STRATEGI KOMUNIKASI IKATAN MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI INDONESIA UNTUK LITERASI MEDIA PADA MASYARAKAT SURABAYA.

(1)

STRATEGI KOMUNIKASI IKATAN MAHASISWA ILMU

KOMUNIKASI INDONESIA UNTUK LITERASI MEDIA

PADA MASYARAKAT SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh : Nur Sholichah NIM. B06212074

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Nur Sholichah, B06212074, 2016. Strategi Komunikasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia untuk Literasi Media pada Masyarakat Surabaya. Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Literasi media, dan Organisasi IMIKI

Kemampuan literasi media sangat dibutuhkan oleh masyarakat di tengah banyaknya persoalan yang terjadi pada media massa saat ini. Beragam upaya dilakukan oleh lembaga-lembaga masyarakat guna meningkatkan daya melek masyarakat terhadap media massa. IMIKI termasuk lembaga yang melakukan upaya pendidikan literasi media kepada masyarakat melalui terjun ke masyarakat langsung dan juga seminar. Penelitian ini dilakukan karena ingin mengetahui lebih jelas bagaimana perencanaan komunikasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia untuk literasi media pada masyarakat, bagaimana aktivitas Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia untuk literasi media pada masyarakat, dan juga bagaimana evaluasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia untuk literasi media pada masyarakat.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial yang akan diteliti dengan data-data dari informan. Subyek penelitian ini adalah Ketua IMIKI dan juga beberapa jajarannya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sistem sosial yang asumsi dasarnya adalah model yang dididentifikasi dengan akronim AGIL

(adaptation, goal attainment, integration, latency) yang menjelaskan fungsi dasar

sistem sosial yang harus ditampilkan kalau sistem itu ingin bertahan. Teori sistem sosial dalam bidang komunikasi menjelaskan tentang bagaimana suatu organisasi bisa berkomunikasi ke luar organisasi sebagai agen perubahan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan literasi media merupakan perencanaan yang telah dirumuskan oleh IMIKI sebagai strategi untuk mencapai tujuan meningkatkan kemampuan literasi media kepada masyarakat. Strategi komunikasi IMIKI untuk literasi media adalah dengan 4 tahap kunci, yaitu

planning, organizing, actuating, and controlling. Perencanaan meliputi sasaran

literasi media, pesan yang akan disampaikan, pengkajian tujuan, media yang digunakan dan optimalisasi sumber daya manusia dalam IMIKI. Pengorganisasian meliputi tim dalam kegiatan literasi media. pelaksanaan literasi media yang dilakukan dengan cara penyuluhan atau sosialisasi. Pengawasan yang dilakukan dengan cara pemberian nomor pengaduan dari pihak KPID Jatim kepada masyarakat dan juga meminta kontak dari masyarakat untuk memantau perubahan setelah literasi media.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

1. Manfaat Teoritis ... 8

2. Manfaat Praktis ... 9

E. Penelitian Terdahulu ... 9

F. Definisi Konsep Penelitian ... 12

1. Strategi Komunikasi ... 12

2. Komunikasi Organisasi ... 14

3. Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia ... 15

4. Literasi Media ... 16

5. Masyarakat ... 18

G. Kerangka Pikir Penelitian ... 20

H. Metode Penelitian ... 24

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 25

2. Subyek, Objek, dan Lokasi Penelitian ... 25

3. Jenis dan Sumber Data ... 26

a. Jenis Data 1) Data Primer ... 27

2) Data Sekunder ... 27

b. Sumber Data 1) Kata – kata dan tindakan... 28

2) Sumber tertulis ... 28

3) Foto ... 28

4. Tahap-tahap Penelitian ... 29

5. Teknik Pengumpulan Data ... 32


(8)

7. Teknik Analisis Data ... 35

I. Sistematika Penelitian ... 36

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka ... 38

1. Strategi Komunikasi dalam Perencanaan Komunikasi ... 38

2. Strategi Komunikasi dalam Fungsi Manajemen ... 43

3. Strategi Komunikasi dalam Aktivitas Literasi Media ... 48

4. Pentingnya Evaluasi dalam Strategi Komunikasi Organisasi ... 52

5. Komunikasi Organisasi pada Khalayak ... 55

B. Kajian Teori ... 57

1. Teori Sistem Sosial ... 57

BAB III PAPARAN DATA PENELITIAN A. Profil Data ... 60

1. Desk ripsi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (IMIKI) ... 60

a. ... Sejar ah Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia ... 60

b.... Profil Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia ... 62

c. ... Arti lambang IMIKI ... 65

d... Visi dan Misi IMIKI ... 66

e. ... Struk tur Organisasi IMIKI ... 66

f. ... Peran gkat IMIKI ... 66

2. Deskripsi Subyek Penelitian ... 67

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 69

1. Perencanaan komunikasi organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (Surabaya) untuk literasi media pada masyarakat Surabaya... 69

2. Aktivitas yang dilakukan organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (Surabaya) untuk literasi media pada masyarakat Surabaya... 78

3. Evaluasi yang dilakukan organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (Surabaya) untuk literasi media pada masyarakat Surabaya... 81

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN A. Temuan Penelitian ... 85


(9)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ... 102 B. Rekomendasi ... 103 DAFTAR PUSTAKA ... 105 LAMPIRAN


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan aktivitas manusia dalam sehari-hari. Dengan berkomunikasi manusia bisa berhubungan dengan individu satu dengan individu lain dimanapun berada. Komunikasi memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia baik itu individu, kelompok maupun organisasi. Sebagai makhluk sosial, manusia berinteraksi dengan individu lain untuk mengetahui lingkungan sekitarnya. Seperti yang dikemukakan oleh Joseph DeVito, bahwa komunikasi mengacu pada tindakan satu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan yang terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik (feedback) yang dipengaruhi oleh lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.1

Komunikasi bisa dikatakan berhasil jika komunikasi yang dilakukan itu efektif. Dalam sebuah proses interaksi komunikasi, pesan yang disampaikan oleh komunikator bisa diterima oleh komunikan dengan baik sehingga memberi efek si penerima pesan. Melalui pesan atau informasi yang disampaikan, seseorang yang tadinya tidak mengetahui apa-apa menjadi tahu, menjadi lebih paham akan pesan yang disampaikan. Sehingga, dalam menyampaikan pesan agar sesuai dengan tujuan

1

Poppy Ruliana, Komunikasi Organisasi : Teori dan Studi Kasus, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014) hlm 3


(11)

2

komunikasi yang efektif, komponen-komponen komunikasi seperti

communicator (komunikator), message (pesan), channel (media), dan

communicant (komunikan) harus diperhatikan, agar komunikasi yang

dilakukan dapat memberikan efek bagi penerima.

Dalam perkembangan media saat ini, masyarakat yang menggunakan media tidak terkontrol. Kebutuhan masyarakat terhadap informasi mendorong perkembangan media dan jenisnya tersedia. Media merujuk pada saluran tempat berkomunikasi disebarkan kepada sekelompok besar orang. Jika sebelumnya saluran informasi dan komunikasi lebih banyak menggunakan media cetak dan radio. Saat ini, televisi dan internet menjadi kebutuhan yang sulit dipisahkan dalam kehidupan manusia.2

Saat ini, media massa menjadi suatu kebutuhan hampir pada seluruh masyarakat kalangan atas, tengah, dan bawah. Masyarakat membutuhkannya untuk tujuan mencari informasi, seperti berita, dan juga hiburan. Salah satu media yang populer dan mudah diakses oleh hampir semua kalangan adalah televisi. Banyak media seperti televisi saat ini yang konten-kontennya tidak sesuai dengan fungsi media seperti informasi dan juga pengetahuan dan pendidikan. Banyak media televisi yang membuat konten-konten hiburan. Selain itu, media internet yang saat ini bisa dibilang menjadi hal yang penting dalam kehidupan masyarakat di era digital ini. Media internet sudah dipakai oleh berbagai kalangan mulai dari anak-anak hingga dewasa.

2


(12)

3

Orangtua pada umumnya memiliki sikap tidak berdaya melawan derasnya tayangan TV dan pola menonton TV pada anak yang tidak sehat tersebut. Mereka lebih mengharapkan agar lembaga penyiaran televisi mau memperbaiki isi tayangannya, dan mengharapkan agar pemerintah dapat mengatur lembaga penyiaran agar dapat menampilkan wajah yang lebih ramah bagi keluarga. Berdasarkan hal tersebut, literasi media memiliki arti penting bagi masyarakat Indonesia, terutama anak-anak, karena tayangan yang tidak mendidik akan berdampak pada perkembangan anak. Oleh karena itu, masyarakat harus memiliki kecerdasan dan memahami sesuatu yang berlangsung dalam kehidupan sekitarnya seperti dalam memahami pengaruhnya bila menonton tayangan televisi yang tidak ada unsur edukasi. Dengan adanya literasi media diharapkan dapat memberikan kesadaran kritis bagi khalayak ketika berhadapan dengan media yakni mendapatkan informasi secara benar dengan membandingkan antara media yang satu dengan yang lain secara kritis dan lebih sadar akan pengaruh media dalam kehidupan sehari-hari.

