KOMPARASI PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG MENERAPKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TIPE TPS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PALOPO

Jurnal Dinamika, April 2011, halaman 51 - 61
ISSN 2087 - 7889

Vol. 02. No. 1

KOMPARASI PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
YANG MENERAPKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT
DAN TIPE TPS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PALOPO
Muhammad ilyas
Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Cokroaminoto Palopo
ABSTRAK
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang bertujuan untuk meningkatkan
proses dan hasil belajar matematika yang dicapai siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Palopo
dengan menggunakan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered-Heads-Together
dan tipe Think-Pair-Share. Hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 3
Palopo yang diajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered-HeadTogether (NHT) termasuk dalam kategori sangat tinggi, yaitu dengan skor rata-rata 81,00
dari skor ideal 100, dengan standar deviasi sebesar 5,66. Hasil belajar matematika siswa
kelas VIII SMP Negeri 3 Palopo yang diajar dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) termasuk dalam kategori sedang, yaitu dengan skor
rata-rata 58,00 dari skor ideal 100, dengan standar deviasi sebesar 6,58. Keaktifan siswa

tergolong tinggi dalam proses pembelajaran.
Kata-kata kunci: Pembelajaran, NHT, TPS, SMPN 3 Palopo

PENDAHULUAN
Permasalahan
yang
sering
ditemukan dalam dunia pendidikan adalah
rendahnya kualitas pendidikan. Salah satu
komponen yang berkenaan dengan
masalah kualitas pendidikan ialah proses
pembelajaran
dan
penilaian
hasil
pembelajaran. Upaya dalam peningkatan
kualitas proses dan hasil pembelajaran
pada siswa di setiap jenjang dan tingkat
pendidikan perlu diwujudkan agar
diperoleh kualitas sumber daya manusia

yang dapat menunjang pembangunan
nasional. Upaya ini menjadi tugas dan
tanggung
jawab
semua
tenaga
kependidikan, dalam hal ini peran guru

sangat menentukan sebab gurulah yang
langsung membina para siswa di sekolah
melalui proses pembelajaran.
Beberapa faktor yang berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa, baik faktor
internal (dari dalam diri siswa) maupun
eksternal (dari luar diri siswa). Salah satu
kendala dalam pembelajaran matematika
yang dialami oleh siswa yaitu sikap
negatif terhadap bidang studi matematika
yang
menganggap

bidang
studi
matematika adalah pelajaran yang sulit
dipahami
sehingga
mereka
tidak
termotivasi
untuk
mempelajari
matematika. Oleh sebab itu, perlu
penerapan metode, strategi dan model

51

Komparasi Proses dan Hasil Belajar Matematika

yang bervariasi dalam pembelajaran
matematika, sehingga siswa tidak
menganggap bahwa matematika adalah

sesuatu yang perlu ditakuti karena mata
pelajaran matematika sebenarnya menarik
dan sangat dekat dengan kehidupan nyata.
Model
pembelajaran
yang
diharapkan lebih baik dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional yang
diharapakan mampu mengatasi hal di atas
adalah
pembelajaran
kooperatif.
Pembelajaran
kooperatif
dapat
memberikan kesempatan kepada siswa
untuk aktif belajar dalam suasana
demokrasi,
sehingga
siswa

dapat
mempelajari matematika dengan rasa
gembira dan mampu mengoperasikan
otaknya secara maksimal untuk menyerap
ilmu pengetahuan yang diberikan oleh
guru serta dari lingkungan belajarnya.
Pembelajaran kooperatif memungkinkan
guru dapat memberikan perhatian
terhadap siswa sehingga hubungan yang
lebih akrab dapat terjalin antara guru
dengan siswa
maupun antara siswa
dengan siswa.
Siswa yang terlibat dalam kelompok
pada pembelajaran kooperatif juga meiliki
jumlah yang bervariasi, tergantung dari
model pembelajaran kooperatif yang
dipilih
dan
diterapkan

dalam
pembelajaran. Variasi jumlah siswa dalam
kelompok sangat menentukan efektivitas
pelaksanaan pembelajaran kooperatif yang
memungkinkan
siswa
mengalami
pembelajaran bermakna yang mendukung
peningkatan proses dan hasil belajar
khususnya mata pelajaran matematika.
Salah satu model pembelajaran kooperatif
yang menitikberatkan pada jumlah siswa
yang terlibat dalam kelompok adalah
model struktural yang memuat dua tipe,

