PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA Intan Kemala Sari

Intan Kemala Sari, Pengembangan Perangkat…

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA
UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN SISWA PADA MATERI
BANGUN RUANG SEDERHANA
Intan Kemala Sari1
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh perangkat pembelajaran yang valid, praktis,
dan efektif, serta dapat meningkatkan penalaran geometri ruang bagi siswa SD kelas IV.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan berupa RPP, Lembar Aktivitas Siswa, dan
media pembelajaran untuk mendukung proses belajar mengajar. Pengembangan perangkat
pembelajaran tersebut mengikuti prosedur pengembangan produk dari Plomp yang
meliputi lima tahap yaitu: (1) investigasi awal; (2) desain; (3) realisasi/konstruksi; (4) tes,
evaluasi, dan revisi; dan (5) implementasi. Hasil penelitian menunjukkan perangkat
pembelajaran yang dikembangkan memenuhi aspek validitas, kepraktisan, dan efektivitas,
serta dapat mengembangan penalaran siswa. Uji coba lapangan menunjukkan bahwa
penalaran siswa pada konsep keruangan telah memenuhi kriteria baik dan keterlibatan
siswa dalam pembelajaran berada pada kategori sangat aktif. Oleh karena itu, perangkat
pembelajaran dapat dikatakan valid, praktis, dan efektif, serta dapat meningkatkan
penalaran. Selain itu, perangkat pembelajaran dalam penelitian ini dapat dijadikan
sebagai pedoman bagi guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran lainnya sesuai

dengan karakteristik materi pembelajaran.
Kata Kunci: Perangkat Pembelajaran Matematika, Penalaran, Geometri Bangun Ruang

Intan Kemala Sari, Dosen Prodi Pendidikan Matematika – STKIP Bina Bangsa Meulaboh, Email:
intankemalasari00@gmail.com
ISSN 2354-0074
Volume I. Nomor 1. April 2014 | 12

1

Intan Kemala Sari, Pengembangan Perangkat…

algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan

Pendahuluan
Geometri merupakan salah satu cabang
matematika

yang


mempelajari

tentang

tepat,

dalam

pemecahan

masalah;

menggunakan penalaran pada pola dan sifat,

hubungan titik dan garis di bidang dan dalam

melakukan

ruang. Sebagai cabang matematika, geometri


membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

memiliki banyak manfaat. Manfaat tersebut

menjelaskan

diantaranya adalah pengukuran, perkiraan,

matematika; serta memecahkan masalah yang

seni, disain, dan animasi maupun dalam ilmu

meliputi kemampuan memahami masalah,

terapan modern. Banyaknya manfaat tersebut

merancang model matematika, menyelesaikan

membuat geometri menjadi ilmu yang penting


model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

untuk

Tujuan tersebut sejalan dengan pendapat yang

dipelajari.

Selain

mengembangkan

manipulasi matematika dalam
gagasan

dan

pernyataan

intuisi


dikemukakan oleh Kennedy dan Tipps (2008)

geometri, dan visualisasi, geometri juga dapat

bahwa pengalaman yang didapat dari belajar

mengembangkan

bernalar,

geometri dapat mengembangkan kemampuan

berargumentasi, dan membuktikan teorema

memecahkan masalah dan pemberian alasan

(Jones, Fujita, Ding: 2006).

serta mendukung banyak materi lain dalam


pengetahuan

Setiap

keruangan

(spatial),

kemampuan

negara

termasuk

Indonesia

matematika.

kurikulum


Namun geometri masih menjadi salah satu

matematika sebagai ilmu yang secara khusus

materi yang dianggap sulit bagi siswa. Hasil

mengembangkan

penalaran,

penelitian yang dilakukan oleh Soedjadi

teorema

(dalam Fauzan, 2002) mengungkapkan bahwa

pembelajaran

siswa masih sukar mengenali dan memahami


geometri terletak pada pembuktian teorema

bangun-bangun geometri terutama bangun

yaitu penetapan dugaan secara intuitif dan

ruang serta sifatnya dan siswa juga belum

logis, memahami sistem logika, dan mengingat

dapat menjelaskan perbedaan antara bangun

kembali materi yang pernah dipelajari (Polya

datar dengan bangun ruang dalam hal sisi dan

dalam Semana, 2009). Di Indonesia, geometri

rusuk. Selain itu Budiman (2011) juga


menjadi ilmu yang diajarkan mulai dari

mengungkapkan bahwa banyak siswa yang

pendidikan dasar, menengah, hingga lanjutan

masih minim pengetahuannya dalam hal

karena

mengidentifikasi sifat dan karakteristik bangun

mengenalkan

argumentasi,
(NCTM,

geometri


kemampuan

dan

2000).

