BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Sikap Anak (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Kelompok oleh Lembaga Obor Sahabat terhadap Sikap Anak di Daerah Pembuangan Sampah Akhir Simpang Kongsi Medan)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Manusia adalah makhluk sosial dengan struktur dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan makhluk lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi, karena komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Selain itu hal yang ingin mendorong manusia sehingga ingin berkomunikasi dengan manusia lainnya adalah kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

  Manusia diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Karena itu manusia disebut sebagai makhluk yang unik, yang memiliki kemampuan sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Oleh karena sifatnya ini, maka secara alamiah akan membentuk kelompok- kelompok yang akan berpengaruh dalam kehidupannya. Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita sehari-hari. Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya untuk berbagi informasi dalam hampir semua aspek kehidupan.

  Kelompok bisa merupakan media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan pribadi, dapat merupakan sarana meningkatkan pengetahuan para anggotanya dan merupakan alat memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota. Sejak kelahirannya di muka bumi, manusia telah memiliki kelompok pertama yang disebut kelompok formal-primer yaitu keluarga, dimana kelompok ini merupakan salah satu dari jenis kelompok-kelompok yang paling berkesan di setiap individu. Namun seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya, individu pun mulai melepas hubungan-hubungan keluarga itu dan memasuki dunia luar untuk melakukan berbagai kegiatannya dan bertemu dengan manusia lain yang memiliki kesamaan, tujuan, kepentingan, pengalaman dan pengetahuan dengan anggota lainnya.

  Perkembangan suatu masyarakat dapat ditentukan seluruhnya oleh struktur atau perubahan-perubahan struktur ekonomi masyarakat tersebut. Hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial menentukan struktur-struktur dari masyarakatnya. Hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial ini didasarkan pada komunikasi. Karenanya komunikasi merupakan dasar dari eksistensi suatu masyarakat. Hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial baik dalam individu atau perorangan maupun dengan kelompok-kelompok dan antar kelompok manusia itu sendiri, mewujudkan segi dinamikanya perubahan dan perkembangan masyarakat.

  Segala perubahan itu juga dapat mencakup perubahan sosial, dimana perubahan sosial itu dapat diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga sosial itu, selanjutnya mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya termasuk didalamnya nilai-nilai, pola-pola perikelakuan ataupun sikap-sikap dalam masyarakat itu yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Masih banyak faktor-faktor penyebab perubahan sosial itu yang dapat disebutkan ataupun mempengaruhi proses suatu perubahan sosial. Perubahan-perubahan itu dapat mengenai lingkungan hidup dalam arti luas, seperti mengenai nilai-nilai pola keprilakuan, sistem komunikasi itu sendiri. Masyarakat selalu berubah dan berkembang dan salah satu dari perubahan itu adalah perubahan dalam hal bersikap.

  Simpang Kongsi adalah daerah Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) seluruh kota Medan. Pada tahun 1986 setelah tempat pembuangan sampah di Simpang Kuala ditutup, pemerintah menjadikan daerah tersebut menjadi tempat pembuangan sampah dari kota Medan. Setelah TPA dibangun, jumlah penduduk yang tinggal di Simpang Kongsi semakin banyak dan mereka bekerja sebagai pemulung karena tidak membutuhkan modal untuk bekerja. Masyarakat yang ada di Simpang Kongsi menggantungkan hidup mereka sebagai pemulung dengan cara menceker (mengais) segala jenis bahan-bahan yang ada di gunung sampah misal: plastik, sisa-sisa makanan, cacing tanah untuk dapat dijual kembali ke agen atau biasa disebut botot.

  Karena banyaknya masyarakat yang menggantungkan hidup hanya dengan sampah- sampah yang berserakan di gunung sampah tersebut, maka persaingan untuk mendapatkan sampah juga meningkat. Lingkungan Simpang Kongsi adalah lingkungan yang dipenuhi dengan tumpukan sampah karena sebahagian masyarakat adalah pemulung dan mereka membawa hasil dari sampah yang telah dikumpulkan dari “gunung sampah” kembali ke rumah untuk disortir berdasarkan jenis sampah (plastik, kertas, aluminium, besi, botol, dan sebagainya).