52

yaitu
tipe
Numbered-Head-Together

(NHT) atau belajar kelompok dan ThinkPair-Share
(TPS)
atau
belajar
berpasangan. Tipe NHT merupakan tipe
pembelajaran kooperatif yang melibatkan
3-5 siswa setiap kelompok, sementara tipe
TPS melibatkan dua orang siswa saja
secara berpasangan.
Keterampilan mengajar kelompok
memang sering dilakukan, namun tidak
diperoleh hasil yang maksimal, sebab
kadang di antara anggota kelompok tidak
memperhatikan atau kadang lepas dari
tanggung
jawab
sebagai
anggota
kelompok yang akhirnya dapat merugikan
anggotanya. Oleh sebab itu, jumlah

anggota kelompok sangat mempengaruhi
hasil belajar siswa.
Berdasarkan dari kendala di atas,
maka penelitian ini dilakukan untuk
mengkomparasikan antara pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share)
dengan
pembelajaran
tipe
NHT
(Numbered Heads Together ). Adapun
judul penelitian selengkapnya adalah
“Komparasi Proses dan Hasil Belajar
Matematika
yang
Menerapkan
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
(Numbered Heads Together) dan Tipe
TPS (Think-Pair-Share) Pada Kelas VIII
SMP Negeri 3 Palopo.”

Setiap kegiatan yang dilakukan
secara sadar, terprogram dan sistematis
diharapkan dapat memperoleh hasil yang
maksimal supaya dapat memberikan
kepuasan tersendiri. Berangkat dari
masalah yang dikemukakan pada rumusan
masalah maka penelitian ini pada
dasarnya bertujuan untuk memperoleh
jawaban tersebut. Adapun tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini, sebagai
berikut:

Muhammad Ilyas (2011)

1. Untuk memperoleh informasi tentang
proses dan hasil belajar matematika
siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Palopo
yang diajar dengan menggunakan
pembelajaran
kooperatif

tipe
Numbered-Head-Together (NHT).
2. Untuk memperoleh informasi tentang
proses dan hasil belajar matematika
siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Palopo
yang diajar dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe ThinkPair-Share (TPS).
3. Untuk memperoleh informasi tentang
ada tidaknya perbedaan antara proses
belajar matematika siswa yang diajar
dengan pembelajaran kooperatif tipe
Numbered-Head-Together (NHT) dan
yang diajar dengan pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share
(TPS).
4. Untuk memperoleh informasi tentang
ada
tidaknya
perbedaan
yang

signifikan
antara
hasil
belajar
matematika siswa yang diajar dengan

pembelajaran
kooperatif
tipe
Numbered-Head-Together (NHT) dan
yang diajar dengan pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share
(TPS).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian
eksperimen. Variabel yang diselidiki
dalam penelitian ini yaitu proses dan hasil
belajar matematika yang dicapai siswa
kelas VIII SMP Negeri 3 Palopo dengan
menggunakan penerapan pembelajaran
kooperatif tipe Numbered-Heads-Together
dan tipe Think-Pair-Share.
Penelitian ini menggunakan model
“Nonequivalent Control Grup”. Agar
dapat
mendesain
daripada
model
penelitian ini maka perlu digambarkan
desain penelitian. Untuk lebih jelasnya
desain penelitian dalam Muddin (92:2004)
dapat digambarkan sebagai berikut.

R

X1

O

R

X2

O

Gambar 1. Desain Penelitian Model “Nonequivalent Control Grup”

R
X1
X2
O

= Pengacakan kelas
= Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen berupa
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
= Perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol berupa pembelajaran
kooperatif tipe TPS.
= Pengukuran pada kelas eksperimen dan kelas control

Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3
Palopo pada tahun ajaran 2006/2007 yang
terdiri dari 6 kelas. Analisis kualitatif

digunakan untuk melihat data sikap siswa
selama mengikuti proses pembelajaran
dengan penerapan model pembelajaran