dalam

pembuktian
Penekanan

mempelajari

geometri

dapat

menumbuhkembangkan kemampuan berpikir
logis (Russeffendi, 2006) dan dapat mencapai


ruang.
Kesulitan yang dialami siswa tersebut
disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya

tujuan kurikulum KTSP matematika.
KTSP

yaitu peran guru dalam hal pemilihan metode

(Depdiknas, 2006) tersebut yaitu memahami

penyampaian pembelajaran. Penelitian yang

konsep matematika, menjelaskan keterkaitan

dilakukan oleh Fauzan (2002) terhadap proses

antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau

belajar mengajar di sekolah dasar di Indonesia

Adapun

ISSN 2354-0074

tujuan

kurikulum

Volume I. Nomor 1. April 2014 | 13

Intan Kemala Sari, Pengembangan Perangkat…

menemukan

bahwa

pembelajaran

materi

mengembangkan kemampuan ini, dalam setiap

geometri maupun materi lainnya disampaikan

kesempatan belajar sebaiknya pengenalan

secara prosedural. Adapun pembelajarannya

konsep

diawali dengan penjelasan guru yang disertai

pengenalan masalah yang sesuai dengan

contoh, pada beberapa kesempatan guru

situasi nyata (Puskur-Balitbang Depdiknas,

mengajukan pertanyaan (yes-no question)

2001).

untuk meyakinkan diri guru bahwa siswa

menstimulasi siswa untuk mengeluarkan ide-

memahami apa yang dijelaskan, setelah guru

ide yang dimilikinya. Selain situasi nyata,

cukup yakin bahwa siswanya paham, guru

masalah kontekstual juga memegang peranan

memberikan latihan soal untuk dikerjakan oleh

penting, yaitu untuk menjembatani siswa dari

siswa, kemudian jawaban siswa dikoreksi dan

berpikir

dibahas pada pertemuan selanjutnya. Metode

sehingga akan membuat matematika terasa

pembelajaran yang bersifat prosedural tersebut

bermakna dan memiliki banyak aplikasi dalam

mengakibatkan terbatasnya kesempatan bagi

kehidupan (Widjaja, Fauzan, Dolk, 2010).

siswa untuk mengembangkan ide-ide dan
pengalamannya

Hal

ini

informal

dimulai

dilakukan

ke

dengan

agar

berpikir

dapat

matematis

Peran guru yang baik dalam proses belajar

pembelajaran

mengajar tak lain adalah sebagai fasilitator

sepenuhnya terpusat pada guru (Marpaung

yang membantu siswa untuk diorganisasikan

dalam Fauzan, 2002).

dalam interaksi belajar, mengarahkan diskusi

Beberapa
inovatif

pun

karena

matematika

metode

pembelajaran

yang

telah

dikembangkan

dan

dan melakukan aktivitas, menemukan modelmodel

(informal

atau

formal),

dan

diterapkan untuk memperbaiki prestasi belajar

memberikan

stimulasi

siswa salah satunya dengan pengadaan dan

kemungkinan

model

pemanfaatan media konkret dan multimedia

memecahkan masalah kontekstual (De Lange,

dalam

dengan

1996). Dalam hal ini guru memposisikan siswa

pemanfaatan media saja ternyata belum cukup

sebagai target belajar yang berperan aktif

untuk

dalam

pembelajaran.
menjembatani

Namun
pengetahuan

siswa

tentang
yang

pengorganisasian

berbagai

cocok

dan

dalam

penemuan

menuju level yang lebih abstrak (Jiang, 2008).

informasi hingga tujuan belajar tercapai.

Hal ini disebabkan karena siswa tidak diberi

Begitu juga dalam hal mengajarkan materi

kesempatan

geometri yang mengembangkan keterampilan

untuk

mengeluarkan

idenya

berdasarkan pengalaman yang dimiliki.

bernalar. Sebelum mencapai tahap tersebut,

Padahal dalam Kurikulum Tingkat Satuan

pengenalan dasar dikaitkan dengan contoh-

Pendidikan (KTSP) pembelajaran matematika

contoh benda konkret yang dekat dengan

di sekolah dasar jelas menegaskan bahwa

kehidupan siswa. Pengenalan geometri secara

penalaran dan komunikasi merupakan salah

formal dimulai sejak sekolah dasar. Materi

satu kemampuan dasar yang diharapkan

bangun ruang sederhana yaitu kubus dan balok

tercapai melalui belajar matematika. Lebih

menurut kurikulum KTSP 2006 dibahas pada

lanjut

kelas empat sekolah dasar. Materi bangun

dinyatakan

ISSN 2354-0074

bahwa

untuk

Volume I. Nomor 1. April 2014 | 14

Intan Kemala Sari, Pengembangan Perangkat…

ruang sederhana pada kelas empat membahas

belajar, siswa dapat menemukan informasi lain

tentang sifat-sifat dan jaring-jaring kubus dan

yang akan mempengaruhi pemahaman dan

balok. Menurut Teori van Hiele (Crowley,

penalarannya. Pendekatan pembelajaran yang

1987) tahap belajar geometri di sekolah dasar

dapat mengantisipasi situasi tersebut adalah

berada pada tingkat visualisasi. Pada tahap ini

dengan teori pendekatan matematika realistik.

