SINERGI STRATEGI ANTARA PRAKTISI INDUSTR
SINERGI STRATEGI ANTARA PRAKTISI INDUSTRI TIK DENGAN
PEMERINTAH UNTUK AKSELERASI PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN
NASIONAL
Ence Surahman
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Kode Pos 40154
Telp. (022) 201316, Fax 022 2000021
[email protected]/[email protected]
ABSTRAK
Makalah ini memuat penjelasan gagasan tentang sinergi strategi antara praktisi industri tik dengan pemerintah
untuk akselerasi pembangunan perekonomian nasional. Latar belakang masalahnya adalah belum adanya
strategi yang sinergis antara pihak-pihak terkait dalam dunia industri TIK, sehingga industri TIK di indonesia
belum mengalami perubahan yang signifikan jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya.
Hal ini disebabkan karena regulasi yang tidak jelas dan belum merata dalam setiap lini. Makalah ini di tulis
dengan menggunakan metode studi literatur dan studi (phenomenology methode analyze) dalam dunia industri
TIK baik di dalam maupun di luar negeri. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan usulan strategi
dalam memajukan industri TIK di indonesia, sehingga industri TIK akan menjadi salah satu basis kekuatan
dalam percepatan pembangunan perekonomian Indonesia di dunia internasonal.
Kata Kunci: Sinergi Strategi, Pemerintah, Praktisi Industri TIK
1. PENDAHULUAN
Merujuk pada latar belakang di atas, dan
1.1. Latar Belakang
berdasarkan hasil analisis, penulis berpendapat
Dewasa ini perkembangan dan penerapan
bahwa salah satu permasalahan yang menghambat
teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
percepatan laju industri TIK dalam negeri adalah
khususnya di Indonesia telah dimanfaatkan hampir
tidak adanya sinergisitas antara praktisi industri TIK
dalam setiap aspek kehidupan (pendidikan,
dengan pemerintah dalam upaya akselesari
perekonomian, pemerintahan, pertahaman, politik,
kemajuan perekonomian nasional. Maka dari itu
dan lain-lain). Hal ini menggambarkan bahwa
perlu adanya sinergisitas yang baik antara pihakperkembangan TIK yang begitu cepat tanpa
pihak terkait dalam dunia industri TIK . Misalnya
terhalang batas ruang dan waktu.
terkait dengan pemasalahan hak cipta atau lebih
TIK sebagai salah satu inovasi ilmu
tepatnya hak atas kekayaan intelektual (HAKI).
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), telah menjelma
Peraturan yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka
menjadi sesuatu yang sangat penting keberadaannya
regulasi proses yang berkaitan dengan teknologi
dalam membantu menyelesaikan kebutuhan hidup
informasi dan komunikasi, baik dalam rangka
manusia.
perancangan,
pengembangan,
pendistribusian,
Salahsatu peranan TIK dalam kehidupan
perdagangan produk dan jasa TIK masih belum
manusia yaitu dalam bidang perekonomian. TIK
berjalan dengan baik. Sehingga kejadiannya banyak
yang pada awalnya hanya menjadi pembantu
pihak yang dirugikan, yang secara otomatis
percepatan perekonomian, saat
ini TIK telah
berdampak pada terhambatnya laju perkembangan
menjadi industri tersendiri yakni industri TIK, yang
industri TIK di Indonesia.
menawarkan produk barang dan jasa TIK.
TIK merupakan sesuatu yang memiliki daya
1.3. Tujuan Penulisan
pembaruan yang sangat cepat (update), di tambah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
dengan perkembangan zaman yang sedang masanya
memberikan gagasan pemikiran tentang upaya
dalam era informasi, maka industri TIK akan
percepatan industri TIK yaitu dengan upaya sinergi
menjadi sektor industri yang sangat kuat.
strategi antara para praktisi industri TIK dengan
Namun, kita tidak bisa memungkiri, khususnya
pemerintah dalam hal regulasi dan arah kebijakan
di Indonesia, industri TIK belum seperti yang
industri TIK
untuk kemajuan perokonomian
diharapkan.
Banyak
sekali
faktor
yang
nasional.
mempengaruhinya.
