10 SISTEM INFORMASI E COMMERCE DAN

1

SISTEM INFORMASI E-COMMERCE DAN
E-BUSINESS
Semakin konvergennya perkembangan Teknologi Informasi dan Telekomunikasi
dewasa ini, telah mengakibatkan semakin beragamnya pula aneka jasa-jasa
(features) fasilitas telekomunikasi yang ada, serta semakin canggihnya produkproduk teknologi informasi yang mampu mengintegrasikan semua media
informasi. Ditengah globalisasi komunikasi yang semakin terpadu (global
communication network) dengan semakin populernya Internet seakan telah
membuat dunia semakin menciut (shrinking the world) dan semakin memudarkan
batas-batas negara berikut kedaulatan dan tatananan masyarakatnya. Ironisnya,
dinamika masyarakat Indonesia yang masih baru tumbuh dan berkembang
sebagai masyarakat industri dan masyarakat Informasi, seolah masih tampak
prematur untuk mengiringi perkembangan teknologi tersebut.
Pola dinamika masyarakat Indonesia seakan masih bergerak tak beraturan
ditengah keinginan untuk mereformasi semua bidang kehidupannya ketimbang
suatu pemikiran yang handal untuk merumuskan suatu kebijakan ataupun
pengaturan yang tepat untuk itu. Meskipun masyarakat telah banyak
menggunakan produk-produk teknologi informasi dan jasa telekomunikasi dalam
kehidupannya, namun bangsa Indonesia secara garis besar masih meraba-raba
dalam mencari suatu kebijakan publik dalam membangun suatu infrastruktur

yang handal (National Information Infrastructure) dalam menghadapi
infrastruktur informasi global (Global Information Infrastructure).
Komputer sebagai alat bantu manusia dengan didukung perkembangan teknologi
informasi telah membantu akses ke dalam jaringan jaringan publik (public
network) dalam melakukan pemindahan data dan informasi. Dengan kemampuan
komputer dan akses yang semakin berkembang maka transaksi perniagaan pun
dilakukan di dalam jaringan komunikasi tersebut.
Jaringan publik mempunyai keunggulan dibandingkan dengan jaringan privat
dengan adanya efisiensi biaya dan waktu. Sesuai dengan sifat jaringan publik
yang mudah untuk diakses oleh setiap orang menjadikan hal ini sebagai
kelemahan bagi jaringan itu.
ELEKTRONIK COMMERCE
Dalam beberapa waktu ini terakhir ini, dengan begitu merebaknya media Internet
dimana-mana, khususnya di Indonesia. Kehadiran Internet yang walaupun masih
merupakan industri baru yang dalam Fase pertumbuhan, yang masih terus
berubah serta penuh ketidakpastian, telah memperkokoh keyakinan akan
pentingya peranan teknologi dalam pencapaian tujuan finansial perusahaan
melalui modifikasi dan efisiensi proses bisnis yaitu dengan memanfaatkan ECommerce.
Kemampuan Internet untuk menjangkau pelanggan baru dan
penghematan biaya yang cukup signifikan untuk distribusi dan pelayanan

pelanggan merupakan keunutngan yang bisa didapat perusahaan dang
memindahkan roda nilai comerce ke media Internet.
Perkembangan Teknologi Internet yang sangan cepat berubah menjadikan
strategi atau model bisnis yang cocok. Salah Satu implementasi dari aplikasi yang
berbasis Word Wide Web adalah Elektronic Commerce atau lebih dikenal dengan
istilah e-Commerce. Metodologi bisnis modern yang dapat memenuhi kebutuhan
organisasi, Merchant dan konsumen dalam menekan biaya-biaya yang harus
dikeluarkan dengan disertai perbaikan mutu barang dan jasa, serta peningkatan
Komputer dan Masyarakat

