MANAJEMEN BANK DAN REGULASI 1
MANAJEMEN BANK DAN REGULASI
PERAN BANK SENTRAL
Peranan
Bank Sentral sebagai
Lender of the Last Resort
Peran dari Bank Sentral sebagai
lender of the last resort terhadap
sistem perbankan diperlukan karena
salah satu tugas pokok bank sentral
adalah mengatur dan menjaga
kelancaran sistem perbankan.
KENAPA BANK PERLU REGULASI
(DIATUR)?
Sebagai salah satu fungsi moneter, bank
memiliki peranan yang sangat besar dalam
menjaga kestabilan moneter dan perekonomian
disebuah negara. Sebagai sebuah lembaga
yang independen bank memiliki beberapa
keistimewaan dibandingkan dengan lembaga
keuangan lainnya sesuai dengan pengertian
bank yaitu lembaga keuangan yang diberikan
otoritas untuk menghimpun dana dari
masyarakat secara langsung dan
menyalurkannya kepada masyarakat
KENAPA BANK PERLU DIATUR ?
Bank menurut Pasal 1 UU No 7 Tahun
1992 tentang perbankan sebagaimana
telah diubah dengan UU No 10 tahun 1998
adalah :
“Badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan manyalurkan kepada masyarakat
dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka mengingkatkan
taraf hidup masyarakat banyak”.
KENAPA BANK PERLU DIATUR ?
Bank memiliki fungsi untuk menjaga
kestabilan moneter, karena permasalahan
di perbankan dapat mengakibatkan
dampak yang serius bagi situasi
perekonomian di sebuah negara
Namun disisi lain bank dalam
menjalankan usahanya guna
mendapatkan keuntungan (return) selalu
dihadapkan pada resiko.
Resiko yang hadapi oleh bank tidak hanya berdampak
langsung pada karyawan, nasabah dan pemegang saham,
namun juga berdampak pada perekonomian. Inilah yang
sering disebut sebagai resiko sistemik.
Resiko sistemik ini bisa terjadi bila bank sebagai sebuah
lembaga keuangan yang menjual “kepercayaan” sudah tidak
lagi mendapat kepercayaan dari masyarakat, maka akan
terjadi penarikan dana oleh nasabahnya secara besarbesaran.
Kejadian tersebut lebih dikenal dengan sebutan “run on a
bank”/ rush”, yang dapat terjadi ketika bank tidak mampu
memenuhi kewajibannya untuk membayar kembali nasabah
yang ingin menarik dananya atau dengan kata lain bank
tidak memiliki cukup kas untuk memenuhi penarikan dana
dari masyarakat
BISNIS BANK PENUH RESIKO
Akibat resiko tersebut tentunya akan berdampak
negatif bagi bank itu sendiri dan juga
perekonomian secara luas.
Untuk menghindari resiko tersebut, maka
otoritas perbankan merasa perlu untuk
membuat regulasi bukan hanya untuk
memastikan bahwa bank memiliki modal dan
likuiditas yang mencukupi, namun juga untuk
melindungi nasabah dan meningkatkan
kepercayaan mereka terhadap produk-produk
dari industry perbankan tersebut.
RESIKO PERBANKAN
Bank sebagai sebuah institusi keuangan yang memiliki izin
untuk melakukan banyak aktivitas, memiliki peluang yang
sangat besar dalam memperoleh keuntungan, namun dalam
menjalankan semua aktivitas tersebut, tentunya dibarengi
dengan tingkat resiko yang tinggi pula.
Sifat resiko tersebut sangat melekat pada seluruh aktivitas
perbankan (resiko inherent), mulai dari aktivitas bank,
produk, layanan dan kesemuanya itu berkaitan dengan uang.
Atas dasar sifat uang yang bisa dimiliki siapapun dan sangat
mudah berpindah tangan itulah, maka segala aktivitas
perbankan mulai dari menghimpun dana hingga penyaluran
dana sangat rentan terhadap resiko hilangnya uang.
RESIKO PERBANKAN
Resiko yang mungkin terjadi dalam aktivitas
perbankan itu semestinya dideteksi serta
dikelola sebagaimana mestinya sehingga
tidak menimbulkan kerugian yang besar
bagi bank.
Untuk itu, setiap bank harus mengenali
resiko-resiko yang mungkin terjadi.