Kelompok yang prihatin dengan pola interaksi anak dengan media dan prihatin dengan isi media yang tidak aman dan tidak sehat biasanya berasal dari kalangan orangtua, LSM yang peduli dengan perlindungan anak, institusi sekolah, institusi keagamaan, perguruan tinggi, kelompok mahasiswa, dan sebagainya. Kelompok ini berusaha keras menemukan cara-cara yang bisa diterapkan dalam mengurangi jam anak menonton TV, memilih tayangan, melakukan pendampingan yang benar, dan mensosialisasikannya melalui berbagai forum.


(13)

4

Aktivisi literasi media yang ada di Indonesia saat ini dapat dikategorikan dalam enam tipe kelompok. Kelompok pertama adalah LSM dan yayasan, Kelompok kedua adalah sekolah, Kelompok ketiga terdiri

dari perguruan tinggi, terutama dengan latar Ilmu Komunikasi, Kelompok keempat adalah masyarakat umum yang aktif meningkatkan literasi media di antara mereka sendiri, Kelompok kelima berisi lembaga-lembaga yang tidak masuk dalam keempat kategori sebelumnya adalah pemerintah, seperti Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Dewan Pers, Komisi Penyiaran Indonesia, Unicef, dan Unesco. Kelompok terakhir adalah gabungan dari berbagai lembaga, seperti Koalisi Kampanye Hari Tanpa TV yang meminta keluarga dengan anak-anak untuk mematikan televisi selama satu hari dalam rangka Hari Anak Nasional.

Beberapa organisasi yang bisa katakan memiliki kepedulian seperti itu adalah Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia, Yayasan Kita dan Buah Hati, PP. Aisyiyah, Masyarakat Peduli Media, Pusat Kajian Media dan Budaya Populer, Yayasan Jurnal Perempuan, Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi, Yayasan Masjid Salman, Yayasan Pengembangan Media Anak, Komunitas Mata Air, Himpunan Mahasiswa Imu Komunikasi – FISIP UI, Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (IMIKI), Gerakan JBDK, Bandung School of Communication Studies, Koalisi Nasional Hari Tanpa TV, Yayasan Sahabat Cahaya, Komisi Penyiaran Indonesia (di tingkat pusat maupun di berbagai daerah), berbagai perguruan tinggi yang memiliki jaringan kerjasama dengan YPMA, dan lain-lain.


(14)

5

Salahsatu organisasi yang peduli dengan dampak dari isi media adalah Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia atau biasa disebut dengan IMIKI. IMIKI merupakan organisasi yang memiliki cabang di berbagai daerah yang menerima semua mahasiswa ilmu komunikasi di berbagai perguruan tinggi untuk bergabung. Organisasi ini berdiri pada tanggal 1 September 1998. Organisasi ini terbentuk untuk membantu mahasiswa ilmu komunikasi agar bisa mempunyai profesi yang sesuai jurusan yang mereka minati. Tidak hanya itu, IMIKI bertekad untuk turut menyumbangkan kemampuan secara optimal demi tercapainya tujuan pembangunan nasional dan berupaya menumbuhkembangkan dinamika komunikasi yang merata ke seluruh lapisan masyarakat. IMIKI melakukan pengabdian masyarakat dengan sosialisasi literasi media yang menjadi agenda rutin setiap tahunnya untuk membuat masyarakat memahami akan dampak media dan isi media dan agar masyarakat bisa cerdas bermedia.

Untuk mencapai tujuan organisasi IMIKI untuk literasi media pada masyarakat dibutuhkan strategi komunikasi yang baik dengan manajemen komunikasi yang terstruktur. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi komunikasi organisasi IMIKI untuk literasi media pada masyarakat.

Manajemen komunikasi yang paling tepat dilakukan adalah manajemen bidang penyuluhan. Hal ini berkaitan dengan kegiatan literasi media yang dilakukan IMIKI cabang SMST. Kegiatan literasi media sangat perlu disosialisasikan kepada masyarakat demi terciptanya masyarakat yang kritis dan melek media. Adapun cara yang paling tepat


(15)

6

dalam mensosialisasikan kegiatan tersebut yakni dengan mengadakan penyuluhan (sosialisasi) literasi media pada masyarakat di Surabaya. Karena dengan penyuluhan (sosialisasi), masyarakat bisa berinteraksi secara langsung dengan penyuluh (komunikator) sehingga pemahaman atas pesan yang disampaikan akan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan media lain.

Untuk itu, organisasi IMIKI yang bergerak juga di bidang media ini harus turut serta dalam menyadarkan masyarakat akan media saat ini. Agar masyarakat bisa memahami media dan konten-konten yang baik untuk dilihat atau digunakan.

IMIKI cabang SMST merupakan Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya, Madura, Sidoarjo, dan Tuban. Anggota IMIKI SMST meliputi berbagai universitas yaitu Universitas Airlangga, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Universitas Bhayangkara Surabaya, Universitas Dr. Soetomo Surabaya, Universitas Pembangunan Nasional Surabaya, Universitas Kristen Petra Surabaya, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi – Almamater Wartawan Surabaya, Universitas Trunojoyo Madura, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, dan Universitas PGRI Ronggolawe Tuban.

IMIKI memiliki banyak agenda kegiatan yang dilakukan setiap tahunnya, salahsatunya literasi media dan melek media. IMIKI juga bekerja sama dengan pihak pemerintah. IMIKI dibagi menjadi beberapa wilayah dan juga cabang di seluruh Indonesia. Maka, tidak heran jika


(16)

7

anggota IMIKI terdapat diberbagai perguruan tinggi yang ada bidang Ilmu Komunikasinya.

Berangkat dari fenomena tersebut, organisasi di bidang Ilmu Komunikasi sangat berperan penting untuk mengajak masyarakat agar bisa melek media dan juga cerdas bermedia

Peneliti melakukan penelitian di kantor kesekretariatan IMIKI cabang surabaya tempat berkumpulnya organisasi ini, untuk meneliti lebih dalam dan dekat strategi komunikasi organisasi IMIKI untuk literasi media pada masyarakat. Banyak sekali cerita-cerita para anggota organisasi ini yang sangat beragam, sehingga sangat tertarik untuk melakukan penelitian di organisasi IMIKI Surabaya. Dari cerita terbentuknya organisasi ini, tempat berkumpulnya dan juga kegiatan-kegiatan rutin yang organisasi ini lakukan.

B. Rumusan Masalah dan Fokus Penelitian

Pentingnya fokus penelitian untuk mengarahkan konsentrasi penelitian yang akan dilakukan. Peneliti menfokuskan penelitiannya pada strategi komunikasi organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (Surabaya) untuk literasi media pada masyarakat. Untuk itu, terdapat dua rumusan masalah, sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan komunikasi organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (Surabaya) untuk literasi media pada masyarakat Surabaya?


(17)

8

2. Bagaimana aktivitas yang dilakukan organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (Surabaya) untuk literasi media pada masyarakat Surabaya?

3. Bagaimana evaluasi yang dilakukan organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (Surabaya) untuk literasi media pada masyarakat Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk memahami dan mendeskripsikan perencanaan komunikasi organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (Surabaya) untuk literasi media pada masyarakat Surabaya.

2. Untuk memahami dan mendeskripsikan aktivitas dan evaluasi yang dilakukan organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (Surabaya) untuk literasi media pada masyarakat Surabaya.

3. Untuk memahami dan mendeskripsikan evaluasi yang dilakukan organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (Surabaya) untuk literasi media pada masyarakat Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa peneliti ambil dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi yang membutuhkan untuk menambah pengetahuan ataupun


(18)

9

wawasan mengenai strategi komunikasi organisasi dalam literasi media pada masyarakat.

b. Dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan fenomena / masalah yang sejenis.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

1) Memberikan pengalaman untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama kuliah kedalam karya nyata.

2) Memberikan pengetahuan mengenai fenomena literasi media.

b. Bagi Mahasiswa

1) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan menambah wawasan tentang strategi komunikasi organisasi mahasiswa dalam literasi media.

2) Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi ilmu pengetahuan baru kepada dan mahasiswa fakultas ilmu komunikasi pada khususnya.

E. Penelitian Terdahulu

Untuk lebih memperkuat dan mempertajam penelitian ini, maka penelitian ini diperkuat dengan data-data penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan dan referensi pada poin-poin tertentu guna menunjang


(19)

10

teori dan hasil penelitian ini. Penelitian melakukan studi pendahuluan berupa peninjauan terhadap penelitian sejenis yang mengkaji hal yang sama ataupun serupa serta relevan dengan kajian yang diteliti oleh peneliti.

Pertama, penelitian yang dilakukan Gracia Rachmi Adiarsi,

Yolanda Stellarosa, Martha Warta Silaban dengan judul “Literasi Media Internet di Kalangan Mahasiswa”. Dengan hasil penelitian bahwa mahasiswa yang mengakses Internet di bawah 5 jam per hari umumnya sudah sibuk dengan pekerjaannya dan tidak terlalu intens menggunakan media Internet baik melalui smartphone maupun komputer. Berbeda dengan mahasiswa yang mengakses Internet di atas 5 jam per hari, hampir setiap saat mereka menggunakan Internet untuk media sosial dan pesan instan (instant messenger) melalui ponsel pintarnya (smartphone). Sikap kritis terhadap pesan media yang dikonsumsi oleh para narasumber tergantung dari informasi yang menarik perhatian mereka. Kesamaan penelitian adalah sama-sama membahas literasi media. Dalam penelitian Gracia Rachmi Adiarsi, Yolanda Stellarosa, Martha Warta Silaban lebih difokuskan pada literasi media internet di lingkup mahasiswa, sedangkan dalam penelitian ini lebih difokuskan pada strategi komunikasi organisasi untuk literasi media pada masyarakat. Subyek penelitian Gracia Rachmi Adiarsi, Yolanda Stellarosa, Martha Warta Silaban lebih menekankan kepada mahasiswa. Sedangkan dalam penelitian ini subjeknya kepada anggota organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya.