pengenalan geometri dilakukan melalui ciri-

Pendekatan

matematika

realistik

ciri dan karakteristik secara fisik dengan

berkembang dari pemikiran Freudenthal yang

menggunakan model berupa benda konkret

memandang bahwa matematika merupakan

yang berada di lingkungan sekitar dengan

aktivitas manusia (Treffers, 1991). Prinsip

memperhatikan kesamaan objek yang pernah

utama pendekatan ini yaitu siswa harus diberi

dijumpai.

kesempatan

Siswa

kelas

empat

sekolah

dasar

untuk

menemukan

kembali

(reinvention) konsep matematika seperti saat

merupakan anak dengan usia 8-10 tahun.

konsep

Menurut tahap perkembangan kognitif Piaget

menemukan

(Reedal, 2010), anak pada usia 7 hingga 11

kesempatan kepada siswa untuk menemukan

tahun berada pada tahap operasi konkret,

sendiri konsep matematika dengan berbagai

dimana anak mengklasifikasi suatu objek

masalah kontekstual. Melalui masalah tersebut

konkret

dan

siswa membangun sendiri model dari (model

karakteristiknya. Anak mulai melihat suatu

of) situasi untuk menyusun model untuk

masalah dari 2 atau 3 sudut pandang berbeda

(model for) memecahkan masalah hingga

karena

objek

mencapai pengetahuan formal matematika

Untuk

(Gravemeijer,

berdasarkan

anak

berdasarkan

beberapa

memahami
beberapa

mengembangkan

ciri

suatu
ciri.

kemampuan

ini, diskusi

tersebut

diformulasi.

kembali

ini

1994).

Prinsip

memberikan

Dengan

demikian,

matematika realistik merupakan pendekatan

kelas menurut Reedal (2010) merupakan cara

belajar

yang efektif untuk mengorganisasikan siswa

memanfaatkan pengetahuan siswa sebagai

dalam

jembatan

lingkungan

sosial

belajar

untuk

mencapai pemahaman.
Berdasarkan

mengajar
untuk

matematika
memahami

yang
konsep

matematika formal.

pemaparan

atas,

Pendekatan matematika realistik menganut

menunjukkan bahwa pembelajaran matematika

tiga prinsip dasar (Gravemeijer, 1994). Prinsip

di kelas sebaiknya ditekankan pada keterkaitan

pertama terkait dengan guided reinvention,

antar

dengan

yaitu siswa diberikan kesempatan untuk

pengalaman nyata dan situasi kontekstual yang

mengalami proses yang sama dengan proses

dekat

dimana konsep-konsep matematika ditemukan.

konsep-konsep
dengan

di

matematika

kehidupan

siswa.

Siswa

diorganisir dalam keadaan dimana konsep

Prinsip

matematika

phenomenology, yaitu situasi dimana topik

yang

telah

dimiliki

dapat

kedua

terkait

dengan

didactical

membantu membentuk model pemecahan

penerapan

masalah. Dengan adanya interaksi sosial

menyelidiki alternatif tindakan yang harus

ISSN 2354-0074

matematika

diberikan

untuk

Volume I. Nomor 1. April 2014 | 15

Intan Kemala Sari, Pengembangan Perangkat…

diantisipasi selama proses belajar mengajar

realiasasi/konstruksi, (4) fase tes, evaluasi, dan

dan

revisi, dan (5) fase implementasi. Berikut

untuk

melihat

menimbulkan

pengaruh

perkembangan

yang
proses

matematisasi. Prinsip ketiga berkaitan dengan

dideskripsikan masing-masing fase tersebut
Fase investigasi awal, difokuskan pada

self-development models, yaitu menjembatani

analisis

pemisah antara pengetahuan informal dan

kebutuhan

matematika formal.

pembelajaran yang tengah berjalan. Adapun

Pembelajaran

geometri

awal/identifikasi
yang

masalah

serta

diperlukan

dalam

berlandaskan

kegiatan yang dilakukan adalah (1) melakukan

pemikiran pendekatan matematika realistik,

wawancara dan memberikan angket kepada

dalam hal ini memfasilitasi siswa untuk

guru

menemukan

dengan

pelaksanaan pembelajaran dan kendala yang

memanfaatkan pengetahuannya. Ide siswa

dihadapi, (2) menyebar angket kepada siswa

tersebut

tentang

konsep

digali

geometri

melalui

aktivitas

dalam

matematika

untuk

pelaksanaan

mendeskripsikan

pembelajaran.

