PENINGKATAN PRESTASI BIDANG PENGEMBANGAN SOSIAL MATERI TATA KRAMA PERGAULAN PADA SISWA KELAS ……DI ........... MELALUI LAYANAN ORIENTASI

(1)

B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Suatu Kegiatan layanan orientasi disebut pelayanan apabila kegiatan tersebut dilakukan melalui kontak langsung dengan sasaran pelayanan (klien/konseli) ,dan secara langsung berkenaan dengan permasalahan ataupun kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran pelayanan itu.

Oleh karena itu "Tanggung jawab pendidikan ada pada lembaga-lembaga yang meliputi; lembaga keluarga, lembaga sekolah, lembaga masyarakat, lembaga keagamaan dan lembaga pemerintah: (Drs. M. Noor Syaln, 198(1: 19).

Selain itu keberhasilan pendidikan juga ditentukan pula oleh beberapa faktor diantaranya: kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan, fasilitas dana, tenaga pendidik, metode dan partisipasi masyarakat.

Dalam kehidupan masyarakat yang semakin maju dan berkembang seperti sekarang ini persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat semakin kompleks, karena adanya perubahan-perubahan dalam berbagai kehidupan masyarakat. Persaingan di segala bidang semakin ketat, membuat semua orang berlomba untuk meraih kesuksesan. Akibatnya bagi mereka yang terlalu sibuk dengan urusannya menjadi lupa akan


(2)

perannya sebagai orang tua. Banyak orang tua yang lupa, bahwa dalam perkembangannya anak sangat membutuhkan kasih sayang, perhatian, serta bimbingan dari orang tua. Mereka melupakan bahwa pendidikan di keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama. Tanggung jawab melatih dan mengawasi anak diserahkan pada pembantu rumah tangga yang pendidikannya relatif rendah. Hal tersebut berdampak pada pendidikan anak, sehingga anak sering menghadapi persoalan yang kadang tidak dapat mereka pecahkan sendiri. Karena kenyataannya kemampuan dan sifat individu dalam mengatasi persoalan-persoalan itu tidak sama satu dengan yang lain. Ada individu yang sanggup mengatasi persoalannya tanpa ada bantuan orang lain. Tetapi tidak sedikit individu yang tidak sanggup mengatasi persoalannya sendiri, dengan demikian bantuan dan pertolongan orang lain sangat ia perlukan.

Secara realita banyak sekali siswa yang sangat membutuhkan Layanan orientasi. Di sini sekolah sebagai salah satu pusat pendidikan tidak bisa terlepas dari situasi kehidupan masyarakat, tentu saja sekolah harus membantu para siswa yang nota bene adalah sebagai calon anggota masyarakat. Sekolah harus dapat membantu agar siswa-siswanya mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Permasalahan tersebut kadang juga timbul akibat dari berubahnya pola hidup di masyarakat. Dalam situasi dan kondisi inilah Layanan orientasi di sekolah akan terasa sangat diperlukan.


(3)

Layanan orientasi di sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan aktivitas belajar, mendorong pertumbuhan dan perkembangan sikap Pribadi, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa dalam mempersiapkan diri untuk ikut berperan aktif dalam pembangunan bangsa. Karena Layanan orientasi juga merupakan salah satu faktor penujang, tercapainya cita-cita Pendidikan Nasional, maka pelaksanaanya harus lebih ditingkatkan.

Berpijak dari sinilah penulis ingin meneliti, apakah benar masalah Layanan orientasi di sekolah telah dilaksanakan dengan baik, sehingga kemungkinan besar problema yang dialami siswa dapat teratasi dengan baik. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis memilih judul “Peningkatan Prestasi Bidang Pengembangan Sosial Materi Tata Krama Pergaulan Siswa Kelas ...Di...Melalui Layanan Orientasi Tahun...”

B. Ruang Lingkup Penelitian

Di dalam ruang lingkup penelitian yang akan penulis uraikan antara lain :

1. Layanan orientasi

a. Pengertian Layanan orientasi b. Tujuan Layanan orientasi c. Fungsi Layanan orientasi


(4)

e. Peranan guru dalam memberikan Layanan orientasi

2. Prestasi Belajar Layanan orientasi Bidang Bimbingan Sosial pada Materi Tata Krama di sekolah.

a. Merespon secara positif terhadap tata krama

b. Observasi pergaulan siswa dilingkungan sekolah terutama dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengimplementasikan tata krama dalam kehidupan sehari-hari.

d. Mampu mengidentifikasikan norma-norma yang ada dalam lingkungan sekitar, keluarga, dan masyarakat

3. Hubungan antara Layanan orientasi dengan aktivitas belajar Bimbingan Sosial Materi Tata Krama di sekolah Siswa Kelas ……

C. Rumusan Masalah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman, serta dapat memberi arah dan tujuan yang jelas maka penulis merumuskan masalah dalam garis besar sebagai berikut :

1. Bagaimana partisipasi siswa dalam mengikuti Layanan orientasi di ... ?

2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa pada pembelajaran Bimbingan Sosial materi Tata Krama di sekolah ?

3. Apakah Layanan orientasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Bimbingan Sosial materi Tata Krama pergaulanSiswa Kelas . ...


(5)

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui partisipasi siswa dalam mengikuti Bimbingan dan Konseling di...

2. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dalam pada pembelajaran Bimbingan Sosial materi Tata Krama di... pada Siswa Kelas ...

3. Untuk mengetahui hubungan Layanan orientasi dengan peningkatan prestasi belajar siswa dalam pada pembelajaran Bimbingan Sosial materi Tata Krama pergaulan pada Siswa Kelas ...

E. Pentingnya Penelitian

Dari kegiatan penelitian ini, diharapkan nantinya memiliki manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun pentingnya penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Dengan selesainya penulisan penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan penulis khususnya wawasan mengenai seluk beluk penulisan tentang penelitian. 2. Bagi Guru BK atau Guru Kelas


(6)

Dengan adanya tulisan dapat memberikan masukan pengetahuan sekaligus dapat dijadikan pedoman di dalam memberikan Layanan orientasi di sekolah.

