VARIASI SIFAT PADA TANAMAN KACANG MERAH (1)

VARIASI SIFAT PADA TANAMAN KACANG MERAH
LAPORAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Genetika Tahun Ajaran 2018/2019
Dosen Pengampu : Noor Aini Habibah, S.Si, M.Si

Oleh:
Safitri (4411416007)
Nur Kharrirotus Sholikhah (4411416026)
Fadhilatul Chulaiwiyah (4411416030)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018

A. Tujuan
1. Mengetahui adanya variasi sifat pada kacang merah.
2. Mengetahui variasi ukuran panjang biji kacang merah.

3. Dapat menjelaskan tipe-tipe keragaman pada tanaman.

4. Menyebutkan dan membedakan sedikitnya tiga ciri yang berbeda untuk suatu
karakter tertentu.
5. Dapat mendiskripsikan hasil pengamatan tentang variasi pada tanaman.
6. Dapat menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil pengamatan.
B. Landasan Teori
Variabilitas genetik merupakan suatu besaran yang mengukur variasi
penampilan yang dapat disebabkan oleh faktor genetik , jika variabilitas karakter
tanaman disebabkan peranan genetik, maka variabilitas tersebut akan dapat
diwariskan pada generasi berikutnya (Nur dkk 2013).
Keragaman atau variasi morfologi suatu tanaman dapat disebabkan oleh faktor
lingkungan atau genetik atau interaksi dari kedua faktor tersebut. Faktor genetik
merupakan suatu faktor yang diturunkan dari induk kepada keturunannya, sedangkan
faktor lingkungan yaitu faktor yang berinteraksi dengan tanaman baik yang biotik
maupun abiotik. Faktor lingkungan abiotik yang dapat mempengaruhi kondisi
morfologi suatu tanaman adalah iklim mikro dan makro ( suhu, kelembaban, curah
hujan, ketinggian tempat serta kondisi tapak (kesuburan lahan) (Bramasto dkk 2013 ).
Morueta-Holme et.al (2013), juga menyatakan bahwa stabilitas iklim dan area
habitat dari masing-masing species sangat berpengaruh pada rata-rata variabilitas
dalam ukuran jangkauan selain itu juga tergantung pada kondisi lingkungan spesifik
mereka.

Keragaman atau variabilitas terluas akan dicapai pada generasi F2 baik pada
tanaman menyerbuk sendiri maupun tanaman menyerbuk silang karena adanya
segregasi. Contohnya yakni tetua tanaman cabai yang masih heterozigot akan
menghasilkan turunan F1 yang beragam (bersegregasi), sedangkan tetua yang telah
homozigot menghasilkan turunan F1 yang seragam dan segregasi akan muncul pada
generasi F2 (Widyawati dkk 2014).
C. Alat dan bahan
1. Biji kacang merah 100 biji
2. Penggaris atau jangka sorong

D. Cara Kerja
Ditentukan range dengan
Diukur panjang
Diambil 5 biji kacang yang
rumus R=b (kacang
kesepuluh biji tersebut
tampak pendek dan 5 biji
terpanjang)-a(kacang
dan dicatat hasilnya
kacang yang tampak panjang.

terpendek).
Kemudian, diamati variasi sifat
Diamati warna, letak hilus,
kacang merah yaitu pada warna,
tekstur kulit dan bentuk nya
Diukur
panjang
ke 100
bijidan
kacang
letak hilus,
tekstur
kulit,
kemudian
dicatat pada
Dibuat
tabel
merah,
bentuk.dan dicatat hasilnya pada
lembar

pengamatan.
distribusi frekuensi
tabel distribusi frekuensi dan dibuat

Ditentukan kelompok dari
100 biji kacang dengan
rumus K=3,3 log N
(banyaknya kacang).

E. Hasil Kegiatan dan Analisis Data
Ukuran 100 biji kacang merah (mm)
13
12
11
12
12
15
15
18
16

15

13
14
13
14
13
13
14
13
14
13

16
13
16
15
13
14
14

14
12
13

13
14
14
15
15
14
11
15
15
13

14
11
14
13
12

14
14
15
13
13

13
15
13
13
14
15
13
15
14
14

14
13
14

14
11
14
15
13
11
14

12
14
13
14
14
15
13
15
14
13

13

14
15
14
13
13
11
16
14
15

Tabel Distribusi Frekuensi Ukuran Kacang Merah
a= ukuran kacang pendek , b=ukuran kacang panjang
R
>R= b-a
>i=
K −1
7
=18-11
=
7−1

=7 mm
= 1,166 => 1,17
>K= 3,3 log 100
= = 3,3 log 102
= 3,3 . 2 log 102
= 6,6 . 1
= 6,6 => 7

No.