(20)

11

Kedua, jurnal dari Christa Hana Olivia. Dengan hasil penelitian,

bahwa Strategi komunikasi Badan Narkotika Nasional Kota Samarinda (BNN) dalam mengurangi jumlah pengguna narkoba di kota Samarinda ini memfokuskan kepada Strategi Komunikasi Organisasi yang mempunyai koordinasi dan kerjasama yang baik antara pemimpin pusat sampai kepada petugas-petugas penyuluh narkoba hingga tercapai tujuan yang diinginkan. Kesamaan penelitian adalah sama-sama membahas strategi komunikasi dan juga sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Dalam jurnal Christa Hana Olivia lebih fokus pada strategi komunikasi dalam mengurangi jumlah pengguna narkoba, sedangkan dalam penelitian ini lebih fokus pada strategi komunikasi organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya untuk literasi media pada masyarakat di Surabaya.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Windri Saifudin dengan

judul Literasi Media Ibu Rumah Tangga Dalam Media Parenting Pada Anak Menonton Televisi (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Ibu Rumah Tangga dalam Media Parenting Pada Anak Usia Dini Menonton Televisi di Surabaya). Penelitian yang dilakukan Eindri Saifudin memiliki kesamaan menggunakan studi kualitatif deskriptif. Tetapi, dalam penelitian Windri Saifudin lebih fokus pada literasi media orang tua pada anak dengan media parenting, tetapi dalam penelitian ini lebih fokus pada strategi komunikasi organisasi utnuk literasi media pada masyarakat.


(21)

12

F. Definisi Konsep Penelitian

Konsep adalah unsur pokok dari penelitian. Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan mengeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan.3

Sehubungan dengan hal diatas, maka dalam pembahasan ini perlulah kiranya peneliti membatasi dari sejumlah konsep yang diajukan dalam penelitian ini. Berikut konsep-konsepnya antara lain:

1. Strategi Komunikasi

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Dalam mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.

Pengertian Strategi Menurut Stoner, Freeman, dan Gibert Jr bahwa strategi dapat diartikan dalam dua perspektif yang berbeda yaitu dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan dan dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan.

Berdasarkan perspektif pertama, pengertian strategi adalah sebuah program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Berdasarkan perspektif kedua,

3


(22)

13

pengertian strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu.4

Strategi komunikasi merupakan paduan dan perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi

(communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk

mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi.

Istilah manajemen berasal dari kata management (Bahasa Inggris), berasal dari kata “to manage” yang artinya mengurus atau tata laksana. Sehingga manajemen dapat diartikan bagaimana cara mengatur, membimbing dan memimpin semua orang yang menjadi bawahannya agar usaha yang sedang dikerjakan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Banyak ahli yang memberikan definisi tentang manajemen, diantaranya:

George R. Terry mendefinisikan manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.5

4

Dikutip dari eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 1, 2013: 429-430 dipublikasikan oleh Christa Hana Olivia

5

Tommy Suprapto. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. (Yogyakarta: Media Pressindo, 2000) hlm 122


(23)

14

Maka dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi adalah perencanaan komunikasi untuk mencapai suatu tujuan yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikan sebagai penentu hasil kegiatan komunikasi agar komunikasi bisa efektif.

2. Komunikasi Organisasi

Istilah organisasi dalam bahasa Inggris organization yang berasal dari kata kerja bahasa Latin organizare, yang berarti membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi. Jadi, secara harfiah organisasi itu berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Menurut Kochler, organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Wright, organisasi adalah suatu sistem terbuka dari aktivitas yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama.6

Menurut Goldhaber, komunikasi organisasi dapat didefinisikan dari beberapa perspektif yang dikemukakan sebagai berikut : Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya baik internal (budaya) dan eksternal. komunikasi organisasi melibatkan pesan dan saluran, tujuan, arah, dan media, komunikasi organisasi melibatkan orang-orang dan sikap mereka, perasaan, hubungan,

6


(24)

15

dan keterampilan, komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah.7

Dalam penelitian ini, komunikasi organisasi adalah sekumpulan orang yang melakukan penyampaian pesan kepada khalayak dengan menggunakan media untuk mencapai tujuan tertentu.

3. Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia

Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (IMIKI) merupakan organisasi kemahasiswaan dengan kerjasama yang pro aktif, terarah, bervisi ke depan, dan berdaya guna dari seluruh kelembagaan mahasiswa Ilmu Komunikasi se-Indonesia untuk menampung aspirasi mahasiswa Ilmu Komunikasi dalam disiplin kajian Ilmu Komunikasi, jaringan, dan pengabdian kepada masyarakat guna menunjang pembangunan nasional, khususnya dalam bidang ilmu komunikasi. Bermula dari kesadaran dan keyakinan akan potensi yang dilmiliki.

IMIKI bertekad untuk turut menyumbangkan kemampuan secara optimal demi tercapainya tujuan pembangunan nasional dan berupaya menumbuhkembangkan dinamika komunikasi yang merata ke seluruh lapisan masyarakat.

7

Poppy Ruliana, Komunikasi Organisasi : Teori dan Studi Kasus, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014) hlm 20


(25)

16

Dalam penelitian ini, IMIKI merupakan organisasi mahasiswa yang memiliki kepedulian terhadap khalayak untuk membuat khalayak bisa memahami media secara benar.

4. Literasi Media

Literasi media hadir sebagai benteng bagi khalayak agar kritis terhadap isi media, sekaligus menentukan informasi yang dibutuhkan dari media. Potter menyebutkan bahwa literasi media diperlukan ditengah kejenuhan informasi, tingginya terpaan media, dan berbagai permasalahan dalam infromasi tersebut, yang mnegepung kehidupan kita sehari-hari. Khalayak harus bisa mengontrol informasi atau pesan yang diterima.8

Menurut Potter, “literasi media adalah seperangkat perspektif yang kita gunakan secara aktif saat mengakses media massa untuk menginterpretasikan pesan yang kita hadapi”.9

Sedangkan menurut David Buckingham dalam laporannya untuk Ofcom, menyebutkan bahwa literasi media sebagai kemampuan untuk mengakses media merujuk kepada kemampuan untuk menentukan konten media yang sesuai dengan kebutuhannya dan menghindar dari konten media yang tidak dibutuhkan.10

Sementara itu, Art Silverblatt menjelaskan bahwa pengertian literasi media memiliki beberapa elemen, diantaranya : kesadaran akan pengaruh media terhadap individu dan sosial,

8

Intania Poerwaningtias, Puji Rianto dkk, Model-model Gerakan Literasi Media dan Pemantauan

Media di Indonesia. (Yogyakarta : Pusat Kajian Media dan Budaya Populer, 2013) hlm 16

9 Ibid 16 10


(26)

17

pemahaman akan proses komunikasi massa, pengembangan strategi untuk menganalisis dan mendiskusikan pesan media, kesadaran bahwa isi media adalah teks yang menggambarkan kebudayaan dan diri kita sendiri pada saat ini, dan mengembangkan kesenangan, pemahaman dan penghargaan terhadap isi media.11

Terdapat dua pilar gerakan lierasi media, yaitu gerakan literatif dan gerakan regulatif. Gerakan literatif berorientasi menciptakan masyarakat yang melek media, mampu melakukan filtering secara mandiri atas berbagai tayangan media. gerakan regulatif mengarah pada pengelolah televisi dan regulasinya, yang menjamin kualitas tayangan media yang dibutuhkan.12 Adapun beberapa prinsip gerakan literasi media, yaitu :

a. Literasi media adalah gerakan berkelanjutan denagn agenda rutin meski ada kasus atau pun tidak.

b. Literasi media harus melibatkan berbagai kalangan secara lebih luas. Seperti, para akademisi komunikasi, aktifis LSM, insan pers yang kritis.

c. Keterlibatan insan pers dalam gerakan literasi media menjadi sangat signifikan dengan adanya kontrol media oleh media.

11 Ibid 18 12

Masduki, Muzayin Nazaruddin. Media, Jurnalisme dan Budaya Populer. (Yogyakarta : Program Studi Ilmu Komunikasi Uniuversitas Islam Indonesia & UII Press, 2008) hlm 74


(27)

18

Gerakan literasi media harus mulai berorientasi menciptakan masyarakat yang aktif mengontrol media.13

Dalam penelitian ini, Literasi media adalah cara membuat khalayak mengetahui batasan-batasan dari konten media yang dibutuhkan untuk mengontrol isi pesan pada media.

5. Masyarakat

Menurut Ralph Linton, masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. Sedangkan, menurut Selo Soemardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dan mereka mempunyai kesamaan wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.14

Masyarakat kota sebagai community, yang dimaksud

community adalah suatu kelompok teritorial dimana penduduknya

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hidup sepenuhnya. Masyarakat kota merupakan suatu kelompok terorganisasi yang tinggal secara kompak diwilayah tertentu dan memiliki derajat interkomunikasi yang tinggi. Dilihat dari sudut lokasinya, setiap

13

Ibid 75-76 14


(28)

19

kota memiliki wilayah pengaruhnya atas daerah pedalaman yang mengelilinginya.15

Maka dapat disimpulkan dalam penelitian ini, bahwa masyarakat adalah suatu kelompok yang berinteraksi antara individu satu dengan individu lain dan terorganisasi di dalam suatu wilayah sempit dimana penduduknya memiliki kegiatan yang berbeda memiliki tingkat pemahaman tentang media yang rendah.