3.Bagi Orang Tua Siswa

Dapat menambah masukan untuk membantu guru agar dapat membimbing siswanya dalam meningkatkan prestasi belajarnya.

F. Asumsi dan Hipotesa 1. Asumsi

Untuk memenuhi dalam menganalisa data serta untuk menarik kesimpulan, maka perlu diambil asumsi sebagai berikut :

a. Sumber belajar Bimbingan Konseling Bidang Bimbingan Sosial Materi Tata Krama pergaulan pada Siswa Kelas ... adalah sama.

b. Semua siswa Kelas . ... mendapat kesempatan menerima Layanan orientasi adalah sama.

2. Hipotesa

Menurut Prof. Drs. Sutrisno Hadi (1987;316), "Hipotesa adalah dugaan yang menyatakan tentang keadaan parameter yang didasarkan atas tingkat kebenaran dari parameter itu."

Adapun hipotesa yang perlu diuji kebenarannya melalui penelitian ini adalah :


(7)

a. Dengan Layanan orientasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Bimbingan Sosial materi Tata Krama pergaulan pada Siswa Kelas . ... b. Dengan Layanan orientasi tidak dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Bimbingan Sosial materi Tata Krama pergaulan pada Siswa Kelas . ...

G. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman maka sesuai dengan judul ini, ada beberapa istilah yang perlu ditegaskan yaitu :

1. Hubungan

Yang dimaksud hubungan menurut W.J.S Purwadarminto adalah intruksi antara dua variabel yang saling mempengaruhi (Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta;429). Jadi yang dimaksud hubungan dalam penelitian ini adalah hubungan antara Layanan orientasi dengan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Bidang Bimbingan Sosial di sekolah.

2. Layanan orientasi

Yang dimaksud bimbingan sebagaimana diungkapkan oleh Mortesen dan Sehmuller (1964;3), bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan program yang


(8)

dan layanan-layanan petugas ahli dengan mana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kecakapan-kecakapannya secara penuh sesuai penuh apa yang diharapkan (Erman Amti, Layanan orientasi, Derektorat Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, 1991/1992;2) .

Sedangkan yang dimaksud dengan konseling sesuai dengan pendapat Edwin C. Lewis dalam Bruce and Shetzer (1974;17) adalah proses dengan mana pribadi yang bermasalah (siswa) dibantu untuk merasa dan bertindak dalam cara-cara yang lebih matang melalui interaksi pribadi yang tidak bermasalah (konselor) yang menyediakan informasi dan reaksi-reaksi yang merangsang siswa mengembangkan tingkah laku-tingkah laku yang memungkinkannya menjadi lebih efektif dengan dirinya dan dengan lingkungannya. Jadi yang dimaksud dengan Layanan orientasi adalah suatu program yang bertujuan untuk membantu siswa agar dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi sehinggga siswa dapat menemukan pemecahan sesuai dengan yang diharapkan.

3. Prestasi Belajar

Yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta;108). Yang penulis maksud prestasi belajar dalam penelitian ini adalah nilai yang telah dicapai siswa dalam


(9)

mata pembelajaran Bidang Bimbingan Sosial pada Materi Tata Krama pergaulan pada Siswa Kelas . ..., tahun pelajaran ...

4.Bimbingan Konseling (Bidang Pribadi)

Kompetensi dasar yang diharapkan dari Bimbingan Konseling Bidang Pribadi ini adalah antara lain :

 Bertingkah laku dengan menjunjung tinggi tata krama, serta nilai-nilai agama, adat istiadat, hukum dan kebiasaan yang berlaku.

 Memiliki hubungan yang dinamis, harmonis, dan produktif dengan teman sebaya

5.Strategi Bimbingan

 Siswa mengidentifikasikan perubahan-perubahan yang terjadi baik secara psikis maupun fisik. (untuk laki-laki dan perempuan)

 Siswa dapat mengemukakan pendapatnya tentang perubahan fisik yang dialami

 Siswa menyimpulkan tentang hasil-hasil kegiatan.

 Siswa menyimak implikasi perubahan jasmani dan psikis serta kaitannya dengan perilaku atau pergaulan teman sebaya.

6.Tata Krama


(10)

Tata Krama adalah sikap/tingkah laku yang harus dimiliki sesuai dengan nilai-nilai, norma-norma, adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat.

Tata Krama dalam lingkungan sekolah

Sebagai siswa mau melaksanakan tata krama aturan yang berlaku disekolah antara lain :

a. Datang ke sekolah sesuai dengan waktu yang ditentukan

b. Memakai seragam sekolah sesuai dengan hari yang telah ditentukan

c. Pakaian seragam secara rapi, baju dimasukan dan memakai ikat ikat pinggang bagi anak putra.

d. Tidak memakai pewarna rambut dan tidak memakai perhiasan dan bersolek yang berlebihan bagi anak putri.

e. Bilamana datang terlambat minta izin masuk pada guru piket pada hari itu.

 Tata Krama dalam Masyarakat

Adalah aturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat antara lain:

1. Apabila ada tetangga yang sakit menjenguk dan apabila ada yang meninggal ta’jiah.


(11)

2. Ikut dalam kegiatan Pribadi dilingkungan masyarakat (karang taruna, PKK, dan lain-lain)

3. Tidak membuat kerusuhan di lingkungan sekitar Tata Krama dalam Keluarga

Adalah aturan atau kebiasaan yang dilakukan dalam keluarga antara lain:

1. Apabila keluar rumah harus minta izin kepada orang tua

2. Berbicara dengan orang yang lebih tua harus dengan kata-kata yang sopan

3. Memberi salam bila masuk rumah maupun keluar rumah

4. Bila makan bersama baiknya memberi kesempatan kepada orang tua untuk mengambil makanan terlebih dahulu.


(12)

B A B II KAJIAN TEORI A. Sekitar Layanan orientasi

1. Pengertian Bimbingan

Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan oleh orang yang memiliki pengetahuan tentang bimbingan kepada individu yang membutuhkan bantuan untuk mengatasi persoalan atau kesulitan hidup yang dihadapi, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kabahagiaan dalam hidupnya.