  Sehubungan dengan hal tersebut, masyarakat di Simpang Kongsi kurang memperhatikan kebersihan pekarangan rumah, hal ini dapat dilihat dari hasil survey bahwa 47.5% masyarakat membersihkan pekarangan rumah 5-8 kali dalam seminggu. Ini membuktikan bahwa masih ada masyarakat di Simpang Kongsi kurang memahami tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan. Mereka tidak mengerti bahwa sampah yang berserakan di pekarangan rumah akan mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit. Lingkungan yang kotor juga membuat masyarakat di Simpang Kongsi tidak memperhatikan pola makanan sehat.

  Hubungan antar anggota keluarga di masyarakat Simpang Kongsi memiliki komunikasi yang kurang baik, hal ini disebabkan oleh kondisi kehidupan mereka yang memaksa untuk bekerja keras agar bisa menutupi kehidupan sehari-hari. Para orang tua/bapak biasanya pergi ke lokasi pembuangan sampah pada pukul 06.00 pagi dan kembali ke rumah pada pukul 07.00 malam. Sementara para ibu mempersiapkan dan memperhatikan keadaan anak-anak dan keluarga. Kondisi ini membuat komunikasi diantara mereka kurang berjalan dengan baik. Orang tua tidak melihat apa yang dikerjakan oleh anaknya sepanjang hari dan anak juga kurang memiliki rasa sayang kepada orang tua karena tidak adanya komunikasi yang baik. Kaum bapak meletakkan semua tanggung jawab dalam mengurus keluarga dan anak-anak kepada ibu/istri.

  Pada umumnya anak dalam usia sekolah di Simpang Kongsi memiliki semangat yang rendah untuk bersekolah dan belajar, hal ini disebabkan oleh kurangnya dukungan orang tua dan banyak orang tua yang mengharapkan anaknya untuk membantu mereka mencari nafkah dengan bekerja di tempat pembuangan sampah. Mereka bekerja setelah pulang sekolah dari pukul 14.00 Wib sampai dengan pukul 19.00 Wib. Dengan adanya persaingan tersebut, anak- anak dituntut untuk mampu bersaing dengan orang-orang yang ada di gunung sampah tanpa memikirkan pengaruh negatif yang akan mereka dapatkan ketika berada di sana.

  Dari hasil survey diperoleh bahwa 37,1% anak yang tidak pergi ke sekolah disebabkan karena malas. Tingginya tingkat ketidakhadiran anak disekolah dikarenakan malas disebabkan oleh kurangnya dorongan orang tua untuk memotivasi anak agar mau bersekolah dengan baik dan hal ini juga merupakan dampak dari ketidaktertarikan anak dalam belajar di sekolah. Ada beberapa alasan juga mengapa anak malas ke sekolah yaitu: karena anak tidak mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR), tidak mengerti tentang pelajaran di sekolah, tidak bisa membaca atau karena ada persoalan dengan guru atau teman di sekolah.

  Hubungan antara orang tua dan anak harus tetap dibangun walaupun dalam keadaan yang kurang baik. Orang tua harus tetap menyediakan waktu untuk dapat berkomunikasi dengan anak-anak. Dari survey di Simpang Kongsi ditemukan bahwa ada 25,7% orang tua yang berkomunikasi satu kali dalam sehari dengan anak, 31,4% orang tua berkomunikasi beberapa kali dalam sehari dan ada 37,1% orang tua yang jarang berkomunikasi dengan anak atau bahkan ada orang tua yang tidak pernah berkomunikasi dengan anak. Hal ini disebabkan karena tidak ada waktu yang disediakan oleh keluarga untuk bisa berkumpul bersama setiap hari dan juga karena orang tua merasa tidak terlalu penting membangun komunikasi dengan anak, yang paling penting orang tua bisa memenuhi semua kebutuhan anak atau dengan kata lain orang tua beranggapan bahwa uang adalah hal yang paling dibutuhkan oleh anak-anak.

