Annual Report 2012 PKPK

(1)

2012

PT. PERDANA KARYA PERKASA Tbk.

LAPORAN TAHUNAN


(2)

1

DAFTAR ISI

Hal | Page

PENDAHULUAN

Sekilas PKPK Visi, Misi, dan Nilai-nilai Ikhtisar Keuangan 2010-2012 Peristiwa Penting 2012 Sambutan Komisaris Utama Laporan Direktur Utama

2 – 3 4 5 – 6 7 – 9 10 11 – 12

INTRODUCTION

PKPK in Brief

Vision, Mission, and Values 2010-2012 Financial Highlight 2012 Event Highlight

Message from President Commissioner

President Director’s Report

TINJAUAN OPERASIONAL

Figur Pencapaian Keuangan Kegiatan Per Sektor Usaha

13 – 18 18 – 19

OPERATIONAL REVIEW

Financial Achievement Figure

Sector of Business’ Activities

TATA KELOLA

PERSEROAN

Tata Kelola Perseroan 20 – 24

GOOD CORPORATE

GOVERNANCE

Good Corporate Governance

DATA PERSEROAN

Dewan Komisaris Direksi Komite Audit Struktur Perusahaan Struktur Organisasi Alamat Perseroan dan

Anak Perusahaan Tanggungjawab Laporan Keuangan 2012

25 – 26 27 – 28 29 – 30

31 32 33 34

CORPORATE DATA

Board of Commissioners Board of Directors Audit Committee

The Corporate Structure The Organization Chart

The Company and Subsidiary’s

Addresses

Responsibility of 2012 Financiall Report

LAPORAN KEUANGAN 2010-2012

Laporan Auditor Independen Laporan keuangan 2010 - 2012

36 – 37 38 – 109

2010-2012 FINANCIAL STATEMENT

Independent Auditor’s Report


(3)

2

Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu wilayah migas terpenting di tanah air, di mana sudah sejak lama terdapat banyak perusahaan, beberapa di antaranya merupakan perusahaan multinasional, yang beroperasi di sektor migas. Beberapa perusahaan merupakan mitra pengelola blok migas dengan pola bagi hasil, dan banyak perusahaan lainnya merupakan perusahaan penunjang pengoperasian blok migas.

Pada 1983 PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) didirikan terutama adalah untuk menunjang pengoperasian blok-blok migas tersebut oleh PT Vico Indonesia, Total E&P Indonesie, dan pelanggan baru PKPK sejak 2011 adalah Salamander Energy Ltd. Beberapa kurun waktu sesudahnya, PKPK juga mengembangkan operasi usahanya di wilayah lain, seperti di blok Kangean dan Pagerungan untuk PT EMP Kangean, serta yang terbaru di wilayah Sampang (Madura) untuk Santos Energy Ltd, namun pada dasarnya wilayah usaha utama PKPK adalah Kalimantan Timur – sedemikian rupa pengembangan usaha PKPK di sektor lainnya di kemudian hari dilakukan di wilayah Kalimantan Timur.

Pengembangan usaha penting PKPK di sektor lain adalah angkutan batubara untuk PT Pamapersada Nusantara di Bontang pada akhir 1990an, selanjutnya pertambangan batubara dan sektor penunjang perkebunan pada 2005. Pengembangan usaha di sektor batubara tersebut sekaligus menandai pengembangan manajemen, karena bersamaan dengan PKPK melaksanakan Penawaran Umum 20,83% kepada masyarakat, dan mencatatkan saham-sahamnya pada Bursa Efek Indonesia pada Juli 2007.

Sektor-sektor usaha terkini yang dioperasikan PKPK adalah jasa konstruksi penunjang migas untuk PT Vico Indonesia, Total E&P Indonesie, Salamander Energy Ltd, dan Santos Energy Ltd, jasa perkebunan, antara lain untuk grup perusahaan Smart, pertambangan batubara, serta sewa alat berat sebagai sektor penunjang bagi sektor-sektor usaha utama tersebut.

Sejalan dengan berlalunya waktu, memasuki usianya di tahun ke-30, risiko dan tantangan usaha PKPK pun semakin berat – dalam rangka mempertahankan eksistensi usaha dalam kombinasi bisnis jasa kontraktor dan pertambangan batubara. Dampak keuangan dari krisis regional tahun 2008 bagi PKPK dan perubahan kebijakan pemerintah dalam bidang batubara adalah dua hal yang ikut menyebabkan tidak tercapainya target usaha PKPK tahun 2012. .

Krisis regional tahun 2008 yang meningkatkan beban keuangan PKPK telah menghentikan pengembangan area

The province of East Kalimantan was one of the most important oil and gas region of the country, in where since a long time ago there are a lot of companies being operated in this oil and gas sector, number of them were the multinational companies. Few of them were production sharing basis of oil and gas block operating contractor, many other companies were the service company to oil and gas operations.

In 1983 PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) was established with the main purpose as to support oil and gas block operations by PT Vico Indonesia, Total E&P Indonesie, and by the new client since last 2011 Salamander Energy Ltd. Within period afterward, PKPK also expand its business operations to another reqion as it has been operated in Kangean and Pagerungan block for EMP Kangean, and the newest is in Sampang (Madura) for Santos Energy Ltd, but basically the main business reqion of PKPK was in East Kalimantan – in that so PKPK’s

business development in the other sector for the next time were done within East Kalimantan region.

PKPK’s important business development in other sector of

coal transport (hauling for PT Pamapersada Nusantara (Bontang) in the late of 1990s, then coal mining and plantation business support in 2005. Business development

in coal sector is also marked PKPK’s corporate

improvement, because it coincides with implementation of 20,83% public offering to the public ownership and ilsted all of its shares at Indonesia Stock Exchange in July 11, 2007.

Business activities that has now-aday being operated by PKPK were oil and gas construction support services for PT Vico Indonesia, Total E&P Indonesie, Salamander Energy Ltd, and Santos Energy Ltd, plantation support services for Smarts Group,coal mining, then heavy equipments services as the supporting for the two main sectors above.

With the passing by of time, entering its age of 30th, PKPKs business risks and chalenges were getting harder purposing its business existence of combined business between contracting services and coal mining. Financial impact of regional crisis in 2008 given to PKPK, and the changes of government policy in coal were became two things that caused in the low achievement of PKPKs business target in 2012.

Regional financial crisis in 2008 which increased PKPKs financial expenditures has discontinued its coal area

SEKILAS PKPK


(4)

3

batubara PKPK sebelum memberikan hasil yang memadai, dan akhirnya berlakunya Undang-undang No.9 Tahun 2009 yang tidak memperkenankan penguasaan area batubara berdasarkan perjanjian kerjasama dengan pemilik area konsesi/IUP batubara makin melengkapi risiko upaya pengembangan usahanya di sektor batubara. Alhasil pada tahun 2010 PKPK harus menghapusbukukan investasinya dalam kerjasama pengelolaan beberapa area batubara. Dampak keuangan dari krisis regional tahun 2008 juga telah memangkas kemampuan pendanaan sendiri untuk melaksanakan proyek-proyek konstruksi migas, sehingga harus mengandalkan pendanaan pinjaman perbankan. Kondisi ini mempengaruhi kemampu-labaan proyek-proyek konstruksi migas yang diperoleh, karena beban bunga pinjaman bank.

Rencana besar terkini dari PKPK di tahun 2012 adalah melaksanakan peningkatan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dalam rangka akuisisi strategis area batubara potensial di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, dan menunjang pendanaan modal kerja konstruksi migas – sekaligus restrukturisasi pendanaan perbankan. Rencana ini diyakini akan menjadi lompatan besar PKPK untuk meningkatkan nilai-nilai perusahaan, termasuk bagi para pemegang saham. Tindakan korporasi ini untuk sementara harus tertunda, karena belum memperoleh efektif dari Otoritas Jasa Keuangan.

development before delivering adequate result, and finally the application of The Law No.9 of 2009 which does not allow the controlling coal area based on cooperation agreement with the concession holder has simply complete the risks of all efforts in PKPK coal sector development. As a result in 2010 PKPK should write-off its investment in operating cooperation of several coal areas.

The financial impact of regional crisis in 2008 also has cuts PKPKs own funding to carry out oil and gas construstion projects so it must rely on bank loan financing. This condition affects to the profitability of acquired oil and gas construction projects, because of bank lending expenditures.

The latest PKPK grand plan in 2012 was to conduct capital increase with pre-emptive right issue purposing strategic acquisition of a potential coal area located in West Kutai Regency, East Kalimantan, and to support working capital requirement for oil and gas construction projects as well as to restruct bank financing. This plan s believed to be a major

leap of PKPK to increase the company’s value, including for

shareholders. This corporate action must be delayed for a while, because it has not been stated effective by Otoritas Jasa Keuangan.