Pengertian Bimbingan sebenarnya telah banyak dikemukakan oleh para ahli berupa definisi-definisi dengan bermacam-macam variasi Menurut sudut pandang dari para ahli itu sendiri. Agar lebih jelas pengertian tentang bimbingan, maka penulis kemukakan beberapa pendapat para ahli mengenai hal tersebut .

a. Crow and Crow (dalam I Djumhur, 1975:25)

"Bimbingan diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada seorang individu dari setiap manusia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya


(13)

sendiri, membuat pilihannya sendiri dan memikul bebannya sendiri".

b. Bimo Walgito(l976:2)

“Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam menghindari atau mengatsi kesulitan-kesulitan didalam hidupnya, agar individu atau sekumpulan individu itu mencapai kesejahteraan hidupnya”.

c. Miller (dalam 1 Djumhur, 1975: 26)

“Bimbingan adalah proses banttaan terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian ciri secara maksimum kepada sekolah, keluarga serta masyarakat.

Dari beberapa pendapat diatas dapat dipahami mengenai pengertian bimbingan yaitu :

a. Bimbingan adalah merupakan sualu proses yang berkelanjutan dan diberikan secara sistematis, sengaja, terencana dan terarah kepada satu tujuan. Jadi setiap kegiatan bimbingan merupakan kegiatan yang berkelanjutan dan senantiasa diikuti secara terus-menerus sampai sejauh mana individu itu dapat menyesuaikan diri. b. Bimbingan adalah proses membantu individu. Dalam hal ini

mengangandung pengertian bahwa bimbingan tersebut tidak ada unsur paksaan terhadap individu untuk mencapai suatu tujuan yang ditentukan oleh pembimbing, melainkan membantu atau menolong, mengarahkan individu ke arah suatu tujuan yang sesuai dengan potensinya secara


(14)

maksimum. Disini tugas pembimbing hanyalah sekedar membantu memecahkan masalah.

c. Bantuan diberikan kepada individu yang memerlukan, untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, baik untuk anak-anak maupun untuk orang dewasa.

d. Bimbingan bertujuan agar individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sesuai dengan potensinya.

2.Pengertian Konseling

Beberapa definisi tentang konseling telah banyak, dikemukakan oleh beberapa ahli. Hal ini disebabkan oleh adanya sudut pandang dari para ahli itu sendiri yang memang berbeda-beda. Tapi itupun tidak akan mengurangi arti dan isi pentingnya usaha konseling itu sendiri.

Istilah konseling sering dipakai dan ditulis secara berdampingan dengan bimbingan, karena dalam prakteknya saling berkaitan, saling memenuhi, saling mengisi, bahkan ada yang berpendapat, bahwa arti dari bimbingan adalah konseling. Dikatakan pula bahwa pada hakikatnya konseling merupakan salah satu pelayanan bimbingan. Keduanya mungkin hanya beda dalam tingkatannya saja. Konseling tidak dapat dipisahkan dari bimbingan. bimbingan tanpa konseling sama dengan pendidikan tanpa pengajaran, atau perawalan tanpa pengobatan. Agar lebih jelas pengertian tentang konseling, akan penulis sajikan pendapat dari beberapa orang ahli.


(15)

a. Bimo Walgito (1976:5) mengatakan:

"Konseling itu adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya".

b. Siti Rahayu Haditono (1977:3) mengatakan bahwa: "Konseling adalah proses menolong orang agar supaya dapat mengatasi persoalan-persoalan dan menambah penyesuaian dirinya melalui wawancara, serta sifat-sifat hubungan yang lain antara orang dengan orang, misalnya membuat orang yang ditolongnya tadi dapat merasa bebas dan senang". c. James F. Adam (dalam Djumhur, 1975:29) menjelaskan

bahwa:

“Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu, dimana yang seorang (Conseler) membantu yang lain (Counselee), supaya ia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang".

Konseling sering dikatakan sebagai inti dari keseluruhan pelayanan dalam bimbingan. Pelayanan dengan konseling dimaksudkan untuk memberikan bantuan kepada individu dalam memecahkan masalah secara individual. Hal ini sejalan dengan pengertian konseling di atas. Berdasarkan pendapat - pendapat seperti di atas, Konseling/penyuluhan mencakup pokok pengertian sebagai berikut:

1). Hubungan profesional antara seorang Kounseler, dengan klien


(16)

3) Cenderung menyangkut masalah individual (pribadi) 4) Merupakan inti dari kegiatan bimbingan

5) Ditujukan pada orang normal yang menjalani tekanan-tekanan situasional dalam kehidupan sehari-hari.

6) Dapat meningkatkan pemahaman dan kecakapan untuk menemukan masalahnya.

3. Pengertian Layanan orientasi

Berdasarkan uraian dari Layanan orientasi di atas, maka yang dimaksud dengan Layanan orientasi di Sekolah ialah proses pemberian bantuan khusus yang diberikan kepada para siswa utamanya di ... dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan adanya masalah yang dihadapi oleh siswa. Dengan harapan mereka dapat mencapai perkembangan secara optimal sesuai dengan kemampuannya, agar dapat memahami dirinya, mengarahkan dirinya, bertindak serta bersikap sesuai dengan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan demikian Layanan orientasi di ... ini berdasar dan terarah pada pencapaian tujuan pendidikan di ... itu sendiri. 4. Tujuan Layanan orientasi

Tujuan Layanan orientasi secara umum dikemukakan oleh Siti Rahayu Haditono, (1977:4).

