Perubahan dari AACR2 ke RDA
From AACR2 to RDA :
Implementation in National Library of Indonesia
Suharyanto1
Librarian
National Library of Indonesia
Abstrak
This paper is discussing about Resource Description and Access (RDA) as
catalagouing new standard development from AACR2, brief of cataloguing,
AACR2 structure, RDA structure, comporation AACR2 and RDA with MARC 21
format. The National Library of Indonesia has three time held workshop RDA
cataloguing. In the next year The National Library of Indonesia will apply RDA as
cataloguing standard.
Key word: AACR2, Catalouing, Library, MARC 21, National Library of
Indonesia, RDA
1
1. Pendahuluan
Katalog merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin “catalogus” yang mempunyai arti
daftar barang atau daftar benda yang disusun untuk tujuan tertentu. Sedangkan katalog
berdasarkan ilmu perpustakaan berarti daftar berbagai jenis koleksi perpustakaan, seperti buku,
serial, rekaman suara, rekaman video, sumber elektronik, dll. yang disusun menurut standar
tertentu.
Standar dalam pengatalogan bahan perpustakaan diantara menggunakan
International
Standard Bibliographic Description (ISBD) dan Anglo American Cataloguing Rules (AACR2).
Sejak tahun 2010 mulai diterapkan standar pengatalogan baru yang akan mengganti AACR2
yaitu Resource Description and Access (RDA). RDA dirancang sebagai format pengatalogan
deskriptif dan akses untuk semua jenis bahan perpustakaan terutama untuk sumber-sumber
digital.
Standar pengatalogan lain yang digunakan untuk otomasi perpustakaan, pertukaran dan
komunikasi data bibliografis adalah Machine Readable Cataloguing (MARC). MARC
dikembangkan pertama kali pada tahun 1960an oleh Henri Avram pustakawan pada Library of
Conggress. Pengembangan format MARC yang paling terakhir adalah MARC 21 terbit tahun
1999 dan revisi termuktahir pada tahun 2003. MARC 21 merupakan pengembangan dari versi
USMARC yang digunakan di Amerika Serikat dan CAN/MARC yang digunakan di Kanada
Perubahan yang paling mendasar dari AACR2 ke RDA adalah dalam pembagian jenis
bahan perpustakaan dimana RDA tidak lagi pengatur tentang penandaan bahan umum dikenal
dengan General Material Desctiptiom (GMD). Penerpannya dalam formar MARC21 keterangan
GMD digantikan dalam ruas 336, 337, 338.
Tulisan ini akan membahas mengenai sejarah pengatalogan, struktur AACR2, struktur
RDA dan perbandingan pengatalogan berdasarkan AACR2 dan RDA dengan format MARC21
serta contoh pengatalogan bahan perpustakaan berdasarkan RDA dalam format MARC21.
2
2. Sejarah pengatalogan
Peraturan pengatalogan modern pada awalnya disusun oleh pustakawan perorangan.
Misalnya Antonio Panizzi dari British Museum menyusun Rules for Compiling of the Catalogue
(1839) yang mengemukakan 91 peraturan katalog berdasarkan abjad, entri dan rujukan. Charles
Ammi Cutter dari Amerika menyusun Rules for Dictionary Catalogue (1876) yang
mengemukakan peraturan katalog sitem leksikal (dictionary catalogue) yaitu katalog pengarang,
judul dan subjek buku disatukan dalam satu jajaran.
Permulaan abad ke-20 peraturan pengatalogan dibuat oleh antara lain, Library of Congress
Amerika Serikat dengan menerbitkan Rules of Printed Cards (1903 hingga 1930-an) dan Rules
for Descripting Cataloging in the Library of Congress (1949). American Library Association
bekerja sama dengan Library Association (Inggris) membentuk “Catalog Code Revision
Commite” sebagai usaha bersama menyusun peraturan katalog.
Pada tahun 1961 di Paris diadakan International Conference on Cataloguing Principles
dikenal dengan sebutan “Paris Principles” yang disetujui oleh 53 Negara.
Pertemuan ini
merupakan langkah penting ke arah standardisasi data bibiliografis Internasional. Sebagai tindak
lanjut ke arah penyeragaman peraturan pengatalogan.
Pada tahun 1967 terbit sebuah peraturan pengatalogan Anglo American Cataloging Rules
yang dikenal dengan sebutan AACR 1. Prinsip umum peraturan tersebut didasarkan atas
“Statement of Principles.” Tahun 1988 terbitlah Angola-American Cataloguing Rules edisi 2
yang merupakan revisi dari AACR 1 sebagai hasil kerjasama antara American Library
Association, Library Association (Inggris), Library of Congress, dan Canadian Libraary oleh
Association.
Pada tahun 2002 terbit revisi AACR2 dan tahun 2005 terbit update AACR2. Perubahan yang
mendasar pada terbitan revisi AACR update 2005 (AACR2R2005) yaitu berkaitan dengan
peraturan untuk jenis bahan perpustakaan sumber elektronik (e-resources) dan sumber daya
berkesinambungan (continuing resources) seperti, serial, majalah, jurnal, dsb. Seiring dengan
terbitan AACR2 update 2005 pada bulan April 2005 Joint Steering Committee (JSC) membuat
gagasan revisi AACR2 dengan pendekatan yang baru dengan nama Resource Description and
Access atau dikenal dengan RDA.
3
Pada saat ini AACR2 merupakan standar pengatalogan yang digunakan hampir sebagian
besar perpustakaan di seluruh dunia dan telah diterjemahkan atau diadopsi oleh 56 negara
termasuk Indonesia. Perpustakaan Nasional RI telah mengadaptasii AACR2 menjadi Peraturan
Katalogisasi Indonesia dan terakhir pada tahun 2011 diterjemahkan menjadi Peraturan
Pengatalogan Indonesia.
3. Struktur AACR2
Struktur AACR2 dibagi menjadi 2 bagian terdiri dari 26 bab dan ditambah dengan apendik A
s.d. E, Indeks. Bagian pertama mengenai deskripsi terdiri dari bab 1 sampai dengan 13.