(5)

4

MISI

MISSION

Memberikan kepuasan kepada Mitra

usaha

To render satisfaction to the Stake

Holders

VISI

|

VISION

Menjadi sebuah perusahaan

internasional yang Perkasa

|

To be a strong international

company

NILAI-NILAI |

VALUES

Profesional

- P

|

Proffessional

Efektif dan Efisien

- E

|

Effective and efficient

Reputasi Teruji

- R

|

Proven reputation

Komitmen

- K

|

Commitment

Akurat

- A

|

Accurate

Santun Dalam Berbisnis

- S

|

Good business manner

Aman

- A

|

Secure


(6)

5

IKHTISAR KEUANGAN

POSISI KEUANGAN FINANCIAL POSITION

Jutaan Rupiah Million Rupiah

2012 2011 2010

ASET ASSET

Aset lancar 263.103 263.946 222.585 Current asset

Aset tidak lancar 133.174 190.031 209.345 Non-current asset

JUMLAH ASET 396.277 453.977 431.931 TOTAL ASSET

LIABILITAS & EKUITAS LIABILITY & EQUITY

Liabilitas Liab ility

Liabilitas jangka pendek 201.242 216.901 153.689 Short-term liab ility Liabilitas jangka panjang 20.313 53.284 88.163 Long-term liab ility

Jumlah liabilitas 221.555 270.185 241.853 Total Liability

Ekuitas Equity

Modal saham 120.000 120.000 120.000 Stocks capital

Tambahan modal disetor 19.972 19.972 19.972 Agio

Modal saham diperoleh kembali (26.010) (26.010) (26.010) Treasury stocks

Saldo laba 60.785 69.850 76.130 Retained earning

174.748

183.813 190.093

Kepentingan Non-pengendali (26) (21) (15) Non-controlling Interest

Jumlah ekuitas 174.722 183.792 190.078 Total equity JUMLAH LIABILITAS & EKUITAS 396.277 453.977 431.931 TOTAL LIABILITY & EQUITY

100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 800.000 900.000 1.000.000

2012 2011 2010

POSOSO KEUANGAN | FINANCIAL POSITION (Jutaan | Million Rupiah)


(7)

6

LABA RUGI | INCOME STATEMENT (Jutaan | Million Rupiah)

LABA RUGI KOMPREHENSIF COMPREHENSIVE INCOME

Jutaan Rupiah Million Rupiah

2012 2011 2010

Pendapatan usaha 294.488 389.723 290.440 Revenue

Beban pokok pendapatan 251.813 332.676 222.954 Cost of revenue

Laba kotor 42.675 57.047 67.486 Gross profit

Beban usaha 23.699 25.839 35.174 Operating expenses

Laba usaha 18.976 31.208 32.312 Operating income

Pendapatan (beban) lain-lain (38.758) (30.093) (72.865) Other revenue & charges Pendapatan sebelum pajak (19.782) 1.115 (40.552) Income b efore tax Manfaat (beban) pajak 10.712 (7.400) 18.129 Tax expense & b enefit

Laba (rugi) bersih (9.070) (6.286) (22.424) Net income

Pendapatan komprehensif lain - - - Other comprehensive income

Laba (rugi) komprehensif (9.070) (6.286) (22.424) Current comprehensive income

Laba (rugi) per Saham (17) (12) (42) Earning per Share

-200.000 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000

2012 2011 2010

Pendapatan/revenue HPP/COGS

Laba kotor/gross profit Beban usaha/operating expenses

Laba usaha/operating income Pendapatan (beban) lain-lain/other income (expenses) Pendapatan sebelum pajak/income before tax pajak/tax


(8)

7

PERISTIWA PENTING 2012

KEUANGAN

Proyek Pekerjaan Baru

Tahun 2012 PKPK memperoleh kontrak konstruksi migas sebagai berikut :

New Contract of Works

In 2012 PKPK has awarded new oil & gas construction contract as follow:

Kontrak Pekerjaan Work Contract

Pelanggan Client

Jangka Waktu Duration

Nilai Kontrak Contract Value 1. Inplant and Flowline Surface Facility #47750 PT Vico Indonesia Feb’12-Feb’14 Rp.192.069.989.878,- 2. Drilling Loc. Construction Services # 53090 PT Vico Indonesia Apr’12-Sep’12 Rp. 46.322.887.929,- 3. Drilling Loc. Construction Services # 54620 PT Vico Indonesia Oct’12-Mar’12 Rp. 45.191.209.710,-

JUMLAH | TOTAL Rp.283.584.087.517,-

Kontrak-kontrak baru di atas merupakan perpanjangan kontrak pekerjaan sejenis yang sudah sejak lama ditangani PKPK, dan menambah kontrak-kontrak dalam pelaksanaan yang diperoleh PKPK sebelumnya. Di sektor jasa kontraktor lainnya tidak diperoleh kontrak baru, selain menyelesaikan kontrak yang diperoleh PKPK sebelumnya.

RUPS

PKPK menyelenggarakan RUPS Tahunan 2011 dan RUPS Luar Biasa 2012 pada tanggal 21 Juni 2012 dengan keputusan sebagai berikut:

RUPS Tahunan 2011

a. Menerima pertanggung jawaban Direksi atas kinerja dan hasil usaha tahun 2011

b. Mengangkat kembali para Pengurus PKPK untuk masa tugas 2012-2015, selain penggantian Fanny Listiawati dengan Tukidi sebagai Komisaris baru PKPK, dan Tukidi dengan Doso T.Pribadi sebagai Direktur baru PKPK.

c. Memberikan kuasa kepada Direksi untuk menunjuk Akuntan Publik untuk melakukan pemeriksaan laporan keuangan PKPK tahun 2012, berikut menetapkan honorariumnya. Direksi PKPK selanjutnyan kembali menunjuk KAP Juanedi, Chairul, dan Subyakto sebagai Akuntan Publik PKPK tahun 2012.

RUPS Luar Biasa 2012

a. Menyetujui rencana PKPK untuk menjual sebagian aset tetap yang tidak dipergunakan lagi dengan nilai tercatat Rp36,622 miliar.

Sebagaimana diungkapkan dalam laporan keuangan 2012, realisasi penjualan aset tetap yang direncanakan tersebut meliputi nilai tercatat Rp29,237 miliar dengan harga penjualan meliputi Rp17,907 miliar, atau mencatat kerugian sebesar Rp11,331 miliar.

Those new contracts above are the continuity of similar contract of works which were handled by PKPK for long time before, and increased contracts in progress of completion that previously obtained by PKPK. There was no new contract obtained in the other sector of contracting services, but complete previously obtained contracts.

GMS

PKPK held 2011 Annual GMS and 2012 Extra-ordinary GMS in June 21, 2012, with the decisions as follow:

2011 Annual GMS

a. Accepting Board of Directors’s accountability report for 2011 achieved business result.

b. Re-appointing PKPKs team of management for 2012-2015 service year, except reshuffle from Fanny Listiawati and Tukidi as PKPKs new Commissioner, and Tukidi and Doso T. Pribadi as PKPKs new Director.

c. Granting to Board of Directors as to appoint Public Accountant for auditing of 2012 financial statement, as well as setting its remuneration. Board of Director then re-appoint KAP Junaedi, Chairul & Subyakto as PKPKs Public Accountant for 2012.

2012 Extra-ordinary GMS

a. Accepting the PKPKs plan to sale number of fixed asset which has no more used consist of carrying amount of Rp36.622 billion.

As reported in 2012 financial statement, the realization of the proposed for sale of fixed asset consist of Rp29.237 billion carrying amount against sale price of Rp17.907 billion, or recorded loss of Rp11.331 billion.


(9)

8

Paparan Publik 2012

PKPK melaksanakan Paparan Publik 2012 sebagai pemenuhan kewajiban penyampaian informasi kepada publik bertempat di Ballroom 3 Hotel Mulia Senayan pada tanggal 28 Desember 2012 pukul 10.00 WIB.

Rencana PUT I

Tahun 2012 PKPK juga berencana melaksanakan peningkatan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan rangkaian kegiatan dan informasi terkait sebagai berikut:

Struktur HMETD

Saham lama : 600.000.000 Saham baru : 26.000.000.000 Jumlah saham : 26.600.000.000

5 saham lama berhak atas 241 hak untuk ditukar dengan 241 saham baru. Pre-emptive right price Rp250,- per share for each face value of share of Rp200,-, that so target of raising fund amounting Rp6,5 trilliun.

Rencana Penggunaan Dana

Setelah dikurangi biaya pelaksanaan PUT I, dana yang diperoleh akan digunakan untuk :

a. Akuisisi kepemilikan RITS Ventures Ltd (RVL) sebesar Rp5,060 triliun. RVL merupakan sebuah perusahaan offshore di BVI yang menguasai kepemilikan tidak langsung sebanyak 66,50% atas PT Indowana Bara Mining Coal (IWBMC) –pemegang konsesi 5.000 ha area IUP batubara berlokasi di Kutai Barat, Kalimantan Timur. Berdasarkan JORC Resource Statement dari PT SMG Consultant, area IUP batubara itu memiliki sumberdaya batubara sebanyak 447 juta MT. b. Pinjaman dana kepada IWBMC untuk keperluan:

1) Pembangunan PLTU 2x25MW berlokasi di Karimun, Kepulauan Riau, sebesar Rp960 miliar, di mana dalam proyek investasi tersebut IWBMC akan menguasai kepemilikan 51,00%

2) Modal kerja pengoperasian area pertambangan IWBMC sebesar Rp192 miliar

c. Pelunasan kewajiban pinjaman perbankan PKPK sebesar Rp160 miliar

d. Modal kerja proyek kontruksi PKPK sebesar Rp118,980 miliar

Profesi & Lembaga Terkait

Dalam rangka PUT I, PKPK telah menunjuk profesi dan lembaga penunjang terkait sebagai berikut:

Jurnalis & Ponto Law Firm

- Pemeriksaan dan opini Segi Hukum atas entitas-entitas terkait.

KAP Junaedi, Chairul, dan Subyakto

- Pemeriksaan (audit) atas laporan keuangan entitas-entitas terkait untuk periode interim yang berakhir tanggal 30 September 2012

- Laporan keuangan ringkasan proforma per tanggal 30 September 2012

KJPP Iskandar, Asmawi, dan Rekan - Penilaian sumberdaya batubara IWBMC - Penilaian saham RVL

- Pendapat kewajaran transaksi akuisisi saham RVL - Pendapat kewajaran transaksi pinjaman kepada

IWBMC

Humberg Lie, SH, MH

- Akta-aka perikatan perjanjian terkait PUT I

Public Exposes 2012

PKPK has hosted 2012 Public Exposes as fulfillment of the information disclosure liability to the public took place at Ballroom 3, Mulia Hotel Senayan dated December 28, 2012, statted at 10.00 am.

The Pre-emptive Right Issue Plan

In 2012 PKPK also proposed to implement capital increase with pre-emptive right issue with the related series of activities and information as follow :

Structur of Pre-emptive Right Previous stocks : 600.000.000 Pre-emptive stocks : 26.000.000.000 Total : 26.600.000.000

5 previous stocks has deserved 241 rights to buy and place 241 new stocks. Exercising price Rp250,- per share for each face value of share Rp200,-, that so raising fund target amounted Rp6.5 trilion.

