Analisa Pengaruh Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian Produk Tata Rias Oriflame di Universitas Kristen Maranatha Bandung.

(1)

ABSTRACT

Oriflame is a brand of makeup products by company Oriflame Cosmetics, a company that produces makeup products, which are located in Sweden. In its marketing strategy, company Oriflame promotion strategy by the Multi Level Marketing. Promotion is done is by using word of mouth communications. Based on the background as well as phenomena that exist, the authors conducted research to find out how big the influence of word of mouth on product purchasing decisions cosmetology student Oriflame at Maranatha Christian University Bandung. Results for the 140 respondents indicated that word of mouth has positive influence on purchase decisions cosmetology Oriflame products at Maranatha Christian University students, and word of mouth factor influencing purchase decisions at 13.3% and the remaining 86.7% influenced by other factors. Keywords: makeup product, promotional strategy, word of mouth, the purchase decision.


(2)

ABSTRAK

Oriflame adalah merek produk tata rias oleh perusahaan Oriflame Cosmetics, perusahaan yang memproduksi produk tata rias, yang berlokasi di Swedia. Dalam strategi pemasarannya, perusahaan Oriflame melakukan strategi promosi dengan cara Multi Level Marketing. Promosi yang dilakukan adalah dengan menggunakan komunikasi dari mulut ke mulut. Berdasarkan latar belakang serta fenomena yang ada, maka penulis mengadakan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh word of mouth terhadap keputusan pembelian produk tata rias Oriflame pada mahasiswa Universitas Kristen Maranatha Bandung. Hasil penelitian pada 140 responden menunjukan bahwa word of mouth berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan pembelian produk tata rias Oriflame pada mahasiswa Universitas Kristen Maranatha, dan faktor word of mouth memengaruhi keputusan pembelian sebesar 13.3% dan sisanya 86.7% dipengaruhi oleh faktor lain.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN ... . ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... . iii

KATA PENGANTAR... v

ABSTRACT... vii

ABSTRAK... . viii

DAFTAR ISI... .ix

DAFTAR GAMBAR ...xiii

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR TAMPILAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi masalah... 5

1.3. Tujuan Penelitian... 5

1.4. Manfaat Penelitian... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS...6

2.1. Komunikasi ... 6

2.1.1. Pentingnya Komunikasi ...6

2.1.2. Model Komunikasi ...7

2.1.3. Word of Mouth / Komunikasi dari Mulut ke Mulut ...11

2.1.4. Sifat Word of Mouth ...12

2.1.5. Faktor – faktor yang Memotivasi Terjadinya Word of Mouth...14


(4)

2.1.7. Opinion Leaders ...16

2.1.8. Cara Mengembangkan Saluran Referensi dari Mulut ke Mulut untuk Membangun Bisnis ...18

2.2. Keputusan Pembelian ...20

2.2.1 Proses Keputusan Pembelian ...20

2.3. Kerangka Pemikiran ...23

2.4. Hipotesis ...28

BAB III METODE PENELITIAN...29

3.1. Objek Penelitian ...29

3.2. Jenis Penelitian...30

3.3. Populasi...30

3.4. Definisi Operasional Variabel...31

3.5. Sampel ...33

3.6. Teknik Pengambilan Sampel ...33

3.7. Teknik Pengumpulan Data...34

3.7.1. Prosedur Pengumpulan Data ...34

3.7.2. Skala Pengukuran ...35

3.8. Teknik Analisa Data ...35

3.8.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ...35

3.8.2. Analisis Regresi Sederhana ...37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...………...39

4.1. Hasil Pretest...39

4.2. Karakteristik Responden...40

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...40

4.3. Pernyataan Responden Mengenai Komunikasi Word of Mouth...41


(5)