15


(29)

20

G. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pemikiran ini mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam penelitian ini, sebagai berikut:

Dalam penelitian ini kerangka pikir penelitian menggunakan teori sistem sosial. Sebuah teori yang dipopulerkan oleh Talcott Parsons. Model ini dididentifikasikan dengan akronim AGIL (adaptation, goal attainment, integration, latency) yang menjelaskan fungsi dasar sistem sosial yang harus ditampilkan kalau sistem itu ingin bertahan. Adaptation, artinya kemampuan organisasi untuk lingkungan. Goal attanment, artinya kemampuan

Strategi Komunikasi

Organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia

Perencanaan Komunikasi

Pengorganisasian Komunikasi

Pengawasan

Literasi Media

media media

Masyarakat

Aktivitas Komunikasi


(30)

21

organisasi untuk mengaktulisasikan dan mencapai tujuan sistem secara objektif. Integration, artinya kemampuan organisasi untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang berbeda dari satu sistem.

Latency, artinya kemampuan organisasi untuk mempertahankan

organisasi agar dapat bertahan, dietrima, dan hidup terus.

Talcott parsons kemudian merumuskan gagasan teori fungsional bahwa setiap masyarakat dapat mempertahankan kehidupannya jika masyarakat itu menjalankan empat fungsi, yaitu: Pertama, Fungsi menyesuaikan diri dengan lingkungan yang disebut dengan fungsi adaptasi. Bentuk adaptasi dari organisasi ditunjukkan dalam fungsi ekonomi yang memerhatikan faktor-faktor sumber daya manusia, modal, teknologi, peralatan dan material demi kehidupan organisasi.

Kedua, Fungsi mencapai tujuan. Fungsi ini harus dirumuskan dalam tujuan organisasi dan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Berarti organisasi harus berpikir politik, berpikir tentang kekuasaan, bagaimana dan siapa yang harus ditempatkan pada suatu struktur organisasi.

Ketiga, Fungsi integrasi. Fungsi ini merumuskan perangkat peraturan-peraturan yang menjamin agar setiap unsur dalam organisasi akan bekerja satu arah dan tidak berlawanan. Keempat, Fungsi mempertahankan pola. Organisasi harus dapat mengambil sebagian tugas dan fungsi keluarga/sekolah/pendidikan. Dengan kata lain, Organisasi harus menjadi agen perubahan.


(31)

22

Parsons memeperluas fokus perhatian para ahli organisasi yang hanya memusatkan perhatiannya pada individu dan kelompok. Dia memerhatikan organisasi secara total, organisasi sebagai sistem sosial relasi antara organisasi dalam jaringan yang tidak dapat dipisahkan dengan institusi sosial lain dalam masyarakat. Sistem ini mempunyai sebagian level yang berbeda, ia mengidentifikasi tiga level struktur organisasi. Pada bagian bawah ada sistem yang bersifat sistem teknik, dimana sistem ini menjalankan aktivitas produksi dan layanan. Pada level kedua ada sistem manajerial yang menjalankan fungsi utama untuk memediasi organisasi dengan tugas lingkungan, dan menjalankan fungsi mengadministarasikan peranan organisasi internal. Sedangkan pada level atas ada sistem institusi yang berfungsi untuk menghubungkan organisasi dengan masyarakat luas.16

Bila dihubungkan dengan fenomena kegiatan yang dilakukan antara Ketua organisasi dan anggota organisasi saat terjun langsung ke masyarakat langsung dengan agenda rutin literasi media. kegiatan literasi media yang dilakukan IMIKI dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman tentang media. untuk itu, dibutuhkan strategi atau rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan cara beradaptasi dengan masyarakat yang akan diadakan sosialisasi literasi media. Seperti yang dikemukakan oleh Parsons dalam model identifikasi yang dipakai bahwa dibutuhkan

16


(32)

23

kemampuan organisasi untuk lingkungan. Bentuk adaptasi dari organisasi ditunjukkan dalam fungsi ekonomi yang memerhatikan faktor-faktor sumber daya manusia, modal, teknologi, peralatan dan material demi kehidupan organisasi.

Organisasi ini memiliki peraturan dan langkah-langkah dalam rencana yang dibuat untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang media dan membuat masyarakat cerdas dalam bermedia dengan melakukan secara bersamaan yang dilakukan oleh seluruh anggota IMIKI dengan ketentuan yang telah ditetapkan. seperti penjelasan dalam teori sistem sosial menyatakan bahwa hal ini termasuk dalam fungsi keempat yaitu integrasi. Fungsi ini merumuskan perangkat peraturan-peraturan yang menjamin agar setiap unsur dalam organisasi akan bekerja satu arah dan tidak berlawanan.

Tujuan yang ingin dicapai organisasi ini merupakan suatu aktivitas antara organisasi dan masyarakat, untuk itu IMIKI dengan seluruh anngotanya berkoordinasi dalam kegiatan literasi media dengan sosialisasi langsung kemasyarakat. Hal ini dijelaskan dalam tiga sistem yang dikemukakan oleh Parsons yaitu sistem teknik, dimana sistem ini menjalankan aktivitas produksi dan layanan. Ada sistem manajerial yang menjalankan fungsi utama untuk memediasi organisasi dengan tugas lingkungan, dan menjalankan fungsi mengadministarasikan peranan organisasi internal. Sistem


(33)

24

institusi yang berfungsi untuk menghubungkan organisasi dengan masyarakat luas.

H. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian yang dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana seharusnya langkah penelitian harus dilakukan dengan menggunakan metode penelitian. Dalam penelitian ini, metode penelitian adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh.

Menurut Sugiyono, Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.17 Sedangkan pengertian Menurut I Made Wirartha, metode penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan atau mempersoalkan cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis sampai menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah.18

17

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND, (Bandung: Alfabeta, 2010). Hlm 2 18

I Made Wirartha, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2006), hlm 68.


(34)

25

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu berusaha mendapatkan informasi yang selengkap mungkin mengenai strategi komunikasi organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya untuk literasi media pada masyarakat. Informasi yang digali lewat wawancara mendalam terhadap informan (anggota organisasi IMIKI). Teknik kualitatif dipakai sebagai pendekatan dalam penelitian ini, karena teknik ini untuk memahami realitas rasional sebagai realitas subjektif khususnya para anggota organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya. Proses observasi dan wawancara mendalam bersifat sangat utama dalam pengumpulan data. Selain itu, dengan pendekatan kualitatif diharapkan dapat diungkapkan situasi dan permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan organisasi tersebut.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial yang akan diteliti dengan data-data dari informan.

2. Subyek, Obyek, dan Lokasi Penelitian

Subyek penelitian adalah sumber data yang diperoleh dari informan yang terlibat dalam penelitian. Penelitian ini yang


(35)

26

bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi yang digunakan oleh para anggota organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya.

Dalam penelitian ini, subyek penelitian adalah orang yang diteliti dalam penelitian yang terdiri dari Ketua organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya, Wakil ketua organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya, Sekretaris organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya, Bendahara organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya, dan Seksi humas.

Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah perencanaan komunikasi organisasi untuk literasi media pada masyarakat.

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di tempat berkumpulnya organisasi tepatnya di kantor kesekretariatan Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang SMST (Surabaya Madura Sidoarjo Tuban) di Jalan Plemahan VII no.08 Kel. Kedungdoro Kec. Tegalsari.

3. Jenis dan Sumber Data

Menurut Suharsmi Arikunto, Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.19 Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan ada dua, yaitu : data primer dan sekunder.

19

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), Hlm 129


(36)

27

a. Jenis Data 1) Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti. Data primer merupakan data pokok yang fokus pada tema yang diteliti. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data primer dalam penelitian ini adalah dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan Ketua organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya, Wakil ketua organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya, Sekretaris organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya, Bendahara organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya, dan Seksi humas.

2) Data Sekunder

Merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data sekunder diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain. Dengan semua data yang mendukun data primer seperti, gambar bergerak, foto, dan data pelengkap primer lainnya.


(37)

28

Dalam penelitian ini, data sekunder yang akan diambil adalah foto organisasi ini saat berkumpul, kegiatan sosial, dan rapat.

b. Sumber Data

1) Kata-kata dan tindakan

Maksud dari kata-kata dan tindakan adalah informan yang akan diwawancarai dan diamati. Sumber data yang paling utama dalam penelitian ini adalah informan. Kata-kata dan tindakan informan akan dicatat melalui catatan tertulis atau perekam video. Informan yang akan diwawancarai dan diamati adalah ketua dan wakil Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya.

2) Sumber tertulis

Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi.

Sumber tertulis yang dipakai dalam penelitian ini adalah buku, jurnal, dan juga dokumen pribadi.

3) Foto

Sekarang ini foto sudah banyak dipakai sebagai alat untuk keperluan penelitian kualitatif karena dapat dipakai dalam berbagai keperluan. Penggunaan foto untuk


(38)

29

melengkapi sumber data jelas besar sekali manfaatnya. Hanya perlu diberi catatan khusus tentang keadaan didalam foto yang diambil. Dengan kata lain, foto digunakan sebagai pelengkap data. 20

Dalam penelitian ini, foto yang akan diambil adalah ketika komunitas ini saat berkumpul, kegiatan sosial, dan kegiatan lainnya. Dengan membuat catatan khusus di tiap foto.