Pemahaman secara umum tentang masingmasing resiko yang dihadapi sangatlah
penting untuk dapat melakukan tindakan
yang tepat atas resiko tersebut
RESIKO PERBANKAN
Resiko ini bukan untuk dihindari, namun
untuk dikelola secara baik tanpa harus
mengabaikan hasil maksimal yang ingin
dicapai. Resiko yang dapat dikelola secara
tepat akan memberikan manfaat kepada
bank dengan menghasilkan laba yang
atraktif
Untuk itulah BI menetapkan aturan bahwa
bank wajib melakukan manajemen risiko
dalam kegiatan operasionalnya.
JENIS-JENIS RESIKO PERBANKAN
Pada intinya resiko yang dihadapi perbankan dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu resiko financial dan
resiko non-financial.
Resiko financial sangat terkait dengan kerugian yang
ditimbulkan secara langsung dan dapat dikalkulasikan
sedangkan resiko non-financial adalah resiko yang tidak
dapat dirasakan secara langsung maupun dikalkulasi
sebelumnya.
Dampak finansial dari resiko non-finansil ini tidak dapat
dirasakan secara langsung, seperti misalnya kehilangan
nasabah, hal ini tidak langsung membuat bank merugi,
namun pada gilirannya, resiko non-finansial berpotensi
untuk menimbulkan kerugian financial.
RESIKO FINANCIAL
DAN RESIKO NON FINANCIAL
Resiko financial yang terdiri dari :
resiko kredit,
resiko pasar,
resiko operasional
Sedangkan resiko non-finansial terdiri dari
resiko bisnis,
resiko stratejik,
resiko reputasional,
resiko likuditas,
resiko kepatuhan.
RESIKO FINANCIAL
a.
Resiko Kredit
Resiko kredit dapat diartikan sebagai kerugian yang
ditimbulkan sehubungan dengan ketidakmampuan
peminjam/debitur atau pihak lawan/counterparty untuk
memenuhi kewajibannya atau membayar kembali dana yang
dipinjamkannya secara penuh pada saat jatuh tempo atau
sesudahnya.
b. Resiko Pasar
Resiko pasar ini terjadi karena adanya pergerakan harga pasar
yang menyebabkan perubahan tingkat suku bunga dan atau
kurs valuta asing sehingga menimbulkan selisih (kerugiaan) .
c. Resiko Operasional
Resiko operasional adalah kerugian yang ditimbulkan akibat
ketidakmampuan atau kegagalan proses internal, manusia,
system, legal atau sebagai akibat kejadian eksternal.
RESIKO NON FINANCIAL
d. Resiko Bisnis
Resiko bisnis sangat berkaitan erat dengan
persaigan yang terjadi antar bank dan langkah
yang dapat ditempuh bank dalam menghadapi
perubahan pasar. Resiko ini bersifat jangaka
pendek dan jangka menengah.
e. Resiko Stratejik
Resiko stratejik adalah resiko yang berkaitan
dengan kebijakan yang diambil oleh senior
manajemen bank. Resiko ini diakibatkan oleh
implementasi dari strategi-strategi mereka
RESIKO NON FINANCIAL
f. Resiko reputasi
Resiko reputasi adalah resiko potensial pada sebuah
perusahaan yang diakibatkan adanya opini public
yang negative tentang perusahaan tersebut. Resiko
reputasi ini seringkali dikaitkan dengan nama baik.
g. Resiko likuiditas
Adalah resiko yang disebabkan bank tidak mampu
memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo
h. Resiko kepatuhan
Adalah resiko yang disebabkan bank tidak mematuhi
atau melaksanakan peraturan perundang-undangan
dan ketentuan lain yang berlaku
DAMPAK RESIKO PERBANKAN
Sebagai
dampak atas terjadinya
resiko dalam perbankan, kerugian
yang ditimbulkan bukan saja
berimbas pada perekonomian namun
juga pada stakeholder (pemangku
kepentingan) di dalamnya, seperti
pemegang saham, karyawan dan
para nasabah.