“Tujuan akhir kerja Layanan orientasi ialah menambah perasaan senang dan bahagia orang yang ditolong, menghilangkan tanda-tanda atau gejala-gejala penyesuaian yang salah atau malajusment”


(17)

Adapun tujuan Layanan orientasi di sekolah menurut I Djumhur, Moh. Surya (1975:30) adalah sebagai berikut:

“... yang ingin dicapai dengan bimbingan ialah tingkat perkembangan yang optimal bagi setiap individu sesuai dengan kemampuannya agar dapat menyesuaikan dirinya, kepada lingkungan. Hal tersebut merupakan tujuan terutama tertuju bagi para murid sebagai individu yang diberi bantuan.

Jadi tujuan Layanan orientasi di sekolah adalah mencapai suatu tingkat optimal bagi siswa sesuai dengan kemampuannya untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Secara, lebih rinci tujuan Layanan orientasi lain:

a. Tujuan umum bimbingan di sekolah

Adalah agar setelah mendapat bimbingan murid dapat: 1) Mengembangkan pengertian dan pemahaman diri

dalam kemajuan di sekolah.

2) Mengembangkan tentang dunia kerja dan kesempatan kerja dan rasa tanggung jawab dalam memilih kesempatan kerja tersebut sesuai dengan tingkat pendidikan yang disyaratkan.

b. Tujuan Layanan orientasi di ... secara khusus adalah agar setelah mendapat pelayanan bimbingan siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk:


(18)

1) Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri. 2) Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya

yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga dan kehidupan masyarakat yang lebih luas.

3) Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapi.

4) Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan kemungkinan pekerjaan secara tepat.

c. Secara lebih khusus

Bimbingan di ... bertujuan agar setelah mendapatkan bimbingan khusus, siswa dapat mengatasi kesulitannya dengan kemampuan yang dimiliki secara optimal. Kesulitan yang dimaksud adalah :

1) Kesulitan dalam belajar

2) Kesulitan dalam lingkungan Pribadi.

3) Kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani

4) Kesulitan yang berhubungan dengan lanjutan sekolah 5) Kesulitan dalam pemilihan jenis pekerjaan setelah

selesai mengikuti pelajaran di ..., apabila yang bersangkutan terpaksa tidak dapat melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.


(19)

5. Fungsi Layanan orientasi

Sesuai dengan tujuan yang dikemukakan di muka, maka bimbingan mempunyai fungsi yang integral dalam proses pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar. Bimbingan, tidak hanya berfungsi sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar, tetapi merupakan proses pengirim yang berkaitan dengan seluruh proses pendidikan dan proses belajar mengajar. Menurut San Soalon Hutabarat (1969:9). “Fungsi utama program bimbingan di sekolah ialah untuk menolong anak menyesuaikan diri dengan kehidupan sekolah”. Dari pendapat di atas dapat diambil pengertian, bahwa, fungsi Layanan orientasi di ... ialah memberikan pertolongan kepada siswa, agar dapat menyesuaikan diri denga kehidupan sekolah, sehingga dapat bertingkah laku dan mengerjakan sesuatu dengan baik.

6.Kegiatan Layanan orientasi di sekolah

Pelaksanaan bimbingan di sekolah dalam program bimbingan ialah sejumlah kegiatan yang terencana dan terorganisir dalam periode tertentu, yang mencakup sejumlah jenis pelayanan bimbingan. Pada dasarnya kegiatan bimbingan di sekolah berpusat pada pencegahan dan penanggulangan kesulitan siswa dalam situasi proses


(20)

Untuk terlaksananya tujuan dan fungsi bimbingan, maka program bimbingan di ... menuntut kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut :

a. Pemahaman diri siswa

Berupa pengumpulan data, pengolahan data dan pencatatan data atau keterangan-keterangan tentang: 1)Identitas pribadi, kesehatan, pertumbuhan jasmani dan

data keluarga.

2) Sifat dan ciri-ciri pokok kepribadiannya, bakat, minat dan kegiatan diluar sekolah.

3) Kelebihan dan kekurangannya, pendidikan, kemajuan belajar, kecerdasan dan cita-citanya.

4) Hubungan dengan lingkungan sekitar. 5) Kesulitan-kesulitan yang dihadapi, b. Pemberian bantuan kepada siswa.

Terutama kepada mereka yang mengahadapi masalah atau kesulitan dalam proses belajar mengajar meliputi:

1) Konseling

Ialah bantuan yang intensif dalam membina kemampuan siswa yang bersangkutan untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi secara optimal.


(21)

Ialah pemberian informasi yang dibutuhkan oleh yang secara individu maupun secara kelompok, misalnya: cara-cara belajar yang baik, kegiatan-kegiatan belajar dan mengenai cita-cita mereka. Dengan tujuan agar siswa memahami dan mengerti kewajibannya serta lebih percaya diri.

3) Layanan penempatan

Ialah membantu siswa memperoleh penyesuaian diri dengan menempatkan dirinya sesuai dengan kemampuan, bersangkutan baik kebutuhan dan minatnya. Misalnya: memilih kelompok belajar, kelompok kegiatan ekstrakurikuler, kelompok rekreasi dan memilih jenis sekolah sambungan.

4) Penilaian terhadap keberhasilan bantuan yang diberikan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari bantuan atau bimbingan itu diberikan, kepada klien.

5) Tindak lanjut terhadap hasil penilaian

Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada kemajuan atau perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan keputusan,yang disepakati antara kounselor dan klien.


(22)

1.Pengertian prestasi belajar

Yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta;108). Yang penulis maksud prestasi belajar dalam penelitian ini adalah nilai yang telah dicapai siswa dalam pembelajaran Bidang Bimbingan Sosial pada Materi Tata Krama pergaulanpada Siswa Kelas . ..., tahun pelajaran ...