4. Tahap-tahap Penelitian

Dalam penelitian ada beberapa tahapan yang akan dilakukan oleh peneliti. Antara lain :

a. Tahap Pralapangan

1) Menyusun rancangan penelitian

Dalam menyusun rancangan penelitian ini dibutuhkan adanya sebuah proposal untuk penelitian yang akan dilakukan. Peneliti membuat proposal penelitian.

2) Memilih lapangan penelitian

Pemilihan lapangan yang akan diteliti adalah tempat berkumpulnya organisasi di kantor kesekretariatan IMIKI Surabaya.

3) Mengurus perizinan

Setiap penelitian pasti harus mengurus perijinan kepada pihak-pihak yang berwenang memberikan izin. Peneliti akan

20

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Penerbit PT Remaja Rosdakarya Offset, 2007), Hlm.112


(39)

30

mengurus perizinan kepada ketua Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya.

4) Manjajaki dan menilai keadaan lapangan

Maksud dan tujuan menjajaki dan menilai keadaan di lapangan adalah berusaha mengenal segala kondisi lingkungan sosial, fisik, dan keadaan alam. Peneliti berusaha mengenal lingkungan pergaulan komunitas, fisik, dan kondisi alam di lokasi penelitian.

5) Memilih dan memanfaatkan informan

Menentukan informan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Peneliti memilih Ketua organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya, Wakil ketua organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya, Sekretaris organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya, Bendahara organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya, Seksi humas, Seksi organisasi, dan Seksi kegiatan.

6) Menyiapkan perlengkapan penelitian

Dalam hal ini, perlengkapan penelitian yang diperlukan peneliti, seperti buku catatan, alat tulis, kamera, dan recorder harus dipersiapkan ketika berada di lokasi penelitian.


(40)

31

7) Persoalan etika penelitian

Peneliti berhubungan dan ikut berperan serta dengan anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya, merasakan berkumpul bersama di lokasi penelitian, dan tetap mematuhi apapun aturan yang ada di organisasi tersebut.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri

Dalam penelitian yang akan dilakukan ini, peneliti akan mempersiapkan diri baik secara fisik maupun mental. Seperti cara berpenampilan, berpakaian, dan bertingkah laku.

2) Memasuki lapangan

Dalam tahap ini, peneliti akan terjun langsung ke lokasi penelitian dan mengamati fenomena yang ada di organisasi tersebut. Dengan keakraban hubungan antar anggota organisasi, mempelajari bahasa, peranan peneliti. Peneliti akan menuju tempat berkumpul organisasi IMIKI di Kantor Kesekretariatan IMIKI Surabaya.

3) Berperan serta sambil mengumpulkan data

Dalam tahap ini, peneliti akan ikut merasakan kegiatan berkumpul setiap satu minggu sekali dan kegiatan sosial sambil mengumpulkan data yang didapat.21

21


(41)

32

c. Tahap analisis data

Analisis data merupakan salahsatu tahap mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar agar dapat memudahkan dalam menentukan tema dan dapat merumuskan hipotesa kerja yang sesuai dengan data.22 Menurut Moleong, tahap analisis data sebagai berikut :

1) Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data.

2) Mempelajari kata-kata kunci tersebut, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data.

3) Menuliskan model/pola yang ditemukan. 4) Koding yang telah dilakukan.23

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan beberapa cara, berikut uraiannya :

a. Field Research (penelitian lapangan)

Yaitu peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke kantor Kesekretariatan IMIKI Surabaya. Adapun cara yang dilakukan dalam peneltian ini adalah:

1) Observasi (pengamatan)

Peneliti mengamati langsung di kantor Kesekretariatan IMIKI Surabaya, dan juga mengamati anggota Ikatan

22

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Penerbit PT Remaja Rosdakarya Offset, 2007), Hlm 103

23


(42)

33

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia untuk mengetahui strategi komunikasi organisasi tersebut. Peneliti mengamati aktivitas yang dilakukan IMIKI dengan melakukan agenda rutin setiap dua minggu sekali untuk berkumpul. Mereka juga mengadakan forum mengenai media dengan anggotanya dari berbagai Universitas di cabang SMST. Tidak hanya itu, mereka memiliki agenda dalam bulan Mei untuk Musyawarah Nasinal di Yogyakarta untuk mendiskusikan kegiatan kerja untuk 1,5 tahun kedepan.

2) Interview (wawancara)

Peneliti melakukan wawancara mengenai strategi atau perencanaan komunikasi organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya dan proses komunikasinya.

Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada informan yang telah ditunjuk untuk menjawab rumusan masalah diatas, dengan informan yang mengetahui seluk beluk dari aktivitas organisasi IMIKI, yaitu ketua dan wakil organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya. Hasil wawancara digunakan peneliti sebagai sumber data utama dalam penelitian ini. Hasil wawancara dengan informan yang telah ditunjuk kemudian dipilah untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis dan mendeskripsikan.


(43)

34

3) Dokumentasi (mengumpulkan data)

Yaitu mengumpulkan data-data yang diperoleh dilingkungan organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia cabang Surabaya. Pengumpulan data dengan cara mencari dokumen - dokumen yang terkait dengan penelitian. Dokumen dalam penelitian ini dapat berupa gambar (foto kegiatan yang dilakukan IMIKI), data sejarah dan anggota dari IMIKI, data yang berkaitan dengan kegiatan literasi media pada masyarakat.

6. Teknik Keabsahan Data a. Perpanjangan keikutsertaan

Dengan perpanjangan keikutsertaan ini menuntut peneliti untuk berbaur di lapangan dalam waktu yang cukup lama untuk mengetahui kebenaran data yang diperoleh maupun menemukan data baru. Peneliti akan ikut dalam jangka waktu yang diperpanjang untuk mengetahui kebenarannya. Peneliti mengikuti kegiatan dalam jangka waktu yang diperpanjang untuk mengetahui segala kegiatan yang dilakukan dalam organisasi IMIKI.

b. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan dalam hal ini dimaksudkan untuk menemukan ciri – ciri dan unsur – unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal – hal tersebut secara


(44)

35

rinci. Hal ini berarti agar peneliti mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. Kemudian ditelaah secara rinci. Peneliti mengamati secara keseluruhan semua aktivitas yang duilakukan organisasi ini.

c. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos temuan – temuan yang ada selama dilapangan dan mendiskusikannya dengan rekan – rekan sejawat agar dapat menguji pemikiran peneliti dalam penelitian ini. Teknik ini dilakukan untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran, memberikan suatu kesempatan untuk menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran seorang peneliti.24

7. Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dalam menganalisis data. Data yang diperoleh melalui wawancara dalam penelitian ini di analisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan cara data yag diperoleh dari hasil wawancara dengan informan dideskriptifkan secara menyeluruh. Data wawancara dalam penelitian adalah sumber data utama yang menjadi bahan analisis data untuk menjawab masalah penelitian.

Analisis data dimulai dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan. Setelah melakukan wawancara, dan

24


(45)

36

pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, gambar, dan foto. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah.

Selanjutnya peneliti membuat reduksi data dengan cara abstraksi, yaitu mengambil data yang sesuai dengan konteks penelitian dan mengabaikan data yang tidak diperlukan.

Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan – satuan. Satuan – satuan itu kemudian dikatagorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori – kategori itu dilakukan sambil membuat koding. 25

I. Sistematika Pembahasan

Dalam membahas suatu penelitian diperlukan sistematika pembahasan yang bertujuan untuk memudahkan penelitian, langkah – langkah pembahasan sebagai berikut:

BAB I : Yaitu pendahuluan, pada bab ini terdiri atas sembilan sub bab antar lain adalah latar belakang masalah, rumusan `masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu, definisi konsep penelitian, kerangka pikir penelitian, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. BAB II : Yaitu kajian pembahasan, pada bab ini terdiri dari dua sub

bab, sub bab pertama yaitu kajian pustaka dan sub bab kedua yakni kajian teori.

25


(46)

37

BAB III : Yaitu paparan data penelitian yang terdiri dari profil informan dan deskripsi data penelitian.

BAB IV : Yaitu hasil penelitian yang terdiri dari dua sub bab adalah analisis data dan konfirmasi dengan teori.

BAB V : Yaitu penutup yang terdiri dari kesimpulan dan rekomendasi.


