ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM MUSKULOSK

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN
KEGANASAN PADA
SISTEM
MUSKULOSKLETAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Andika Kardiansyah
Indah Siti Nuraisyah
Dola Party
Nandang
Riska
Prengky
Zeri Budi Kasih


KEGANASAN PADA
TULANG
• DEFINISI
• Adalah
pertumbuhan
sel
baru,
abnormal,
progresif, dimana sel-sel tersebut tidak pernah
menjadi dewasa. Dengan istilah lain yang sering
digunakan “Tumor Tulang”, yaitu pertumbuhan
abnormal pada tulang yang bisa jinak atau ganas.

NEXT......
• KLASIFIKASI TUMOR TULANG

Tumor tulang ganas di golongkan berdasarkan
TNM (Tumor, Nodus, Metastasis ), yaitu
penyebaran setempat dan metastasis. Klasifkasi
tumor tulang menurut Sjamsuhidajat R (1997)

disajikan dalam tabel di bawah ini.

NEXT...
T

Tumor induk

TX

Tumor tidak dapat di capai

T0

tidak di temukan Tumor primer

T1

Tumor terbatas di dalam periosteum

T2


Tumor menembus periosteum

T3

Tumor masuk organ atau struktur sekitar tulang

N

Kelenjar liinfe regional

N0

Tidak di temukan tumor di kelenjar linfe

N1

Tumor di kelenjar limfe regional

M


Metastasis jauh

M0

Tidak di temukan metastasis jauh

M1

Mestatasis jauh

JENIS- JENIS TUMOR
TULANG
1. Mieloma multiple
2. Tumor raksasa
3. Sarkoma osteogenik
4. OsteosarkomaParosteal
5. Kondrosarkoma
6. Sarkoma Ewing
7. Juksta Kondrosarkoma Kortikal

8. Osteoklastoma (Giant cell tumor)
9. Retikulo-Sarkoma Tulang
10.Osteoma
11.Kondroblastoma
12.Enkondroma

NEOPLASMA
JARINGAN LUNAK
• Tumor ganas di luar tulang, kulit dan sistem organ
besar biasanya disebut tumor ganas jaringan
lunak dan bukan sarkoma. Karena berbagai tumor
mesenkim dengan derajat keganasan rendah dan
tumor dengan penumbuhan infltratif setempat
juga termasuk dalam golongan ini. Tumor ganas
sistem hematopoetik, kelenjar limfe, rangka, dan
susunan saraf pusat tidak termasuk dalam
golongan ini. Sebaliknya tumor ganas susunan
saraf ferifer termasuk dalam golongan ini sama
dengan tumor ganas bukan karsinoma dari organ
dalam seperti tumor ganas non karsinoma dalam

saluran cerna.

Tumor Ganas Jaringan
Lunak Yang Lazim
Ditemukan
1.
2.
3.
4.

Fibrosarkoma
Liposarkoma
Rabdomiosarkoma
Sarkosinovia

PATOFISIOLOGI
• Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan
lunak diinvasi oleh sel tumor. Timbul reaksi dari tulang
normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi
atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik

atau proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi
tulang lokal. Pada proses osteoblastik, karena adanya
sel tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang
yang baru dekat tempat lesi terjadi, sehingga terjadi
pertumbuhan tulang yang abortif.
• Kelainan congenital, genetic, gender / jenis kelamin,
usia, rangsangan fsik berulang, hormon, infeksi, gaya
hidup, karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi) dapat
menimbulkan tumbuh atau berkembangnya sel tumor.
Sel tumor dapat bersifat benign (jinak) atau bersifat
malignant (ganas).

NEXT....
• Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga
tumor jinak pada umumnya tidak cepat membesar. Sel tumor
mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga
terbentuk simpai (serabut pembungkus yang memisahkan
jaringan tumor dari jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka
pada umumnya tumor jinak mudah dikeluarkan dengan cara
operasi.

• Sel tumor pada tumor ganas (kanker) tumbuh cepat, sehingga
tumor ganas pada umumnya cepat menjadi besar. Sel tumor
ganas tumbuh menyusup ke jaringan sehat sekitarnya, sehingga
dapat digambarkan seperti kepiting dengan kaki-kakinya
mencengkeram alat tubuh yang terkena. Disamping itu sel kanker
dapat membuat anak sebar (metastasis) ke bagian alat tubuh lain
yang jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh darah dan
pembuluh getah bening dan tumbuh kanker baru di tempat lain.
Penyusupan sel kanker ke jaringan sehat pada alat tubuh lainnya
dapat merusak alat tubuh tersebut sehingga fungsi alat tersebut
menjadi terganggu.

