Makalah Ekonomi Manajejial DI Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam industri modern, aktivitas produksi bukan sekedar dipandang
sebagai aktivitas mentransformasikan input menjadi output, tetapi dipandang
sebagai aktivitas penciptaan nilai tambah, di mana setiap aktivitas dalam
proses produksi harus memberikan nilai tambah (added value).
Kebanyakan teori produksi pada efisiensi, yaitu (1) memproduksi
output semaksimum mungkin dengan tingkat penggunaan input yang tetap,
atau (2) memproduksi output pada tingkat tertentu dengan biaya produksi
yang seminimum mungkin. Sistem produksi modern seperti Just-in-Time (JIT)
lebih memfokuskan perhatian pada pendekatan kedua, yaitu memproduksi
output pada tingkat tertentu sesuai dengan permintaan pasar, dengan biaya
produksi seminimum mungkin. Sebaliknya, sistem produksi konvensional lebih
memfokuskan perhatian pada pendekatan pertama, yaitu memproduksi output
semaksimum mungkin dengan tingkat input yang tetap.
Suatu perusahaan beroperasi di samping untuk mendapatkan laba
atau keuntungan juga untuk mempertahankan kelangsungan hidup bisnisnya.
Suatu

perusahaan


dalam

rangka

memenangkan

persaingan

dituntut

melakukan kegiatan pemasaran bagi produk-produk yang dihasilkan. Pada
saat ini, perusahaan berlomba-lomba untuk menarik konsumen sebanyak
1 |T u g a s E k o n o m i M a n a j e r i a l
Analisis Biaya Produksi

mungkin agar mampu bertahan. Dilihat dari sudut pandang konsume sebagai
pengguna, konsumen akan cenderung memilih produk berdasarkan fungsi
dengan harga murah tetapi dengan kualitas baik. Fenomena tersebut
menuntut perusahaan untuk dapat memenuhi keinginan konsumen.

Perusahaan
menghilangkan

dengan

aspek

menekan

profit

yang

biaya
harus

produksinya
diperoleh

tetapi


perusahaan

tanpa
dan

perusahaan dituntut untuk memiliki suatu sistem informasi biaya yang mampu
memberikan informasi tentang pemberdayaan manajemen dan karyawan
serta perkiraan dalam pengurangan biaya secara handal. Dengan persaingan
yang semakin ketat perusahaan dituntut untuk selalu dapat mempertahankan
dan meningkatkan daya saingnya. Hal yang paling penting dan berpengaruh
dalam upaya peningkatan daya saing adalah unsur biaya.
Dalam sistem secara tradisional dapat dilihat bahwa biaya–biaya yang
terlibat biasanya hanya biaya langsung saja, yaitu biaya tenaga kerja dan
biaya material. Menurut Hasibuan (2005) untuk menyempurnakan perhitungan
biaya

dalam

perusahaan


dibutuhkan

informasi

yang

memungkinkan

perusahaan melakukan perencanaan dan pengendalian terhadap berbagai
aktivitas yang menghasilkan produk. Informasi manajemen yang dirancang
atas dasar aktivitas (activity based cost) merupakan metode atau cara yang
relevan dengan kebutuhan manajemen saat sekarang. Menurut Mulyadi
(2003: 51-53) Activity Based Cost System (ABC System) adalah sistem
informasi biaya berbasis aktivitas yang didisain untuk memotivasi personal
2 |T u g a s E k o n o m i M a n a j e r i a l
Analisis Biaya Produksi

dalam melakukan pengurangan biaya dalam jangka panjang melalui
pengelolaan aktivitas. Semua jenis perusahaan dapat memanfaatkan ABC

system sebagai sistem akuntansi biaya, baik untuk mengurangi biaya (cost
reduction) maupun untuk perhitungan biaya produk/jasa yang akurat. Metode
perhitungan dengan sistem ABC ini dapat memberikan informasi perhitungan
biaya yang akurat sesuai dengan aktivitas yang dilakukan.

3 |T u g a s E k o n o m i M a n a j e r i a l
Analisis Biaya Produksi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang atau jasa. Didalam biaya
produksi ada beberapa konsep biaya produksi yaitu :
a. Biaya langsung dan biaya tidak langsung
Biaya langsung adalah biaya yang dapat dihitung untuk tiap unit output
yang dihasilkan. Yang termasuk biaya langsung adalah biaya untuk
membeli bahan baku da biaya tenaga kerja yang langsung menangani
produksi. Biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan tetapi tidak
bisa dihitung untuk tiap unit produk yang dihasilkan karena adanya unsurunsur biaya pengguunaan fasilitas bersama. Biaya tidak langsung ini