Sedangkan bagian kedua mengenai titik akses terdiri dari bab 21 sampai dengan bab 26. Berikut
rincian struktur AACR2 :
Bagain 1 Deskripsi
1. Peraturan umum untuk deskripsi
2. Buku, Pamflet, dan lembar tercetak
3. Bahan Kartografi
4. Manuskrip
5. Musik
6. Rekaman suara
7. Gambar hidup/Film dan Rekaman video
8. Bahan Grafis
9. Sumber elektronik (E-Resources)
10. Artefak dan Realia Tiga dimensi
11. Bentuk mikro
12. Sumber daya berlanjut (serial)
13. Analisis
Bagian 2 Tajuk, judul seragam, dan referensi
21. Pilihan titik akses
22. Tajuk untuk orang
23. Nama Geografis
24. Tajuk Badan Korporasi
25. Judul seragam
26. Referensi
4
Apendik dan Indeks
Apendik A untuk Kapitalisasi (huruf besar)
Apendik B untuk Singkatan
Apendik C untuk Nomor
Apendik D untuk Glosarium
Apendik E untuk Artikel inisial
Indeks
Bagian pertama, Bab 1 “Peraturan umum deskripsi” dapat diterapkan untuk semua jenis
bahan perpustakaan yang terdapat pada bab 2 sampai dengan bab 12. Peraturan pada bagian
pertama ini didasarkan atas kerangka umum untuk deskripsi bahan perpustakaan: International
Standard Bibliographic Description (General) = ISBD (G). Sedangkan untuk peraturan yang
lebih rinci diatur pada masing-masing jenis bahan perpustakaan. Berikut rincian pada Bab 1
“Peraturan umum deskripsi”
1. Peraturan umum
2. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab
3. Daerah edisi
4. Daerah rincian spesifik bahan (data khusus)
5. Daerah publikasi, distribusi, dsb.
6. Daerah deskripsi fisik
7. Daerah judul seri
8. Daerah catatan
9. Daerah penomoran standar standar (ISBN dan ISSN)
10. Bahan suplemen
11. Butiran terdiri dari beberapa jenis bahan
12. Faksimile, fotokopi, dan reproduksi lain
Karena peraturan berdasarkan kerangka umum tersebut, maka penomoran peraturan pun
mengandung unsur mnemorik. Artinya, mudah diingat. Penomoran peraturan sebagai berikut:
No. Bab + No. Daerah + Kode Unsur + No Perincian.
Misalnya bila ada penomoran sebagai berikut: 3.1 maka peraturan ini untuk daerah judul
dan pernyataan tanggung jawab pada bahan bahan kartografi. Angka 3 menunjukkan bab 3
(bahan kartografi) dan angka 1 menunjukkan (judul dan pernyataan tanggung jawab).
Penomoran ini sangat mudah diingat.
5
Penggunaan GMD (General Material Designation) merupakan pernyataan tentang bahan
umum yang ditulis setelah judul sebenar dengan penggunaan tanda kurung siku setelah judul
sebenarnya [ ].
Pilih satu dari daftar GMD (General Material Designation) yang diberikan di bawah ini
dan gunakan istilah dari daftar yang dipilih dalam semua deskripsi untuk pernyataan bahan
umum yang diinginkan.
Dalam peraturan AACR2 daftar GMD ada dua, daftar pertama yang digunakan di Inggris dan
daftar yang kedua digunakan di Amerika Serikat. Indonesia menggunakan daftar yang kedua,
karena lebih banyak variasi dalam menentukan GMD. Di bawah ini daftar GMD yang diberikan
oleh AACR2:
Daftar I
Daftar II
braille
kartu aktivitas
slaid mikroskop
bahan kartografi
karya seni asli
model
sumber elektronik
karya seni reproduksi
gambar hidup
grafik
braille
musik
manuskrip
bahan kartografi
gambar
bentuk mikro
carta
realia
gambar hidup
diorama
slaid
multi media
sumber elektronik
rekaman suara
musik
filmstrip
gambar tekni
objek
kartu kilat
teks
rekaman suara
dolanan
mainan
teks
kit
transparansi
rekaman video
manuskrip
rekaman video
bentuk mikro
Fungsi GMD adalah:
-
Memberitahu sedini mungkin pada pemustaka mengenai format atau bentuk fisik dokumen
tersebut.
-
Mengisyaratkan pada pemustaka bahwa diperlukan alat khusus
-
Menjadikan sarana untuk membedakan dokumen dengan judul yang sama tetapi bentuknya
berbeda.
6
4. Struktur RDA
RDA diterbitkan pada tahun 2010 oleh The American Library Association (ISBN: 978-08389-1093-1),
The Canadian Library Association (ISBN: 978-0-88802-335-3) dan Clip:
Chartered Institute of Library and Information Professionals (ISBN: 978-185604-749-4). RDA
versi cetak terdiri dari RDA : Resources Desciption and Access (1096 halaman.) dan RDA
element set view : part 1 Attributes (1288 halaman.) dan part 2 Relationship (384 halaman.).
2768.
Susunan RDA terdiri dari tiga bagian utama, 10 seksi, 37 bab ditambah beberapa lampiran
(untuk penggunaan huruf kapital, singkatan, kata sandang, penyajian data deskriptif dan data
pengendalian titik temu), daftar istilah, dan index.
Ketebalan buku RDA berjumlah 2768
halaman. Ketiga bagian utama adalah sebagai berikut:
Bagian I – Resource Description (termasuk sasaran fungsional dan prinsip-prinsip
deskripsi sumber informasi) terdiri dari seksi 1 s.d. 4,
Bagian II – Relationships atau hubungan (petunjuk umum tentang hubungan-hubungan,
termasuk individu, keluarga, badan korporasi, yang punya relationship dengan sumber;
sitasi untuk karya berhubungan, dan petunjuk khusus untuk beberapa jenis karya tertentu)
terdiri dari seksi 5 s.d 10
Bagian III – Access Point Control (merumuskan titik akses atau titik temu dan mencatat
data yang digunakan dalam pengendalian titik temu) merupakan RDA Appendices.