NEXT,,,,,
• Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan
pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel
ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik
dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang
bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat
yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur
ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi

di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi
lainnya (Tjakra, Ahmad. 1991).
• Adapun siklus tumbuh sel kanker adalah membelah diri,
membentuk
RNA,
berdiferensiasi
/
proliferasi,
membentuk DNA baru, duplikasi kromosom sel, duplikasi
DNA dari sel normal, menjalani fase mitosis, fase
istirahat (pada saat ini sel tidak melakukan pembelahan).
•  

MANISFESTASI
KLINIS
• Pasien dengan tumor tulang datang dengan
masalah yang berhubungan dengan tumor tulang
yang sangat bervariasi. Dapat tanpa gejala atau
dapat juga nyeri (ringan dan kadang-kadang
sampai konstan dan berat), kecacatan yang

bervariasi, dan pada suatu saat adanya
pertumbuhan tulang yang jelas. Kehilangan berat
badan, malaise dan demam dapat terjadi. Tumor
kadang baru terdiagnosis saat terjadinya patah
tulang patologik. Bila terjadi kompresi korda
spinalis, dapat berkembang lambat atau cepat.
Defsit
neurologik
(mis.
Nyeri
profresif,
kelemahan, parestesia, paraplegia, retensi urine)
harus diidentifkasi awal dan ditangani dengan
laminektomi dekompresi untuk mencegah cedera

EVALUASI
DIAGNOSTIK

• Diagnosis diferensial didasarkan pada riwayat, pemeriksaan fsik,
dan penunjang diagnostik seperti CT, pemindaian tulang,

mielogram, arteriograf, MRI, biopsi, dan Essai biokimia darah dan
urine. Fosfatase alkali biasanya meningkat pada sarkoma
osteogenik. Pada karsinoma metastasis dari prostat akan terjadi
peningkatan fosfatase asam serum. Hiperkalsemia terjadi pada
kanker tulang metastasis dari payudara, paru dan ginjal. Gejala
hiperkalsemia meliputi kelemahan otot, keletihan, anoreksia, mual,
muntah, poliuria, disritmia jantung, kejang, dan koma. Hiperkalsemia
harus diidentifkasi dan ditangani segera. Biopsi bedah dilakukan
untuk identifkasi histologik. Biopsi harus dilakukan dengan sangat
hati-hati untuk mencegah terjadinya penyebaran dan kekambuhan
yang terjadi setelah eksisi tumor.
• Foto sinar X dada dilakukan untuk menentukan adanya metastasis
paru. Pentahapan bedah tumor muskuloskeletal didasarkan pada
derajat tumor dan tempat selain pada metastasisnya dan dilakukan
untuk perencanaan penatalaksanaan.
• Selama periode diagnostik, perawat harus menjelaskan uji
diagnostik yang akan dilakukan dan memberikan dukungan
psikologik dan emosional kepada pasien dan keluarganya. Dikaji
kemampuan mengatasi masalah dan didorong untuk memanfaatkan
sistem pendukung.

Penatalaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.

Terapi bedah
Penyinaran
Kemoterapi
Metastasektomi
Perfusi regional terisolasi

Prevalensi dan
lokalisasi


Gambaran klinis sangat berlainan satu dengan
yang lain terutama karena lokasi dan derajat lain
keganasannya. Bila tumor ini tidak ditanggulangi
secara radikal, akan berkambuh dalam waktu
yang lama dan tidak dapat diatasi lagi dengan
terapi kuratif. Tumor ganas jaringan lunak sekitar
40% ditemukan ditungkai terutama dipaha,
masing-masing 15% dianggota gerak atas. Tubuh
dan
kepala,
leher,
sekitar
10%
sisanya
retroperitonium. Tumor ini terdiri sekitar 20 jenis
yang bermanifestasi sebagai jenis liposarkoma,
leiomiosarkoma, angiosarkoma, kondrosarkoma
diluar rangka dan swanoma maligna.

 

ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN KEGANASAN
PADA SISTEM MUSKULOSKLETAL

I. Pengkajian

• Aktivitas /Istirahat

• Gejala:
• kelemahan dan atau keletihan.
• Perubahan pada pola tidur dan waktu tidur
pada malam hari, adanya faktor-faktor yang
• mempengaruhi tidur seperti : nyeri, ansietas,
dan berkeringat malam.
• Keterbatasan partisipasi dalam hobi dan
latihan.
• Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan
karsinogen, tingkat stress tinggi.
• b. Sirkulasi
• Gejala :
• palpitasi dan nyeri dada pada aktivitas fsik berlebih.
• Perubahan pada TD.

NEXT...
• Integritas Ego
• Gejala :
• Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan
peran) dan cara mengatasi stres (misalnya
merokok, minum alkohol, menunda mencari
pengobatan, keyakinan religious/spiritual).
• Masalah tentang perubahan dan penampilan,
misalny : alopesia, lesi, cacat, pembedahan.
• Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya,
putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa
bersalah, kehilangan.
• Tanda :
• Kontrol depresi.
• Menyangkal, menarik diri, dan marah.