(47)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka

1. Strategi Komunikasi dalam Perencanaan Komunikasi

Perencanaan komunikasi adalah suatu usaha yang sistematis dan kontinu dalam mengorganisir aktivitas manusia terhadap upaya penggunaan sumberdaya komunikasi secara efisien guna merealisasikan kebijakan- kebijakan komunikasi.26 Perencanaan komunikasi adalah sebuah dokumen tertulis yang menggambarkan tentang apa yang harus dilakukan yang berhubungan dengan komunikasi dalam pencapaian tujuan, dengan cara apa yang dapat dilakukan sehingga tujuan tersebut dapat dicapai, dan kepada siapa program komunikasi itu ditujukan, dengan peralatan dan dalam jangka waktu berapa lama hal itu bisa dicapai, dan bagaimana cara mengukur (evaluasi) hasil-hasil yang diperoleh dari program tersebut.27

Hal ini juga diakui bahwa tidak ada satupun model perencanaan komunikasi yang bisa diterima secara umum, melainkan bisa dilakukan modifikas sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penetapan strategi dalam perecanaan komunikasi, tentu saja tidak lepas dari elemen komunikasi. Pengertian

26

Zulkarimen Nasution, Komunikasi Pembangunan: Pengenala Teori Dan Penerapannya

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004) hlm 28. 27


(48)

39

komunikasi yang dibuat oleh Harold D. Lasswell menyatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which

Channel To Whom With What Effect?.28 Jadi dalam komunikasi

ada beberapa elemen, yaitu Komunikator, komunikan, media, pesan, efek. Karena itu strategi yang dijalankan dalam perencanaan komunikasi harus diawali dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menetapkan komunikator. Dalam berbagai kajian komunikasi, komunikator menjadi sumber dan kendali semua aktivitas komunikasi. Sebagai pelaku utama dalam aktivitas komunikasi, komunikator memegang peranan yang sangat penting. Untuk itu, seorang komunikator yang akan bertindak sebagai ujung tombak suatu program harus terampil berkomunikasi, kaya ide, serta penuh daya kreativitas. Ada syarat yang harus dimiliki seorang komunikator yakni; kredibilitas, daya tarik, dan kekuatan. b. Menetapkan target sasaran dan analisis kebutuhan

khalayak. Dalam studi komunikasi, khalayak atau disebut juga komunikan. Proses mengidentifikasi dan mengkategorisasikan khalayak sasaran komunikasi. Dalam hal ini perlu ditetapkan urutan prioritas kategori khalayak sasaran: siapa yang menjadi sasaran utama (sasaran primer) dan siapa yang menjadi sasaran antara (sasaran sekunder).

28

Onong Uchyana Effendi, Ilmu, Teori, Dan Filsafat Komunikasi (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000) hlm 53.


(49)

40

Sasaran utama, misalnya, masyarakat perkotaan yang berpenghasilan rendah, sedangkan sasaran antara adalah kelompok orang yang memiliki otoritas dan kepemimpinan terhadap sasaran utama, misalnya: tokoh masyarakat, pimpinan perusahaan, para pejabat, para komandan, dan sebagainya. Setiap kelompok sasaran ini harus benar-benar diidentifikasi secara cermat ciri karakteristik sosiodemografis dan psikografisnya. Dalam menentukan prioritas sasaran, tidak selalu menempatkan khalayak sasaran primer sebagai sebagai prioritas pertama kegiatan komunikasi, melainkan dapat saling bertukar tergantung pada situasi dan konteks komunikasnya. Untuk kegiatan komunikasi yang memanfaatkan konteks organisasional atau kelompok (pendekatan kelompok), maka sasaran prioritas komunikasi adalah para pemegang otoritas, sedangkan untuk kegiatan komunikasi dalam konteks sosial (pendekatan masal) maka sasaran prioritasnya adalah individu-individu atau khalayak sasaran utama program. Di dalam masyarakat ada kelompok-kelompok yang menentukan besarnya pengaruh suatu program, yaitu: (a) Kelompok yang memberi izin, adalah suatu lembaga yang membuat peraturan dan memberi izin sebelum suatu program disebarluaskan. (b) Kelompok pendukung, ialah kelompok yang mendukung dan setuju pada program yang


(50)

41

dilaksanakan. (c) kelompok oposisi, ialah mereka yang menentang atau kelompok yang bertentangan dengan ide perubahan yang ingin dilaksanakan. (d) Kelompok evaluasi, ialah mereka yang terdiri dari orang-orang yang mengkritisi dan memonitor jalannya suatu program.

c. Menyusun pesan. Pesan adalah segala sesuatu yag disampaikan oleh seseorang dalam bentuk simbol yang dipersepsi dan diterima oleh komunikan dalam serangkaian makna.

d. Memilih media dan saluran komunikasi. Memilih media komunikasi harus mempertimbangkan karakteristik isi dan tujuan isi pesan yang ingin disampaikan. Untuk masyarakat luas, pesan sebaiknya disalurkan melalui media massa, misalnya surat kabar atau televisi, dan untuk kelompok tertentu digunakan saluran komunikasi kelompok.

e. Efek komunikasi. Semua program komunikasi yag dilakukan mempunyai tujuan, yakni mempengaruhi target sasaran. Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan prilaku. Pada tingkat pengetahuan, pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan perubahan pendapat. Adapun yang dimaksud dengan perubahan sikap, ialah adanya perubahan internal pada diri seseorang yang diorganisir dalam bentuk prinsip, sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu objek.


(51)

42

Sedangkan perubahan prilaku adalah perubahan yang terjadi dalam bentuk tindakan.

Pentingnya Perencanaan dan Strategi Komunikasi dalam sebuah proses komunikasi yang dilaksanakan tidak luput dari berbagai rintangan atau hambatan. Oleh karena itu, perencanaan komunikasi dimaksudkan untuk mengatasi rintangan-rintangan yang ada guna mencapai efektivitas komunikasi, sedangkan dari fungsi dan kegunaan komunikasi perencanaan diperlukan untuk mengimplementaskan program-program yang ingin dicapai. Perencanaan komunikasi dalam kerangka yang sangat sederhana dikaitkan dengan bagaimana menciptakan komunikasi yang efektif. Dalam kerangka yang lebih luas perencanaan komunikasi sangat diperlukan untuk menyusun strategi agar program yang berskala nasional bisa berhasil.29

Dengan demikian maka perencanaan komunikasi menjadi hal yang sangat esensial bagi keberhasilan suatu organisasi. Perencanaan dan strategi komunikasi diperlukan dalam proses komunikasi agar dapat menciptakan komunikasi yang efektif. Komunikasi perlu ditempatkan pada fungsinya, bukan hanya untuk membangkitkan kesadaran, memberi informasi, mempegaruhi atau mengubah perilaku, melainkan komunikasi juga berfungsi untuk mendengarkan, mengeksplorasi lebih dalam, memahami, memberdayakan, dan membangun konsesus untuk perubahan.

29


(52)

43

Karena itu, komunikasi sangat diperlukan untuk mendukung proses komunikasi organisasi.

2. Strategi Komunikasi dalam Fungsi Manajemen

Istilah manajemen berasal dari kata management (Bahasa Inggris), berasal dari kata “to manage” yang artinya mengurus atau tata laksana. Sehingga manajemen dapat diartikan bagaimana cara mengatur, membimbing dan memimpin semua orang yang menjadi bawahannya agar usaha yang sedang dikerjakan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Banyak ahli yang memberikan definisi tentang manajemen, diantaranya:

George R. Terry mendefinisikan manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.30

Selanjutnya Koontz dan O’Donell, juga menyebutkan bahwa “Management is getting things done throught people. In bringging about this cordinating at group activity, the manager, as

amanager plans, organizes, staff, direct and control the activities

other people.” (Manajemen adalah usaha mencapai tujuan tertentu

melalui kegiatan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manager mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas

30

Tommy Suprapto. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. (Yogyakarta: Media Pressindo, 2000) hlm 122


(53)

44

orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, penggerakan, dan perpindahan.31

Berikut adalah rincian fungsi manajemen, diantaranya :

a. Planning(Perencanaan)

Yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksud untuk mencapai tujuan.

b. Organizing(Pengorganisasian)

Yaitu sebagai cara untuk mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka menurut kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah direncanakan.

c. Actuating(Penggerakan)

Yaitu untuk menggerakan kelompok agar berjalan sesuai dengan pembagian kerja masing-masing serta menggerakan seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai rencana dan bisa mencapai tujuan.

d. Controlling(Pengawasan)

Yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi

31


(54)

45

penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana.32

Hakikat dari fungsi manajemen dari Terry adalah apa yang direncanakan, itu yang akan dicapai. Maka dari itu fungsi perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin agar dalam proses pelaksanaanya bisa berjalan dengan baik serta segala kekurangan bisa diatasi.

Kegiatan manajemen diatas merupakan upaya dalam suatu kelompok dalam mencapai tujuan bersama. Adanya proses manajemen ini pasti tidak terlepas dari proses komunikasi. Hubungan antara manajer dengan bawahannya membutuhkan komunikasi yang intens. Sehingga manajemen bisa dikatakan gagal ketika komunikasi yang dibangun tidak sesuai. Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa manajemen komunikasi adalah manajemen yang diterapkan dalam kegiatan komunikasi. Ini berarti manajemen akan berperan atau sebagai penggerak aktivitas komunikasi dalam usaha pencapaian tujuan komunikasi.33

Selanjutnya, manajemen komunikasi dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana mengelola informasi untuk mencapai tujuan. Menurut Suprapto, dalam rangka mencapai tujuan, kelompok, perusahaan atau organisasi harus bisa

32

George Terry. Prinsip-prinsip Manajemen. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012) hlm 15-16 33

Tommy Suprapto. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. (Yogyakarta: Media Pressindo, 2000) hlm 132.


(55)

46

menerapkan fungsi manajemen dengan mengatur sedemikian rupa pesan yang disesuaikan dengan kebutuhan audiens agar mereka tertarik dengan membuat rentangan kegiatan komunikasi.34 Adapun macam kegiatan komunikasi dibagi dalam beberapa jenis aktivitas diantaranya: jurnalistik, kehumasan, penyiaran, periklanan dan penyuluhan.

