OPTIMASI KEBUDAYAAN DI SUMEDANG DENGAN A
OPTIMASI KEBUDAYAAN DI SUMEDANG DENGAN
APLIKASI BERBASIS WEB
Oleh :
Bayu L, Cucu S, Gugum M, Nur Fauzan, M.Fariz, Pandu A
Mahasiswa Teknik Informatika
STMIK Sumedang
Jln. Angkrek Situ No.19
http://www.stmik-sumedang.ac.id
ABSTRAK
Kebudayaan merupakan ciri khas bagi suatu bangsa. Di negara Indonesia ini terdapat beragam suku
bangsa termasuk juga kebudayaannya. Di era teknologi ini, masyarakat perlahan mulai tidak peduli
dengan kebudayaan yang diwariskan oleh pendahulunya. Khususnya generasi milenial sekarang
mulai banyak yang tidak tahu bahkan sampai tidak mengetahui warisan budaya tanah
kelahirannya.Bukan hanya di setiap daerah di Indonesia, termasuk di kota Sumedang, belum banyak
generasi yang mengetahui ada berapa banyak peninggalan kebudayaannya. Oleh karena itu kami
merasa terangkat untuk membahas kebudayaan yang berada di Sumedang. Mungkin dengan
kurangnya promosi kebudayaan yang ada di Sumedang masih belum optimal. Menjadikan Budaya
sebagai Pondasi dan potensi bangsa. Sumedang harus punya budaya, Sumedang punya seni,
Sumedang harus menjadi pusat Budaya Sunda dan Budaya Jawa Barat. Sumedang adalah pabrik
Seni dan Budaya, itulah yang dibanggakan dan yang menjadi daya jual.. Tujuan penelitian ini adalah
untuk memudahkan masyarakat khususnya dalam mengenali kebudayaan daerah asalnya. Dengan
menggunakan aplikasi ini diharapkan semua masyarakat dapat terbantu dalam mengakses informasi
mengenai kebudayaan yang ada di Sumedang . Dengan menggunakan aplikasi berbasis web dan tools
lain seperti Map dan budaya setiap daerah di setiap kecamatan Sumedang bisa lebih optimal.
Aplikasi ini bisa disesuaikan dengan algoritma yang ada di mesin pencari menggunakan SEO (
Search Engine Optimizer ) dalam fitur pencarian kontennya. Aplikasi berbasis web ini bisa dipakai
pada perangkat desktop ataupun mobile dengan tampilan user friendly. Diharapkan aplikasi
berbasis web ini dapat menjadi salah satu alat atau media untuk kebutuhan informasi mobile yang
lebih interaktif.
Kata Kunci : SEO, Kebudayaan, Sumedang, Web
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Dengan berkembangnya teknologi informasi, kebutuhan akan informasi menjadi semakin
menjadi massive. Dengan didukung oleh perkembangan telekomunikasi internet yang menjadi
pengaruh sangat besar saat ini dalam kecepatan mengakses informasi. Tak ketinggalan juga perangkat
mobile yang menjadi media dalam mengakses informasi semakin canggih dan juga semakin mudah
dalam mengaksesnya.
Kebutuhan informasi saat ini sangatlah dibutuhkan dalam pencarian berbagai informasi
penting mengenai kebudayaan, terutama profil budaya indonesia saat ini masuk dalam kurikulum
pada dunia pendidikan contohnya dalam mata pelajaran Geografi dan Seni, Oleh karena itu aplikasi
kebudayaan indonesia berbasis android dapat memberikan wawasan tentang Indonesia serta
pengetahuan kebudayaan dan diharapkan dapat memajukan Indonesia yang kaya akan kebudayaan
dimata dunia agar tidak ada negara yang mengakui kebudayaan negara Indonesia.
Khususnya di kota Sumedang belum adanya promosi yang optimal mengenai kebudayaan
yang ada di Sumedang. Karena banyak sekali warisan budaya yang telah diturunkan dari generasi ke
generasi. Oleh karena itu dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi diharapkan bisa
membantu dalam mengoptimalkan potensi budayayang ada di kota Sumedang khususnya.
b. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka ruang lingkup penelitian ini adalah
bagaimana merancanag, membangun sebuah aplikasi yang mampu menyediakan informasi sehingga
dapat menjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat terkait dengan kata kunci ( keyword ) khusus.
c. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah membangun sebuah aplikasi berbasis web untuk memudahkan
pengguna (user) mengakes informasi melalui aplikasi. Namun dalam jurnal ini masih sebatas dalam
tahap pengantar. Karena menjaga, memelihara dan melestarikan kebudayaan merupakan kewajiban
setiap individu,maka dalam realisasi kedepannya kami akan membuat aplikasi kebudayaan khusus di
Sumedang. Besar harapan semoga dengan dibuatnya aplikasi berbasis web ini menjadi salah satu
sarana agar masyarakat menyadari betapa berharganya sebuah kebudayaan bagi suatu bangsa, yang
akhirnya akan membuat masyarakat menjadi merasa bangga terhadap budaya daerahnya sendiri.
d. Manfaat
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah terciptanya sebuah aplikasi
tentang kebudayaan di Sumedang dan membantu mengenalkan kembali kepada masyarakat yang ada
di Sumedang khususnya dan juga di Indonesia secara luas sebagai sarana edukasi untuk masyarakat
umum. Dan sebagai pembelajaran ilmu seni dan budaya khususnya di Sumedang.
e. Metodologi Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu memberi
gambaran mengenai ciri-ciri sifat-sifat dari data yang terkumpul tersebut (Djajasudarma, 1993).
Teknik yang digunakan penelitian ini adalah teknik catat dan untuk mempermudah proses
pengumpulan data serta penganalisisan data, maka penulis melakukan langkah studi pustaka, yaitu
mencari dan mengumpulkan sumber pustaka acuan, kemudian data tersebut dikumpulkan dan
diklasifikasikan sesuai dengan kebutuhan penelitian yaitu mengenai makna dan bentuk. Setelah itu,
data dianalisis dan tahap terakhir dibuat kesimpulan dari hasil yang diperoleh pada penganalisisan
data.