  Tingkat pendapatan masyarakat Simpang Kongsi cukup rendah karena 60.7% pendapatan masyarakat antara Rp. 30.000-Rp. 59.000, sebanyak 21.3% masyarakat memiliki pendapatan dibawah Rp. 29.000 dan hanya 18% masyarakat yang memilik pendapatan lebih besar atau sama dengan Rp. 60.000. Hal ini membuktikan bahwa rata-rata masyarakat memiliki tingkat pendapatan harian yang cukup rendah. Pada tahun 2008, Lembaga Obor Sahabat yang merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang pengembangan masyarakat memberikan pengajaran kepada anak-anak yang ada di Simpang

  (Community Development)

  Kongsi dengan memfasilitasi mereka pelajaran-pelajaran moral, kesehatan, matematika, bahasa Inggris dan bermain angklung.

  Lembaga Obor Sahabat mengadakan aktivitas kelompok belajar dengan nama Kelompok Belajar Pengembangan Kesehatan Masyarakat (PKM) Anak Simpang Kongsi, yang merupakan salah satu bagian dari Pengembangan Kesehatan Masyarakat. Untuk menawarkan dan menyediakan materi pegajaran dalam mengantarkan peserta didik agar dapat menemukan substansi materinya, kemampuan fasilitator melakukan komunikasi dan mempresentasikan pemikirannya dalam sebuah proses pengajaran sangat penting. Ada empat orang fasilitator dari Lembaga Obor Sahabat yang memberikan pengajaran terhadap anak- anak di sana.

  Para fasilitator mengajar anak-anak setiap hari senin, selasa, rabu dan kamis. Ada 70 orang anak yang ikut dalam kelompok belajar yang dilakukan oleh Lembaga Obor Sahabat. Pada hari senin anak-anak diajarkan tentang mata pelajaran matematika. Pada hari selasa anak-anak diajarkan tentang pelajaran kesehatan fisik dan moral. Topik yang diajarkan dalam kesehatan fisik antara lain: mengajarkan kebersihan diri, makanan sehat, kesehatan mata, kesehatan gigi, kesehatan telinga, cacingan, kesehatan kulit dan kepala, bahaya narkoba. Sedangkan topik yang diajarkan mengenai moral antara lain: mengajarkan tentang tanggung jawab, mengajarkan tentang kejujuran, mengajarkan tentang peduli tetangga, keluarga, mengajarkan tentang mengampuni, menolong sesama, mentaati peraturan dan mengajarkan tentang marah.

  Pada hari rabu anak-anak belajar alat musik angklung dan pada hari kamis anak-anak belajar Bahasa Inggris. Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan dan perkembangan. Aspek tumbuh kembang pada anak adalah salah satu aspek yang harus diperhatikan secara serius, karena hal tersebut merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang, baik secara fisik maupun psikososial. Proses pembentukan seorang anak dapat dilihat dari perubahan sikap yang mereka alami. Menurut Soetarno (1994) sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu.

  Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peristiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain. Anak-anak yang ada di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi adalah anak-anak yang hidup dalam lingkungan yang dipenuhi dengan sampah dan lingkungan yang tidak sehat. Mereka juga hidup di lingkungan yang harus memikirkan bagaimana memenuhi kebutuhan hidup sehingga harus bekerja setiap harinya tanpa harus memikirkan tentang pendidikan mereka.

  Oleh karena itu, dengan adanya kelompok belajar PKM Anak yang dilakukan oleh fasilitator Lembaga Obor Sahabat diharapkan anak-anak yang berada di Simpang Kongsi mengerti tentang kebersihan dan kesehatan untuk diri sendiri dan lingkungan. Selain itu sikap anak-anak yang ada di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi diharapkan dapat berubah melalui materi pelajaran yang diberikan oleh Fasilitator melalui pelajaran matematika, angklung dan Bahasa Inggris.