Ketiga bagian utama ini dijabarkan lagi menjadi beberpa subagian (section) yang berisi
aturan lebh rinci lagi. Susunan RDA juga dilengkapi apendik, glosarium dan indeks. Berikut
pembagian berdasarkan subbagian (section)
Introduction
Section 1 : Recording attributes of manifestation and item (Chapter 1-4)
Section 2 : Recording attributes of work and xxpression (Chapter 5-7)
Section 3 : Recording attributes of person, family, and corporation body (Chapter 8-11)
Section 4 : Recording attribute of concept, object, event, and place (Chapter 12-16)
Section 5 : Recording primary relationships between work, expression, manifestation,
and item (Chapter 17)
7
Section 6 : Recording relationships to persons, families, and corporate bodies associated
with resource (Chapter 18-22)
Section 7 : Recording the subject of a work (Chapter 23)
Section 8 : Recording relationships between work, expression, manifestation,
and item (Chapter 24-28)
Section 9 : Recording relationships to persons, families, and corporate bodies (Chapter
29-32)
Section 10 : Recording relationships to concepts, object, event, and places (Chapter 3337)
APPENDICES
GLOSARY
INDEX
5. Perbandingan AACR2 dan RDA
Prinsip dasar dari peraturan pengatalogan yang tertuang pada RDA adalah pengatalogan
untuk sumber-sumber digital yang belum termuat didalam AACR2, RDA juga dapat diterapkan
dengan menggunakan standar metadata seperti MARC, MODS, perbedaan lainnya cara
penulisan pada daerah deskripsi bibliofrafis sehingga pungtuasi ISBD tidak akan menjadi wajib
lagi seperti halnya dengan AACR2, tetapi menjadi pilihan dengan petunjuk aplikasinya di salah
satu lampiran RDA. RDA diterbitkan oleh The American Library Association (ISBN: 978-08389-1093-1),
The Canadian Library Association (ISBN: 978-0-88802-335-3) dan Clip:
Chartered Institute of Library and Information Professionals (ISBN: 978-185604-749-4). RDA
versi cetak terdiri dari RDA : Resources Desciption and Access (1096 hlm.) dan RDA element
set view : part 1 Attributes (1288 hlm.) dan part 2 Relationship (384 hlm.). Susunan RDA terdiri
dari Pendahuluan, 10 bagian yang dibagi dalam 37 bab, Apendiks. Berikut beberapa perbedaan
antara AACR2 dan RDA:
8
Beberapa perbedaan antara AACR2 dan RDA:
No
AACR2
RDA
1
Terbit hanya dalam versi cetak
2
Dibagi
berdasarkan
jenis
Terbit dalam versi cetak dan Online
bahan Dikembangkan dalam bentuk netral tidak
perpustakaan
3
Tingkatan
berdasarkan jenis bahan perpustakaan
deskriptif
(levels
of Berdasarkan elemen inti (core element)
deskription)
4
Penggunaan GMD
Tidak mengunakan GMD di kembangkan
berdasarkan content, carrierdan media type
5
Entri utama (Main entry)
6
Deskripsi berdasarkan ISBD
Titik akses kepengarangan (Authorised access
point)
Deskripsi berdasarkan FRBR
7
Pilihan titik akses
Hubungan FRBR (FRBR relionship)
8
Bentuk tajuk
Attributes of FRAD entities
9
References/Rujukan
FRAD relationship
6. Perbandingan dalam format MARC21
MARC21 sebagai metadata dalam pengatalogan terotomasi dikembangkan berdasarkan
standar pengatalogan AACR2. Seiringi mulai diterapkannya RDA sebagai standar pengatalogan
yang baru maka format MARC21 disesuaikan dengan RDA, seperti penambahan ruas 336, 337,
dan 338 untuk menggantikan penggunaan GMD pada ruas 245. Berikut perbandingan AACR2
dan RDA dalam format MARC21
Ruas 245 Judul dan penanggung jawab
Ruas ini berisi tentang daerah judul dan penanggung jawab.
RDA tidak lagi mengatur tentang GMD untuk bahan perpustakaan. Sub ruas $h [ ] digantikan
dengan ruas 336,337,dan 338.
9
(Schiff : 2011)
Ruas 250 Edisi
Ruas 250 edisi. Penulisan edisi di dalam AACR ditulis menggunakan singkatan sedangkan
di RDA ditulis apa adanya tanpa disingkat.
Contoh AACR2
250 ## $a 3rd ev.ed.
250 ## $a Cet. 1
Contoh RDA
250 ## $a Third revised edition
250 ## $a Cetakan pertama
10
(Schiff : 2011)
Ruas 260 Penerbitan
Penulisan untuk daerah penerbitan AACR2 mengatur penggunaan singkatan [s.l.] untuk
tempat terbit yang tidak diketahui dan [s.n.] untuk nama penerbit yang tidak diketahui. Singkatan
tersebut di dalam RDA digantikan dengan istilah [place of publication not identified] dan
[publisher not identified] atau [tempat terbit tidak teridentifikasi] dan [penerbit tidak
teridentifikasi]
Contoh AACR2:
260 ## $a [S.l. : $b s.n.], $c 2013.
Contoh RDA
260## $a [Tempat terbit tidak teridentifikasi] : $b [penerbit tidak teridentifikasi], $c 2013.
Ruas 300 deskripsi fisik
Penulisan deskripsi fisik halaman dan keterangan ilustrasi di dalam AACR2 menggunakan
singkatan sedangkan di dalam RDA ditulis apa adanya tanpa disingkat.
Contoh AACR :
300 ## $a v, 199 hlm. : $b ilus. ; $c 30 cm.
Contoh RDA :
300 ## $a v, 199 halaman. : $b ilustrasi., ; $c 30 cm
11
(Schiff : 2011)
Ruas 440 /490 seri
Penulisan untuk penomeran seri seperti: jilid,volume, nomor di dalam RDA tidak lagi
menggunakan singkatan tetapi ditulis apa adanya sesuai yang tertera pada sumber informasi
utama.
Contoh :
(Schiff : 2011)
12
Titik Akses
AACR2 mengatur pernyataan tanggung jawab untuk pengarang lebih dari 3 orang ditulis
pengarang yang disebut pertama kali diikuti dengan et al. sedangkan untuk RDA semua
pengarang ditulis dalam daerah pernyataan tanggung jawab dengan tajuk entri utama pada
pengarang pertama.
Contoh AACR2
245 00 $a Katalog naskah Pecenongan koleksi Perpustakaan Nasional : $b sastra Betawi akhir
abad ke-19 / $c penyusun, Nur Karim ...[et al.] ; penyunting, Henri Chambert-Loir &
Dewaki Kramadibrata.
700 0# $a Didik Purwanto
700 1# $a Chambert-Loir
700 0# $a Dewaki Kramadibrata
Contoh RDA
100 0# $a Nur Karim. $e Pengarang
245 10 $a Katalog naskah Pecenongan koleksi Perpustakaan Nasional : $b sastra Betawi akhir
abad ke-19 /$c penyusun, Nur Karim, Didik Purwanto, Dina Isyanti, dan Yeri Nurita ;
penyunting, Henri Chambert-Loir & Dewaki Kramadibrata.
700 0# Didik Purwanto.$e pengarang
700 0# Dina Isyanti.$e pengarang
700 0# Yeri Nurita.$e pengarang
700 1# $a Chambert-Loir, Henri. $e penyunting
700 0# $a Dewaki Kramadibrata. $e penyunting
13
Contoh pengatalogan RDA dengan format MARC 21
Berikut ini contoh pengatalogan berdasarkan RDA dan format MARC21 yang diambil dari
katalog Online (OPAC) National Library of Australia (NLA) dan Library of Congress.