53

Komparasi Proses dan Hasil Belajar Matematika

yang berbeda yang diperoleh melalui
lembar observasi.
Lembar obsevasi terdiri atas dua,
yakni lembar observasi pada kelas
eksperimen
yang
diajar
dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Numbered-Head-Togther (NHT)
dalam hal ini kelas VIIID dan lembar
observasi pada kelas kontrol yang diajar
dengan
menggunakan
pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS)
dalam hal ini kelas VIIIF.
Lembar
observasi merupakan gambaran proses
belajar siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Analisis
statistika
deskriptif
digunakan untuk mendeskripsikan skor
hasil belajar matematika yang diperoleh

dari masing-masing kelas eksperimen
penelitian. Untuk keperluan analisis
digunakan mean, median, modus, standar
deviasi, variansi, nilai minimum, dan nilai
maksimum.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Data tentang keaktifan siswa dalam
mengikuti
pembelajaran
matematika
dengan tipe Numbered-Head-Together
(NHT)
diperoleh
melalui
lembar
observasi. Adapun deskripsi tentang
proses belajar siswa selama mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan tipe
Numbered-Head-Together (NHT)
ini
ditunjukkan dalam tabel 1 berikut:

Tabel 1. Lembar observasi kegiatan siswa dengan tipe Numbered-Head-Together (NHT)
Pertemuan
No

1
2
3
4
5

Komponen yang di Amati
Banyaknya siswa yang memperhatikan
materi
Banyaknya siswa yang meminta
bimbingan guru
Banyaknya siswa yang aktif pada saat
diskusi
Banyaknya siswa yang bertanya pada
saat diskusi
Banyaknya siswa yang mengerjakan
soal dengan benar

Data tentang keaktifan siswa
selama mengikuti pelajaran matematika
dengan tipe Think-Pair-Share (TPS)
ditunjukkan dalam tabel berikut:

54

%

1

2

3

4

5

15

25

28

35

40

28,6

71,50

28

18

16

15

-

15,4

38,50

8

12

28

30

38

23,2

58,00

2

5

6

6

9

5,6

16,00

7

18

25

35

39

24,8

62,00

X

Muhammad Ilyas (2011)

Tabel 2. Lembar observasi kegiatan siswa dengan tipe Think-Pair-Share (TPS)
No

Komponen yang di Amati

1

Pertemuan
2
3
4

5

X

%

1

Banyaknya siswa yang
memperhatikan materi

13

21

22

25

30

22,2

55,50

2

Banyaknya siswa yang meminta
bimbingan guru

27

28

26

21

15

23,4

58,50

3

Banyaknya siswa yang aktif pada
saat diskusi

5

10

14

20

28

15,4

38,50

4

Banyaknya siswa yang bertanya pada
saat diskusi

2

2

2

3

3

2,4

6,00

5

Banyaknya siswa yang mengerjakan
soal dengan benar

4

10

18

22

28

16,4

41,00

Deskripsi mengenai keaktifan siswa
selama mengikuti proses pembelajaran di
atas menunjukkan bahwa jumlah siswa
yang aktif memperhatikan materi pada
kelas yang diajar dengan tipe Numbered
Head Together (NHT) adalah 71,50%
sedangkan pada kelas yang di ajar dengan
tipe Think-Pair-Share (TPS) hanya
55,50%. Banyaknya siswa yang aktif saat
diskusi pada kelas yang diajar dengan tipe
Numbered Head Together (NHT) adalah
58,00% sedangkan kelas yang diajar
dengan tipe Think-Pair-Share (TPS)
hanya 38,50%. Pada kelas yang diajar
dengan tipe Numbered Head Together
(NHT), siswa yang menjawab pertanyaan
dengan benar adalah 62,00%, sedangkan
pada kelas yang diajar dengan tipe ThinkPair-Share (TPS) hanya berkisar 41,00%.
Berdasarkan
uraian
mengenai
perubahan
keaktifan
siswa
dari
pertemuan awal sampai pertemuan
terakhir pada kelas yang diajar dengan
tipe Numbered Head Together (NHT) dan
kelas yang diajar dengan tipe Think-PairShare (TPS) diatas, menunjukkan bahwa

telah terdapat perbedaan antara proses
belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan tipe Numbered Head
Together (NHT) dengan proses belajar
siswa yang diajar dengan tipe Think-PairShare (TPS).
Hasil belajar metematika dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Numbered-Head-Together (NHT)
diperoleh interval skor antara 0 sampai
95,00; mean (rata-rata) sebesar 81,00;
median (nilai tengah) sebesar 80,00;
modus (mode) sebesar 80,00; standar
deviasi sebesar 5,66; variansi sebesar
75,17; nilai minimum sebesar 65,00; dan
nilai maksimum sebesar 95,00.
Hasil belajar matematika siswa yang
diajar dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe Numbered-Head-Together
(NHT) tidak ada orang siswa yang berada
pada kategori sangat rendah,berada pada
kategori rendah, maupun yang berada
pada kategori sedang, 21 orang siswa
(52,5 %) berada pada kategori tinggi, 19
orang siswa (47,5 %) berada pada kategori
sangat tinggi