Penelitian ini juga mengacu pada
Engineering
).
Adapun tahapan
dalam
keilmuan Rekayasa Perangkat Lunak
mengembangkan aplikasi
ini
( Software
kedepannya
yaitu
menggunakanpendekatan model Prototype yang digunakan dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:
1. Analisis
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis yang dimulai dari mengumpulkan referensi dan
observasi terhadap kebutuhan Aplikasi Kebudayaan Sumedang untuk mendapatkan data
sebagai bahan masukan ( input ) dan keluaran ( output ) aplikasi berbasis web ini.
2. Desain
Pada tahap ini peneliti melakukan perancangan Aplikasi Kebudayaan Sumedang, dimulai dari
rancangan data, rancangan masukan, rancangan proses, dan rancangan keluaran dari Aplikasi
Kebudayaan Sumedang.
3. Kode & Testing
Pada tahap ini merupakan tahap transformasi atau penerjemahan rancangan ke dalam bahasa
pemrograman
yang biasa disebut dengan kode program. Pengkodean Aplikasi Kebudayaan di
Sumedang ini menggunakan Hypertext Preprocessor (PHP) dan JavaScript Object Notation . Setelah
dikodekan kemudian dilakukan pengujian terhadap Aplikasi Kebudayaan Indonesia apakah berjalan
atau tidak, dan sesuai dengan kebutuhan awal.
4. Implementasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam pengembangan Aplikasi Kebudayaan Sumedang, yaitu
menerapkan aplikasi yang sudah berjalan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
PEMBAHASAN
a. Analisis
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia.
Menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Budiono K, menegaskan bahwa , “ menurut
antropologi, kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan , serta karya yang
dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar”.
Pewarisan budaya-budaya leluhur melalui proses pendidikan.
Sedangkan menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi,
masing-masing
daerah di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri. Selain budaya yang beraneka ragam negara ini juga
dikenal sebagai negara dengan lingkungan sosial budaya yang ditandai dengan nilai-nilai kehidupan
yang ramah, orang-orang yang memegang sopan santun, dna juga masyarakat yang damai.
Di setiap daerah di Indonesia juga banyak peningga-peninggalan budaya yang beraneka
ragam baik dalam wujud sesuatu yang kompleks seperti aktivitas manusia, tradisi maupun sebagai
wujud benda dan semua itu perlu dilestarikan, dijaga dan dimanfaatkan. Namun seiring
berkembangnya zaman dan masuknya dunia globalisasi, telah membawa perubahan yang sangat
siginifikan terutama dalam bidang teknologi informasi. Oleh karena itu, tekonologi tersebut bisa
dimanfaatkan sebagai media untuk mempromosikan kembali kebudayaan yang dimiliki oleh kota
Sumedang.
Sumedang Sebagai pusat kebudayaan Sunda
Menjadikan Budaya sebagai pondasi dan potensi bangsa. Sumedang harus punya budaya,
Sumedang punya seni, Sumedang harus menjadi pusat Budaya Sunda dan Budaya Jawa Barat.
Sumedangadalah Pabrik Senidan Budaya, itulah yang dibanggakan dan yang menjadi daya jual.
Jangan dilupakan pula catatan sejarah yang menunjukkan bahwa di Sumedang pernah berdiri suatu
kerajaan bernama SumedangLarang. Kerajaan Sumedang Larang adalah salah satu Kerajaan
Islamyang diperkirakan berdiri sejak abad ke-15 Masehi di Jawa Barat, Indonesia. Situs Dayeuh
Luhurmerupakan bagian dari ratusan cagar budayayang tersebar di wilayah Kabupaten Sumedang.
Data Dinas Pariwisatadan Kebudayaan Kabupaten Sumedang menyebutkan, setidaknya terdapat 152
benda cagar budaya yang terbagi dalam kategori makam atau bangunan dari zaman Kerajaan
Sumedang Larang hingga Zaman Bupati. Lebih jelas untuk lebih tahu mengenai peninggalan Budaya
Sumedangbisa berkunjung ke “Museum Prabu Geusan Ulun” yang beralamat di ; Jalan Prabu Geusan
Ulun Nomor 40, Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa
Barat, Indonesia.
Disana banyak di jumpai peninggalan-peninggalan kerajaan terdahulu, diantaranya ; Pedang
Ki Mastak, Keris Ki Dukun, Keris Nagasasra, Kujang, Tombak, Trisula, Tempat Sirih, Kitab Cariosan
Prabu Siliwangi, Gamelan Sari Oneng Parakan Salak, Kereta Kencana Nagapaksi , dan masih banyak
yang lainnya.
Beberapa peninggalan/situs yang bisa dijumpai juga diantaranya ; Cadas Pangeran, Makam
Coet Nyak Dhien, Gunung Kunci, Dayeuh Luhur, Marongge, Situs Tembok Agung, Gunung
Tampomas.
Adapun beberapa hasil dari warisan peninggalan lainnya di Sumedang :
• Sumedang Larang
Kerajaan Sumedang Larang adalah salah satu kerajaan Islam yang
diperkirakan berdiri sejak abad ke-15 Masehi di Jawa Barat,
Indonesia. Kerajaan Sumedang Larang berasal dari pecahan kerajaan
• Sumedang
Kata Sumedang berasal dari “inSUn MEdal insun maDANGan”, Insun artinya
saya Medal artinya lahir Madangan artinya memberi penerangan jadi kata
Sumedang bisa berarti “Saya lahir”
• Gunung Tampomas
Gunung Tampomas terletak di antara Kecamatan Buah Dua dan Cibeureum, ketinggiannya mencapai
1.684 Meter di atas permukaan laut. Taman Wisata Alam Gunung .
• Kesenian Sumedang
Banyak Kesenian Sumedang yang cukup terkenal, diantaranya adalah seni
Kuda Renggong, Tarawangsa, Rengkong, Seni Koromong, Beluk, Bang-reng,
Pencak Silat, dan Reog. Seni-seni tradisional tersebut sempat mendunia.