disebut pula overhead cost.
b. Biaya eksplisit dan biaya implisit
Biaya eksplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan perusahaan,
misalnya pengeluaran untuk membeli bahan baku untuk produksi, untuk
membayar tenaga kerja langsung yang berkaitan dengan produksi dan
sebagainya. Biaya implisit adalah nilai dari input yang dimiliki perusahaan
yang digunakan dalam prose produksi, tetapi tidak sebagai pengeluaraan
nyata yang dikeluarkan perusahaan.
4 |T u g a s E k o n o m i M a n a j e r i a l
Analisis Biaya Produksi

c. Biaya kesempatan dan biaya historis
Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah nilai dari sumber-sumber
ekonomi dalam penggunaan alternatif yang paling baik. Sumber-sumber
ekonomi termasuk faktor produksi, misalnya bahan baku, tenaga kerja,
dapat digunakan sebagai alternatif.

Biaya historis adalah biaya yang

dikeluarkan perusahaan pada waktu membeli faktor produksi (input). Kalau

input disimpan dan baru dikemudian hari digunakan dalam proses
produksi, maka biaya historis adalah sama dengan pada waktu faktor
produksi itu dibeli.
d. Biaya incremental
Adalah biaya yang timbul sebagai akibat adanya keputusan yang telah
dibuat. Biaya incremental diukur dengan melihat adanya perubahan biaya
total. Dengan demikian biaya incremental bisa berupa biaya tetap atau
biaya variabel atau kedua-duanya.
e. Biaya relevan
Biaya relevan adalah biaya yang akan dibebankan bila suatu keputusan
telah dilakukan. Dengan demikian biaya relevan adalah incremental cost.
f. Biaya variabel dan biaya tetap
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang
dihasilkan. Misalnya biaya bahan untuk menghasilkan suatu produk.
Semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak bahan
yang digunakan sehingga biayanya semakin besar.
5 |T u g a s E k o n o m i M a n a j e r i a l
Analisis Biaya Produksi

Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung banyak sedikitnya produk

yang

yang

dihasilkan.

Misalnya

biaya

penyusutan

mesin.

Biaya

penyusutan ini tidak tergantung apakah mesin digunakan pada kapasitas
penuh, setengah kapasitas, atau bahkan tidak digunakan, biaya tetap
harus dikeluarkan sebesar penyusutan yang ditetapkan per tahunnya.
2.2 Analisis Biaya Produksi

Didalam biaya analisis dibagi dua bagian yaitu biaya analisis jangka
pendek dan biaya analisis jangka panjang, adapun penjelasan dari dua biaya
analisis tersebut :
a. Biaya produksi jangka pendek
Analisis

biaya

jangka

pendek

adalah

analisis

biaya

dengan


membedakan biaya tetap (FC = Fixed Cost) dan biaya variabel (VC= Variabel
Cost).

Dalam analisis jangka panjangg, pembedaan tersebut tidak ada.

Semua biaya merupakan biaya variabel. Baik gedung maupun mesin dapat
berubah jumlahnya sehingga biaya yang ditimbulkannnya merupakan biaya
variabel.
Dalam analisis jangka pendek, konsep-konsep biaya yang digunakan
adalah :
-

Biaya tetap (Fixed Cost), biaya yang tidak tergantung banyak sedikitnya
produk yang dihasilkan.

-

Biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang tergantung banyak
sedikitnya produk yang dihasilkan.
6 |T u g a s E k o n o m i M a n a j e r i a l

Analisis Biaya Produksi

-

Biaya total adalah biaya tetap ditambah biaya variabel : TC = FC + VC

-

Biaya rata-rata (AC) adalah biaya total dibagi produk yang dihasilkan AC =
TC/Q.

-

Biaya marginal adalah tambahan terhadap biaya total sebagai akibat
ditambahnya satu unit produk yang dihasilkan.

Perhatikan Tabel 7.1 yang menggambarkan output/produk yang dihasilkan,
FC, VC, TC, AC dan MC.
Tabel 7.1 Biaya jangka pendek dan biaya rata-rata per unit
Q

FC

VC

TC

AFC AVC

AC

MC

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

0

60

0

60

-

-

-

-

1

60

20

80

60

20

80

20

2

60

30

90

30

15

45

10

3

60

45

105

20

15

35

15

4

60

80

140

15

20

35

35

5

60

135

195

12

27

39

55

Keterangan Tabel 7.1:
a. Kolom (1) menunjukkan output (produk) yang dihasilkan (Q).
b. Kolom (2) menunjukkan beaya tetap (FC). Dalam analisis jangka
pendek tidak berubah, berapa pun yang dihasilkan FC = 60.