55

Komparasi Proses dan Hasil Belajar Matematika

Rata-rata hasil belajar matematika
siswa yang diajar dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe NumberedHead-together (NHT) sebesar 81,0 dan 21
orang siswa (52,5 %) berada dalam
kategori tinggi. Hal ini berarti bahwa hasil
belajar matematika siswa kelas VIII SMP
Negeri 3 Palopo yang diajar dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Numbered-Head-Together (NHT)
berada pada kategori tinggi.
Hasil belajar dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Think-PairShare (TPS) diperoleh interval skor 0
sampai 75,00; mean sebesar 58,00;
median (nilai tengah) sebesar 57,50;
modus sebesar 55,00; standar deviasi
sebesar 6,58; variansi sebesar 49,42; nilai
minimum sebesar 40,00; dan nilai
maksimum sebesar 75,00.
Hasil belajar matematika siswa yang
diajar dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS)
tidak ada siswa yang berada pada kategori
sangat rendah maupun siswa yang sangat
tinggi, 5 orang siswa (12,5 %) berada
pada kategori rendah, 27 orang siswa
(67,5 %) berada pada kategori sedang, 8
orang siswa (20 %) berada pada kategori
tinggi.
Rata-rata hasil belajar matematika
siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Palopo
yang diajar dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Think-PairShare (TPS) sebesar 58,0 dan persentase
sebanyak 27 orang siswa (67,5 %) berada
kategori
sedang.
Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
hasil
belajar
matematika siswa kelas VIII SMP Negeri
3
Palopo
yang
diajar
dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif

56

tipe Think-Pair-Share (TPS) berada pada
kategori sedang.
Menggunakan analisis interval
taksiran rata-rata, maka gambaran skor
hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan pembelajaran kooperatif tipe
Numbered-Head-Together
(NHT)
diperkirakan berada pada interval skor
antara 78,43 sampai 83,57 pada taraf
nyata α = 0,05. Sedangkan gambaran skor
hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan pembelajaran kooperatif tipe
Think-Pair-Share (TPS)
diperkirakan
berada
pada
interval 56,07 sampai
59,92 taraf nyata α = 0,05.
Berdasarkan hasil analisis data
untuk statistika inferensial diperoleh nilai
peluang pvalue  0 untuk α  0,05 , maka
secara statistik hipotesis H 0 ditolak. Jadi
dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara rata-rata
hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan
menggunakan
pembelajaran
kooperatif tipe Numbered-Head-Together
(NHT) dengan rata-rata hasil belajar
matematika siswa yang diajar dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Think-Pair-Share (TPS).
Berdasarkan permasalahan yang
telah dikemukakan sebelumnya yang
menyatakan bahwa apakah terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar matematika siswa yang diajar
dengan
menggunakan
pembelajaran
kooperatif tipe Numbered-Head-Together
(NHT) dengan hasil belajar matematika
siswa yang diajar dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Think-PairShare (TPS), pada bagian ini dijelaskan
berdasarkan hasil analisis penelitian.

Muhammad Ilyas (2011)

Setelah dilakukan penelitian dan
dianalisis ditemukan adanya perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar
matematika siswa yang diajar dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Numbered-Head-Together (NHT)
dengan hasil belajar matematika siswa
yang diajar dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Think-PairShare (TPS) diterima.
Dari
hasil
analisis kualitatif
diperoleh bahwa jumlah siswa yang
memperhatikan
materi,
menjawab
pertanyaan dengan benar, aktif saat
diskusi pada kelas yang diajar dengan
menggunakan
tipe
Numbered-HeadTogether lebih baik jika dibandingkan
dengan kelas yang diajar dengan tipe
Think-Pair-Share. Dengan demikian,
secara kualitatif kita dapat mengatakan
bahwa terdapat perbedaan proses belajar
siswa yang diajar dengan menggunakan
tipe Nembered-Head-Together (NHT)
dengan proses belajar siswa yang diajar
dengan tipe Think-Pair-Share (TPS).
Berdasarkan hasil penelitian yang
dianalisis menggunakan statistik deskriptif
memperlihatkan bahwa rata-rata skor hasil
belajar siswa yang diajar menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe NumberedHead-Together (NHT) lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang diajar
menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Think-Pair-Share (TPS).
Menurut hasil perhitungan statistika
inferensial dengan menggunakan uji-t juga
memperlihatkan perbedaan hasil belajar
matematika antara siswa yang diajar
dengan
menggunakan
pembelajaran
kooperatif tipe Numbered-Head-Together
(NHT) dengan siswa yang diajar dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif

tipe Think-Pair-Share (TPS), sehingga
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika
dengan
menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe NumberedHead-Together
(NHT)
mampu
meningkatkan hasil belajar matematika
siswa
dibanding
menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Think-PairShare (TPS).
Berdasarkan hasil analisis deskriptif
dan inferensial terlihat bahwa hasil belajar
matematika
siswa
yang
diajar
menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Numbered-Head-Together (NHT)
lebih tinggi dibandingkan dengan hasil
belajar matematika siswa yang diajar
menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Think-Pair-Share (TPS), sehingga
dapat dikatakan bahwa pembelajaran
matematika
dengan
menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe NumberedHead-Together
(NHT)
mampu
meningkatkan hasil belajar matematika
siswa dibanding pembelajaran kooperatif
tipe Think-Pair-Share (TPS). Hal ini
mungkin dipengaruhi oleh struktur
pembelajaran, jumlah kelompok yang
terbentuk dan jumlah anggota dalam
setiap kelompok yang berbeda antara
kedua tipe pembelajaran kooperatif
tersebut.
Pada pembelajaran kooperatif tipe
Numbered-Head-Together (NHT), siswa
dibagi dalam 8 kelompok yang masingmasing terdiri dari 5 orang dimana setiap
anggota dalam kelompok tersebut diberi
nomor 1 sampai 5. Tingkat kemampuan
siswa pada setiap kelompok diusahakan
merata, dalam artian bahwa sebuah
kelompok terdiri dari siswa yang memiliki
tingkat kemampuan tinggi, sedang dan
terendah. Dengan pertimbangan seperti ini

57

Komparasi Proses dan Hasil Belajar Matematika

menyebabkan dalam satu kelompok
terjadi transformasi atau proses saling
mengisi antara siswa yang satu dengan
siswa yang lain. Proses selanjutnya guru
memberikan waktu untuk menemukan
jawaban yang benar atas pertanyaan
tersebut. Secara bersama-sama siswa
berusaha menemukan jawaban yang benar
dan
setiap
anggota
kelompok
bertanggungjawab untuk memberikan
jawaban jika nomornya ditunjuk. Pada
proses ini, guru memberikan bimbingan
kepada setiap anggota kelompok. Proses
selanjutnya adalah guru menunjuk salah
satu nomor dari setiap kelompok secara
acak sebagai perwakilan dari kelompok
tersebut untuk memberikan jawaban
berdasarkan hasil diskusi di kelompoknya.
Penerapan pembelajaran kooperatif
tipe Numbered-Head-Together (NHT)
dalam pembelajaran siswa termotivasi
untuk belajar lebih baik. Siswa lebih aktif
belajar demi menjaga nama baik
kelompok maupun nama baik pribadi
sebagai anggota kelompok, yang pada
gilirannya meningkatkan hasil belajarnya.
Jumlah siswa yang terlibat dalam
kelompok menyebabkan jumlah kelompok
yang terbentuk lebih sedikit, sehingga
guru lebih mudah mengontrol kelas dan
memberikan bimbingan kepada setiap
kelompok. Tingkat penguasaan siswa
terhadap materi dapat diukur dengan
melihat jawaban dari perwakilan setiap
kelompok. Dalam artian bahwa ketika
perwakilan
kelompok
tersebut
mengemukakan jawaban yang benar,
maka dapat diasumsikan bahwa semua
anggota dari kelompok tersebut mampu
menjawab benar.
Pada pembelajaran kooperatif tipe
Think-Pair-Share (TPS), siswa dibagi