2.Aspek-aspek belajar

Aspek belajar atau pokok-pokok penting dalam belajar antara lain:

a. Tujuan (Goal)

Yaitu sesuatu yang ingin dicapai dalam belajar. “Tujuan ini meliputi tujuan langsung (jangka pendek) dan tujuan tak langsung (jangka panjang). Tujuan jangka pendek misalnya: dapat menyelesaikan tugas-tugas di sekolah. Tujuan jangka panjang misalnya: agar dapat naik kelas atau dapat lulus ujian.

b. Kesiapan (Riadiness)

Kesiapan ini ditentukan oleh tingkah laku dan kesanggupankesanggupan yang dimiliki oleh seseorang pada suatu waktu kesiapan. Juga tergantung pada kesiapan fisik dan psikis serta respon yang diperoleh atau dipelajari sebelumnya. Kesiapan ini menentukan respon apa yang akan diperbuat jika seseorang menghadapi


(23)

situasi yang baru kesiapan juga berpengaruh pada tujuan yang jelas tentang sesuatu yang dipelajari dibanding mereka yang belum siap bahkan tidak siap.

c. Situasi (Situation)

Situasi yang dimaksudkan ialah keadaan disekitar orang yang sedang belajar, misalnya: benda-benda, lambang-lambang dan sebagainya. Pengalaman yang diperoleh dari situasi tertentu akan mempengaruhi respon seseorang terhadap situasi serupa pada waktu yang akan datang.

d. Reaksi (Respons)

Yaitu tindakan atau suatu perubahan di dalam diri yang menyiapkan seseorang untuk melskukan suatu tindakan respon dapat berupa: suatu perbuatan, gerakan yang nampak, ucapan atau tegangan di dalam diri yang tidak nampak. Biasanya respon yang dipilih seseorang ialah yang dianggap paling memuaskan diri.

e. Tafsiran (Interpretation)

Yaitu mengarahkan perhatian pada suatu keadaan dengan mengingat pengalaman-pengalaman yang pernah dialaminya, jadi tafsiran ini memberikan saran pada perbuatan atau tindakan apa kiranya yang hendak dikerjakan.


(24)

Yaitu kejadian yang timbul dari hasil respon, konsekwensi dapat sesuai dan dapat pula bertentangan dengan interpretasi. Jika sesuai maka interpretasi yang diambil adalah betul dan orang akan membuat penafsiran yang sama bila menjumpai situasi yang sama. Jika akibat yang ditimbulkan bertentangan dengan penafsirannya berarti penafsirannya yang dulu salah, maka ia akan kecewa atau tidak puas.

g. Reaksi terhadap kegagalan

Orang akan kecewa bila ia gagal dalam mencapai tujuan, apalagi jika kegagalan itu berulang pada masalah. yang sama kadang mengakibatkan putus asa, merasa rendah diri. Oleh karena itu dalam usaha mengubah tingkah laku siswa pendidik pengalaman-pengalaman yang memungkinkan siswa membuat penafsiran yang benar. Jika siswa mengalami kegagalan diperlukan bimbingan dan dorongan untuk mencapai tujuan.

3. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Yaitu segala sesuatu yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, sehingga dalam diri siswa mengalami kesulitan dalam belajar antara lain :

a. Faktor intern

Faktor dari dalam diri siswa dapat mempengaruhi prestasi belajar, faktor tersebut antara lain :


(25)

1) Kesehatan siswa

Siswa yang sering sakit akan mengalami hambatan dalam proses belajar.

2) Perhatian siswa

Siswa yang sering menggoda temannya saat di dalam kelas, hal ini dikarenakan dirinya tidak mampu mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga anak kurang perhatian dalam mengikuti pelajaran.

3) Hobi siswa

Siswa yang mempunyai hobi positif seperti: senang olah raga, membaca buku, musik, melukis biasanya mereka mudah dalam mengikuti pelajaran. Berbeda dengan siswa yang memiliki hoby negatif seperti: suka usil, suka berkelahi, senang membuat “keributan”, tentunya hal ini akan membuat mereka tidak tenang dalam belajar.

6) Minat siswa/kemauan

Kadang ada siswa yang tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, sebab mungkin siswa memang kurang senang/tidak berminat pada pelajaran yang diberikan atau siswa merasa kurang mampu untuk mengikuti pelajaran tersebut.


(26)

Siswa yang emosinya tidak stabil, merasa takut pada guru, pada temannya, sering gagap, sering marah pada temannya, bisa mengakibatkan anak tidak tenang dalam belajar.

8). Tingkat kecerdasan/kemampuan

Tingkat kecerdasan sangat mempengaruhi aktivitas belajar. Siswa yang cerdas akan sangat mudah mengerti/memahami penjelasan dari gurunya, akan tetapi bagi siswa yang kurang cerdas, embisil, moron, ediot akan sangat sulit menerima penjelasan dengan sempurna.

9) Penyesuaian diri

Siswa yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan temannya dalam pergaulan di sekolah atau di rumah, dapat mengakibatkan anak dalam belajar utamanya dalam belajar kelompok atau diskusi.

10). Cara belajar dan menggunakan waktu senggang

Siswa yang dapat membagi waktu dan dapat menggunakan waktu senggangnya untuk belajar, tentu akan mendapatkan hasil yang maksimal. Berbeda dengan siswa yang tdak dapat membagi waktu, yang terlalu banyak bermain, terlalu banyak nonton televisi sehingga kehilangan waktu untuk belajar. Tentu, akan kesulitan dalam pelajaran di sekolah.


(27)

Selain faktor dari dalam diri siswa ada juga faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor-faktor dari luar diri siswa, diantaranya ialah : 1) Faktor orang tua

a) Hubungan siswa dengan orang tua

Orang tua yang jarang bertemu dengan anak karena kesibukannya akan berakibat renggangnya hubungan mereka. Sehingga anak merasa kurang mendapat perhatian, kasih sayang dan dorongan dari orang tua.

b) Bimbingan orang tua terhadap anak c) Faktor sekolah

Keadaan sekolah dapat pula menimbulkan kenakalan pada anak-anak,sehingga kemungkinan besar dapat mengganggu proses belajar mengajar. Faktor-faktor itu antara lain: letak geografis sekolah, keadaan guru, dan cara-cara guru mcngajar dan sebagainya. C. Metodologi dan Sasaran Penyajian Layanan orientasi

Dalam setiap proses kegiatan belajar mengajar selalu diharapkan pada masalah metode tidak tepat, maka ada kecenderungan materi yang disampaikan sulit diterima oleh siswa.