• Makanan Khas Sumedang
Di Sumedang banyak sekali makanan khas mulai dari mulai buah-buahan,
makanan, minuman dan banyak lainnya kekayaan kuliner dari kota Sumedang.
• Kesenian Sumedang
Banyak Kesenian Sumedang yang cukup terkenal, diantaranya adalah seni Kuda Renggong,
Tarawangsa, Rengkong, Seni Koromong, Beluk, Bang-reng, Pencak Silat, dan Reog. Seni-seni
tradisional tersebut sempat
• Makanan Khas Sumedang
Di Sumedang banyak sekali makanan khas dari mulai buah-buahan, makanan, minuman dan banyak
lainnya kekayaan jenis makanan khas ini masih belum di eksplorasi baik itu yang tardisional maupun
kuliner modern.
Adapun berbagai macam kesenian di Daerah Sumedang
Sumedang merupakan salah satu kota yang ada di Jawa Barat, yang memiliki slogan
“Sumedang Tandang Nyandang Kahayang” yang menjadi kota puseur budaya, Sumedang
memiliki berbagai hal yang dapat diperlihatkan dalam budayanya. Salah satu alasan yang
tepat dikatakan Sumedang sebagai puseur budaya yaitu karena Sumedang merupakan
daerah yang memiliki seni dan budaya yang beraneka ragam. Diantara sekian banyak
kesenian dan kebudayaan daerah yang dimiliki oleh Kabupaten Sumedang adalah sebagai
berikut :
1. Kuda renggong
Kuda renggong merupakan salah satu pertunjukan rakyat yang berasal dari
Sumedang. Menurut tuturan beberapa seniman, kuda renggong muncul pertama kali dari
Desa Cikurubuk, Kecamatan Buah Dua, Kabupaten Sumedang. Kata renggong di dalam
kesenian ini merupakan metatesis dari kata ronggeng yaitu kamonesan ( bahasa sunda
untuk “keterampilan”) cara berjalan kuda yang telah dilatih untuk menari mengikuti irama
musik terutama kendang yang biasanya dipakai sebagai media tunggangan dalam arakarakan anak sunat.
Kuda renggong merupakan seni pertunjukan tradisional yang sangat populer di
kabupaten Sumedang. Atraksi ini berupa pertunjukan dimana seekor kuda yang terlatih
melakukan gerakan menari dan berjalan mengikuti hentakan musik tradisional sunda yang
disebut kendang pencak. Seekor kuda dilatih dengan baik untuk membuat gerakan seperti
menari atau kadang juga melakukan gerakan seperti berkelahi melawan pelatihnya dengan
gaya pencak silat. Oleh sebab itulah pertunjukan ini juga sering disebut dengan pertunjukan
kuda pencak.
Di dalam perkembangannya kuda renggong mengalami perkembangan yang cukup
baik, sehingga tersebar ke berbagai desa di beberapa kecamatan di luar Kecamatan Buah
Dua dan yang akhirnya dewasa ini, kuda renggong menyebar ke luar kabupaten sumedang.
Sebagai seni pertunjukan rakyat yang berbentuk seni heleran (pawai, karnaval), kuda
renggong telah berkembang dilihat dari pilihan bentuk kudanya yang tegap dan kuat,
asesoris kuda dan perlengkapan musik pengiring, para penari, serta para nayaganya (pemain
musik).
Dalam pertunjukannya, kuda renggong memiliki dua kategori bentuk pertunjukan,
antara lain meliputi pertunjukan kuda renggong di esa dan pada festival. Karena kesenian
kuda renggong menjadi semarak dan mendapat simpati dari masyarakat baik masyarakat
Sumedang, akhirnya kesenian kuda renggong menjadi seni pertunjukan khas Kabupaten
Sumedang.
2.
Kesenian Reog Sunda
Reog merupakan kesenian tradisional sunda yang disebut dog-dog oleh masyarakat
Sumedang. Alat musiknya terdiri atas dog-dog, calung, angklung dan kendang pencak.
Kesenian dog-dog biasanya dipentaskan saat hiburan merayakan hari kemerdekaan Republik
Indonesia.
Reog sunda merupakan perpaduan antara musik, tari dan kritik. Kritik yang dimaksud
disini adalah kritikan yang bersifat sosial yang dikemas dalam bentuk banyol (heureuy
sunda) dengan maksud menghibur sekaligus menyampaikan kritikan terhadap pemerintah
ataupun masyarakat setempat. Ada pula isi atau makna yang ingin disampaikan dalam
kesenian dog-dog menyangkut bidang agama, pendidikan, pembangunan daerah setempat,
dan lain-lain. Dengan diiringi tabuhan dog-dog dan tarian yang lucu dan lawakan yang kocak.
Kesenian reog dimainkan oleh empat orang, satu dalang satu wakil dan dua
pembantu. Dalang berperan mengendalikan permainan. Wakil sebagai penengah dan dua
orang pembantu berperan melawak dengan tingkah atau nyayian yang mengundang gelak
tawa penonton. Ada empat jenis dog-dog yang dimainkan dalam reog sunda yaitu; dog-dog
kecil dimainkan oleh dalang berdiameter 20 cm yang disebut dog-dog tilingtingtit , dog-dog
berukuran sedang berdiameter 25 cm dimainkan oleh wakil atau penengah yang disebut
panempas, dog-dog yang berukuran diameter 30-35 cm dimainkan oleh pembantu yang
satu bernama bangbrang dan dog-dog yang berukuran paling besar diameter sekitar 45 cm
dimainkan oeh pembantu yang satunya lagi yang dinamakan badugblag.
Lama permainannya satu samapi setengah jam. Untuk lagu-lagunya ada pula
penabuh waditra dengan perlengkapan misalnya dengan dua buah saron, gendang, rebab,
goong, gambang, bonang panerus, kecrek dan lain-lain yang berfungsi sebagai pengiring
lagu-lagunya, sebagai selingan atau sebagai pelengkap. Diantara lagu-lagu yang serng
dipintonkan dalam kesenian reog ialah lagu kidung sebagai pembukaan, lagu senggot atau
klasikan, lagu jalan (sebelum memulai acara melawak), lagu adem ayem, bintang lima,
kacang asin, lagu gaya, cikeruh, langlayangan pegat, adu recak, dan lain-lain.