14
043
082 0 4
100 1
245 1 0
250
264
264
300
336
336
337
338
490
504
542
650
650
650
651
700
700
700
700
700
710
830
953
1
4
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
2
0
|aa-io--|a899.221|223
|aKarim, Nur,|eauthor.
|aKatalog naskah Pecenongan koleksi Perpustakaan Nasional :|bsastra Betawi akhir
abad ke-19 /|cpenyusun, Nur Karim, Didik Purwanto, Dina Isyanti, dan Yeri Nurita ;
penyunting, Henri Chambert-Loir & Dewaki Kramadibrata.
|aCetakan pertama.
|aJakarta :|bPerpustakaan Nasional Republik Indonesia,|c2013.
|c©2013
|axi, 173 pages :|billustrations, colour photographs ;|c32 cm.
|atext|2rdacontent
|astill image|2rdacontent
|aunmediated|2rdamedia
|avolume|2rdacarrier
|aSeri katalog naskah Nusantara ;|vno. 1
|aIncludes bibliographical references (pages 171-173).
|f©2013 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
|aIndonesian literature|zIndonesia|zJakarta|y19th century.
|aIndonesian literature|zIndonesia|zJakarta|xManuscripts.
|aIndonesian literature|zIndonesia|zJakarta|vCatalogs.
|aJakarta (Indonesia)|xLiteratures|vCatalogs.
|aPurwanto, Didik,|eauthor.
|aIsyanti, Dina,|eauthor.
|aNurita, Yeri,|eauthor.
|aChambert-Loir, Henri,|eeditor.
|aKramadibrata, Dewaki,|eeditor.
|aPerpustakaan Nasional (Indonesia),|eissuing body.
|aSeri katalog naskah Nusantara ;|vno. 1
|aIAL subject term: Literature.
15
Penutup
Perpustakaan Nasional RI sudah tiga mengadakan workshop pengatalogan RDA.
Workshop
yang ketiga diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2013. Peserta
workshop terdiri dari berbagai institusi/lembaga perpustakaan maupun jurusan/program studi
jurusan ilmu perpustakaan antara lain dari Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor,
Universitas Padjadjaran.
Penerapan RDA di Indonesia terutama oleh Perpustakaan Nasional RI dalam praktiknya
haruslah dimulai melalui telaah dan kajian yang mendalam tentang perbandingan antara AACR2
dan RDA. Telaah dan kajian tersebut disiapkan oleh suatu tim yang melibatkan berbagai pihak
yang terkait terutama dari kalangan perguruan tinggi yang mempunyai program studi ilmu
perpustakaan. Diharapkan juga kajian tersebut dapat menghasilkan suatu draf naskah yang akan
dijadikan sebagai standar pengatalogan RDA versi Indonesia.
Perpustakaan Nasional RI sebagai lembaga pembina diharapkan pada tahun 2014 sudah
mulai melakukan kajian tentang penerapan RDA sebagai standar pengatalogan. Sehingga pada
tahun 2015 sudah mempunyai konsep RDA sebagai standar pengatalogan yang akan diterapkan
di Indonesia.
16
Daftar pustaka
Anglo-American cataloguing rules. 2nd ed., 2005 revision. Ottawa : Canadian Library
Association ; Chicago : American Library Association, 2002-2005.
Avram, Henriette D. 2011. Machine-Readble Cataloging (MARC) Program. Dalam
Encyclopedia of Library and information Science. Hlm. 3512-3529
Cataloging tackling the basics. 2011.
http://www.library.nd.gov/publications/catalogingworkshop.pdf
Chan, Lois Mai. 2007. Cataloging and classification : an introduction. – 3rd ed.—Maryland :
Scarecrow.
Delsey, Tom. 2009. AACR2 versus RDA. Presentation given at the CLA Pre-Conference
Session From Rules to Entities: Cataloguing with RDA.
Encyclopedia of library and information sciences. 2010.--3rd ed.-- Boca Raton, FL : CRC Press.
Irma U. Aditirto. 2011. Dari AACR2 ke RDA : pengantar singkat. Jakarta
Oliver, Chris. 2010. Introducing RDA : a guide to the basics. Chicago : American Library
Association.
RDA : Resources Deskription and Access. Chicago : American Library Association,
2010
Schiff, Adam L. 2011. Change from AACR2 to RDA : a comparison examples.
http://faculty.washington.edu/aschiff/BCLAPresentationWithNotes-RevMay2011.pdf
Suharyanto. Pengantar Anglo American Cataloguing Rules 2 (AACR2). Makalah diklat CPTA
2011.
Taylor, Arlene G. 2006. Introduction to cataloging and classification. – 10th ed. London :
Libraries.
Taylor, Arlene G. 2009. The organization of information. -- 3rd ed. London : Libraries, 2009.
Tillett, Barbara B. 2010. RDA : Resource Description & Access : Change from AACR2 for
texts. 2010. https://staff.lib.ncsu.edu/.../NCSU+RDA+Training+Day+2.pptx?version
17
BIO DATA
Nama
Tempat tanggal lahir
Jabatan
Pangkat/gol.
Alamat Rumah
Alamat kantor
Telepon/ HP
e-mail
facebook
: Suharyanto, Sos., M.Hum.
: Jakarta, 01 Nopember 1969
: Pustakawan Madya
: Pembina / IVa
: Jln. Asri Va Blok D2 No. 6 Perum Hankam Pondok Rajeg-Cibinong
Jawa Barat
: Jl. Salemba Raya No. 28 A Jakarta Pusat
: 081311396971
: [email protected]
: suharyanto mallawa
Pendidikan Formal
1. D2 Ilmu perpustakaan IPB
2. S1 Ilmu Perpustakaan Universitas Padjadjaran
3. S2 Ilmu Perpustakaan Universitas Gadjah Mada
Pelatihan
1. Diklat Otomasi Perpustakaan
2. Diklat Kemas ulang informasi
3. Diklat Training of Trainers (TOT) Perpustakaan
4. Diklat Asessor Perpustakaan
5. Diklat Tim penilai
Aktivitas
1. Pustakawan di Bidang Pengolahan Bahan Pustaka, Perpustakaan Nasional
2. Pengajar pada Diklat Perpustakaan Nasional
3. Pembicara pada seminar, workshop seminar, dll.
4. Tim penyusun (Anggota) pedoman pengatalogan, klasifikasi, IndoMARC, dll.
5. Tutor Online Universitas Terbuka
18
Implementation in National Library of Indonesia
Suharyanto1
Librarian
National Library of Indonesia
Abstrak
This paper is discussing about Resource Description and Access (RDA) as
catalagouing new standard development from AACR2, brief of cataloguing,
AACR2 structure, RDA structure, comporation AACR2 and RDA with MARC 21
format. The National Library of Indonesia has three time held workshop RDA
cataloguing. In the next year The National Library of Indonesia will apply RDA as
cataloguing standard.