4.3.2. Pernyataan Responden Terhadap Komunikasi Word of Mouth 2...42

4.3.3. Pernyataan Responden Terhadap Komunikasi Word of Mouth 3...43

4.3.4. Pernyataan Responden Terhadap Komunikasi Word of Mouth 4...44

4.3.5. Pernyataan Responden Terhadap Komunikasi Word of Mouth 5...46

4.4. Pernyataan Keputusan Pembelian Konsumen...47

4.4.1. Pernyataan Responden Terhadap Keputusan Pembelian 1 ...47

4.4.2. Pernyataan Responden Terhadap Keputusan Pembelian 2 ...48

4.4.3. Pernyataan Responden Terhadap Keputusan Pembelian 3 ...49

4.4.4. Pernyataan Responden Terhadap Keputusan Pembelian 4 ...50

4.4.5. Pernyataan Responden Terhadap Keputusan Pembelian 5 ...52

4.4.6. Pernyataan Responden Terhadap Keputusan Pembelian 6 ...53

4.4.7. Pernyataan Responden Terhadap Keputusan Pembelian 7 ...54

4.5. Uji Instrumen...55

4.5.1. Uji validitas ...55

4.5.2. Uji Reliabilitas ...56

4.6. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan...58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...60

5.1. Kesimpulan ...60

5.2. Saran...61


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Two – Step Flow Model...14

Gambar 2 Multistep – Flow Model ...15


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel I Definisi Operasional Variabel………..…...32

Tabel II Pre - Test………39

Tabel III Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………..……...40

Tabel IV Pernyataan Responden Terhadap Komunikasi Word of Mouth 1……...41

Tabel V Pernyataan Responden Terhadap Komunikasi Word of Mouth 2……...42

Tabel VI Pernyataan Responden Terhadap Komunikasi Word of Mouth 3...43

Tabel VII Pernyataan Responden Terhadap Komunikasi Word of Mouth 4……...44

Tabel VIII Pernyataan Responden Terhadap Komunikasi Word of Mouth 5……...45

Tabel IX Pernyataan Responden Terhadap Keputusan Pembelian 1………...46

Tabel X Pernyataan Responden Terhadap Keputusan Pembelian 2………...48

Tabel XI Pernyataan Responden Terhadap Keputusan Pembelian 3………...49

Tabel XII Pernyataan Responden Terhadap Keputusan Pembelian 4………….…...50

Tabel XIII Pernyataan Responden Terhadap Keputusan Pembelian 5…………...51

Tabel XIV Pernyataan Responden Terhadap Keputusan Pembelian 6…………...52

Tabel XV Pernyataan Responden Terhadap Keputusan Pembelian………...53

TABEL XVI Hasil Uji Validitas………...55

Tabel XVII Pengujian Reliabilitas………...56

Tabel XVIII Model Summary……….…...57


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Kuesioner Pre–test

Lampiran B Tabulasi Pre–test

Lampiran C Kuesioner

Lampiran D Data Frequensi

Lampiran E Uji Validitas

Lampiran F Uji Reliabilitas


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi bahwa pengusaha di Indonesia berlomba–lomba untuk memberikan produk yang terbaik bagi konsumennya lebih dari pesaingnya, baik berupa jasa maupun berupa barang. Sudah menjadi sebuah hukum alam bahwa suatu industri yang memiliki produk yang laku dan diminati pasar pasti akan mempunyai banyak pesaing. Persaingan yang terjadi saat ini menuntut pihak perusahaan untuk lebih berorientasi pada konsumen, sehingga perusahaan perlu mempersiapkan strategi pemasaran yang efektif. Selain itu perusahaan juga harus lebih menekankan untuk mempertahankan konsumen dan bukan hanya sekedar mendapatkan konsumen yang baru. Perusahaan juga harus memperluas bauran tawaran mereka dalam upaya untuk mendapatkan pangsa pelanggan dan bukan hanya pangsa pasar.

Begitu pula dengan persaingan di dunia kosmetik, tidak hanya perusahaan kosmetik dalam negeri saja yang bersaing, namun produk dalam negeri bersaing pula dengan produk luar negeri. Perusahaan kosmetik berlomba–lomba untuk menarik konsumen sebanyak–banyaknya dengan promosi yang gencar, dengan tujuan memberikan kepuasan kepada konsumen dan untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaannya.