1.4. Batasan masalah
1.2. Permasalahan
InpProseOut
Batasan masalah makalah ini adalah terletak pada
gagasan pemikiran mengenai sinergi strategi antara
pelaku industri TIK dengan pemerintah.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi teknologi informasi dan komuniksi (TIK)
Menurut James Bryan & George M, dalam
Sopyan (2010) Teknologi Informasi adalah
kombinasi dari orang (brainware), hardware,
software, komunikasi network, dan sumber data
yang
dikumpulkan,
ditransformasikan
dan
disebarkan menjadi berupa informasi yang berguna
dalam suatu organisasi.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) merupakan suatu sistem yang
terbangun dari hasil perpaduan antara orang yang
bisa berfungsi sebagai pengembang (developer),
pengguna (user), penjual (seller), penyalur
(distributor), kemudian elemen lain dari TIK adalah
perangkat keras (hardware) dan lunak (software. )
Definisi industri
Menurut Dumairy (1996) Industri merupakan
kegiatan produktif yang mengolah bahan mentah
menjadi barang jadi atau barang setengah jadi,
kegiatan pengolahan itu sendiri dapat bersifat
masinal kegiatan pengolahan yang memakai mesin,
elektrikal atau manual. Pendapat lain yaitu menurut
Biro Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan bahwa
industri adalah suatu kegiatan perubahan barang
dasar menjadi barang jadi atau setengah jadi atau
dari yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih
tinggi nilainya dengan maksud untuk dijual. Dari
beberapa pengertian industri diatas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa industri adalah serangkaian
proses pengolahan sesuatu berupa barang dengan
menggunakan alat pengolah untuk menghasilkan
nilai tambah ketika di perjualbelikan.
Makna industri TIK menurut penulis adalah
proses pengolahan produk industri TIK (berupa
barang dan jasa atau berupa hardware dan software)
yang berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Proses pengolahan industri ini meliputi
proses pemasukan (input),
proses pengolahan
(prosessing) dan keluaran produk (output).
Sebagaimana ilustrasi berikut ini.
Gambar 1. Pola umum sistem industri
Sinergi strategi dan kebijakan
Menurut penulis yang dimaksud
sinergi
adalah kesamaan arah dan kebijakan antara para
pelaku industri dalam berbagai kalangan dan level
dengan pemerintah. Hal ini sangat penting dalam
rangka percepatan pencapaian tujuan perekonomian
nasional yang kokoh dan berdaya saing tinggi.
Berbicara mengenai peran pemerintah dalam
bidang perekonomian, menurut Wigrantoro ketua
masyarakat telemetika Indonesia (MASTEL),
mengatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab
untuk
menyediakan
keamanan,
memastikan
berfungsinya kontrak (perdata), mengelola ekonomi
makro, meminimalkan resiko, serta menyiapkan
kebijakan industri. Semua ini dilakukan dengan
menciptakan dan melestarikan berbagai institusi –
politik, sosial, dan ekonomi melalui kemampuan
masyarakat dalam berinteraksi dan bersaing.
Undang-undang yang mengatur tentang TIK
Berdasarkan hasil analisis penulis beberapa
undang-undang dan atau peraturan pemerintah yang
berkaitan dengan TIK diantaranya adalah Undangundang RI No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik & Undang-Undang RI No. 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
2009.
3.
PEMBAHASAN
Pada pembahasan kali ini, penulis akan coba
menjabarkan mengenai beberapa topik penting yang
berkaitan dengan permasalahan yang
penulis
angkat. Secara umum gambaran pembahasan ini
akan dimulai dengan penjabaran mengenai realita
industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
dalam negeri, kemudian peluang dan tantangan
industri TIK dalam negeri kaitannya dengan prospek
kemajuan perekonomian, analisa permasalahan yang
muncul, kemudian pola sinergi untuk pemecahan
permasalahan yang penulis kaji.
Realita industri TIK di Indonesia
Sejak masuk dan berkembangnya teknologi
komputer ke Indonesia, sejak saat itulah babak baru
industri TIK dimulai. Pada awalnya komputer saat
itu sesuai dengan perkembangan produknya,
komputer kebanyakan hanya digunakan untuk proses
hitung-hitungan sesuai dengan pengertian awal kata
dasar komputer yaitu to compute yang berarti
menghitung.
Namun seiring perkembangan produk yang
semakin canggih, maka peran komputer tidak lagi
hanya sebatas itu, melainkan lebih jauh dalam
membantu keperluan manusia, yang awalnya hanya
digunakan di perkantoran, kemudian merambah ke
dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Sehingga
sistem komputerisasi (computeritation system) saat
ini sudah hampir masuk dan bahkan bisa
menggantikan peran manusia secara sempurna.
Saat ini di Indonesia sendiri, komputer dan
sistem TIK sudah masuk ke berbagai bidang
kehidupan, seperti pemerintahan yang kita kenal
dengan isitlah electronic govermance (egovermance) lebih konkritnya segala bentuk kinerja
pemerintahan sudah menggunakan komputer dan
dengan sistem elektornik, apalagi dengan ada
hubungan internet antar setiap instansi, hal ini jelas
sangat memudahkan kinerja pemerintah,dalam
bidang pendidikan ( online education) atau ada juga
istilah elektronik learning yang dikenal dengan
sebutan e-learning, perbankan yang dikenal dengan
sistem e-bangking, perekonomian, perdagangan ada
yang dikenal dengan istilah toko online (online
store), bisnis yang dikenal dengan
(e-bisnis),
pertahanan keamanan atau sistem keamanan
(security system), hiburan (enterntainment) dan lainlain.