Pembelajaran Layanan orientasi yang inti pelajarannya merupakan pengembangan nilai-nilai sikap dan


(28)

Layanan orientasi dapat dijadikan salah satu sarana unluk membina dan mengembangkan sikap mental dengan menggunakan multimedia yang bervariasi agar terbina kesadaran pemilikan nilai yang baik pada diri anak didik .

Dengan demikian metode yang digunakan dalam rangka menyajikan materi harus dapat menjamin seluruh aspek baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Adapun metode-metode yang dapat dipakai untuk menyajikan materi Pembelajaran Bidang Bimbingan Sosial antara lain :

a. Metode Ceramah

Dalam menggunakan metode ceramah, perlu diimbangi ketrampilan guru untuk menguraikan materi secara lisan.

b.Metode Tanya Jawab

Untuk mencapai keberhasilan metode tanya jawab maka pertanyaan yang disampaikan berkenan dcngan pokok materi harus merata dan seimbang, sehingga potensi siswa dapat berkembang secara optimal.

c. Metode Diskusi

Metode diskusi merupakan metode yang baik untuk mengembangkan aspek kognitif yaitu mengembangkan kemampuan dalam bentuk ilmu pengetahuan, aspek afekstif mengembangkan kemampuan dalam bentuk sikap yaitu menghargai pendapat orang lain, sedangkan aspek


(29)

psikomotor mengembangkan ketrampilan menanggapi masalah serta menganalisanya.

d.Metode Pemberian Tugas

Agar materi yang disampaikan guru Iebih berkesan bagi siswa maka metode pemberian tugas akan lebih bermakna karena baik tugas individu maupun kelompok akan memupuk rasa toleransi, kerjasama, gotong-royong dan sebagainya.

Selain metode-metode yang disebutkan diatas masih banyak metode lain yang dapat dipakai untuk menyampaikan materi Bimbingan Konseling. Sedangkan sasaran penyajian materi adalah anak didik yang memiliki potensi yang dapat dikembangkan secara optimal.

D. Evaluasi dan Prestasi Belajar Layanan orientasi

Yang dimaksud dengan evaluasi adalah penilaian secara menyeluruh meliputi segi pengetahuan (kognitif), segi sikap (efektif) dan segi perbuatan (psikomotor). Sedangkan menurut Drs. Nasrun I Harahap dkk (1997, 19), yang dimaksud penilaian pendidikan adalah : “Penilaian pendidikan adalah penilaian tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat di dalam kurikulum”.


(30)

Sesuai dengan pendapat tersebut diatas, evaluasi pengajaran Layanan orientasi harus dapat mencakup seluruh aspek sehingga dapat diketahui kemampuan siswa sesuai dengan pengetahuannya, pencerminan sikapnya dan tingkah lakunya tidak menyimpang dari ajaran moral dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Evaluasi pendidikan memegang peranan penting dalam proses kegiatan belajar mengajar yaitu :

a. Untuk dapat mengetahui dan menetapkan kemajuan belajar serta perkembangan anak didik setelah selesai mengikuti kegiatan proses belajar mengajar dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

b. Untuk dapat mengetahui hingga sejauh mana keberhasilan metode-metode yang digunakan dan juga sistem pengajarannya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

c. Untuk dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan, maksudnya hasil daripada penilaian itu sebagai titik tolak untuk mengambil tindakan perbaikan serta untuk menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh selanjutnya.

d. Untuk keperluan Layanan orientasi bagi siswa yang mengalami kegagalan dalam suatu program bahan pelajaran tertentu.


(31)

e. Untuk keperluan supervisi, baik bagi sekolah maupun bagi tenaga teknis pendidikan yang bersangkutan.

f. Untuk keperluan bahan laporan kepada orang tua murid atau kepada petugas pendidikan yang bersangkutan.

Dengan evaluasi yang tepat maka hasil belajar siswa yang merupakan prestasi dari pembelajaran Bidang Bimbingan Sosial Materi Tata Krama pergaulankhususnya, dapat dijadikan sumber data yang akurat sehingga penulis dapat menganalisa hubungan antara prestasi pembelajaran Bidang Bimbingan Sosial yang dimiliki siswa dengan metode Layanan orientasi yang diberikan disekolah.

E.Korelasi antara Layanan orientasi Dengan Prestasi Pembelajaran Bidang Bimbingan Sosial

Untuk mengetahui hubungan antara Layanan orientasi dengan prestasi Pembelajaran Bimbingan Bidang Sosial Materi Tata Krama di sekolah.., dapat ditinjau dari faktor-faktor berikut ini :

1. Faktor Sumber Pengetahuan

- Materi pelajaran yang diberikan guru

- Perluasan bacaan melalui berbagai buku atau kepustakaan - Informasi-informasi yang berkaitan dengan materi

pelajaran yang berkaitan dengan Layanan orientasi. 2. Faktor Metode Pengajaran Guru


(32)

Keberhasilan daripada pencapaian tujuan pengajaran banyak ditentukan oleh cara atau metode bagaimana yang dipakai guru dalam menyampaikan materi kepada para siswa. Metode tersebut merupakan daya tarik tersendiri yang dapat menumbuhkan motivasi terhadap siswa untuk lebih memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Agar para siswa yang kesulitan menerima pembelajaran Layanan orientasi, yang telah dilayani dengan berbagai metode tersebut belum juga dapat menyerap materi yang diberikan guru, perlu diberikan layanan Layanan orientasi agar dapat diketahui hambatan apakah yang dialami siswa.