2
kecepatan service delivery. Metodologi tersebut mengubah pola bisnis tradisional
menjadi pola bisnis modern dengan pemanfaatan Internet sebagai media bisnis
yang menjadi trend saat ini. Trend ini kemudian dikenal dengan istilah Internet
Commerce yang kemudian menjadi Elektronic Commerce (E-Commerce).
ARSITEKTUR E-COMMERCE
E-Commerce dibangun diatas dua pilar, yaitu pilar non teknis dan pilar teknis.
Pilar non teknis meliputi aspek kebijakan, hukum dan privacy. Sedangkan pilar
teknis untuk dokumen elektronik, multimedia dan protokol jaringan. Untuk di
Indonesia dalam kondisi sekarang ini pilar non teknis yang berupa aspek hukum

belum tersedia, sehingga sangat sulit untuk mengambil tindakan jika terjadi
berbagai pelanggaran dalam transaksi.
E-COMMERCE (PERNIAGAAN ELEKTRONIK)
Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik), sebagai bagian dari Electronic
Business (bisnis yang dilakukan dengan menggunakan electronic transmission,
oleh para ahli dan pelaku bisnis dicoba dirumuskan definisinya dari terminologi ECommerce (Perniagaan Elektronik). Secara umum e-commerce dapat
didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan/perniagaan barang
atau jasa (trade of goods and service) dengan menggunakan media elektronik.
Jelas, selain dari yang telah disebutkan di atas, bahwa kegiatan perniagaan
tersebut merupakan bagian dari kegiatan bisnis. Kesimpulan: "e-commerce is a
part of e-business".
Media elektronik yang dibicarakan di dalam tulisan ini untuk sementara hanya
difokuskan dalam hal penggunaan media internet, mengingat penggunaan media
internet yang saat ini paling populer digunakan oleh banyak orang, selain
merupakan hal yang bisa dikategorikan sebagai hal yang sedang ‘booming’. Perlu
digarisbawahi, dengan adanya perkembangan teknologi di masa mendatang,
terbuka kemungkinan adanya penggunaan media jaringan lain selain internet
dalam e-commerce. Jadi pemikiran kita jangan hanya terpaku pada penggunaan
media internet belaka.
Penggunaan internet dipilih oleh kebanyakan orang sekarang ini karena

kemudahan-kemudahan yang dimiliki oleh jaringan internet:
1. Internet sebagai jaringan publik yang sangat besar (huge/widespread
network), layaknya yang dimiliki suatu jaringan publik elektronik, yaitu
murah, cepat dan kemudahan akses.
2. Menggunakan electronic data sebagai media penyampaian pesan/data
sehingga dapat dilakukan pengiriman dan penerimaan informasi secara
mudah dan ringkas, baik dalam bentuk data elektronik analog maupun digital.
Dari apa yang telah diuraikan di atas, dengan kata lain; di dalam e-commerce,
para pihak yang melakukan kegiatan perdagangan/perniagaan hanya
berhubungan melalui suatu jaringan publik (public network) yang dalam
perkembangan terakhir menggunakan media internet. Telah dikemukakan di
bagian awal tulisan, bahwa koneksi ke dalam jaringan internet sebagai jaringan
publik merupakan koneksi yang tidak aman. Hal ini menimbulkan konsekuensi
bahwa E-commerce yang dilakukan dengan koneksi ke internet adalah
merupakan bentuk transaksi beresiko tinggi yang dilakukan di media yang tidak
aman.
Kelemahan yang dimiliki oleh Internet sebagai jaringan publik yang tidak aman
ini telah dapat diminimalisasi dengan adanya penerapan teknologi penyandian
informasi (Crypthography). Electronic data transmission dalam e-commerce
disekuritisasi dengan melakukan proses enkripsi (dengan rumus algoritma)

sehingga menjadi cipher/locked data yang hanya bisa dibaca/dibuka dengan
Komputer dan Masyarakat

3
melakukan proses reversal yaitu proses dekripsi sebelumnya telah banyak
diterapkan dengan adanya sistem sekuriti seperti SSL, Firewall, dsb.
TANTANGAN DAN HAMBATAN DALAM PENERAPAN E-COMMERCE
Sebuah sistem E-Commerce merupakan contoh penerapan teknologi informasi
yang komplek. Hal ini disebabkan terkoneksinya sistem yang seharusnya aman.
Sangat propriatery dengan jaringan Internet yang sama sekali tidak aman,
sangat terbuka dan open system. Sebuah perusahaan yang hendak membangun
sistem Internet atau on-line payment service / payment gateway untuk melayani
pembayaran pada situs E-Commerce seharusnya telah mempunyai sistem
perbankan yang kuat, realible dan aman, serta di dukung oleh sumber daya yang
handal dan cukup. Karena selain keamanan yang menjadi prioritas tertinggi,
volume transaksi di Internet tidak dapat diprediksikan besarnya. “Nature”
Internet yang global menyebabkan siapa saja dalam waktu kapan saja dapat
mengakses sistem tersebut. Belum lagi adanya serangan-serangan mendadak
yang banyak dan tersebar, sehingga sulit untuk dideteksi dan secara langsung
dapat mengakibatkan downtime pada sistem internal.