3.2
Peluang dan tantangan yang dihadapi
Beberapa potensi yang bisa dibanggakan oleh
perindustrian
Indonesia
diantaranya
jumlah
penduduk yang banyak, yang memungkinkan
banyaknya para konsumen produk industri TIK,
Terlebih dengan kemajuan berbagai fitur yang
ditawarkan oleh para penyedia jasa layanan
(provider) memungkinkan industri TIK Indonesia
semakin maju.
Data dari Stanley St Lab (2010) menunjukan
bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia adalah
sebanyak 30.000.000 pengguna, atau sekitar 13.4 %
dari total jumlah penduduk. Memang masih
terbilang kecil, kalau dilihat dari perbandingan
dengan jumlah penduduk, sementara kalau kita
bandingkan dengan pengguna dinegara lain, Brunei
Darussalam misalnya yang hanya mencapai 318.900
pengguna, dan Malaysia yang mencapai angka
16.902.600 pengguna. Sementara Negara yang
memiliki jumlah pengguna internet tertinggi di
sandang oleh Negara China yang mencapai angka
420.000.000 pengguna, hal ini berbanding dengan
jumlah penduduknya.
Data lain yakni data pengguna layanan jejaring
social (social networking) dalam hal ini Facebook,
masih dari sumber yang sama, menunjukan bahwa
pengguna di Indonesia mencapai 27.338.560
pengguna, Brunei hanya mencapai 172,780
pengguna, China hanya sebanyak 24.060 pengguna,
sungguh jauh dari perbandingan dengan pengguna
internetnya. Sementara yang paling tinggi diraih
oleh pengguna dari Amerika sebanyak 132.810.940
pengguna.
Tantangan yang ada di indonesia diantaranya
adalah perkembangan industrti TIK negera lain yang
sudah lebih maju. Hal ini memungkinkan dua
kemungkinan besar, yakni kita berupaya untuk
mengejar ketertinggalan dan mencoba untuk
menyamai negara lain, atau yang kedua adalah kita
terlena dan kita menjadi sangat pesimis, sehingga
lebih senang untuk memposisikan diri sebagai
konsumen tanpa berpikir menjadi produsen.
3.3. Pemasalahan yang ditemukan
Menurut Tatiek Mariyati (2009:59) bahwa
salah satu permasalahan pembangunan industri TIK
di Indonesia adalah infrastruktur yang belum merata
dan maksimal baik dari sisi kapasitas dan
pemerataan fasilitas. Hal ini dikarenakan karena
kurangnya investasi untuk membangun sarana
tersebut.
Beranjak
dari
permasalahan
tersebut
seyogyanya pemerintah bisa menggandeng para
investor
untuk
mengupayakan
percepatan
pembangunan
infrastruktur yang diperlukan.
Disinilah pentingnya sinergi antar pemerintah dan
pelaku industri TIK.
Selain infrastruktur TIK yang masih kurang,
permasalahan lainnya adalah mengenai kejelasan
arah kebijakan pemerintah itu sendiri. Hal ini lebih
kepada implementasi dari setiap program
pemerintahnya, misalnya pemerintah mencanangkan
adanya program internet masuk desa yang
ditargetkan
pada
tahun
2015.
Dalam
implementasinya hal itu tidak semudah berkata-kata.
Mengingat untuk membangun sarana internet sendiri
membutuhkan prasarana penunjang terlebih dahulu,
prasarana yang dimaksud misalnya ketersediaan
listrik di tempat yang di targetkan. Bagaimana bisa
internet masuk kalau listriknya saja belum tersedia.
Permasalahan lainnya yang juga sangat penting
adalah dalam hal sumber daya manusia (SDM).
Pemahaman masyarakat Indonesia khususnya
berkaitan dengan lajunya era informasi modern
dengan sistem digitalisasi sampai hari ini
signifikansi perbandingannya masih terbilang jauh.
Hal ini bisa kita lihat dari data yang ada di
Stanley St Lab (2010), bahwa penetrasi internet di
Indonesia baru hanya sebesar 12,39% persen dari
jumlah penduduk, Jepang sudah mencapai 78,20%,
Amerika 77,30%, dan jauh dibawah Inggris yang
sudah mencapai 82,50%. Sementara Negara yang
penetrasi internetnya sudah merata adalah Negara
Swedia sebesar 92,50%. Bahkan kalah oleh Negara
tetangga Brunei Darussalam yang sudah mencapai
80,70%.