Key word: AACR2, Catalouing, Library, MARC 21, National Library of
Indonesia, RDA
1
1. Pendahuluan
Katalog merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin “catalogus” yang mempunyai arti
daftar barang atau daftar benda yang disusun untuk tujuan tertentu. Sedangkan katalog
berdasarkan ilmu perpustakaan berarti daftar berbagai jenis koleksi perpustakaan, seperti buku,
serial, rekaman suara, rekaman video, sumber elektronik, dll. yang disusun menurut standar
tertentu.
Standar dalam pengatalogan bahan perpustakaan diantara menggunakan
International
Standard Bibliographic Description (ISBD) dan Anglo American Cataloguing Rules (AACR2).
Sejak tahun 2010 mulai diterapkan standar pengatalogan baru yang akan mengganti AACR2
yaitu Resource Description and Access (RDA). RDA dirancang sebagai format pengatalogan
deskriptif dan akses untuk semua jenis bahan perpustakaan terutama untuk sumber-sumber
digital.
Standar pengatalogan lain yang digunakan untuk otomasi perpustakaan, pertukaran dan
komunikasi data bibliografis adalah Machine Readable Cataloguing (MARC). MARC
dikembangkan pertama kali pada tahun 1960an oleh Henri Avram pustakawan pada Library of
Conggress. Pengembangan format MARC yang paling terakhir adalah MARC 21 terbit tahun
1999 dan revisi termuktahir pada tahun 2003. MARC 21 merupakan pengembangan dari versi
USMARC yang digunakan di Amerika Serikat dan CAN/MARC yang digunakan di Kanada
Perubahan yang paling mendasar dari AACR2 ke RDA adalah dalam pembagian jenis
bahan perpustakaan dimana RDA tidak lagi pengatur tentang penandaan bahan umum dikenal
dengan General Material Desctiptiom (GMD). Penerpannya dalam formar MARC21 keterangan
GMD digantikan dalam ruas 336, 337, 338.
Tulisan ini akan membahas mengenai sejarah pengatalogan, struktur AACR2, struktur
RDA dan perbandingan pengatalogan berdasarkan AACR2 dan RDA dengan format MARC21
serta contoh pengatalogan bahan perpustakaan berdasarkan RDA dalam format MARC21.
2
2. Sejarah pengatalogan
Peraturan pengatalogan modern pada awalnya disusun oleh pustakawan perorangan.
Misalnya Antonio Panizzi dari British Museum menyusun Rules for Compiling of the Catalogue
(1839) yang mengemukakan 91 peraturan katalog berdasarkan abjad, entri dan rujukan. Charles
Ammi Cutter dari Amerika menyusun Rules for Dictionary Catalogue (1876) yang
mengemukakan peraturan katalog sitem leksikal (dictionary catalogue) yaitu katalog pengarang,
judul dan subjek buku disatukan dalam satu jajaran.
Permulaan abad ke-20 peraturan pengatalogan dibuat oleh antara lain, Library of Congress
Amerika Serikat dengan menerbitkan Rules of Printed Cards (1903 hingga 1930-an) dan Rules
for Descripting Cataloging in the Library of Congress (1949). American Library Association
bekerja sama dengan Library Association (Inggris) membentuk “Catalog Code Revision
Commite” sebagai usaha bersama menyusun peraturan katalog.
Pada tahun 1961 di Paris diadakan International Conference on Cataloguing Principles
dikenal dengan sebutan “Paris Principles” yang disetujui oleh 53 Negara.
Pertemuan ini
merupakan langkah penting ke arah standardisasi data bibiliografis Internasional. Sebagai tindak
lanjut ke arah penyeragaman peraturan pengatalogan.
Pada tahun 1967 terbit sebuah peraturan pengatalogan Anglo American Cataloging Rules
yang dikenal dengan sebutan AACR 1. Prinsip umum peraturan tersebut didasarkan atas
“Statement of Principles.” Tahun 1988 terbitlah Angola-American Cataloguing Rules edisi 2
yang merupakan revisi dari AACR 1 sebagai hasil kerjasama antara American Library
Association, Library Association (Inggris), Library of Congress, dan Canadian Libraary oleh
Association.
Pada tahun 2002 terbit revisi AACR2 dan tahun 2005 terbit update AACR2. Perubahan yang
mendasar pada terbitan revisi AACR update 2005 (AACR2R2005) yaitu berkaitan dengan
peraturan untuk jenis bahan perpustakaan sumber elektronik (e-resources) dan sumber daya
berkesinambungan (continuing resources) seperti, serial, majalah, jurnal, dsb. Seiring dengan
terbitan AACR2 update 2005 pada bulan April 2005 Joint Steering Committee (JSC) membuat
gagasan revisi AACR2 dengan pendekatan yang baru dengan nama Resource Description and
Access atau dikenal dengan RDA.
3
Pada saat ini AACR2 merupakan standar pengatalogan yang digunakan hampir sebagian
besar perpustakaan di seluruh dunia dan telah diterjemahkan atau diadopsi oleh 56 negara
termasuk Indonesia. Perpustakaan Nasional RI telah mengadaptasii AACR2 menjadi Peraturan
Katalogisasi Indonesia dan terakhir pada tahun 2011 diterjemahkan menjadi Peraturan
Pengatalogan Indonesia.
3. Struktur AACR2
Struktur AACR2 dibagi menjadi 2 bagian terdiri dari 26 bab dan ditambah dengan apendik A
s.d. E, Indeks. Bagian pertama mengenai deskripsi terdiri dari bab 1 sampai dengan 13.