Untuk mengetahui resiko yang dapat terjadi dan bagaimana security & control
dalam suatu sistem Internet E-Commerce, perlu ditelaah terlebih dahulu
arsitektur sistem secara makro, kemudian bagian demi bagian dianalisa dan
diperiksa lebih lanjut. Kebutuhan kedalaman analisa dan pemeriksaan ini sangat
bergantung pada arsitektur sistem. Semakin kompleks arsitektur sistem bukan
berarti keamanan akan meningkat, tetapi juga bukan berarti arsitektur sistem
yang sederhana akan meningkatkan realibilitas sistem secara keseluruhan.
Selain arsitektur sistem, perlu adanya analisa dan pemeriksaan terhadap
implementasi, strategi dan prosedur administrasi sistem yang disiplin dan
dijalankan untuk sistem tersebut. Kunci dari keberhasilan berjalannya sebuah
sistem Internet E-Commerce adalah bagaimana prosedur administrasi sistem dan
kemampuan personal administrasi sistem dalam mengadaptasi perkembangan
teknologi. Keamanan dalam kamus Internet dalam dinamis, setiap hari bahkan
setiap jam, selalu ada penemuan security hole baru. Oleh karena itu personal
administrasi sistem harus dapat mengantisipasinya.
Resiko yang dapat terjadi pada sistem Internet E-Commerce dapat dipilah
menjadi dua bagian, yaitu :
1. Resiko Server Aplikasi Internet E-commerce
Internet Server merupakan tempat berjalannya aplikasi Internet ECommerce, sekaligus merupakan entry point kepada aplikasi yang semestinya
terisolasi dari Internet.

Beberapa resiko yang dapat terjadi adalah sebagai berikut :
 Penyusupan (intrusion) kedalam sistem dengan memanfaatkan security
hole
 Penyusupan (intrusion) kedalam sistem dengan menggunakan program
pelacak password
 Penyusupan (intrusion) kedalam sistem dengan menggunakan alamat IP
palsu (IP Spoofing)
 Penyusupan (intrusion) kedalam sistem dengan menggunakan virus
 Penyusupan (intrusion) kedalam sistem dengan menggunakan back dor
 Penyerangan dengan membebani sistem dengan pemboman paket (packet
bombing), Ping of Death, DoS (Denial of Service) atau Ddos (Distributed
Denial of Service)

Komputer dan Masyarakat

4
Jika sebuah server aplikasi Internet E-Commerce berhasil diserang, maka
besar kemungkinan cracker dapat masuk kedalam sistem internal perbankan,
karena server tersebut merupakan entry point ke dalam internal sistem
Pada suatu sistem Internet E-Commerce yang tidak didisain dan

dimaintenance dengan baik, penyerangan dengan tehnik DoS / DdoS dapat
menyebabkan beban lebih pada sistem sehingga sistem utama dapat
mengalami kegagalan atau failure. Hal ini akan berakibat fatal terhadap
perusahaan E-Commerce tersebut. Karena selain dapat mengakibatkan
downtime yang sedang berjalan, cracker dapat melakukan manipulasi,
pencurian, atau kejahatan yang lain sehingga merugikan.
2. Resiko Transaksi
Banyak Pengguna Internet yang masih takut dalam melakukan transaksi di
Internet, baik untuk membeli dan menjual barang di toko-toko Virtual,
maupun melakukan transaksi keuangan pada sistem Intenet Banking. Resiko
dalam melakukan transaksi di Internet sangat tinggi, karena selain
beragamnya tujuan pengguna Internet, perngkat hukum yang menaungi
keamanan dalam bertransaksi di Internet masih belum memadai. Beberapa
resiko transaksi pada Internet adalah sebagai berikut :
 Penipuan dengan memasang situs palsu yang kemudian menangkap
nomor kartu kredit.
 Penipuan dengan menggunakan nomor kartu kredit palsu untuk
melakukan transaksi di Internet.
 Penipuan domain sehingga dapat memasang situs palsu untuk menangkap
nomor kartu kredit dan komponen autentikasi sehingga dapat digunakan