  Untuk dapat memahami bagaimana pengaruh komunikasi kelompok terhadap sikap anak, secara sistematis terlebih dahulu perlu memahami permasalahan yang ada di Simpang Kongsi. Selanjutnya memahami sikap anak yang ada di daerah tersebut. Jadi pengaruh komunikasi kelompok terhadap sikap anak patut untuk diteliti untuk melihat bagaimana komunikasi kelompok ini berhasil memberikan perubahan terhadap sikap anak.

  Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti Pengaruh Komunikasi Kelompok oleh Lembaga Obo Sahabat terhadap Sikap Anak di Daerah Pembuangan Sampah Akhir Simpang Kongsi Medan.

1.2 Pembatasan Masalah

  Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1.

  Bagaimana pengaruh komunikasi kelompok terhadap sikap anak di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan.

  2. Responden penelitian ini adalah anak yang berusia 5-13 tahun.

  3. Komunikasi kelompok ini terbatas antara fasilitator dan anak.

  4. Penelitian ini hanya meneliti sikap anak terhadap pelajaran matematika, kesehatan fisik dan moral, angklung, dan Bahasa Inggris.

  5. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2012 sampai dengan lama penelitian yang disesuaikan dengan kebutuhan.

  1.3 Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh komunikasi kelompok oleh Lembaga Obor Sahabat terhadap sikap anak di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan”.

  1.4. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1.

  Untuk mengetahui deskripsi pelaksanaan komunikasi kelompok di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan.

  2. Untuk mengetahui sikap anak di Simpang Kongsi Medan.

  3. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi kelompok terhadap sikap anak di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

  Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara akademis: penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian yang menyangkut tentang komunikasi kelompok dan sikap anak.

  2. Secara teoritis: untuk menerapkan ilmu yang diterima peneliti selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi Ekstensi FISIP USU, serta menambah cakrawala dan wawasan peneliti mengenai pengaruh komunikasi kelompok terhadap sikap anak.

  3. Secara praktis: penelitian ini dapat memberikan masukan kepada siapa saja termasuk menjadi masukan dan kontribusi yang positif pada pihak Lembaga Obor Sahabat.

Dokumen yang terkait

Peran Komunikasi Kelompok dan Minat Berolahraga (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Minat Berolahraga Pada Anggota Asosiasi BMX Indonesia Pengda Sumatera Utara di Taman Sri Deli Medan

0 68 104

Komunikasi Kelompok Kecil Dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi kerja Karyawan PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun)

2 70 103

Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Sikap Anak (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Kelompok oleh Lembaga Obor Sahabat terhadap Sikap Anak di Daerah Pembuangan Sampah Akhir Simpang Kongsi Medan)

0 28 102

Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Aktualisasi Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Aktualisasi Diri pada Mahasiswa UKM Sepak Bola Universitas Sumatera Utara)

6 58 123

Komunikasi Kelompok Dan Motivasi Pengembangan Diri (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Motivasi Pengembangan Diri pada Member MLM CNI di PO DC-369 Kota Pematang Siantar)

5 141 126

Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Oriflame Medan

14 127 155

Komunikasi Kelompok Kecil Murabbi dan Binaannya dalam Menanamkan Sikap Taat (Studi Kasus tentang Peranan Komunikasi Kelompok Kecil Murabbi dan Binaannya dalam Menanamkan Sikap Taat pada Anggota Kelompok Halaqoh Kader Partai Keadilan Sejahtera).

8 66 142

Komunikasi Antar Pribadi Ayah Dan Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak Remaja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Ayah terhadap Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak Remaja di SMA Swasta Al- Ulum, Medan)

0 44 140

Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Komunikasi Kelompok terhadap Kohesivitas Kelompok pada Supporter Persebaya Korwil Suramadu

0 0 21

BAB II URAIAN TEORITIS - Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Sikap Anak (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Kelompok oleh Lembaga Obor Sahabat terhadap Sikap Anak di Daerah Pembuangan Sampah Akhir Simpang Kongsi Medan)

0 0 22