Merek produk kosmetik saat ini sudah banyak yang beredar dipasaran, seperti Mustika Ratu, Sari Ayu, Body Shop dan merek kosmetik lainnya, yang masing–


(10)

masing mempunyai daya tarik tersendiri sehingga konsumen sulit dalam menentukan pilihan. Kenyataan ini membuat pihak produsen berusaha menarik dan menumbuhkan keyakinan pada konsumen agar dapat menyenangi jenis produknya dibandingkan dengan produk sejenis yang diproduksi oleh produsen lain. Upaya ini perlu karena masyarakat secara umum dipandang mudah menerima beragam informasi dengan cepat (over communicated). Untuk itu diperlukan strategi memadai yang dapat menyebarkan informasi seluas mungkin dan merangsang orang untuk memakainya. Produk-produk yang telah memiliki merek yang sudah diketahui banyak masyarakat tentu akan memberikan suatu keuntungan bagi perusahaan tersebut.

Keputusan seorang konsumen dalam membeli suatu produk dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan (perceived risk). Konsumen cenderung mengandalkan informasi dari mulut ke mulut untuk mengurangi resiko pembelian. Level tertinggi dari manajemen pelanggan adalah: "pelanggan dari mulut ke mulut", karena dari mulut ke mulut dapat memungkinkan pelanggan untuk menghasilkan nilai bisnis yang lebih besar, sejak jaman kuno, dari mulut ke mulut telah menjadi bentuk komunikasi yang sangat kuat.

Menurut Jurnal Manajemen (No.71/1991), pengambilan keputusan konsumen pada saat ini lebih kompleks dibandingkan sebelumnya. Konsumen memperoleh informasi yang banyak tentang suatu produk melalui iklan, direct mailing, personal sellingyang dilakukan perusahaan dengan cara word of mouth. Sedangkan informasi mengenai produk dan sarana penjualan lainnya kepada konsumen juga hendaknya tidak statis melainkan secara kreatif disampaikan dengan variasi menyegarkan.


(11)

Komunikasi dari mulut ke mulut juga dilakukan oleh perusahan tata rias Oriflame, Oriflame memberikan informasi secara kreatif dengan memakai buku katalog untuk setiap produk yang dijual pada edisi setiap bulannya. Menurut Bunda (http://oriflame.bundadirumah.com/sejarah-oriflame.html, 27 September 2010), perusahaan Oriflame merupakan perusahaan multilevel, bergerak dalam bidang kosmetika yang berasal dari Swedia. Perusahaan Oriflame telah berdiri tahun 1967 dan telah memproduksi produk kosmetika selama 43 tahun mengembangkan formulasi yang aman, efektif, serta dengan wewangian yang lembut, Oriflame merupakan pelopor “tidak diuji cobakan pada hewan”, jauh sebelum industri lain melakukan hal ini. Oriflame mengembangkan dan memulai sebuah metode penjualan langsung dimana Sales Consultant yang terlatih langsung dengan melakukan komunikasi Word of Mouth yang bertujuan untuk membangun citra produk. Consultant membawa produk langsung ke rumah pelanggan mereka. Orang senang untuk membeli produk kecantikan alami yang langsung ditunjukkan kepada mereka oleh seorang teman yang telah mereka kenal dan percaya. Para Consultant memberikan saran dan kesempatan untuk mencoba produk sebelum membelinya. Jika pelanggan tidak puas, Oriflamemenawarkan garansi uang kembali.

Menurut Megawati (Bandung, 26 September 2010) yang berprofesi sebagai konsultan Oriflame, perusahaan Oriflame memiliki beragam cara promosi, misalnya dengan brosur, media cetak, media iklan, word of mouth dan lain–lain. Namun Oriflame mempertahankan memakai metode promosi word of mouthdan penyebaran katalog melalui konsultan adalah cara promosi terbaik untuk produknya. Dan cara itulah yang menjadi cara utama dalam melakukan promosi produk tata rias Oriflame.


(12)

of mouthyang dilakukan oleh konsultan maupun konsumen itu sendiri, dan 24% dari penyebaran katalog, sisanya dipengaruhi oleh promosi lainnya.

Peneliti memilih produk tata rias Oriflame karena peneliti sudah menyebar 100 kuesioner kepada responden dengan pertanyaan sebagai berikut: “Di bawah ini produk tata rias manakah yang muncul dalam benak Anda pertama kali, yang promosi penjualannya menggunakan word of mouth (komunikasi dari mulut ke mulut)?”. Dari 5 pilihan yaitu Mustika Ratu, Sari Ayu, Body Shop, Oriflame, dan Face Shop, maka saya mendapatkan 39% jawabannya adalah Oriflame, untuk itu saya memilih produk Oriflame sebagai objek dalam penelitian ini.