7 |T u g a s E k o n o m i M a n a j e r i a l
Analisis Biaya Produksi

c. Kolom (3) menunjukkan beaya variabel (VQ. Besarnya VC ter-gantung
Q (output). Semakin tinggi Q, semakin tinggi pula nilai VC.
d. Kolom

(4)

menunjukkan

beaya

total

(TC),

yang

merupakan

penjumlahan FC dan VC, TC - FC + VC.
e. Kolom (5) menunjukkan beaya tetap rata-rata (average fixed cost AFC). Semakin besar Q maka AFC semakin menurun. Besarnya AFC
= kolom(2): kolom(l).
f. Kolom (6) menunjukkan beaya variabel rata-rata (average variable cost
- AVC), Besarnya AVC = kolom(3): kolom(l).
g. Kolom (7) menunjukkan beaya rata-rata (AC). Besarnya AC = (4): (1).
h. Kolom 8 menunjukkan beaya marginal (MC = marginal cost), tambahan
TC sebagai akibat ditambahnya Q sebesar satu unit. Besarnya MC ATC/AQ. Kalau AQ = 1 unit, MC = ATC atau MC = d(TC)/dQ.

8 |T u g a s E k o n o m i M a n a j e r i a l
Analisis Biaya Produksi

Gambar 7.1 Kurva biaya TC, FC, VC

Gambar. 7.2 Kurva biaya rata-rata (AC), biaya marginal (MC)
9 |T u g a s E k o n o m i M a n a j e r i a l
Analisis Biaya Produksi

Keterangan gambar 7.1 dan 7.2 :
a. Biaya tetap (FC = fixed cost), biaya yang tidak dipengaruhi output yang
dihasilkan.
b. Biaya variabel (VC = Variable cost) adalah biaya yang besarnya
dipengaruhi oleh output yang dihasilkan.
c. Gambar 7.2 menjelaskan hubungan antara biaya marginal (MC =
marginal cost) dengan biaya rata-rata (AC = average cost).
b. Hubungan antara AC dan MC
1. Biaya tetap (FC), biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya
produk yang dihasilkan.
2. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang tergantung banyak sedikitnya
produk yang dihasilkan.
3. Biaya total (TC) adalah biaya tetap ditambah biaya variabel TC = FC +
VC.
4. Biaya rata-rata (AC) adalah biaya total dibagi produk yang dihasilkan
AC = TC/Q
5. Biaya marginal adalah tambahan terhadap biaya total sebagai akibat
ditambahnya satu unit produk yang dihasilkan
6. Q1 adalah output dimana MC paling rendah. Qi pada titik A (titik balik inflextion point), yaitu pada waktu kemiringan kurva TC = 0 (garis
singgung sejajar dengan sumbu datar.

10 |T u g a s E k o n o m i M a n a j e r i a l
Analisis Biaya Produksi

7. Pada Qi, AC mencapai titik terendah. Untuk menentukan Qz, dibuat
garis singgung yang menyinggung TC dan melalui titik 0.
8. MC berpotongan dengan AC di titik D, di mana pada titik itu pula AC
mencapai titik terendah.
Perhatikan Gambar 7.2. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa AC
berpotongan dengan MC pada AC yang terendah. Untuk mem-buktikannya,
tarik garis singgung melalui titik O, yang menyinggung kurva TC pada titik B.
Melalui titik B, proyeksikan ke bawah sehingga ditemukan titik Qz.
Pada output OQz:
AC = BQ2/OQ2 = arah garis singgung = BQ> /OQ2
MC = d((TC)/dQ = BQVOQ2 -AC
MC = AC
Pada titik D, AC paling rendah. Syarat minimum d(AC)/dQ =0
d(AC)/dQ = d(TC/Q)/dQ = [l.TC - Q.TC/Qj/Q 2
d(AC)/dQ = 0

AC minimum

2.3 Analisis Biaya Jangka Panjang
Analisis biaya jangka, semua biaya dianggap biaya variabel (VC).
Kurva biaya total jangka panjang (LRTC = Long Run Total Cost) diperoleh
dari jalur ekpansi perusahaan, apabila perusahaan memperluas skala
produksinya.

11 |T u g a s E k o n o m i M a n a j e r i a l
Analisis Biaya Produksi

Kita perhatikan Gambar 7.4a perusahaan mempunyai 6 skala produksi Qi, Q2
... Q&. Qi = 100 merupakan skala produksi 1, atau isoquant Qi. Titik Ei
merupakan output maksimal pada skala produksi 1, dan seterusnya. Titik Ee
merupakan output maksimal pada skala produksi ke-6. Setiap skala produksi
rnemiliki jumlah anggaran yang berbeda. Dengan kata lain, setiap skala
produksi memerlukan beaya produksi yang berbeda.
Gambar 7.4b menunjukkan hubungan antara besarnya anggaran untuk setiap
skala produksi Q1, Q2, . . . Q6. Beaya yang dimaksud adalah beaya total
jangka panjang (LRTC), di mana LRTC merupakan beaya variabel jangka
panjang.

