MENGENAL KELELAHAN DALAM BEKERJA paruh

Lelah (fatigue) mengacu pada kecenderungan keadaan tubuh fisik dan mental yang
menunjukkan penurunan daya kerja dan berkurangnya ketahanan tubuh untuk bekerja.
Istilah ini selanjutnya diklasifikasikan menjadi dua hal yaitu kelelahan otot dan kelelahan
umum. Kelelahan otot tandanya diantaranya tremor atau rasa nyeri pada otot. Kelelahan
umum tandanya adalah hilangnya kemauan bekerja yang disebabkan keadaan saraf
sentral atau sbab kondisi psikis-psikologis. Akar utama masalah ini biasanya karena
pekerjaan yang monoton, intensitas dan lama kerja mental ataupun fisik yang tidak sesuai
dengan keinginan sang pekerja, kondisi lingkungan yang tidak sesuai harapan pekerja,
dan lain sebagainya yang terakumulasi ke dalam tubuh dan mengakibatkan perasaan
lelah.
Para ahli menemukan bahwa kelelahan adalah satu reaksi fungsional pusat
kesadaran otak (cortex cerebri) yang dipengaruhi oleh dua sistem yang saling bertolak
belakang (antagonistis) yaitu sistem penghambat ( inhibisi) dan sistem penggerak
(aktivasi). Kelelahan selanjutnya dapat dipahami sebagai satu kondisi ketika sistem
penghambat lebih dominan dibanding sistem penggerak. Konsep ini dapat menjelaskan
mengapa seseorang kadang-kadang kelelahannya hilang seketika akibat ada sesuatu yang
emosional yaitu ketika sistem penggerak teragsang seketika sehingga menjadi dominan.
Peristiwa lain dapat dijelaskan mengapa para pekerja bisa merasa kelelahan akibat kerja
monoton, yang walaupun secara beban otot tidak seberapa, akibat sistem penghambat
menjadi kuat.
Kelelahan dapat kita kurangi dengan penerapan jam kerja yang sesuai dan istirahat

yang cukup. Upaya lain misalkan rekreasi pada masa libur dan lain sebagainya. Tak kalah
pentingnya adalah penerapan ergonomi serta standar fisiologi dan psikologi pada

lingkungan kerja. Faktor fisik seperti kebisingan, panas, ventilasi udara, dan pencahayaan
juga harus menjadi perhatian. Adapun untuk mengurangi monotoni dalam bekerja dapat
disiasati dengan dekorasi tempat kerja yang menarik, pemanfaatan waktu istirahat untuk
permainan yang disukai pekerja, serta seleksi tenaga kerja yang paling sesuai dengan
pekerjaannya.

Disarikan dari:

Suma’mur P K. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta. Sagung
Seto. Halaman 358-362