untuk penipuan lain.
 Penipuan dengan menyangkal telah melakukan suatu transaksi
 Penipuan dengan membuat transaksi palsu
 Terjadinya transaksi ganda akibat kesalahan pengiriman data
Selain resiko transaksi di Internet yang telah disebutkan diatas, masih banyak
lagi resiko yang dapat terjadi dalam melakukan suatu transaksi di Internet.
Semakin banyak pelaku atau pihak yang terlibat berarti semakin besar resiko
yang dapat terjadi, demikian pula jika nilai transaksi semakin besar berarti
semakin besar resiko yang dapat terjadi. Dengan adanya persaingan global,
kebutuhan untuk melakukan perdagangan dan transaksi di Internet akan
semakin meningkat dan tak terelakan. Hal ini memacu semua pelaku bisnis
untuk mengembangkan teknologi yang dapat mendukung usahanya. EDI over
Internet, Bussines to Customer Commerce (B2C), dan Bussines to Bussines
Commerce (B2B) merupakan masa depan yang tak terelakan. Apalagi setelah
dikembangkannya teknologi WAP (Wireless Application Protocol), seseorang
dimungkinkan membeli saham dimana saja dan dalam waktu yang cepat,
dengan hanya menekan tombol pada mobile phone yang dimilikinya. Oleh
karena itu diperlukan suatu bentuk teknik pengamanan dalam melakukan
transaksi di Internet, baik dari segi teknologi, prosedur maupun dalam
perangkat hukum.

KEUNTUNGAN PENERAPAN E-COMMERCE BAGI DUNIA BISNIS DI
INDONESIA
Internet pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1994 melalui
lembaga pendidikan. Saat ini Internet di Indonesia sedang berkembang sangat
cepat. Sebenarnya angka perkembangannya lebih sedikit bila dibandingkan
dengan pembangunan, tetapi menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi.

Komputer dan Masyarakat

5
Di kota-kota besar seperti misalnya Semarang, Yogyakarta, Jakarta, Surabaya
dan Bandung, banyak bermunculan usaha warung Internet (Cyber Café). Didalam
Warnet tersebut terdapat terminal-terminal di mana user dapat mengakses
Internet tanpa harus menjadi pelanggan sebuah ISP. Orang hanya tinggal
membayar biaya perjam atas akses yang dilakukan. Orang Tidak harus terdaftar
pada ISP, tidak perlu membayar biaya bulanan Internet atau biaya telpon. Dan
hal yang tepenting yaitu behwa para pengguna di warung Internet terbebas dari
masalah teknis seperti masalah modem, kesulitan koneksi dan sebagainya.
Perkembangan Internet yang kemudian memunculkan E-Commerce merupakan
alternatif bisnis yang cukup menjanjukan, karena E-Commerce dipandang