Penelitian ini dilakukan di Universitas Kristen Maranatha. Di samping peneliti sendiri adalah mahasiswi kampus tersebut, Universitas Kristen Maranatha dirasa tempat yang paling tepat oleh peneliti sebagai tempat untuk mengumpulkan data. Dalam hal ini karena peneliti lebih mudah memilih orang–orang yang peneliti butuhkan sebagai sampel, dan juga memudahkan peneliti memberikan penjelasan terhadap kuesioner yang disebarkan, serta mereka mudah menanggapi maksud peneliti dan tujuan dari penyebaran kuesioner ini. Selain itu, peneliti dapat mengetahui bagaimana budaya konsumsi dan karakteristik dari pemberi pengaruh pada mahasiswa Universitas Kristen Maranatha dalam membeli produk Oriflame.

Berdasarkan kondisi di atas peneliti ingin mengetahui apakah Word of Mouth (WOM) memengaruhi konsumen dalam memutuskan untuk membeli produk Oriflame. Untuk itu penulis mengadakan penelitian tentang “Analisa Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Produk Tata Rias Oriflame di Universitas Kristen Maranatha, Bandung”.


(13)

1.2.Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin mengemukakan masalah mengenai:

Apakah Word of Mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk tata rias Oriflame di Universitas Kristen Maranatha, Bandung?

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini:

Untuk menganalisis apakah Word of Mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk tata rias Oriflame di Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

1.4.Manfaat Penelitian

Bagi mahasiswa: diharapkan dapat menerapkan teori yang telah didapat dibangku kuliah kedalam praktek sesungguhnya.

Bagi perusahaan: diharapkan perusahaan dapat memotivasi dan mendorong Consultantnya dalam melakukan komunikasi Word of Mouth guna meningkatkan penjualan produk tata rias Oriflame dan diharapkan Consultantuntuk lebih meningkatkan kinerjanya.


(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan dengan judul “Analisa Pengaruh Word of MouthTerhadap Keputusan Pembelian Produk Tata Rias Oriflame di Universitas Kristen Maranatha, Bandung” maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh komunikasi word of mouth terhadap pengambilan keputusan pembelian produk tata rias Oriflame pada mahasiswa Universitas Kristen Maranatha. Hal ini menandakan semakin banyak informasi yang didapat oleh konsumen mengenai produk tata rias Oriflame yang promosinya dilakukan secara word of mouth, maka konsumen memiliki kepercayaan lebih, karena sudah mendapat rekomendasi dari orang–orang yang dapat mereka percaya.

2. Semakin menarik produk–produk yang ditawarkan Oriflame melalui katalog dan konsultannya, dan produknya semakin up to date sesuai dengan mode saat ini, maka semakin loyal mahasiswa/i Universitas Kristen Maranatha untuk membeli produk dan secara tidak langsung akan merekomendasikan produk tata rias Oriflame kepada teman, saudara, kerabat, dan keluarga untuk membeli produk Oriflame, atau bisa juga bergabung dengan perusahaan Oriflame untuk menjadi konsultan.


(15)

3. Semakin kreatif konsultan Oriflame menyampaikan produk baru Oriflame melalui promosi word of mouth dan katalog, maka semakin menarik perhatian mahasiswa/i Universitas Kristen Maranatha untuk membeli dan memakai produk tata rias Oriflame.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis dapat memberikan ide atau masukan kepada perusahaan Oriflame dalam memproduksi dan memasarkan produk tata rias Oriflame, yaitu:

1. Disarankan untuk tetap mempertahankan produk best seller, agar konsumen tidak kecewa pada saat ingin membeli produk yang konsumen cari. Karena setiap bulan keluar katalog baru, maka dengan selera konsumen yang beragam, perusahaan Oriflame harus pintar dalam memilih produk yang sesuai selera konsumen dan sesuai dengan kebutuhan. Namun bukan berarti produk best seller menjadi hambatan dalam inovasi produk tata rias Oriflame. Karena selera konsumen yang berubah, produk yang diproduksi pun dapat berubah mengikuti perkembangan modenya.