Adapun berbagai macam tradisi kebudayaan daerah Sumedang diantaranya :
1.
Upacara seren taun/buku taun
Seren taun merupakan upacara adat sebagai bentuk rasa syukur masyarakat
terhadap hasil bumi yang melimpah ruah. Seren tahun adalah upacara adat panen padi yang
selalu diselenggarakan setiap tahun. Istilah seren taun berasal dari bahasa sunda seren yang
artinya serah, seserahan, atau menyerahkan, dan taun ynag berarti tahun.
Jadi seren taun bermakna serah terima tahun yang lalu ke tahun yang akan datang
sebagai penggantinya. Seren taun merupakan wahana untuk bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas segala hasil pertanian yang dilaksanakan pada tahun ini, seraya berharap
hasil pertanian mereka akan meningkat pada tahun yang akan datang.
2.
Ngaruwat jagat
Ngaruwat jagat merupakan istilah yang digunakan unntuk hajat selamatan kampung.
Setiap satu tahun sekali kampung diruwat atau diberkati agar masyarakat yang tinggal di
daerah sekitar kampung tersebut diberkati atau diberi keselamatan dan dijaukan dari segala
hal marabahaya dan musibah lainnya.
Ngaruwat jagat biasanya disatukan dengan acara buku taun atau seren taun. Adapun
alat yang digunakan untuk ngaruwat jagat ialah, duwegan (kelapa muda), daun kihanjuang,
pisang badot, dan seekor kambing untuk dikurbankan. Alat-alat tersebut merupakan
simbolik dan mengandung makna tersendiri. Misalnya duwegan, duwegan merupakan
kelapa muda yang didalamnya mengandung air bersih bening sebagai lembang air yang
paling suci. Maknanya adalah, bahwa kita hidup di alam dunia ini harus seperti duwegan,
bulat dan memiliki air yang jernih, yang artinya dalam hidup kita harus membulatkan tekad
dan menjernihkan pikiran. Kihanjuang mempunyai maksud “teundeun dina handeuleum
hieum, tunda dina hanjuang siang” yang artinya kehidupan tidak hanya untuk saat ini saja
tetapi perjalanan hidup masih panjang. Untuk sekarang kita harus bisa mencari atau
menyimpan bekal untuk dikemudian hari. Sementara pisang badot merupakan lambang
yang menjadi wedus atau jemaan ki semar. Selain itu ngaruwat jagat biasanya
mengharuskan membuat tumpeng (nasi kuning).
3.
Nyadap
Nyadap merupaan kegiatan dalam proses pembuatan gula merah. Pada mulanya
nyadap merupakan kegiatan sehari-hari masyarakat Dusun Cidarma untuk mencari nafkah
keluarga. Berpuluh-puluh tahun lamanya, masyarakat Dusun Cidarma menggeluti nyadap
sebagai mata pencaharian. Akan tetapi, seiring bergesenya jaman, nyadap tak lagi menjadi
kebiasaan orang banyak, hanya beberapa saja. Sekiranya hal ini yang membuat gula merah
menjadi susah didapat, sebab tak banyak orang yang memproduksi gula merah.
Nyadap sebenarnya merupakan istilah untuk mengambil air wedang yang terdapat
dalam pohon aren. Pohon aren ialah sejenis pohon yang mirip dengan pohon kelapa. Pohon
aren ini biasanya tumbuh di hutan-hutan dan ditanam tanpa bantuan manusia pada
umumnya, namun dengan bantuan musang. Pohon aren di daerah Sumedang khususnya
Dusun Cidarma, Desa cipeundeuy, Kecamatan jatinungal, Kabupaten Sumedang
dimanfaatkan dalam berbagai hal.
PENUTUP
a. Kesimpulan
Pemanfaatan
media
teknologi
informasi
untuk
optimasi
kebudayaan
yang
diimplementasikan ke dalam aplikasi berbasis web ini diharapkan bisa menambah
pengetahuan secara efisien dan efektif yang akan dirangkum ke dalam sebuah aplikasi
berbasis web yang mungkin saja dikembangkan menjadi berbasis android.
Sumedang dikatakan sebagai puseur atau pusat budaya karena Sumedang merupakan
daerah yang memiliki seni dan budaya yang beraneka ragam, jika dibandingkan dengan
daerah lain di Jawa Barat. Diantara sekian banyak kesenian dan kebudayaan daerah yang
dimiliki oleh Kabupaten Sumedang antara lain adalah kesenian bangreng kuda renggong,
reog atau dog-dog, dan kesenian yang lainnya. Adapun kebudayaan yang dimiliki oleh
Kabupaten Sumedang sangat banyak dan beragam bergantung daerahnya masing-masing.
Oleh karena itu dibutuhkan optimasi dalam mempromosikan berbagai macam
kebudayaan yang ada di Sumedang ini.
b. Saran
Kami sangat membutuhkan saran lebih untuk perkembangan penelitian selanjutnya,
karena ini merupakan masih tahap pengumpulan data. Jadi, tahap perancangan sampai
implementasi untuk kemudian digunakan sebagai bahan kemajuan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
BPS., Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia
(Badan Pusat Statistik). 2010. 6.Maret
Maran, Raga Rafael. (2000). Manusia & Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar.
Jakarta : PT Rineka.
Tulolli, Nani dkk. (2003). Dialog Budaya Wahana Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan
Bangsa. Jakarta : CV. Mitra Sari.