58

kedalam 20 kelompok atau pasangan,
dimana setiap pasangan terdiri dari 2
orang. Proses pembelajaran diawali
dengan memberikan pertanyaan secara
menyeluruh kepada semua siswa. Siswa
diberi kesempatan untuk berpikir secara
individual untuk membangun asumsi awal
atas
pertanyaan
yang
diberikan.
Selanjutnya siswa diarahkan untuk
berpasangan berdasarkan kelompok yang
telah dibentuk sebelumnya, dan diberi
waktu untuk memecahkan masalah
tersebut dalam kelompok. Siswa berusaha
menemukan jawaban yang benar dengan
menyatukan asumsi yang telah terbangun
sebelumnya. Pada proses ini, guru
memberikan bimbingan kepada setiap
kelompok. Selanjutnya guru meminta
salah satu kelompok untuk melaporkan
hasil diskusinya secara bersama-sama,
kemudian dilanjutkan dengan kelompok
lain secara bergiliran sampai sekitar
seperempat dari keseluruhan kelompok
yang ada.
Pada
penerapan
pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS),
siswa yang terlibat dalam kelompok hanya
2 orang sehingga kesulitan memecahkan
masalah matematika. Jumlah kelompok
atau pasangan yang terbentuk lebih
banyak
sehingga
guru
kesulitan
mengontrol kelas dan memberikan
bimbingan kepada setiap kelompok.
Selain itu, karena jumlah kelompok yang
terlalu banyak menyebabkan tidak semua
kelompok memperoleh kesempatan untuk
melaporkan hasil kerjanya sehingga
tingkat penguasaan siswa terhadap materi
sulit diukur. Ketidakpastian setiap
kelompok untuk memperoleh giliran
penunjukan menyebabkan siswa kurang
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran

Muhammad Ilyas (2011)

secara aktif, sehingga kecenderungan
siswa untuk bermain dan tidak serius
mengikuti
pelajaran
sangat
besar
kemungkinannya terjadi. Hal lain yang
menyebabkan rendahnya hasil belajar
siswa yang diajar dengan tipe Think Pair
Share dalam penelitian ini adalah
pembentukan kelompok yang keliru.
KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian-uraian
dan
pembahasan yang telah dikemukakan di
atas, maka pada bagian ini disajikan
jawaban terhadap pertanyaan penelitian
dan hasil pengujian hipotesis penelitian
yang merupakan kesimpulan yang diambil
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Hasil belajar matematika siswa kelas
VIII SMP Negeri 3 Palopo yang diajar
dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif
tipe
Numbered-HeadTogether (NHT) termasuk dalam
kategori sangat tinggi, yaitu dengan
skor rata-rata 81,00 dari skor ideal
100, dengan standar deviasi sebesar
5,66.
2. Hasil belajar matematika siswa kelas
VIII SMP Negeri 3 Palopo yang diajar
dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share
(TPS) termasuk dalam kategori
sedang, yaitu dengan skor rata-rata
58,00 dari skor ideal 100, dengan
standar deviasi sebesar 6,58.
3. Dari hasil observasi aktivitas siswa
selama
proses
pembelajaran
matematika menunjukkan adanya
perbedaan antara proses belajar
matematika siswa yang diajar dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Numbered-Head-Together (NHT)
dengan hasil belajar matematika siswa

yang diajar dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe ThinkPair-Share (TPS). Pada umumnya
siswa aktif dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
4. Terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil belajar matematika siswa
yang diajar dengan menggunakan
pembelajaran
kooperatif
tipe
Numbered-Head-Together
(NHT)
dengan hasil belajar matematika siswa
yang diajar dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe ThinkPair-Share (TPS).
Sehubungan dengan hasil-hasil
penelitian yang telah dikemukakan dan
berbagai keterbatasan dalam penelitian
ini, serta implikasinya dalam upaya
peningkatan hasil belajar matematika,
berikut ini dikemukakan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Dalam upaya peningkatan hasil belajar
matematika
disemua
jenjang
pendidikan dan khususnya dijenjang
sekolah menengah pertama, salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah
menerapkan pembelajaran kooperatif
sejak dini untuk meningkatkan
kemampuan
siswa
dalam
menyelesaikan soal-soal matematika
dan memacu siswa agar lebih aktif dan
kreatif dalam proses belajar mengajar.
2. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa
pembelajaran
kooperatif
mempunyai pengaruh positif terhadap
hasil belajar matematika. Karena itu
disarankan bagi para guru matematika
untuk lebih mengawasi dan mengontrol
serta membimbing siswa dalam bekerja
kelompok.
3. Penelitian ini sangat terbatas baik dari
segi jumlah variabel maupun dari segi