memiliki banyak kemudahan bagi kedua belah pihak, baik Merchant maupun
Buyer. Keberadaan E-Commerce di Indonesia dipelopori oleh sebuah toko buku
inline yang disebut sanur. Ide pertama kali munculnya bisnis E-Commerce berupa
toko buku online ini, di ilhami adanya jenis bisnis E-Commerce serupa, yaitu
www.amazon.com, sanur merupakan ujicoba dan pada waktu itu menjadi toko
buku pertama di Indonesia yang menjual buku pada Internet. Sekarang sanur
telah memiliki 2500 transaksi per bulan, menawarkan 30000 buku dan
mempunyai 11000 customer. Pemeran E-Commerce berikutnya adalah Indonesia
Interactive (http://www.I-2.co.id). I-2 dibangun sebagai portal dan menyediakan
sebuah virtual shopping mall. I-2 saat ini sudah berkembang dan memiliki 10
online store, yang menjual book, komputer, handicraft dan t-shirt.
TANTANGAN DAN HAMBATAN DALAM PENGEMBANGAN E-COMMERCE DI
INDONESIA
Kenyataan yang ada diindonesia, ternyata E-Commerce tidak mampu membuat
perubahan yang cukup besar. Jika diamati fakta di atas, terdapat beberapa faktor
yang dipercaya mendukung perkembangan, diantara kelemahan dan kesulitan
yang dihadapi. Yang pertama akan dibahas tenteng beberapa faktor yang tidak
mendukung pertumbuhan E-Commerce di Indonesia. Terdapat 6 klasifikasi utama
yaitu :
a. Infrastruktur
Dapat dikatakan bahwa infrastruktur merupakan salah satu aspek terpenting,
Secara geografis, Indonesia merupakan segara kepulauan. Struktur ini
menyulitkan dalam pembuatan Fiber-optic-bases backbone. PT Telkom adalah
penyedia telekomunikasi domestik yang bertanggung jawab terhadap
Infrastruturdomestik ini. Sebagian besar dari jaringan PT. Telkom masih
menggunakan Cooper Wire. Hanya kota-kota besar saja yang memakai fiber
optic, walau koneksi ke end user masih menggunakan cooper. Aspek lain
yang dapat dikategorikan sebagai Infrastrutur adalah telepon dan biaya akses
Internet yang relatif masih mahal. Tidak seperti Amerika dan negara-negara
lain, dimana biaya telepon hanya dikenakan bulanan, di Indonesia biaya tidak
hanya biaya bulanan tetapi juga berdasarkan besarnya pemakaian telepon.
Selain itu, User Internet masih diharuskan untuk membayar ISP atas
penggunaan fasilitas Internetnya.
b. Keamanan
Sebuah survai terhadap user Indonesia menunnjukkan bahwa pikiran utama
yang masih tertanam di benak mereka untuk melakukan transaksi di Internet,
yaitu mengenai masalah keamanan dalam pembayarannya. Mereka ingin agar
provider memberikan jaminan keamanan bertransaksi ke situs mereka.
Mungkin karena di Indonesia budaya penggunaan kartu kredit masih sedikit,
maka banyak situs E-Commerce di Indonesia yang menawarkan cara
konvensional, yaitu dengan melalui wesel atau via telepon, sementara
halaman WEB hanya menawarkan jenis produk yang akan dijual, dan
transaksi dilakukan dengan kontak langsung via telepon.

Komputer dan Masyarakat

6

PENGHALANG UTAMA UNTUK MELAKUKAN E-COMMERCE
Menurut
survei
yang
dilakukan
CommerceNet
dengan
alamat
http://www.commerce.net,
para
pembeli/pembelanja
belum
menaruh
kepercayaan kepada E-Commerce. Mereka tidak dapat menemukan apa yang
mereka cari di E-Commerce. Belum ada cara yang mudah dan sederhana untuk
membayar. Pelanggan E-Commerce masih takut ada pencuri kartu kredit, rahasia
informasi personal mereka menjadi terbuka, dan kinerja jaringan yang kurang
baik.
Tampaknya untuk meyakinkan pelanggan ini, E-merchant harus melakukan
banyak proses pemandaian pelanggan, Walaupun demikian diramalkan sebagian
besar pembeli akan berhasil mengatasi penghalang tersebut beberapa tahun
mendatang.
Kunci utama untuk memecahkan masalah adalah bahwa merchan harus
menghentikan pemikiran bahwa dengan cara menopangkan diri pada pada Java
Applets maka semua masalah akan terpecahkan, padahal kenyataanya adalah
sebetulnya merchant harus me-restrukturisasi operasi mereka untuk mengambil
keuntungan maksimal dari E-Commerce.
SISTEM INFORMASI E-BUSINESS
e-Business (bisnis secara elektronik) merupakan suatu istilah yang digunakan
untuk memberi nama pada kegiatan bisnis yang dilakukan melalui Internet.
Kegiatan bisnis yang dilakukan secara online itu meliputi pemasaran, promosi,
public relations, transaksi, pembayaran, dan penjadwalan pengiriman uang. EBusiness ini lebih luas dari sekedar E-Commerce yang hanya terbatas pada
proses transaksi secara online.
E-Business nampaknya akan menjadi model bisnis masa depan karena dapat
dikembangkan hanya melalui sebuah rumah yang kecil dan sederhana.
Sementara itu pola e-Business terus berkembang dengan terciptanya protokol
baru seperti Wireless Application Protocol (WAP) yang memungkinkan akses
Internet melalui media komunikasi ponsel sehingga lahirlah istilah mobile
Business atau m-Business.
Sistem e-Business kurang menarik bila tidak mampu berinteraksi dengan
pengaksesnya sehingga muncul sistem e-Business yang interaktif berbasis
multimedia yang disebut dengan interactive business atau i-Business. Dalam iBusiness pengakses sistem seakan-akan berdialog dengan sistem e-Business
melalui pesan maupun kotak-kotak dialog yang dibangun dalam sistem tersebut.
Untuk membangun e-Business yang handal, maka dibutuhkan sistem informasi
yang mampu menampung dan mengolah data transaksi serta menghasilkan
informasi yang tepat dan akurat setiap saat.
Sistem informasi merupakan faktor yang mendasar yang harus dikuasai oleh para
pengelola sistem e-Business untuk bertahan dan sukses, karena transaksi dalam
bisnis berbasis Internet ini berupa pertukaran data dan informasi antara penjual
dan pembeli. Pembeli akan memberikan informasi tentang jenis produk yang
akan dikonsumsi, jumlah dan nomor kartu kreditnya sedang penjual akan
menginformasikan validitas transaksi dan informasi penting lainnya.
TANTANGAN PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI E-BUSINESS
Ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh para pengelola perusahaan
yaitu :
Komputer dan Masyarakat