Sedangkan bagian kedua mengenai titik akses terdiri dari bab 21 sampai dengan bab 26. Berikut
rincian struktur AACR2 :
Bagain 1 Deskripsi
1. Peraturan umum untuk deskripsi
2. Buku, Pamflet, dan lembar tercetak
3. Bahan Kartografi
4. Manuskrip
5. Musik
6. Rekaman suara
7. Gambar hidup/Film dan Rekaman video
8. Bahan Grafis
9. Sumber elektronik (E-Resources)
10. Artefak dan Realia Tiga dimensi
11. Bentuk mikro
12. Sumber daya berlanjut (serial)
13. Analisis
Bagian 2 Tajuk, judul seragam, dan referensi
21. Pilihan titik akses
22. Tajuk untuk orang
23. Nama Geografis
24. Tajuk Badan Korporasi
25. Judul seragam
26. Referensi
4
Apendik dan Indeks
Apendik A untuk Kapitalisasi (huruf besar)
Apendik B untuk Singkatan
Apendik C untuk Nomor
Apendik D untuk Glosarium
Apendik E untuk Artikel inisial
Indeks
Bagian pertama, Bab 1 “Peraturan umum deskripsi” dapat diterapkan untuk semua jenis
bahan perpustakaan yang terdapat pada bab 2 sampai dengan bab 12. Peraturan pada bagian
pertama ini didasarkan atas kerangka umum untuk deskripsi bahan perpustakaan: International
Standard Bibliographic Description (General) = ISBD (G). Sedangkan untuk peraturan yang
lebih rinci diatur pada masing-masing jenis bahan perpustakaan. Berikut rincian pada Bab 1
“Peraturan umum deskripsi”
1. Peraturan umum
2. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab
3. Daerah edisi
4. Daerah rincian spesifik bahan (data khusus)
5. Daerah publikasi, distribusi, dsb.
6. Daerah deskripsi fisik
7. Daerah judul seri
8. Daerah catatan
9. Daerah penomoran standar standar (ISBN dan ISSN)
10. Bahan suplemen
11. Butiran terdiri dari beberapa jenis bahan
12. Faksimile, fotokopi, dan reproduksi lain
Karena peraturan berdasarkan kerangka umum tersebut, maka penomoran peraturan pun
mengandung unsur mnemorik. Artinya, mudah diingat. Penomoran peraturan sebagai berikut:
No. Bab + No. Daerah + Kode Unsur + No Perincian.
Misalnya bila ada penomoran sebagai berikut: 3.1 maka peraturan ini untuk daerah judul
dan pernyataan tanggung jawab pada bahan bahan kartografi. Angka 3 menunjukkan bab 3
(bahan kartografi) dan angka 1 menunjukkan (judul dan pernyataan tanggung jawab).
Penomoran ini sangat mudah diingat.
5
Penggunaan GMD (General Material Designation) merupakan pernyataan tentang bahan
umum yang ditulis setelah judul sebenar dengan penggunaan tanda kurung siku setelah judul
sebenarnya [ ].
Pilih satu dari daftar GMD (General Material Designation) yang diberikan di bawah ini
dan gunakan istilah dari daftar yang dipilih dalam semua deskripsi untuk pernyataan bahan
umum yang diinginkan.
Dalam peraturan AACR2 daftar GMD ada dua, daftar pertama yang digunakan di Inggris dan
daftar yang kedua digunakan di Amerika Serikat. Indonesia menggunakan daftar yang kedua,
karena lebih banyak variasi dalam menentukan GMD. Di bawah ini daftar GMD yang diberikan
oleh AACR2:
Daftar I
Daftar II
braille
kartu aktivitas
slaid mikroskop
bahan kartografi
karya seni asli
model
sumber elektronik
karya seni reproduksi
gambar hidup
grafik
braille
musik
manuskrip
bahan kartografi
gambar
bentuk mikro
carta
realia
gambar hidup
diorama
slaid
multi media
sumber elektronik
rekaman suara
musik
filmstrip
gambar tekni
objek
kartu kilat
teks
rekaman suara
dolanan
mainan
teks
kit
transparansi
rekaman video
manuskrip
rekaman video
bentuk mikro
Fungsi GMD adalah:
-
Memberitahu sedini mungkin pada pemustaka mengenai format atau bentuk fisik dokumen
tersebut.
-
Mengisyaratkan pada pemustaka bahwa diperlukan alat khusus
-
Menjadikan sarana untuk membedakan dokumen dengan judul yang sama tetapi bentuknya
berbeda.
6
4. Struktur RDA
RDA diterbitkan pada tahun 2010 oleh The American Library Association (ISBN: 978-08389-1093-1),
The Canadian Library Association (ISBN: 978-0-88802-335-3) dan Clip:
Chartered Institute of Library and Information Professionals (ISBN: 978-185604-749-4). RDA
versi cetak terdiri dari RDA : Resources Desciption and Access (1096 halaman.) dan RDA
element set view : part 1 Attributes (1288 halaman.) dan part 2 Relationship (384 halaman.).
2768.
Susunan RDA terdiri dari tiga bagian utama, 10 seksi, 37 bab ditambah beberapa lampiran
(untuk penggunaan huruf kapital, singkatan, kata sandang, penyajian data deskriptif dan data
pengendalian titik temu), daftar istilah, dan index.
Ketebalan buku RDA berjumlah 2768
halaman. Ketiga bagian utama adalah sebagai berikut:
Bagian I – Resource Description (termasuk sasaran fungsional dan prinsip-prinsip
deskripsi sumber informasi) terdiri dari seksi 1 s.d. 4,
Bagian II – Relationships atau hubungan (petunjuk umum tentang hubungan-hubungan,
termasuk individu, keluarga, badan korporasi, yang punya relationship dengan sumber;
sitasi untuk karya berhubungan, dan petunjuk khusus untuk beberapa jenis karya tertentu)
terdiri dari seksi 5 s.d 10
Bagian III – Access Point Control (merumuskan titik akses atau titik temu dan mencatat
data yang digunakan dalam pengendalian titik temu) merupakan RDA Appendices.