(3)

pembelajaran yang melibatkan benda konkret

melakukan pengkajian terhadap perangkat

dan suasana interaksi sosial belajar. Untuk itu

pembelajran

perlu

pembelajaran.

dikembangkan

pembelajaran

untuk

suatu
memahami

perangkat
materi

terhadap

yang

digunakan

(4)

melakukan

pelaksanaan

selama
observasi

pembelajaran

yang

tersebut. Dengan demikian, fokus utama dalam

sedang berlangsung. (5) mengumpulkan data

penelitian ini adalah pengembangan perangkat

tentang nilai siswa di sekolah. Dari hasil

pembelajaran matematika untuk meningkatkan

analisis

penalaran siswa pada materi bangun ruang

kebutuhan ini akhirnya ditentukan solusinya

sederhana.

yaitu pengembangan perangkat pembelajaran

Metode Penelitian

yang berupa media pembelajaran. Salah satu

awal/identifikasi

masalah

dan

Jenis penelitian ini adalah penelitian

materi matematika yang dapat dikembangkan

pengembangan, karena penelitian ini fokus

media pembelajarannya yaitu topik geometri

pada

dalam materi bangun ruang sederhana. Hal ini

pengembangan

suatu

perangkat

pembelajaran. Pengembangan penelitian ini

karena

merujuk pada model pengembangan Plomp.

sehingga

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini

berbagai kesulitan dalam mempelajarinya,

adalah RPP, Lembar Aktivitas Siswa, dan

terutama

media pembelajaran sederhana yang valid,

mengingat mereka pada umumnya belum

praktis, dan efektif, serta dapat meningkatkan

mampu berpikir secara abstrak dan kelas V

penalaran siswa pada materi bangun ruang

merupakan

sederhana.

mendapatkanmateri tentang geometri ruang.

Plomp (dalam Ardana, 2007)

memberikan suatu model untuk mendesain

objek

geometri

berpotensi
bagi

akan

siswa

tahun

bersifat

abstrak

memunculkan

di

sekolah

pertama

bagi

dasar,

siswa

Fase desain, pada fase ini dimulai

pendidikan yang terbagi menjadi 5 fase yaitu

kegiatan

(1) investigasi awal, (2) fase desain, (3) fase

permasalahan yang dihadapi pada tahap

ISSN 2354-0074

merancang

solusi

untuk

Volume I. Nomor 1. April 2014 | 16

Intan Kemala Sari, Pengembangan Perangkat…

investigasi awal. Hal-hal yang dilakukan pada

lapangan dibagi menjadi empat siklus. Setiap

tahap ini adalah (1) mengalanisis angket guru

siklus

dan siswa untuk menemukan masalah dan

pelaksanaan, dan evaluasi, serta refleksi untuk

mencari alternative solusi, (2) melakukan studi

melihat apakah perangkat pembelajaran yang

pustaka

dikembangkan

untuk

pembelajaran

merancang

geometri

perangkat

bangun

ruang

terdiri

diinginkan

dari

tahap

memenuhi

dan

dapat

pengamatan,

kriteria

mencapai

sederhana yang meliputi RPP dan media

pembelajaran.

pembelajaran sederhana sesuai dengan standar

dilakukan revisi untuk penyempurnaan.

kompetensi sekolah dasar.

Jika

belum,

maka

yang
tujuan
akan

Fase impelementasi, pada tahap ini,

Fase realisasi/ konstruksi, pada tahap ini,

perangkat pembelajaran diterapkan di kelas V

solusi yang telah didesain direalisasikan untuk

SD untuk melihat bahwa perangkat perangkat

bisa menghasilkan suatu prototipe. Prototipe

pembelajaran tersebut dapat meningkatkan

yang dihasilkan masih berupa prototipe I yang

penalaran siswa dalam belajar terutama pada

meliputi

pembelajaran

materi bangun ruang sederhana. Data yang

sederhana yang selanjutnya perlu dilakukan uji

telah terkumpul kemudian diolah secara

validitas, kepraktisan, dan keefektifannya.

deskriptif dengan menggunakan uji perangkat

RPP

dan

media

Fase tes, evaluasi, dan revisi, pada tahap

tertentu yang telah valid.

ini, perangkat pembelajaran yang berhasil

Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan

direalisasikan dilihat kualitasnya. Hal-hal yang
dilakukan adalah (1) perangkat yang masih

dengan

berupa prototipe I diuji validitasnya oleh 3

mengembangkan

orang ahli (validator) dari Universitas Syiah

untuk meningkatkan penalaran siswa dalam

Kuala Banda Aceh, Universitas Halu Uleo

memahami

Kendari. Dan Universitas Tadulako Palu, serta

memberikan hasil sebagai berikut.

dua orang guru matematika SDN Ketintang III
No.