Sinergi strategi
Menurut Tatiek Mariyati (2009:55) menjelaskan
bahwa strategi pemerintah dalam upaya peningkatan
dan percepatan industri TIK diantaranya adalah:
1. Mengembangkan sistem pelayanan yang andal
dan terpercaya, serta terjangkau oleh
masyarakat luas.
2. Menata sistem manajemen dan proses kerja
pemerintah dan pemerintah daerah otonom
secara holistik.
3. Memanfaatkan teknologi informasi secara
optimal.
4. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan
mengembangkan industri telekomunikasi dan
teknologi informasi.
5. Mengembangkan kapasitas SDM baik pada
pemerintah maupun pemerintah daerah
otonom, disertai dengan meningkatkan eliteracy masyarakat.
6. Melaksanakan
pengembangan
secara
sistematik melalui tahapan-tahapan yang
realistik dan terukur.
Jika di analisis lebih dalam, maka semua point
diatas, selalu berhubungan dan saling terkait satu
sama lain dengan pihak-pihak pelaku industri TIK,
dalam hal ini meliputi para pengusaha, investor dan
penyedia semua produk yang sejalan dengan arah
kebijakan pemerintah.
Pemerintahpun
tidak
bisa
selamanya
membatasi jarak dengan para pelaku swasta, karena
sektor industri swasta juga turut membantu dalam
menyukseskan program pemerintah.
Begitupun
pihak pelaku industri swasta juga harus seirama dan
mentaati semua regulasi yang dibuat oleh
pemerintah sebagai pengarah kebijakan. Maka dari
itu untuk menyukseskan proyek besar menuju
percepatan pembangunan perekonomian Indonesia
yang ditunjang oleh sector industri TIK, beberapa
hal berikut ini yang harus disinergikan.
1. Kejelasan aturan dari pemerintah yang
berkaitan dengan industri TIK, baik dalam
proses pembuatan dan penjualan produkproduk hasil industri TIK
2. Pemerataan proses sosialisasi regulasi yang
dibuat pemerintah kepada para pelaku industri
TIK
3. Keseriusan pemerintah untuk menegakan
peraturan-peraturan yang berhubungan dengan
industri TIK, hal ini sangat penting, mengingat
masih banyaknya para konsumen yang tidak
memahami hakikat karya orang lain
(pembajakan). Hal ini dibuktikan dengan data
Tabel 1. Daftar 10 besar negara dengan tingkat
pembajakan software terbesar didunia menurut
data dari IDC
Per
N
Negara
o
sentase
95
1
Georgia
%
92
2
Zimbabwe
%
Bangladesh
91
3
dan Moldova
%
Armenia dan
90
4
Yaman
%
89
5
Sri Lanka
%
Azerbaijan
88
6
dan Libya
%
Belarusia dan
87
7
Venezuela
%
86
8
Indonesia
%
Irak, Ukraina
85
9
dan Iran
%
1
Algeria
dan
84
0
Pakistan
%
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Industri TIK dalam negeri memiliki peluang
yang
sangat
baik
untuk
menunjang
pembangunan perekonomian nasional
Diperlukan sinergisitas strategi antara pelaku
industri TIK dengan pengambil kebijakan
(pemerintah), dalam rangka pembangunan
perekonomian nasional dari sektor industri
TIK
4.2 Saran
Pemerintah harus menyusun arah kebijakan
dengan mempertimbangkan masukan dan saran
pendapat dari para pelaku industri
Pemerintah harus membuat regulasi yang baik
antara pelaku industri
swasta dengan
pemerintah.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang,S.2006. Tantangan, Peluang Dan Usulan
Strategi Pengembangan Industri TIK Di
Indonesia. Dalam : Prosiding Konferensi
Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi
untuk Indonesia. Bandung, 3-4 Mei 2006, ITB
Bandung
Economic Watch. 2010. Number of Internet Users Economic Statistics By Country. [Online] (12th
May 2011)
Tersedia di http://www.economy
watch.com/economic-statistics/economicindicators/Internet_Users/. [diakses tanggal 07
Juni 2011]
Economic Watch. 2010. Number of Internet Users Economic Statistics By Country. [Online] (12th
May 2011)
Tersedia di http://www.economy
watch.com/economic-statistics/economicindicators/Facebook_Users/. [diakses tanggal 07
Juni 2011]
Tatiek, 2009. Peran Infrastruktur Telekomunikasi
Dalam Menunjang Teknologi Informasi Dan
Komunikasi Serta Pertumbuhan Ekonomi. 5 (1).
53-64.
Undang-undang RI No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik & Undang
Undang RI No. 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik. 2009. Indonesia
Legal Center Publishing
Wigrantoro. R.S. tt. Mendaya-gunakan Teknologi
Informasi dan Komunikasi Dalam Upaya
Membangun Daya Saing Nasional. -. 1-13.