Dengan demikian masalah-masalah yang menghambat proses kegiatan belajar mengajar dapat diatasi. Jadi hubungan antara Layanan orientasi dengan peningkatan aktivitas Pembelajaran Layanan orientasi sangat erat sekali. Karena untuk membantu lancarnya kegiatan belajar mengajar perlu Layanan orientasi. Oleh karena itu, siswa yang telah mendapatkan layanan Layanan orientasi prestasinya akan lebih baik, sedang siswa yang kurang memperhatikan layanan bimbingan yang diberikan guru maka prestasi pada pembelajaran Bimbingan Bidang Pribadi Materi Tata Krama pergaulan yang diperoleh masih rendah atau kurang.


(33)

B A B III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian 1. Tahap Persiapan

a. Penetapan Judul

b. Meminta ijin penelitian kepada Kepala Dinas Pendidikan ...

2.Pelaksanaan Penelitian

Setelah langkah persiapan selesai, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan penelitian dilapangan atau sekolah yang dimaksudkan, yaitu untuk memperoleh data, penulis membagikan angket kepada responden yang dikehendaki dengan maksud untuk mengetahui bagaimana


(34)

Di samping itu juga dilakukan dokumentasi data tentang prestasi Pembelajaran Layanan orientasi, serta mencatat informasi-informasi yang diperoleh dari para guru kelas. Pengecekan data yaitu meneliti kembali data-data yang telah dikumpulkan. Hal ini penulis lakukan mulai tanggal 02 Januari ....sampai dengan 16 Januari ...

3.Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Dalam tahap ini yang penulis maksud adalah apabila data sudah terkumpul dan benar, kemudian data-data tersebut dikelompokkan dalam tabel-tabel, yaitu :

a. Tabel data tentang hasil pengolahan nilai angket siswa dalam mengikuti Layanan orientasi di Kelas 8.G.

b. Tabel data tentang prestasi pembelajaran Bimbingan Bidang Pribadi Materi Tata Krama pergaulanyang diambil dari nilai tes-tes harian semester II tahun pelajaran ...

Dari tabel-tabel tersebut kemudian diadakan penganalisaan data dan pemeriksaan kesimpulan berdasarkan hasil analisa tersebut. Penyusunan laporan ini dilaksanakan tanggal 30 Januari ...

B. Metode Pengumpulan Data

Metode adalah cara atau sistem mengerjakan sesuatu. Jadi yang dimaksud dengan metode penelitian disini adalah ilmu pengetahuan yang membicarakan metoe-metode


(35)

ilmiah dalam rangka suatu penelitian. Dalam suatu penelitian akan kita temukan didalamnya tentang :

l. Fakta atau data yang menjadi landasan atau bukti dari pemecahan suatu masalah .

2. Usulan untuk menganalisa dan mengklasifikasikan data sehingga hipotesa yang penulis ajukan dapat dibuktikan benar atau tidaknya .

Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu metode angket dan metode dokumentasi. Menurut Suharsimi Arikunto (1982;107), dalam bukunya yang berjudul "Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis" menyebutkan, "Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan unluk memperoleh hal-hal yang diketahui." Sedangkan metode dokumentasi menurut Suharsimi Arikunto (1982;1140) menyebutkan, "Metode dokumentasi yang artinya barang tertulis, didalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapor, catatan harian dan sebagainya".

Jadi metode angket digunakan untuk mengetahui pribadi siswa tentang peranannya dalam mengikuti Layanan orientasi disekolah. Sedangkan metode dokumentasi digunakan


(36)

untuk memperoleh dokumen tentang nilai pembelajaran Bimbingan Bidang Pribadi Materi Tata Krama pergaulansiswa.

C. Populasi dan Sampel

Menurut Drs. Sapari Asyari (1980;89), "Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian mungkin berupa penelitian, mungkin berupa manusia, gejala-gejala, benda-benda dan sebagainya yang menjadi obyek penelitian."Apabila upaya memperoleh data tidak memungkinkan untuk menyelidiki semua populasi maka dapat dilakukan dengan mengambil sebagian anggota populasi”.

Hal ini diperkuat dengan pendapat Drs. Arif Furchan (1982;190) yang menyatakan bahwa : "Penarikan populasi meliputi menarik sebagian dari populasi, mengamati bagian yang lebih kecil dan kemudian menggeneralisasikan hasil penelitian itu kedalam populasi induk."

Dalam penelitian ini yang menjadi obyek adalah siswa ..., khususnya siswa Kelas ... dengan alasan sebagai berikut :

1. Populasi jumlahnya terlalu banyak 2. Terbatasnya waktu, tenaga dan biaya 3. Disesuaikan dengan tujuan penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1982;98) menyebutkan bahwa :


(37)

"Penelitian sampel dapat dilakukan dengan ketentuan apabila populasi kurang dari 100 dapat diambil keseluruhan, namun apabila populasi lebih dari 100 subyek dapat diambil 10% -15%, 15% - 25%, 25% - 35%."

D. Jenis dan Sumber Data

Menurut Drs. Sapari Imam Asyari (1981;740) ada dua macam data yaitu data primer dan data sekunder. "Data primer adalah data yag diperoleh secara langsung dari sumber, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil pencatatan informasi yang telah ada/dibukukan."

Sedangkan jenis data menurut Drs. Sapari Imam Asyari (1981;31) ada dua macam yaitu :

l. Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka-angka atau data yang diangkakan.

2.Data kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka-angka atau tidak dapat diangkakan.

Dari pendapat tersebut sasaran utama dalam penelitian ini adalah mengenai jawaban angket siswa dalam mengikuti Layanan orientasi di sekolah dan prestasi belajar pada pembelajaran Bimbingan Bidang Pribadi Materi Tata Krama pergaulanyang telah didokumenkan dalam tes-tes harian siswa Kelas . ... .