569

Surabaya,

tempat

penelitian

tujuan

untuk

mengetahui

perangkat

pembelajaran

bangun

ruang

sederhana

Fase 1 dan fase 2 dilakukan dilakukan
dengan memanfaatkan data dari angket guru

Berdasarkan hasil uji validasi ini kemudian

dan

dilakukan revisi sehingga diperoleh perangkat

wawancara

pembelajaran dalam bentuk prototipe II.

karakteristik siswa serta gaya guru baik dalam

Setelah diperoleh prototipe II, kemudian

proses belajar mengajar maupun hal lain

dilakukan uji coba lapangan, (2) setelah

seputas

diperoleh prototipe yang valid kemudian

berdasarkan hasil analisis pada fase 1 dan 2,

dilakukan uji coba lapangan dilakukan untuk

dilakukan

mengetahui

pembelajaran yang dilakukan melalui studi

kepraktisan

dan

efektivitas

siswa

serta

lembar

untuk

kegiatan

observasi

melihat

di

kelas.

perancangan

dan

bagaimana

Selanjutnya,
perangkat

perangkat

pustaka sebagai bahan referensi. Sedangkan

pembelajaran yang dikembangkan sehingga

pada fase ke-4 dilakukan validasi yang

diperoleh prototipe final. Kegiatan uji coba

dilakjutkan dengan revisi dan penyempurnaan

ISSN 2354-0074

Volume I. Nomor 1. April 2014 | 17

Intan Kemala Sari, Pengembangan Perangkat…

dari

perangkat

Selanjutnya,

yang

hasil

telah

dari

dirancang.

didapat oleh siswa, maka siswa tidak memiliki

penyempurnaan

dasar-dasar kuat tentang bagaimana cara

tersebut selanjutnya diaplikasikan di kelas.
Adapun hasil implementasi dikelas

menggambar bangun berdimensi tiga. Dengan
demikian, sebelum aktivitas ini diberikan, guru

terdiri atas empat siklus sebagai berikut. siklus

terlebih

pertama yaitu siswa diajak berkativitas untuk

merumuskan

menggambar rubik. Tujuan dari aktivitas ini

menggambar bangun ruang. Langkah yang

adalah untuk membantu siswa menggambar

dimaksud memang tidak langsung mengacu

bangun

pada langkah formal tapi berupa langkah-

ruang

kemampuan

dan

visualisasi

mengembangkan

mengajak

siswa

langkah-langkah

untuk
dalam

siswa.

langkah umum dan sederhana yang dibuat

Siklus kedua yaitu mengajak siswa merancang

berdasarkan kesepakatan bagian mana yang

beberapa bentuk kotak untuk membuat paket.

terlebih dulu ingin digambarkan oleh siswa.

Tujuan

Setelah

dari

aktivitas

keruangan

dahulu

ini

adalah

untuk

siswa

diberikan

langkah-langkah

mengenal beberapa bentuk dan sifat balok.

dalam

Fase ketiga yaitu mengajak siswa menyusun

pengajaran langsung, baru kemudian siswa

27 buah objek. Tujuan dari aktivitas ini adalah

dapat

untuk mengenal bentuk dan sifat kubus.

Pemberian

Sedangkan pada fase keempat, siswa diajak

bangun ruang melalui pengajaran langsung

untuk

kotak

didasarkan atas teori pembelajaran yang

pembungkus kado yang bertujuan untuk

dikemukakan oleh Nur (2005: 17). Nur

membuat jaring-jaring balok dan kubus.

menyatakan

Keempat

secara

adalah pembelajaran yang dirancang untuk

berurutan karena aktivitas pertama akan

menunjang proses belajar siswa yang berkaitan

mempengaruhi aktivitas selanjutnya.

dengan

beraktivitas

fase

membuat

tersebut

Berdasarkan

dilakukan

bangun

langkah-langkah

bahwa

ruang.

menggambar

pengajaran

pengetahuan

dengan

langsung

deklaratif

dan

pengetahuan prosedural yang terstruktur dan

tersebut, terdapat beberapa temuan yang

dapat diajarkan dengan pola kegiatan bertahap,

menjadi

dalam

selangkah demi selangkah. Berdasarkan teori

perangkat

pembelajaran.

tersebut dan dengan mengingat bahwa model-

tersebut

dideskripsikan

model geometri merupakan hasil abstraksi dan

bahan

menyempurnakan

di

menggambarkan

tersebut

kelas

Adapun

implementasi

menggambarkan

pertimbangan

temuan

sebagai berikut.
Siklus

pertama

idealisasi
yaitu

siswa

diajak

manusia,

menggambarkannya

maka

diperlukan

untuk
langkah-

beraktivitas menggambar rubik dari empat

langkah yang bersifat prosedural. Dengan

sudut pandang berbeda dengan memperhatikan

demikian, aktivitas pembelajaran menggambar

warna-warna pada rubik. Dengan mengingat

bangun ruang sederhana diawali dengan

bahwa materi geometri tentang pengenalan

merumuskan terlebih dahulu langkah-langkah

bangun ruang pada kelas empat sekolah dasar

dalam menggambar bangun ruang.

merupakan materi yang baru pertama kali
ISSN 2354-0074

Volume I. Nomor 1. April 2014 | 18

Intan Kemala Sari, Pengembangan Perangkat…

Dalam menerapkan model pengajaran
langsung

tersebut

guru

untuk

variasi jaring-jaring tersebut. Sebaiknya fase

atau

tersebut memberikan siswa suatu konteks

keterampilan yang akan dilatihkan kepada

seperti konteks ulang tahun dimana siswa

siswa secara langkah demi langkah dengan

diminta

baik

dapat

membungkus kado. Dengan kebebasan yang

memahami dan mengikuti langkah tersebut.