59

Komparasi Proses dan Hasil Belajar Matematika

populasinya, sehingga disarankan
kepada para peneliti di bidang
pendidikan khususnya pendidikan
matematika
untuk
melakukan
penelitian
lebih
lanjut
guna
memperluas hasil-hasil penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. 1987. Guru dalam
Proses Belajar Mengajar. Sinar
Baru. Bandung.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
1995. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
De Porter, Bobby dkk. 2004. Quantum
Teaching. Jakarta : Kaifa
Ridwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian.
Bandung : Alfabeta
Fajar, Arnie. 2004. Portofolio dalam
Pelajaran
IPS.
Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Gagne, Robert M. 1974. Prinsip-Prinsip
Belajar Untuk Pengajaran. Usaha
Nasional. Surabaya.
Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran
Kooperatif . UNESA. Surabaya.
Ihsan, Hisyam. 2003. Statistika Terapan
Prinsip Metode dan Analisis Data
dan
Analisis Butir Tes dan
Kuesioner. UNM. Makassar.
Karuru

60

Perdy,
2003.
Penerapan
Pendekatan Keterampilan Proses
dalam
Seting
Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD untuk
Meningkatkan Kualitas Belajar
IPA siswa SLTP. FKIP Universitas
Terbuka

Krismanto AL, 2003. Beberapa Teknik,
Model, dan Strategi dalam
Pembelajaran
Matematika.
Pelatihan Instruktur/Pengembang
SMU. Departemen Pendidikan
Nasional
Direktorat
Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah
Pusat Pengembangan Penataran
Guru
(PPPG)
Matematika
Yogyakarta.
Muddin. 2004. Metode dan LangkahLangkah Penelitian. Diklat Kuliah
Fakultas Bahasa dan Seni. UNM.
Makassar.
Muliati. 2001. Meningkatkan Keaktifan
siswa Dalam Proses Belajar
Mengajar
Melalui
Metode
Penemuan Terbimbing Pada Siswa
Kelas 2 SLTP Negeri 1 Pangkep.
Skripsi. UNM. Makassar.
Nasution. 1986. Didaktik Asas-Asas
Mengajar. Jemmars, Bandung.
Nurkancana,
W.
Pendidikan.
Nasional.
Nur,

1986.
Evaluasi
Surabaya: Usaha

Mohamad dan Prima Retno
Wikardari. 2000. Pengajaran
Berpusat Kepada Siswa dan
Pendekatan
Konstruktivisme
dalam
Pengajaran.
UNESA.
Surabaya.

Pasaribu dan Simanjuntak. 1983. Proses
Belajar
Mengajar.
Tarsito.
Bandung.
Rusyan Tabrani, dkk. 1989. Pendekatan
dalam Proses Belajar Mengajar.
Remadja Karya Offest, Bandung
Sukardi.

Metodologi
Penelitian
Pendidikan. Kompetensi dan
Praktiknya. Bumi Aksara

Muhammad Ilyas (2011)

Sahabuddin.
2001.
Belajar
dan
Pembelajaran. UNM. Makassar.
Saleh, Malik Rusman. 2005. Hubungan
antara Motivasi Belajar dengan
Hasil
Belajar Kerja Las
pada Program Keahlian Teknik
Las di SMK Negeri 3 Makassar.
Skripsi. UNM. Makassar.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta.
Jakarta
Sriyono, dkk. 1992. Teknik Belajar
Mengajar dalam CBSA. Jakarta :
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 1989.
Teknologi Pengajaran.
Sinar
Baru. Bandung.
Sudjana. 1992. Metoda Statistika. Tarsito.
Bandung.
Suherman,
dkk.
2003.
Strategi
Pembelajaran
Matematika
Kontemporer. JICA. Bandung.
Syamsuddin, Abin. 2002. Psikologi
Kependidikan (Perangkat Sistem
Pengajaran Modul).
PT.
Remaja Rosdakarya. Bandung.
Yulaelawati, Ela. 2004. Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Pakar
Karya Pustaka.

61

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25