Proposed Use of Raised Fund

After deducted by emision cost, the raised fund is propose being used for:

a. Acquirement of the ownership of RITS Ventures Ltd (RVL) amounted Rp5.060 trillion. RVL was an offshore company in BVI which is indirectly hold the ownership of 66,50% PT Indo Wana Bara Mining Coal (IWBMC) – concession holder of 5.000 ha IUP coal area located in West Kutai, East Kalimantan. According to JORC Resources Statement by PT SMG Consultant, the IUP coal area consists of about 447 million MT coal resources.

b. Loan funding to IWBMC use for:

1) Constructing 2x25MW power plant located in Karimun, Kepulauan Riau, amounted Rp960 billion, to where IWBMC shall hold 51,00% ownership of those investment project 2) Mining working capital of IWBMCs coal area

amounted Rp192 billion

c. PKPKs bank loan settlement amounted Rp160 billion

d. Working capital for PKPKs construction projects amounted Rp118.980 billion

Appointed Professional

In purpose of pre-emptive right issue, PKPK has appointed supporting professional and institution as follow :

Jurnalis & Ponto Law Firm

- Legal audit and opinion upon related entities KAP Junaedi, Chairul & Subyakto

- Financial audit upon related entities for interim period ended September 30, 2012.

- Proformed financial statement per September 30, 2012

KJPP Iskandar, Asmawi & Rekan - Valuation of IWBMCs coal resources - Valuation of acquired shares of RVL - Fairness opinion of RVLs shares acquirement - Fairness opinion of loan transaction to IWBMC Humberg Lie, SH, MH


(10)

9

PT Raya Saham Registra

- Administrasi efek dan pelaksanaan HMETD

Kegiatan Terkait PUT I

- Penyampaikan agenda RUPSLB dalam rangka PUT I dengan HMETD kepada Otoritas Jasa Keuangan tanggal 19 November 2012, dengan target pelaksanaan RUPSLB tanggal 28 Desember 2012.

- Penanda tanganan kesepakatan perikatan jual-beli (PPJB) kepemilikan saham Ridgetop Holding Ventures Ltd pada RVL pada tanggal 26 November 2012 - Penyampaian Pernyataan Pendaftaran PUT I kepada

Otoritas Jasa Keuangan tanggal 28 November 2012 - Pengumuman Prospektus Ringkas pada tanggal 28

November 2012

- Pengumuman Pemberitahuan dan Panggilan RUPSLB masing-masing pada tanggal 28 November 2012 dan 14 Desember 2012

- PKPK menerima tanggapan atas Pernyataan Pendaftaran PUT I dari Otoritas Jasa Keuangan masing-masing pada tanggal 12 Desember 2012, dan 23 Januari 2013.

- PKPK melaksanakan Paparan Publik terkait PUT I, sekaligus dalam rangka pemenuhan kewajiban penyampaian informasi, pada tanggal 28 Desember 2012 di Hotel Mulia Senayan.

- PKPK menyampaikan beberapa kali pengumuman perubahan jadwal RUPSLB sehubungan dengan belum diperolehnya pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan, perubahan terakhir disampaikan pada tanggal 23 Maret 2013, bahwa RUPSLB akan diselenggarakan tanggal 28 Maret 2013.

Sampai dengan batas waktu penyelenggaraan RUPSLB, PKPK belum menerima pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan, sehingga rencana PUT I tidak dapat dilaksanakan. Dalam penjelasannya tanggal 28 Maret 2013, Otoritas Jasa Keuangan menyatakan, bahwa pernyataan efektif rencana PUT I PKPK tertunda.

PT Raya Saham Registra

- Stocks and right issue administration Activities related to proposed right issue

- Notifying the proposed EGM to Otoritas Jasa Keuangan at November 19, 2012, for EGMs scheduled at December 28, 2012.

- Signing sale and purchase agreement (CSPA) of share ownership of Ridgetop Holding Ventures Ltd upon RVL at November 26, 2012.

- Submitting right issue statement of registration to Otoritas Jasa Keuangan at November 28, 2012. - Announcing the Prospectus Summary at November

28, 2012.

- Announcing the EGMs notification and invitation initially at November 28, 2012 and December 14, 2012.

- Accepting review of right issue statement of registration from Otoritas Jasa Keuangan initially at December 12, 2012 and January 23, 2013. - Hosting a public expose event related with proposed

right issue as well as fulfilling information disclosure liability at December 28, 2012 in Mulia Hotel, Senayan.

- Announcing several times changes of EGM schedule because of yet effective statement obtained from Otoritas Jasa Keuangan, the last changes submitted on March 23, 2013, that the EGM will be held at March 28, 2013.

Until the deadline for hosting the EGM date, PKPK has not received effetive statement from Otoritas Jasa Keuangan, that so the proposed right issue still can not be implemented. In their explanation dated March 28, 2013, Otoritas Jasa Keuangan stated that the effective statement for the PKPKs proposed right issue being postponed.


(11)

10

Sambutan Komisaris Utama

Pemegang Saham Yang Terhormat,

Tahun 2012 yang baru kita lalui seharusnya menjadi tonggak kemajuan lebih lanjut bagi PKPK, di mana PKPK merencanakan akuisisi sebuah area batubara potensial dengan pendanaan peningkatan modal melalui penerbitan HMETD. Rencana tindakan korporasi tersebut diharapkan akan meningkatkan pencapaian usaha PKPK secara signifikan.

Cadangan batubara yang akan dimiliki PKPK melalui perusahaan target tidak hanya cukup untuk kebutuhan produksi lebih dari 10 tahun ke depan, tapi juga akan mencatat PKPK sekurang-kurangnya sebagai perusahaan batubara dengan cadangan 10 terbesar. Di samping itu, ada alokasi dana modal yang diperoleh untuk menyelesaikan kewajiban keuangan PKPK dan untuk cadangan modal kerja proyek-proyek konstruksi serta juga diyakini akan meningkatkan pencapaian usaha konstruksi, baik dari sisi keuntungan yang dalam beberapa tahun terakhir ini tergerus beban bunga sebagai akibat pendanaan proyek dari pinjaman bank, maupun kemampuan mendapatkan proyek-proyek baru.

Isu pendanaan proyek melalui pinjaman bank telah mewarnai keuangan PKPK dalam tiga tahun terakhir sampai tahun 2012 sebagai dampak dari krisis regional akhir 2008, sungguh pun begitu, selama itu pula jajaran Direksi PKPK telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga roda usaha PKPK guna menghindari dampak lebih buruk lagi bagi PKPK secara jangka panjang.

Atas upaya jajaran Direksi dan segenap karyawan PKPK selama ini, termasuk untuk kelanjutan rencana tindakan korporasi di atas, saya berikut jajaran Dewan Komisaris menyampaikan apresiasi dan dukungan tiada henti. Sesungguhnya di balik segala hambatan dan tantangan terdapat harapan untuk menjadi lebih baik. Dan yang harus dilakukan tidak lain adalah merapatkan barisan untuk saling dukung dan saling melengkapi kemampuan untuk segenap upaya mengatasinya. Terima kasih.

Dear Shareholders,

The year of 2012 we have just passed might be a milestone for the further PKPKs toward progress, where PKPK proposed to acquired a potential coal area under icreasing capital fund through pre-emptive right issue. The corporate action plan is expected to significantly increase PKPKs business achievement.

Coal reserve to be possessed by PKPK through the target company has not only fulfilled for production demand for more than the next 10 years, but also will record PKPK as the coal company with the biggest 10 in coal reserve for at least. Other than those, there is capital fund obtained that will be alocated to resettle PKPKs financial liabilities and working capital reserve for construction projects, and also believed will increase construction business result, both in profit which has been eroded by interest expenses for the last several years as the impact of the projects being funded by bank loan, and in ability to obtain new projects.

Issue of project funding through bank loan has fulfilled PKPKs financial within the last three years until 2012 as the impact of regional crisis at the end of 2008, though so for these long PKPKs management team has performed their best effort to keep PKPKs business run as to avoid its worst long term impact experienced by PKPK.

For the effort of PKPKs Board of Directors and all level of employee for all these times, incliuding the continuation of above corporate action, I and all board member of Commissioners express our endless appreciation and support. Indeed behind all obstacles and chalenges, there is a hope becoming the better one. There is nothing to do, but to close in line for mutual support and to complete capabilities each other to all effort handling them.

Thank you. Samarinda, 30 April 2013

Dewan Komisaris

Lie Hendry Widyanto Komisaris Utama | President Commissioner Tukidi

Komisaris | Commissioner

Istiardjo Komisaris Independen | Independent Commissioner


(12)

11

Laporan Direktur Utama

Para Pemegang Saham Yang Terhormat,

Isu keterbatasan pendanaan usaha masih mewarnai tahun 2012 yang baru kita lewati sebagai dampak krisis regional yang terjadi akhir tahun 2008, di mana PKPK masih harus mengandalkan sumber pendanaan pinjaman bank untuk kegiatan operasi usahanya.

Segala upaya efisiensi telah dilakukan jajaran manajemen, namun tanggungan beban bunga telah menggerus kemampu labaan usaha konstruksi yang umumnya memiliki tingkat marjin yang tipis. Alhasil di tahun 2012 PKPK kembali tidak melakukan pengembangan-pengembangan investasi, khususnya di sektor batubara, disebabkan minimnya dukungan pendanaan dari hasil operasi.

Sebagaimana dilaporkan pada bagian lain laporan tahunan ini, berikut ini saya sampaikan ringkasan statistik pencapaian usaha PKPK tahun 2012 :

Pencapaian Usaha Proyek Baru

PKPK memenangi tiga proyek baru dari PT Vico Indonesia senilai Rp283,584 miliar, dan proyek-proyek tersebut merupakan “perpanjangan” dari proyek sejenis yang sudah ditangani PKPK sejak lama, atau artinya bukan merupakan pengembangan proyek yang memang tidak dilakukan PKPK tahun 2012. Tahun sebelumnya PKPK memperoleh kontrak baru senilai Rp218,489 miliar, US$.17,622 juta di antaranya berasal dari pelanggan baru, Salamander Energy Ltd dan Santos Energy Ltd.