diberikan kepada siswa dalam membuat kotak

Hal ini sesuai dengan pendapat Arends (2008:

sesuai dengan objek yang diberikan, siswa

295) dimana pembelajaran tersebut terpusat

dapat

pada guru.

menemukan jaring-jaring balok dan kubus

mendemonstrasikan

dan

benar

berperan

mengembangkan strategi untuk menemukan

pengetahuan

sehingga

siswa

Namun, penerapkan pembelajaran tersebut

untuk

membuat

berkontribusi

kotak

dengan

baik

untuk

dalam

yang lebih bervariasi. Hal ini dapat terjadi

di kelas tidak sepenuhnya baik, karena

karena

menyebabkan timbulnya kelemahan seperti

membatasinya dalam membuat kotak. Siswa

yang

dibahas

tidak

merasa

ada

yang

temuan

penelitian-

cukup mengetahui sifat dan bagian model

yaitu

terbatasnya

kotak yang akan dibuat dan menyesuaikan

kesempatan bagi siswa untuk mengeluarkan

dengan ukuran objeknya, lalu siswa dapat

pengetahuan yang dimilikinya (Fauzan, 2005).

membuat kotak.

penelitian

dalam

siswa

sebelumnya

Berdasarkan hasil jawaban siswa pada fase

Penerapan aktivitas ini sejalan dengan

pertama menunjukkan bahwa adanya ragam

teori yang dikemukakan oleh Treffers (1991)

variasi gambar yang dibuat oleh siswa yaitu

dimana

dalam

pembelajaran

matematika,

perbedaan letak sisi-sisi samping bangun

seorang

anak

harus

kesempatan

ruang. Sedangkan pada jawaban siswa disiklus

beraktivitas dalam belajar untuk menemukan

kedua, gambar yang dibuat siswa bersifat

konsep matematika. Kesempatan beraktivitas

homogen,

siswa

ini membuka jalan bagi anak untuk berkreasi

menggambarkan letak sisi samping yang sama

dan mengembangkan pengetahuannya baik

akibat pengaruh pengajaran langkah-langkah

secara pengalaman yang dimiliki sebelumnya

prosedural tersebut yang dipandang harus

maupun dengan cara coba-coba. Hal ini juga

dilakukan dengan semestinya oleh siswa.

sejalan dengan prinsip pembelajaran dengan

dimana

semua

Sebaliknya, pada aktivitas keempat yang

pendekatan

matematika

diberi

realistik

tentang

meminta siswa untuk membuat kotak untuk

kontribusi siswa dimana siswa harus diberikan

pembungkus kado pada siklus kedua, jawaban

jalan untuk mengangkat model pemecahan

siswa lebih variatif. Aktivitas tersebut pada

masalah yang siswa pahami menjadi konsep

meminta siswa menggambarkan pembungkus

pribadi untuk menemukan konsep matematis.

produk

makanan

bahwa

Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian

pembungkus tersebut tidak boleh dibuka,

ini memberikan informasi tentang strategi

siswa cukup menggambarkan jaring-jaring

yang digunakan siswa dalam mempelajari

saja. Hal ini menyebabkan keterbatasan siswa

bangun ruang sederhana berdasarkan aktivitas

ISSN 2354-0074

dengan

syarat

Volume I. Nomor 1. April 2014 | 19

Intan Kemala Sari, Pengembangan Perangkat…

yang

diberikan

dapat

baik. Dalam hal ini, guru harus memberikan

merancang veriasi strategi pembelajaran yang

waktu tunggu yang cukup kepada siswa untuk

dapat membangun kontribusi siswa dalam

berpikir,

belajar.

berkolaborasi. Hal ini disebabkan karena

Ada

sehingga

beberapa

poin

guru

yang

harus

memahami,

berkontribusi,

dan

proses belajar mengajar sebenarnya adalah

diperhatikan yaitu; dalam proses belajar

terletak

mengajar terutama untuk siswa sekolah dasar

menemukan

terletak pada konteks yang disajikan. Dalam

kemampuan dan tahap perkembangan bukan

hal ini, konteks yang diberikan benar-benar

hasil semata.

pada

proses
konsep

bagaimana
sesuai

siswa
dengan

harus memperhatikan hal-hal yang dikenali
siswa. Semakin kuat konteks yang disajikan
guru,

akan

semakin

berpengaruh

Penutup

pada

Berdasarkan

kesimpulan

yang

pemahaman siswa pada masalah dan tujuan

dirumuskan di atas, penelitian ini dilakukan

pembelajaran sehingga siswa akan banyak

untuk

memberikan kontribusi untuk mengeluarkan

pembelajaran yang terdiri dari RPP, Lembar

strateginya. Dengan demikian guru harus

Aktivitas Siswa, dan media pembelajaran

memikirkan konteks yang cocok sebelum

sederhana. Penelitian ini tidak lepas dari

menyajikan pelajaran. Poin kedua yang harus

kekurangan

diperhatikan bahwa guru merupakan fasilitator

beberapa saran dan rekomendasi diberikan

yang harus melayani kebutuhan siswa akan

untuk

pengetahuan. Dalam hal ini, peran guru dalam

pendidikan yang lebih baik kedepannya.

