa dalam asuransi konvensional mempunyai
tujuan yaitu pengelolaan atau penanggulangan resiko. Kejelasan
kontrak atau akad dalam praktik muamalah menjadi prinsip
karena akan menentukan sah atau tidaknya secara syariah.
Asuransi konvensioanl menerapkan kontrak yang disebut jual
beli.
Penjelasan pada sistem operasional asuransi konvensional sebagai
berikut :
a. Dalam asuransi konvensional peserta harus terlebih dahulu
menjadi anggota perusahaan asuransi tersebut, dan
selanjutnya disebut tertanggung dan penanggung, adapun
tertanggung harus membayar premi secara rutin kepada
penanggung. dana yang terkumpul dari premi peserta
asuransi konvensional seluruhnya menjadi milik
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
6
perusahaan dan perusahaan bebas menginvestasikan dana
tersebut kemana saja.
b. Invenstasi dana memakai bunga (riba) dalam asuransi
konvensional bebas tetapi masih dalam batasbatas
perundangundangan dan tidak dibatasi oleh halal
haramnya objek atau sistem yang digunakan.
c. Pada asuransi konvensional dikenal dana hangus, dimana
peserta tidak dapat melanjutkan pembayaran premi dan
ingin mengundurkan diri sebelum masa jatuh tempo. Begitu
pula dengan asuransi jiwa konvensional nonsaving (tidak
mengandung unsur tabungan) atau asuransi kerugian, jika
habis masa kontrak dan tidak terjadi klaim, maka premi
asuransi yang sudah dibayarkan hangus atau menjadi
keuntungan perusahaan asuransi.
d. Dalam asuransi konvensional dana pembayaran klaim
diambil dari rekening milik perusahaan yang artinya semua
premipremi yang dibayarkan tertanggung akan menjadi
milik perusahaan dan jika salah satu tertanggung
mengklaim maka perusahaan akan mengambil dari rekening
perusahaan tersebut.
e. keuntungan sepenuhnya manjadi milik perusahaan jika
tidak ada klaim maka tertanggung tidak mendapatkan apa
apa.
perusahaan asuransi konvensional dinilai memiliki sejumlah
kelemahan, diantaranya adalah:
1. Seseorang yang ikut asuransi harus mendaftarkan diri
menjadi anggota dan diwajibkan untuk membayar premi
secara rutin;
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
7
2. Asuransi konvensional bersifat tadabuli (jual beli) pada
kenyataannya lebih cenderung sebagai usaha bisnis
berskala besar sementara sisi bantuan sosial hanya
menjadi lips service (penghias) sementara hakikatnya tidak
lain merupakan pemerasan dan kerja rentenir;
3. Akad asuransi konvensional adalah akad
gharar
(ketidakjelasan) karena masingmasing dari kedua belah
pihak (penanggung dan tertanggung) pada waktu
melangsungkan akad tidak mengetahui jumlah yang ia
berikan dan jumlah yang ia ambil. Akad asuransi ini juga
disebut akad idz’an (penundukan) pihak yang kuat adalah
perusahaan asuransi karena dialah yang menentukan
syaratsyarat yang tidak dimiliki oleh tertanggung;
4. Mengandung unsur pemerasan, karena pemegang polis
apabila tidak bisa melanjutkan pembayaran preminya, akan
hilang premi yang sudah dibayar atau dikurangi. Pada
perusahaan asuransi konvensional, uang masuk dari premi
para peserta yang sudah dibayar akan diputar dalam usaha
dan bisnis dengan praktek riba.
Perbedaan Asuransi Jiwa Konvensional dan Asuransi Jiwa
Syariah.
Dibandingkan asuransi konvensional, asuransi syariah
memiliki perbedaan mendasar dalam beberapa hal.
1. keberadaan Dewan Pengawas Syariah dalam
perusahaan asuransi syariah merupakan suatu
keharusan. Dewan ini berperan dalam mengawasi
manajemen, produk serta kebijakan investasi supaya
senantiasa sejalan dengan syariat Islam. Adapun
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
8
dalam asuransi konvensional, maka hal itu tidak
mendapat perhatian.
2. prinsip akad asuransi syariah adalah takafuli (tolong
menolong) . Yaitu nasabah yang satu menolong
nasabah yang lain yang tengah mengalami kesulitan.
Sedangkan akad asuransi konvensional bersifat
tadabuli (jualbeli antara nasabah dengan
perusahaan).
3. dana yang terkumpul dari nasabah perusahaan
asuransi syariah (premi) diinvestasikan berdasarkan
syariah dengan sistem bagi hasil (mudharobah)
.Sedangkan pada asuransi konvensional, investasi
dana dilakukan pada investasi dengan sistem bunga
yang bersifat riba.
4. premi yang terkumpul diperlakukan tetap sebagai
dana milik nasabah. Perusahaan hanya sebagai
pemegang amanah untuk mengelolanya. Sedangkan
pada asuransi konvensional, premi menjadi milik
perusahaan dan perusahaanlah yang memiliki
otoritas penuh untuk menetapkan kebijakan
pengelolaan dana tersebut.
5. untuk kepentingan pembayaran klaim nasabah, dana
diambil dari rekening tabarru (dana sosial) seluruh
peserta yang sudah diikhlaskan untuk keperluan
tolongmenolong bila ada peserta yang terkena
musibah. Sedangkan dalam asuransi konvensional,
dana pembayaran klaim diambil dari rekening milik
perusahaan.
6. keuntungan investasi dibagi dua antara nasabah
selaku pemilik dana dengan perusahaan selaku
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
9
pengelola, dengan prinsip bagi hasil. Sedangkan
dalam asuransi konvensional, keuntungan
sepenuhnya menjadi milik perusahaan. Jika tak ada
klaim, nasabah tak memperoleh apaapa.
BAB IV
KESIMPULAN
Asuransi Jiwa
merupakan program asuransi yang
memberikan perlindungan terhadap resiko pada jiwa seseorang
yang menjadi tertanggung selama masa asuransi. Manfaat
perlindungan jiwa ini adalah sebagai jaminan kepastian terhadap
tertanggung dan keluarga dalam menghadapi berbagai resiko
kehidupan seperti sakit kristis, cacat, meninggal. Ketika dalam
resiko tersebut, maka manfaat dari produk asuransi pasti akan
tetap menjamin memberikan seluruh manfaat dana pendidikan,
dana pensiun maupun santunan meninggal yang direncanakan
tanpa harus melanjutkan pembayaran preminya.
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
10
Adapun Prinsipprinsip asuransi jiwa dalam asuransi
konvensional, yaitu:
1. Akad yang akan dilaksanakan pada asuransi konvensional
berdasarkan akad jual beli (tadabbuli).
2. Asuransi konvensional dasar perhitungan investasi dana
berdasarkan riba.
3. Kepemilikan dana. Pada asuransi konvensional dana
investasi yang terkumpuldari peserta (premi) menjadi milik
perusahaan, sehingga perusahaan bebas menentukan
alokasi investasi penggunaan dana.
4. Pembayaran Klaim. pada asuransi konvensional
pembayaran klaim diambil dari dana milik perusahaan.
5. Keuntungan yang diperoleh perusahaan asuransi
konvensiona yang diperoleh perusahaan menjadi milik
perusahaan seutuhnya.
6. pada asuransi konvensional dikenal adanya dana yang
hangus jika peserta tidak dapat melanjutkan pembayaran
premi dan ingin mengundurkan diri sebelum masa jatuh
tempo.
Hukum Asuransi Syariah
Universitas Islam Assyafi’iyah
11