Pendapatan Usaha

Pendapatan usaha PKPK tahun 2012 turun 24,44% dibanding tahun 2011 menjadi sebesar Rp294,488 miliar, dengan rincian kontribusi terbesar (97,77%) dari jasa kontraktor, 2,21% dari batubara, sisanya (0,03%) dari sewa peralatan berat.

Profitabilitas

Marjin kotor terhadap pendapatan usaha tahun 2012 sebesar 14,49% dibanding tahun 2011 sebesar 14,64%. Laba usaha 6,44%, lebih rendah dibanding tahun lalu 8,01%. Efisiensi ini merupakan hasil dari upaya efisiensi beban usaha yang dilakukan manajemen tercatat sebesar Rp2,140 miliar, atau turun 8,28% dibanding tahun lalu. PKPK membukukan kerugian (sebelum perhitungan pajak) tahun 2012 sebesar Rp19,782 miliar dibandingkan tahun lalu masih membukukan keuntungan Rp1,115 miliar. Pos-pos luar biasa signifikan yang ikut menyebabkan pencapaian ini adalah beban bunga, masing-masing tahun 2012 sebesar Rp29,773 miliar dan

Dear Shareholders,

Limited funding for business activities were the issue that still coloured the year of 2012 we have passed as the impact of regional crisis occured at the end of 2008, from where PKPK should have relied on bank loan funding for our business operations.

All effort for efficiancy has been done by the management, but bank interest expenses also has low the profitability of construction business which generally low rate of margin. That so in 2012 PKPK has not done any investment development activities again, especially in coal sector, because of the low back up fund from operating result.

As reported in other part of this annual report, I hereby describe statictical summary of PKPKs business achievement in 2012 :

Business Achieve New Projects

PKPK has awarded three new project from PT Vico Indonesia amounted Rp283.584 billion, where those projects were renewal of the same project which was handled by PKPK since long time ago, or it means that its were not a development project is not done by PKPK in 2012. In the previous year PKPK has awarded new project amounted Rp218.489 billion, US$.17.622 million in between were came from new clients, Salamander Energy Ltd and Santos Energy Ltd.

Revenue

PKPK earn revenue in 2012 decreased by 14,49% compared to 2011 period become Rp294.488 billion, with contribution detail, the highest (97.77%) from contracting services, 2.21% from coal, then the remaining (0.03%) from heavy equipment rental.

Profitability

The gross margin to total revenue in 2012 achieved 14.49% compare to 2011 achieved 14.64%. Operating margin 6.44% lower than previous year of 8.01%. Actually there was efficiancy in operating expenses occured by the management, recorded Rp2.140 billion or 8.28% lower than the previous year. In 2012 PKPK again recorded loss (before income tax calculation) amounted Rp19.782 billion, compares to previous year stil recorded profit of Rp1.115 billion. Significant extra-ordinary posts that made this low achievement were interest expenses, initially in 2012 amounted Rp29.773 billion and 2011 amounted Rp25.876 billion. In 2012 PKPK also recorded loss of sale of fixed asset Rp11.331 billion.


(13)

12

tahun 2011 sebesar Rp25,876 miliar. Tahun 2012 PKPK juga mencatat kerugian penjualan aset tetap Rp11,331 miliar. Pencapaian usaha PKPK dibahas lebih lanjut pada bagian lain laporan tahunan ini.

Rencana Tindakan Korporasi

Tahun 2012 PKPK berencana melaksanakan tindakan korporasi berupa peningkatan modal melalui penerbitan HMETD dengan tujuan strategis penggunaan dana untuk mengakuisisi area batubara potensial seluas 5.000 ha di Kutai Barat yang memiliki sumberdaya berdasarkan survey JORC sebesar 434 juta MT batubara 53-51 kcal/kg. Tindakan korporasi ini seyogyanya dapat menjadi tonggak kemajuan lebih lanjut PKPK, karena pasca akuisisi PKPK akan termasuk dalam 10 perusahaan dengan cadangan batubara terbesar secara nasional. Di samping itu, melalui perusahaan target PKPK memiliki jaminan kebutuhan produksi batubara untuk jangka waktu 20 tahun, lebih dari separo, atau 170 juta ton merupakan ekspor kepada pembangkit listrik di Korea Selatan dan Vietnam, serta berencana membangun PLTU 2x25MW berlokasi di Karimun, Kepulauan Riau..

Melalui tindakan korporasi tersebut PKPK berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 26 miliar saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp250,- per saham, atau target perolehan dana modal sebesar Rp6,5 triliun. Fundamental Resources Pte Ltd (Singapore) akan bertindak sebagai Pembeli Siaga dengan dukungan pendanaan dari Bank CIMB Niaga.

Rencana transaksi terkait berdasarkan posisi keuangan 30 September 2012, dan sampai batas waktu berlakunya posisi keuangan yang digunakan, Otoritas Jasa Keuangan belum memberikan pernyataan efektif, sehingga rencana tindakan korporasi tersebut belum bisa dilaksanakan.

Selanjutnya PKPK masih melakukan kajian ulang terhadap rencana tindakan korporasi itu, termasuk survey perhitungan cadangan batubara perusahaan target sebagai dasar penilaian akuisisi saham.

Akhirnya mewakili jajaran manajemen, saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas dukungan tak kenal lelah dari jajaran Dewan Komisaris dan pemegang saham PKPK. Dukungan yang sama kiranya masih kami harapkan untuk mewujudkan upaya peningkatan nilai PKPK yang tentunya membutuhkan perjuangan yang makin berat Terima kasih.

PKPKs business achievement further discussed in other section of this annual report.

Corporate Action Plan

In 2012 PKPK proposed to implement a corporate action of capital increase with pre-emptive right issue with strategic coal of capital fund used for acquirement of a potential coal area of 5.000 hectares located at West Kutai Regency which posses of coal resources according to JORC survey amounted 434 million MT 53-51kcal/kg coal. This corporate action should become a milestone of further PKPKs forward progress, because after the acquirement PKPK to be one of 10 companies with nation wide of teh biggest coal reserve. Other than that, through the target company PKPK should secure coal production demand for 20 years duration of time, more than a half, or 170 million MT were to export to power plants company in South Korea and Vietnam, and also proposed to build its own 2x25MW power plant in Karimun, Kepulauan Riau.

For those corporate action, PKPK proposed to issue new shares as much as 26 billion of shares at the exercised price of Rp250,- per share, or target of raised capital fund of Rp6.5 trillion. Fundamental Resources Pte Ltd (Singapore) will be act as the Standby Buyer with funding back up from Bank CIMB Niaga.

All related transactions plan based on September 30, 2012 financial position, but until the limit of use time of the financial position, Otoritas Jasa Keuangan has not given effective statement, that so the proposed corporate action also has not been implemented yet.

Furthermore, PKPK has still worked for review upon the porposed corporate action, inclusively took a survey of coal reserve calculation of the target company as the base of share acquirement valuation.

The latest, I represent the management team express our thank and appreciation for the endless support from the Board of Commissioners, and all of the PKPKs shareholders. We still hope the same supoort to make increasing value of PKPK come to real which is required harder efforts.

Thank you.

Samarinda, 30 April 2013 Direksi,

Soerjadi Soedarsono Direktur Utama | President Director Untung Haryono

Direktur | Director

Doso T. Pribadoi Direktur | Director


(14)

13

TINJAUAN OPERASIONAL

Figur Keuangan

1. Analisa Posisi Keuangan Konsolidasian a. Aset

Financial Figure

1. Analyze of the Consolidated Financial Position a. Asset

Total aset PKPK tahun 2011 sebesar Rp453,977 miliar, meningkat 5,10% atau sebesar Rp22,047 miliar dibanding tahun sebelumnya (2010: Rp431,931 miliar). Sedangkan total aset PKPK tahun 2012 sebesar Rp396,277 miliar, turun 12,71% atau sebesar Rp57,700 miliar dibanding tahun 2011. Penurunan aset di antara periode-periode tersebut terutama disebabkan beban penyusutan aset tetap masing-masing Rp____ miliar tahun 2012, Rp23,336 miliar tahun 2011, dan Rp24,877 miliar tahun 2010.

Sejalan dengan menurunnya aktivitas usaha batubara, PKPK menjual sebagian aset tetapnya meliputi nilai tercatat Rp36.622 miliar yang telah disetujui Pemegang Saham dalam RUPSLB tanggal 21 Juni 2012, dan terealisasi sebesar Rpxx miliar dengan harga Rpxx miliar. Penjualan aset tetap ini dilakukan dalam rangka efisiensi, dan hasil penjualannya sebagian besar digunakan untuk melunasi utang pendanaan pembeliannya.

PKPKs total asset in 2011 amounted Rp453.977 billion, increasing about 5.10% or Rp22.047 billion compared to the previous year (Dec 31, 2010 : Rp431.931 billion). Then as per December 31, 2012, PKPKs total asset amounted Rp396.277 billion, decreasing about 12.71% or amounted Rp57.700 billion compared to 2011. The decrease of asset between those periods mostly caused by depreciation expense of fixed asset initially Rpxx billion for 2012, Rp 23.336 billion for 2011, and Rp24.877 billion for 2010.

Decreasingly accordance with its coal activities, PKPK has soled its number of fixed asset consisting a carried amount of Rp36.622 billion, that has been approved by the Shareholders through EGM held at June 21, 2012, and it realized amounting Rpxx billion with the total sale price of Rpxx billion. The sale of fixed asset were done In purpose of efficiancy as its result being mostly used to settle its procurement funding loan.