menjembatani siswa baik berupa pemberian

Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan,

contoh maupun pengajuan tanya jawab untuk

diantaranya yaitu:

memprovokasi pendapat siswa, dan lain-lain

1.

mengembangkan

dan

perangkat

kelemahan.

kemajuan

penelitian

Untuk
dan

itu

dunia

Penelitian ini dilakukan di kelas

merupakan hal yang esensial. Siswa sekolah

besar dengan jumlah siswa 28-30

dasar

orang, sehingga alternatif jawaban

merupakan

siswa

pada

usia

perkembangan aktif dalam kinestetik dan

siswa

audio. Dengan keadaan tersebut, guru harus

memperhatikan

memberikan perhatian yang lebih banyak

jawaban saja yang dianggap dapat

untuk memanfaatkan tahapan perkembangan

mempengaruhi jawaban penelitian

tersebut dalam pelajaran untuk mengasah

2.

dipilih

hanya

dengan

kecenderungan

Penelitian ini dilakukan di sekolah

kemampuan siswa dalam berpendapat dan

dengan latar belakang siswa yang

mengeluarkan idenya. Poin ketiga yang harus

heterogen, sehingga ada beberapa

diperhatikan yaitu guru harus memperhatikan

diantara

siswa

alokasi

pelajaran

tambahan

waktu

memperhatikan

pembelajaran

dengan

yang
di

mengikuti
luar

jam

kesempatan-kesempatan

pelajaran di sekolah, dengan demikian

penting dalam pembelajaran dengan lebih

ada beberapa strategi siswa yang

ISSN 2354-0074

Volume I. Nomor 1. April 2014 | 20

Intan Kemala Sari, Pengembangan Perangkat…

dipengaruhi oleh pengetahuan yang
telah didapat sebelumnya
3.

Berdasarkan refleksi dari kelemahan
dan saran di atas, maka peneliti memberikan

Penelitian ini menempatkan peneliti

rekomendasi untuk menunjang keberhasilan

sebagai guru yang mengajarkan materi

penelitian lebih lanjut. Pertama yaitu peneliti

di kelas, sebagai guru yang bukan

harus tanggap dalam mempersiapkan konteks

merupakan guru kelas tersebut dan

yang cocok, tepat, dan akurat serta dapat

memiliki pengalaman yang masih

berubah sewaktu-waktu untuk menunjang

minim

siswa

tercapainnya tujuan pembelajaran. Konteks

kerap

yang

dalam

sekolah

mengajarkan

dasar,

mengabaikan

peneliti

waktu

tunggu

disajikan

harus

memperhatikan

dan

pengetahuan awal dan pengalaman siswa yang

pemberian bantuan yang relatif banyak

dapat muncul sewaktu-waktu terhadap materi

kepada siswa baik dalam merespon

yang akan dipelajari. Kedua yaitu guru harus

pertanyaan maupun dalam penemuan

dapat

konsep

mungkin kepada siswa selama proses belajar

memberikan

perhatian

semaksimal

Untuk meminimalisai kelemahan tersebut,

mengajar. Perhatian yang dimaksud berupa

maka dalam penerapan di kelas hendaknya

mengajukan

guru memperhatikan beberapa saran berikut

bantuan kritis tertentu yang dapat membantu

yaitu:

siswa

1. Memperhatikan konteks atau situasi
masalah

seideal

mungkin

pertanyaan

menemukan

dan

konsep

memberikan
matematika.

Pemberian perhatian tersebut dapat berupa

dalam

perhatian secara individual, kelompok kecil,

membuka pelajaran baik melalui cerita

maupun kelompok besar siswa. Ketiga yaitu

maupun pengajuan masalah untuk

guru harus sabar dan memberikan waktu

membuat pondasi yang jelas dan

tunggu yang cukup kepada siswa baik di awal,

dipahami siswa dengan baik

di inti, dan di penutup pelajaran agar siswa

2. Memberikan perhatian yang cukup

memiliki pondasi kuat sebelum memulai

kepada siswa sebagai upaya untuk

pelajaran, serta memiliki pengetahuan yang

menjembatani

antara

mantap dalam menemukan konsep. Dengan

pengetahuan yang dimilikinya dengan

memperhatikan rekomendasi tersebut, peneliti

konsep yang akan dicapai mengingat

dapat menjalankan proses belajar mengajar

geometri merupakan salah satu materi

dengan

yang

pembelajaran.

sangat

keterbatasan

abstrak

bagi

siswa

baik

dan

mencapai

tujuan

sekolah dasar.