PEMERINTAH UNTUK AKSELERASI PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN
NASIONAL
Ence Surahman
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Kode Pos 40154
Telp. (022) 201316, Fax 022 2000021
[email protected]/[email protected]
ABSTRAK
Makalah ini memuat penjelasan gagasan tentang sinergi strategi antara praktisi industri tik dengan pemerintah
untuk akselerasi pembangunan perekonomian nasional. Latar belakang masalahnya adalah belum adanya
strategi yang sinergis antara pihak-pihak terkait dalam dunia industri TIK, sehingga industri TIK di indonesia
belum mengalami perubahan yang signifikan jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya.
Hal ini disebabkan karena regulasi yang tidak jelas dan belum merata dalam setiap lini. Makalah ini di tulis
dengan menggunakan metode studi literatur dan studi (phenomenology methode analyze) dalam dunia industri
TIK baik di dalam maupun di luar negeri. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan usulan strategi
dalam memajukan industri TIK di indonesia, sehingga industri TIK akan menjadi salah satu basis kekuatan
dalam percepatan pembangunan perekonomian Indonesia di dunia internasonal.
Kata Kunci: Sinergi Strategi, Pemerintah, Praktisi Industri TIK
1. PENDAHULUAN
Merujuk pada latar belakang di atas, dan
1.1. Latar Belakang
berdasarkan hasil analisis, penulis berpendapat
Dewasa ini perkembangan dan penerapan
bahwa salah satu permasalahan yang menghambat
teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
percepatan laju industri TIK dalam negeri adalah
khususnya di Indonesia telah dimanfaatkan hampir
tidak adanya sinergisitas antara praktisi industri TIK
dalam setiap aspek kehidupan (pendidikan,
dengan pemerintah dalam upaya akselesari
perekonomian, pemerintahan, pertahaman, politik,
kemajuan perekonomian nasional. Maka dari itu
dan lain-lain). Hal ini menggambarkan bahwa
perlu adanya sinergisitas yang baik antara pihakperkembangan TIK yang begitu cepat tanpa
pihak terkait dalam dunia industri TIK . Misalnya
terhalang batas ruang dan waktu.
terkait dengan pemasalahan hak cipta atau lebih
TIK sebagai salah satu inovasi ilmu
tepatnya hak atas kekayaan intelektual (HAKI).
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), telah menjelma
Peraturan yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka
menjadi sesuatu yang sangat penting keberadaannya
regulasi proses yang berkaitan dengan teknologi
dalam membantu menyelesaikan kebutuhan hidup
informasi dan komunikasi, baik dalam rangka
manusia.
perancangan,
pengembangan,
pendistribusian,
Salahsatu peranan TIK dalam kehidupan
perdagangan produk dan jasa TIK masih belum
manusia yaitu dalam bidang perekonomian. TIK
berjalan dengan baik. Sehingga kejadiannya banyak
yang pada awalnya hanya menjadi pembantu
pihak yang dirugikan, yang secara otomatis
percepatan perekonomian, saat
ini TIK telah
berdampak pada terhambatnya laju perkembangan
menjadi industri tersendiri yakni industri TIK, yang
industri TIK di Indonesia.
menawarkan produk barang dan jasa TIK.
TIK merupakan sesuatu yang memiliki daya
1.3. Tujuan Penulisan
pembaruan yang sangat cepat (update), di tambah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
dengan perkembangan zaman yang sedang masanya
memberikan gagasan pemikiran tentang upaya
dalam era informasi, maka industri TIK akan
percepatan industri TIK yaitu dengan upaya sinergi
menjadi sektor industri yang sangat kuat.
strategi antara para praktisi industri TIK dengan
Namun, kita tidak bisa memungkiri, khususnya
pemerintah dalam hal regulasi dan arah kebijakan
di Indonesia, industri TIK belum seperti yang
industri TIK
untuk kemajuan perokonomian
diharapkan.
Banyak
sekali
faktor
yang
nasional.
mempengaruhinya.