(15)

14

b. Liabilitas Dan Ekuitas b. Liability and Equity

Total liabilitas PKPK tahun 2011 sebesar Rp270,185 miliar, meningkat 11.71% atau Rp28,333 miliar dibanding tahun sebelumnya (2010: Rp241,853 miliar). Sedangkan total liabilitas PKPK tahun 2012 sebesar Rp221,555 miliar, turun 18,00% atau Rp48,630 miliar dibanding tahun 2011.

Perubahan nilai liabilitas ini terutama berkaitan dengan perubahan nilai utang bank dan utang sewa pembiayaan.

Total ekuitas PKPK tahun 2011 sebesar Rp183,793 miliar, turun 3,31% atau Rp6,286 miliar dibanding tahun sebelumnya (2010: Rp190,078 miliar). Sedangkan total ekuitas PKPK tahun 2012 sebesar Rp174,722 miliar, turun 4,93% atau Rp9,070 miliar dibanding jumlah tahun 2011.

Perubahan nilai ekuitas PKPK secara umum disebabkan pencapaian hasil usaha PKPK.

2. Analisa Laba Rugi Komprehensif a. Pendapatan

Pendapatan usaha PKPK tahun 2011 sebesar Rp389,723 miliar, naik 34,18% atau Rp99,283 miliar dibanding tahun sebelumnya (2010: Rp290,440 miliar), Sedangkan pendapatan usaha PKPK tahun 2012 sebesar Rp294,488 miliar, turun 24,44% atau Rp95,235 miliar dibanding tahun 2011.

Total liability of PKPK in 2011 amounted Rp270.185 billion, increasing 11.71% or Rp28.333 billion compared to the previous year (2010: Rp241.853 billion). Then total liability of PKPK in 2012 amounted Rp221.555 billion, decreasing 18.00% or Rp48.630 billion compared to 2011.

The changes of liability balance mostly related with the changes of bank loan and lease payable balances.

Total equity balance of PKPK in 2011 amounted Rp183.793 billion, decreasing 3.31% or Rp6.286 billion compared to the previous year (2010: Rp190.078 billion). Then total equity balance of PKPK in 2012 amounted Rp174.722 billion, decresing 4.93% or Rp7.070 billion compared to the balance of 2011.

The changes of equity balance of PKPK generally caused by the achievement of PKPKs business result

2. Analyze of Comprehensive Statement of Income a. Revenue

PKPKs revenue in 2011 amounted Rp389.723 billion, increasing 34,18% or Rp99.283 billion compared to the previous year (2010: Rp290.440 billion). Then PKPKs revenue in 2012 amounted Rp294.488 bilion, decreasing 24.44% compared to the same in 2011.


(16)

15

Kontribusi pendapatan usaha PKPK dari tiap sektor usaha, masing-masing sektor batubara dari tahun 2010 meliputi 31,43% kemudian turun menjadi 4,39% tahun 2011 dan turun lagi menjadi 2,21% tahun 2012. Sektor jasa kontraktor dari tahun 2010 meliputi 65,04% meningkat menjadi 93,29% tahun 2011 dan meningkat lagi menjadi 97,77% tahun 2012. Sedangkan sektor sewa peralatan berat sebagai sektor penunjang sektor-sektor usaha utama di atas, dari tahun 2010 meliputi 3,53%, turun mejadi 2,33% tahun 2011 dan turun lagi menjadi 0,03% tahun 2012.

The contribution to PKPKs revenue from each business sectors, from coal activities since 2010 consisted of 31.43%, then decreased to 4.39% in 2011, and decreased again to 2.21% in 2012. Contracting services since 2010 consisted of 65.04%, increased to 93.29% in 2011, then again increased to 97.77% in 2012. Then rental of heavy equipment as the supporting sector to the main sectors above, since 2010 consisted of 3.53% decreased to 2.33%in 2011, and again decreased to 0.03% in 2012.

b. Beban Pokok Pendapatan b. Cost of Revenue

Beban pokok pendapatan tahun 2011 sebesar Rp332,676 miliar, naik 49,21% atau Rp109,722 miliar dibanding tahun sebelumnya (2010: Rp222,954 miliar). Sedangkan beban pokok pendapatan tahun 2012 sebesar Rp251,813 miliar, meningkat 24,31% dibanding tahun 2011.

Total cost of revenue 2011 amounted Rp332.676 billion, increased of 49.21% or Rp109.722 billion compared to the previous year (2010: Rp222.954 billion). Then cost of revenue 2012 amounted Rp251.813 billion, increased of 24.31% compared to 2011.


(17)

16

Rasio beban pokok pendapatan terhadap pendapatan per sektor, berturut-turut sektor batubara masing-masing 86,01% tahun 2010 menjadi 77,81% tahun 2011 dan 121,24% tahun 2012. Sektor jasa kontraktor 72,99% tahun 2010, menjadi 86,04% tahun 2011 dan 84,72% tahun 2012. Dan sewa peralatan berat 63,96% tahun 2010, menjadi 72,26% tahun 2011, tahun 2012 sektor ini tidak melaksanakan aktivitas usaha.

Cost of revenue ratios to each sector of business revenue consecutively for coal sector initially was 86.01% in 2010, become 77.81% in 2011, and 121.24% in 2012. For contracting services was 72.99% in 2010, become 86.04% in 2011, and 84.72% in 2012. And rental of heavy equipments was 63.96%, become 72.26% in 2011, this sector has not implemented any business activities for 2012.

c. Laba kotor c. Gross Profit

Laba kotor tahun 2011 sebesar Rp57,047 miliar, turun 15,47% atau Rp 10,439 miliar dibanding tahun sebelumnya (2010: Rp67,486 miliar). Tahun 2012 sebesar Rp42,675 miliar, turun 25,19% atau Rp14,372 miliar dibanding tahun 2011.

Gross profit in 2011 amounted Rp57.047 billion, decreased 15.47% or Rp10.439 billion compared to the previous year (2010: Rp67.486 billion). For the year of 2012 amounted Rp42.675 billion, decreased 25.19% or Rp14.372 billion compared to 2011.

d. Beban Usaha

Beban usaha tahun 2011 sebesar Rp25.839 miliar, turun 26,54% atau Rp9,335 miliar dibanding tahun sebelumnya (2010: Rp35,174 miliar). Beban usaha tahun 2012 sebesar Rp23,688 miliar, turun 8,28% atau Rp2,140 miliar dibanding tahun 2011. Penurunan beban usaha PKPK ini berkaitan dengan upaya efisiensi berkelanjutan terhadap biaya overhead kantor.

d. Operating Expenses

Operating expenses for 2011 amounted Rp25.839 billion, decreased 26.54% or Rp9.335 billion compared to the previous year (2010: Rp23.688 billion). 2012 operating expenses amounted Rp23.688 billion, decreased 8.28% or Rp2.140 billion compared to 2011 period. Decreasing of PKPKs operating expenses related with ongoing efficiency effort upon overhead of office expenses


(18)

17

e. Laba Usaha e. Operating Income

Laba usaha untuk tahun 2011 sebesar Rp31,208 miliar, turun 3,42% atau Rp1,104 miliar dibanding tahun sebelumnya (2010: Rp32,312 miliar). Sedangkan laba usaha tahun 2012 sebesar 18,976 miliar, turun 39,19% atau Rp12,232 miliar dibanding tahun 2011.

f. Laba (rugi) bersih

Hasil usaha bersih PKPK tahun 2011 mencatat kerugian sebesar Rp6,286 miliar, meningkat 71,97% atau Rp16,138 miliar dibanding tahun sebelumnya (2010: Rugi bersih Rp22,424 miliar). Tahun 2012 PKPK kembali mencatat kerugian bersih sebesar Rp9,070 miliar, turun 44,29% atau Rp2,764 miliar dibanding tahun 2011.

Operating profit in 2011 amounted Rp31.200 billion, decreased 3.42% or Rp1.104 billion compared to the previous year (2010: Rp32.312 billion). Then 2012 operating profit amounted Rp18.976 billion, decreased 39.19% or Rp12.232 billion compared to 2011.

f. Net Profit (loss)

Net operating result of PKPK in 2011 recorded loss amounted Rp6.206 billion, increased 71.97% or Rp16.138 billion compared to the previous year (2010: Rp22.424 billion of net loss). Then in 2012 PKPK again recorded net loss amounted Rp9.070 billion, decreased 44.29% or Rp2.764 billion compared to 2011.


(19)

18

Tahun 2012 PKPK melakukan penyesuaian pencatatan keuangan tahun 2010 dan 2011 secara retrospektif sehubungan dengan penghapusbukuan beban eksplorasi tangguhan dalam rangka memenuhi UU No.4 Tahun 2009 tentang Minerba, di mana penguasaan area batubara berdasarkan perikatan kerjasama (KSO) tidak diperkenankan lagi.

Kegiatan Per Sektor Usaha

1. Usaha batubara

Setelah penghapusan area batubara dalam rangka memenuhi ketentuan UU No.4 Tahun 2009, PKPK hanya menguasai area batubara melalui Entitas Anak (PT Semoi Prima Lestari) seluas 3.557 ha berlokasi di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, 1.250 ha di antaranya sudah berstatus IUP Operasi Produksi, sisanya merupakan kawasan KBK dan masih dalam proses pengajuan ijin pinjam pakai dari instansi terkait. Entitas Anak sampai saat ini belum beroperasi komersial

Sebelumnya, PKPK masih mengoperasikan area Dondang dengan sisa cadangan pada waktu itu meliputi kurang lebih 300 ribu MT batubara 53-51kcal/kg – sehingga masih mencatat adanya pendapatan produksi dan penjualan batubara. Sesudah penghapusan, di mana hak atas area Dondang dikembalikan kepada Pemilik, selanjutnya PKPK memperoleh fee penjualan dan akan dicatat sebagai pendapatan di luar usaha.

2. Jasa Kontraktor

Jasa kontraktor, terutama sub-sektor konstruksi penunjang migas, merupakan basis usaha PKPK yang sudah digeluti sejak didirikan hampir 30 tahun yang lalu. Pada perkembangannya hingga saat ini, sektor ini yang masih dioperasikan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan PKPK.