2. Disarankan agar perusahaan Oriflame Kosmetik meningkatkan kinerja konsultan dalam mempromosikan produk tata rias Oriflame melalui media promosi word of mouth, sehingga konsumen yang menerima katalog baru tidak kebingungan dalam memilih produk. Dengan adanya kinerja yang baik dari tiap–tiap konsultan, maka konsumen


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Assael, Henry. (1998). Consumen Behaviour and Maketing Action, 6• • Edition, by South Western College Publishing.

Bunda (27 September 2010). Sejarah Oriflame, http://oriflame.bundadirumah.com/sejarah-oriflame.html

Curtis, Dan B: Floyd, James J; Winsor, Jerry L. (1996). Komunikasi Bisnis dan Profesional, 1th Edition, PT Rosda Jayaputra, Jakarta.

Darmmesta, S.B, & Handoko, HT. (2000). Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen. Yogyakarta : BPFE – YOGYAKARTA.

Februadi A., Kusdibyo L. (2003). “Efek Komunikasi Dari Mulut ke Mulut Terhadap Sikap dan Kemungkinan Membeli“, Jurnal Kajian Bisnis.

Indriantoro, Nur, dan Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE UGM Info Bank, No.337, Edisi April 2007 Jamal, Ahmad and Naser Kamal, 2002.

Jogiyanto. 1995. Analisi dan Disain Sistem Informasi. Yogyakarta. Andi Offset. Kerlinger, Fred N. (1990). Asas-asas Penelitian Behavorial. Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta.

Kotler, P., & Amstrong, G. (1997). Dasar –dasar pemasaran. Jakarta:Prehallindo. Kotler, Philip. (1987). Dasar–dasar Pemasaran, 3th Edition, Jilid 2, CV Intermedia, Jakarta.

___________ (1997). Manajemen Pemasaran, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 1&2, Prehallindo, Jakarta.

___________ (2002). Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jilid 1, Prehallindo, Jakarta.

Maholtra, Naresh K. Basic Marketing Research, New Jersey: Pearson Education, Inc, 2002.

Martin D, Windsor J. (17 Juni 2009). Understanding The Relevance of Human Acclomatisation to High Altitude Hypoxia. Journal Manajemen vol. 84, 2008. Michael Cafferkym (10 September 2010). Word–of–Mouth Marketing Tips,


(17)

Nessim Hanna, Richard Wozniach. (2001). Consumer Behaviour an Applied Approach.

Radiosunu. (1986). Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Analisis, 2nd Edition, BPFE, Yogyakarta.

Saladin, Djaslim. (2003). Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran, Cetakan Ketiga, Linda Karya, Bandung.

Santoso, Singgih; Tjiptono, Fandy. (2001). Riset Pemasaran,PT. Gramedia, Jakarta. Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Bisnis. Cetakan 4, CV. Alpha Betha, Bandung. Sutisna, SE. ME. (2001). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Bandung.

Sumanto. (2002). Pembahasan terpadu statistika dan Metodologi Riset, edisi 3. Andi, Yogyakarta.

Supratiknya. (2003). Komunikasi Antar Pribadi, Kanisius, Yogyakarta.

Syaifuddin. (2001). Reliabilitas dan Validitas, cetakan 3, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.


(1)

of mouthyang dilakukan oleh konsultan maupun konsumen itu sendiri, dan 24% dari penyebaran katalog, sisanya dipengaruhi oleh promosi lainnya.

Peneliti memilih produk tata rias Oriflame karena peneliti sudah menyebar 100 kuesioner kepada responden dengan pertanyaan sebagai berikut: “Di bawah ini produk tata rias manakah yang muncul dalam benak Anda pertama kali, yang promosi penjualannya menggunakan word of mouth (komunikasi dari mulut ke mulut)?”. Dari 5 pilihan yaitu Mustika Ratu, Sari Ayu, Body Shop, Oriflame, dan Face Shop, maka saya mendapatkan 39% jawabannya adalah Oriflame, untuk itu saya memilih produk Oriflame sebagai objek dalam penelitian ini.