Referensi media internet :
Wikipedia Bahasa Indonesia https://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia_bahasa_Indonesia
https://stmik-sumedang.academia.edu/EsaFirmansyah
https://www.slideshare.net/YAVYSTA/budaya-sumedang
Arianto dan Hidayat, Rahmat. 2014. Ilmu Komputer Belajar Database MySQL. 4 April
kompasiana.com/vanisaayu/tradisi-kebudayaan-sumedang_5798a3202523bda512f54a70
APLIKASI BERBASIS WEB
Oleh :
Bayu L, Cucu S, Gugum M, Nur Fauzan, M.Fariz, Pandu A
Mahasiswa Teknik Informatika
STMIK Sumedang
Jln. Angkrek Situ No.19
http://www.stmik-sumedang.ac.id
ABSTRAK
Kebudayaan merupakan ciri khas bagi suatu bangsa. Di negara Indonesia ini terdapat beragam suku
bangsa termasuk juga kebudayaannya. Di era teknologi ini, masyarakat perlahan mulai tidak peduli
dengan kebudayaan yang diwariskan oleh pendahulunya. Khususnya generasi milenial sekarang
mulai banyak yang tidak tahu bahkan sampai tidak mengetahui warisan budaya tanah
kelahirannya.Bukan hanya di setiap daerah di Indonesia, termasuk di kota Sumedang, belum banyak
generasi yang mengetahui ada berapa banyak peninggalan kebudayaannya. Oleh karena itu kami
merasa terangkat untuk membahas kebudayaan yang berada di Sumedang. Mungkin dengan
kurangnya promosi kebudayaan yang ada di Sumedang masih belum optimal. Menjadikan Budaya
sebagai Pondasi dan potensi bangsa. Sumedang harus punya budaya, Sumedang punya seni,
Sumedang harus menjadi pusat Budaya Sunda dan Budaya Jawa Barat. Sumedang adalah pabrik
Seni dan Budaya, itulah yang dibanggakan dan yang menjadi daya jual.. Tujuan penelitian ini adalah
untuk memudahkan masyarakat khususnya dalam mengenali kebudayaan daerah asalnya. Dengan
menggunakan aplikasi ini diharapkan semua masyarakat dapat terbantu dalam mengakses informasi
mengenai kebudayaan yang ada di Sumedang . Dengan menggunakan aplikasi berbasis web dan tools
lain seperti Map dan budaya setiap daerah di setiap kecamatan Sumedang bisa lebih optimal.
Aplikasi ini bisa disesuaikan dengan algoritma yang ada di mesin pencari menggunakan SEO (
Search Engine Optimizer ) dalam fitur pencarian kontennya. Aplikasi berbasis web ini bisa dipakai
pada perangkat desktop ataupun mobile dengan tampilan user friendly. Diharapkan aplikasi
berbasis web ini dapat menjadi salah satu alat atau media untuk kebutuhan informasi mobile yang
lebih interaktif.
Kata Kunci : SEO, Kebudayaan, Sumedang, Web
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Dengan berkembangnya teknologi informasi, kebutuhan akan informasi menjadi semakin
menjadi massive. Dengan didukung oleh perkembangan telekomunikasi internet yang menjadi
pengaruh sangat besar saat ini dalam kecepatan mengakses informasi. Tak ketinggalan juga perangkat
mobile yang menjadi media dalam mengakses informasi semakin canggih dan juga semakin mudah
dalam mengaksesnya.
Kebutuhan informasi saat ini sangatlah dibutuhkan dalam pencarian berbagai informasi
penting mengenai kebudayaan, terutama profil budaya indonesia saat ini masuk dalam kurikulum
pada dunia pendidikan contohnya dalam mata pelajaran Geografi dan Seni, Oleh karena itu aplikasi
kebudayaan indonesia berbasis android dapat memberikan wawasan tentang Indonesia serta
pengetahuan kebudayaan dan diharapkan dapat memajukan Indonesia yang kaya akan kebudayaan
dimata dunia agar tidak ada negara yang mengakui kebudayaan negara Indonesia.
Khususnya di kota Sumedang belum adanya promosi yang optimal mengenai kebudayaan
yang ada di Sumedang. Karena banyak sekali warisan budaya yang telah diturunkan dari generasi ke
generasi. Oleh karena itu dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi diharapkan bisa
membantu dalam mengoptimalkan potensi budayayang ada di kota Sumedang khususnya.
b. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka ruang lingkup penelitian ini adalah
bagaimana merancanag, membangun sebuah aplikasi yang mampu menyediakan informasi sehingga
dapat menjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat terkait dengan kata kunci ( keyword ) khusus.
c. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah membangun sebuah aplikasi berbasis web untuk memudahkan
pengguna (user) mengakes informasi melalui aplikasi. Namun dalam jurnal ini masih sebatas dalam
tahap pengantar. Karena menjaga, memelihara dan melestarikan kebudayaan merupakan kewajiban
setiap individu,maka dalam realisasi kedepannya kami akan membuat aplikasi kebudayaan khusus di
Sumedang. Besar harapan semoga dengan dibuatnya aplikasi berbasis web ini menjadi salah satu
sarana agar masyarakat menyadari betapa berharganya sebuah kebudayaan bagi suatu bangsa, yang
akhirnya akan membuat masyarakat menjadi merasa bangga terhadap budaya daerahnya sendiri.
d. Manfaat
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah terciptanya sebuah aplikasi
tentang kebudayaan di Sumedang dan membantu mengenalkan kembali kepada masyarakat yang ada
di Sumedang khususnya dan juga di Indonesia secara luas sebagai sarana edukasi untuk masyarakat
umum. Dan sebagai pembelajaran ilmu seni dan budaya khususnya di Sumedang.
e. Metodologi Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu memberi
gambaran mengenai ciri-ciri sifat-sifat dari data yang terkumpul tersebut (Djajasudarma, 1993).
Teknik yang digunakan penelitian ini adalah teknik catat dan untuk mempermudah proses
pengumpulan data serta penganalisisan data, maka penulis melakukan langkah studi pustaka, yaitu
mencari dan mengumpulkan sumber pustaka acuan, kemudian data tersebut dikumpulkan dan
diklasifikasikan sesuai dengan kebutuhan penelitian yaitu mengenai makna dan bentuk. Setelah itu,
data dianalisis dan tahap terakhir dibuat kesimpulan dari hasil yang diperoleh pada penganalisisan
data.