Dengan dukungan sumberdaya usaha yang dimiliki

In 2012 PKPK has retrospectively adjusted its 2010 and 2011 financial statement in connection with writing-off deferred cost of exploration accordingly to fulfill The Law No.4/2009 of Mineral and Coal (Minerba), to where the ownership of coal area under joint operation (JO) binding agreement was prohibited.

Business Sector’s Activities 1. Coal Business

After coal area writing-off in accordance with The Law No.4 of the Year 2009, PKPK only still hold a coal area trhough its Subsidiary (PT Semoi Prima Lestari) of 3.557 hectares width located at Sepaku, Penajam Paser Utara Regency, East Kalimantan, to where 1.250 hectares has

already in ‘IUP Operasi Produksi’ licensed, the remain

was forestry area and still in progress of use permission proposal to authorized office. The subsidiary until the present time has not been commercially operated yet.

Before the period of time, PKPK has still operated Dondang area which still possess coal reserve of about 300 thousand MT in remain of 53-51kcal/kg coal specification – that so it has still recorded coal production and sale revenue. After the writing-off, where the holding right of Dondang area giving back to the concession holder, furthermore PKPK earn fee of coal sale and shall

be recorded as ‘other revenue’.

2. Contracting Services

Contracting services, especially sub-suctor of oil & gas construction support, was the business base of PKPK which has been operated since it was established for almost 30 years ago. At its progress to the present time, it has still operated and giving a significant contribution to PKPKs revenue.


(20)

19

PKPK masih melaksanakan pengembangan proyek-proyek dan pelanggan baru. Sebagaimana juga diungkapkan pada bagian lain laporan tahunan ini, tahun 2010 PKPK memperoleh proyek baru senilai Rp248,523 miliar, tahun 2011 sebesar Rp218,489 miliar –Rp159,795 miliar merupakan kontrak dari pelanggan baru, dan tahun 2012 sebesar Rp283,584 miliar.

3. Sewa Peralatan Berat

Kegiatan usaha sewa peralatan berat merupakan sektor penunjang dengan memanfaatkan peralatan berat yang tidak dipergunakan, baik dalam sektor kontraktor maupun sektor batubara. Sejalan dengan penjualan peralatan utama produksi batubara, dan di sisi lain meningkatnya aktivitas usaha kontraktor – maka aktivitas usaha sewa peralatan berat juga menurun. Kontribusi pendapatan sewa peralatan berat terhadap pendapatan usaha PKPK berturut-turut tahun 2010 sebesar 3,53%, tahun 2011 sebesar 2,33%, dan tahun 2012 sebesar 0,03%

implemented new projects and client development. As also dercribed in other section of this annual report, PKPK has obtained new project amounted Rp248.523 billion for 2010, then Rp218.489 billion for 2011 – including Rp159.795 billion came from new clients, and for 2012 obtaining Rp283.584 billion.

3. Heavy Equipment Rental

Business activity of rental heavy equipment is a supporting sector to use heavy equipments both from contracting sector and coal which has not been being used. In line with the sale of coal main production equipments, and on the other hand increased activity in contracting business – the heavy equipment rental business also decreased.

Heavy equipment rental revenue contribution to the PKPKs revenue consecutively in 2010 as of 3.53%, in 2011 as of 2.33%, and in 2012 as of 0.03%.


(21)

20

Tujuan Pelaksanaan

Manajemen PKPK senantiasa berupaya menerapkan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik dalam kegiatan usaha sehari-hari dengan tujuan meningkatkan kinerja dan nilai PKPK. Dalam penerapannya PKPK berorientasi kepada undang-undang, praktek dan rekomendasi GCG yang diyakini secara jangka panjang akan meningkatkan nilai para Pemegang Saham dan segenap Mitra Usaha.

Struktur Pengelolaan

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS sebagai pemegang kekuasaan tertinggi PKPK, baik yang diselenggarakan satu tahun sekali (tahunan) maupun sewaktu-waktu (luar biasa), antara lain berwenang sebagai berikut :

1. Mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

2. Mengevaluasi konerja pengelolaan Direksi dan pengawasan Dewan Komisaris.

3. Menyetujui perubahan anggaran dasar 4. Menyetujui penggunaan laba bersih usaha

5. Menyetujui perubahan dan/atau peningkatan modal usaha.

PKPK telah menyelenggarakan RUPS Tahunan 2011 dan sekaligus RUPS Luar Biasa 2012 pada tanggal 21 Juni 2012 bertempat di Graha Perdana, Kantor Pusat PKP di Jln Sentosa 56 Samarinda dengan keputusan sebagai berikut :

RUPS Tahunan

1. Menerima pertanggung jawaban Direksi dan Komisaris sekaligus menyetujui Laporan Keuangan Tahunan PKPK 2009.

2. Mengangkat kembali para pengurus PKPK untuk masa tugas 2012-2015, serta perubahan pengurus sebagai berikut:

a. Pergantian Fanny Listiawati oleh Tukidi sebagai Komisaris PKPK

b. Pergantian Tukidi oleh Doso T. Pribadi sebagai Direktur PKPK

3. Menyetujui pemberian kuasa kepada Direksi untuk menunjuk Auditor Independen untuk melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan PKPK tahun 2012 berikut menetapkan honorariumnya, di mana Direksi menunjuk kembali KAP Junaedi, Chairul, dan Subyakto sebagai Auditor Independen tahun 2012.

RUPS Luar Biasa

1. Menyetujui rencana PKPK menjual sebagian aset tetap yang tidak dipergunakan lagi.

The Goals

PKPK Management strive to apply the principles of Good Corporate Governance in the daily business activities with the aim of improving the performance and value of PKPK. In the implementation PKP to be oriented laws, practices and recommendation of GCG are believed in the long run will increase the value of the Shareholders and all stake holders.

Management Structure of GCG

General Meeting of Shareholders (GMS)

GMS as the highest authority of PKP, both held once a year (annual) or at anytime (extra-ordinary), among other posses the following authorities :

1. Appoint and dismiss members of the Board of Commissioners and Directors

2. Evaluating performance of Director’s management and Board of Commissioner’s supervision.

3. Approved the changes of Article of Association 4. Approved the use of net operating income 5. Approved the changes and/or increase of capital.

PKP has conducted the 2011 Annual GMS as well as Extra-ordinary GMS on June 21, 2012, in Graha Perdana, PKPK’s Head Office on 56 Jalan Sentosa, Samarinda with the following decisions :

Annual GMS

1. Accepting accountability for the Board of Directors and Commissioners as well as approving 2009 PKPK’s Financial Statement.

2. Re-appointing PKPK’s management team for 2012 -2015 servicing years, and also accepting the changes of management team as follow:

a. The changes of Fanny Listiawati with Tukidi as PKPKs Commissioner

b. The changes of Tukidi with Doso T. Pribadi as PKPKs Director

3. Approve the granting authority to the Board of Directors to appoint and Independent Auditor to audit the financial statement of PKPK in 2010, also to set its honorarium, to where the Board od Directors apponted KAP Junaedi, Chairul, and Subyakto as the 2011 Auditor Independent.

Extra-ordinary GMS

1. Accepting PKPKs plan to sale number of fixed asset which no-longer use


(22)

21

Dewan Komisaris

Dewan Komisaris PKPK memiliki tanggung jawab sebagai berikut :

1. Mengawasi pelaksanaan rencana usaha dan anggaran 2. Menilai kinerja Direksi

3. Mengawasi pelaksanaan manajemen risiko dan tindakan Direksi atas temuan audit.

Susunan Dewan Komisaris PKPK sejak 21 Juni 2012 adalah sebagai berikut :

Komisaris Utama : Lie Hendry Widyanto Komisaris : Tukidi *)

Komisaris Independen : Istiardjo *) Tukidi sebelumnya adalah Direktur PKPK

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris secara berkala mengadakan rapat-rapat. Sepanjang tahun 2012 Dewan Komisaris menyelenggarakan 3(tiga) kali rapat dengan statistik kehadiran masing-masing anggota sebagai berikut :

Board of Commissioners

PKPK Board of Commissioners has the following responsilities:

1.Oversee implementation of business plan and budget 2.Assessing the performance of the Board of Directors 3.Oversee implementation of risk management and

Board of Directors action on audit findings

PKPKs Board of Commissioners since June 21, 2012 are as follows:

President Commissioner : Lie Hendri Widyanto Commissiones : Tukidi *)

Independent Commissioner : Istiardjo *) Tukidi was formerly PKPKs Director

In the framework of implementation of tasks and responsibilities, the Board of Commissioners regular meetings are held. Throughout the year 2012 the Board of Commissioners held 3(three) meetings with statistical presence of each member as follows:

Tabel Kehadiran Rapat Dewan Komisaris | Board of Commissioners Meeting Attendant

Dewan Komisaris

Board of Commissioner

Jumlah Kehadiran

Number of attendance

% Kehadiran % Attendance Lie Hendry Widyanto

Komisaris Utama | President Commissioner 2 66,66%

Fanny Listiawati / Tukidi

Komisaris | Commissioner 1 33,33%

Istiardjo

Komisaris Independen|Independent Commissioner 3 100,00%

Direksi

Direksi memiliki tugas dan tanggung jawab utama sebagai berikut :

1. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasi usaha, termasuk meliputi pengelolaan keuangan, sumberdaya manusia, dan penerapan manajemen risiko dan pengembangan usaha, berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

2. Mengupayakan pencapaian target-target operasional dan keuangan yang ditetapkan.

3. Memastikan pelaksanaan fungsi audit internal dan tindak lanjut temuan audit internal.

Susunan Direksi PKPK sejak 21 Juni 2012 adalah sebagai berikut :

Direktur Utama : Ir Soerjadi Soedarsono Direktur : Untung Haryono Direktur : Doso T. Pribadi

Ir Soerjadi Soedarsono selaku Direktur Utama bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasi perusahaan. Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari dibantu oleh 2(Dua) orang Direktur dengan bidang-bidang tanggung jawab meliputi aspek operasi dan aspek administrasi dan keuangan.