7

1. Tantangan strategi bisnis
Ketangguhan sistem informasi e-Business terletak pada bagaimana
perusahaan merumuskan dan menuangkan strategi bisnisnya yang handal
dalam sistem tersebut misalnya strategi harga, strategi produk, strategi
teknologi dan sebagainya.
2. Tantangan globalisasi
Perusahaan-perusahaan lokal yang ingin berlaga di pasar global harus
memahami seluk beluk bisnis dalam lingkungan ekonomi global. Lingkup
pasar berubah menjadi lebih luas. Perbedaan platform seperti bahasa,
budaya, politik, harga, perilaku konsumen, kebijakan pemerintah dan
sebagainya dapat menjadi masalah dan ancaman kerugian.
3. Tantangan arsitektur informasi
Keputusan perusahaan untuk mengembangkan sebuah arsitektur informasi
yang baru guna mendukung tujuan bisnisnya.
4. Tantangan investasi
Perusahaan harus mampu merumuskan visi dan anggaran untuk berinvestasi
teknologi informasi dengan skala yang luas. Hal ini sangat kompleks dan
membutuhkan perhatian yang serius.
5. Tantangan kemampuan untuk merespon dan mengontrol
Perusahaan tertantang untuk merancang sistem-sistem yang mudah dipahami
dan dikontrol agar sistem informasi yang dibentuk mampu memberikan
respon yang cepat dan tepat
6. Tantangan operasional
Kemampuan suatu perusahaan untuk memelihara informasi yang disajikan
dalam situs web. Perusahaan juga dihadapkan pada persoalan keamanan data
yang di-share dalam jaringan global tersebut karena banyak hacker dan
cracker yang berlalu lalang.
7. Tantangan komunikasi
Kemampuan untuk mengkomunikasikan rencana induk pengembangan sistem
kepada sumber daya manusia agar mereka dapat memahami, menerima dan
mau menggunakan secara optimal.
MERANCANG STRATEGI SISTEM INFORMASI E-BUSINESS
Perusahaan e-Business perlu merancang sebuah strategi yang akan
diimplementasikan dalam bentuk sistem informasi e-Business. Stategi itu tidak
hanya berupa strategi bisinis melainkan juga melibatkan strategi teknologi
informasi karena sistem e-Business dibangun dengan tumpuan teknologi
tersebut.
Strategi perlu disusun dengan cermat untuk menjawab tantangan bisnis seperti
kompetitor pada satu jenjang atau kompetitor kecil lainnya, produk-produk
substitusi dan tuntutan konsumen.
Strategi juga berfungsi untuk mengelola sumber daya yang terbatas jumlahnya
guna memperoleh laba. Sistem informasi e-Business yang dibangun harus
terdefinisi dengan jelas dan terinci tentang model bisnis yang akan diterapkan,
alur pergerakan informasi, jenis dan model informasi yang dibutuhkan serta
menentukan hak akses informasi. Strategi meliputi penentuan perangkat keras
dan perangkat lunak baik sistem dan aplikasinya.
Komputer dan Masyarakat