DAMPAK RESIKO
TERHADAP PEMEGANG SAHAM
a. Dampak resiko terhadap pemegang saham
Kegagalan bank dalam mengelola resiko bukan saja
berdampak pada bank tersebut namun juga pada
pemegang saham, diantaranya :
• Hilangnya investasi mereka karena perusahaan
mengalami kebangkrutan
• Menurunnya nilai investasi mereka karena harga saham
yang turun akibat reputasi yang buruk atau penurunan
laba
• Tidak memperoleh deviden karena perusahaan
mengalami kerugian
• Selain itu pemegang saham juga ikut bertanggungjawab
atas kerugian yang dialami perusahaan
DAMPAK RESIKO TERHADAP
KARYAWAN
b. Dampak resiko terhadap karyawan
Pengelolaan resiko yang tidak tepat juga
berdampak terhadap karyawan yang terlibat
langsung maupun tidak, seperti :
• Pengurangan bonus atau gaji karena dampak
dari penurunan laba
• Adanya tindakan indispliner karena
kesengajaan yang dapat menimbulkan kerugian
• Dan yang terparah adalah pemutusan
hubungan kerja
DAMPAK RESIKO
TERHADAP NASABAH
c. Dampak resiko terhadap nasabah
Meskipun dampak kegagalan dalam
pengelolaan resiko ini tidak langsung dan
tidak terlihat namun dapat dirasakan , seperti
:
• Menurunnya kualitas layanan yang
diberikan
• Berkurangnya jenis produk yang ditawarkan
• Krisis likuiditas
• Perubahan peraturan.
DAMPAK RESIKO
BAGI PEREKONOMIAN
d. Dampak resiko bagi perekonomian
Sebagai sebuah lembaga yang mengelola uang sebagai
aktivitas utamanya, bank memiliki resiko yang melekat
dan berdampak sistemik.
Resiko sistemik secara spesifik adalah resiko kegagalan
bank yang dapat merusak perekonomian secara
keseluruhan dan secara langsung berdampak kepada
karyawan, nasabah dan pemegang saham.
Melihat kerentanan terhadap resiko yang dihadapi bank
yang juga berpotensi untuk mempengaruhi bank-bank
lainnya, maka dibutuhkan regulasi yang dapat menjadi
payung pelindung bagi industri perbankan. Perlindungan
ini tidak hanya diberikan kepada bank itu sendiri namun
juga bagi perekonomian secara keseluruhan.
PERAN BANK SENTRAL
Peranan
Bank Sentral sebagai
Lender of the Last Resort
Peran dari Bank Sentral sebagai
lender of the last resort terhadap
sistem perbankan diperlukan karena
salah satu tugas pokok bank sentral
adalah mengatur dan menjaga
kelancaran sistem perbankan.
KENAPA BANK PERLU REGULASI
(DIATUR)?
Sebagai salah satu fungsi moneter, bank
memiliki peranan yang sangat besar dalam
menjaga kestabilan moneter dan perekonomian
disebuah negara. Sebagai sebuah lembaga
yang independen bank memiliki beberapa
keistimewaan dibandingkan dengan lembaga
keuangan lainnya sesuai dengan pengertian
bank yaitu lembaga keuangan yang diberikan
otoritas untuk menghimpun dana dari
masyarakat secara langsung dan
menyalurkannya kepada masyarakat
KENAPA BANK PERLU DIATUR ?
Bank menurut Pasal 1 UU No 7 Tahun
1992 tentang perbankan sebagaimana
telah diubah dengan UU No 10 tahun 1998
adalah :
“Badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan manyalurkan kepada masyarakat
dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka mengingkatkan
taraf hidup masyarakat banyak”.
KENAPA BANK PERLU DIATUR ?
Bank memiliki fungsi untuk menjaga
kestabilan moneter, karena permasalahan
di perbankan dapat mengakibatkan
dampak yang serius bagi situasi
perekonomian di sebuah negara
Namun disisi lain bank dalam
menjalankan usahanya guna
mendapatkan keuntungan (return) selalu
dihadapkan pada resiko.
Resiko yang hadapi oleh bank tidak hanya berdampak
langsung pada karyawan, nasabah dan pemegang saham,
namun juga berdampak pada perekonomian. Inilah yang
sering disebut sebagai resiko sistemik.
Resiko sistemik ini bisa terjadi bila bank sebagai sebuah
lembaga keuangan yang menjual “kepercayaan” sudah tidak
lagi mendapat kepercayaan dari masyarakat, maka akan
terjadi penarikan dana oleh nasabahnya secara besarbesaran.