Gambar 7.4a Skala Produksi
12 |T u g a s E k o n o m i M a n a j e r i a l
Analisis Biaya Produksi

Gambar 7.4b Beaya Total Jangka Panjang
Keterangan Gambar 7.4a dan 7.4b:
1. Perusahaan mempunyai 6 skala produksi, Q1, Q2, ... Q6 dengan
anggaran yang berbeda-beda.
2. Tiap skala produksi dalam kondisi output maksimum, di mana garis
anggaran bersinggungan dengan isoquant pada titik E1, E2,... E6.
3. Gambar 7.4b menunjukkan hubungan antara output dengan beaya total
jangka panjang (LRTC). Kurva LRTC menunjukkan hubungan antara
beaya total dengan ouput rnaksirnum pada tiap skala produksi. Dengan
perkataan lain, kurva LRTC merupakan kurva yang menggambarkan
tempat kedudukan titik optimal pada setiap skala produksi E1, E2, . . . E6.

13 |T u g a s E k o n o m i M a n a j e r i a l
Analisis Biaya Produksi

Beaya rata-rata jangka panjang (LAC) dan jangka pendek (SAC)

Gambar 7.4c Beaya rata-rata jangka panjang dan jangka pendek

Keterangan Gambar 7.4c:
1.

LRAC juga menggambarkan beaya rata-rata pada output yang optimal.

2. Pada skala produksi Q1, SRAC1. Output sebesar OQ1 merupakan output
yang optimal pada skala produksi Q1.
3.

Titik optimal E1, E2 ... E6 terletak pada satu kurva yang disebut kurva
beaya rata-rata jangka panjang (LRAC).

14 |T u g a s E k o n o m i M a n a j e r i a l
Analisis Biaya Produksi

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
-

Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
barang atau jasa. Dalam analisis biaya ada beberapa konsep biaya, antara
lain biaya ekonomi dan biaya historis. Biaya ekonomi sering juga disebut
biaya kesempatan atau oportunity cost, yaitu biaya yang diperhitungkan
pada

input

(faktor

produksi),

digunakan

dalam

proses

produksi.

Sedangkan biaya historis adalah biaya yang dikeluarkan pada saat input
(faktor produksi) dibeli.
-

Analisis biaya produksi dibagi menjadi analisis biaya jangka pendek dan
analisis biaya jangka panjang. Analisis biaya jangka pendek dibagi
menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Pada analisis biaya jangka
panjang, semua biaya adalah biaya variabel.

-

Dalam analisis biaya janga pendek ada konsep-konsep biaya : Biaya tetap
(FC), Biaya variabel (VC), Biaya total (TC), biaya rata-rata ( AC), dan biaya
marginal (MC).

15 |T u g a s E k o n o m i M a n a j e r i a l
Analisis Biaya Produksi

-

Dalam analisis biaya jangka pendek adan hubungan khusus antara biaya
rata-rata (AC) dengan biaya marginal (MC). Hubungan tersebut adalah
bahwa MC akan berpotongan dengan MC pada AC yang paling rendah.

-

Analisis biaya jangka panjang menganggap bahwa semua biaya adalah
biaya variabel sehingga kurva biaya rata-rata jangka panjang merupakan
kurva yang menjadi tempat kedudukan biaya rata-rata jangka pendek yang
paling rendah.

16 |T u g a s E k o n o m i M a n a j e r i a l
Analisis Biaya Produksi

DAFTAR PUSTAKA

Soeharno, 2007. Ekonomi Manajerial. Penerbit. Andi. Yogyakarta.
Sadono Sukirno, 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Penerbit PT.
Rajagrafindo Persada. Jakarta

17 |T u g a s E k o n o m i M a n a j e r i a l
Analisis Biaya Produksi

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

1

1.2

Tujuan

2

BAB II
BAB III PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Database

3

2.2

Meningkatkan Kinerja Ekspor

5

2.3

Strategi Ekspor

10

2.4

Ekspor Impor Dan Pembiayaan

12

2.5

Surat dari Kredit

14

2.6

Draf

16

2.7

Ekspor Bantuan

19

2.8

Perdagangan

21

BAB IV PENUTUP
4.1

Kesimpulan

13

4.2

Saran

13

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN JURNAL

18 |T u g a s E k o n o m i M a n a j e r i a l
Analisis Biaya Produksi

MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL

Disusun Oleh : Kelompok III
Taslimun

10.04.1.1.0065

FADILA ALMAHDALI

H. 202 11 011

DEDDY SUARMAN

H. 202 11 002

YUSDARMIN

H. 202 11 066

ABU BAKRI

H. 202 11 024

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
2011
19 |T u g a s E k o n o m i M a n a j e r i a l
Analisis Biaya Produksi