Ukuran (mm)

1.
2.
3.

11,00 - 12,17
12,18 – 13,35
13,36 – 14,53


Nilai
Tengah
11,58
12,76
13,94

Tally

Frek (f)

IIII IIII IIII
IIII IIII IIII IIII IIII
IIII IIII IIII IIII IIII IIII

14
29
33

13
14
12
16
13
14
14
15
14
12

4.
5.
6.
7.

14,54 – 15,71
15,72 – 16,89
16,90 – 18,07
18,08 – 19,24

15,12
16,30
17,48
18,66

III
IIII IIII IIII III
IIII
I
-

18
5
1
0

Histogram
35
33

30
29
25
20

18

15
14
10
5
0

5
11,58

12,76

13,94

15,12
Series 1

16,30

1
17,48

0
18,66

Hasil kegiatan Keanekaragaman Tumbuhan
Nama
Tumbuhan
Biji Kacang
Merah

Sifat yang
diamati
1. Warna
2. Hilus

Biji Kacang
Merah

3. Tekstur
4. Bentuk

Variasi sifat
yang dijumpai
1. Gelap
2. Terang
1. Tengah
2. Pinggir
1. Halus
2. Keriput
1. Lonjon
g
2. Bulat

Jumlah

Keterangan

46
54
54
46
69
31
40
60

F. Pembahasan
Variabilitas genetik merupakan suatu besaran yang mengukur variasi
penampilan yang dapat disebabkan oleh faktor genetik , jika variabilitas karakter
tanaman disebabkan peranan genetik, maka variabilitas tersebut akan dapat
diwariskan pada generasi berikutnya (Nur dkk 2013). Dari hasil praktikum yang kami
lakukan mengenai variabilitas sifat dan ukuran panjang biji kacang merah telah
didapatkan data kacang merah dengan ukuran terpanjang diperoleh ukuran 18 mm (b)
dan ukuran terpendek 11 mm (a). Untuk menentukan Range (R) dapat dilakukan
dengan mengurangkan ukuran kacang terpanjang dengan kacang terpendek jadi, R=18
mm- 11mm = 7 mm, dan diperoleh K= 7 dan i = 1,17. Setelah itu dibuat tabel
distribusi frekuensi dan didapatkan frekuensi tertinggi dari dari 100 biji kacang merah
yaitu pada kacang merah ukuran 13,36-14,57 mm dengan nilai tengah 13,94 dan
frekuensinya tertinggi yakni sebanyak 33 biji kacang merah. Sementara untuk
frekuensi terendah yakni 1 terdapat pada kacang merah dengan panjang biji 16,9018,07 dengan nilai tengah 17,48. Untuk ukuran rata-rata kacang merah berdasarkan
frekuensi tertinggi yakni antara 13,36-14,53. Variabilitas kacang merah terlihat jelas
dari hasil grafik histogram bahwa variabilitas panjang kacang merah cukup beragam
mulai dari yang berukuran panjang 11 mm hingga 18 mm.
Selain variasi ukuran panjang , variasi sifat lain yang dapat kami jumpai yakni dari
warna (gelap-terang) , letak hilus (tengah-pinggir), tekstur kulit (halus-keriput) dan
bentuk (lonjong-bulat). Variasi sifat yang paling banyak dijumpai pada objek
pengamatan kami yakni untuk warna paling banyak ialah gelap dengan jumlah 46 biji,
untuk letak hilus paling banyak ialah di tengah dengan jumlah 54 biji, untuk tekstur
kulit paling banyak ialah halus dengan jumlah 69 biji dan untuk bentuk paling banyak
ialah bulat dengan jumlah 60 biji kacang merah. Penyebab terdapatnya variasi sifat
tersebut ialah adanya faktor genetik maupun lingkungan baik cuaca, tanah maupun
keterrsediaan makanan yang mereka dapatkan akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan tersebut. Menurut Widyawati dkk (2014), keragaman atau
variabilitas terluas akan dicapai pada generasi F2 baik pada tanaman menyerbuk
sendiri maupun tanaman menyerbuk silang karena adanya segregasi.