Kejadian tersebut lebih dikenal dengan sebutan “run on a
bank”/ rush”, yang dapat terjadi ketika bank tidak mampu
memenuhi kewajibannya untuk membayar kembali nasabah
yang ingin menarik dananya atau dengan kata lain bank
tidak memiliki cukup kas untuk memenuhi penarikan dana
dari masyarakat
BISNIS BANK PENUH RESIKO
Akibat resiko tersebut tentunya akan berdampak
negatif bagi bank itu sendiri dan juga
perekonomian secara luas.
Untuk menghindari resiko tersebut, maka
otoritas perbankan merasa perlu untuk
membuat regulasi bukan hanya untuk
memastikan bahwa bank memiliki modal dan
likuiditas yang mencukupi, namun juga untuk
melindungi nasabah dan meningkatkan
kepercayaan mereka terhadap produk-produk
dari industry perbankan tersebut.
RESIKO PERBANKAN
Bank sebagai sebuah institusi keuangan yang memiliki izin
untuk melakukan banyak aktivitas, memiliki peluang yang
sangat besar dalam memperoleh keuntungan, namun dalam
menjalankan semua aktivitas tersebut, tentunya dibarengi
dengan tingkat resiko yang tinggi pula.
Sifat resiko tersebut sangat melekat pada seluruh aktivitas
perbankan (resiko inherent), mulai dari aktivitas bank,
produk, layanan dan kesemuanya itu berkaitan dengan uang.
Atas dasar sifat uang yang bisa dimiliki siapapun dan sangat
mudah berpindah tangan itulah, maka segala aktivitas
perbankan mulai dari menghimpun dana hingga penyaluran
dana sangat rentan terhadap resiko hilangnya uang.
RESIKO PERBANKAN
Resiko yang mungkin terjadi dalam aktivitas
perbankan itu semestinya dideteksi serta
dikelola sebagaimana mestinya sehingga
tidak menimbulkan kerugian yang besar
bagi bank.
Untuk itu, setiap bank harus mengenali
resiko-resiko yang mungkin terjadi.
Pemahaman secara umum tentang masingmasing resiko yang dihadapi sangatlah
penting untuk dapat melakukan tindakan
yang tepat atas resiko tersebut
RESIKO PERBANKAN
Resiko ini bukan untuk dihindari, namun
untuk dikelola secara baik tanpa harus
mengabaikan hasil maksimal yang ingin
dicapai. Resiko yang dapat dikelola secara
tepat akan memberikan manfaat kepada
bank dengan menghasilkan laba yang
atraktif
Untuk itulah BI menetapkan aturan bahwa
bank wajib melakukan manajemen risiko
dalam kegiatan operasionalnya.
JENIS-JENIS RESIKO PERBANKAN
Pada intinya resiko yang dihadapi perbankan dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu resiko financial dan
resiko non-financial.
Resiko financial sangat terkait dengan kerugian yang
ditimbulkan secara langsung dan dapat dikalkulasikan
sedangkan resiko non-financial adalah resiko yang tidak
dapat dirasakan secara langsung maupun dikalkulasi
sebelumnya.
Dampak finansial dari resiko non-finansil ini tidak dapat
dirasakan secara langsung, seperti misalnya kehilangan
nasabah, hal ini tidak langsung membuat bank merugi,
namun pada gilirannya, resiko non-finansial berpotensi
untuk menimbulkan kerugian financial.
RESIKO FINANCIAL
DAN RESIKO NON FINANCIAL
Resiko financial yang terdiri dari :
resiko kredit,
resiko pasar,
resiko operasional
Sedangkan resiko non-finansial terdiri dari
resiko bisnis,
resiko stratejik,
resiko reputasional,
resiko likuditas,
resiko kepatuhan.
RESIKO FINANCIAL
a.
Resiko Kredit
Resiko kredit dapat diartikan sebagai kerugian yang
ditimbulkan sehubungan dengan ketidakmampuan
peminjam/debitur atau pihak lawan/counterparty untuk
memenuhi kewajibannya atau membayar kembali dana yang
dipinjamkannya secara penuh pada saat jatuh tempo atau
sesudahnya.
b. Resiko Pasar
Resiko pasar ini terjadi karena adanya pergerakan harga pasar
yang menyebabkan perubahan tingkat suku bunga dan atau
kurs valuta asing sehingga menimbulkan selisih (kerugiaan) .
c. Resiko Operasional
Resiko operasional adalah kerugian yang ditimbulkan akibat
ketidakmampuan atau kegagalan proses internal, manusia,
system, legal atau sebagai akibat kejadian eksternal.