(38)

Agar nantinya diperoleh hasil yang baik, data yang diperoleh harus dianalisa dengan menggunakan teknik yang sesuai dan tepat. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang perlu dianalisa yaitu prestasi pembelajaran Bimbingan Bidang Pribadi yang dinyatakan dalam variabel x dan nilai angket Layanan orientasi yang dinyatakan dengan variabel y. Oleh karena itu analisa data yang penulis pergunakan adalah analisa korelasi product moment, dengan alasan:

1. Adanya koefisien korelasi (positif/negatif) 2. Mempunyai hubungan yang linier (garis lurus)

(Prof. Sutrisno Hadi, 1987; 286-287), dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

rxy = 

                 

 

N y y N x x N y x xy ) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( 2 2 2 2 Dimana :

rxy = Korelasi antara prestasi belajar antara pembelajaran Bimbingan dan nilai angket siswa dalam Konseling dengan Layanan orientasi

x = Prestasi pembelajaran Layanan orientasi. Y = Nilai angket siswa dalam Layanan orientasi

Xy = Product dari prestasi belajar dengan angket Layanan orientasi


(39)

Selanjutnya untuk mengetahui kuat tidaknya korelasi dapat dilihat penginterpretasian nilai seperti yang dikemukakan oleh Prof. Drs. Sutrisno Hadi (1987; 303) sebagai berikut :

Sampel 0,20 : korelasi yang rendah sekali 0,20 - 0,40 : korelasi yang rendah tapi ada 0,40 - 0,70 : Korelasi yang sedang

0,70 - 0,90 : Korelasi yang tinggi

0,90 - 1,00 : korelasi yang tinggi sekali

Dengan ini dapat mengetes apakah nilai r yang diperoleh tidak berarti yang didasarkan taraf signifikan 5%. Dengan demikian apabila nilai r yang diperoleh signifikan berarti hipotesa yang diajukan diterima. Sebaliknya apabila nilai r yang diperoleh tidak signifikan berarti hipotesa yang diajukan ditolak.


(40)

(41)

(1)

untuk memperoleh dokumen tentang nilai pembelajaran Bimbingan Bidang Pribadi Materi Tata Krama pergaulansiswa.

C. Populasi dan Sampel

Menurut Drs. Sapari Asyari (1980;89), "Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian mungkin berupa penelitian, mungkin berupa manusia, gejala-gejala, benda-benda dan sebagainya yang menjadi obyek penelitian."Apabila upaya memperoleh data tidak memungkinkan untuk menyelidiki semua populasi maka dapat dilakukan dengan mengambil sebagian anggota populasi”.

Hal ini diperkuat dengan pendapat Drs. Arif Furchan (1982;190) yang menyatakan bahwa : "Penarikan populasi meliputi menarik sebagian dari populasi, mengamati bagian yang lebih kecil dan kemudian menggeneralisasikan hasil penelitian itu kedalam populasi induk."

Dalam penelitian ini yang menjadi obyek adalah siswa ..., khususnya siswa Kelas ... dengan alasan sebagai berikut :

1. Populasi jumlahnya terlalu banyak 2. Terbatasnya waktu, tenaga dan biaya 3. Disesuaikan dengan tujuan penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1982;98) menyebutkan bahwa :


(2)

"Penelitian sampel dapat dilakukan dengan ketentuan apabila populasi kurang dari 100 dapat diambil keseluruhan, namun apabila populasi lebih dari 100 subyek dapat diambil 10% -15%, 15% - 25%, 25% - 35%."

D. Jenis dan Sumber Data

Menurut Drs. Sapari Imam Asyari (1981;740) ada dua macam data yaitu data primer dan data sekunder. "Data primer adalah data yag diperoleh secara langsung dari sumber, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil pencatatan informasi yang telah ada/dibukukan."

Sedangkan jenis data menurut Drs. Sapari Imam Asyari (1981;31) ada dua macam yaitu :

l. Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka-angka atau data yang diangkakan.

2.Data kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka-angka atau tidak dapat diangkakan.

Dari pendapat tersebut sasaran utama dalam penelitian ini adalah mengenai jawaban angket siswa dalam mengikuti Layanan orientasi di sekolah dan prestasi belajar pada pembelajaran Bimbingan Bidang Pribadi Materi Tata Krama pergaulanyang telah didokumenkan dalam tes-tes harian siswa Kelas . ... .


(3)

Agar nantinya diperoleh hasil yang baik, data yang diperoleh harus dianalisa dengan menggunakan teknik yang sesuai dan tepat. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang perlu dianalisa yaitu prestasi pembelajaran Bimbingan Bidang Pribadi yang dinyatakan dalam variabel x dan nilai angket Layanan orientasi yang dinyatakan dengan variabel y. Oleh karena itu analisa data yang penulis pergunakan adalah analisa korelasi product moment, dengan alasan:

1. Adanya koefisien korelasi (positif/negatif) 2. Mempunyai hubungan yang linier (garis lurus)

(Prof. Sutrisno Hadi, 1987; 286-287), dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

rxy = 

                 

 

N y y N x x N y x xy ) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( 2 2 2 2 Dimana :

rxy = Korelasi antara prestasi belajar antara pembelajaran

Bimbingan dan nilai angket siswa dalam Konseling dengan Layanan orientasi

x = Prestasi pembelajaran Layanan orientasi. Y = Nilai angket siswa dalam Layanan orientasi

Xy = Product dari prestasi belajar dengan angket Layanan orientasi


(4)

Selanjutnya untuk mengetahui kuat tidaknya korelasi dapat dilihat penginterpretasian nilai seperti yang dikemukakan oleh Prof. Drs. Sutrisno Hadi (1987; 303) sebagai berikut :

Sampel 0,20 : korelasi yang rendah sekali 0,20 - 0,40 : korelasi yang rendah tapi ada 0,40 - 0,70 : Korelasi yang sedang

0,70 - 0,90 : Korelasi yang tinggi

0,90 - 1,00 : korelasi yang tinggi sekali

Dengan ini dapat mengetes apakah nilai r yang diperoleh tidak berarti yang didasarkan taraf signifikan 5%. Dengan demikian apabila nilai r yang diperoleh signifikan berarti hipotesa yang diajukan diterima. Sebaliknya apabila nilai r yang diperoleh tidak signifikan berarti hipotesa yang diajukan ditolak.


(5)

(6)