Keragaman atau variasi morfologi suatu tanaman dapat disebabkan oleh faktor
lingkungan atau genetik atau interaksi dari kedua faktor tersebut. Faktor genetik
merupakan suatu faktor yang diturunkan dari induk kepada keturunannya, sedangkan
faktor lingkungan yaitu faktor yang berinteraksi dengan tanaman baik yang biotik
maupun abiotik. Faktor lingkungan abiotik yang dapat mempengaruhi kondisi
morfologi suatu tanaman adalah iklim mikro dan makro ( suhu, kelembaban, curah
hujan, ketinggian tempat serta kondisi tapak (kesuburan lahan) (Bramasto dkk 2013 ).
Jadi, variasi tanaman baik secara kuantitatif maupun kualitatif dapat disebabkan oleh
dua faktor baik dari lingkungan maupun faktor genetik yang mempengaruhinya untuk
memunculkan variasinya tersebut.
G. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa variasi sifat
pada kacang merah dapat ditentukan dengan cara kuantitatif yakni dengan melihat
variasi panjang biji kacang merah dan secara kualitatif yakni dengan memperhatikan
warna, hilus, tekstur kulit, dan bentuk biji. Variasi ukuran panjang biji kacang merah
dapat dilihat secara jelas melalui grafik histogram yang akan memperlihatkan mana
variasi terbanyak dan mana variasi terendah dari panjang kacang merah tersebut.Tipetipe keanekaragaman pada tumbuhan ada keanekaragaman tingkat gen, species
,populasi, dan komunitas. Dan pada pengamatan variasi kacang merah ini termasuk
dalam keanekaragaman tingkat gen karena masih dalam satu species dan tumbuhan
yang sama.

H. Daftar Pustaka
Bramasto, Y., Rustam, E., Pujiastuti, E., Widyani, N., & Zanzibar, M. (2013). “Variasi
Morfologi Buah, Benih, dan Daun Bambang Lanang (Michelia champaca) dari
Berbagai Lokasi Tempat Tumbuh”. In Prosiding Seminar Nasional Silvikultur 1
dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Masyarakat Silvikultur Indonesia,. Fakultas
Kehutanan UNHAS bekerjasama Masegna Press dan Masyarakat Silvikultur
Indonesia, Makassar (pp. 29-30)
Moureta-Holme, N., Enquist, B. J., McGill, B. J., Boyle, B., Jorgensem, P. M., Ott,
J.E., …& Violle, C. (2013). “Habitat Area and Climate Stability Determine
Geographical Variation in Plant Species Range Sizes”. Ecology Letters, 16(12),
1446-1454.
Nur, A., Iriany, N., & Takdir, M. (2013). “Variabilitas Genetik dan Heritabilitas
Karakter Agronomis Galur Jagung Dengan Tester MR 14”. Jurnal Agroteknos,
3(1), 34-40.
Widyawati, Z., Yulianah, I., & Respatijarti, R. (2014).” Heritabilitas dan Kemajuan
Genetik Harapan Populasi F2 pada Tanaman Cabai Besar ( Capsicum annuum L.)”.
Jurnal Produksi Tanaman, 2(3), 245-247.

I. Jawaban Pertanyaan
1. Variasi tingkat gen merupakan variasi yang disebabkan oleh variasi genetik pada
satu species yang sama. Variasi tingkat species merupakan variasi yang terjadi
sebagai akibat dari adanya variasi berbagai jenis makhluk hidup dan variasi
tingkat pupolasi dan komunitas merupakan variasi yang terbentuk sebagai akibat
dari adanya variasi interaksi kelompok makhluk hidup dari populasi maupun
komunitas dengan lingkungannya.
2. Variasi yang ditemui pada kacang merah dan puring termasuk variasi tingkat
species karena berada dalam species yang berbeda. Jika hanya ditemukan variasi
salah satu dari mereka maka variasinya termasuk variasi tingkat gen karena hanya
ada satu species yang dibedakan variasinya.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124