Penelitian ini dilakukan di Universitas Kristen Maranatha. Di samping peneliti sendiri adalah mahasiswi kampus tersebut, Universitas Kristen Maranatha dirasa tempat yang paling tepat oleh peneliti sebagai tempat untuk mengumpulkan data. Dalam hal ini karena peneliti lebih mudah memilih orang–orang yang peneliti butuhkan sebagai sampel, dan juga memudahkan peneliti memberikan penjelasan terhadap kuesioner yang disebarkan, serta mereka mudah menanggapi maksud peneliti dan tujuan dari penyebaran kuesioner ini. Selain itu, peneliti dapat mengetahui bagaimana budaya konsumsi dan karakteristik dari pemberi pengaruh pada mahasiswa Universitas Kristen Maranatha dalam membeli produk Oriflame.

Berdasarkan kondisi di atas peneliti ingin mengetahui apakah Word of Mouth (WOM) memengaruhi konsumen dalam memutuskan untuk membeli produk Oriflame. Untuk itu penulis mengadakan penelitian tentang “Analisa Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Produk Tata Rias Oriflame di Universitas Kristen Maranatha, Bandung”.


(2)

1.2.Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin mengemukakan masalah mengenai:

Apakah Word of Mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk tata rias Oriflame di Universitas Kristen Maranatha, Bandung?

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini:

Untuk menganalisis apakah Word of Mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk tata rias Oriflame di Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

1.4.Manfaat Penelitian

Bagi mahasiswa: diharapkan dapat menerapkan teori yang telah didapat dibangku kuliah kedalam praktek sesungguhnya.

Bagi perusahaan: diharapkan perusahaan dapat memotivasi dan mendorong Consultantnya dalam melakukan komunikasi Word of Mouth guna meningkatkan penjualan produk tata rias Oriflame dan diharapkan Consultantuntuk lebih meningkatkan kinerjanya.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan dengan judul “Analisa Pengaruh Word of MouthTerhadap Keputusan Pembelian Produk Tata Rias Oriflame di Universitas Kristen Maranatha, Bandung” maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh komunikasi word of mouth terhadap pengambilan keputusan pembelian produk tata rias Oriflame pada mahasiswa Universitas Kristen Maranatha. Hal ini menandakan semakin banyak informasi yang didapat oleh konsumen mengenai produk tata rias Oriflame yang promosinya dilakukan secara word of mouth, maka konsumen memiliki kepercayaan lebih, karena sudah mendapat rekomendasi dari orang–orang yang dapat mereka percaya.

2. Semakin menarik produk–produk yang ditawarkan Oriflame melalui katalog dan konsultannya, dan produknya semakin up to date sesuai dengan mode saat ini, maka semakin loyal mahasiswa/i Universitas Kristen Maranatha untuk membeli produk dan secara tidak langsung akan merekomendasikan produk tata rias Oriflame kepada teman, saudara, kerabat, dan keluarga untuk membeli produk Oriflame, atau bisa juga bergabung dengan perusahaan Oriflame untuk menjadi konsultan.


(4)

3. Semakin kreatif konsultan Oriflame menyampaikan produk baru Oriflame melalui promosi word of mouth dan katalog, maka semakin menarik perhatian mahasiswa/i Universitas Kristen Maranatha untuk membeli dan memakai produk tata rias Oriflame.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis dapat memberikan ide atau masukan kepada perusahaan Oriflame dalam memproduksi dan memasarkan produk tata rias Oriflame, yaitu:

1. Disarankan untuk tetap mempertahankan produk best seller, agar konsumen tidak kecewa pada saat ingin membeli produk yang konsumen cari. Karena setiap bulan keluar katalog baru, maka dengan selera konsumen yang beragam, perusahaan Oriflame harus pintar dalam memilih produk yang sesuai selera konsumen dan sesuai dengan kebutuhan. Namun bukan berarti produk best seller menjadi hambatan dalam inovasi produk tata rias Oriflame. Karena selera konsumen yang berubah, produk yang diproduksi pun dapat berubah mengikuti perkembangan modenya.

2. Disarankan agar perusahaan Oriflame Kosmetik meningkatkan kinerja konsultan dalam mempromosikan produk tata rias Oriflame melalui media promosi word of mouth, sehingga konsumen yang menerima katalog baru tidak kebingungan dalam memilih produk. Dengan adanya kinerja yang baik dari tiap–tiap konsultan, maka konsumen


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Assael, Henry. (1998). Consumen Behaviour and Maketing Action, 6• • Edition, by South Western College Publishing.