Daftar Pustaka
Ardana, I. M. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran Bewawasan Konstruktivis Berorientasi
Gaya Kognitif dan Budaya Siswa. Disertasi (tidak diterbitkan). Surabaya: UNESA
ISSN 2354-0074

Volume I. Nomor 1. April 2014 | 21

Intan Kemala Sari, Pengembangan Perangkat…

Arends, Richard. 2008. Learning to Teach. 7th Edition. McGraw Hill. New York
Budiman, Hedi. 2011. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa Melalui
Pendekatan Berbasis Masalah Berbantuan Software Cabri 3D. http://www.pdfarchive.com/2011/12/05/42-hedi-budiman/42-hedi-budiman.pdf diakses tanggal 15 April 2012
Crowley, Mary L. 1987. The van Hiele Model of the Development of Geometric Thought. Mary
Montgomery Lindquist (Ed). The van Hiele Model of the Development of Geometric Thought in
Learning and Teaching Geometry. Reston, Va.: National Council of Teachers of Mathematics.
K-12
pp
1-6
http://www.csmate.colostate.edu/docs/math/mathactivities/june2007/The%20van%20Hiele%20
Model%20of%20the%20Development%20of%20Geometric%20Thought.pdf diakses tanggal
25 Januari 2012
Depdinas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kerangka Dasar. Jakarta: Pusat Kurikulum
Fauzan, Ahmad. 2002. Applying Realistic Mathematics Education (RME) in Teaching Geometry in
Indonesian Primary School. http://doc.utwente.nl/58707/1/thesis_Fauzan.pdf diakses tanggal
25 Januari 2012
Gravemeijer, Koeno. 1994. Developing Realistic Mathematics. Utrecht: CD – β Utrecht University.
Netherland
Gravemeijer, Koeno. 1996. Instruction Design for Reform in Mathematics Education. M. Beishuizen,
K. P. E. Gravemeijer, & E. C. D. M. van Lieshout (Eds). The Role of Contexts and Models in
The Development of Mathematical Strategies and Procedures. Netherlands: Freudenthal
Institute
Jones, Keith. Taro Fujita & Liping Ding. 2006. Informing The Pedagogy For Geometry: Learning
From Teaching Approaches in China and Japan. Proceedings of the British Society for
Research into Learning Mathematics. http://www.bsrlm.org.uk/IPs/ip26-2/BSRLM-IP-26-219.pdf diakses tanggal 25 Januari 2012
Kennedy, L. M. Tipps Steve, Art Johnson. 2008. Guiding Children’s Learning of Mathematics.
California: Wadsworth Publishing Company;
http://www.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=mrFYTHOjHjYC&oi=fnd&pg=PR7&dq=Kenn
edy,+L.+M.+Tipps+Steve.+1994.+Guiding+Children%E2%80%99s+Learning+of+Mathematic
s&ots=OGa4TGFNJE&sig=T2krYrmQqyhJVZ6y9CfKCCjVdR4&redir_esc=y#v=onepage&q
&f=false diakses tanggal 31 Januari 2012
Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran Langsung. Surabaya University Press. Surabaya
Puskur-Balitbang Depdiknas. 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Matematika.
Jakarta: Depdiknas
Reedal, Kristin E. 2010. Jean Piaget’s Cognitive Development Theory in Mathematics Education.
Journal of Senior Seminar: Cognitive Development and the Learning of Mathematics 2010, pp.
16-20 http://www.ripon.edu/academics/macs/summation/2010/articles/K.%20Reedal%20%20Piaget%20Theory.pdf diakses tanggal 28 januari 2012
Ruseffendi, E. T. 2006. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam
Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. (Edisi Revisi). Bandung: Tarsito.
Semana, Silvia. 2009. Written Report in Laerning Geometry: Explanation and Argumentation.
Proceedings of CERME 6, January 28th-February 1st 2009, France http://ife.ensISSN 2354-0074

Volume I. Nomor 1. April 2014 | 22

Intan Kemala Sari, Pengembangan Perangkat…

lyon.fr/publications/edition-electronique/cerme6/wg5-10-semana-santos.pdf diakses tanggal 25
Januari 2012
Treffers, A. 1991. Didactical Background of a Mathematics Program for Primary education. L.
Streefland (Ed). Realistics Mathematics Education in Primary School on The Occasion of The
Opening of The Freudenthal Institute. Utrecht: CD – β Utrecht University. Netherland
Widjaja, Wanti. Dolk, Marteen. Fauzan, Ahmad. 2010. The Role of Contexts and Teacher’s
Questioning to Enhance Students’ Thinking. Journal of Science and Mathematics Education in
Southeast Asia 2010, Vol. 33 No. 2, 168-186.
http://www.recsam.edu.my/R&D_Journals/year2010/dec2010vol2/wanty(168-186).pdf diakses
tanggal 25 Januari 2012
---------.
1989-2004.
Educational
Standard
Of
Curriculum
http://www.usi.edu/science/math/sallyk/Standards/Previous/CurrEvStds/k4s6.htm
tanggal 2 Desember 2011

ISSN 2354-0074

NCTM.
Diakses

Volume I. Nomor 1. April 2014 | 23