Ketiga bagian utama ini dijabarkan lagi menjadi beberpa subagian (section) yang berisi
aturan lebh rinci lagi. Susunan RDA juga dilengkapi apendik, glosarium dan indeks. Berikut
pembagian berdasarkan subbagian (section)
Introduction
Section 1 : Recording attributes of manifestation and item (Chapter 1-4)
Section 2 : Recording attributes of work and xxpression (Chapter 5-7)
Section 3 : Recording attributes of person, family, and corporation body (Chapter 8-11)
Section 4 : Recording attribute of concept, object, event, and place (Chapter 12-16)
Section 5 : Recording primary relationships between work, expression, manifestation,
and item (Chapter 17)
7
Section 6 : Recording relationships to persons, families, and corporate bodies associated
with resource (Chapter 18-22)
Section 7 : Recording the subject of a work (Chapter 23)
Section 8 : Recording relationships between work, expression, manifestation,
and item (Chapter 24-28)
Section 9 : Recording relationships to persons, families, and corporate bodies (Chapter
29-32)
Section 10 : Recording relationships to concepts, object, event, and places (Chapter 3337)
APPENDICES
GLOSARY
INDEX
5. Perbandingan AACR2 dan RDA
Prinsip dasar dari peraturan pengatalogan yang tertuang pada RDA adalah pengatalogan
untuk sumber-sumber digital yang belum termuat didalam AACR2, RDA juga dapat diterapkan
dengan menggunakan standar metadata seperti MARC, MODS, perbedaan lainnya cara
penulisan pada daerah deskripsi bibliofrafis sehingga pungtuasi ISBD tidak akan menjadi wajib
lagi seperti halnya dengan AACR2, tetapi menjadi pilihan dengan petunjuk aplikasinya di salah
satu lampiran RDA. RDA diterbitkan oleh The American Library Association (ISBN: 978-08389-1093-1),
The Canadian Library Association (ISBN: 978-0-88802-335-3) dan Clip:
Chartered Institute of Library and Information Professionals (ISBN: 978-185604-749-4). RDA
versi cetak terdiri dari RDA : Resources Desciption and Access (1096 hlm.) dan RDA element
set view : part 1 Attributes (1288 hlm.) dan part 2 Relationship (384 hlm.). Susunan RDA terdiri
dari Pendahuluan, 10 bagian yang dibagi dalam 37 bab, Apendiks. Berikut beberapa perbedaan
antara AACR2 dan RDA:
8
Beberapa perbedaan antara AACR2 dan RDA:
No
AACR2
RDA
1
Terbit hanya dalam versi cetak
2
Dibagi
berdasarkan
jenis
Terbit dalam versi cetak dan Online
bahan Dikembangkan dalam bentuk netral tidak
perpustakaan
3
Tingkatan
berdasarkan jenis bahan perpustakaan
deskriptif
(levels
of Berdasarkan elemen inti (core element)
deskription)
4
Penggunaan GMD
Tidak mengunakan GMD di kembangkan
berdasarkan content, carrierdan media type
5
Entri utama (Main entry)
6
Deskripsi berdasarkan ISBD
Titik akses kepengarangan (Authorised access
point)
Deskripsi berdasarkan FRBR
7
Pilihan titik akses
Hubungan FRBR (FRBR relionship)
8
Bentuk tajuk
Attributes of FRAD entities
9
References/Rujukan
FRAD relationship
6. Perbandingan dalam format MARC21
MARC21 sebagai metadata dalam pengatalogan terotomasi dikembangkan berdasarkan
standar pengatalogan AACR2. Seiringi mulai diterapkannya RDA sebagai standar pengatalogan
yang baru maka format MARC21 disesuaikan dengan RDA, seperti penambahan ruas 336, 337,
dan 338 untuk menggantikan penggunaan GMD pada ruas 245. Berikut perbandingan AACR2
dan RDA dalam format MARC21
Ruas 245 Judul dan penanggung jawab
Ruas ini berisi tentang daerah judul dan penanggung jawab.
RDA tidak lagi mengatur tentang GMD untuk bahan perpustakaan. Sub ruas $h [ ] digantikan
dengan ruas 336,337,dan 338.
9
(Schiff : 2011)
Ruas 250 Edisi
Ruas 250 edisi. Penulisan edisi di dalam AACR ditulis menggunakan singkatan sedangkan
di RDA ditulis apa adanya tanpa disingkat.
Contoh AACR2
250 ## $a 3rd ev.ed.
250 ## $a Cet. 1
Contoh RDA
250 ## $a Third revised edition
250 ## $a Cetakan pertama
10
(Schiff : 2011)
Ruas 260 Penerbitan
Penulisan untuk daerah penerbitan AACR2 mengatur penggunaan singkatan [s.l.] untuk
tempat terbit yang tidak diketahui dan [s.n.] untuk nama penerbit yang tidak diketahui. Singkatan
tersebut di dalam RDA digantikan dengan istilah [place of publication not identified] dan
[publisher not identified] atau [tempat terbit tidak teridentifikasi] dan [penerbit tidak
teridentifikasi]
Contoh AACR2:
260 ## $a [S.l. : $b s.n.], $c 2013.
Contoh RDA
260## $a [Tempat terbit tidak teridentifikasi] : $b [penerbit tidak teridentifikasi], $c 2013.
Ruas 300 deskripsi fisik
Penulisan deskripsi fisik halaman dan keterangan ilustrasi di dalam AACR2 menggunakan
singkatan sedangkan di dalam RDA ditulis apa adanya tanpa disingkat.
Contoh AACR :
300 ## $a v, 199 hlm. : $b ilus. ; $c 30 cm.
Contoh RDA :
300 ## $a v, 199 halaman. : $b ilustrasi., ; $c 30 cm
11
(Schiff : 2011)
Ruas 440 /490 seri
Penulisan untuk penomeran seri seperti: jilid,volume, nomor di dalam RDA tidak lagi
menggunakan singkatan tetapi ditulis apa adanya sesuai yang tertera pada sumber informasi
utama.
Contoh :
(Schiff : 2011)
12
Titik Akses
AACR2 mengatur pernyataan tanggung jawab untuk pengarang lebih dari 3 orang ditulis
pengarang yang disebut pertama kali diikuti dengan et al. sedangkan untuk RDA semua
pengarang ditulis dalam daerah pernyataan tanggung jawab dengan tajuk entri utama pada
pengarang pertama.
Contoh AACR2
245 00 $a Katalog naskah Pecenongan koleksi Perpustakaan Nasional : $b sastra Betawi akhir
abad ke-19 / $c penyusun, Nur Karim ...[et al.] ; penyunting, Henri Chambert-Loir &
Dewaki Kramadibrata.
700 0# $a Didik Purwanto
700 1# $a Chambert-Loir
700 0# $a Dewaki Kramadibrata
Contoh RDA
100 0# $a Nur Karim. $e Pengarang
245 10 $a Katalog naskah Pecenongan koleksi Perpustakaan Nasional : $b sastra Betawi akhir
abad ke-19 /$c penyusun, Nur Karim, Didik Purwanto, Dina Isyanti, dan Yeri Nurita ;
penyunting, Henri Chambert-Loir & Dewaki Kramadibrata.
700 0# Didik Purwanto.$e pengarang
700 0# Dina Isyanti.$e pengarang
700 0# Yeri Nurita.$e pengarang
700 1# $a Chambert-Loir, Henri. $e penyunting
700 0# $a Dewaki Kramadibrata. $e penyunting
13
Contoh pengatalogan RDA dengan format MARC 21
Berikut ini contoh pengatalogan berdasarkan RDA dan format MARC21 yang diambil dari
katalog Online (OPAC) National Library of Australia (NLA) dan Library of Congress.