1.4. Batasan masalah
1.2. Permasalahan
InpProseOut
Batasan masalah makalah ini adalah terletak pada
gagasan pemikiran mengenai sinergi strategi antara
pelaku industri TIK dengan pemerintah.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi teknologi informasi dan komuniksi (TIK)
Menurut James Bryan & George M, dalam
Sopyan (2010) Teknologi Informasi adalah
kombinasi dari orang (brainware), hardware,
software, komunikasi network, dan sumber data
yang
dikumpulkan,
ditransformasikan
dan
disebarkan menjadi berupa informasi yang berguna
dalam suatu organisasi.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) merupakan suatu sistem yang
terbangun dari hasil perpaduan antara orang yang
bisa berfungsi sebagai pengembang (developer),
pengguna (user), penjual (seller), penyalur
(distributor), kemudian elemen lain dari TIK adalah
perangkat keras (hardware) dan lunak (software. )
Definisi industri
Menurut Dumairy (1996) Industri merupakan
kegiatan produktif yang mengolah bahan mentah
menjadi barang jadi atau barang setengah jadi,
kegiatan pengolahan itu sendiri dapat bersifat
masinal kegiatan pengolahan yang memakai mesin,
elektrikal atau manual. Pendapat lain yaitu menurut
Biro Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan bahwa
industri adalah suatu kegiatan perubahan barang
dasar menjadi barang jadi atau setengah jadi atau
dari yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih
tinggi nilainya dengan maksud untuk dijual. Dari
beberapa pengertian industri diatas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa industri adalah serangkaian
proses pengolahan sesuatu berupa barang dengan
menggunakan alat pengolah untuk menghasilkan
nilai tambah ketika di perjualbelikan.
Makna industri TIK menurut penulis adalah
proses pengolahan produk industri TIK (berupa
barang dan jasa atau berupa hardware dan software)
yang berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Proses pengolahan industri ini meliputi
proses pemasukan (input),
proses pengolahan
(prosessing) dan keluaran produk (output).
Sebagaimana ilustrasi berikut ini.
Gambar 1. Pola umum sistem industri
Sinergi strategi dan kebijakan
Menurut penulis yang dimaksud
sinergi
adalah kesamaan arah dan kebijakan antara para
pelaku industri dalam berbagai kalangan dan level
dengan pemerintah. Hal ini sangat penting dalam
rangka percepatan pencapaian tujuan perekonomian
nasional yang kokoh dan berdaya saing tinggi.
Berbicara mengenai peran pemerintah dalam
bidang perekonomian, menurut Wigrantoro ketua
masyarakat telemetika Indonesia (MASTEL),
mengatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab
untuk
menyediakan
keamanan,
memastikan
berfungsinya kontrak (perdata), mengelola ekonomi
makro, meminimalkan resiko, serta menyiapkan
kebijakan industri. Semua ini dilakukan dengan
menciptakan dan melestarikan berbagai institusi –
politik, sosial, dan ekonomi melalui kemampuan
masyarakat dalam berinteraksi dan bersaing.
Undang-undang yang mengatur tentang TIK
Berdasarkan hasil analisis penulis beberapa
undang-undang dan atau peraturan pemerintah yang
berkaitan dengan TIK diantaranya adalah Undangundang RI No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik & Undang-Undang RI No. 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
2009.
3.
PEMBAHASAN
Pada pembahasan kali ini, penulis akan coba
menjabarkan mengenai beberapa topik penting yang
berkaitan dengan permasalahan yang
penulis
angkat. Secara umum gambaran pembahasan ini
akan dimulai dengan penjabaran mengenai realita
industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
dalam negeri, kemudian peluang dan tantangan
industri TIK dalam negeri kaitannya dengan prospek
kemajuan perekonomian, analisa permasalahan yang
muncul, kemudian pola sinergi untuk pemecahan
permasalahan yang penulis kaji.
Realita industri TIK di Indonesia
Sejak masuk dan berkembangnya teknologi
komputer ke Indonesia, sejak saat itulah babak baru
industri TIK dimulai. Pada awalnya komputer saat
itu sesuai dengan perkembangan produknya,
komputer kebanyakan hanya digunakan untuk proses
hitung-hitungan sesuai dengan pengertian awal kata
dasar komputer yaitu to compute yang berarti
menghitung.
Namun seiring perkembangan produk yang
semakin canggih, maka peran komputer tidak lagi
hanya sebatas itu, melainkan lebih jauh dalam
membantu keperluan manusia, yang awalnya hanya
digunakan di perkantoran, kemudian merambah ke
dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Sehingga
sistem komputerisasi (computeritation system) saat
ini sudah hampir masuk dan bahkan bisa
menggantikan peran manusia secara sempurna.
Saat ini di Indonesia sendiri, komputer dan
sistem TIK sudah masuk ke berbagai bidang
kehidupan, seperti pemerintahan yang kita kenal
dengan isitlah electronic govermance (egovermance) lebih konkritnya segala bentuk kinerja
pemerintahan sudah menggunakan komputer dan
dengan sistem elektornik, apalagi dengan ada
hubungan internet antar setiap instansi, hal ini jelas
sangat memudahkan kinerja pemerintah,dalam
bidang pendidikan ( online education) atau ada juga
istilah elektronik learning yang dikenal dengan
sebutan e-learning, perbankan yang dikenal dengan
sistem e-bangking, perekonomian, perdagangan ada
yang dikenal dengan istilah toko online (online
store), bisnis yang dikenal dengan
(e-bisnis),
pertahanan keamanan atau sistem keamanan
(security system), hiburan (enterntainment) dan lainlain.