Untung Haryono selaku Direktur Administrasi dan Keuangan bertanggung jawab kepada Direktur Utama atas pengelolaan kegiatan administrasi dan keuangan usaha perusahaan.

Doso T. Pribadi selaku Direktur Operasi bertanggung jawab kepada Direktur Utama atas pengelolaan kegiatan operasi usaha PKPK

Untuk menunjang pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi secara berkala menyelenggarakan Rapat Direksi, di mana sepanjang tahun 2012 Direksi telah menyelenggarakan 12(Duabelas) kali Rapat Direksi dengan masing-masing statistik kehadiran masing-masing anggota Direksi sebagai berikut :

Board of Directors

Board of Directors has the following tasks and responsibilities:

1. Responsible for all business operations, including covering financial management, human resources, and implementation of risk managements and business development, based on the principlec of good corporate governance

2. Promoting the achievement of determined operational and financial targets

3. Ensuring the intrenal audit function and follow up internal audit findings

PKPKs Board of Directors since June 21, 2012 are as follows:

President Director : Ir Soerjadi Soedarsono Director : Untung Haryono Director : Doso T. Pribadi

Ir Soerjadi Soedarsono as the President Director responsible for all company operations. In the daily execution of his daily duties assisted by 2(two) directors for the areas of responsibility covering aspect of operations and aspect of administration and finance. Untung Haryono as Director of Administration and Finance is responsible to the President Director for administration and finance management of the Company.

Doso T. Pribadi as Operations Director is responsible to the President Director for PKPKs business operations

To support the implementation of their duties and responsibilities, the Board of Directors meetings held periodically, in which throughout 2012 the Board of Directors has organized 12(twelve) Board of Directors meetings with each of the statistical presence of each member of Board of Directors as follows:


(1)

a. Manajemen Risiko Modal a. Risk Management Capital

Pinjaman Borrowing

Kas dan setara kas Cash and cash equivalents

Pinjaman-neto Borrowing - net

Ekuitas Equity

Rasio pinjaman-neto terhadap

ekuitas Ratio of borrowing-net to equity

b. Manajemen Risiko Keuangan b. F inancial Risk Management Jan 01, 2011/ Dec 31, 2012 Dec 31, 2011 Dec 31, 2010 219.953.199 268.795.317 240.227.094

20.246.939 13.459.385 16.295.938 199.706.260 282.254.702 256.523.032 174.722.337 183.792.040 190.077.908

114,30% 153,57% 134,96% Manajemen risiko dapat dikelompokkan menjadi manajemen risiko

modal dan manajemen risiko keuangan.

Perseroan dan entitas anak mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk melanjutkan keberlangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas. Struktur modal Perseroan terdiri dari liabilitas termasuk utang bank (Catatan 18), utang sewa pembiayaan (Catatan 19), kas dan setara kas (Catatan 4) dan modal tersedia bagi para pemegang saham dari entitas induk, terdiri dari modal saham (Catatan 23), tambahan modal disetor (Catatan 24), saldo laba, dan kepentingan nonpengendali (Catatan 27) sebagaimana diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian.

Direksi secara berkala melakukan review struktur permodalan Perseroan. Sebagai bagian dari review ini, Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan.

Gearing ratio pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko nilai tukar mata uang asing, risiko tingkat bunga, risiko kredit dan risiko likuiditas. Perseroan dan entitas anak beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Direksi.

Risk management can be grouped into capital risk management and financial risk management.

The Company and its subsidiaries manage the risk capital to ensure that they will be able to continue to live, in addition to maximizing the profits of the shareholders through the optimization of the balance of debt and equity. Capital structure of the Company consists of liabilities including bank debt (Note 18), debt finance leases (Note 19), cash and cash equivalents (Note 4) and the capital available to the shareholders of the parent entity, comprised of share capital (Note 23), additional paid-in capital (Note 24), retained earnings and non-controlling interests (Note 27) as disclosed in the consolidated financial statements.

Directors regularly review the Company's capital structure. As part of this review, the Directors consider the cost of capital and the risks associated.

Gearing ratio as at 31 December 2012, 2011 and 2010 are as follows:

Objectives and policies of financial risk management is to ensure that financial resources were available for operations and business development, as well as to manage the exchange rate risk of foreign currency, interest rate risk, credit risk and liquidity risk. The Company and its subsidiaries operate by the guidelines set by the Board of Directors.


(2)

i. Manajemen Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing i.

Aset Assets

Kas Cash

Piutang usaha Trader receivables

Liabilitas Liabilities

Utang usaha Trade payables

Utang sewa

pembiayaan Lease payables

Nilai bersih Net value

ii. Manajemen Risiko Suku Bunga ii. Interest Rate Risk Management

iii. Manajemen Risiko Kredit iii. Credit Risk Management

Risk value of exchange rates foreign currency is risk where fair value upper cash flows contractual future of a financial instrument will be affected due to changes exchange rate. At this time activities of operation the Company's business and the entity child is dominated by functional currency the Company and entities child, namely currency Rupiah. Management periodically conducts a review against exposures foreign currencies who owned.

Asset and liability in foreign currencies who owned the Company and entities child at the end of reporting period as follows:

F oreign Exchange Risk Management Currencies F oreign

In US Dollar equivalent

Risiko suku bunga adalah risiko di mana nilai wajar arus kas kontraktual masa depan dari suatu intrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan tingkat suku bunga pasar. Dalam pengelolaan risiko suku bunga, Perseroan mengelola tingkat suku bunga dengan mengevaluasi tren pasar. Manajemen juga melakukan penilaian antara suku bunga yang ditawaran oleh Lembaga Keuangan, baik perbankan maupun lembaga pembiayaan untuk mendapat tingkat suku bunga paling baik, dan secara teratur menyiapkan proyeksi arus kas untuk pembayaran pinjaman terkait.

Risiko kredit merupakan risiko yang timbul akibat kegagalan pelanggan memenuhi kewajiban kontraktualnya kepada Perseroan. Saat ini transaksi Perseroan dilakukan dengan pelanggan yang memiliki kredibilitas baik dan manajemen secara berkala melakukan pemantauan terhadap sumur saldo piutang yang dimiliki.

Dec 31, 2012 Dec 31, 2011

Dalam Setara Rupiah/ Dalam Setara Rupiah/ Setara Rupiah/ Risiko nilai tukar mata uang asing adalah risiko di mana

nilai wajar atas arus kas kontraktual masa depan dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan nilai tukar. Saat ini kegiatan operasi usaha Perseroan dan entitas anak didominasi oleh mata uang fungsional Perseroan dan entitas anak, yaitu mata uang Rupiah. Manajemen secara berkala melakukan penelaahan terhadap eksposur mata uang asing yang dimiliki.

Aset dan liabilitas dalam mata uang asing yang dimiliki Perseroan dan entitas anak pada akhir periode pelaporan sebagai berikut :

-$ - $ 1.344,85 12.195.119 $ 1.674,03 15.051.227 251,96

$ 2.436.497 $ 1.521,46 13.796.609 $ 1.852,35 16.654.518

In US Dollar equivalent equivalent

655,25

$ 6.336.228 $ 617,56 5.600.026 $ 740,47 6.657.609 3.337,49

$ 32.273.541 $ 5.122,91 46.454.562 $ 607,47 5.461.803 3.992,74

$ 38.609.769 $ 5.740,47 52.054.588 $ 1.347,95

3.740,77

$ 36.173.271 $ 4.219,01 38.257.979 $ (504,41) (4.535.106) Dolar AS/ Rupiah Dolar AS/ Rupiah

Dalam

Dolar AS/ Rupiah In US Dollar

Jan 01, 2011/Dec 31, 2010

Interest rate risk is the risk that the fair value of contractual future cash flows of a financial instrument will be affected due to changes in market interest rates. In managing interest rate risk, the Company manages interest rate by evaluating market trends. Management also assessed ditawaran between interest rates by financial institutions, both banks and financial institutions to get the best interest rate, and regularly prepare cash flow projections related to loan payments.

Credit risk is the risk arising from the failure of customers to meet their contractual obligations to the Company. Currently the Company carried out transactions with customers who have good credibility and management regularly monitors the balance of accounts receivable owned wells.

251,96

$ 2.436.497 $ 176,61 1.601.489 $ 178,32 1.603.291 12.119.412


(3)

Kredit dan piutang Credit and receivables

Kas Cash

Piutang usaha Trade receivables

Piutang retensi Retention receivables

Piutang lain-lain Other receivables

Jaminan pengadilan pajak Tax court of guarantee

Aset tidak lancar lainnya Other non-current assets

iv. Manajemen Risiko Likuiditas iv. Liquidity Risk Management

Liabilitas Liabilities

Utang usaha Trade payables

Bank Bank loan

Sewa pembiayaan Lease payable

Utang lain-lain Other payables

Jumlah Total

Liabilitas Liabilities

Utang usaha Trade payables

Biaya yang masih

harus dibayar Accrued expenses

Bank Bank loan

Sewa pembiayaan Lease payable

Utang lain-lain Other payables

Jumlah Total

Berikut ini eksposur maksimum risiko kredit Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012, 31 Desember 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 :

Risiko likuiditas adalah risiko yang timbul karena kurangnya likuiditas Perseroan untuk menutup kewajiban jangka pendek yang dimiliki.

Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas serta aset laincar lainnya yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Perseroan dan untuk mengatasi dampak fluktuatif arus kas. Perseroan memastikan memiliki akses pada setiap saat yang untuk dapat memperoleh pinjaman (termasuk kepada pihak berelasi) dengan biaya pendanaan yang kompetitif serta persyaratan pendanaan yang baik. Berikut ini jadwal jatuh tempo liabilitas Perseroan berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak didiskonto pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 :

Jan 01, 2011/ Dec 31, 2012 Dec 31, 2011 Dec 31, 2010 20.246.939 13.459.385 16.295.938 84.110.817 79.410.557 60.551.863 11.212.636 9.502.317 11.308.290

Des 31, 2011

2.131.407 14.295.668 966.975

- 26.407.178 9.621.193 1.261.406 5.351.908 127.322.992 117.929.333 120.882.151

Des 31, 2012

< 1 tahun/year 1 - 2 tahun/years > 2 tahun/years Jumlah/Total

This follows the Company's maximum exposure to credit risk at December 31, 2012, December 31, 2011 and January 1, 2011 / December 31, 2010:

Liquidity risk is the risk that arises due to the lack of liquidity to cover short-term liabilities held.