14
043
082 0 4
100 1
245 1 0
250
264
264
300
336
336
337
338
490
504
542
650
650
650
651
700
700
700
700
700
710
830
953
1
4
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
2
0
|aa-io--|a899.221|223
|aKarim, Nur,|eauthor.
|aKatalog naskah Pecenongan koleksi Perpustakaan Nasional :|bsastra Betawi akhir
abad ke-19 /|cpenyusun, Nur Karim, Didik Purwanto, Dina Isyanti, dan Yeri Nurita ;
penyunting, Henri Chambert-Loir & Dewaki Kramadibrata.
|aCetakan pertama.
|aJakarta :|bPerpustakaan Nasional Republik Indonesia,|c2013.
|c©2013
|axi, 173 pages :|billustrations, colour photographs ;|c32 cm.
|atext|2rdacontent
|astill image|2rdacontent
|aunmediated|2rdamedia
|avolume|2rdacarrier
|aSeri katalog naskah Nusantara ;|vno. 1
|aIncludes bibliographical references (pages 171-173).
|f©2013 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
|aIndonesian literature|zIndonesia|zJakarta|y19th century.
|aIndonesian literature|zIndonesia|zJakarta|xManuscripts.
|aIndonesian literature|zIndonesia|zJakarta|vCatalogs.
|aJakarta (Indonesia)|xLiteratures|vCatalogs.
|aPurwanto, Didik,|eauthor.
|aIsyanti, Dina,|eauthor.
|aNurita, Yeri,|eauthor.
|aChambert-Loir, Henri,|eeditor.
|aKramadibrata, Dewaki,|eeditor.
|aPerpustakaan Nasional (Indonesia),|eissuing body.
|aSeri katalog naskah Nusantara ;|vno. 1
|aIAL subject term: Literature.
15
Penutup
Perpustakaan Nasional RI sudah tiga mengadakan workshop pengatalogan RDA.
Workshop
yang ketiga diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2013. Peserta
workshop terdiri dari berbagai institusi/lembaga perpustakaan maupun jurusan/program studi
jurusan ilmu perpustakaan antara lain dari Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor,
Universitas Padjadjaran.
Penerapan RDA di Indonesia terutama oleh Perpustakaan Nasional RI dalam praktiknya
haruslah dimulai melalui telaah dan kajian yang mendalam tentang perbandingan antara AACR2
dan RDA. Telaah dan kajian tersebut disiapkan oleh suatu tim yang melibatkan berbagai pihak
yang terkait terutama dari kalangan perguruan tinggi yang mempunyai program studi ilmu
perpustakaan. Diharapkan juga kajian tersebut dapat menghasilkan suatu draf naskah yang akan
dijadikan sebagai standar pengatalogan RDA versi Indonesia.
Perpustakaan Nasional RI sebagai lembaga pembina diharapkan pada tahun 2014 sudah
mulai melakukan kajian tentang penerapan RDA sebagai standar pengatalogan. Sehingga pada
tahun 2015 sudah mempunyai konsep RDA sebagai standar pengatalogan yang akan diterapkan
di Indonesia.
16
Daftar pustaka
Anglo-American cataloguing rules. 2nd ed., 2005 revision. Ottawa : Canadian Library
Association ; Chicago : American Library Association, 2002-2005.
Avram, Henriette D. 2011. Machine-Readble Cataloging (MARC) Program. Dalam
Encyclopedia of Library and information Science. Hlm. 3512-3529
Cataloging tackling the basics. 2011.
http://www.library.nd.gov/publications/catalogingworkshop.pdf
Chan, Lois Mai. 2007. Cataloging and classification : an introduction. – 3rd ed.—Maryland :
Scarecrow.
Delsey, Tom. 2009. AACR2 versus RDA. Presentation given at the CLA Pre-Conference
Session From Rules to Entities: Cataloguing with RDA.
Encyclopedia of library and information sciences. 2010.--3rd ed.-- Boca Raton, FL : CRC Press.
Irma U. Aditirto. 2011. Dari AACR2 ke RDA : pengantar singkat. Jakarta
Oliver, Chris. 2010. Introducing RDA : a guide to the basics. Chicago : American Library
Association.
RDA : Resources Deskription and Access. Chicago : American Library Association,
2010
Schiff, Adam L. 2011. Change from AACR2 to RDA : a comparison examples.
http://faculty.washington.edu/aschiff/BCLAPresentationWithNotes-RevMay2011.pdf
Suharyanto. Pengantar Anglo American Cataloguing Rules 2 (AACR2). Makalah diklat CPTA
2011.
Taylor, Arlene G. 2006. Introduction to cataloging and classification. – 10th ed. London :
Libraries.
Taylor, Arlene G. 2009. The organization of information. -- 3rd ed. London : Libraries, 2009.
Tillett, Barbara B. 2010. RDA : Resource Description & Access : Change from AACR2 for
texts. 2010. https://staff.lib.ncsu.edu/.../NCSU+RDA+Training+Day+2.pptx?version
17
BIO DATA
Nama
Tempat tanggal lahir
Jabatan
Pangkat/gol.
Alamat Rumah
Alamat kantor
Telepon/ HP
: Suharyanto, Sos., M.Hum.
: Jakarta, 01 Nopember 1969
: Pustakawan Madya
: Pembina / IVa
: Jln. Asri Va Blok D2 No. 6 Perum Hankam Pondok Rajeg-Cibinong
Jawa Barat
: Jl. Salemba Raya No. 28 A Jakarta Pusat
: 081311396971
: [email protected]
: suharyanto mallawa
Pendidikan Formal
1. D2 Ilmu perpustakaan IPB
2. S1 Ilmu Perpustakaan Universitas Padjadjaran
3. S2 Ilmu Perpustakaan Universitas Gadjah Mada
Pelatihan
1. Diklat Otomasi Perpustakaan
2. Diklat Kemas ulang informasi
3. Diklat Training of Trainers (TOT) Perpustakaan
4. Diklat Asessor Perpustakaan
5. Diklat Tim penilai
Aktivitas
1. Pustakawan di Bidang Pengolahan Bahan Pustaka, Perpustakaan Nasional
2. Pengajar pada Diklat Perpustakaan Nasional
3. Pembicara pada seminar, workshop seminar, dll.
4. Tim penyusun (Anggota) pedoman pengatalogan, klasifikasi, IndoMARC, dll.
5. Tutor Online Universitas Terbuka
18