3.2
Peluang dan tantangan yang dihadapi
Beberapa potensi yang bisa dibanggakan oleh
perindustrian
Indonesia
diantaranya
jumlah
penduduk yang banyak, yang memungkinkan
banyaknya para konsumen produk industri TIK,
Terlebih dengan kemajuan berbagai fitur yang
ditawarkan oleh para penyedia jasa layanan
(provider) memungkinkan industri TIK Indonesia
semakin maju.
Data dari Stanley St Lab (2010) menunjukan
bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia adalah
sebanyak 30.000.000 pengguna, atau sekitar 13.4 %
dari total jumlah penduduk. Memang masih
terbilang kecil, kalau dilihat dari perbandingan
dengan jumlah penduduk, sementara kalau kita
bandingkan dengan pengguna dinegara lain, Brunei
Darussalam misalnya yang hanya mencapai 318.900
pengguna, dan Malaysia yang mencapai angka
16.902.600 pengguna. Sementara Negara yang
memiliki jumlah pengguna internet tertinggi di
sandang oleh Negara China yang mencapai angka
420.000.000 pengguna, hal ini berbanding dengan
jumlah penduduknya.
Data lain yakni data pengguna layanan jejaring
social (social networking) dalam hal ini Facebook,
masih dari sumber yang sama, menunjukan bahwa
pengguna di Indonesia mencapai 27.338.560
pengguna, Brunei hanya mencapai 172,780
pengguna, China hanya sebanyak 24.060 pengguna,
sungguh jauh dari perbandingan dengan pengguna
internetnya. Sementara yang paling tinggi diraih
oleh pengguna dari Amerika sebanyak 132.810.940
pengguna.
Tantangan yang ada di indonesia diantaranya
adalah perkembangan industrti TIK negera lain yang
sudah lebih maju. Hal ini memungkinkan dua
kemungkinan besar, yakni kita berupaya untuk
mengejar ketertinggalan dan mencoba untuk
menyamai negara lain, atau yang kedua adalah kita
terlena dan kita menjadi sangat pesimis, sehingga
lebih senang untuk memposisikan diri sebagai
konsumen tanpa berpikir menjadi produsen.
3.3. Pemasalahan yang ditemukan
Menurut Tatiek Mariyati (2009:59) bahwa
salah satu permasalahan pembangunan industri TIK
di Indonesia adalah infrastruktur yang belum merata
dan maksimal baik dari sisi kapasitas dan
pemerataan fasilitas. Hal ini dikarenakan karena
kurangnya investasi untuk membangun sarana
tersebut.
Beranjak
dari
permasalahan
tersebut
seyogyanya pemerintah bisa menggandeng para
investor
untuk
mengupayakan
percepatan
pembangunan
infrastruktur yang diperlukan.
Disinilah pentingnya sinergi antar pemerintah dan
pelaku industri TIK.
Selain infrastruktur TIK yang masih kurang,
permasalahan lainnya adalah mengenai kejelasan
arah kebijakan pemerintah itu sendiri. Hal ini lebih
kepada implementasi dari setiap program
pemerintahnya, misalnya pemerintah mencanangkan
adanya program internet masuk desa yang
ditargetkan
pada
tahun
2015.
Dalam
implementasinya hal itu tidak semudah berkata-kata.
Mengingat untuk membangun sarana internet sendiri
membutuhkan prasarana penunjang terlebih dahulu,
prasarana yang dimaksud misalnya ketersediaan
listrik di tempat yang di targetkan. Bagaimana bisa
internet masuk kalau listriknya saja belum tersedia.
Permasalahan lainnya yang juga sangat penting
adalah dalam hal sumber daya manusia (SDM).
Pemahaman masyarakat Indonesia khususnya
berkaitan dengan lajunya era informasi modern
dengan sistem digitalisasi sampai hari ini
signifikansi perbandingannya masih terbilang jauh.
Hal ini bisa kita lihat dari data yang ada di
Stanley St Lab (2010), bahwa penetrasi internet di
Indonesia baru hanya sebesar 12,39% persen dari
jumlah penduduk, Jepang sudah mencapai 78,20%,
Amerika 77,30%, dan jauh dibawah Inggris yang
sudah mencapai 82,50%. Sementara Negara yang
penetrasi internetnya sudah merata adalah Negara
Swedia sebesar 92,50%. Bahkan kalah oleh Negara
tetangga Brunei Darussalam yang sudah mencapai
80,70%.