Penelitian ini juga mengacu pada
Engineering
).
Adapun tahapan
dalam
keilmuan Rekayasa Perangkat Lunak
mengembangkan aplikasi
ini
( Software
kedepannya
yaitu
menggunakanpendekatan model Prototype yang digunakan dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:
1. Analisis
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis yang dimulai dari mengumpulkan referensi dan
observasi terhadap kebutuhan Aplikasi Kebudayaan Sumedang untuk mendapatkan data
sebagai bahan masukan ( input ) dan keluaran ( output ) aplikasi berbasis web ini.
2. Desain
Pada tahap ini peneliti melakukan perancangan Aplikasi Kebudayaan Sumedang, dimulai dari
rancangan data, rancangan masukan, rancangan proses, dan rancangan keluaran dari Aplikasi
Kebudayaan Sumedang.
3. Kode & Testing
Pada tahap ini merupakan tahap transformasi atau penerjemahan rancangan ke dalam bahasa
pemrograman
yang biasa disebut dengan kode program. Pengkodean Aplikasi Kebudayaan di
Sumedang ini menggunakan Hypertext Preprocessor (PHP) dan JavaScript Object Notation . Setelah
dikodekan kemudian dilakukan pengujian terhadap Aplikasi Kebudayaan Indonesia apakah berjalan
atau tidak, dan sesuai dengan kebutuhan awal.
4. Implementasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam pengembangan Aplikasi Kebudayaan Sumedang, yaitu
menerapkan aplikasi yang sudah berjalan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
PEMBAHASAN
a. Analisis
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia.
Menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Budiono K, menegaskan bahwa , “ menurut
antropologi, kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan , serta karya yang
dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar”.
Pewarisan budaya-budaya leluhur melalui proses pendidikan.
Sedangkan menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi,
masing-masing
daerah di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri. Selain budaya yang beraneka ragam negara ini juga
dikenal sebagai negara dengan lingkungan sosial budaya yang ditandai dengan nilai-nilai kehidupan
yang ramah, orang-orang yang memegang sopan santun, dna juga masyarakat yang damai.
Di setiap daerah di Indonesia juga banyak peningga-peninggalan budaya yang beraneka
ragam baik dalam wujud sesuatu yang kompleks seperti aktivitas manusia, tradisi maupun sebagai
wujud benda dan semua itu perlu dilestarikan, dijaga dan dimanfaatkan. Namun seiring
berkembangnya zaman dan masuknya dunia globalisasi, telah membawa perubahan yang sangat
siginifikan terutama dalam bidang teknologi informasi. Oleh karena itu, tekonologi tersebut bisa
dimanfaatkan sebagai media untuk mempromosikan kembali kebudayaan yang dimiliki oleh kota
Sumedang.
Sumedang Sebagai pusat kebudayaan Sunda
Menjadikan Budaya sebagai pondasi dan potensi bangsa. Sumedang harus punya budaya,
Sumedang punya seni, Sumedang harus menjadi pusat Budaya Sunda dan Budaya Jawa Barat.
Sumedangadalah Pabrik Senidan Budaya, itulah yang dibanggakan dan yang menjadi daya jual.
Jangan dilupakan pula catatan sejarah yang menunjukkan bahwa di Sumedang pernah berdiri suatu
kerajaan bernama SumedangLarang. Kerajaan Sumedang Larang adalah salah satu Kerajaan
Islamyang diperkirakan berdiri sejak abad ke-15 Masehi di Jawa Barat, Indonesia. Situs Dayeuh
Luhurmerupakan bagian dari ratusan cagar budayayang tersebar di wilayah Kabupaten Sumedang.
Data Dinas Pariwisatadan Kebudayaan Kabupaten Sumedang menyebutkan, setidaknya terdapat 152
benda cagar budaya yang terbagi dalam kategori makam atau bangunan dari zaman Kerajaan
Sumedang Larang hingga Zaman Bupati. Lebih jelas untuk lebih tahu mengenai peninggalan Budaya
Sumedangbisa berkunjung ke “Museum Prabu Geusan Ulun” yang beralamat di ; Jalan Prabu Geusan
Ulun Nomor 40, Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa
Barat, Indonesia.
Disana banyak di jumpai peninggalan-peninggalan kerajaan terdahulu, diantaranya ; Pedang
Ki Mastak, Keris Ki Dukun, Keris Nagasasra, Kujang, Tombak, Trisula, Tempat Sirih, Kitab Cariosan
Prabu Siliwangi, Gamelan Sari Oneng Parakan Salak, Kereta Kencana Nagapaksi , dan masih banyak
yang lainnya.
Beberapa peninggalan/situs yang bisa dijumpai juga diantaranya ; Cadas Pangeran, Makam
Coet Nyak Dhien, Gunung Kunci, Dayeuh Luhur, Marongge, Situs Tembok Agung, Gunung
Tampomas.
Adapun beberapa hasil dari warisan peninggalan lainnya di Sumedang :
• Sumedang Larang
Kerajaan Sumedang Larang adalah salah satu kerajaan Islam yang
diperkirakan berdiri sejak abad ke-15 Masehi di Jawa Barat,
Indonesia. Kerajaan Sumedang Larang berasal dari pecahan kerajaan
• Sumedang
Kata Sumedang berasal dari “inSUn MEdal insun maDANGan”, Insun artinya
saya Medal artinya lahir Madangan artinya memberi penerangan jadi kata
Sumedang bisa berarti “Saya lahir”
• Gunung Tampomas
Gunung Tampomas terletak di antara Kecamatan Buah Dua dan Cibeureum, ketinggiannya mencapai
1.684 Meter di atas permukaan laut. Taman Wisata Alam Gunung .
• Kesenian Sumedang
Banyak Kesenian Sumedang yang cukup terkenal, diantaranya adalah seni
Kuda Renggong, Tarawangsa, Rengkong, Seni Koromong, Beluk, Bang-reng,
Pencak Silat, dan Reog. Seni-seni tradisional tersebut sempat mendunia.