RESIKO NON FINANCIAL
d. Resiko Bisnis
Resiko bisnis sangat berkaitan erat dengan
persaigan yang terjadi antar bank dan langkah
yang dapat ditempuh bank dalam menghadapi
perubahan pasar. Resiko ini bersifat jangaka
pendek dan jangka menengah.
e. Resiko Stratejik
Resiko stratejik adalah resiko yang berkaitan
dengan kebijakan yang diambil oleh senior
manajemen bank. Resiko ini diakibatkan oleh
implementasi dari strategi-strategi mereka
RESIKO NON FINANCIAL
f. Resiko reputasi
Resiko reputasi adalah resiko potensial pada sebuah
perusahaan yang diakibatkan adanya opini public
yang negative tentang perusahaan tersebut. Resiko
reputasi ini seringkali dikaitkan dengan nama baik.
g. Resiko likuiditas
Adalah resiko yang disebabkan bank tidak mampu
memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo
h. Resiko kepatuhan
Adalah resiko yang disebabkan bank tidak mematuhi
atau melaksanakan peraturan perundang-undangan
dan ketentuan lain yang berlaku
DAMPAK RESIKO PERBANKAN
Sebagai
dampak atas terjadinya
resiko dalam perbankan, kerugian
yang ditimbulkan bukan saja
berimbas pada perekonomian namun
juga pada stakeholder (pemangku
kepentingan) di dalamnya, seperti
pemegang saham, karyawan dan
para nasabah.
DAMPAK RESIKO
TERHADAP PEMEGANG SAHAM
a. Dampak resiko terhadap pemegang saham
Kegagalan bank dalam mengelola resiko bukan saja
berdampak pada bank tersebut namun juga pada
pemegang saham, diantaranya :
• Hilangnya investasi mereka karena perusahaan
mengalami kebangkrutan
• Menurunnya nilai investasi mereka karena harga saham
yang turun akibat reputasi yang buruk atau penurunan
laba
• Tidak memperoleh deviden karena perusahaan
mengalami kerugian
• Selain itu pemegang saham juga ikut bertanggungjawab
atas kerugian yang dialami perusahaan
DAMPAK RESIKO TERHADAP
KARYAWAN
b. Dampak resiko terhadap karyawan
Pengelolaan resiko yang tidak tepat juga
berdampak terhadap karyawan yang terlibat
langsung maupun tidak, seperti :
• Pengurangan bonus atau gaji karena dampak
dari penurunan laba
• Adanya tindakan indispliner karena
kesengajaan yang dapat menimbulkan kerugian
• Dan yang terparah adalah pemutusan
hubungan kerja
DAMPAK RESIKO
TERHADAP NASABAH
c. Dampak resiko terhadap nasabah
Meskipun dampak kegagalan dalam
pengelolaan resiko ini tidak langsung dan
tidak terlihat namun dapat dirasakan , seperti
:
• Menurunnya kualitas layanan yang
diberikan
• Berkurangnya jenis produk yang ditawarkan
• Krisis likuiditas
• Perubahan peraturan.
DAMPAK RESIKO
BAGI PEREKONOMIAN
d. Dampak resiko bagi perekonomian
Sebagai sebuah lembaga yang mengelola uang sebagai
aktivitas utamanya, bank memiliki resiko yang melekat
dan berdampak sistemik.
Resiko sistemik secara spesifik adalah resiko kegagalan
bank yang dapat merusak perekonomian secara
keseluruhan dan secara langsung berdampak kepada
karyawan, nasabah dan pemegang saham.
Melihat kerentanan terhadap resiko yang dihadapi bank
yang juga berpotensi untuk mempengaruhi bank-bank
lainnya, maka dibutuhkan regulasi yang dapat menjadi
payung pelindung bagi industri perbankan. Perlindungan
ini tidak hanya diberikan kepada bank itu sendiri namun
juga bagi perekonomian secara keseluruhan.