Bunda (27 September 2010). Sejarah Oriflame,

http://oriflame.bundadirumah.com/sejarah-oriflame.html

Curtis, Dan B: Floyd, James J; Winsor, Jerry L. (1996). Komunikasi Bisnis dan Profesional, 1th Edition, PT Rosda Jayaputra, Jakarta.

Darmmesta, S.B, & Handoko, HT. (2000). Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen. Yogyakarta : BPFE – YOGYAKARTA.

Februadi A., Kusdibyo L. (2003). “Efek Komunikasi Dari Mulut ke Mulut Terhadap Sikap dan Kemungkinan Membeli“, Jurnal Kajian Bisnis.

Indriantoro, Nur, dan Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE UGM Info Bank, No.337, Edisi April 2007 Jamal, Ahmad and Naser Kamal, 2002.

Jogiyanto. 1995. Analisi dan Disain Sistem Informasi. Yogyakarta. Andi Offset. Kerlinger, Fred N. (1990). Asas-asas Penelitian Behavorial. Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta.

Kotler, P., & Amstrong, G. (1997). Dasar –dasar pemasaran. Jakarta:Prehallindo. Kotler, Philip. (1987). Dasar–dasar Pemasaran, 3th Edition, Jilid 2, CV Intermedia, Jakarta.

___________ (1997). Manajemen Pemasaran, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 1&2, Prehallindo, Jakarta.

___________ (2002). Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jilid 1, Prehallindo, Jakarta.

Maholtra, Naresh K. Basic Marketing Research, New Jersey: Pearson Education, Inc, 2002.

Martin D, Windsor J. (17 Juni 2009). Understanding The Relevance of Human Acclomatisation to High Altitude Hypoxia. Journal Manajemen vol. 84, 2008. Michael Cafferkym (10 September 2010). Word–of–Mouth Marketing Tips,


(6)

Nessim Hanna, Richard Wozniach. (2001). Consumer Behaviour an Applied Approach.

Radiosunu. (1986). Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Analisis, 2nd Edition, BPFE, Yogyakarta.

Saladin, Djaslim. (2003). Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran, Cetakan Ketiga, Linda Karya, Bandung.

Santoso, Singgih; Tjiptono, Fandy. (2001). Riset Pemasaran,PT. Gramedia, Jakarta. Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Bisnis. Cetakan 4, CV. Alpha Betha, Bandung. Sutisna, SE. ME. (2001). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Bandung.

Sumanto. (2002). Pembahasan terpadu statistika dan Metodologi Riset, edisi 3. Andi, Yogyakarta.

Supratiknya. (2003). Komunikasi Antar Pribadi, Kanisius, Yogyakarta.

Syaifuddin. (2001). Reliabilitas dan Validitas, cetakan 3, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Pembelian di Pasar Tradisional Pajak USU Jamin Ginting Medan

1 52 112

Analisis pengaruh promotional mix dan pengaruh word of mouth terhadap pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk asuransi jiwa

1 15 135

Analisis Pengaruh Word of Mouth, Marketing MIX (Produk, Harga. Promosi, dan Saluran Distribusi), dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Mobil Suzuki Swift (Studi kasus pada Swift Club Indonesia)

2 30 179

The Analysis of Influence Product Differentiation, Image Differentiation and Word of Mouth to Purchase Decision "Maichi" (Study Case: Consumer of Maichi Around UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 4 131

Analisis Pengaruh Inovasi Produk, Persepsi Harga, Lokasi dan Word Of Mouth Terhadap Proses Keputusan Pembelian Venus Bakery (Studi Kasus Pada Konsumen Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur)

0 17 203

Pengaruh Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha pada Situs Lazada.

1 5 20

Pengaruh Kualitas Produk Apple terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha Bandung.

0 0 24

Pengaruh Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian Produk Pot Meets Pop pada Mahasiswa di Universitas Kristen Maranatha.

0 1 21

Pengaruh Word of Mouth Marketing terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Pengguna Ponsel Blackberry di Universitas Kristen Maranatha).

0 1 20

Pengaruh Iklan Televisi Berseri Produk AXIS terhadap Keputusan Pembelian di Universitas Kristen Maranatha Bandung.

0 0 21