In the management of liquidity risk, management monitors and maintains the amount of cash and cash equivalents and other assets laincar deemed adequate to finance the Company's operations and to mitigate the impact of fluctuating cash flows. Ensure the company has access at any time to be able to obtain a loan (including related parties) with competitive funding costs and funding requirements well.

The following maturity schedule of the Company's liabilities based on contractual undiscounted payments as of December 31, 2012 and 2011, and January 1, 2011 / December 31, 2010:

156.887.395 9.400.000 - 166.287.395 9.504.515 917.735 - 10.422.250 14.793.305 8.393.534 - 23.186.839 193.829.210 18.711.269 - 212.540.479

12.643.995 -

-< 1 tahun/year 1 - 2 tahun/years > 2 tahun/years Jumlah/Total

17.001.757 - - 17.001.757 142.909 - - 142.909 161.236.857 33.267.415 - 194.504.272 17.586.065 9.609.616 384.353 27.580.034 13.760.090 8.393.534 - 22.153.625 209.727.678 51.270.566 384.353 261.382.597 12.643.995


(4)

Liabilitas Liabilities

Utang usaha Trade payables

Biaya yang masih

harus dibayar Accrued expenses

Bank Bank loan

Sewa pembiayaan Lease payable

Utang lain-lain Other payables

Jumlah Total

Estimasi nilai wajar instrumen keuangan The estimated fair value of financial instruments

(a) (a)

(b) (b)

(c) (c)

Nilai wajar aset dan liabillitas keuangan diestimasi untuk keperluan pengakuan dan pengukuran atau untuk keperluan pengungkapan.

PSAK 60, “InstrumenKeuangan : Pengungkapan”mensyaratkan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar dengan tingkat hirarki nilai wajar sebagai berikut:

harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (tingkat 1)

input selain harga kuotasian yang termasuk dalam tingkat 1, yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya derivasi dari harga) (tingkat 2), dan

input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi) (tingkat 3)

Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan kuotasi nilai pasar pada tanggal pelaporan. Kuotasi nilai pasar yang digunakan Perseroan untuk aset keuangan adalah harga penawaran (bid price), sedangkan untuk liabilitas keuangan menggunakan harga jual (ask price). Instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 1.

Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Teknik tersebut menggunakan data pasar yang dapat diobservasi sepanjang tersedia, dan seminimal mungkin mengacu pada estimasi. Apabila seluruh input signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi, instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 2.

Jika satu atau lebih input yang signifikan tidak berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi, maka instrumen tersebut masuk ke dalam tingkat 3.

Jan 01, 2011/Des 31, 2010

< 1 tahun/year 1 - 2 tahun/years > 2 tahun/years Jumlah/Total

16.748.219 - - 16.748.219 433.752 - - 433.752 96.081.224 49.922.623 - 146.003.847 18.180.103 8.692.288 4.183.155 31.055.547 15.701.302 23.739.764 - 39.441.066 147.144.600 82.354.675 4.183.155

The fair value of financial assets and liabillitas estimated for purposes of recognition and measurement or for disclosure purposes.

SFAS No. 60, "Financial Instruments: Disclosures" requires disclosure of fair value measurements by level of the following fair value hierarchy:

kuotasian prices (unadjusted) in active markets for identical assets or liabilities (level 1)

input in addition to the price kuotasian included in level 1, which are observable for the asset or liability, either directly (eg prices) or indirectly (eg derivation of prices) (level 2), and

inputs for the asset or liability that are not based on observable market data (unobservable inputs) (level 3)

The fair value of financial instruments traded in active markets is determined based on quoted market prices at the reporting date. The quoted market price used for financial assets is the Company's bid price (bid price), while for financial liabilities using the selling price (ask price). These financial instruments are included in level 1.

The fair value of financial instruments that are not traded in an active market is determined using valuation techniques. The techniques use observable market data is available throughout, and refers to a minimum estimate. If all significant inputs in the fair value are observable, these financial instruments are included in level 2.

If one or more significant inputs not based on observable market data, the instrument goes into level 3.


(5)

(a) (a)

(b) (b)

Aset keuangan :

Kas dan setara kas F inancial assets

Piutang usaha Cash and equivalent

Piutang retensi Account receivables

Piutang lain-lain Other receivables

Tagihan bruto kepada Gross amount due from

pemberi kerja Customers

Biaya dibayar di muka Prepaid expenses

dan uang muka and advances

Pajak dibayar di muka Prepaid taxes

Jaminan pelaksanaan Performance bond

pekerjaan warranty

Jaminan pengadilan pajak Court of tax deposit

Jumlah Total

Liabilitas keuangan : F inancial liability

Utang usaha Trade payable

Utang pajak Tax payable

Utang lain-lain Other payables

Biaya yang masih harus

dibayar Accrued expenses

Utang bank Bank loan

Utang sewa pembiayaan Leased payables

Jumlah Total

16.295.938 60.551.863

Jumlah tercatat/

Carrying amount Teknik penilaian tertentu digunakan untuk menentukan nilai

instrumen keuangan mencakup:

penggunaan harga yang diperoleh dari bursa atau pedagang efek untuk instrumen sejenis dan;

teknik lain seperti analisis arus kas yang didiskonto digunakan untuk menentukan nilai instrumen keuangan lainnya.

Tabel berikut menyajikan nilai tercatat dan estimasi nilai wajar dari instrumen keuangan pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 :

amount Fair value amount Fair value Fair value

20.246.939 20.246.939 13.459.385 13.459.385 16.295.938

Carrying wajar/ Carrying

Nilai wajar atas sebagian besar aset dan liabilitas keuangan mendekati nilai tercatat karena dampak pendiskontoan yang tidak signifikan.

Nilai wajar dari pinjaman jangka panjang dinilai menggunakan discounted cash flows berdasarkan suku bunga efektif terakhir yang berlaku untuk masing-masing pinjaman yang diutilisasi. Nilai wajar utang obligasi diestimasi menggunakan nilai kuotasi pasar terakhir.

84.110.817 84.110.817 79.410.557 79.410.557 60.551.863 11.212.636 11.212.636 9.502.317 9.502.317 11.308.290 11.308.290 2.131.407 2.131.407 14.295.668 14.295.668 966.975 78.182.342 78.182.342 95.546.861 95.546.861 51.173.875 13.623.669 13.623.669 14.391.744 14.391.744 5.734.316

966.975 51.173.875 5.734.316

19.080.726 19.080.726 13.945.830 13.945.830 18.420.109 9.621.193 9.621.193 1.261.406 1.261.406 5.351.908

- - - 26.407.178 18.420.109

5.351.908 26.407.178

238.209.730 238.209.730 241.813.767 241.813.767 196.210.451 196.210.451

166.287.395 166.386.459 194.504.272 194.703.245 146.135.396 10.422.250 11.524.347 27.580.034 30.164.040 36.000.362 12.643.995 12.643.995 17.001.757 17.001.757 16.748.219 7.412.720 7.412.720 7.412.720 7.412.720 6.544.664 23.186.839 23.186.839 22.153.625 22.153.625 39.441.066

16.748.219 6.544.664

219.953.199 221.154.360 268.795.317 271.578.296 245.303.459

- 142.909

tercatat/ Nilai tercatat/ Nilai Nilai

31-Des-2012 31-Des-2011 1-Jan-2011/31-Des-2010

Jumlah Jumlah

Fair value of most financial assets and liabilities approaching the carrying amount as the impact of discounting is not significant.

The fair value of long-term loans assessed using discounted cash flows based on the effective interest rate applicable to the last of each loan is utilized. The fair value is estimated using bond debt last quoted market price.

Valuation techniques used to determine the value of financial instruments include:

use of prices obtained from stock or securities dealers to similar instruments and;

Other techniques such as discounted cash flow analysis is used to determine the value of other financial instruments.

The following table presents the carrying amounts and estimated fair values​​offinancial instruments as at 31 December 2012, 2011 and 2010:

142.909 433.752

39.441.066 433.752 146.003.847 31.055.547 240.227.094


(6)

1. 1.

2. 2.

3. 3.

ooo ---Kontrak pekerjaan Open Canal & Penyiapan Lahan Industri

Utara dari PT Pupuk Kaltim dengan nilai kontrak sebesar Rp. 54.145.080.000, jangka waktu 1 Januari 2013 sampai dengan 30 Nopember 2013.

Kontrak pekerjaan Pendalaman Kolam Labuh Dermaga BSL dari PT Pupuk Kaltim dengan nilai kontrak sebesar Rp. 9.798.250.000, jangka waktu 1 Januari 2013 sampai dengan 30 Nopember 2013.

Kontrak pekerjaan Blanket Fabrication Services dari Santos Energy Ltd. dengan nilai kontrak sebesar USD. 4.333.893,54, jangka waktu 1 Maret 2013 sampai dengan 31 Maret 2015. Perseroan menandatangani kontrak pekerjaan baru sebagai berikut :

The Company signed a new employment contract as follows:

Open employment contract Canal & Northern Industrial Land Preparation of PT Kaltim fertilizer with a contract value of Rp. 54.145.080.000, the period January 1, 2013 until November 30, 2013.

Deepening employment contract Swimming Labuh Fertilizer Jetty BSL of PT Kaltim with a contract value of Rp. 9.798.250.000, the period January 1, 2013 until November 30, 2013.

Blanket Contract Fabrication work of Santos Energy Services Ltd.. with a contract value of USD. 4,333,893.54, the period March 1, 2013 until March 31, 2015.