NEXT....
• Eliminasi

• Gejala :
• Perubahan pola defkasi, misalnya : darah pada feses, nyeri
saat defkasi. Perubahan eliminasi urinearius misalnya : nyeri
atau rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering
berkemih.
• Tanda:
• Perubahan bising usus, distensi abdomen.
• e.  Makanan/Cairan

Gejala:
• Kebiasaan diet buruk (misalnya : rendah serat, tinggi lemak,
aditif, dan bahan pengawet).
• Anoreksia, mual/muntah.
• Intoleransi makanan.
• Tanda:
• Perubahan berat badan (BB), penurunan BB hebat, kaheksia,
berkurangnya massa otot.
• Perubahan pada kelembapan/turgor kulit, edema.

NEXT...

















.  Neurosensori
Gejala :
Pusing, sinkope.
g. Nyeri/Kenyamanan
Gejala :
Tidak ada nyeri yang bervariasi, misalnya : kenyamanan ringan
sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit).
h. Pernafasan
Gejala :
Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang
merokok), pemajanan asbes.
i. Keamanan
Gejala :
Pemajana pada kimia toksik, karsinogen.
pemajanan matahari lama/berlebihan.
Demam.
Tanda :
Ruam kulit, ulserasi.

NEXT,.......
• Seksualitas
• Gejala :
• Masalah seksual, misalnya dampak pada
hubungan, perubahan pada tingkat kepuasaan.
• Nuligravida lebih besar dariusia 30 tahun.
• Multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas
seksual dini, dan herpes genital.
• k. Interaksi Social
• Gejala :
• Ketidakadekuatan/kelemahan system pendukung.
• Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan
di rumah, dukungan atau bantuan). Masalah
tentang fungsi/tanggung jawab peran.

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
2.

3.

4.

5.
6.

Nyeri b.d proses penyakit dan pembedahan.
Kerusakan mobilitas fsik b.d penurunan kekuatan otot,
nyeri karena pembedahan/amputasi ditandai dengan tidak
mampu bergerak (ambulasi) dan kekuatan otot yang
menurun.
Koping individu tidak efektif b.d diagnosis kanker dan
prognosa yang tidak tentu ditandai dengan tidak mampu
memenuhi kebutuhan dasar, ketergantungan, kelelahan
kronis, ansietas, HDR, mengungkapkan tidak mampu
mengatasi masalah.
Gangguan citra tubuh b.d alopesia, turunnya BB, dan atau
perubahan sekunder terhadap kemoterapi, amputasi,
reseksi luas terhadap jaringan lunak karena tumor.
Resti infeksi b.d pembedahan dan kemoterapi.
Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit yang
diderita.

INTERVENSI
NO TUJUAN

INTERVENSI

RASIONAL

1

1. Kaji intensitas nyeri,
selidiki perubahan
karakteristik nyeri.
Contoh kebas,
kesemutan.
2. Tinggikan bagian yang
sakit dengan
meninggikan kaki
3. Pertahankan
imobilisasi bagian
yang sakit dengan
tirah baring atau
dengan disangga
4. Berikan posisi klien
dalam posisi anatomis
5. Kolaborasi dengan
medis untuk
pemberian terapi
farmakologik analgetik

1. Intensitas nyeri dapat
digunakan untuk membantu
dalam evaluasi kebutuhan
dan keefektifan intervensi.
Perubahan dapat
mengindikasikan terjadinya
komplikasi.
2. Dengan meninggikan bagian
yang sakit, diharapkan
dapat mengurangi
terbentuknya oedema
dengan peningkatan aliran
balik vena, menurunkan
kelelahan otot dan tekanan
pada kulit atau jaringan.
3. Istirahat yang cukup dapat
merileksan otot-otot tubuh
sehingga nyeri bisa
berkurang dan mencegah
kesalahan fungsi tulang atau
tegang.
4. Posisi yang anatomis dan
sesuai dengan keinginan
pasien, secara psikologis
dapat mengurangi rasa nyeri
5. Pengobatan yang sesuai

1. Mengatakan
nyeri hilang
atau
terkontrol
2. Tampak rileks
dan mampu
istirahat

NEXT....
• IMPLEMENTASI
• LAKUKAN TINDAKAN SESUAI INTERVENSI

• EVALUASI KEPERAWATAN
1. Mengatakan nyeri hilang atau terkontrol
2. Klien menunjukan keinginan berpartisipasi dalam
aktivitas dan menunjukkan perilaku yang
memampukan tindakan aktivitas
3. Klien mampu mengatasi masalah, mampu memenuhi
kebutuhan dasar dan adanya peningkatan harga diri
4. Klien mulai menunjukkan adaptasi penerimaan pada
situasi diri (amputasi)
5. Infeksi tidak terjadi
6. Klien memahami tentang kondisi atau proses
penyakit dan pengobatan

THANKS YOU SO MUCH
SEE YOU AGAIN
HAAAAAAAAAA
TEKJIW
PUSING YA
KALEM
KEEP SPIRIT

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25