• Makanan Khas Sumedang
Di Sumedang banyak sekali makanan khas mulai dari mulai buah-buahan,
makanan, minuman dan banyak lainnya kekayaan kuliner dari kota Sumedang.
• Kesenian Sumedang
Banyak Kesenian Sumedang yang cukup terkenal, diantaranya adalah seni Kuda Renggong,
Tarawangsa, Rengkong, Seni Koromong, Beluk, Bang-reng, Pencak Silat, dan Reog. Seni-seni
tradisional tersebut sempat
• Makanan Khas Sumedang
Di Sumedang banyak sekali makanan khas dari mulai buah-buahan, makanan, minuman dan banyak
lainnya kekayaan jenis makanan khas ini masih belum di eksplorasi baik itu yang tardisional maupun
kuliner modern.
Adapun berbagai macam kesenian di Daerah Sumedang
Sumedang merupakan salah satu kota yang ada di Jawa Barat, yang memiliki slogan
“Sumedang Tandang Nyandang Kahayang” yang menjadi kota puseur budaya, Sumedang
memiliki berbagai hal yang dapat diperlihatkan dalam budayanya. Salah satu alasan yang
tepat dikatakan Sumedang sebagai puseur budaya yaitu karena Sumedang merupakan
daerah yang memiliki seni dan budaya yang beraneka ragam. Diantara sekian banyak
kesenian dan kebudayaan daerah yang dimiliki oleh Kabupaten Sumedang adalah sebagai
berikut :
1. Kuda renggong
Kuda renggong merupakan salah satu pertunjukan rakyat yang berasal dari
Sumedang. Menurut tuturan beberapa seniman, kuda renggong muncul pertama kali dari
Desa Cikurubuk, Kecamatan Buah Dua, Kabupaten Sumedang. Kata renggong di dalam
kesenian ini merupakan metatesis dari kata ronggeng yaitu kamonesan ( bahasa sunda
untuk “keterampilan”) cara berjalan kuda yang telah dilatih untuk menari mengikuti irama
musik terutama kendang yang biasanya dipakai sebagai media tunggangan dalam arakarakan anak sunat.
Kuda renggong merupakan seni pertunjukan tradisional yang sangat populer di
kabupaten Sumedang. Atraksi ini berupa pertunjukan dimana seekor kuda yang terlatih
melakukan gerakan menari dan berjalan mengikuti hentakan musik tradisional sunda yang
disebut kendang pencak. Seekor kuda dilatih dengan baik untuk membuat gerakan seperti
menari atau kadang juga melakukan gerakan seperti berkelahi melawan pelatihnya dengan
gaya pencak silat. Oleh sebab itulah pertunjukan ini juga sering disebut dengan pertunjukan
kuda pencak.
Di dalam perkembangannya kuda renggong mengalami perkembangan yang cukup
baik, sehingga tersebar ke berbagai desa di beberapa kecamatan di luar Kecamatan Buah
Dua dan yang akhirnya dewasa ini, kuda renggong menyebar ke luar kabupaten sumedang.
Sebagai seni pertunjukan rakyat yang berbentuk seni heleran (pawai, karnaval), kuda
renggong telah berkembang dilihat dari pilihan bentuk kudanya yang tegap dan kuat,
asesoris kuda dan perlengkapan musik pengiring, para penari, serta para nayaganya (pemain
musik).
Dalam pertunjukannya, kuda renggong memiliki dua kategori bentuk pertunjukan,
antara lain meliputi pertunjukan kuda renggong di esa dan pada festival. Karena kesenian
kuda renggong menjadi semarak dan mendapat simpati dari masyarakat baik masyarakat
Sumedang, akhirnya kesenian kuda renggong menjadi seni pertunjukan khas Kabupaten
Sumedang.
2.
Kesenian Reog Sunda
Reog merupakan kesenian tradisional sunda yang disebut dog-dog oleh masyarakat
Sumedang. Alat musiknya terdiri atas dog-dog, calung, angklung dan kendang pencak.
Kesenian dog-dog biasanya dipentaskan saat hiburan merayakan hari kemerdekaan Republik
Indonesia.
Reog sunda merupakan perpaduan antara musik, tari dan kritik. Kritik yang dimaksud
disini adalah kritikan yang bersifat sosial yang dikemas dalam bentuk banyol (heureuy
sunda) dengan maksud menghibur sekaligus menyampaikan kritikan terhadap pemerintah
ataupun masyarakat setempat. Ada pula isi atau makna yang ingin disampaikan dalam
kesenian dog-dog menyangkut bidang agama, pendidikan, pembangunan daerah setempat,
dan lain-lain. Dengan diiringi tabuhan dog-dog dan tarian yang lucu dan lawakan yang kocak.
Kesenian reog dimainkan oleh empat orang, satu dalang satu wakil dan dua
pembantu. Dalang berperan mengendalikan permainan. Wakil sebagai penengah dan dua
orang pembantu berperan melawak dengan tingkah atau nyayian yang mengundang gelak
tawa penonton. Ada empat jenis dog-dog yang dimainkan dalam reog sunda yaitu; dog-dog
kecil dimainkan oleh dalang berdiameter 20 cm yang disebut dog-dog tilingtingtit , dog-dog
berukuran sedang berdiameter 25 cm dimainkan oleh wakil atau penengah yang disebut
panempas, dog-dog yang berukuran diameter 30-35 cm dimainkan oleh pembantu yang
satu bernama bangbrang dan dog-dog yang berukuran paling besar diameter sekitar 45 cm
dimainkan oeh pembantu yang satunya lagi yang dinamakan badugblag.
Lama permainannya satu samapi setengah jam. Untuk lagu-lagunya ada pula
penabuh waditra dengan perlengkapan misalnya dengan dua buah saron, gendang, rebab,
goong, gambang, bonang panerus, kecrek dan lain-lain yang berfungsi sebagai pengiring
lagu-lagunya, sebagai selingan atau sebagai pelengkap. Diantara lagu-lagu yang serng
dipintonkan dalam kesenian reog ialah lagu kidung sebagai pembukaan, lagu senggot atau
klasikan, lagu jalan (sebelum memulai acara melawak), lagu adem ayem, bintang lima,
kacang asin, lagu gaya, cikeruh, langlayangan pegat, adu recak, dan lain-lain.