1) Manajemen komunikasi bidang jurnalistik

Jurnalistik merupakan salah satu jenis aktivitas khas komunikasi yang lebih memusatkan perhatian pada cara mencari,mengumpulkan, menyeleksi dan mengolah informasi yang mengandung nilai berita, serta menyajikannya kepada khalayak melalui media massa periodik baik cetak maupun elektronik.

2) Manajemen komunikasi bidang kehumasan

Merupakan aktivitas komunikasi untuk memasarkan dan menumbuhkan citra organisasi dengan memanfaatkan berbagai jenis media sebagai saluran informasinya.

3) Manajemen komunikasi bidang penyiaran

Penyiaran berasal dari kata siar, yakni pendistribusian informasi dengan menggunakan peralatan pemancar yang dipancarkan dari studio radio atau televisi yang menghasilkan suara (audio) dan gambar bergerak (visual) secara stimulan dan sinkron untuk televisi dan audio untuk radio.

34


(56)

47

4) Manajemen komunikasi bidang penyuluhan

Penyuluhan juga merupakan aktivitas komunikasi yang mengelola informasi dengan tujuan untuk perubahan sikap. Karena tujuannya adalah perubahan sikap, maka pemilihan dan penggunaan medianya adalah yang mampu merubah perilaku khalayak.

Dalam kaitan ini, maka media yang relevan untuk penyuluhan adalah media tatap muka atau interpersonal media. Dalam proses penelitian yang akan peneliti lakukan, manajemen komunikasi yang paling tepat dilakukan adalah manajemen bidang penyuluhan. Hal ini berkaitan dengan kegiatan literasi media dari IMIKI. Kegiatan literasi media sangat perlu disosialisasikan kepada masyarakat demi terciptanya masyarakat yang kritis dan melek media.

Bahwa komunikasi itu tidak hanya memudahkan fungsi-fungsi manajerial seperti perencanaan, pengorganisasian, penyusunan anggota, kepemimpinan, dan pengawasan, tetapi juga menghubungkan organisasi dengan lingkungan eksternalnya. Organisasi tanpa komunikasi tidak akan berfungsi dan berjalan dengan baik. Fungsi manajerial yang ditentukan oleh organisasi harus dikomunikasikan sehingga seluruh anggota mengetahui kebijakan yang diambil oleh pimpinan organisasi.


(57)

48

Manajemen komunikasi dalam organisasi adalah perencanaan yang sistematis, pelaksanaan, pemantauan, dan revisi semua saluran komunikasi dalam suatu organisasi. Aspek manajemen komunikasi meliputi pengembangan strategi komunikasi organisasi, merancang arahan komunikasi internal dan eksternal, dan mengelola arus informasi, termasuk komunikasi online.35

3. Strategi komunikasi dalam Aktivitas Literasi Media

Strategi komunikasi sangat penting untuk lancarnya aktivitas komunikasi yang dilakukan unutk mencapai tujuan, yaitu dengan proses penetapan teknis pelaksanaan kegiatan di lapangan. Tahapan ini meliputi penetapan personel pelaksana, jadwal kegiatan, tempat kegiatan, fasilitas yang dibutuhkan, anggaran biaya, dan tahapan-tahan kegiatan, yang harus dilaksanakan secara nyata di lapangan. Untuk itu, dibutuhkan strategi komunikasi agar aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh organisasi berjalan lancar. Untuk lebih memahami media baru literasi media ini, berikut peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam proses literasi media.36

35

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, (Bandung :PT. Remaja Rosdakarya, 2013) hlm 84-85

36

Stanley J Baran, Pengantar Komunikasi Massa: Literasi Media dan Budaya, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010) hlm 38-49.


(58)

49

a. Literasi klasik (membaca, menulis, memahami) yang mendominasi abad dan menghubungkan kepada proses membaca dan menulis, serta di sekolah-sekolah dasar telah digunakan sebagai aturan dasar.

b. Literasi audiovisual, yang menghubungkan kepada media elektronik seperti film dan televisi, fokus pada gambar dan rangkaian gambar. Ini merupakan permulaan dari pendidikan berbeda yang digagas dengan segera tetapi tidak didukung penuh oleh kebijakan yang nyata.

c. Informasi atau digital literasi yang berasal dari komputer dan media digital yang telah membuat pentingnya belajar keterampilan baru. Ini merupakan konsep terbaru dan sering digunakan untuk mengacu pada keterampilan teknik yang diperlukan untuk peralatan digital modern.

d. Literasi Media yang dibutuhkan sebagai hasil dari konvergensi media yang menggabungkan media elektronik (komunikasi massa) dan media digital (komunikasi multimedia) yang terjadi dalam berbagai perkembangan masyarakat informasi. Literasi Media ini meliputi beragam bentuk literasi: membaca, menulis, audiovisual, digital dan keterampilan baru yang diperlukan dalam sebuah iklim konvergensi media.

Berdasarkan sejarah literasi media dimulai dari penulisan alphabet, kita mengenal apa yang disebut dengan literasi dari membaca dan menulis. Kemudian muncul percetakan, dan


(59)

50

selanjutnya diikuti dengan revolusi industri. Secara ringkas literasi media merupakan bagian dari proses perkembangan komunikatif manusia, yang dimulai dengan pengenalan dari penulisan alphabet dan telah diperluas ke dalam perkembangan media elektronik dan informasi digital.

Faktor lingkungan memberikan wawasan lingkungan melek media. Jika faktor-faktor yang menguntungkan, melek media memiliki posisi penting dan dipertimbangkan dalam kebijakan nasional, maka tingkat melek media akan tinggi. Hubungan ini dapat dibuktikan secara statistik dan tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa di lingkungan sebagian besar bermusuhan atau netral terhadap perkembangan literasi media.37 Selain ketersediaan, faktor-faktor berikut membentuk lingkungan yang mempengaruhi melek media.

a. Media Education (Pendidikan media). Literasi media dapat diisolasi

sebagai kompetensi eksplisit atau ada dalam bagian komponennya dalam kurikulum pendidikan umum dan pembelajaran seumur hidup. Perhatian khusus diberikan pada kurikulum sekolah dan kapasitas staf pengajar, berdasarkan tingkat pelatihan mereka dan sistem di mana mereka beroperasi. Menggunakan pendidikan untuk menunjukkan tingkat literasi media mungkin menyesatkan. Media tradisional tidak pernah memiliki tempat yang menonjol dalam pendidikan, dan media baru (telepon genggam, televisi dan internet)

37


(60)

51

relatif diabaikan juga dalam kurikulum. Namun, jika suatu negara memiliki kurikulum pendidikan media yang sangat efektif, warga akan lebih percaya diri dalam berinteraksi dan terlibat dengan segala bentuk umum media. Indikator dalam kriteria media pendidikan dipisahkan menjadi empat bagian: kurikulum, pelatihan guru, kegiatan pendidikan media, dan resources.

b. Media Literacy Policy (Kebijakan literasi media) Peran

badan-badan publik merupakan dasar identifikasi melek media publik, terutama jika ada yang melindungi kepentingan dan kebebasan berekspresi. Faktor ini memberikan penilaian terhadap undang-undang dan kebijakan yang berkaitan dengan literasi media, termasuk kewajiban hukum, peraturan dan tindakan, organisasi, manifesto organisasi dan partisipasi masyarakat dengan maksud untuk mempengaruhi regulasi melek media nasional. Indikator dalam otoritas kebijakan media dan regulasi dipisahkan menjadi tiga bagian yaitu: keberadaan badan pengawas, pentingnya misi hukum otoritas, kegiatan regulator pada literasi media.

c. Media Industry (Industri Media) Media adalah sebuah industri. Hal

ini menuntut tingkat unik tinggi interaktivitas dan keterlibatan dari pelanggannya. Meskipun lembaga penyiaran publik memiliki kewenangan untuk bertindak demi kebaikan bersama, mereka masih harus membenarkan keberadaan mereka dengan mempertahankan penonton. Beberapa bagian dari industri berinvestasi dalam kehidupan penonton, pers (dikenal juga sebagai Fourth Estate,


(61)

52

setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif), memberikan pelayanan publik yang penting, dan sering melakukan kegiatan untuk mendorong pengembangan literasi media. Faktor ini memberikan gambaran tentang non-pemerintah, kegiatan non-pendidikan dan inisiatif yang berkaitan dengan promosi melek media. Indikator dalam otoritas kebijakan dan regulasi media dipisahkan menjadi enam kategori yaitu: koran, saluran televisi, cinema festival, perusahaan-perusahaan telepon, penyedia layanan internet, organisasi lain.

d. Civil Society (Masyarakat Sipil). Organisasi masyarakat sipil dan

inisiatif, merangsang dukungan lingkungan yang meningkatkan tingkat melek media. Jumlah asosiasi, kegiatan mereka dan kualitas mereka menggambarkan dampak dari masyarakat sipil. Mereka tidak ada dalam isolasi namun, kemampuan mereka untuk mempromosikan partisipasi warga negara bertumpu pada kerja sama badan-badan otoritatif dan dengan link ke media pendidikan. 4. Pentingnya evaluasi dalam strategi komunikasi organisasi

Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa


(62)

53

Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran.38 Sedangkan menurut pengertian istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggu nakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan”.39 Tahap penyusunan indikator kinerja untuk menilai kemajuan program, hasil-hasil program, dan dampak program. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi mulai dari evaluasi proses atau evaluasi formatif (on going evaluation), evaluasi hasil atau evaluasi sumatif

(evaluation of result), dan evaluasi dampak pro (evaluation of

impact).