Sinergi strategi
Menurut Tatiek Mariyati (2009:55) menjelaskan
bahwa strategi pemerintah dalam upaya peningkatan
dan percepatan industri TIK diantaranya adalah:
1. Mengembangkan sistem pelayanan yang andal
dan terpercaya, serta terjangkau oleh
masyarakat luas.
2. Menata sistem manajemen dan proses kerja
pemerintah dan pemerintah daerah otonom
secara holistik.
3. Memanfaatkan teknologi informasi secara
optimal.
4. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan
mengembangkan industri telekomunikasi dan
teknologi informasi.
5. Mengembangkan kapasitas SDM baik pada
pemerintah maupun pemerintah daerah
otonom, disertai dengan meningkatkan eliteracy masyarakat.
6. Melaksanakan
pengembangan
secara
sistematik melalui tahapan-tahapan yang
realistik dan terukur.
Jika di analisis lebih dalam, maka semua point
diatas, selalu berhubungan dan saling terkait satu
sama lain dengan pihak-pihak pelaku industri TIK,
dalam hal ini meliputi para pengusaha, investor dan
penyedia semua produk yang sejalan dengan arah
kebijakan pemerintah.
Pemerintahpun
tidak
bisa
selamanya
membatasi jarak dengan para pelaku swasta, karena
sektor industri swasta juga turut membantu dalam
menyukseskan program pemerintah.
Begitupun
pihak pelaku industri swasta juga harus seirama dan
mentaati semua regulasi yang dibuat oleh
pemerintah sebagai pengarah kebijakan. Maka dari
itu untuk menyukseskan proyek besar menuju
percepatan pembangunan perekonomian Indonesia
yang ditunjang oleh sector industri TIK, beberapa
hal berikut ini yang harus disinergikan.
1. Kejelasan aturan dari pemerintah yang
berkaitan dengan industri TIK, baik dalam
proses pembuatan dan penjualan produkproduk hasil industri TIK
2. Pemerataan proses sosialisasi regulasi yang
dibuat pemerintah kepada para pelaku industri
TIK
3. Keseriusan pemerintah untuk menegakan
peraturan-peraturan yang berhubungan dengan
industri TIK, hal ini sangat penting, mengingat
masih banyaknya para konsumen yang tidak
memahami hakikat karya orang lain
(pembajakan). Hal ini dibuktikan dengan data
Tabel 1. Daftar 10 besar negara dengan tingkat
pembajakan software terbesar didunia menurut
data dari IDC
Per
N
Negara
o
sentase
95
1
Georgia
%
92
2
Zimbabwe
%
Bangladesh
91
3
dan Moldova
%
Armenia dan
90
4
Yaman
%
89
5
Sri Lanka
%
Azerbaijan
88
6
dan Libya
%
Belarusia dan
87
7
Venezuela
%
86
8
Indonesia
%
Irak, Ukraina
85
9
dan Iran
%
1
Algeria
dan
84
0
Pakistan
%
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Industri TIK dalam negeri memiliki peluang
yang
sangat
baik
untuk
menunjang
pembangunan perekonomian nasional
Diperlukan sinergisitas strategi antara pelaku
industri TIK dengan pengambil kebijakan
(pemerintah), dalam rangka pembangunan
perekonomian nasional dari sektor industri
TIK
4.2 Saran
Pemerintah harus menyusun arah kebijakan
dengan mempertimbangkan masukan dan saran
pendapat dari para pelaku industri
Pemerintah harus membuat regulasi yang baik
antara pelaku industri
swasta dengan
pemerintah.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang,S.2006. Tantangan, Peluang Dan Usulan
Strategi Pengembangan Industri TIK Di
Indonesia. Dalam : Prosiding Konferensi
Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi
untuk Indonesia. Bandung, 3-4 Mei 2006, ITB
Bandung
Economic Watch. 2010. Number of Internet Users Economic Statistics By Country. [Online] (12th
May 2011)
Tersedia di http://www.economy
watch.com/economic-statistics/economicindicators/Internet_Users/. [diakses tanggal 07
Juni 2011]
Economic Watch. 2010. Number of Internet Users Economic Statistics By Country. [Online] (12th
May 2011)
Tersedia di http://www.economy
watch.com/economic-statistics/economicindicators/Facebook_Users/. [diakses tanggal 07
Juni 2011]
Tatiek, 2009. Peran Infrastruktur Telekomunikasi
Dalam Menunjang Teknologi Informasi Dan
Komunikasi Serta Pertumbuhan Ekonomi. 5 (1).
53-64.
Undang-undang RI No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik & Undang
Undang RI No. 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik. 2009. Indonesia
Legal Center Publishing
Wigrantoro. R.S. tt. Mendaya-gunakan Teknologi
Informasi dan Komunikasi Dalam Upaya
Membangun Daya Saing Nasional. -. 1-13.