Adapun berbagai macam tradisi kebudayaan daerah Sumedang diantaranya :
1.
Upacara seren taun/buku taun
Seren taun merupakan upacara adat sebagai bentuk rasa syukur masyarakat
terhadap hasil bumi yang melimpah ruah. Seren tahun adalah upacara adat panen padi yang
selalu diselenggarakan setiap tahun. Istilah seren taun berasal dari bahasa sunda seren yang
artinya serah, seserahan, atau menyerahkan, dan taun ynag berarti tahun.
Jadi seren taun bermakna serah terima tahun yang lalu ke tahun yang akan datang
sebagai penggantinya. Seren taun merupakan wahana untuk bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas segala hasil pertanian yang dilaksanakan pada tahun ini, seraya berharap
hasil pertanian mereka akan meningkat pada tahun yang akan datang.
2.
Ngaruwat jagat
Ngaruwat jagat merupakan istilah yang digunakan unntuk hajat selamatan kampung.
Setiap satu tahun sekali kampung diruwat atau diberkati agar masyarakat yang tinggal di
daerah sekitar kampung tersebut diberkati atau diberi keselamatan dan dijaukan dari segala
hal marabahaya dan musibah lainnya.
Ngaruwat jagat biasanya disatukan dengan acara buku taun atau seren taun. Adapun
alat yang digunakan untuk ngaruwat jagat ialah, duwegan (kelapa muda), daun kihanjuang,
pisang badot, dan seekor kambing untuk dikurbankan. Alat-alat tersebut merupakan
simbolik dan mengandung makna tersendiri. Misalnya duwegan, duwegan merupakan
kelapa muda yang didalamnya mengandung air bersih bening sebagai lembang air yang
paling suci. Maknanya adalah, bahwa kita hidup di alam dunia ini harus seperti duwegan,
bulat dan memiliki air yang jernih, yang artinya dalam hidup kita harus membulatkan tekad
dan menjernihkan pikiran. Kihanjuang mempunyai maksud “teundeun dina handeuleum
hieum, tunda dina hanjuang siang” yang artinya kehidupan tidak hanya untuk saat ini saja
tetapi perjalanan hidup masih panjang. Untuk sekarang kita harus bisa mencari atau
menyimpan bekal untuk dikemudian hari. Sementara pisang badot merupakan lambang
yang menjadi wedus atau jemaan ki semar. Selain itu ngaruwat jagat biasanya
mengharuskan membuat tumpeng (nasi kuning).
3.
Nyadap
Nyadap merupaan kegiatan dalam proses pembuatan gula merah. Pada mulanya
nyadap merupakan kegiatan sehari-hari masyarakat Dusun Cidarma untuk mencari nafkah
keluarga. Berpuluh-puluh tahun lamanya, masyarakat Dusun Cidarma menggeluti nyadap
sebagai mata pencaharian. Akan tetapi, seiring bergesenya jaman, nyadap tak lagi menjadi
kebiasaan orang banyak, hanya beberapa saja. Sekiranya hal ini yang membuat gula merah
menjadi susah didapat, sebab tak banyak orang yang memproduksi gula merah.
Nyadap sebenarnya merupakan istilah untuk mengambil air wedang yang terdapat
dalam pohon aren. Pohon aren ialah sejenis pohon yang mirip dengan pohon kelapa. Pohon
aren ini biasanya tumbuh di hutan-hutan dan ditanam tanpa bantuan manusia pada
umumnya, namun dengan bantuan musang. Pohon aren di daerah Sumedang khususnya
Dusun Cidarma, Desa cipeundeuy, Kecamatan jatinungal, Kabupaten Sumedang
dimanfaatkan dalam berbagai hal.
PENUTUP
a. Kesimpulan
Pemanfaatan
media
teknologi
informasi
untuk
optimasi
kebudayaan
yang
diimplementasikan ke dalam aplikasi berbasis web ini diharapkan bisa menambah
pengetahuan secara efisien dan efektif yang akan dirangkum ke dalam sebuah aplikasi
berbasis web yang mungkin saja dikembangkan menjadi berbasis android.
Sumedang dikatakan sebagai puseur atau pusat budaya karena Sumedang merupakan
daerah yang memiliki seni dan budaya yang beraneka ragam, jika dibandingkan dengan
daerah lain di Jawa Barat. Diantara sekian banyak kesenian dan kebudayaan daerah yang
dimiliki oleh Kabupaten Sumedang antara lain adalah kesenian bangreng kuda renggong,
reog atau dog-dog, dan kesenian yang lainnya. Adapun kebudayaan yang dimiliki oleh
Kabupaten Sumedang sangat banyak dan beragam bergantung daerahnya masing-masing.
Oleh karena itu dibutuhkan optimasi dalam mempromosikan berbagai macam
kebudayaan yang ada di Sumedang ini.
b. Saran
Kami sangat membutuhkan saran lebih untuk perkembangan penelitian selanjutnya,
karena ini merupakan masih tahap pengumpulan data. Jadi, tahap perancangan sampai
implementasi untuk kemudian digunakan sebagai bahan kemajuan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
BPS., Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia
(Badan Pusat Statistik). 2010. 6.Maret
Maran, Raga Rafael. (2000). Manusia & Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar.
Jakarta : PT Rineka.
Tulolli, Nani dkk. (2003). Dialog Budaya Wahana Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan
Bangsa. Jakarta : CV. Mitra Sari.
Referensi media internet :
Wikipedia Bahasa Indonesia https://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia_bahasa_Indonesia
https://stmik-sumedang.academia.edu/EsaFirmansyah
https://www.slideshare.net/YAVYSTA/budaya-sumedang
Arianto dan Hidayat, Rahmat. 2014. Ilmu Komputer Belajar Database MySQL. 4 April
kompasiana.com/vanisaayu/tradisi-kebudayaan-sumedang_5798a3202523bda512f54a70