Kegiatan evaluasi memang dibutuhkan dalam suatu organisasi guna menilai, mengumpulkan informasi bagaimana system, proses, cara dalam organisasi telah dikerjakan dengan baik atau belum oleh masing-masing anggota terhadap kebijakan yang telah ditentukan. Fungsi evaluasi sangat penting dalam manajemen karena evaluasi seperti yang diketahui dari arti dari Evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya. Penilaian harus dikembangkan bersama perencanaan suatu program. Penilaian

38

John M Echols and Hassan Shadily. Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2000) hlm 220.

39

Dikutip dari http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1956775-evaluasi-dalam-islam/ pada hari Jum’at, tanggal 12 Agustus 2016 pukul 10.30 Wib.


(1)

101

sistem teknik, dimana sistem ini menjalankan aktivitas produksi dan

layanan. Dalam organisasi IMIKI aktivitas yang dilakukan untuk

literasi media pada masyarakat dilakukan dengan cara sosialisasi.

Sosialisasi yang dilakukan merupakan suatu aktivitas organisasi yang

dilakukan secara terstruktur dan sistematis.

Pada level kedua ada sistem manajerial yang menjalankan fungsi

utama untuk memediasi organisasi dengan tugas lingkungan, dan

menjalankan fungsi mengadministarasikan peranan organisasi

internal. Organisasi IMIKI melakukan kegiatan literasi media dengan

membagi tugas kepada anggota-anggotanya dan mereka juga

memeberikan materi sebelum terjun kepada masyarakat.

Sedangkan pada level atas ada sistem institusi yang berfungsi

untuk menghubungkan organisasi dengan masyarakat luas. Pada level

ini, IMIKI melakukan kegiatan literasi media dengan perijinan

kepada pihak terkait dan juga bekerjasama dengan pihak pemerintah


(2)

102 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. IMIKI memiliki strategi komunikasi untuk literasi media pada

masyarakat adalah dengan 4 tahap kunci komponen komunikasi

organisasi, yaitu planning, organizing, actuating, and controlling.

Perencanaan meliputi penentuan sasaran literasi media, pesan yang

disampaikan, pengkajian tujuan, media yang digunakan dan

optimalisasi sumber daya manusia dalam IMIKI. Pengorganisasian

meliputi tim dalam kegiatan literasi media. Pelaksanaan literasi media

yang dilakukan dengan cara penyuluhan atau sosialisasi. Pengawasan

yang dilakukan dengan cara pemberian nomor pengaduan dari pihak

KPID Jatim kepada masyarakat dan juga kontak dari masyarakat untuk

memantau perubahan setelah literasi media.

2. Aktivitas yang dilakukan oleh IMIKI dalam literasi media dengan

penyuluhan atau sosialisasi. Sosialisasi literasi dibagi menjadi dua,

literasi di kampung-kampung dan sosialisasi di tempat-tempat umum

yang sering ramai dikunjungi oleh masyarakat. Komunikasi dua arah

ini membuat masyarakat dan anggota IMIKI saling timbal balik

(feedback).

3. Evaluasi yang dilakukan oleh IMIKI untuk literasi media adalah


(3)

103

dalam jalannya literasi media. Tanggapan masyarakat juga dijadikan

masukan untuk mengevaluasi kegiatan literasi kedepannya.

Dari penjelasan diatas bila dihubungkan dengan perspektif dalam Al Qur’an, strategi komunikasi yang dilakukan oleh IMIKI untuk literasi media kepada masyarakat terdapat pada Surah Surat Al-Hasyr, ayat 18

yang berbunyi :

“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk

hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”82

B. Rekomendasi

Dalam penelitian strategi komunikasi organisasi Ikatan Mahasiswa

Ilmu Komunikasi Indonesia untuk literasi media pada masyarakat

memiliki klasifikasi sudut pandang yang mempengaruhi fenomena

penelitian dalam pembahasan lebih komplek. Sehingga penelitian akan

dapat membantu pemahaman dalam konteks pembelajaran dan pengajaran

bagi progam studi, institut yang terkait, dan masyarakat pada umumnya

dalam studi kasus mengenai fenomena sehingga menemukan

82

( QS. Al-Hasyr, ayat 18) dikutip dari http://tafsirq.com/59-al-hasyr/ayat-18, pada hari Minggu, tanggal 31 Juli 2016, pukul 18:05 WIB


(4)

104

temuan penelitian yang lebih spesifik dengan beberapa faktor-faktor yang

berbeda.

1. Saran yang diberikan oleh peneliti untuk masyarakat adalah:

1. Masyarakat lebih bisa menjadi pengguna media yang baik

dengan meningkatkan pengetahuan tentang media.

2. Masyarakat menjadi cerdas dalam bermedia, dengan melihat

konten-konten media yang layak.

2. Saran yang diberikan peneliti untuk pihak Universitas Islam Negeri

Sunan Ampel Surabaya, adalah :

1. Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

Sunan Ampel Surabaya dapat menjadikan penelitian ini

sebagai studi pustaka saat ingin melakukan penelitian yang

masih berhubungan.

2. Untuk data kepustakaan, hendaknya referensi yang ada

diperpustakaan lebih ditambah buku tentang strategi

komunikasi.

3. Saran yang diberikan peneliti untuk penelitian selanjutnya :

Untuk penelitian selanjutnya tentang strategi komunikasi,

sebaiknya lebih diperbanyak referensi buku sebelum terjun ke


(5)

105

DAFTAR PUSTAKA

Anisah Fitriah, Elis. 2014. Psikologi Sosial Terapan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Baran, Stanley J. 2010. Pengantar Komunikasi Massa: Literasi Media dan

Budaya. Jakarta : Salemba Humanika.

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Drs. N. Daldjoeni. 1997. Seluk Beluk Masyarakat Kota. Bandung : P.T Alumni. Echols, John M and Shadily, Hassan. 2000. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama.

Effendi, Onong Uchyana. 2000. Ilmu, Teori, Dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Effendy, Onong Uchjana. 2013. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Fitriah, Elis Anisah. 2014. Psikologi Sosial Terapan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Hamijoyo, Santoso S. 2005. Komunikasi Partisipatoris. Bandung: Humaniora.

Liliweri, Alo. 2014. Sosiologi & Komunikasi organisasi. Jakarta : Pt Bumi Aksara.

Masduki. dan Nazaruddin, Muzayin,. 2008. Media, Jurnalisme dan Budaya

Populer. Yogyakarta : Program Studi Ilmu Komunikasi Uniuversitas Islam

Indonesia & UII Press.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Penerbit PT Remaja Rosdakarya Offset.

Muhammad, Arni. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT Bumi Aksara. Nasution, Zulkarimen. 2004. Komunikasi Pembangunan: Pengenala Teori Dan


(6)

106

Poerwaningtias, Intania. dan Rianto, Puji dkk,. 2013. Model-model Gerakan

Literasi Media dan Pemantauan Media di Indonesia. Yogyakarta : Pusat

Kajian Media dan Budaya Populer.

Ruliana, Poppy. 2014. Komunikasi Organisasi : Teori dan Studi Kasus. Jakarta : Rajawali Pers.

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung : Alfabeta.

Suprapto, Tommy. 2000. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta : Media Pressindo.

Sutarman. 2009. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta : PT Bumi Aksara. Terry, George. 2012. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara. Wirartha, I Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: C.V

Andi Offset.

Sumber Jurnal : eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 1, 2013: 429-430 dipublikasikan oleh Christa Hana Olivia.

Dikutip dari http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1956775-evaluasi-dalam-islam/pada hari Jum’at, tanggal 12 Agustus 2016 pukul 10.30 Wib.


Dokumen yang terkait

Efektivitas Komunikasi Interpersonal Melalui Media Facebook Terhadap Kepuasan Interaksi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

4 24 232

Urgensi Literasi Komunikasi Dalam Pengembangan Tes Kompetensi Berbahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Asing

0 5 6

Kesadaran Kritis Mahasiswa Terhadap Media Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Tentang Kesadaran Kritis Mahasiswa Ilmu Komunikasi USU Terhadap Media Sosial)

4 27 110

Kesadaran Kritis Mahasiswa Terhadap Media Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Tentang Kesadaran Kritis Mahasiswa Ilmu Komunikasi USU Terhadap Media Sosial)

0 1 7

Kesadaran Kritis Mahasiswa Terhadap Media Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Tentang Kesadaran Kritis Mahasiswa Ilmu Komunikasi USU Terhadap Media Sosial)

0 0 2

Kesadaran Kritis Mahasiswa Terhadap Media Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Tentang Kesadaran Kritis Mahasiswa Ilmu Komunikasi USU Terhadap Media Sosial)

0 1 6

Kesadaran Kritis Mahasiswa Terhadap Media Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Tentang Kesadaran Kritis Mahasiswa Ilmu Komunikasi USU Terhadap Media Sosial)

3 4 27

Kesadaran Kritis Mahasiswa Terhadap Media Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Tentang Kesadaran Kritis Mahasiswa Ilmu Komunikasi USU Terhadap Media Sosial)

0 0 2

Kesadaran Kritis Mahasiswa Terhadap Media Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Tentang Kesadaran Kritis Mahasiswa Ilmu Komunikasi USU Terhadap Media Sosial)

0 0 22

TEORI KOMUNIKASI LITERASI MEDIA TELEVISI

0 0 7